Anda di halaman 1dari 20

PENDAHULUAN

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman
TB, yaitu mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman TB menyerang paru,
tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. Anak lebih rentan terinfeksi
Mycobacterium tuberculosis penyebab TB. Hal tersebut antara lain disebabkan oleh:
sistem imunitas kekebalan tubuh yang belum sempurna, kontak erat dengan orang
de!asa penderita TB di sekitarnya (seperti: orang tua, kerabat dekat, pengasuh dan
sebagainya), kurangnya kesadaran orang tua untuk sedini mungkin melakukan
imunisasi dengan "aksin B#$ pada bayi baru lahir dan buruknya kualitas gi%i pada
sebagian bayi di &ndonesia.
(')
(iagnosis TB anak ditentukan berdasarkan gambaran klinis dan pemeriksaan
penunjang seperti uji tuberkulin, foto thoraks dan pemeriksaan laboratorium. Adanya
ri!ayat kontak dengan pasien TB de!asa BTA positif, uji tuberkulin positif, gejala
dan tanda sugestif TB, dan foto thoraks yang mengarah pada TB (sugestif TB),
merupakan dasar untuk menyatakan anak sakit TB.
(')
Sekitar sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi oleh )y*oba*terium
tuberkulosis. +ada tahun ',,-, diperkirakan ada , juta pasien TB baru dan . juta
kematian akibat TB diseluruh dunia. (iperkirakan ,-/ kasus TB dan ,0/ kematian
akibat TB didunia, terjadi pada negara1negara berkembang. +ada Tahun 2334, se*ara
global terdapat sekitar ,,2 juta kasus baru TB dan ',5 juta (2-'33.333) meninggal
karena TB. &ndia, #ina dan &ndonesia berkontribusi lebih dari -3/ dari seluruh kasus
TB yang terjadi di 22 negara dengan beban berat TB: &ndonesia menempati peringkat
ke1. setelah &ndia dan #ina. TB pada bayi dan anak adalah fenomena yang sangat
men*emaskan. 6umlah kasus TB pada bayi dan anak di &ndonesia sekitar seperlima
dari seluruh kasus TB.
(2)
1
Bayi lebih rentan terinfeksi Mycobacterium tuberculosis penyebab TB. Hal
tersebut antara lain disebabkan oleh: sistem imunitas atau kekebalan tubuh yang
belum sempurna, kontak erat dengan orang de!asa penderita TB di sekitarnya
(seperti: orang tua, kerabat dekat, pengasuh dan sebagainya), kurangnya kesadaran
orang tua untuk sedini mungkin melakukan imunisasi dengan "aksin B#$ pada bayi
baru lahir dan buruknya kualitas gi%i pada sebagian bayi di &ndonesia. (iagnosis TB
anak ditentukan berdasarkan gambaran klinis dan pemeriksaan penunjang seperti uji
tuberkulin, foto thoraks dan pemeriksaan laboratorium.
(.)
+ada tahun ',,-, diperkirakan ada , juta pasien TB baru dan . juta kematian
akibat TB diseluruh dunia. (iperkirakan ,-/ kasus TB dan ,0/ kematian akibat TB
didunia, terjadi pada negara1negara berkembang. +ada Tahun 2334, se*ara global
terdapat sekitar ,,2 juta kasus baru TB dan ',5 juta (2-'33.333) meninggal karena
TB. &ndia, #ina dan &ndonesia berkontribusi lebih dari -3/ dari seluruh kasus TB
yang terjadi di 22 negara dengan beban berat TB: &ndonesia menempati peringkat ke1
. setelah &ndia dan #ina. TB pada bayi dan anak adalah fenomena yang sangat
men*emaskan. 6umlah kasus TB pada bayi dan anak di &ndonesia sekitar seperlima
dari seluruh kasus TB.
(2)
Berikut ini disajikan sebuah kasus Tuberkulosis pada seorang pasien anak yang
dira!at di pa"iliun #atelia 7S8( 8ndata +alu.
