Anda di halaman 1dari 51

BIOLOGI DAN FISIKA KEPERAWATAN

BIOAKUSTIK DAN BIOTERMAL





OLEH :
KELOMPOK 6:
D-IV Keperawatan
Dewa Gede Sastra Ananta Wijaya (P07120214005)
Ni Putu Erna Libya (P07120214014)
Ni Luh Suci Novi Ariani (P07120214021)
I Gede Suyadnya Putra (P07120214023)
Ni Putu Soniya Darmayanti ( P07120214040 )

Kementerian Kesehatan RI
Politeknik Kesehatan Denpasar
Tahun Ajaran 2014/2015
Learning Task BIOFISIKA
BIOAKUSTIK

1. Apa yang dimaksud bunyi,sumber bunyi, intensitas bunyi?
2. Sebutkan pembagian frekuensi bunyi!
3. Apa yang dimaksud azas Doppler dan penerapannya dalam kesehatan?
4. Apa yang dimaksud dengan ultrasonik dan penerapannya dalam bidang kedokteran?
5. Sebutkan bagian-bagian dari telinga dan fungsinya?
6. Jelaskan tentang tes pendengaran dan cara melakukannya!
7. Jelaskan tentang kebisingan dan dampaknya pada kesehatan!



Learning Task BIOFISIKA

BIOTERMAL

1. Jelaskan tentang hukum termodinamika dan metabolisme!
2. Jelaskan pengaturan suhu tubuh!
3. Jelaskan proses pengalihan panas secara: konduksi,konfeksi,radiasi dan evaporasi!
4. Jelaskan efek panas terhadap tubuh!
5. Jelaskan penggunaan energi panas dalam pengobatan!
6. Apa yang dimaksud dengan termografi dan penerapannya dalam penegakan diagnosis!






BIOAKUSTIK

1. Apa yang dimaksud bunyi,sumber bunyi, intensitas bunyi?
Pembahasan :

A. Bunyi

Bunyi merupakan getaran yang menimbulkan gelombang longitudinal yang
merambat melalui medium perambatannya (zat cair, zat padat, dan udara) sehingga
dapat didengar. (Fisika, 2006 : 41).
Gelombang bunyi merupakan vibrasi atau gerakan dari molekul-molekul zat dan
saling beradu satu sama lain dimana zat tersebut terkoordinasi menghasikan
gelombang serta mentransmisikan energi tanpa disertai perpindahan partikel. (Fisika
Kedokteran, 1996 : 65)
Gelombang bunyi mempunyai sifat memantul, diteruskan, dan diserap benda.
Apabila gelombang suara mengenai tubuh manusia (dinding) maka bagian dari
gelombang akan dipantulkan dan bagian lain akan diteruskan ke dalam tubuh.
Penyerapan energi bunyi ini akan mengakibatkan berkurangnya amplitudo
gelombang bunyi. Gelombang bunyi timbul akibat terjadi perubahan mekanik pada
zat padat, zat cair dan gas yang merambat ke depan dengan kecepatan tertentu.
Gelombang bunyi ini menjalar secara longitudinal, lain dengan cahaya yang
menjalar secara transversal. Pada suatu percobaan, apabila terjadi vibrasi dari suatu
bunyi maka akan terjadi suatu peningkatan tekanan dan penurunan tekanan pada
tekanan atmosfer, peningkatan tekanan ini disebut kompresi sedangkan penurunan
tekanan disebut rarefaksi (peregangan). Bunyi mempunyai hubungan antara
frekuensi vibrasi (f) bunyi, panjang gelombang () dan kecepatan (v).

Kecepatan bunyi berbeda-beda dalam melewati berbagai medium. Berikut tabel
perbedaannya.



Temperatur Material
Masa Jenis ( )
Kg/m
3

Kecepatan (v)
cm/s
Z (= )
Kg/m
2
s
20
o
C Udara 1,29 331 430
0
o
C CO
2
1,98 258 430
0
o
C H
2
8,99 x 10
-2
1.270 430
20
o
C Alkohol 791 1.210 430
20
o
C Air 1.000 1.480 430
20
o
C Besi 7.900 5.130 430
37
o
C Darah 1.056 1.570 430
20
o
C Otak 1.020 1.530 1,56 x 10
6

20
o
C Otot 1.040 1.580 1,64 x 10
6

20
o
C Lemak 920 1.450 1,33 x 10
6

20
o
C Tulang 1.900 4.040 7,68 x 10
6


Gelombang bunyi dibawa oleh zat padat, cair, dan gas. Pada umumnya, makin
keras zat, makin cepat gelombang bunyi merambat. Hal ini masuk akal, karena
kekerasan zat menyatakan secara tidak langsung bahwa partikel-partikel tergandeng
secara kuat sehingga lebih responsif terhadap gerak partikel lainnya.

B. Sumber Bunyi
Sumber bunyi adalah semua benda yang bergetar dan menghasilkan suara
merambat melalui medium atau zat perantara sampai ke telinga. Dari sumber bunyi ke
telinga terjadi perambatan energi. Gelombang bunyi termasuk gelombang mekanik
dan longitudinal. Gelombang bunyi merambat melalui medium seperti gas, cair atau
padat. Kecepatan perambatan gelombang bunyi di dalam zat padat lebih cepat
dibandingkan dengan kecepatan di dalam gas atau udara. Gelombang bunyi tidak
dapat merambat di dalam ruang hampa. Contoh sumber bunyi yaitu: pembakaran
minyak dalam mesin,instrumen musik, gerakan dahan pohon, lonceng, garputala, dsb.
Syarat terjadinya bunyi yaitu:
1. Ada sumber bunyi yang bergetar
2. Ada zat perantara (medium) yang merambatkan gelombang bunyi dari
sumber ke telinga
3. Getraran mempunyai frekuensi tertentu (20 Hz 20.000 Hz)
4. Indra pendengar dalam keadaan baik

C. Intensitas Bunyi
Intensitas Bunyi adalah besarnya energi gelombang bunyi yang dipancarkan
atau dipindahkan tiap satu satuan waktu (daya) per-satuan luas atau energi yang
melewati medium 1 m
2
/detik atau watt/m
2
. Ketika mendengarkan bunyi yang terlalu
keras, tentunya telinga akan merasa sakit. Sebaliknya, bunyi yang terlalu lemah tidak
akan mampu didengar. Kenyataan ini membuktikan bahwa intensitas bunyi yang
dapat didengar manusia dengan baik berada pada batas-batas tertentu. Intensitas
bunyi yang mampu didengar manusia mempunyai intensitas 10
-12
watt/m
2
sampai
dengan 1 watt/m
2
. Intensitas bunyi 10
-12
watt/m
2
adalah intensitas bunyi terendah
yang masih dapat didengar telinga manusia. Intensitas ini disebut intensitas ambang
pendengaran. Sementara itu, intensitas bunyi terbesar yang masih dapat didengar
telinga manusia tanpa menimbulkan rasa sakit adalah 1 watt/m
2
dan
disebutintensitas ambang perasaan.

2. Sebutkan pembagian frekuensi bunyi!
Pembahasan :

A. Pembagian Frekuensi Bunyi
Dalam klarifikasi bunyi. Bunyi itu dapat digolongkan menjadi beberapa jenis
yaitu, sebagai berikut :

a. Berdasarkan Frekuensi
Berdasarkan frekuensi, bunyi itu dapat dibagi menjadi tiga golongan,
yaitu:
1. I nfrasonik, yaitu bunyi yang punya frekuensi kurang dari 20 Hz. Bunyi
infrasonik ini tidak dapat didengar oleh manusia,karena mungkin terlalu
kecil jadi sulit di dengar oleh kita dan yang bisa mendengar ini Cuma
beberapa hewan saja, seperti anjing dan jangkrik.
2. Audiosonik, yaitu bunyi yang punya frekuensi antara 20 Hz-20.000 Hz.
Bunyi audiosonik adalah gelombang bunyi yang dapat didengar oleh
telinga manusia.
3. Ultrasonik, yaitu bunyi yang punya frekuensi lebih dari 20.000 Hz.
Bunyi ini tidak dapat didengar oleh telinga manusia karena terlalu besar
kalu kita bisa dengar, kuping kita akan merasa sakit, dan bunyi ini dapat
didengar oleh beberapa hewan saja, seperti lumba-lumba dan kelelawar.
Bunyi ultrasonik ini juga sering digunakan oleh manusia pada aplikasi
radar untuk mendeteksi kedalaman laut dan objek tertentu, serta dapat
digunakan untuk mengukur panjang gua dan ketebalan logam di industri.

Arti pembagian frekuensi bunyi:
1. Infrasonik mengakibatkan perasaan kurang nyaman mengakibatkan
perasaan kurang nyaman , kelesuan.
2. Audiofrekuensi berhubungan dengan nilai ambang pendengaran (rata-
rata nilai ambang pendengaran 1000 Hz = 0 dB)
3. Ultrasonik digunakan dalam pengobatan, dekstruksi dan diagnosis

b. Berdasarkan keteraturan frekuensi

Berdasarkan keteraturan frekuensinya, bunyi itu dapat digolongkan sebagai
berikut.
1. Nada, yaitu bunyi yang punya frekuensi yang teratur. Contohnya bunyi
alat musik.
2. Desah, yaitu bunyi yang punya frekuensi tidak teratur. Contohnya bunyi
desiran angin dan piring jatuh.
3. Dentum, yaitu bunyi desah yang sangat keras dan bisa mengagetkan
pendengaran kita. Contohnya bunyi bom, ledakan, atau halilintar.

Resonansi itu adalah peristiwa bergetamya pada suatu benda yang terjadi
karena pengaruh getaran benda lain. Dan syarat terjadinya adnya resonansi itu adalah
memiliki frekuensi alamiah yang sama dengan frekuensi sumber getaran. Berikut ini
adalah Beberapa alat musik menggunakan prinsip resonansi dalam cara kerjanya,
seperti gamelan, kendang, gitar, harmonika, seruling, dan biota.

3. Apa yang dimaksud azas Doppler dan penerapannya dalam kesehatan?
Pembahasan :

A. Azas Doppler dan Penerapannya dalam Kesehatan

1. Azas Doppler

Definisi efek Doppler adalah gejala bunyi yang diselidiki oleh Doppler,
membahas perubahan frekuensi yang diterima oleh pengamat (pendengar) akibat
gerak relative antara sumber bunyi dengan pendengar. Misalnya gelombang bunyi
yang dikeluarkan oleh sumber bunyi dan pendengar bergerak saling mendekati. Maka
frekuensi bunyi yang didengar oleh pendengar akan lebih tinggi daripada frekuensi
sebenarnya dari bunyi yang dihasilkan sumber bunyi. Namun, jika sumber bunyi dan
pendengar bergerak saling menjauhi, maka frekuensi bunyi yang didengar oleh
pendengar akan lebih rendah daripada frekuensi sebenarnya.

2. Aplikasi klinis dari Doppler

a. Mendeteksi dan mengukur kecepatan aliran darah dengan sel darah merah sebagai
reflektor yang bergerak.
b. Pada bidang kebidanan, fungsi alat ini dispesifikkan untuk menghitung jumlah dan
menilai ritme denyut jantung bayi.

