Skizofrenia Paranoid
PEMBIMBING
Dr. Ni Wayan Ani P. Sp.KJ
DISUSUN OLEH:
Fathina Nisa Rabbani 110.2008.337
M. Fahrezha 110.2008.313
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Jiwa
Rumah Sakit Jiwa Islam Klender
2013
Status Psikiatri
IDENTITAS
Nama : Tn. FS
Usia : 31 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Jl. R.A Kartini
Masuk RS : 12 Desember 2013
Dokter : dr. H.M.Muadz, Sp.KJ
Status : Belum Menikah
Anamnesis
Berdasarkan
Autoanamnesis:
17 Desember 2013
(Pukul 15.30 WIB)
Alloanamnesis :
18 Desember 2013
(Pukul 10.30 WIB)
Keluhan
Pasien marah
tanpa sebab, 6
jam SMRS.
Keluhan
Utama
Bicara kacau,
melempar barang-
barang di rumah.
Keluhan
Tambahan
Riwayat Psikiatri
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke RSJ Islam Klender dibawa oleh ibu dan
pamannya dengan keluhan mengamuk dan marah-marah
sejak pagi hari SMRS.
Dua bulan SMRS, pasien mengaku pada keluarganya
bahwa pasien sedang ada proyek penting di Sentul.
Pasien jadi tampak sangat bersemangat dan sering
berbicara terutama mengenai proyeknya. Pasien
bercerita kalau yang sedang ia kerjakan sebuah proyek
yang besar dan tampak sangat yakin kalau proyek
tersebut akan berhasil. Pasien juga jadi sering pulang
pagi dan tampak kelelahan.
Satu bulan SMRS, pasien mulai berhenti pergi
seperti sebelumnya dan tampak berbeda. Pasien
tampak lebih pendiam dan murung. Setiap ditanya
mengenai proyek yang sebelumnya sering ia bahas,
pasien menjadi marah dan langsung pergi masuk ke
dalam kamar. Menurut pengakuan pasien, proyek
yang selama ini ia kerjakan berhenti karena
dibohongi oleh temannya dan pasien sangat tidak
senang membahas masalah tersebut lebih lanjut.
Pasien juga menjadi mudah tersinggung terutama
jika diungkit tentang pekerjaan ataupun jika
ditawarkan pekerjaan oleh orang lain.
Kemarahan pasien semakin menjadi-jadi dalam dua
minggu SMRS. Pasien mulai sering marah-marah
tanpa sebab bahkan memaki ibunya dengan alasan
ibu pasien cerewet. Pasien juga pernah mengamuk
dan melemparkan barang ke kaca rumah setelah
marah-marah tanpa sebab. Setelah ditanyakan alasan
pasien melakukan hal tersebut, pasien mengatakan
bahwa ada yang terus menerus bicara hal buruk
dalam kepalanya mengenai kondisi pasien yang tidak
bekerja, mengatakan bahwa pasien manusia yang
tidak berguna apalagi jika dibandingkan dengan
kakaknya.
Pasien juga mengatakan dan yakin bahwa yang
berbicara tersebut dalah kakaknya dan kemudian
dikirimkan ke dalam pikirannya. Pasien juga terus
mengatakan bahwa kakaknya orang yang jahat dan
pantas masuk neraka. Pasien juga mengaku kadang
saat dia sedang termenung terdengar suara tertawa
dan bisik-bisik, dan pasien tidak menemukan sumber
suara tersebut. Pasien juga yakin itu merupakan
suara kakaknya dan orang-orang lain yang senang
melihat dirinya gagal. Pasien kemudian menjadi
sangat marah dan mulai membanting-banting barang.
Biasanya kemarahan pasien mereda setelah 1-2 jam
saat pasien sudah merasa lelah.
Pagi hari SMRS, pasien bersama ibu pasien untuk
berkunjung dan menjenguk keponakannya. Namun
kakak perempuan pasien sama sekali tidak
mengizinkan pasien untuk masuk ke rumah dan
memaki-maki pasien. Pasien mulai marah dan
melempar kaca rumah kakak perempuannya dengan
batu. Pasien mengamuk sambil memaki-maki kakak
pasien mengatakan bahwa kakak pasien orang yang
jahat dan mencoba untuk menghancurkan
kehidupannya. Kakak perempuan pasien ketakutan
dan memanggil pamannya untuk membawa pasien.
Pasien kemudian pulang bersama ibu dan paman
pasien ke rumah ibu pasien.
Siang hari SMRS setelah sampai rumah,
pasien diajak untuk makan siang di luar.