2
KASUS
IDENTITAS PASIEN
9ama : An. 7:
8mur : 5 tahun
6enis kelamin : laki1laki
Alamat : 6ln. )aleo
Agama : &slam
Tanggal masuk : 2. 6anuari 23'; (23:.3)
ANAMNESIS
Keluhan utama : (emam
Riwayat Penyakit Sekarang :
+asien anak laki1laki masuk dengan keluhan demam. (emam naik turun yang
dialami sejak < 2 minggu yang lalu sebelum masuk rumah sakit. (emam *enderung
meningkat saat sore hari sampai pagi hari dan saat siang hari akan turun. Saat demam
tidak ada kejang, tidak ada sakit kepala, tidak menggigil, dan tidak ada pendarahan
dari hidung dan gusi. +asien juga mengalami batuk berlendir sejak < . minggu
sebelum masuk rumah sakit, tidak ada darah, tidak ada beringus dan tidak ada sesak
napas. Tidak ada mual, tidak ada muntah, dan nafsu makan menurun saat mulai sakit.
Buang air besar lan*ar. Buang air ke*il lan*ar dan tidak ada nyeri saat berkemih.
Tidak ada nyeri otot dan sendi.
Riwayat penyakit dahulu
+asien pernah dira!at di 7S8( 8ndata palu pada tahun 23'. dengan diagnosis
demam berdarah dengue.
3
Riwayat Penyakit keluarga
Tidak ada keluarga yang mengeluhkan penyakit serupa, namun ibu pasien
sementara mengkonsumsi pengobatan 4 bulan.
Riawayat S!"ial#Ek!n!mi
+asien tergolong keluarga menengah ke ba!ah dilihat dengan jalur pengobatan
menggunakan S=T).
Riwayat ke$ia"aan dan lingkungan
+asien tinggal serumah dengan ayah yang perokok.
Riwayat Kehamilan dan per"alinan
+asien lahir *ukup bulan se*ara spontan di 7S8( 8ndata +alu dengan Berat
Badan >ahir : 2033 gram dan +anjang badan lahir : ?.@
Anamne"i" Makanan
+asien mengkonsumsi AS& sampai . bulan, selanjutnya pasien mengkonsumsi
susus formula. 8sai 4 bulan pasien mengkonsumsi bubur saring. Saat ini ibu pasien
juga mengeluhkan penerunan nafsu makan
Riwayat Imuni"a"i
&munisasis dasar pasien lengkap.
PEMERIKSAAN %ISIK
=eadaan 8mum : Sakit Sedang
=esadaran : #ompos )entis
Berat badan : '0 kg
Tinggi badan : ''0 *m
Status $i%i (CDC) : $i%i =urang
A B '33 A 50,24 /
4
A B '33 A ,5,-/
A B '33 A 0-,5'/
Tanda &ital
Tekanan darah A ''353 mmHg
9adi A '23 Bmenit, reguler isi *ukup,kuat angkat
7espirasi A ;3 Bmenit
Suhu badan A .,,2
3
#
Kulit : Tidak sianosis, tidak ikterik, turgor C 2 detik, rumple leede (1),
patekie (1)
Kepala : 9ormo*ephal, rambut hitam, tidak mudah di*abut dan Dtorhea (1)
Mata : =onjungti"a pu*at (1), sklera ikterik (1), refleks kornea kesan
normal, refleks *ahaya normal.
Hidung : 7hinorrhea (1), epistaksis (1), pernapasan *uping hidung (1)
Mulut : faring tidak hiperemis, tidak ada *aries gigi, mukosa bu*al dalam
batas normal.
T!n"il : Tonsil T' T', tidak hiperemis.
Leher : +embesaran kelenjar getah bening (E) F ' *m, dan tidak ada
perbesaran kelenjar tiroid.
T!rak" : Bentuk simetris, tidak ada luka,dan jejas.
Paru#paru
&nspeksi : +ergerakan dinding dada simetris, tidak terlihat adanya massa.
+alpasi : Tidak teraba massa, tidak teraba krepitasi, tidak ada nyeri tekan,
"o*al Gremitus kanan sama dengan kiri.
+erkusi : Sonor pada lapang paru kanan dan kiri.
Auskultasi : Suara napas bronko"esikuler, ron*hi (11), !hee%ing (11).
5
'antung
&nspeksi : &*tus *ordis tidak terlihat.
+alpasi : &*tus *ordis teraba pada S&# H linea mid*la"i*ula sinistra.