3. Diagnostik Doppler
Pemeriksaan dengan menggunakan Doppler adalah suatu pemeriksaan dengan
menggunakan efek ultrasonografi dari efek Doppler. Prinsip efek doppler ini sendiri
yaitu ketika gelombang ultrasound ditransmisikan kearah sebuah reflektor stationer,
gelombang yang dipantulkan memiliki frekuensi yang sama. Jadi, jika reflektor
bergerak kearah transmiter, frekuensi yang dipantulakn akan lebih tinggi, sedangkan
jika reflektor bergerak menjauhi maka frekuensi yang dipantulkan akan lebih rendah.
Perbedaan antara frekuensi yang ditransmisikan dan yang diterima sebanding dengan
kecepatan bergeraknya reflektor menjauhi atau mendekati transmiter. Fenomena ini
dinamakan efek Doppler dan perbedaan antar frekuensi tersebut dinamakan Doppler
shift.
Fetal Doppler hanya menggunakan teknik auskultasi tanpa teknik pencitraan
seperti pada velocimetri Doppler maupun USG. Untuk fetal Doppler, agar bisa
menangkap suara detak jantung, transduser ini memancarkan gelombang suara kearah
jantung janin. Gelombang ini dipantulkan oleh jantung janin dan ditangkap kembali
oleh transduser. Jadi, transduser berfungsi sebagai pengirim gelombang suara dan
penerima kembali gelombang pantulnya (echo). Pantulan gelombang inilah yang
diolah oleh Doppler menjadi sinyal suara. Sinyal suara ini selanjutnya
diamplifikasikan. Hasil terakhirnya berupa suara cukup keras yang keluar dari
mikrofon. Dengan alat ini energi listrik diubah menjadi energi suara yang kemudian
energi suara yang dipantulkan akan diubah kembali menjadi energi listrik. Pada
velocimetri Doppler maupun USG, pencitraan yang diperoleh dan ditampilkan pada
layar adalah gambaran yang dihasilkan gelombang pantulan ultrasound.
Fetal Doppler memberikan informasi tentang janin mirip dengan yang disediakan
oleh stetoskop janin. Satu keuntungan dari fetal Doppler dibanding dengan stetoskop
janin (murni akustik) adalah output audio elektronik, yang memungkinkan orang
selain pengguna untuk mendengar detak jantung. Fetal dopler juga mempermudah
seorang bidan dalam menghitung denyut jantung janin tanpa harus berkonsentrasi
penuh dalam menghitung Denyut Jantung Janin.
4. Apa yang dimaksud dengan ultrasonik dan penerapannya dalam bidang
kedokteran?
Pembahasan :
A. Pengertian Gelombang Ultrasonik
Ultrasonik adalah suara atau getaran dengan frekuensi yang terlalu tinggi
untuk bisa didengar oleh telinga manusia, yaitu kira-kira di atas 20 kiloHertz.
Hanya beberapa hewan, seperti lumba-lumba menggunakannya untuk
komunikasi,sedangkan kelelawar menggunakan gelombang ultrasonik untuk
navigasi. Dalam hal ini, gelombang ultrasonik merupakan gelombang ultra
(diatas) frekuensi gelombang suara(sonik).
Gelombang ultrasonik dapat merambat dalam medium padat, cair dan gas.
Reflektivitas dari gelombang ultrasonik ini di permukaan cairan hampir sama
dengan permukaan padat, tapi pada tekstil dan busa, maka jenis gelombang ini
akan diserap.Frekuensi yang diasosiasikan dengan gelombang ultrasonik pada
aplikasi elektronik dihasilkan oleh getaran elastis dari sebuah kristal kuarsa yang
diinduksikan oleh resonans dengan suatu medan listrik bolak-balik yang
dipakaikan (efek piezoelektrik). Kadang gelombang ultrasonik menjadi tidak
periodik yang disebut derau (noise), dimana dapat dinyatakan sebagai superposisi
gelombang-gelombang periodik, tetapi banyaknya komponen adalah sangat besar.
Kelebihan gelombang ultrasonik yang tidak dapat didengar, bersifat langsung dan
mudah difokuskan. Jarak suatu benda yang memanfaatkan delay gelombang pantul
dan gelombang dating seperti pada sistem radar dan deteksi gerakan
oleh sensor pada robot atau hewan.
B. Prinsip dan Efek Penggunaan Ultrasonik

Efek Doppler merupakan dasar penggunaan ultrasonik yaitu terjadi
perubahan frekuensi akibat adanya pergerakan pendengar atau sebaliknya; dan
getaran bunyi yang dikirim ke tempat tertentui (ke objek) akan direfleksi oleh
objek itu sendiri.
Efek gelombang ultrasonik :

1) Mekanik

Efek secara mekanik yaitu membentuk emulsi asap/awan dan
disintegrasi beberapa benda padat, dipakai untuk menentukan lokasi batu
empedu.

2) Panas

Nelson Heerich dan Krusen, menunjukkan bahwa sebagian ultrasonik
mengalami refleksi pada titik yang bersangkutan, sedangkan sebagian lagi
pada titik tersebut mengalami perubahan panas. Pada jaringan bisa terjadi
pembentukan rongga dengan intensitas yang tinggi.

3) Kimia

Gelombang ultrasonik menyebabkan proses oksidasi dan terjadi
hidrolisis pada ikatan polyester.

4) Efek biologis

Efek yang ditimbulkan ultrasonik ini merupakan gabungan dari berbagai
efek misalnya akibat pemanasan menimbulkan pelebaran pembuluh darah.
Selain itu ultrasonik menyebabkan peningkatan permeabilitas membran sel
dan kapiler serta merangsang aktifitas sel. Sesuai hukum Vant Hoff
(menimbulkan panas) otot mengalami paralyse dan sel-sel hancur; bakteri,
virus dapat mengalami kehancuran. Selain itu menyebabkan keletihan pada
tubuh manusia apabila daya ultrasonik ditingkatkan.

C. Aplikasi Gelombang Ultrasonik dalam Kesehatan
Saat ini perkembangan dunia teknologi sangat berkembang pesat terutama
dalam dunia IT (Informatic Technology). Perkembangan dunia IT berimbas
pada perkembangan berbagai macam aspek kehidupan manusia. Salah satu aspek
yang terkena efek perkembangan dunia IT adalah kesehatan. Dewasa ini dunia
kesehatan modern telah memanfaatkan perkembangan teknologi untuk
meningkatkan efisiensi serta efektivitas di dunia kesehatan. Salah satu contoh
pengaplikasian dunia IT di dunia kesehatan adalah penggunaan alat-alat
kedokteran yang mempergunakan aplikasi komputer, salah satunya adalah USG
(Ultra sonografi).
USG adalah suatu alat dalam dunia kedokteran yang memanfaatkan
gelombang ultrasonik, yaitu gelombang suara yang memiliki frekuensi yang
tinggi(250 kHz 2000 kHz) yang kemudian hasilnya ditampilkan dalam layar
monitor. Pada awalnya penemuan alat USG diawali dengan penemuan gelombang
ultrasonik kemudian bertahun-tahun setelah itu, tepatnya sekira tahun 1920-an,
prinsip kerja gelombang ultrasonik mulai diterapkan dalam bidang kedokteran.
Penggunaan ultrasonik dalam bidang kedokteran ini pertama kali diaplikasikan
untuk kepentingan terapi bukan untuk mendiagnosis suatu penyakit. Dalam hal ini
yang dimanfaatkan adalah kemampuan gelombang ultrasonik dalam
menghancurkan sel-sel atau jaringanberbahaya ini kemudian secara luas
diterapkan pula untuk penyembuhan penyakit- penyakit lainnya. Misalnya, terapi
untuk penderita arthritis, haemorrhoids, asma, thyrotoxicosis, ulcus pepticum
(tukak lambung), elephanthiasis (kaki gajah), dan bahkan terapi untuk penderita
angina pectoris (nyeri dada).
Baru pada awal tahun 1940, gelombang ultrasonik dinilai memungkinkan
untuk digunakan sebagai alat mendiagnosis suatu penyakit, bukan lagi hanya
untuk terapi. Hal tersebut disimpulkan berkat hasil eksperimen Karl Theodore
Dussik, seorang dokter ahli saraf dari Universitas Vienna, Austria. Bersama
dengan saudaranya, Freiderich, seorang ahli fisika, berhasil menemukan lokasi
sebuah tumor otak dan pembuluh darah pada otak besar dengan mengukur
transmisi pantulan gelombang ultrasonik melalui tulang tengkorak. Dengan
menggunakan transduser (kombinasi alat pengirim dan penerima data), hasil
pemindaian masih berupa gambar dua dimensi yang terdiri dari barisan titik-titik
berintensitas rendah. Kemudian George Ludwig, ahli fisika Amerika,
menyempurnakan alat temuan Dussik.
Tahun 1949, John Julian Wild, ahli bedah Inggris yang bekerja di
MedicoTechnological Research Institute of Minnesota, berkolaborasi dengan John
Reid, seorang teknisi dari National Cancer Institute. Mereka melakukan investigasi
terhadap sel-sel kanker dengan alat ultrasonik. Beberapa jenis alat yang dibuat
untuk kepentingan investigasi tersebut antara lain B-mode ultrasound,
transduser/alat pemindai jenis A-mode transvaginal, dan transrectal. Prinsip alat-
alat tersebut mengacu pada sistem radar. Oleh sebab itu mereka kemudian
menyebutnya sebagai Tissue Radar Machine (mesin radar untuk deteksi jaringan).
Beberapa hasil penelitian lanjutan yang cukup penting dalam bidang
obstetriginekologi antara lain ditemukannya metode penentuan ukuran janin (fetal
biometry), teknologi transduser/alat pemindai digital, transduser dua dimensi dan
tiga dimensi modern penghasil tampilan gambar jaringan yang lebih fokus, dan
penentuan jenis kelamin janin dalam kandungan (Fetal Anatomic Sex
Assignment/FASA).
Teknologi transduser digital sekira tahun 1990-an memungkinkan sinyal
gelombang ultrasonik yang diterima menghasilkan tampilan gambar suatu jaringan
tubuh dengan lebih jelas. Penemuan komputer pada pertengahan 1990 jelas sangat
membantu teknologi ini. Gelombang ultrasonik akan melalui proses sebagai
berikut, pertama, gelombang akan diterima transduser. Kemudian gelombang
tersebut diproses sedemikian rupa dalam komputer sehingga bentuk tampilan
gambar akan terlihat pada layar monitor. Transduser yang digunakan terdiri dari
transduser penghasil gambar dua dimensi atau tiga dimensi. Seperti inilah hingga
USG berkembang sedemikianrupa hingga saat ini.
Ultrasonografi atau yang lebih dikenal dengan singkatan USG digunakan
luas dalam medis. Pelaksanaanprosedur diagnosis atau terapi dapat dilakukan
dengan bantuan ultrasonografi (misalnya untuk biopsi atau pengeluaran
cairan). Biasanya menggunakan probe yang digenggam yang diletakkan di atas
pasien dan digerakkan: gel berair memastikan penyerasian antara pasien dan probe.
Dalam kasus kehamilan, Ultrasonografi (USG) digunakan oleh dokter
spesialis kedokteran (DSOG) untuk memperkirakan usia kandungan dan
memperkirakan hari persalinan. Dalam dunia kedokteran secara luas, alat USG
(ultrasonografi) digunakan sebagai alat bantu untuk melakukan diagnosa atas
bagian tubuh yang terbangun dari cairan. Sonograf ini menunjukkan citra kepala
sebuah janin dalam kandungan.Ultrasonografi medis digunakan dalam:
a. Kardiologi
b. Endokrinologi
c. Gastroenterologi
d. Ginaekologi
e. Obstetrik
f. Ophthalmologi
g. Urologi
h. Intravascular ultrasound
i. Contrast enhanced ultrasound


D. Manfaat Gelombang Ultrasonik dalam Bidang Medis
1. Memeriksa bagian dalam tubuh
Pemeriksaan dapat dilakukan dengan mengirim pulsa-pulsa ultrasonik ke
bagian tubuh yang hendak dianalisis. Pulsa-pulsa ini akan dipantulkan oleh
organ-organ tubuh bagian dalam. Masing-masing organ mempunyai struktur,
kerapatan, dan kelentingan yang berbeda. Dengan mengukur waktu relatif dari
gelombang-gelombang pantul ini, maka didapat kedalaman-kedalaman organ.
Berdasarkan data kedalaman dan arah gelombang pantul, komputer akan
membentuk bayangan bagian dalam tubuh. Salah satunya dengan ultrasonic
transducer. Ultrasonic tranducer paling lazim dipakai untuk memantau janin
pada wanita hamil, sistemarteri pada penderita lemah jantung, mengamati
gangleon pada pasien penderita lemah atau kelainan otak, selain
memanfaatannya pada bidang oceanographi, misalnya kedalaman laut,
mengamati terumbu karang dan tentu saja jenis dan jarak pesawat amphibi dan
submarin, baik pihak kawan maupun lawan disaat perang terutama, juga pada
masa damai, mungkin juga untuk memantau posisi satelit, atau posisi dan
kecepatan suatu pesawat ruang angkasa, meteorit atau asteroid dan gugus
bintang yang relatif dekat dari Bima Sakti.
2. Kaca mata orang buta
Dengan menggunakan alat yang bisa mentranmisikan dan menerima
gelombang ultrasonik. Pulsa ultrasonik dikirim dan kemudian benda akan
memantulkan pulsa tersebut dan ditangkap kembali oleh alat tersebut. Pulsa
pantul ini diubah menjadi bunyi yang memberitahukan kepada orang tersebut
berapa jauh suatu benda dengan dirinya.

