Anda di halaman 1dari 5

Kepesertaan BPJS

Peserta tersebut meliputi: Penerima Bantuan Iuran (PBI) JKN dan bukan PBI JKN
dengan rincian sebagai berikut:
1. Peserta PBI Jaminan Kesehatan meliputi orang yang tergolong fakir miskin dan orang
tidak mampu.
2. Peserta bukan PBI adalah Peserta yang tidak tergolong fakir miskin dan orang tidak
mampu yang terdiri atas:
1) Pekerja Penerima Upah dan anggota keluarganya, yaitu:
a) Pegawai Negeri Sipil;
b) Anggota TNI;
c) Anggota Polri;
d) Pejabat Negara;
e) Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri;
f) Pegawai Swasta; dan
g) Pekerja yang tidak termasuk huruf a sampai dengan huruf f yang menerima
Upah.
2) Pekerja Bukan Penerima Upah dan anggota keluarganya, yaitu:
a) Pekerja di luar hubungan kerja atau Pekerja mandiri dan
b) Pekerja yang tidak termasuk huruf a yang bukan penerima Upah.
c) Pekerja sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b, termasuk warga negara
asing yang bekerja di Indonesia paling singkat 6 (enam) bulan.
3) Bukan Pekerja dan anggota keluarganya terdiri atas:
a) Investor;
b) Pemberi Kerja;
c) Penerima Pensiun;
d) Veteran;
e) Perintis Kemerdekaan; dan
f) Bukan Pekerja yang tidak termasuk huruf a sampai dengan huruf e yang
mampu membayar Iuran.
4) Penerima pensiun terdiri atas:
a) Pegawai Negeri Sipil yang berhenti dengan hak pensiun;
b) Anggota TNI dan Anggota Polri yang berhenti dengan hak pensiun;
c) Pejabat Negara yang berhenti dengan hak pensiun;
d) Penerima Pensiun selain huruf a, huruf b, dan huruf c; dan
e) Janda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima pensiun sebagaimana
dimaksud pada huruf a sampai dengan huruf d yang mendapat hak pensiun.
Anggota keluarga bagi pekerja penerima upah meliputi:
a. Istri atau suami yang sah dari Peserta; dan b. Anak kandung, anak tiri dan/atau anak
angkat yang sah dari
Peserta, dengan kriteria: tidak atau belum pernah menikah atau tidak mempunyai
penghasilan sendiri; dan belum berusia 21 (dua puluh satu) tahun atau belum berusia
25 (duapuluh lima) tahun yang masih melanjutkan pendidikan formal.
Sedangkan Peserta bukan PBI JKN dapat juga mengikutsertakan anggota keluarga yang
lain (Kemenkes RI, 2014)
Anak pertama sampai dengan anak ketiga dari peserta pekerja penerima upah
sejak lahir secara otomatis dijamin oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan
(BPJS Kesehatan).
Bayi baru lahir dari : a. peserta pekerja bukan penerima upah; b. peserta bukan
pekerja; c. peserta pekerja penerima upah untuk anak keempat dan seterusnya; harus
didaftarkan selambat-lambatnya 3 x 24 jam hari kerja sejak yang bersangkutan dirawat
atau sebelum pasien pulang (bila pasien dirawat kurang dari 3 hari). Jika sampai waktu
yang telah ditentukan pasien tidak dapat menunjukkan nomor identitas peserta JKN maka
pasien dinyatakan sebagai pasien umum (Permenkes RI, 2013)
Menteri Sosial berwenang menetapkan data kepesertaan Penerima Bantuan Iuran
(PBI). Selama seseorang ditetapkan sebagai peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI),
maka yang bersangkutan berhak mendapatkan manfaat pelayanan kesehatan dalam
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Pekerja Informal
Bukan Penerima Upah:
Rp. 25.500 (kelas III) PMPM
Rp. 42.500 (kelas II) PMPM
Rp. 59.500 (kelas I) PMPM
Masyarakat miskin penerima PBI: Rp. 19.225 (dibayar Pemerintah) PMPM
sumber:
http://www.jamsosindonesia.com/teropong/subdetail/bpjs-kesehatan_397/peserta-
baru_19. Diakses pada 18 September 2014. Pukul 20.30.

Kementerian Kesehatan RI (2014). Buku Pegangan Sosialisai J aminan Kesehatan
Nasional (J KN) dalam Sistem J aminan Sosial Nasional. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 Tentang
Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional. Tersedia dalam
www.depkes.go.id. Diakses 18 September 2014.
Hak dan kewajiban peserta JKN
Setiap Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) berhak:
1. Mendapatkan nomor identitas tunggal peserta.
2. Memperoleh manfaat pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan yang bekerja sama
dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan).
3. Memilih fasilitas kesehatan tingkat pertama yang bekerja sama dengan Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan) sesuai yang diinginkan.
Perpindahan fasilitas kesehatan tingkat pertama selanjutnya dapat dilakukan setelah 3
(tiga) bulan. Khusus bagi peserta: Askes sosial dari PT. Askes (Persero), Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan (JPK) dari PT. (Persero) Jamsostek, program Jamkesmas dan
TNI/POLRI, 3 (tiga) bulan pertama penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN), Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) ditetapkan oleh Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan).
4. Mendapatkan informasi dan menyampaikan keluhan terkait dengan pelayanan
kesehatan dalam Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Setiap Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) berkewajiban untuk:
1. Mendaftarkan diri dan membayar iuran, kecuali Penerima Bantuan Iuran (PBI)
jaminan kesehatan pendaftaran dan pembayaran iurannya dilakukan oleh
Pemerintah.
2. Mentaati prosedur dan ketentuan yang telah ditetapkan.
3. Melaporkan perubahan data kepesertaan kepada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan (BPJS Kesehatan) dengan menunjukkan identitas peserta pada saat
pindah domisili, pindah kerja, menikah, perceraian, kematian, kelahiran dan lain-
lain.
Setiap peserta mempunyai hak mendapat pelayanan kesehatan meliputi:
a. pelayanan kesehatan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) dan Rawat Inap
Tingkat Pertama (RITP),
b. pelayanan kesehatan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL), Rawat Inap
Tingkat Lanjutan (RITL);
c. pelayanan gawat darurat; dan
d. pelayanan kesehatan lain yang ditetapkan oleh menteri (Permenkes RI,
2014).
Sumber:
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 Tentang
Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional. Tersedia dalam
www.depkes.go.id. Diakses 18 September 2014.

Anda mungkin juga menyukai