+erkusi :
Batas atas 6antung : +arasternal sinistra S&# &&
Batas 6antung kanan : +arasternal deBtra S&# &H
Batas 6antung kiri : )id*la"i*ula sinistra S&# H
Auskultasi : Bunyi jantung &1&& murni regular, murmur (1), gallop (1).
A$d!men
&nspeksi : Tampak datar, tidak tampak sikatrik, dan tidak tampak massa.
Auskultasi : +eristaltik usus (E) kesan normal.
+erkusi : Timpani.
+alpasi : 9yeri tekan (1), hepar, dan lien tidak teraba.
(enitalia : Gimosis (1).
Angg!ta gerak : Akral hangat, kekuatan otot normal, tidak dijumpai edema.
Punggung : Tidak Skoliosis, >ordosis, kifosis, dan gibbus.
Re)lek" : Tidak ada kelainan.
PEMERIKSAAN PENUN'AN(
>aboratorium : *+ ,anuari *-./
(arah rutin :

7B# : ;,52 B '3


'2
> (normal) range normal : ;,3 I ;,, millmm
.

H#T : ., / (normal) range normal : .- I ;2 /

+>T : 200 B '3


,
> (normal) range normal : '-3 I ;33 B '3
.
mm
.
6

JB# : '',2 B '3


,
> (meningkat) range normal : -,3 I '3 B '3
.
mm
.

H$B : '.,2 H> (normal) range normal : '',- I ';,- gd>


SK0RIN( TU1ERKUL0SIS
'. 7i!ayat kontak dengan penderita TB : .
2. 8ji Tes Tuberkulin : Tidak dilakukan
.. Berat badan atau keadaan gi%i : '
;. (emam tanpa sebab yang jelas : '
-. Batuk : '
4. +embesaran kelenjar limfa : '
5. +embengkakan tulang atau sendi : 3
0. Goto thoraks : '
Total skor : 0
&nterpretasi : TB
Re"ume
+asien anak laki1laki masuk dengan keluhan demam. (emam naik turun yang
dialami sejak < 2 minggu yang lalu sebelum masuk rumah sakit. (emam *enderung
meningkat saat sore hari sampai pagi hari dan saat siang hari akan turun. +asien juga
mengalami batuk berlendir sejak < . minggu sebelum masuk rumah sakit. &bu pasien
sementara mengkonsumsi pengobatan 4 bulan dan pasien tinggal serumah dengan
ayah yang perokok. Skoring TB 0.
+emeriksaan tanda "ital didapatkan T( ''353 mmHg, 9adi '23Bmenit, reguler,
isi dan kuat angkat, 77 ;3 Bmenit, reguler, suhu .,,2
o
#. +embesaran kelenjar getah
bening (E) F ' *m. +ada pemeriksaan thoraks didapatkan suara napas "esikular.
DIA(N0SIS Tuberkulosis paru
TERAPI
7
&HG( 7> '4 tetesmenit
+ara*etamol Syr '23 mg - ml, . B'
'
2 *th
Saran Peng!$atan 0AT
&sonia%id '33 mg ' B ' tablet
7ifampisin .33 mg ' B ' tablet
+ira%inamid 2-3 mg ' B ' tablet
An,uran
Goto thoraB
8ji Tuberkulin
%0LL02 UP
Tanggal */3.3*-./
S : +anas (E), Batuk berlendir (E)
D: Tanda &ital : Tekanan darah : ,343
9adi : ''; kalimenit, reguler, kuat angkat
Suhu : .0,3K #
7espirasi : .0 kalimenit
=epala : 9ormo*ephal, rhinorhea (1), otorhea (1).
>eher : Garing tidak hiperemis, Tonsil T'1T' tidak hiperemis,
pembesaran kelenjar getah bening (teraba F ' *m)
8
ThoraB
Paru#paru
&nspeksi : +ergerakan dinding dada simetris, tidak ada massa.
+alpasi : Ho*al Gremitus kanan sama dengan kiri, nyeri tekan (1),
krepitasi (1)
+erkusi : Sonor pada lapang paru kanan dan kiri.
Auskultasi : Suara napas "esikuler, ron*hi (11), !hee%ing (11).