E. Ultrasonik Sebagai Pelengkap Diagnosis

Berkaitan dengan efek yang ditimbulkan gelombang ultrasonik dan sifat
gelombang bunyi ultra maka gelombang ultrasonik dipergunakan sebagai diagnosis
dan pengobatan.

1) CRT (Ossiloskop)
Kristal piezo electric yang bertindak sebagai transduser mengirim
gelombang ultrasonik mencapai pada dinding berlawanan, kemudian
gelombang bunyi dipantulkan dan diterima oleh transduser tersebut pula.
Transduser yang menerima gelombang balik akan diteruskan ke amplifier
berupa gelombang listrik kemudian gelombang tersebut ditangkap oleh CRT
(ossiloskop).
Bunyi yang dihasilkan oleh piezo electric melalui transduser akan
dipantulkan dan diterima oleh transduser. Gerakan transduser mula-mula akan
menghasilkan echo dapat dilihat adanya dot (dot ini disimpan pada CRT)
kemudian transduser digerakkan kearah lain menghasilkan echo pula sehingga
kemudian tercipta suatu gambaran dua dimensi.

2) MRI (Magnetic Resonance Imaging) dan USG (Ultrasonography)
MRI adalah salah satu cara pemotretan organ tubuh menggunakan
resonansi magnetis. Sistem kerjanya adalah pasien berbaring dalam sebuah
tabung. Kemudian gelombang bunyi ultrasonik ditembakkan ke tubuhnya.
Gema dari gelombang bunyi itu akan mencitrakan gambar tubuh bagian dalam
pasien. Gelombang ultrasonik juga dapat mendeteksi keadaan bayi dalam
kandungan, yang dikenal dengan sebutan USG. Pada dasarnya, prinsip kerja
dari MRI dan USG adalah sama. Sebuah pulsa singkat dari bunyi ultra
dipancarkan oleh sebuah transduser. transduser adalah sebuah alat yang dapat
mengubah pulsa listrik menjadi pulsa bunyi. Sebagian dari pulsa dipantulkan
pada berbagai permukaan dalam tubuh, dan sebagian besar akan diteruskan.
Transduser yang sama digunakan juga untuk mendeteksi pulsa listrik. Pulsa-
pulsa ini dapat diperlihatkan pada layar monitor. Penggunaan citra bunyi ini
merupakan kemajuan yang sangat penting dalam bidang medis. Penggunaan
bunyi ultra, dalam banyak kasus, telah menggantikan prosedur lain yang
berbahaya, seperti penggunaan sinar X. Tidak ada bukti efek yang berbahaya
dari penggunaan bunyi ultra ini, sehingga sering dikenal dengan pengujian
yang tidak merusak (non destructive testing).

F. Hal-Hal Yang Didiagnosis Dengan Ultrasonik
Ultrasonik dapat dipergunakan untuk beberapa diagnosis, diantaranya:
1. Mendiagnosis tumor otak (echo encephalo graphy), memberi informasi tentang
penyakit-penyakit mata, daerah / lokasi yang dalam dari bola mata,
menentukan apakah cornea atau lensa yang opaque atau ada tumor-tumor
retina.
2. Untuk memperoleh informasi struktur dalam dari tubuh manusia. Misalnya
hati, lambung, usus, mata, mamma, jantung janin.
3. Untuk mendeteksi kehamilan sekitar 6 minggu, kelainan dari uterus/ kandung
peranakan dan kasus-kasus perdarahan yang abnormal serta treatened abortus
(abortus yang sdang berlangsung).
4. Memberi informasi tentang jantung, valvula jantung, pericardial effusion
(timbunan zat cair dalam kantong jantung).

5. Sebutkan bagian-bagian dari telinga dan fungsinya?
Pembahasan :
A. Alat Pendengaran


Telinga merupakan alat penerima gelombang suara atau udara kemudian diubah
menjadi sinyal listrik dan diteruskan ke korteks pendengaran melalui saraf
pendengaran. Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk
keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar, telinga
tengah, dan telinga dalam.Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga
tengah meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada pada
telinga dalam akan menerima rarigsang bunyi dan mengirimkannya berupa impuls ke otak
untuk diolah.

B. Susunan Telinga
Tiga bagian utama dari telinga manusia adalah telinga luar, telinga tengah,
dan telinga bagian dalam. Kerja dari telinga manusia adalah sedemikian rupa
sehingga gelombang suara melakukan perjalanan dari telinga luar ke telinga tengah,
yang kemudian diteruskan ke telinga bagian dalam bentuk gelombang kompresi. Di
telinga bagian dalam, gelombang kompresional diubah menjadi impuls listrik yang
dirasakan oleh otak. Dengan cara ini, kita dapat mendengar dan membedakan
berbagai jenis suara. Mari kita bahas secara singkat tentang bagian-bagian yang
berbeda dari telinga manusia dan peran mereka dalam mendengar.
1. Telinga luar
ini telinga luar atau telinga bagian luar adalah bagian terlihat dari telinga,
yang berfungsi sebagai organ pelindung untuk gendang telinga. Ini mengumpulkan
dan memandu gelombang suara masuk ke telinga tengah. Telinga luar terdiri dari dua
bagian berikut.
a) Telinga Flap (Pinna) Gelombang suara masuk ke telinga melalui flap telinga atau
pinna.
b) Saluran Telinga (Meatus) Saluran telinga adalah sekitar 2 cm. Ini menguatkan
gelombang suara dan channelizes mereka ke telinga tengah. Kelenjar keringat yang
hadir dalam saluran ini, yang mensekresi kotoran telinga.
2. Telinga Tengah
Telinga tengah, terletak di antara telinga luar dan telinga bagian dalam,
merasakan gelombang suara dari telinga luar dalam bentuk gelombang tekanan.
Telinga tengah adalah rongga berisi udara dan terdiri dari bagian-bagian berikut.
a) Gendang telinga (membran timpani) Gendang telinga adalah selaput tipis yang
bertindak sebagai partisi antara telinga luar dan telinga tengah. Bergetar secepat itu
menerima gelombang suara, dan mengubah energi suara menjadi energi mekanik.
b) Hammer (Malleus) Ini adalah tulang kecil, yang terletak di sebelah gendang telinga.
Karena terletak berdekatan dengan gendang telinga, getaran dari gendang telinga
menyebabkan hammer bergetar.
c) Anvil (Incus) Anvil adalah tulang lain kecil di samping hammer, itu bergetar dalam
menanggapi getaran hammer.
d) Stirrup (Stapes) Serupa dengan hammer dan anvil, sanggurdi adalah tulang kecil di
telinga tengah. Akhirnya, juga bergetar dan melewati gelombang kompresional ke
telinga bagian dalam.
3. Telinga dalam (Labyrinth)
Telinga bagian dalam, seperti namanya, adalah bagian terdalam dari telinga.
Hal ini diisi dengan zat seperti air dan terdiri dari baik pendengaran dan
keseimbangan organ. Telinga bagian dalam terdiri dari bagian-bagian berikut.
a) Koklea (rumah siput)- ini koklea atau tabung spiral adalah struktur digulung yang
dapat meregang sekitar 3 cm. Lapisan membran koklea terdiri dari sel-sel saraf
banyak. Sel-sel saraf mirip rambut merespon secara berbeda terhadap berbagai
frekuensi getaran, yang akhirnya mengarah ke generasi impuls listrik.
b) Saluran setengah lingkaran Ini adalah loop berisi cairan, yang melekat pada koklea
dan membantu dalam mempertahankan keseimbangan.
c) Saraf Auditori ini impuls listrik, yang dihasilkan oleh sel-sel saraf, yang kemudian
diteruskan ke otak.
6. Jelaskan tentang tes pendengaran dan cara melakukannya!
Pembahasan :

A. Tes Pendengaran dan Cara Melakukannya
Ada 4 cara yang dapat kita lakukan untuk mengetes fungsi pendengaran penderita, yaitu :
1. Tes bisik.
2. Tes bisik modifikasi.
3. Tes garpu tala.
4. Pemeriksaan audiometri.

A. Tes Bisik
Ada 3 syarat utama bila kita melakukan tes bisik, yaitu :
1. Syarat tempat
2. Syarat penderita
3. Syarat pemeriksa

Ada 3 syarat tempat kita melakukan tes bisik, yaitu :
1. Ruangannya sunyi
2. Tidak terjadi echo / gema. Caranya dinding tidak rata, terbuat dari soft board, atau
tertutup kain korden.
3. Jarak minimal 6 meter.
Ada 4 syarat bagi penderita saat kita melakukan tes bisik, yaitu :
1. Kedua mata penderita kita tutup agar ia tidak melihat gerakan bibir pemeriksa.
2. Telinga pasien yang diperiksa, kita hadapkan ke arah pemeriksa.
3. Telinga pasien yang tidak diperiksa, kita tutup (masking). Caranya tragus telinga
tersebut kita tekan ke arah meatus akustikus eksterna atau kita menyumbatnya dengan
kapas yang telah kita basahi dengan gliserin.
4. Penderita mengulangi dengan keras dan jelas setiap kata yang kita ucapkan.

Ada 2 syarat bagi pemeriksa saat melakukan tes bisik, yaitu :

1. Pemeriksa membisikkan kata menggunakan cadangan udara paru-paru setelah fase
ekspirasi.
2. Pemeriksa membisikkan 1 atau 2 suku kata yang telah dikenal penderita. Biasanya
kita menyebutkan nama benda-benda yang ada disekitar kita.

