Anda di halaman 1dari 7

PERCOBAAN 1

PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT CAIR: Distilasi & Titik


Didih
Tanggal Praktikum : 25 September 2014
Tanggal pengumpulan : 2 Oktober 2014

Disusun Oleh:
Jonathan Berlian Kurniawan
10613073
Kelompok 8

Asisten:
Muhammad Fauzan
10612037






LABORATORIUM KIMIA ORGANIK
PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA & ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2014
I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan pemisahan dan pemurnian zat padat: dekristalisasi
dan titik leleh adalah sebagai berikut
1. Menentukan titik didih campuran aseton-air (1:1) dan campuran
methanol-air (1:1)
2. Menentukan Indeks bias dari campuran aseton-air (1:1) dan campuran
methanol-air (1:1)

II. TEORI DASAR
Destilasi secara umum adalah pemisahan 2 komponen atau lebih
berdasarkan perbedaan titik didih senyawanya Secara sederhana destilasi
dapat diartikan sebagai proses penguapan cairan kemudian
mengkondensasikannya ke dalam suatu wadah dengan bantuan kondensor.
Destilasi uap adalah istilah yang secara umum digunakan untuk destilasi
campuran air dengan senyawa yang tidak larut dalam air, dengan cara
mengalirkan uap air ke dalam campuran sehingga bagian yang dapat
menguap berubah menjadi uap pada temperatur yang lebih rendah
(Suryadi,2009). Ketika campuran dari dua larutan yang berbeda dipanaskan,
permukaan cairan akan menjadi uap. Masing-masing larutan akan memiliki
masa perubahan uap yang berbeda karena memiliki titik didih yang berbeda
pula. Perbedaan inilah yang menyebabkan seolah-olah konstituen yang lain
tidak hadir (Dedi, irwandi. 2014 )
Pada percobaan kali ini kita akan menggunakan distilasi sederhana,
distilasi bertingkat, dan azeotrop turner. Distilasi sederhana adalah distilasi
yang digunakan untuk memisahkan salah satu zat cair dari yang non-volatile
dan volatile. Artinya perbedaan titik didihnya tinggi atau minimal 75
o
C.
Distilasi bertingkat digunakan untuk memisahkan zat cair yang memiliki
perbedaan titik didih yang sedikit. Pada distilasi sederhana tidak dapat
dilakukan pemisahan yang mempunyai perbedaan titik didih yang berdekatan
sehingga dibutuhukan mekanisme dari distilasi bertingkat untuk melakukan
distilasi pada pemisahan dua zat yang titik didih berdekatan. (Krisnadwi,
2013)
Dari gambar 2.1 (distilasi sederhana) dan gambar 2.2 (Distilasi
bertingkat) kita dapat melihat perbedaan rangkaian alat yaitu pada distilasi
bertingkat ada dua kondensor. Satu kondensor dialiri air dan berfungsi untuk
mendinginkan uap zat yang mau diambil dari larutan, dan satu lagi kondensor
yang tidak dialiri air yang berfungsi untuk memisahkan uap kedua zat dalam
larutan sehingga uap zat yang mau diambil tetap mengalir ke atas dan uap zat
lainnya berkondensasi dan kembali ke bawah.
Gambar 2.1 Rangkaian distilasi sederhana
(Zulfikar, 2010)
Gambar 2.2 Rangkaian distilasi bertingkat
(Rahayu, 2009)


Tidak semua campuran zat cair dapat dipisahkan dengan cara distilasi
sederhana maupun bertingkat. Contohnya etanol dan air. Campuran etanol
dan air ini memiliki titik didih dibawah titik didih etanol murni sehingga tidak
bisa dilakukan secara distilasi biasa. Untuk melakukan pemisahan,
dibutuhkan teknik distilasi azeotrop. Prinsip dari azeotrop adalah
menambahkan komponen lain untuk menghasilkan azeotrop heterogen yang
dapat mendidih pada suhu lebih rendah, misalnya dengan menambahkan
benzena ke dalam campuran metanol-air. Dengan penambahan ini, titik didih
campuran akan menurun sehingga titik didih metanol murni ada di bawah
titik didih campuran dan akhirnya dapat dilakukan distilasi (Wilcox &
Wilcox, 1995)

III. DATA PENGAMATAN
Pada percobaan kali ini diperoleh dua data dari percobaan distilasi
sederhana dan dari distilasi bertingkat. Data pada percobaan ini tercantum
pada tabel 3.1 berikut
Tabel 3.1 Data pengamatan rekristalisasi asam benzoate dan sublimasi
kamper
Jenis
Distilasi
Suhu (
o
C) Indeks bias

awa
l
5m
L I
5m
L II
5m
L
III
Rata
-rata
5mL
I
5mL
II
5mL
III
Rata
-rata
Distilasi
Sederhan
a
51 50 53 92 61,5
1,35
9
1,348 1,334
1,34
7
Distilasi
Bertingka
41 49 50 45
46,2
5
1,36
5
1,358
5
1,358
5
1,36
1
t
Distilasi
Azetrop
Terner
52 58 61 49 55 1,38 1,375 1,347
1,36
7