Namun setelah makan siang pasien dibawa
ke Rumah Sakit Jiwa Islam Klender oleh
paman dan ibunya. Pasien merasa sangat
marah karena merasa dibohongi dan juga
merasa tidak sakit jiwa. Pasien kemudian
melempar pot bunga di depan pintu rumah
sakit dan melemparkannya ke pintu masuk
rumah sakit hingga pecah.
Menurut ibu pasien hubungan antara pasien dan
kakak perempuannya memang tidak cukup baik.
Kakak perempuan pasien sering memarahi pasien
sejak kecil. Setelah menikah kakak perempuan pasien
cukup sukses. Kakak perempuan pasien sudah
memiliki rumah dan mobil pribadi. Pasien kadang-
kadang datang ke rumah kakak perempuan pasien
untuk meminta bantuan dana, namun kakak
perempuan pasien hanya memaki pasien dan
mengusir pasien. Pasien tidak merasa pikirannya
diambil, dicuri dan disiarkan, ia juga tidak merasa
dirinya dikendalikan sesuatu, dipengaruhi sesuatu,
dan tidak merasa dirinya punya kekuatan lebih dari
manusia biasa.
Riwayat Penyakit Dahulu:
Tahun 2006, pasien pernah tinggal di Batam dengan niat
ingin bekerja bersama pamannya. Pasien kemudian
membuka restoran dengan modal pamannya. Menurut
pengakuan ibu pasien, pasien tampak sangat
bersemangat dan mengatakan bahwa usahanya tersebut
pasti berhasil dan akan mengubah hidupnya yang ia rasa
selama ini dianggap kurang memuaskan. Namun 6 bulan
kemudian, usahanya tersebut bangkrut. Pasien mengaku
sangat stress akan hal tersebut. Pasien kemudian pulang
ke Jakarta untuk tinggal di rumah ibunya.
Menurut pengakuan ibu pasien, pasien yang tadinya
sering berbicara menjadi menarik diri dan pendiam.
Setiap dibahas topic tentang usahanya dulu di
Batam, pasien menjadi marah dan tidak mau
membahasnya lebih lanjut. Selama di rumah ibu
pasien, pasien lebih sering berada di kamar dan
jarang melakukan kegiatan di luar rumah. Hal
tersebut menurut pengakuan ibu pasien terjadi
selama kurang lebih setengah tahun. Selama itu
pasien juga mulai tidak nyambung setiap diajak
bicara.
Tahun 2007, pasien mulai merasakan mendengar
suara-suara aneh yang tidak didengar oleh orang lain
seperti suara pasukan berkuda, suara teriakan orang
dan suara-suara lainnya yang tidak dikenal oleh
pasien. Pasien juga mengaku sering merasa dibisiki
sesuatu dan seperti ada yang mencoba memasuki
dan mengambil isi pikiran pasien pasien juga merasa
seperti ada yang berusaha mengejar pasien dan ingin
membunuhnya. Pasien juga merasa dapat melihat
hal-hal gaib yang tidak bisa dilihat oleh orang lain dan
bisa berbicara dengan makhluk gaib tersebut.
Kejadian tersebut berlangsung sekitar 1-2
bulan sampai akhirnya pasien dibawa ke RS.
Marzuki Mahdi dan dirawat selama 10 hari.
Kemudian pasien pulang. Namun setelah obat
habis pasien tidak kontrol lagi. Pasien tampak
sangat ketakutan dan mencurigai semua
anggota keluarganya. Kemudian pasien
dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Marzuki Mahdi
dan dirawat dengan diagnosa skizofrenia
paranoid.
Kemudian tahun 2011 pasien kambuh lagi. Saat
itu pasien sedang berada di Bandar Lampung.
Oleh keluarganya pasien dijemput dan kemudian
dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Islam Klender.
Setelah keluar dari rumah sakit pasien bekerja ke
Brunei Darussalam. Setelah obat habis pasien
tidak pernah kontrol lagi. 7 bulan berada disana
pasien kambuh lagi dan akhirnya dirawat di
rumah sakit jiwa kerajaan selama 3 hari. Oleh
keluarganya pasien disuruh pulang ke Indonesia.
Kemudian pasien kambuh lagi tahun 2011
saat sedang di Bandar Lampung sehingga ibu
pasien menjemput pasien dan membawa
pasien untuk dirawat di Rumah Sakit Jiwa
Islam Klender. Setelah itu pasien kambuh lagi
saat sedang bekerja di Brunei Darussalam
dan sempat dirawat di rumah sakit jiwa disana
sampai akhirnya pasien pulang lagi ke
Indonesia dan dirawat lagi di Rumah Sakit
Jiwa Islam Klender pada tahun 2012.