Teknik pemeriksaan pada tes bisik, yaitu :
Penderita dan pemeriksa sama-sama berdiri. Hanya pemeriksa yang boleh
berpindah tempat. Pertama-tama pemeriksa membisikkan kata pada jarak 1 meter dari
penderita. Pemeriksa lalu mundur pada jarak 2 meter dari penderita bilamana penderita
mampu mendengar semua kata yang kita bisikkan. Demikian seterusnya sampai
penderita hanya mendengar 80% dari semua kata yang kita bisikkan kepadanya. Jumlah
kata yang kita bisikkan biasanya 5 atau 10. Jadi tajam pendengaran penderita kita ukur
dari jarak antara pemeriksa dengan penderita dimana penderita masih mampu mendengar
80% dari semua kata yang kita ucapkan (4 dari 5 kata).
Kita dapat lebih memastikan tajam pendengaran penderita dengan cara
mengulangi pemeriksaan. Misalnya tajam pendengaran penderita 4 meter. Kita maju
pada jarak 3 meter dari pasien lalu membisikkan 5 kata dan penderita mampu mendengar
semuanya. Kita kemudian mundur pada jarak 4 meter dari penderita lalu membisikkan 5
kata dan penderita masih mampu mendengar 4 kata (80%).
B. Tes Bisik Modifikasi
Tes bisik modifikasi merupakan hasil perubahan tertentu dari tes bisik. Tes bisik
modifikasi kita gunakan sebagai skrining pendengaran dari kelompok orang
berpendengaran normal dengan kelompok orang berpendengaran abnormal dari sejumlah
besar populasi. Misalnya tes kesehatan pada penerimaan CPNS.
Cara kita melakukan tes bisik modifikasi, yaitu :
1. Kita melakukannya dalam ruangan kedap suara.
2. Kita membisikkan 10 kata dengan intensitas suara lebih kecil dari tes bisik
konvensional karena jaraknya juga lebih dekat dari jarak pada tes bisik
konvensional.Cara kita memperlebar jarak dengan penderita yaitu dengan
menolehkan kepala kita atau kita berada dibelakang penderita sambil melakukan
masking (menutup telinga penderita yang tidak kita periksa dengan menekan tragus
penderita ke arah meatus akustikus eksternus).
3. Pendengaran penderita normal bilamana penderita masih bisa mendengar 80% dari
semua kata yang kita bisikkan.

C. Tes Garpu Tala
Ada 4 jenis tes garpu tala yang bisa kita lakukan, yaitu :
1. Tes batas atas & batas bawah.
2. Tes Rinne.
3. Tes Weber.
4. Tes Schwabach.

1. Tes batas atas & batas bawah
Tujuan kita melakukan tes batas atas & batas bawah yaitu agar kita dapat
menentukan frekuensi garpu tala yang dapat didengar pasien dengan hantaran udara
pada intensitas ambang normal.
Cara kita melakukan tes batas atas & batas bawah, yaitu :
a. Semua garpu tala kita bunyikan satu per satu. Kita bisa memulainya dari garpu
tala berfrekuensi paling rendah sampai garpu tala berfrekuensi paling tinggi
atau sebaliknya.Cara kita membunyikan garpu tala yaitu dengan memegang
tangkai garpu tala lalu memetik secara lunak kedua kaki garpu tala dengan
ujung jari atau kuku kita.Bunyi garpu tala terlebih dahulu didengar oleh
pemeriksa sampai bunyinya hampir hilang. Hal ini untuk mendapatkan bunyi
berintensitas paling rendah bagi orang normal / nilai normal
ambang.Secepatnya garpu tala kita pindahkan di depan meatus akustikus
eksternus pasien pada jarak 1-2 cm secara tegak dan kedua kaki garpu tala
berada pada garis hayal yang menghubungkan antara meatus akustikus
eksternus kanan dan kiri.
Ada 3 interpretasi dari hasil tes batas atas & batas bawah yang kita lakukan,
yaitu :
1. Normal. Jika pasien dapat mendengar garpu tala pada semua frekuensi.
2.Tuli konduktif. Batas bawah naik dimana pasien tidak dapat mendengar
bunyi berfrekuensi rendah.
3.Tuli sensorineural. Batas atas turun dimana pasien tidak dapat mendengar bunyi
berfrekuensi tinggi.Kesalahan interpretasi dapat terjadi jika kita membunyikan
garpu tala terlalu keras sehingga kita tidak dapat mendeteksi pada frekuensi
berapa pasien tidak mampu lagi mendengar bunyi.
2. Tes Rinne
Tujuan kita melakukan tes Rinne adalah untuk membandingkan antara hantaran
tulang dengan hantaran udara pada satu telinga pasien.
Ada 2 cara kita melakukan tes Rinne, yaitu :
Garpu tala 512 Hz kita bunyikan secara lunak lalu menempatkan tangkainya
tegak lurus pada planum mastoid pasien (belakang meatus akustikus eksternus). Setelah
pasien tidak mendengar bunyinya, segera garpu tala kita pindahkan di depan meatus
akustikus eksternus pasien. Tes Rinne positif jika pasien masih dapat mendengarnya.
Sebaliknya tes Rinne negatif jika pasien tidak dapat mendengarnya.Garpu tala 512 Hz
kita bunyikan secara lunak lalu menempatkan tankainya secara tegak lurus pada planum
mastoid pasien. Segera pindahkan garpu tala di depan meatus akustikus eksternus. Kita
menanyakan kepada pasien apakah bunyi garpu tala di depan meatus akustikus eksterna
lebih keras daripada di belakang meatus akustikus eksterna (planum mastoid). Tes Rinne
positif jika pasien mendengarnya lebih keras. Sebaliknya tes Rinne negatif jika pasien
mendengarnya lebih lemah.
Ada 3 interpretasi dari hasil tes Rinne yang kita lakukan, yaitu :
a. Normal. Jika tes Rinne positif.
b. Tuli konduktif. Jika tes Rinne negatif.
c. Tuli sensorineural. Jika tes Rinne positif.

Interpretasi tes Rinne dapat false Rinne baik pseudo positif dan pseudo negatif. Hal
ini dapat terjadi manakala telinga pasien yang tidak kita tes menangkap bunyi garpu tala
karena telinga tersebut pendengarannya jauh lebih baik daripada telinga pasien yang kita
periksa. Kesalahan pemeriksaan pada tes Rinne dapat terjadi baik berasal dari pemeriksa
maupun pasien. Kesalahan dari pemeriksa misalnya meletakkan garpu tala tidak tegak
lurus, tangkai garpu tala mengenai rambut pasien dan kaki garpu tala mengenai
aurikulum pasien. Juga bisa karena jaringan lemak planum mastoid pasien tebal.
Kesalahan dari pasien misalnya pasien lambat memberikan isyarat bahwa ia sudah tidak
mendengar bunyi garpu tala saat kita menempatkan garpu tala di planum mastoid pasien.
Akibatnya getaran kedua kaki garpu tala sudah berhenti saat kita memindahkan garpu
tala di depan meatus akustikus eksterna.
3.Tes Weber
Tujuan kita melakukan tes Weber adalah untuk membandingkan hantaran tulang
antara kedua telinga pasien.
Cara kita melakukan tes Weber yaitu membunyikan garpu tala 512 Hz lalu
tangkainya kita letakkan tegak lurus pada garis median (dahi, verteks, dagu, atau gigi
insisivus) dengan kedua kakinya berada pada garis horizontal. Menurut pasien, telinga
mana yang mendengar atau mendengar lebih keras.Jika telinga pasien mendengar atau
mendengar lebih keras pada 1 telinga maka terjadi lateralisasi ke sisi telinga tersebut.
Jika kedua telinga pasien sama-sama tidak mendengar atau sama-sama mendengar maka
berarti tidak ada lateralisasi.
Ada 3 interpretasi dari hasil tes Weber yang kita lakukan, yaitu :
1. Normal. Jika tidak ada lateralisasi.
2. Tuli konduktif. Jika pasien mendengar lebih keras pada telinga yang sakit.
3. Tuli sensorineural. Jika pasien mendengar lebih keras pada telinga yang sehat.
Misalnya terjadi lateralisasi ke kanan maka ada 5 kemungkinan yang bisa terjadi pada
telinga pasien, yaitu :
a. Telinga kanan mengalami tuli konduktif sedangkan telinga kiri normal.
b. Telinga kanan dan telinga kiri mengalami tuli konduktif tetapi telinga
kanan lebih parah.
c. Telinga kiri mengalami tuli sensorineural sedangkan telinga kanan normal.
d. Telinga kiri dan telinga kanan mengalami tuli sensorineural tetapi telinga
kiri lebih parah.
e. Telinga kanan mengalami tuli konduktif sedangkan telinga kiri mengalami
tuli sensorineural.

4. Tes Schwabach
Tujuan kita melakukan tes Schwabach adalah untuk membandingkan hantaran tulang
antara pemeriksa dengan pasien.
Cara kita melakukan tes Schwabach yaitu membunyikan garpu tala 512 Hz lalu
meletakkannya tegak lurus pada planum mastoid pemeriksa. Setelah bunyinya tidak terdengar
oleh pemeriksa, segera garpu tala tersebut kita pindahkan dan letakkan tegak lurus pada
planum mastoid pasien. Apabila pasien masih bisa mendengar bunyinya berarti Scwabach
memanjang. Sebaliknya jika pasien juga sudah tidak bisa mendengar bunyinya berarti
Schwabach memendek atau normal.
Cara kita memilih apakah Schwabach memendek atau normal yaitu mengulangi tes
Schwabach secara terbalik. Pertama-tama kita membunyikan garpu tala 512 Hz lalu
meletakkannya tegak lurus pada planum mastoid pasien. Setelah pasien tidak mendengarnya,
segera garpu tala kita pindahkan tegak lurus pada planum mastoid pemeriksa. Jika pemeriksa
juga sudah tidak bisa mendengar bunyinya berarti Schwabach normal. Sebaliknya jika
pemeriksa masih bisa mendengar bunyinya berarti Schwabach memendek.
Ada 3 interpretasi dari hasil tes Schwabach yang kita lakukan, yaitu :
a. Normal. Schwabch normal.
b. Tuli konduktif. Schwabach memanjang.
c. Tuli sensorineural. Schwabach memendek.
Kesalahan pemeriksaan pada tes Schwabach dapat saja terjadi. Misalnya tangkai
garpu tala tidak berdiri dengan baik, kaki garpu tala tersentuh, atau pasien lambat
memberikan isyarat tentang hilangnya bunyi.

Adapun tes pendengaran selain yang disebutkan di atas antara lain:
1. Otoscopy
Pemeriksaan dengan menggunakan alat semacam teropong ini tergolong
pemeriksaan awal. Fungsinya untuk melihat liang telinga, apakah ada infeksi atau
kotoran telinga.
2. Tympanometry
Pemeriksaan lanjutan ini bertujuan untuk mengetahui fungsi telinga tengah.
3. Oto Acoustic Emissions (OAE)
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui fungsi sel rambut pada
cochlea/rumah siput. Hasilnya dapat dikategorikan menjadi dua, yakni pass dan
refer. Pass berarti tidak ada masalah, sedangkan refer artinya ada gangguan
pendengaran hingga harus dilakukan pemeriksaan berikut.

4. Auditory Brainstem Response (ABR)
Cara pemeriksaannya hampir sama dengan OAE. berfungsi sebagai screening,
juga dengan 2 kategori, yakni pass dan refer. Hanya saja alat ini cuma mampu
mendeteksi ambang suara hingga 40 dB.

5. Conditioned Oriented Responses (CORs)
Pemeriksaan ini dapat dilakukan pada bayi usia 9 bulan sampai 2,5 tahun
untuk mengetahui perkiraan ambang dengar anak. Caranya, gunakan alat yang
dapat mengeluarkan bunyi-bunyian dan biarkan anak mencari sumber bunyi
tersebut.

