menguji obat Kasus hukum seseorang yg dituduh mencuri Audit atas laporan keuangan P-guna bukti M-nentu ngaruh obat m-mutus b-salah/tdk si t- tuduh m-nentu apkh lap.keu tlh d-saji scr wajar Sifat bukti yg d- guna Hasil p-ulang eksperimen Bukti&k-saksi lgsg dr saksi & pihak yg t-libat b-bagai jenis bukti audit yg d-hasil o/auditor,pihak k3,klien Pihak yg m-evaluasi bukti Ilmuwan Juri & hakim Auditor K-pasti k-simpul yg dperoleh dr bukti b-variasi dr yg pasti- hampr pasti Apbla b-salah hrs dp- timbang dgn layak Tingkt k-pasti yg tinggi Sifat k-simpul Mrekomen/tdk mrekomen p-guna obt itu b-salah/tdk b-salahnya pihak tsb m-nerbit slh 1 & bbrp altrntf jenis lap.audit Konsek mum dr k- simpul yg salah dr bukti Masy akan m-guna obt yg tdk efektf/m- bahaya Pihak yg b-salah tdk trkna hkmn/pihak yg tdk b-salah trkna hkmn Para p-makai lap m- guna lap yg salah & auditr dpt d-tuntut
Keputusan bukti audit Ada 4 keputusan mengenai bukti apa yg hrs dikumpulkan: 1. Prosedur audit yg digunakan Rincian instruksi yg menjelaskan bukti audit yg hrs diperoleh selama audit 2. Berpa ukuran sampel yg akan dipilih u/prosedur tsb Stlah memilih prosedur audit, auditor dpt mengubah ukuran sampel dari hanya 1 hingga semua item dlm populasi yg se&g diuji 3. Item-item mana yg akan dipilih dr populasi stlah menentukan ukuran sampel u/ suatu prosedur audit, auditor hrs memutuskan item2 mana dlm populasi yg akan diuji 4. Kapan melaksanakan prosedur tsb Audit atas pelaporan keu umumnya mencakup suatu periode sperti satu tahun. Biasanya suatu audit baru dianggap selesai stlh bbrp minggu/bbrp bln stlh berakhirnya periode. Keputusan penetapan waktu audit, sebagian, dipengaruhi oleh kapan klien meinginginkan audit itu diselesaikan
Program audit: daftar prosedur audit u/bi&g audit tertentu/ u/keseluruhan audit ^->selalu memuat daftar prosedur audit,& biasanya mencakup ukuran sampel, item2 yg dipilih, & penetapan waktu pengujian. Umumnya, ada suatu program audit, termasuk be\brpa prosedur audit, u/setiap komponen audit. Persuasivitas Bukti Ada dua penentu persuasivitas bukti audit 1. Ketetapan bukti, adalah ukuran mutu bukti. Yang relevan dan reliabilitasnya memenuhi tujuan audit untuk kelas transaksi, saldo akun, dan pengungkapan yang berkaitan. 2. Kecukupan bukti, diukur terutama oleh ukuran sampel yang dipilih oleh auditor. Dalam menentukan ketetapan ukuran sampel dalam audit ada dua factor yang paling penting adalah ekspetasi auditor atas salah saji dan keefektifan pengendalian internal klien.
Jenis-jenis bukti audit: 1. (physical examination) Pemeriksaaan fisik inspeksi / perhitungan yg dilakukan auditor atas aktiva berwujud. Jenis bukti ini paling sering berkaitan dgn persediaan & kas, tretp jg dpt diterapkan pd verifikasi sekuritas, wesel tagih, & aktiva tetap berwujud.
2. (confirmation) konfirmasi menggambrakan penerimaan respon tertulis / lisan dari pihak ketiga yg independent yg memverifikasi keakuratan informasi yg diajukan oleh auditor. Permintaan ini ditujukan kepd klien & klien meminta pihak ketiga yg independent u/ meresponnya secara langsung kepd auditor. Kartena konformasi bersumber dari sumber yg independent terhadap klien, jenis bukti audit ini sangat dipercaya & merupakan jenis bukti yg serig digunakan.
3. (documentation) dokumentasi inspeksi oleh auditor atas dokumen & catatan klien u/ mendukung informasi yg tersaji, / seharusnya tersaji, dlm laporan keuangan. Dokumen yg diperiksa oleh auditor adlah catatan yg digunakan klien u/ menyediakan informasi bagi pelaksanaan bisnis dgn cara yg terorganisir, yg bias jg dlm bentuk kertas, bentuk elektronik, / media lain. Krna setiap transaksi dlm organisasi klien biasanya didukung paling tidak oleh selembar dokumen, jenis bukti audit ini tersedia dlm jumlah besar. Dokumen dpt diklasifikasikan sbg dokumen internal & eksternal. Dokumen internal adlah dokumen yg disiapkan & digunakan dlm organisasi klien & disimpan tanpa pernah disampaikan kepd pihak luar se&gkan dokumen eksternal adlah dokumen yg ditangani oleh seseorang dilur organisasi klien yg merupakan pihak yg melakukan transaksi, tetp dokumen tsb saat ini berada ditangan klien / dgn segera dpt diakses oleh klien.
4. (analytical procedures) prosedur analitis mengambarkan perbandingan & hubungan u/ menilai apakah saldo akun / data lainnya tampak wajar dibandingkan dgn harapan auditor. Prosedur analisis yg digunakan u/ tujuan berbeda pd suatu audit adlah: memahami industri & bisnis klien, menilai kemampuan entitas u/ terus Going Concern, menunjukkan a&ya kemungkinan salah saji dlm laporan keuangan, mengurangi pengujian audit yg terinci.
