PELAKSANAAN TUGAS SPKT SEBAGAI IMPLEMENTASI RANHAMNAS
BIDANG YANKOMAS DALAM PENYELENGGARAAN TUGAS TANGGAL 28 AGUSTUS 2013
I. DASAR.
a. Undang Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia;
b. Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia Tahun 2011 2014;
c. Surat Telegram Kapolri Nomor : ST/1668/VIII/2013 tanggal 23 Agustus 2013 tentang focus group discussion masalah pelaksanaan tugas SPKT sebagai implementasi ranhamnas bidang yankomas dalam penyelenggaraan tugas Polri dan permasalahannya.
II. MAKSUD DAN TUJUAN.
a. Maksud
sebagai pedoman bagi peserta Ranham Nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam penanganan dugaan pelanggaran HAM baik yang dikomunikasikan maupun tidak/belum dikomunikasikan.
b. Tujuan
1) menjamin pemahaman mekanisme bagi Panitia Ranham Nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam menangani komunikasi masyarakat;
2) memastikan persamaan persepsi, kesatuan tindak dan menjamin keseragaman dalam pemberian Yankomas.
III. RUANG LINGKUP
a. Setiap perbuatan yang dilakukan oleh seseorang, kelompok orang, aparat Negara dan instansi/lembaga pemerintah baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara melawan hukum yang meliputi :
mengurangi .. KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH JAWA TENGAH
-2-
mengurangi; menghalangi; membatasi dan atau mencabut
Hak Asasi Manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-Undang dan tidak mendapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. Bukan kasus yang sedang dalam proses hukum/peradilan;
c. Bukan merupakan pelanggaran HAM berat sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM
IV. PELAKSANAAN.
a. Waktu dan Pelaksanaan.
hari Rabu tanggal 28 Agustus 2013 bertempat di ruang rapat Divkum Polri Jl. Trunojoyo No.3 Kebayoran Baru Jakarta Selatan.
b. Sasaran / Obyek focus group discussion
1) mekanisme penanganan dugaan pelanggaran HAM yang dikomunikasikan
2) mekanisme penanganan dugaan pelanggaran HAM yang tidak / belum dikomunikasikan
V. KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN.
Membahas prinsip prinsip pelayanan komunikasi masyarakat yang meliputi :
a. secara langsung
pihak penyampai komunikasi datang secara langsung untuk menyampaikan permasalahan HAM yang dihadapinya kepada pejabat pelayanan komunikasi masyarakat;
b. secara tidak langsung
komunikasi secara tidak langsung yang dapat dilakukan melalui surat, Fax, Email oleh penyampai komunikasi masyarakat termasuk dari lembaga/organisasi internasional dan kantor perwakilan pemerintah di luar negeri dengan melampirkan data, fakta dan bukti-bukti.
VI. HASIL ..
-3-
VI. HASIL YANG DICAPAI
a. Kriteria komunikasi yang dapat ditindak lanjuti :
1) tidak bertentangan dengan instrument HAM Nasional dan Internasional;
2) memiliki identitas penyampainkomunikasi jelas;
3) mempunyai alasan yang dapat dipertanggungjawabkan;
4) dapat diajukan sendiri oleh korban;
5) dapat diajukan oleh pihak lain yang mengetahui secara langsung ataupun tidak langsung dan dapat dipertanggungjawabkan tentang terjadinya dugaan pelanggaran Hak Asasi Manusia;
6) memuat fakta, data, tujuan pengajuan komunikasi masyarakat dan hak yang diduga telah dilanggar;
7) tidak bermotivasi politik;
8) tidak boleh menggunakan bahasa yang kasar atau berisi kata-kata yang menghina Negara termasuk symbol-simbol
b. Tugas panitia Ranham
1) menerima dan menindaklanjuti komunikasi;
2) melakukan penelaahan/analisis terhadap dugaan pelanggaran hak asasi manusia baik yang dikomunikasikan maupun yang tidak/belum dikomunikasikan;
3) mengumpulkan data dan informasai yang berkaitan dengan dugaan pelanggaran hak asasi manusia yang tidak/belum dikomunikasikan dari media cetak maupun elektronik, instansi pemerintah, organisasi atau anggota masyarakat dan pengamatan secara langsung ke lokasi terjadinya dugaan pelanggaran HAM;
4) menangani dugaan pelanggaran hak asasi manusia yang bersifat kasuistis dan mendesak yang tidak/belum dikomunikasikan dengan menggunakan mekanisme penanganan komunikasi;
5) melakukan ..