6. Visual Reinforced Audiometry (VRA)
Pemeriksaan yang hampir sama dengan CORs ini juga berfungsi untuk
mengetahui ambang dengar anak. Tergolong pemeriksaan subjektif karena
membutuhkan respons anak. Namun pada tes ini selain diberikan bunyi-bunyi, alat
yang digunakan juga harus dapat menghasilkan gambar sebagai reward bila anak
berhasil memberi jawaban. Pemeriksaan ini dapat dilakukan sambil bermain.

7. Play Audiometry
Pemeriksaan yang juga berfungsi mengetahui ambang dengar anak ini dapat
dilakukan pada anak usia 2,5-4 tahun. Caranya adalah dengan menggunakan
audiometer yang menghasilkan bunyi dengan frekuensi dan intensitas berbeda.
Bila anak mendengar bunyi itu berarti sebagai pertanda anak mulai bermain
misalnya harus memasukkan benda ke kotak di hadapannya atau bermain pasel.

8. Conventional Audiometry
Pemeriksaan ini dapat dilakukan anak usia 4 tahun sampai remaja. Fungsinya
untuk mengetahui ambang dengar anak. Caranya dengan menggunakan alat
audiometer yang mampu mengeluarkan beragam suara, masing-masing dengan
intensitas dan frekuensi yang berbeda-beda. Tugas si anak adalah menekan tombol
atau mengangkat tangan bila mendengar suara.

9. Brainstem Evoked Response Audiometry (BERA)
Pemeriksaan ini dapat dilakukan pada semua usia. Fungsinya, untuk
mengetahui respons ambang dengar seseorang. Pemeriksaan yang tergolong
objektif ini mengharuskan anak dalam keadaan tidur, hingga anak harus
dikondisikan tidur lebih dulu.

7. Jelaskan tentang kebisingan dan dampaknya pada kesehatan!
Pembahasan :
A. Pengertian Bising
Bising dapat diartikan sebagai bunyi yang tidak dikehendaki dan kehadirannya
dianggap mengganggu pendengaran. Bising dapat berasal dari bunyi kendaraan
bermotor, musik yang keras, suara mesin industri dan lain lain.Untuk menilai sebuah
bunyi itu termasuk bising atau tidak sangatlah relatif. Misalnya saja volume musik
pada angkot di kota padang, seseorang yang sudah terbiasa mengunjungi diskotik
mungkin tidak merasa bahwa itu adalah suatu kebisingan, lain halnya dengan orang-
orang yang tidak pernak mengunjungi tempat itu akan merasa bahwa musik di angkot
tersebut sangatlah mengganggu pendengaran.
Kebisingan telah menjadi salah satu jenis pencemaran yang sangat
diperhatikan, karena berdampak terhadap kesehatan. Berbagai dokumen Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sepakat memasukkan dampak
kebisingan sebagai menu wajib dampak besar penting yang harus dikelola.
Sebagaimana kita ketahui, berbagai jenis kegiatan, tentu akan menghasilkan dampak
kebisingan dalam pelaksanaannya.
Beberapa pengertian dan pendapat tentang bising dan kebisingan antara lain :
Bahwa bising adalah campuran dari berbagai suara yang tidak dikehendaki ataupun
yang merusak kesehatan, saat ini kebisingan merupakan salah satu penyebab
penyakit lingkungan yang penting. Sedangkan kebisingan sering digunakan sebagai
istilah untuk menyatakan suara yang tidak diinginkan yang disebabkan oleh kegiatan
manusia atau aktifitas-aktifitas alam. Pengertian lain menyebutkan bahwa bising
adalah suara yang sangat komplek, terdiri dari frekuensi- frekuensi yang acak yang
berhubungan satu sama lain. Sedangkan kebisingan adalah bunyi yang tidak
dikehendaki sehingga mengganggu atau membahayakan.
Pengertian kebisingan terkait tempat kerja menurut Kepmenaker No 51
tahun 1999 adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat
proses poduksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat
menimbulkan gangguan pendengaran. Kebisingan ditempat kerja adalah semua
bunyi-bunyi atau suara-suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat
produksi di tempat kerja

Kebisingan dan Kesehatan
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 8/Menkes/Per/XI/1 987,
kebisingan adalah terjadinya bunyi yang tidak diinginkan sehingga mengganggu dan
atau dapat membahayakan kesehatan. Bising ini merupakan kumpulan nada-nada
dengan bermacam-macam intensitas yang tidak diingini sehingga mengganggu
ketentraman orang terutama pendengaran.
Berdasarkan frekuensi, tingkat tekanan bunyi, tingkat bunyi dan tenaga bunyi
maka bising dibagi dalam 3 kategori:
1. Occupational noise (bising yang berhubungan dengan pekerjaan) yaitu bising
yang disebabkan oleh bunyi mesin di tempat kerja, misal bising dari mesin ketik.
2. Audible noise (bising pendengaran) yaitu bising yang disebabkan oleh frekuensi
bunyi antara 31,5 8.000 Hz.
3. Impuls noise (Impact noise = bising impulsif) yaitu bising yang terjadi akibat
adanya bunyi yang menyentak, misal pukulan palu, ledakan meriam, tembakan
bedil.
Menurut SK Dirjen P2M dan PLP, penjelasan terkait tingkat kebisingan sebagai
berikut:
1. Tingkat kebisingan sinambung setara (Equivalent Continuous Noise Level =Leq)
adalah tingkat kebisingan terus menerus (=steady noise) dalam ukuran dBA, berisi
energi yang sama dengan energi kebisingan terputus-putus dalam satu periode atau
interval waktu pengukuran.
2. Tingkat kebisingan yang dianjurkan dan maksimum yang diperbolehkan adalah rata-
rata nilai modus dari tingkat kebisingan pada siang, petang dan malam hari.
3. Tingkat ambien kebisingan (=Background noise level) atau tingkat latar belakang
kebisingan adalah rata-rata tingkat suara minimum dalam keadaan tanpa gangguan
kebisingan pada tempat dan saat pengukuran dilakukan, jika diambil nilainya dari
distribusi statistik adalah 95% atau L-95.

B. Dampak terhadap Kesehatan
Adalah suatu kenyataan bahwa dalam kehidupan sehari-hari kita dikelilingi
oleh berbagai sumber bunyi mulai dari bising lalu lintas, bising di tempat kerja,
maupun bising saat sedang belajar sekalipun. Itu artinya kita tidak akan pernah lepas
dari dampak yang ditimbulkan oleh suara bising itu sendiri. Salah satunya adalah
dampak terhadap kesehatan manusia.
Pengaruh kebisingan terhadap kesehatan tergantung pada frekuensi, intesitas,
lama paparan, jenis bising dan sesitivitas individu. Seorang pekerja yang
kesehariannya berhadapan dengan mesin akan lebih beresiko mengalami gangguan
kesehatan yang ditimbulkan karena adanya suara bising dari mesin dibandingkan
dengan seorang mahasiswa yang kesehariannya dihabiskan di kelas yang suasananya
cenderung lebih tenang. Hal ini disebabkan karena intensitas bising yang dihadapi
oleh kedua orang tersebut berbeda.
Bising menyebabkan berbagai gangguan pada tenaga kerja.Gangguan
kesehatan yang ditimbulkan akibat bising pada tenaga kerja bermacam-macam. Efek
atau gangguan kebisingan dapat dibagi menjadi dua yaitu : Gangguan fisiologis
dapat berupa peningkatan tekanan darah dan penyakit jantung dan Gangguan pada
indera pendengaran.(Siswanto, 1992).

Pada umumnya bising yang bernada tinggi sangatlah mengganggu, apalagi
jika suara bising itu datang secara tiba-tiba atau menimbulkan efek kaget pada si
pendengar. Gangguan yang mungkin akan terjadi adalah peningkatan tekanan darah,
denyut nadi dan juga membuat jantung berdebar-debar. Gangguan seperti ini disebut
sebagai gangguan fisiologis.
Seseorang yang terpapar kebisingan dengan intensitas yang tinggi akan
beresiko menderita penyakit jantung. Hal ini dikarenakan kebisingan dapat
menimbulkan rasa stres bagi si pendengar. Stres yang berkelanjutan akan merusak
kerja sistem saraf yang kemudian akan memicu detak jantung menjadi lebih cepat dan
kenaikan tekanan darah. Kenaikan darah yang terus-menerus akan berakibat pada
hipertensi dan stroke.
Salah satu contoh dari gangguan pada pendengaran adalah Trauma Akusitik.
Trauma Akustik terjadi karena adanya pemaparan bising yang intensitasnya sangat
tinggi dan terjadi secara tiba-tiba. Seperti gangguan pendegaran atau ketulian yang
disebabkan karena ledakan bom yang mengakibatkan robeknya membran Tympani
dan terjadinya kerusakan pada tulang-tulang pendengaran.
Contoh gangguan pendengaran lainnya adalah tuli sementara, tuli menetap,
tinitus merupakan suatu gejala awal terjadinya gangguan pendengaran berupa telinga
berdenging. dan Prebycusis, penurunan daya dengar sebagai akibat pajanan bising
ditempat kerja. Selain gangguan fisiologis dan pendengaran, kebisingan juga akan
menimbulkan gangguan psikologis berupa stress, insomnia, depresi dan sebagainya.
Disamping itu, kebisingan juga dapat menggaggu komunikasi. Seseorang yang sudah
terbiasa berkerja dalam keadaan bising biasanya berkomunikasi dengan yang lainnya
dengan cara berteriak agar suaranya terdengar. Oleh karena sudah terbiasa berbicara
keras di lingkungan kerja sebagai akibat dari lingkungan kerja yang bising. Maka
kebiasaan ini akan terbawa ke dalam lingkungan keluarga. Bisa jadi hal ini dapat
menimbulkan kesalahan komunikasi atau membuat kesalahan persepsi di lingukan
keluarga karena dipersepsikan sebagai kemarahan.

Lebih rinci dampak kebisingan terhadap kesehatan pekerja dijelaskan sebagai
berikut:

1. Gangguan Fisiologis
Pada umumnya, bising bernada tinggi sangat mengganggu, apalagi bila terputus-putus
atau yang datangnya tiba-tiba. Gangguan dapat berupa peningkatan tekanan darah ( 10
mmHg), peningkatan nadi, konstriksi pembuluh darah perifer terutama pada tangan dan
kaki, serta dapat menyebabkan pucat dan gangguan sensoris.
Bising dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan pusing/sakit kepala. Hal ini
disebabkan bising dapat merangsang situasi reseptor vestibular dalam telinga dalam yang
akan menimbulkan evek pusing/vertigo. Perasaan mual,susah tidur dan sesak nafas
disbabkan oleh rangsangan bising terhadap sistem saraf, keseimbangan organ, kelenjar
endokrin, tekanan darah, sistem pencernaan dan keseimbangan elektrolit.

2. Gangguan Psikologis
Gangguan psikologis dapat berupa rasa tidak nyaman, kurang konsentrasi, susah tidur,
dan cepat marah. Bila kebisingan diterima dalam waktu lama dapat menyebabkan
penyakit psikosomatik berupa gastritis, jantung, stres, kelelahan dan lain-lain.

3. Gangguan Komunikasi
Gangguan komunikasi biasanya disebabkan masking effect (bunyi yang menutupi
pendengaran yang kurang jelas) atau gangguan kejelasan suara. Komunikasi
pembicaraan harus dilakukan dengan cara berteriak. Gangguan ini menyebabkan
terganggunya pekerjaan, sampai pada kemungkinan terjadinya kesalahan karena tidak
mendengar isyarat atau tanda bahaya. Gangguan komunikasi ini secara tidak langsung
membahayakan keselamatan seseorang.