Ibu pasien mengatakan tahun semenjak terakhir dirawat di
Rumah Sakit Jiwa Islam Klender tahun 2012 pasien sudah
tidak pernah mendengar suara-suara gaib lagi. Namun
beberapa bulan setelah itu pasien mengalami kesulitan
tidur, selalu tampak lemas, jarang berbicara, sulit bekerja
dan konsentrasi, serta peningkatan nafsu makan. Kejadian
tersebut berlangsung sekitar 1 bulan. Setelah itu pasien
tampak normal dan menjalankan kegiatan sehari-hari
dengan biasanya.
Kemudian dirawat lagi di Rumah Sakit Jiwa Islam Klender
tahun 2012. Setelah itu pasien rajin kontrol dan minum
obat. Namun beberapa minggu terakhir karena pasien
sedang sibuk pasien jarang minum obat. Namun keluhan-
keluhan yang dulu sudah tidak dirasakan lagi.
Riwayat Gangguan Medik
Tidak ada
Riwayat Penggunaan Zat
Tidak ada
Skema Perjalanan Gangguan
Penyakit
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Riwayat Pribadi
Masa Prenatal
Pasien merupakan anak keempat dari enam bersaudara.lahir
cukup bulan, lahir di bidan, tidak ada masalah saat
persalinannya. Beda usia pasien dengan kakaknya yang ketiga
ialah 3 tahun.
Masa kanak-kanak dini (0-3 tahun)
Menurut pasien, saat usia ini pasien seperti anak seusianya.
Tidak pernah ada riwayat kejang ataupun sakit sampai dirawat.
Makan teratur, pasien diberikan ASI sampai usia 1 tahun. Bicara
lancar saat usianya mencapai 1,5 tahun, tidak cadel. Senang
bermain dengan mainan yang baru. Tidak pernah merusak
mainannya.
Masa kanak-kanak pertengahan (4-11 tahun)
Pasien mulai masuk sekolah dasar saat usianya 7 tahun.
Pasien pintar menghafal dan selalu naik kelas setiap
kelulusannya. Tidak pernah berantem dengan teman
sekelasnya. Pasien merupakan orang yang pandai mencari
teman. Selalu mengerjakan pekerjaan rumahnya dibantu oleh
ibu bapaknya. Tidak ada gangguan konsentrasi saat di sedang
belajar.
Masa pubertas
Hubungan sosial
Hubungan pasien dengan kedua orangtuanya dan saudara
laki-lakinya cukup baik. Namun menurut ibu pasien hubungan
pasien dengan kakak perempuannya tidak begitu baik. Kakak
perempuan pasien sering memarahi pasien.
Riwayat pendidikan
Pasien melakukan pendidikan formal dari mulai SD, SMP,
SMA. pasien menyelesaikan pendidikan formal tanpa ada
masalah dan tidak pernah tinggal kelas. Pasien anak yang
biasa-biasa saja tidak terlalu berprestasi dalam pendidikan
formal. Pasien pernah mengikuti pendidikan non formal seperti
sekolah mengaji.
Perkembangan kognitif dan motorik
Pasien tidak pernah mengalami hambatan dalam melakukan
aktifitas gerak maupun dalam pendidikan formal pasien tidak
pernah tinggal kelas.
Perkembangan emosi dan fisik
Menurut pasien, pasien merupakan orang yang mudah bergaul
dengan siapa saja dan memiliki banyak teman.. Hubungan
pasien dengan kakak perempuannya tidak cukup baik. Kakak
perempuan pasien sering memarahi pasien sejak kecil. Dan
perempuan kakak pasien tidak mau bertemu dengan pasien
terutama setelah pasien memakai obat-obatan terlarang. Pada
masa remaja pasien tidak pernah sakit sampai dirawat di rumah
sakit. Pasien tidak ada gangguan dalam pertumbuhan fisik.
Riwayat psikoseksual
Pasien tidak pernah memiliki gangguan dalam riwayat
psikoseksual
Masa Dewasa
Riwayat Pekerjaaan
Tahun 2000 pasien berkerja di PT. Karya Pesona sebagai staff dan
kemudian berhenti tahun 2002. Kemudian pada tahun 2003 pasien
pergi ke Bahrain dan bekerja sebagai staff yang menangani
Tenaga Kerja Indonesia selama 9 bulan. Kemudian pasien pindah
lagi ke Indonesia. Tahun 2006 pasien pergi ke Batam dan bekerja
selama 1 tahun. Pasien pernah membuka restoran di Batam yang
dimodali oleh pamannya namun hanya bertahan 3 bulan. Tahun
2008 pasien pergi ke Malaysia dan bekerja sebagai Personal
Assistant sampai tahun 2011. Tahun 2012 pasien pergi ke Brunei
Darussalam dan bekerja sebagai staff di perusahaan properti.