-4-
5) melakukan audiensi, koordinasi dan memberikan rekomendasi dalam rangka penanganan dugaan pelanggaran hak asasi manusia baik yang dikomunikasikan maupun yang tidak/belum dikomunikasikan.
c. Kewenangan Panitia Ranham
1) meminta informasi dan klarifikasi dari pemerintah/non pemerintah atau lembaga mandiri, atau anggota masyarakat yang berkaitan dengan dugaan pelanggaran hak asasi manusia baik yang dikomunikasikan maupun yang tidak/belum dikomunikasikan;
2) meminta informasi tindak lanjut dari instansi/lembaga yang berwenang terhadap penanganan dugaan pelanggaran hak asasi manusia baik yang dikomunikasikan maupun yang tidak/belum dikomunikasikan;
3) melakukan pembahasan penanganan dugaan pelanggaran hak asasi manusia;
3) merekomendasikan kepada instansi/lembaga yang berwenang terhadap penanganan dugaan pelanggaran hak asasi manusia baik yang dikomunikasikan maupun yang tidak/belum dikomunikasikan
VII KESIMPULAN
a. Kesimpulan
pelaksanaan focus group discussion pelaksanaan tugas spkt sebagai implementasi ranhamnas bidang yankomas dalam penyelenggaraan tugas yang dilaksanakan mulai tanggal 28 Agustus 2013 pada umumnya berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah dijadwalkan dengan kesimpulan sebagai berikut :
1) pendahuluan berisi latar belakang, tujuan dan sasaran pelayanan komunikasi masyarakat;
2) kondisi permasalahan HAM yang menonjol (actual) berisi uraian singkat permasalahan HAM yang tidak/belum dikomunikasikan serta data dan informasi permasalahan HAM yang dikomunikasikan;
3) hasil penanganan permasalahan HAM baik yang dikomunikasikan maupun tidak/belum dikomunikasikan yang terjadi pada kurun waktu periode sebelumnya;
4) hambatan ..
-5-
4) hambatan atau kendala dalam pelaksanaan pelayanan komunikasi masyarakat;
VIII PENUTUP.
Demikian laporan hasil pelaksanaan pelaksanaan focus group discussion pelaksanaan tugas spkt sebagai implementasi ranhamnas bidang yankomas dalam penyelenggaraan tugas yang dilaksanakan tanggal 28 Agustus 2013.
Semarang, Agustus 2013 KEPALA SPKT POLDA JATENG
KASIDO MARHADI, S.H. AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 58040951
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN FOCUS GROUP DISCUSSION PELAKSANAAN TUGAS SPKT SEBAGAI IMPLEMENTASI RANHAMNAS BIDANG YANKOMAS DALAM PENYELENGGARAAN TUGAS TANGGAL 28 AGUSTUS 2013
Semarang, Agustus 2013
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH JAWA TENGAH
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH JAWA TENGAH SETRA PELAYANAN KEPOLISIAN TERPADU
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN PELATIHAN OPERATOR PIKNAS TANGGAL 16 s.d 17 SEPTEMBER 2013
I. DASAR.
a. Undang Undang Nomor No. 2 Tahun 2002, pasal 15 ayat (1) huruf j, yang menormakan bahwaguna melaksanakan tugas pokoknya Polri berwenang menyelenggarakan Pusat Informasi Kriminal Nasional
b. Arah pembangunan polri dalam era Reformasi yang dinyatakan dalam Buku Biru Polri menyarankan dalam pembangunan Polri untuk dapat segera dibangun dan diberdayakan Pusat Informasi Kriminal Nasional
c. Undang-undang No. 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan informasi publik
d. Kep Kapolri No. Pol : Kep/33/VIII/2008 tanggal 29 Agustus 2009 tentang Blue Print ( Cetak Biru ) Reserse Kriminal Polri tahun 2008 2025
e. Perkap No. 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Sistem Piknas
f. Perkap No. 21 Tahun 2010 tentang Organisasi Mabes Polri
II. MAKSUD DAN TUJUAN
Sebagai pedoman bagi petugas dikewilayahan dalam melaksanakan Input Data Laporan Polisi, IDK, DPO, dan Hiltem melalui system Piknas
III. RUANG LINGKUP
a. Dibatasi pada pemamfaatan Sistem Piknas dalam proses Input Data Laporan Polisi, IDK, DPO, Hiltem dan proses Batch pada Kewilayahan