4. Gangguan Keseimbangan
Bising yang sangat tinggi dapat menyebabkan kesan berjalan di ruang angkasa atau
melayang, yang dapat menimbulkan gangguan fisiologis berupa kepala pusing (vertigo)
atau mual-mual.

5. Efek pada pendengaran
Pengaruh utama dari bising pada kesehatan adalah kerusakan pada indera
pendengaran, yang menyebabkan tuli progresif dan efek ini telah diketahui dan diterima
secara umum dari zaman dulu. Mula-mula efek bising pada pendengaran adalah
sementara dan pemuliahan terjadi secara cepat sesudah pekerjaan di area bising
dihentikan. Akan tetapi apabila bekerja terus-menerus di area bising maka akan terjadi
tuli menetap dan tidak dapat normal kembali, biasanya dimulai pada frekuensi 4000 Hz
dan kemudian makin meluas kefrekuensi sekitarnya dan akhirnya mengenai frekuensi
yang biasanya digunakan untuk percakapan.
















BIOTERMAL
1) Jelaskan tentang hukum termodinamika dan metabolisme!
Hukum Termodinamika
1. Hukum Pertama Termodinamika
Pada dasarnya merupakan hukum konservasi energi, yaitu: energi tidak dapat diciptakan
maupun dimusnahkan; energi hanya dapat diubah dari satubentuk menjadi bentuk yang
lain.

Pengertian yang lebih hakiki tentang hukum pertama termodinamika menyatakan
bahwa jika satu sistem mengalami serangkaian perubahan yang tidak terbatas kembali
kekeadaan semula, maka total perubahan energi adalah nol.

Hal ini menerangkan pada kita bahwa energi merupakan fungsi keadaan. (Hardjono
Sastrohamidjojo kimia dasar gajah mada university press) persamaannya dapat
dinyatakan sebagai berikut:
E = q + w
E = perubahan energi internal.
q = panas (kalor)
Jika sistem menyerap panas, maka energi sistem bertambah (q>0)
Jika sistem melepas panas, maka energi sistem berkurang (q<0) style="color: rgb(51, 51,
255);">
w = kerja (usaha).
Jika sistem melakukan kerja, maka energi sistem berkurang (w<0)>0)

Jika E akhir awal sama, maka DE = 0

2. Hukum Kedua

Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi.
Hukum ini menyatakan bahwa total entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi
cenderung untuk meningkat seiring dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai
maksimumnya.
S=Q/T

Kalor mengalir secara alami dari benda yang panas ke benda yang dingin, kalor tidak
akan mengalir secara spontan dari benda dingin ke benda panas.

3. Hukum KeTiga "Hukum Kenol"

Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut.
Hukum ini menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut,
semua proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum.

Hukum ini juga menyatakan bahwa entropi benda berstruktur kristal sempurna pada
temperatur nol absolut bernilai nol.

A. Metabolisme
Metabolisme adalah suatu proses kimiawi yang terjadi di dalam tubuh semua
makhluk hidup, proses ini merupakan pertukaran zat ataupun suatu organism dengan
lingkungannya. Metabolisme berasal dari bahasa Yunani, yaitu metabole yang berarti
perubahan, dapat kita katakana bahwa makhluk hidup mendapat, mengolah dan
mengubah suatu zat melalui proses kimiawi untuk mempertahankan hidupnya.

Metabolisme Makanan



B. Jenis-Jenis Metabolisme
Metabolisme memiliki dua arah lintasan metabolic, yaitu :
1. Anabolisme
Anabolisme adalah proses pembentukan makromolekul (senyawa kompleks) dari
molekul yang lebih sederhana. Makromolekul yang dimaksud adalah komponen sel
seperti protein, karbohidrat, lemak, dan asam nukleat. Proses anabolisme membutuhkan
energi bebas. Oleh karena itu anabolisme di sebut juga reaksi endergonik.

Contoh anabolisme antara lain adalah:
a) Fotosintesis
b) Asimilasi
c) Glikogenesis
d) Lipogenesis, dll
Anabolisme, atau metabolisme konstruktif, adalah semua tentang membangun dan
menyimpan: Mendukung pertumbuhan sel-sel baru, pemeliharaan jaringan tubuh, dan
penyimpanan energi untuk digunakan di masa depan. Selama anabolisme, molekul kecil
yang berubah menjadi lebih besar, molekul yang lebih kompleks karbohidrat, protein,
dan lemak.

Ada tiga tahapan dasar anabolisme.
a. Tahap 1 melibatkan produksi prekursor seperti asam amino, monosakarida,
isoprenoidnya dan nukleotida.
b. Tahap 2 melibatkan aktivasi prekursor ini menjadi bentuk reaktif menggunakan energi
dari ATP.
c. Tahap 3 melibatkan perakitan prekursor menjadi molekul kompleks seperti protein,
polisakarida, lipid dan asam nukleat.

2. Katabolisme
Katabolisme merupakan reaksi pemecahan atau penguraian senyawa kompleks
(organik) menjadi sederhana (anorganik) yang menghasilkan energi. Untuk dapat
digunakan oleh sel, energi yang dihasilkan harus diubah menjadi ATP (Adenosin
TriPhospat). ATPmerupakan gugus adenin yang berikatan dengan tiga gugus fosfat.
Pelepasan gugus fosfat menghasilkan energi yang digunakan langsung oleh sel, yang
digunakan untuk melangsungkan reaksi-reaksi kimia, pertumbuhan, transportasi, gerak,
reproduksi, dan lain-lain. Contoh katabolisme adalah respirasi sel, yaitu proses
penguraian bahan makanan yang bertujuan menghasilkan energi. Sebagai bahan baku
respirasi adalah karbohidrat, asam lemak, dan asam amino dan sebagai hasilnya adalah
CO2 (karbon dioksida, air dan energi). Respirasi dilakukan oleh semua sel hidup, sel
hewan maupun sel tumbuhan

Katabolisme, atau metabolisme destruktif, adalah proses yang menghasilkan energi
yang dibutuhkan untuk semua aktivitas dalam sel. Dalam proses ini, sel-sel memecah
molekul besar (terutama karbohidrat dan lemak) untuk melepaskan energi. Ini pelepasan
energi menyediakan bahan bakar untuk anabolisme, memanaskan tubuh, dan
memungkinkan otot untuk berkontraksi dan tubuh untuk bergerak. Sebagai unit kimia
yang kompleks dipecah menjadi zat yang lebih sederhana, produk-produk limbah
dilepaskan dalam proses katabolisme dikeluarkan dari tubuh melalui kulit, ginjal, paru-
paru, dan usus.

C. PROSES METABOLISME
Didalam tubuh terjadi 3 proses metabolism utama yaitu :

1.Metabolisme Karbohidrat


Metabolisme Karbohidrat

Metabolisme merupakan proses yang berlangsung dalam organisme,baik secara
mekanis maupun kimiawi.Metabolisme itu sendiri terdiri dari 2 proses
yaitu anabolisme(pembentukan molekul) dan Katabolisme (Penguraian molekul).
Pada proses pencernaan makanan,karbohidrat mengalami proses hidrolisis(penguraian
dengan menggunakan molekul air).Proses pencernaan karbohidrat terjadi dengan
menguraikan polisakarida menjadi monosakarida.

Ketika makanan dikunyah,makanan akan bercampur dengan air liur yang
mengandung enzim ptialin (suatu amilase yang disekresikan oleh kelenjar parotis di
dalam mulut).Enzim ini menghidrolisis pati(salah satu polisakarida) menjadi maltosa dan
gugus glukosa kecil yang terdiri dari tiga sampai sembilan molekul glukosa.makanan
berada di mulut hanya dalam waktu yang singkat dan mungkin tidak lebih dari 3-5% dari
pati yang telah dihidrolisis pada saat makanan ditelan.

Sekalipun makanan tidak berada cukup lama dlaam mulut untuk dipecah oleh
ptialin menjadi maltosa,tetapi kerja ptialin dapat berlangsung terus menerus selama satu
jam setalah makanan memasuki lambung,yaitu sampai isi lambung bercampur dengan
zat yang disekresikan oleh lambung.Selanjutnya aktivitas ptialin dari air liur dihambat
oelh zat asam yang disekresikan oleh lambung.Hal ini dikarenakan ptialin merupakan
enzim amilase yang tidak aktif saat PH medium turun di bawah 4,0.
Setelah makan dikosongkan dari lambung dan masuk ke duodenum (usus dua
belas jari),makanan kemudian bercampur dengan getah pankreas.Pati yang belum di
pecah akan dicerna oleh amilase yang diperoleh dari sekresi pankreas.Sekresi pankreas
ini mengandung amilase yang fungsinya sama dengan -amilase pada air liur,yaitu
memcah pati menjadi maltosa dan polimer glukosa kecil lainnya.Namun,pati pada
umumnya hampir sepenuhnya di ubah menjadi maltosa dan polimer glukosa kecil
lainnya sebelum melewati lambung.

Hasil akhir dari proses pencernaan adalah glukosa,fruktosa,glaktosa,manosa dan
monosakarida lainnya.Senyawa-senyawa tersebut kemudian diabsorpsi melalui dinding
usus dan dibawa ke hati oleh darah.

Glukosa sebagai salah satu hasil dari pemecahan pati akan mengalami dau proses di
dalam hati,yaitu:
Pertama,Glukosa akan beredar bersama aliran darah untuk memenuhi kebutuhan
energi sel-sel tubuh
Kedua,jika di dalam hati terdapat kelebihan glukosa (gula darah),glukosa akan di
ubah menjadi glikogen(gula otot) dengan bantuan hormon insulin dan secara otomatis
akan menjaga keseimbangan gula darah.Glikogen di simpan di dalam hati,jika
sewaktu-waktu dibutuhkan,glikogen di ubah kembali menjadi glukosa dengan
bantuan hormon adrenaline.
2. Metabolisme Protein


Metabolisme Protein

Protein dalam makanan hampir sebagian besar berasal dari daging dan sayur-
sayuran.Protein dicerna di lambung oleh enzim pepsin,yang aktif pada pH 2-3 (suasana
asam).

Pepsin mampu mencerna semua jenis protein yang berada dalam makanan.Salah
satu hal terpenting dari penceranaan yang dilakukan pepsin adalah kemampuannya untuk
mencerna kolagen.Kolagen merupakan bahan daasar utama jaringan ikat pada kulit dan
tulang rawan.
Pepsin memulai proses pencernaan Protein.Proses pencernaan yang dilakukan pepsin
meliputi 10-30% dari pencernaan protein total.Pemecahan protein ini merupakan proses
hidrolisis yang terjadi pada rantai polipeptida.

Sebagian besar proses pencernaan protein terjadi di usus.Ketika protein
meninggalkan lambung,biasanya protein dalam bentuk proteosa,pepton,dan polipeptida
besar.Setelah memasuki usus,produk-produk yang telah di pecah sebagian besar akan
bercampur dengan enzim pankreas di bawah pengaruh enzim proteolitik,seperti
tripsin,kimotripsin,dan peptidase.Baik tripsin maupun kimotripsin memecah molekul
protein menjadi polipeptida kecil.Peptidase kemudian akan melepaskan asam-asam
amino.

Asam amino yang terdapat dalam darah berasal dari tiga sumber,yaitu
penyerapan melalui dinding usus,hasil penguraian protein dalam sel,dan hasil sintesis
asam amino dalam sel.asam amino yang disintesis dalam sel maupun yang dihasilkan
dari proses penguraian protein dalam hati dibawa oleh darah untuk digunakan di dalam
jaringan.dala hal ini hati berfungsi sebagai pengatur konsentrasi asam amino dalam
darah.