'antung
&nspeksi : &*tus *ordis tidak terlihat.
+alpasi : &*tus *ordis teraba pada S&# H linea mid*la"i*ula sinistra.
+erkusi :
Batas atas 6antung : +arasternal sinistra S&# &&
Batas 6antung kanan : +arasternal deBtra S&# &H
Batas 6antung kiri : )id*la"i*ula sinistra S&# H
Auskultasi : Bunyi jantung &1&& murni regular, tidak ada murmur.
A$d!men
&nspeksi : Tampak datar, tidak ada sikatrik.
Auskultasi : +eristaltik usus (E) kesan normal.
+erkusi : Timpani
+alpasi : 9yeri tekan epigastrik (1), Turgor kulit baik, hepar dan
lien tidak teraba.
Lkstremitas : Akral hangat, tidak ada edema.
$enitalia : Tidak ada fimosis.
+unggung, otot, refleB: Tidak ada kelainan
A: Tuberkulosis +aru
+ :
&HG( 7> '4 tetesmenit
+ara*etamol Syr '23 mg - ml, . B'
'
2 *th
Peng!$atan 0AT
&sonia%id '33 mg ' B ' tablet
7ifampisin .33 mg ' B ' tablet
+ira%inamid 2-3 mg ' B ' tablet
%0LL02 UP
Tanggal *43.3*-./
S : +anas (E), Batuk berlendir (E)
9
D: Tanda &ital : Tekanan darah : ,343
9adi : 03 kalimenit, reguler, kuat angkat
Suhu : .5,4K #
7espirasi : .0 kalimenit
=epala : 9ormo*ephal, rhinorhea (1), otorhea (1).
>eher : Garing tidak hiperemis, Tonsil T'1T' tidak hiperemis,
pembesaran kelenjar getah bening (teraba F ' *m)
ThoraB
Paru#paru
&nspeksi : +ergerakan dinding dada simetris, tidak ada massa.
+alpasi : Ho*al Gremitus kanan sama dengan kiri, nyeri tekan (1),
krepitasi (1)
+erkusi : Sonor pada lapang paru kanan dan kiri.
Auskultasi : Suara napas "esikuler, ron*hi (11), !hee%ing (11).
'antung
&nspeksi : &*tus *ordis tidak terlihat.
+alpasi : &*tus *ordis teraba pada S&# H linea mid*la"i*ula sinistra.
+erkusi :
Batas atas 6antung : +arasternal sinistra S&# &&
Batas 6antung kanan : +arasternal deBtra S&# &H
Batas 6antung kiri : )id*la"i*ula sinistra S&# H
Auskultasi : Bunyi jantung &1&& murni regular, tidak ada murmur.
A$d!men
&nspeksi : Tampak datar, tidak ada sikatrik.
Auskultasi : +eristaltik usus (E) kesan normal.
+erkusi : Timpani
+alpasi : 9yeri tekan epigastrik (1), Turgor kulit baik, hepar dan
lien tidak teraba.
Lkstremitas : Akral hangat, tidak ada edema.
$enitalia : Tidak ada fimosis.
+unggung, otot, refleB: Tidak ada kelainan
Ha"il )!t! R!ntgen : Adanya pembesaran kelenjar parahiler disertai adanya infiltrat
yang mungkin disebabkan oleh suatu proses spesifik.
10
A: Tuberkulosis +aru
+ :
&HG( 7> '4 tetesmenit
+ara*etamol Syr '23 mg - ml, . B'
'
2 *th
Peng!$atan 0AT
&sonia%id '33 mg ' B ' tablet
7ifampisin .33 mg ' B ' tablet
+ira%inamid 2-3 mg ' B ' tablet
%0LL02 UP
Tanggal *53.3*-./
S : +anas (1), Batuk berlendir (E)
D: Tanda &ital : Tekanan darah : '3353
9adi : ,0 kalimenit, reguler, kuat angkat
Suhu : .5,3K #
7espirasi : 20 kalimenit
=epala : 9ormo*ephal, rhinorhea (1), otorhea (1).
11
>eher : Garing tidak hiperemis, Tonsil T'1T' tidak hiperemis,
pembesaran kelenjar getah bening (teraba F ' *m)
ThoraB
Paru#paru
&nspeksi : +ergerakan dinding dada simetris, tidak ada massa.