Kemudian pasien kembali lagi ke Indonesia. Saat ini pasien tidak
bekerja.
Riwayat perkawinan
Pasien menikah pada usia 29 tahun dan pasien bercerai pada usia 30
tahun dan tidak memiliki anak. Pasien bercerai dengan istrinya karena
menurut pasien tidak mempunyai kecocokan tetapi pasien tidak mau
menjelaskan penyebab perceraian tersebut. Dan pasien sudah putus
kontak dengan mantan istrinya tersebut.
Agama
Pasien beragama islam dengan pendidikan agama pasien yang didapat
dari pendidikan formal dan non formal seperti sekolah mengaji Sikap
pasien terhadap agama baik dengan selalu menjalankan sholat 5 waktu.
Aktivitas sosial
Pasien selama ini memiliki hubungan baik dengan lingkungan sekitar dan
mempunyai banyak teman.
Riwayat pelanggaran hukum
Tidak Pernah
Riwayat Keluarga
Pasien adalah anak keempat dari enam bersaudara. Ibu dan ayah pasien sudah bercerai
sejak tahun 2006. Pasien mempunyai 4 saudara laki-laki dan 1 saudara perempuan. Pasien
merupakan keturunan arab betawi. Saudara pasien sudah menikah kecuali anak no. 6.
Kakak laki-laki pertama pasien sudah meninggal.
Pemeriksaan Mental
Gambaran Umum
Penampilan
Pasien adalah seorang laki-laki dengan tinggi
badan sekitar 185 cm dan berat badan sekitar 95
kg. Pasien berambut hitam ikal, pendek, dan
terlihat rapih. Kulit sawo matang. Pasien terlihat
sesuai dengan usianya. Pada saat diwawancara
pasien menggunakan kaos kerah, dan celana
panjang. Pasien tampak tenang, dan pasien lebih
sering berada di luar kamar. Pada saat di
wawancarai pasien tidak cemas.
Perilaku
Selama wawancara pasien duduk di kursi dan berhadapan
dengan pemeriksa. Selama wawancara pasien hanya
duduk saja, pasien tidak nampak tegang pada saat
wawancara, pasien tidak ada perlambatan psikomotor dan
gerakan tubuh. Pertanyaan yang diajukan dijawab dengan
baik dan sesuai dengan ditanyakan oleh pemeriksa.
Sikap
Pasien menunjukkan sikap yang bersahabat untuk diajak
bicara. Pasien perhatian dalam mendengarkan pertanyaan
yang dilontarkan pemeriksa. Saat berbicara dengan
pemeriksa, pasien menatap ke arah pemeriksa.
Mood dan Afek
Mood : Eutimia
Afek : Luas
Kesesuaian : Serasi
Bicara
Volume : Baik
Irama : Teratur
Kelancaran : Lancar
Kecepatan : Sedang
Persepsi
Halusinasi:
Auditorik : Saat ini sudah tidak ada
Visual : Saat ini sudah tidak ada
Taktil : Tidak ada
Olfaktorik : Tidak ada
Ilusi : Tidak ada
Depersonalisasi : Tidak ada
Derealisasi : Tidak ada
Pikiran
Produktivitas : Normal
Kontinuitas
Flight of ideas : Tidak ada
Blocking : Tidak ada
Asosiasi longgar : Tidak ada
Inkoherensi : Tidak ada
Word salad : Tidak ada
Neologisme : Tidak ada
Sirkumstansial : Tidak ada
Tangensialitas : Tidak ada
Isi pikiran
Preokupasi : Ada (Pasien ingin pulang)
Gangguan isi pikir
Waham
Waham kebesaran : Tidak ada
Waham bizzare : Tidak ada
Waham kejar : Sudah tidak ada
Waham Persekutorik : Tidak ada
Waham Referensi : Tidak ada
Waham Dikendalikan
Thought withdrawal : Sudah tidak ada
Thought insertion : Sudah tidak ada
Thought broadcast : Tidak ada
Thought control : Tidak ada
Waham nihilistik : Tidak ada
Sensorium dan Kognitif
Kesadaran : Compos mentis
Orientasi
Waktu : Baik (Pasien dapat menyebutkan hari di
wawancara hari apa, bulan apa, tahun berapa, jam serta
dapat membedakan antara siang dan malam)
Tempat : Baik (Pasien mengetahui bahwa dirinya
berada di RS Jiwa Klender, dan pasien mengetahui jalan
pulang ke rumahnya. Pasien juga mengetahui kamar
bangsalnya, kamar perawat dan kamar mandi)
Orang : Baik (Pasien mengetahui bahwa pemeriksa
adalah dokter muda, dan mampu menyebut orang yang