5. (inquiries of the client) wawancara dgn klien adlah upaya u/ memperoleh informasi secara lisan maupun tertulis dari klien sbg respon atas pertanyaan yg diajukan auditor. Walaupun banyak bukti yg didpt, namun bukti itu tidak dpt dianggap debagai bukti yg meyakinkan krna bukan dari sumber yg independent & mengkin mendukung pihak klien. Krna itu, apabila auditor memperoleh bukti melalui Tanya jawab, biasanya auditor jg memperoleh bukti pendukung melalui prosedur lain.
6. (recalculation) rekalkulasi melibatkan pengecekan ulang atsa sempel kalkulasi yg dilakukan oleh klien. Pengecekan ulang kalkulasi klien ini terdiri dari pengujian atas keakuratan perhitungan klien & mencakup prosedurt sperti perkalian faktur penjualan & persediaan, penjumlahan jurnal & buku tambahan, serta pengecekan kalkulasi beban penyusutan & beban dibayar di muka.
7. (reperformance) pelaksanaan-ulang pengujian independent yg dilakukan auditor atas prosedur / pengendalian akuntansi klien, yg semua dilakukan sbg bagian dari system akuntansi & pengendalian eksternal klien. Jika rekalkulasi melibatkan pengecekan ulang atas suatu perhitungan, pelaksanaan ulang melibatkan pengecekan atas prosedur lain.
8. (observation) observasi penggunaan indera u/ menilai aktivitas klien. Selama menjalani penugasan dari klien, auditor mempunyai banyak kesempatan u/ menggunakan inderanya penglihatan, perasaan, & penciuaman guna mengevaluasi berbagai item. Jenis observasi kurang dpt diandalkan krna resiko personil klien akan mengubah perilakunya akibat kehadiran auditor. Mereka mungkin melaksanakan tanggung jawabnya sesuai dgn kebijakan perusahaan dihadapan auditor, tetp melakukan hal yg biasa dilakukan stlah auditor tidak ada. Krna itu, perlu u/ menindak lanjuti kesan pertama yg diperoleh dgn jenis bukti pendukung lainnya. Namun demikian, observasi berguna dlm pelaksanaan sebagian besar audit.
DOKUMENTASI AUDIT adalah catatan utama prosedur auditing yang ditetapkan, bukti yang diperoleh, dan kesimpulan yang dicapai auditor dalam melaksanakan penugasan. Tujuan dokumentasi audit secara keseluruhan adalah untuk membantu auditor dalam memberikan kepastian yang layak bahwa audit yang memadai telah dilakukan sesuai dengan standar audit. Secara lebih khusus, dokumentasi audit yang berkaitan dengan audit tahun berjalan memberikan: 1. Dasar bagi Perencanaan Audit. Jika auditor akan merencanakan audit yang memadai, informasi tentang referensi yang diperlukan harus tersedia dalam file audit yang meliputi bermacam informasi perencanaan sebagai informasi deskriptif tentang pengendalian internal, anggaran waktu untuk masing masing area audit, program audit, dan hasil audit tahun sebelumnya. 2. Catatan Bukti yang Dikumpulkan dan Hasil Pengujian. Jika mencul kebutuhan, auditor harus mampu memperlihatkan kepada lembaga pembuat peraturan dan pengendalian bahwa audit telah direncanakan dengan baik dan diawasi secara memadai; bukti yang dikumpulkan telah tepat dan mencukupi; dan laporan audit tepat, dengan mempertimbangkan hasil audit. 3. Data untuk Menentukan Jenis Laporan Audit yang Tepat. Dokumentasi audit menyediakan sumber informasi yang penting untuk membantu auditor dalam memutuskan apakah bukti yang tepat dan mencukupi telah dikumpulkan guna menjustifikasi laporan audit berdasarkan situasi tertentu. Data yang ada dalam file memiliki kegunaan yang sama untuk mengevaluasi apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar, berdasarkan bukti audit tersebut. 4. Dasar bagi Review oleh Supervisor dan Partner. File audit adalah kerangka referensi utama yang digunakan supervisor untuk mereview pekerjaan asisten. Review yang cermat oleh supervisor juga memberikan bukti bahwa audit telah diawasi secara memadai.
Permanent File, Contoh : Akte pendirian,Accounting manual (pedoman akuntansi), Kontrak kontrak,Notulen rapat merupakan arsip kertas kerja yang secara relatif tidak mengalami perubahan. Arsip ini dapat digunakan berulang ulang untuk beberapa periode pengauditan. Tujuan dari permanent file : Sebagai acuan yang digunakan untuk pemeriksaan tahun-tahun mendatang. Memberikan ringkasan mengenai kebijakan dan organisasi klien bagi staff yang baru pertamakali menangani pemeriksaan laporan keuangan. Untuk menghindari pengulangan pembuatan kertas kerja yang sama dari tahun ke tahun.
Current File(file tahun berjalan), Contoh : Neraca saldo berjalan, ayat jurnal penyesuaian, Rekonsiliasi, Rincian piutang, Rincian persediaan Rincian utang, Rincian biaya dan lain lain. yaitu arsip pemeriksaan tahunan yang diperoleh dari pemeriksaan tahun berjalan, informasi dari current file pada umumnya mempunyai manfaat untuk tahun yang diperiksa.