+alpasi : Ho*al Gremitus kanan sama dengan kiri, nyeri tekan (1),
krepitasi (1)
+erkusi : Sonor pada lapang paru kanan dan kiri.
Auskultasi : Suara napas "esikuler, ron*hi (11), !hee%ing (11).
'antung
&nspeksi : &*tus *ordis tidak terlihat.
+alpasi : &*tus *ordis teraba pada S&# H linea mid*la"i*ula sinistra.
+erkusi :
Batas atas 6antung : +arasternal sinistra S&# &&
Batas 6antung kanan : +arasternal deBtra S&# &H
Batas 6antung kiri : )id*la"i*ula sinistra S&# H
Auskultasi : Bunyi jantung &1&& murni regular, tidak ada murmur.
A$d!men
&nspeksi : Tampak datar, tidak ada sikatrik.
Auskultasi : +eristaltik usus (E) kesan normal.
+erkusi : Timpani
+alpasi : 9yeri tekan epigastrik (1), Turgor kulit baik, hepar dan
lien tidak teraba.
Lkstremitas : Akral hangat, tidak ada edema.
$enitalia : Tidak ada fimosis.
+unggung, otot, refleB: Tidak ada kelainan
A: Tuberkulosis +aru
+ :
&HG( 7> '4 tetesmenit
Peng!$atan 0AT
&sonia%id '33 mg ' B ' tablet
7ifampisin .33 mg ' B ' tablet
+ira%inamid 2-3 mg ' B ' tablet
%0LL02 UP
12
Tanggal *63.3*-./
S : +anas (1), Batuk berlendir (E)
D: Tanda &ital : Tekanan darah : '3353
9adi : ,0 kalimenit, reguler, kuat angkat
Suhu : .5,3K #
7espirasi : 20 kalimenit
=epala : 9ormo*ephal, rhinorhea (1), otorhea (1).
>eher : Garing tidak hiperemis, Tonsil T'1T' tidak hiperemis,
pembesaran kelenjar getah bening (teraba F ' *m)
ThoraB
Paru#paru
&nspeksi : +ergerakan dinding dada simetris, tidak ada massa.
+alpasi : Ho*al Gremitus kanan sama dengan kiri, nyeri tekan (1),
krepitasi (1)
+erkusi : Sonor pada lapang paru kanan dan kiri.
Auskultasi : Suara napas "esikuler, ron*hi (11), !hee%ing (11).
'antung
&nspeksi : &*tus *ordis tidak terlihat.
+alpasi : &*tus *ordis teraba pada S&# H linea mid*la"i*ula sinistra.
+erkusi :
Batas atas 6antung : +arasternal sinistra S&# &&
Batas 6antung kanan : +arasternal deBtra S&# &H
Batas 6antung kiri : )id*la"i*ula sinistra S&# H
Auskultasi : Bunyi jantung &1&& murni regular, tidak ada murmur.
A$d!men
&nspeksi : Tampak datar, tidak ada sikatrik.
Auskultasi : +eristaltik usus (E) kesan normal.
+erkusi : Timpani
+alpasi : 9yeri tekan epigastrik (1), Turgor kulit baik, hepar dan
lien tidak teraba.
Lkstremitas : Akral hangat, tidak ada edema.
$enitalia : Tidak ada fimosis.
+unggung, otot, refleB: Tidak ada kelainan
13
A: Tuberkulosis +aru
+ :
&HG( 7> '4 tetesmenit
Peng!$atan 0AT
&sonia%id '33 mg ' B ' tablet
7ifampisin .33 mg ' B ' tablet
+ira%inamid 2-3 mg ' B ' tablet
Pasien meminta pulang dan dianjurkan untuk rawat jalan dan taat dalam
mengkonsumsi OAT.
DISKUSI
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman
TB, yaitu mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman TB menyerang paru,
tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. Bayi lebih rentan terinfeksi
Mycobacterium tuberculosis penyebab TB. (iagnosis TB anak ditentukan
berdasarkan gambaran klinis dan pemeriksaan penunjang seperti uji tuberkulin, foto
thoraks dan pemeriksaan laboratorium.