IV. PELAKSANAAN.
a. Waktu dan Pelaksanaan.
Hari Senin s.d Selasa tanggal 16 s.d 17 September 2013 bertempat di Pusiknas Bareskrim Polri gedung TNCC lantai 3 Mabes Polri Jl. Trunojoyo No.3 Kebayoran Baru Jakarta Selatan.
2
b. Sasaran / Obyek focus group discussion
1) Mekanisme untuk mengumpulkan, menyimpan, mengolah serta menyajikan data / informasi Kriminal Nasional secara cepat, tepat dan akurat
2) Mekanisme pengumpulan, menyimpan, mengolah serta menyajikan data / informasi Kriminal Nasional di gunakan baik untuk kepentingan penegak hukum maupun untuk pelayanan kepada masyarakat
V. KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN.
Membahas tata cara menginput data meliputi :
a. Alur Proses Penyelidikan
Alur proses pada Aplikasi Ops Kewilayahan ini terdiri dari kegiatan kegiatan pokok dalam rangka peneriman kasus, disposisi kasus dan pencatatan beberapa informasi detil data kasus guna keperluan pembentukan laporan statistic tindak pidana tingkat nasional, antara lain berupa Penerimaan Laporan (LP), Penugasan (Disposisi) kasus dan penyelesaian data Pencatatan Kesimpulan Kasus (IDK)
b. Input Data
Penginputan data terkait dengan terjadinya kasus atau peristiwa pidana meliputi data kejadian atau peristiwa pidana, data korban dari peristiwa pidana, data kejahatan atau pidana yang dilakukan, data pelaku pidana, data barang bukti dan data pelapor
c. Input data Laporan Polisi (LP) Model A
Laporan Polisi Model A dipakai oleh petugas Polisi untuk melaporkan adanya kasus / peristiwa pidana.Artinya,laporan Polisi ini dibuat tanpa pengaduan atau laporan dari masyarakat, dengan langkah langkah sebagai berikut : 1. Isi nomor laporan Polisi 2. Isi peristiwa yang terjadi 3. Isi tanggal kejadian dengan menggunkan Detepicter tanggal kejadian, hari kejadian akan langsung ditentukan aplikasi 4. Isi jam kejadian dengan timepicker jam kejadian 5. Isi tempat kejadian dengan memilih salah satu dari nilai combobox tempat kejadian 6. Isi isian bebas textarea tempat kejadian 7. Isi isian bebas textarea apa yang terjadi 8. Isi isian bebas textarea bagaimana terjadi 9. Isi tanggal pelaporan kasus dengan datepicter tanggal kejadian 10. Isi jam pelaporan kasus dengan dengan timepicker 11. Isi tab form tindak pidana 12. Isi tab form pelaku 13. Isi tab form tindak pidana
3 14. Isi tab form tindak pidana 15. Isi tab form pelaku 16. Isi tab form korban 17. Isi tab form saksi 18. Isi tab form barang bukti 19. Isi textarea NRP Polisi yang menandatangani, atau gunakan tombol elipsi [] 20. Isi Textarea NRP Polisi yang mengetahui, atau gunakan tombol elipsi [] 21. Tekan tobol simpan. Jika penyimpanan berhasil maka kan muncul pesan bahwa penyimpanan data berhasil. Jika tidak, akan muncul pesan mengenai ketidakberhasilan penyimpanan karena alas an tertentu
d. Input data Laporan Polisi (LP) Model B