ditunjuk, seperti suster, serta pasien sekitarnya)
Daya ingat
Jangka pendek : Baik (Pasien dapat mengingat 3
benda dan dapat mengulangnya
kembali setelah 5 menit diajak bicara)
Jangka panjang : Baik (Pasien mengingat nama
bapak, ibu, serta saudaranya)
Segera : Baik
Konsentrasi : Baik
Pasien dapat mengulang angka 13579
Perhatian : Baik
Visospasial : Baik
Pasien dapat menggambar bangunan
segi lima yang diberikan
Pikiran abstrak : Baik
Daya Nilai
Penilaian Sosial : Cukup baik (Pasien jika pasien bertamu
kerumah seseorang pasien harus mengetuk pintu dan
mengucapkan salam sebelum masuk kerumah)
Uji Daya Nilai : Baik (Pasien ditanya apa respon yang akan
dilakukan jika melihat ada orang yang tenggelam? Pasien
akan berusaha untuk menolongnya)
Tilikan : Tilikan 4 (Pasien menyadari dirinya sakit dan butuh
bantuan namun tidak memahami penyebabnya)
Taraf dapat dipercaya: Kurang dapat dipercaya (apa yang
pasien katakan kurang dapat dipercaya karena kurang
sesuai dengan wawancara yang pemeriksa lakukan
terhadap ibu pasien).
Status Fisik
Status Internis
Keadaan umum : Baik
Nadi : 86 x/menit
Suhu : Afebris
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Tinggi badan : 185 cm
Sistem Kardiovaskuler : Tidak ada kelainan
Sistem urogenital : Tidak ada kelainan
Kelainan khusus : Tidak ada
Status Neurologis
Gangguan rangsang meningeal: Negatif
Mata
Gerakan : Baik ke segala arah
Persepsi : Tidak ada
Bentuk pupil : Bulat, isokor, letak sentral
Rangsang cahaya : Positif +/+
Motorik
Tonus : Baik
Turgor : Kembali cepat
Kekuatan : Normal
Koordinator : Baik
Diagnosis
Aksis I :
Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna
tersebut maka kasus ini digolongkan ke dalam
Gangguan Jiwa. Gangguan kejiwaan ini di
kelompokkan sebagai Gangguan Mental dan
Perilaku. Maka menurut PPDGJ 3, Gangguan
Mental dan Perilaku ini dapat digolongkan
Skizofrenia Paranoid (F20.0) sesuai dengan
kriteria diagnosis sebagai berikut:
Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia: thought of
insertion
Sebagai tambahan (halusinasi dan/atau waham harus
menonjol):
Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau
memberi perintah, atau halusinasi auditorik tanpa
bentuk verbal berupa bunyi pluit (whistling,
mendengung, atau bunyi tawa).
Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau
bersifat seksual, atau lain-lain perasaan tubuh
halusinasi visual mungkin ada tapi jarang menonjol.
Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham
dikendalikan (delusion of control), dipengaruhi (delusion
of passivity), dan keyakinan dikejar-kejar yang beraneka
ragam, adalah yang paling khas.
Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan,
serta gejala katatonik secara relatif tidak nyata menonjol.
Aksis II : Gangguan kepribadian emosional tak stabil
(F.60.3)
Aksis III : Tidak ditemukan berdasarkan anamnesis
dan pemeriksaan fisik
Aksis IV : Berkaitan dengan masalah keluarga
(masalah dengan kakak perempuannya)
Aksis V : GAF scale 6051 (Gejala sedang,
disabilitas sedang). GAF scale 1 tahun terakhir: 70-61
(Beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan
dalam fungsi, secara umum masih baik).
Diagnosis Banding
Skizoafektif tipe manik
Gangguan bipolar, episode kini
manik dengan gejala psikotik
Terapi
Psikofarmaka, antipsikotik:
Risperidon 2 mg 2x1
Trihexylphenidil 2 mg 2x1
Psikoterapi
Motivasi pasien untuk banyak ibadah
Menasehati pasien untuk lebih
bersabar dalam mengendalikan emosi
Prognosis
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanactionam : dubia ad malam
Terima Kasih