(2,;)
14
)asuknya basil tuberkulosis dalam tubuh tidak selalu menimbulkan penyakit .
terjadinya infeksi dipengaruhi oleh "irulensi dan banyaknya basil tuberkulosis serta
daya tahan tubuh manusia. +enularan kuman terjadi melalui udara. Hal ini disebabkan
kuman dibatukkan atau dibersinkan keluar menjadi droplet nu*lei dalam
udara.partikel infeksi ini dapat menetap '12 jam, tergantung pada ada tidaknya sinar
ultra "iolet, "entilasi yang buruk dan kelembaban. Basil Mycobakterium tuberculosis
sangat sulit dimatikan apabila telah mengkolonisasi saluran nafas ba!ah, maka tujuan
respon imun adalah lebih untuk mengepung dan mengisolasi basil bukan untuk
mematikannya. 7espon seluler melibatkan sel T dan magrofag1 basil tersebut.
(2,.,-)
=ompleks basil, magrofag, sel T dan jaringan fibrosa membungkus kompleks
makrofag I basil tersebut. =ompleks basil , magrofag, sel T dan jaringan parut
disebut tuberkel. Tuberkel yang pada akhirnya akan mengalami kalsifikasi dan
disebut kompleks $hon, yang dapat dilihat pada pemeriksaan sinar1M thoraks. Bila
kuman menetap dijaringan paru, ia tumbuh dan berkembang biak dalam sitoplasma
makrofag .=uman yang bersarang dijaringan paru akan menjadi fokus primer. Basil
tuberkulosis akan menyebar dengan *epat melalui kelenjar getah bening menuju ke
kelenjar regional yang kemudian akan mengalami reaksi eksudasi.
(.,-)
$ambaran klinis tuberkulosis primer lain ialah panas atau demam biasanya pagi
hari, malese, keringat malam, dispneu ringan, batuk purulent produktif kadang
disertai nyeri dada lebih dari tiga minggu sering dijumpai pada infeksi aktif,
anoreksia dan berat badan yang menurun, kadang1kadang dijumpai panas yang
menyerupai tifus abdominalis atau malaria yang disertai atau tanpa
hepatosplenomegali, oleh karena itu bila dijumpai panas seperti tifus abdominalis
pada bayi atau anak ke*il, harus difikirkan juga tuberkulosis sebagai penyebab panas
tersebut. Selain itu bila didapatkan ri!ayat kontak erat dengan penderita.
(4)
+ada kasus ini diagnosis TB ditegakan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik,
dan skoring TB, serta pemeriksaan laboratorium yang dilakukan. +ada skoring TB
didapatkan total skoring pasien 0 sehingga pasien harus mendapatkan pengobatan
Dbat Anti Tuberkulosis (DAT). +asien dengan jumlah skor N 4 harus ditatalaksana
sebagai pasien TB dan mendapat pengobatan DAT (Dbat Anti Tuberkulosis). (ari
15
anamnesis didapatkan adanya ri!ayat kontak, dimana ibu pasien menerima
pengobatan DAT selama 4 bulan.
+enurunan berat badan merupakan gejala umum yang sering dijumpai pada TB
paru pada anak. 8mumnya pasien TB anak mempunyai status gi%i kurang atau
bahkan gi%i buruk. (engan alasan tersebut, kriteria penurunan berat badan menjadi
penting. 9amun pada perhitungan status gi%i pasien dengan #(# belum terdapat
penurunan berat badan atau status gi%i yang kurang atau buruk
(5)
+enderita juga mengalami demam sejak 2 minggu yang lalu dan batuk berlendir
sejak . minggu yang lalu. (emam lebih dari 2 minggu yang tidak diketahui
penyababnya serta batuk lebih dari . minggu merupakan gejala1gejala tuberkulosis.
(5)
>imfadenitis biasanya merupakan komplikasi dini TB primer, umunya terjadi
dalam 4 bulan pertama setelah infeksi. Sebagian besar infeksi kelenjar limfe
superfisialis terjadi akibat penyebaran limfogen dan hematogen. +ada a!al perjalanan
penyakit TB, kuman TB yang men*apai aliran darah dapat bersarang disatu kelompok
atau lebih kelenjar limfe. (alam beberapa bulan, penyebaran hematogen dapat
terlihat dengan adanya pembesaran sementara (transient). Sebagian besar lesi di
kelenjar akan sembuh total, tetapi sebagian ke*il kuman TB tetap berkembang biak.