Laporan Polisi Model A dipakai oleh petugas Polisi untuk menerima laporan atau pengaduan dari masyarakat mengenai adanya kasus / peristiwa pidana dengan langkah langkah sebagai berikut : 1. Tekan tombol tambah 2. Isi nomor laporan Polisi 3. Isi peristiwa yang terjadi 4. Isi tanggal kejadian dengan menggunkan Detepicter tanggal kejadian, hari kejadian akan langsung ditentukan aplikasi 5. Isi jam kejadian dengan timepicker jam kejadian 6. Isi tempat kejadian dengan memilih salah satu dari nilai combobox tempat kejadian 7. Isi isian bebas textarea tempat kejadian 8. Isi isian bebas textarea apa yang terjadi 9. Isi isian bebas textarea bagaimana terjadi 10 Isi tanggal pelaporan kasus dengan datepicter tanggal kejadian 11 Isi jam pelaporan kasus dengan dengan timepicker jam lapor 12 Isi tab form pelapor 13 Isi tab form tindak pidana 14 Isi tab form pelaku 15 Isi tab form korban 16 Isi tab form saksi 17 Isi tab form barang bukti 18 Isi textarea NRP Polisi yang menandatangani, atau gunakan tombol elipsi [] 19 Isi Textarea NRP Polisi yang mengetahui, atau gunakan tombol elipsi [] 20 Tekan tobol simpan. Jika penyimpanan berhasil maka kan muncul pesan bahwa penyimpanan data berhasil. Jika tidak, akan muncul pesan mengenai ketidakberhasilan penyimpanan karena alas an tertentu
VI. HASIL YANG DICAPAI
a. Peserta pelatihan piknas dapat menjalankan Aplikasi Data Kasus (IDK) diperuntukan melakukan pencatatan data kasus yang dilaporkan ke Kepolisian dalam bentuk Laporan Polisi
b. Pencatatan data kasus pada aplikasi IDK lebih ringkas dari pada informasi yang digunakan pada aplikasi Sistem Operasional On-going
4 c. Pada aplikasi IDK, dasar dari pencatatan data kasus berasal dari struktur data statistic kejahatan
d. Sumber data informasi yang biasa digunakan untuk entry data di aplikasi IDK berasal dari data laporan Polisi, surat-surat proses penyidikan atau dokuman pemberkasan kasus
VII KESIMPULAN
Pelaksanaan pelatihan Operator Sistem Piknas TA 2013 mulai tanggal 16 s.d 17 September 2013 bertempat di Pusiknas Bareskrim Polri gedung TNCC lantai 3 Mabes Polri Jl. Tronojoyo 3 Kebayoran Baru Jakarta Selatan pada umumnya berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah dijadwalkan dengan kesimpulan sebagai berikut :
1) Pendahuluan berisi latar belakang, maksud dan tujuan pelaksanaan pelatihan Operator Sistem Piknas TA 2013
2) Target Aplikasi Piknas adalah pelaporan yang cepat dan terpusat dengan menggunakan Aplikasi Piknas
3) 1. Hambatan atau kendala dalam pelaksanaan pelayanan masyarakat dengan menggunakan aplikasi Piknas karena kurangnya sosialisasi Sistem aplikasi Piknas, belum adanya sarana dan prasarana penunjang berjalanannya aplikasi Piknas khususnya SPKT dan kurangnya dukungan dari bid TI Polda terhadap jaringan Piknas
VIII PENUTUP
Demikian laporan hasil pelaksanaan pelaksanaan pelatihan Operator Sistem Piknas TA 2013 yang di laksanakan pada tanggal 16 s.d 17 September 2013 bertempat di Pusiknas Bareskrim Polri gedung TNCC lantai 3 Mabes Polri Jl. Tronojoyo 3 Kebayoran Baru Jakarta Selatan
Semarang, September 2013 YANG MEMBUAT LAPORAN
FANNY AGUNG NUGROHO BRIPKA NRP 82070135
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN PELATIHAN OPERATOR SISTEM PIKNAS TA 2013 TANGGAL 16 s.d 17 SEPTEMBER 2013
Semarang, September 2013
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH JAWA TENGAH SENTRA PELAYANAN KEPOLISIAN TERPADU