Kelebihan protein tidak disimpan dalam tubuh,melainkan akan dirombak di dalam
hati menjadi senyawa yang mengandung unsur N,seperti NH
3
(amonia) dan NH
4
OH
(amonium hidroksida),serta senyawa yyang tidak mengandung unsur N.Senyawa yang
mengandung unsur N akan disintesis menjadi urea.Pembentukan urea berlangsung di
dalam hati karena hanya sel-sel hati yang dapat menghasilkan enzim arginase.Urea yang
dihasilkan tidak dibutuhkan oleh tubuh,sehingga diangkut bersama zat-zat lainnya
menuju ginjal laul dikeluarkan melalui urin.sebaliknya,senyawa yang tidak mengandung
unsur N akan disintesis kembali mejadi bahan baku karbohidrat dan lemak,sehingga
dapat di oksidasi di dalam tubuh untuk menghasilkan energi.

2. Metabolisme Lemak


Metabolisme Lemak

Pencernaan lemak tidak terjadi di mulut dan lambung karena di tempat tersebut tidak
terdapat enzim lipase yang dapat menghidrolisis atau memecah lemak.Pencernaan lemak
terjadi di dalam usus,karena usus mengandung lipase.

Lemak keluar daari lambung masuk ke dalam usus sehingga merangsang hormon
kolesistokinin.Hormon kolesistokinin menyebabkan kantung empedu berkontraksi
sehingga mengeluarkan cairan empedu ke dalam duodenum(usus dua belaas
jari).Empedu mengandung garam empedu yang memegang peranan penting dalam
mengemulsikan lemak.Emulsi Lemak merupakan pemecahan lemak yang berukuran
besar menjadai butiran lemak yang berukuran lebih kecil.ukuran lemak yang lebih kecil
(trigliserida) yang teremulsi akan memudahkan hidrolisis lemak oleh lipase yang
dihasilkan dari penkreas.Lipase pankreas akan menghidrolisis lemak teremulsi menjadi
campuran asam lemak dan monoligserida (gliserida tunggal). Pengeluaran cairan
penkreas dirancang oleh hormon sekretin yang berperan dalam meningkatkan jumlah
elektrolit (senyawa penghantar listrik) dan cairan pankreas,serta pankreoenzim yang
berperan untuk merangsang pengeluaran enzim-enzim dalam cairan pankreas.

Absorpsi hasil pencernaan lemak sebagian besar (70%) terjadi di usus halus.Pada
waktu asam lemak dan monogliserida di absorpsi melalui sel-sel mukosa pada dinding
usus,keduanya di ubah kembali menjadi lemak (trigliserida dengan bentuk partikel-
partikel kecil(jaringan lemak.Saar dibutuhkam,timbunan lemak tersenit akan diangkut
menuju hati.

2) Jelaskan pengaturan suhu tubuh !
SUHU TUBUH
Suhu tubuh merupakan keseimbangan antara panas yang diproduksi oleh tubuh
dengan panas yang dikeluarkan. Suhu tubuh manusia secara kasar dibagi menjadi 2 yaitu
: suhu inti (core temperature) dan suhu perifer/suhu kulit.
Suhu inti adalah suhu pada jaringan / organ vital yang baik perfusinya. Suhu ini relatif
sama. Dengan kata lain, distribusi panas pada bagian-bagian tubuh ini cepat, sehingga
suhu pada beberapa tempat yang berbeda hampir sama. Bagian tersebut secara fisik
terletak di kepala dan dada.
Bagian tubuh dimana suhunya tidak homogen dan bervariasi sepanjang waktu
merupakan bagian dari suhu perifer. Suhu kulit/ perifer berbeda dengan suhu inti, naik
dan turun sesuai dengan suhu lingkungan. Bagian tubuh ini terdiri dari kaki dan
tangan. Suhu perifer ini biasanya 2-4C di bawah suhu inti.
Suhu tubuh diatur dengan mengimbangi produksi panas terhadap kehilangan panas
yang terjadi. Bila laju pembentukan panas dalam tubuh lebih besar daripada laju
hilangnya panas, timbul panas dalam tubuh dan suhu tubuh meningkat. Sebaliknya, bila
kehilangan panas lebih besar, panas tubuh dan suhu tubuh menurun.
Pengukuran suhu tubuh diambil berdasarkan suhu inti dan suhu perifer. Suhu ini disebit
suhu tubuh rata-rata. Rumus yang digunakan adalah:
T body = 0,66 T core + 0,34 T skin
Suhu kulit di seluruh tubuh berbeda. Menurut Ramanathan menganjurkan untuk
menentukan suhu kulit dibutuhkan 4 tempat berbeda. Sedangkan suhu inti dapat diambil
dari suhu pada membrana timpani, esofagus distal atau arteri pulmonalis. Selain itu, juga
dapat diambil dari suhu di nasofaring, rektal atau vesika urinaria.
Suhu tubuh bervariasi tergantung dari bagian tubuh yang diukur, waktu
pengukuran, aktivitas dan umur. Suhu kulit di pergelangan kaki sekitar 20C, di
pinggang sekitar 30C pada temperatur lingkungan 22,2C. Suhu aksila sekitar 1F
(0,6C) lebih rendah daripada suhu oral dan suhu rektal sekitar 1F lebih tinggi daripada
suhu oral. Suhu tubuh tergantung dari variasi diurnal, suhu tubuh rendah pada pagi hari
(terendah sekitar jam 4.00 pagi hari) dan mencapai maksimal pada sore hari antara jam
03.00-07.00 malam.

PANAS TUBUH
Panas tubuh dihasilkan dari reaksi metabolisme tubuh. Sumber utama
terbentuknya panas tubuh ini berasal dari glukosa, protein dan lemak. Panas tubuh yang
dihasilkan berasal dari pembakaran setiap gram lemak menjadi 9,3 kal dan karbohidrat
serta protein menjadi 4,1 kali.
Sebagian besar produksi panas di dalam tubuh dihasilkan organ dalam, terutama
dalam hati, otak, jantung dan otot rangka selama kerja. Kemudian panas ini dihantarkan
dari organ dan jaringan yang lebih dalam ke kulit, dimana panas tubuh hilang ke udara
dan sekitarnya. Oleh karena itu, laju hilangnya panas tubuh ditentukan oleh seberapa
cepat panas tubuh dapat dikonduksikan dari tempat panas tubuh dihasilkan dalam inti
tubuh ke kulit dan seberapa cepat panas tubuh kemudian dapat dihantarkan dari kulit ke
sekitarnya.
Panas tubuh hilang dari permukaan tubuh melalui 4 mekanisme, yaitu radiasi,
konduksi, konveksi dan evaporasi. Kehilangan panas melalui radiasi adalah kehilangan
dalam bentuk gelombang panas. Tubuh manusia menyebarkan gelombang panas ke
segala penjuru. Gelombang panas juga dipancarkan dari benda-benda di sekitar ke tubuh
. Tetapi bila suhu tubuh lebih besar dari suhu lingkungan, panas tubuh ini akan
dipancarkan keluar dari tubuh lebih besar daripada yang dipancarkan ke tubuh.
Kehilangan panas karena radiasi ini dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Makin
rendah suhu lingkungan makin besar panas tubuh yang hilang dan bila suhu tubuh makin
mendekati suhu lingkungan, kehilangan panas yang terjadi makin kecil. Selain
dipengaruhi oleh hal tersebut, radiasi juga dipengaruhi oleh kelembaban udara, makin
tinggi kelembaban, kehilangan panas makin berkurang. Radiasi merupakan penyebab
kehilangan panas terbesar pada penderita yang menjalani operasi.
Konduksi merupakan hilangnya panas dari suatu permukaan benda ke permukaan
benda lainnya.Misalnya, dari kulit tubuh manusia ke permukaan tempat tidur. Hal ini
dipengaruhi oleh suhu dari benda tersebut dan penyekat yang ada diantara keduanya.
Di sekitar manusia terdapat suatu lapisan udara yang hangat yang berfungsi
sebagai insulator (penyekat tubuh). Lapisan udara ini yang menghalangi hilangnya panas
tubuh ke udara. Tetapi bila ada aliran udara yang bergerak yang menghilangkan lapisan
udara di sekitar tubuh manusia akan menyebabkan hilangnya panas tubuh. Proses
hilangnya panas tubuh karena aliran udara ini disebut konveksi1.
Evaporasi adalah suatu proses berubahnya cairan menjadi gas. Evaporasi terjadi
melalui kulit dan cairan yang hilang sekitar 800 ml (30-50 ml/jam). Sedangkan evaporasi
melalui sistem pernapasan terjadi melalui udara yang diekspirasikan, cairan yang hilang
sekitar 400 ml/hari.
Pengeluaran keringat sendiri menyebabkan hilangnya panas dari tubuh.
Mekanisme itu hanya efektif untuk menurunkan suhu tubuh bila keringat yang terbentuk
diuapkan oleh tubuh, tidak jatuh atau meleleh dari tubuh. Setiap ml keringat yang
diuapkan membutuhkan 580 kal yang akan diserap dari tubuh.
Selama suhu kulit lebih tinggi daripada suhu lingkungan, panas dapat hilang
melalui radiasi dan konduksi. Tetapi ketika suhu lingkungan lebih tinggi daripada suhu
tubuh, tubuh memperoleh panas melalui radiasi dan konduksi dari suhu lingkungan.
Dalam keadaan seperti ini satu-satunya cara tubuh melepaskan panas adalah dengan
evaporasi.