)anifestasi ini dapat terjadi bertahun1tahun kemudian. +ada penderita ini ditemukan
adanya pembesaran kelenjar getah bening F ' *m.
(-)
$ambaran foto 7ontgen toraks pada TB tidaklah khas, karena kelainan1kelainan
radiologis pada TB dapat juga dijumpai pada penyakit1penyakit lain. Sebaliknya foto
7ontgen toraks yang normal (tidak terdeteksi se*ara radiologis) tidak dapat
menyingkirkan diagnosis TB jika klinis dan pemeriksaan penunjang lainnya
mendukung. (engan demikian, pemeriksaan foto 7ontgen toraks saja tidak dapat
digunakan untuk mendiagnosis TB, ke*uali gambaran milier. +emeriksaan foto
7ontgen toraks penderita menunjukkan adanya pembesaran kelenjar parahiler disertai
adanya infiltrat yang mungkin disebabkan oleh suatu proses spesifik. &ni merupakan
salah satu gambaran sugestif TB paru. $ambaran sugestif TB paru diantaranya
berupa:
(-)
16
- +embesaran kelenjar limfe hilusparatrakea dengan atau tanpa infiltrat
- Atelektasis lobus medius
- =onsolidasi lobarsegmental
- $ambaran milier
- Lfusi pleura
- =a"itas
- =alsifikasi (proses lama)
- Tuberkuloma
(iagnosis untuk TB pada anak biasanya digunakan adalah sistem skoring, adapun
sistem skoring adalah sebagai berikut :
(0)
17
#atatan :
(iagnosis dengan sistem skoring ditegakkan oleh dokter.
Batuk dimasukkan dalam skor setelah disingkirkan penyebab batuk kronik
lainnya seperti Asma, Sinusitis, dan lain I lain.
6ika dijumpai skrofuloderma (TB pada kelenjar dan kulit), pasien dapat
langsung didiagnosis tuberkulosis.
Berat badan dinilai saat pasien datang (moment opname).
Goto toraks bukan alat diagnostik utama pada TB anak.
Semua anak dengan reaksi *epat B#$ (reaksi lokal timbul C 5 hari setelah
penyuntikan) harus die"aluasi dengan sistem skoring TB anak.
Anak didiagnosis TB jika jumlah skor F 4, (skor maksimal '.)
+asien usia balita yang mendapat skor -, dirujuk ke 7S untuk e"aluasi lebih
lanjut.
Selain itu uji tuberkulin (tuber*ulin skin testTST) merupakan alat diagnostik yang
sampai saat ini mempunyai sensiti"itas dan spesifisitas *ukup tinggi untuk
mendiagnosis adanya infeksi tuberkulosis. Lfektifitas dalam menemukan infeksi TB#
dengan uji tuberkulin adalah lebih dari ,3/. Tuberkulin yang tersedia di indonesia
saat ini adalah ++( 7T12. 2T8 (Tuber*ulin unit) buatan Statens Serum &nstitute
(enmark dan ++( (+urifide +rotein (eri"ati"e) dari biofarma. Test mantouB adalah
suatu *ara yang digunakan untuk mendiagnosis TB#. Tes mantouB itu dilakukan
dengan menyuntikan suatu protein yang berasal dari kuman TB# sebanyak 3,'ml
se*ara intrakutan dibagian "olar lengan ba!ah. +emba*aan dilakukan ;0152 jam
setelah penyuntikan. +engukuran dilakukan pada indurasi yang timbul, bukan
hiperemi atau eritemanya.
(')
+engobatan TB dibagi menjadi dua fase yaitu fase intensif (dua bulan pertama)
dan dilanjutkan dengan fase lanjutan sterilisasi (empat bulan atau lebih). +emberian
panduan obat ini bertujuan untuk men*egah terjadinya resistensi obat dan untuk
membunuh kuman intraselular dan ekstraselular, sedangkan pemberian obat jangka
18
panjang bertujuan selain untuk membunuh kuman juga untuk mengurangi
kemungkinan terjadinya kekambuhan.