IV. PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini, kita melakukan distilasi. Tujuan dari melakukan
distilasi ini adalah untuk memisahkan aseton dari larutan campuran aseton-air
(1:1). Pemisahan ini dilakukan dengan dua macam distilasi yaitu distilasi
sedehana dan distilasi bertingkat. Pada distilasi sederhana air dalam campuran
ini tidak sampai menjadi fasa uap. Sedangkan pada distilasi bertingkat kedua
zat (aseton dan air) menguap tetapi, uap air akan dikondensasi pada
kondensor yang tidak dialiri air. Hal ini dilakukan agar uap yang keluar pada
kondensor akhir hanya uap aseton saja. Pada percobaan ini didapatkan rata-
rata titik didih aseton sebesar 61,5
o
C (untuk distilasi sederhana) dan 46,25
o
C
(untuk distilasi bertingkat). Jika dibandingkan dengan literatur dimana titik
didih aseton sebesar 56,2
o
C (Sciencelab, 2013), maka percobaan ini belum
sesuai dengan literature, karena persen kesalahannya lebih besar dari 5%
yaitu 9,43% (untuk distilasi sederhana) dan 17,7% (untuk distilasi bertingkat).
Perbedaan titik didih ini disebabkan oleh pada praktikum kali ini belum
melakukan kalibrasi thermometer. Perbedaan ini juga disebabkan oleh
perubahan suhu pemanas oleh praktikan sehingga suhu pada alat distilasi
tidak stabil. Jika kedua data ini dirata-ratakan maka akan titik didih aseton
yang didapatkan sebesar 53,875
o
C. Jika hasil rata-rata ini dibandingkan
dengan literatur, maka percobaan ini sesuai dengan literature karena persen
kesalahan kurang dari 5% yaitu hanya 4,14% saja.
Indeks bias rata-rata aseton pada percobaan kali ini adalah 1,347 (Distilasi
sederhana) dan 1,361 (Distilasi bertingkat). Jika dibandingkan dengan
literature dimana indeks bias aseton adalah 1,36443 (Polyanskiy, 2013), maka
pada percobaan ini indeks bias berdasarkan pengamatan sesuai dengan
literature karena persen kesalahan kurang dari 5% yaitu 1,28% (Distilasi
sederhana) dan 0,25% (Distilasi bertingkat).
Pada percobaan pemisahan menggunakan distilasi azeotrop terdapat
perbedaan dengan distilasi sederhana dan bertingkat. Distilasi ini
menambahkan larutan benzena. Larutan benzena ini digunakan untuk
menaikan titik didih larutan campuran methanol-air sampai diatas titik didih
methanol murni. Hal ini dilakukan karena titik didih campuran methanol-air
ada di bawah titik didih methanol murni sehingga methanol murni tidak bisa
didapatkan dari campuran laruta tersebut. Untuk itu ditambahkan benzena ke
dalam larutan supaya titik didih larutan campuran bisa diatas titik didih
methanol murni, sehingga methanol murni bisa didapatkan. (Wilcox &
Wilcox, 1995) Berdasarkan percobaan titik didih methanol rata-rata yang
didapatkan sebesar 55
o
C. Jika dibandingkan dengan literatur dimana titik
didih methanol murni sebesar 64,5
o
C (Sciencelab, 2013), maka percobaaan
ini belum sesuai dengan literatur karena persen kesalahannya lebih besar dari
5% yaitu 14,73%. Perbedaan temperature ini dapat terjadi karena pada
percobaan kali ini tidak dilakukan kalibrasi thermometer terlebih dahulu
sehingga ada perbedaan suhu titik didihnya.
Indeks bias rata-rata methanol pada percobaan kali ini adalah 1,367. Jika
dibandingkan dengan literature dimana indeks bias metanol adalah 1,33141
(Polyanskiy, 2013), maka pada percobaan ini indeks bias berdasarkan
pengamatan sesuai dengan literature karena persen kesalahan kurang dari 5%
yaitu 2,67%.

V. KESIMPULAN
Kesimpulan dari percobaan dari pemisahan dan pemurnian zat padat:
rekristalisasi dan titik leleh adalah sebagai berikut:
1. Titik didih aseton murni berdasarkan percobaan ini adalah 53,875
o
C dan
titik didih methanol murni sebesar 55
o
C.
2. Indeks bias aseton murni berdasarkan percobaan ini adalah 1,354 dan
indeks bias methanol murni sebesar 1,367.
DAFTAR PUSTAKA

Auliani, 2011. Penuntun Praktikum DDPA. Gorontalo. Winda.
Krisnadwi. 2013. Pemisahan Campuran Distilasi.
http://bisakimia.com/2013/02/04/pemisahan-campuran-distilasi/ Diakses 1
oktober 2014
M. N. Polyanskiy. 2013. Refractive index database. http://refractiveindex.info/.
Diakses 1 oktober 2014
Rahayu, Suparni Setyowati. 2009. Penyulingan (Distillation).
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/teknologi-
proses/penyulingan-distillation/. Diakses 1 oktober 2014
Suryadi. 2009.
http://www.suryadi.webege.com/web_documents/destilasi_uap_ppt.pdf .
Diakses 1 oktober 2014
Wilcox, C.F., Wilcox, M.F. (1995), Experimental Organic Chemistry: a Small
Scale Approach, 2nd edition, Prentice Hall, New Jersey, 44-65
Zulfikar. 2010. Destilasi. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-
kesehatan/pemisahan-kimia-dan-analisis/destilasi/. Diakses 1 oktober 2014

Anda mungkin juga menyukai