(3,9)
Susunan panduan DAT pada anak adalah 27HO;7H yaitu pada fase
intensif terdiri dari &sonia%id (H), 7ifampisin (7) dan +ira%inamid (O) yang diberikan
setiap hari selama 2 bulan (2 7HO) dan fase lanjutan yang terdiri dari 7ifampisin (7)
dan &sonia%id (H) yang diberikan setiap ; hari selama ; bulan.
(3,9)
&sonia%id (H)
Bersifat tuberkulostatik dan tuberkulosid, dan efek bakterisidnya hanya
terlihat pada kuman yang sedang tumbuh aktif. )empunyai 2 efek toksik utama
yaitu hepatotoksik, neuritis perifer, dan hipersensiti"itas. (osis isonia%id adalah -
I '- mgkgBBhari dosis tunggal.
(1)
7ifampisin (7)
Bersifat bakterisid pada intra sel dan ekstra sel, dapat memasuki semua
jaringan dan dapat membunuh kuman semidorman yang tidak dapat dibunuh oleh
isonia%id. 7ifampisin diabsorpsi dengan baik melalui sistem gastrointestinal pada
saat perut sedang kosong. Lfek sampingnya lebih sering terjadi dibanding
isonia%id yaitu perubahan !arna urine, ludah, keringat, sputum, dan air mata
ber!arna orange kemerahan, serta menyebabakan gangguan gastrointestinal.
(osis rifampisin adalah '3 I 23 mgkgBBhari dosis tunggal.
(1)
+ira%inamid (O)
(eri"at dari nikotinamid, berpenetrasi baik pada jaringan dan *airan
tubuhtermasuk #SS, bakterisid hanya pada intra selpada suasana asam,dan
diresorbsibaik pada saluran *erna. +engguanaan pira%inamid aman pada anak.
(osis pira%inamid adalah '3 I 23 mgkgBBhari dosis tunggal.
(1)
+asien dikatakan putus obat apabila tidak meminum obat selama dua minggu
se*ara berturut1turut. +rognosis tergantung pada faktor deteksi dini, pengobatan yang
efektif dan komplikasi yang ada. +rognosis pada kasus ini adalah dubia ad bonam
19
karena penderita dapat terdeteksi sebelum mengalami komplikasi berat seperti adanya
deformitas tulang, gangguan neurologis dan lain1lain. (iharapkan selain kepatuhan
pengobatan penderita, adanya penanganan gi%i dapat mendukung proses
penyembuhan penderita.
(3)
DA%TAR ISI
1. Basir, (arfioes. 2330. Buku Ajar Respirologi Anak Ld.&. Balai +enerbit &katan
(okter Anak&ndonesia. 6akarta.
2. G=8&. ',0-. Ilmu ese!atan Anak 6ilid &&. Balai +enerbit G=8&. 6akarta.
". Sumarmo, S., Soedarmo, +., Hadinegoro, S. 7. 23'3. Buku Ajar In#eksi $an
%e$iatri &ropis. 6akarta : &katan (okter Anak &ndonesia.
'. )*+hee,S., +apadakis,)A. 2330. Curreny Me$ical Diagnosis an$
&reatment( #alifornia : )*$ra! hill.
). 7ahajoe 9., Supriyatno B., Setyanto (. 23'3. Buku Ajar Respirologi Anak(
*$isi %ertama. 6akarta : &katan (okter Anak &ndonesia.
+. Alpers, Ann. 2334. Buku Ajar %e$iatric Ru$olp!, 6akarta : L$#
,. Behram, =liegman, Ar"in, ',,,. -elson . Ilmu ese!atan Anak. Ld. '-. Hol.
2. L$#. 6akarta.
/. )ansjoer, A, dkk. 233,. apita 0elekta e$okteran. Ldisi .. 6ilid 2: )edia
Aes*ulapius G= 8&. 6akarta.
1. Setiabudi 7. 2330. %engantar Antimikroba . Dalam. 2una3an 02(
0etiabu$y R( -a#rial$i( e$itor. 4armakologi $an &erapi *$isi ). (epartemen
Garmakologi dan Terapeutik G=8&. 6akarta.
20

Anda mungkin juga menyukai