PENGATURAN SUHU TUBUH
Termoregulasi seperti fungsi sistem tubuh lainnya mempunyai sistem umpan balik
(feed back) negatif dan positif untuk mengatur fungsi fisiologis tubuh. Suhu tubuh
dipertahankan melalui suatu fungsi fisiologis yang melibatkan reseptor-reseptor suhu
perifer dan sentral.
Bagian otak yang berpengaruh terhadap pengaturan suhu tubuh adalah hipotalamus
anterior dan hipotalamus posterior.
Hipotalamus anterior (AH/POA) berperanan meningkatkan hilangnya panas,
vasodilatasi dan menimbulkan keringat.
Hipotalamus posterior (PH/ POA) berfungsi meningkatkan penyimpanan panas,
menurunkan aliran darah, piloerektil, menggigil, meningkatnya produksi panas,
meningkatkan sekresi hormon tiroid dan mensekresi epinephrine dan norepinephrine
serta meningkatkan basal metabolisme rate.
Fungsi pengaturan suhu tubuh atau termoregulasi tersebut dibedakan menjadi 3 fase,
yaitu: termal aferen, regulasi sentral dan respon eferen.
Termal Aferen
Informasi mengenai suhu berasal dari sel-sel di seluruh tubuh yang sensitif
terhadap perubahan suhu. Reseptor-reseptor suhu ini terletak di kulit dan membrana
mukosa. Terdiri dari reseptor panas dan reseptor dingin. Reseptor dingin menyalurkan
impuls melalui serabut saraf A dan reseptor dingin melalui serabut saraf C tak
bermielin. Serabut saraf C tak bermielin juga untuk mendeteksi dan menghantarkan
impuls nyeri. Hal ini yang menyebabkan impuls panas yang intens kadang-kadang sulit
dibedakan dengan impuls nyeri tajam. Reseptor di kulit ini memiliki 10 kali lebih banyak
reseptor dingin daripada reseptor panas. Oleh karena itu, deteksi suhu bagian perifer
terutama menyangkut deteksi suhu dingin daripada suhu panas.
Reseptor suhu tubuh bagian dalam juga ditemukan pada bagian tertentu dari
tubuh, terutama di medula spinalis, organ dalam abdomen dan torak, hipotalamus dan
bagian lain dari otak, serta sekitar vena-vena besar. Reseptor dalam ini berbeda
fungsinya dengan reseptor kulit karena reseptor tersebut lebih banyak terpapar dengan
suhu inti daripada suhu permukaan tubuh.
Reseptor suhu juga terdapat di hipotalamus anterior area pre-optik. Area ini
mengandung sejumlah besar neuron yang sensitif terhadap panas yang jumlahnya kira-
kira sepertiga neuron yang sensitif terhadap dingin.
Regulasi Sentral
Pusat regulasi suhu di serebral terletak di hipotalamus. Impuls suhu yang berjalan
melalui traktus spinotalamikus, yang berasal dari kulit, medula spinalis, jaringan sebelah
dalam torak dan abdomen serta bagian otak lainnya akan dibawa dan diintegrasikan di
hipotalamus, yang kemudian akan mengkoordinasi jalur eferen menuju efektor.
Area pada hipotalamus yang dirangsang oleh impuls sensoris ini adalah suatu
area yang terletak secara bilateral dalam hipotalamus posterior kira-kira setinggi korpus
mamilaris. Di area ini impuls dari area pre optik dan dari perifer tubuh digabung untuk
mengatur reaksi pembentukan panas atau reaksi penyimpanan panas tubuh.
Pada manusia, suhu inti diatur dalam suatu limit yang kecil yang disebut set-
point. Set-point ini yang mengatur adalah hipotalamus posterior. Nilai ambang suhu inti
tidak melebihi 0,4C, pada umumnya berkisar 36,7-37,1C. Nilai ambang ini disebut
interthreshold range. Hipotalamus mengatur suhu tubuh dengan mengintegrasikan input
suhu yang berasal dari perifer dan inti serta membandingkan dengan set-point di
hipotalamus posterior.
Interthreshold range ini bisa berubah pada penderita hipotiroid, hipertiroid,
infeksi, exercise/olah raga, makanan, anestesi dan pemberian obat-obatan, misalnya
alkohol, sedatif dan nikotin. Regulasi sentral ini intact pada bayi, tetapi seringkali
terganggu pada orang tua atau penderita sakit kritis.
Respon Eferen
Respon termoregulasi dari perubahan suhu terdiri dari perubahan tingkah laku.
Pada manusia dengan kesadaran penuh, perubahan tingkah laku lebih bermanfaat dalam
mempertahankan suhu tubuh. Saat hipotalamus mendeteksi penurunan suhu tubuh,
impuls akan berjalan dari hipotalamus menuju korteks serebri untuk memberikan
individu tersebut sensasi dingin. Akibatnya terjadi perubahan tingkah laku, misalnya
peningkatan aktivitas motorik, seperti berjalan menuju tempat yang lebih hangat atau
memakai baju hangat.
Respon yang lainnya adalah respon vasomotor. Respon vasomotor terbagi
menjadi 2 yaitu, respon terhadap dingin, berupa vasokonstriksi dan piloereksi serta
respon terhadap panas berupa vasodilatasi dan pengeluaran keringat (sweating)
Suhu inti jika berada dibawah nilai ambang akan merangsang terjadinya
vasokonstriksi, termogenesis non-shivering dan shivering. Jika suhu melebihi nilai
ambang akan mengaktivasi vasodilatasi dan pengeluaran keringat. Tidak terjadi respon
termoregulasi jika suhu inti berada diantara dua nilai ambang ini (interthreshold range)
Efektor menentukan suhu lingkungaan yang dapat diterima oleh tubuh sementara
suhu inti tetap dipertahankan normal. Ketika mekanisme efektor ini dihambat, toleransi
terhadap perubahan suhu akan menurun, hingga mekanisme efektor lain tidak bisa
mengkompensasi perubahan suhu tersebut.

Respon terhadap Dingin
Jika terjadi penurunan suhu tubuh inti, maka akan terjadi mekanisme homeostasis
yang membantu memproduksi panas melalui mekanisme feed back negatif untuk dapat
meningkatkan suhu tubuh ke arah normal. Manusia pada umumnya mulai merasa tidak
nyaman ketika suhu kulit sekitar 7C atau lebih di bawah suhu inti. Hal ini akan
menimbulkan respon tubuh untuk mempertahankan panas tubuh dengan melakukan
mekanisme feed back negatif untuk dapat meningkatkan suhu tubuh ke arah normal.
Proses respon terhadap dingin.
Jika terjadi penurunan suhu tubuh inti, Thermoreseptor di kulit dan hipotalamus
mengirimkan impuls syaraf ke area preoptic ( kumpulan neuron-neuron di bagian
anterior hypothalamus yang merupakan Pusat pengaturan suhu tubuh yang berfungsi
sebagai termostat tubuh ) dan pusat peningkatan panas di hipotalamus, serta sel
neurosekretory hipotalamus yang menghasilkan hormon TRH (Thyrotropin releasing
hormon) sebagai tanggapan.hipotalamus menyalurkan impuls syaraf dan mensekresi
TRH, yang sebaliknya merangsang Thyrotroph di kelenjar pituitary anterior untuk
melepaskan TSH (Thyroid stimulating hormon). Impuls syaraf dihipotalamus dan
TSH kemudian mengaktifkan beberapa organ efektor.
Berbagai organ efektor akan berupaya untuk meningkatkan suhu tubuh untuk
mencapai nilai normal, diantaranya adalah :
o Impuls syaraf dari pusat peningkatan panas merangsang syaraf simpatis yang
menyebabkan pembuluh darah kulit akan mengalami vasokonstriksi.
Vasokonstriksi menurunkan aliran darah hangat, sehingga perpindahan panas
dari organ internal ke kulit. Melambatnya kecepatan hilangnya panas
menyebabkan temperatur tubuh internal meningkatkan reaksi metabolic
melanjutkan untuk produksi panas.
o Impuls syaraf di nervus simpatis menyebabkan Piloereksi . Piloereksi adalah
berdirinya rambut karena rangsangan simpatis menyebabkan otot erektor pili
yang melekat di folikel rambut berkontraksi. Hal ini tidak terlalu penting pada
manusia, tetapi pada hewan berdirinya rambut memungkinkan mereka untuk
membentuk lapisan tebal insulator udara.
o Impuls syaraf di nervus simpatis menyebabkan medulla adrenal merangsang
pelepasan epinephrine dan norepinephrine ke dalam darah. Hormon
sebaliknya, menghasilkan peningkatan metabolisme selular, dimana
meningkatkan produksi panas.
o Pusat peningkatan panas merangsang bagian otak yang meningkatkan tonus
otot dan memproduksi panas. Rangsangan hipotalamus terhadap shivering
(menggigil) terletak pada bagian dorsomedial hipotalamus posterior. Pada
awalnya terjadi peningkatan tonus otot rangka di seluruh tubuh. Saat tonus
meningkat diatas tingkat kritis tertentu, proses menggigil dimulai. Selama
proses menggigil, pembentukan panas tubuh dapat meningkat sebesar 4-5 kali
dari normal.
o Kelenjar tiroid memberikan reaksi terhadap TSH dengan melepaskan lebih
hormon tiroid kedalam darah. Peningkatan kadar hormon tiroid secara
perlahan-lahan meningkatkan metabolisme rate, dan peningkatan suhu tubuh.



Respon Terhadap Panas
Sistem pengaturan suhu menggunakan 3 mekanisme penting untuk menurunkan
panas tubuh, yaitu pengeluaran keringat (sweating), vasodilatasi dan penurunan
pembentukan panas oleh tubuh.
Jika suhu tubuh meningkat diatas normal maka putaran mekanisme feed back
negatif berlawanan dengan yang telah disebutkan diatas pada mekanisme respon pada
dingin. Tingginya suhu darah merangsang termoreseptor yang mengirimkan impuls
syaraf ke area preoptic, dimana sebaliknya merangsang pusat penurun panas dan
menghambat pusat peningkatan panas. Impuls syaraf dari pusat penurun panas
menyebabkan dilatasi pembuluh darah di kulit. Kulit menjadi hangat, dan kelebihan
panas hilang ke lingkungan melalui radiasi dan konduksi bersamaan dengan peningkatan
volume aliran darah dari inti yang lebih hangat ke kulit yang lebih dingin. Pada waktu
yang bersamaan, metabolisme rate berkurang, dan tidak terjadi menggigil. Tingginya
suhu darah merangsang kelenjar keringat kulit melalui aktivasi syaraf simpatis
hipotalamik. Saat air menguap melalui permukaan kulit, kulit menjadi lebih dingin.
Respon ini melawan efek penghasil panas dan membantu mengembalikan suhu tubuh
kembali normal.

3) Jelaskan proses pengalihan panas secara: konduksi, konveksi,radiasi, dan
evaporasi!
1) Radiasi
Kehilangan panas melalui radiasi berarti kehilangan dalam bentuk gelombang
panas infra merah, suatu jenis gelombang elektromagnetik. Sebagian besar gelombang
panas infra merah yang memancar dari tubuh memiliki panjang gelombang 5 sampai 20
mikrometer, 10 sampai 30 kali panjang gelombang cahaya. Semua benda yang tidak pada
suhu nol absolut memancarkan panas seperti gelombang tersebut. Tubuh manusia
menyebarkan gelombang panas ke segala penjuru. Gelombang panas juga dipancarkan
dari dinding dan benda-benda lain ke tubuh. Bila suhu tubuh lebih tinggi dari suhu
lingkungan, kuantitas panas yang lebih besar dipancarkan keluar dari tubuh ke
lingkungan. Orang yang telanjang pada suhu kamar yang normal kehilangan panas kira-
kira 60% dari kehilangan panas total melalui radiasi.


2) Konduksi
Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4, hanya sejumlah kecil panas yang
biasanya hilang dari tubuh melalui konduksi langsung dari permukaan tubuh ke benda-
benda lain, seperti kursi atau tempat tidur. Sebaliknya, kehilangan panas melalui
konduksi ke udara memang mencerminkan bagian kehilangan panas tubuh yang cukup
besar (kira-kira 15%) walaupun dalam keadaan normal. Diingatkan kembali bahwa panas
adalah energi kinetik dari gerakan molekul, dan molekul-molekul yang menyusun kulit
tubuh terus-menerus mengalami gerakan vibrasi. Sebagian besar energi dari gerakan ini
dapat dipindahkan ke udara bila suhu udara lebih dingin dari kulit, sehingga
meningkatkan kecepatan gerakan molekul-molekul udara. Sekali suhu udara yang
berlekatan dengan kulit menjadi sama dengan suhu kulit, tidak terjadi lagi kehilangan
panas dari tubuh ke udara. Oleh karena itu, konduksi panas dari tubuh ke udara
mempunyai keterbatasan kecuali bila udara yang dipanaskan bergerak dari kulit sehingga
udara baru secara terus menerus bersentuhan dengan kulit, fenomena ini disebut
konveksi udara.
Contoh penerapan konduksi dalam asuhan keperawatan dengan memberikan
kompres dingin kepada pasien.
1. Kompres dingin mempengaruhi tubuh dengan cara :
a. Menyebabkan pengecilan pembuluh darah (Vasokonstriksi).
b. Mengurangi oedema dengan mengurangi aliran darah ke area.
c. Mematirasakan sensasi nyeri.
d. Memperlambat proses kehidupan.
e. Memperlambat proses inflamasi.
f. Mengurangi rasa gatal.

3) Konveksi
Pemindahan panas dari tubuh melalui konveksi udara secara umum disebut
kehilangan panas melalui konveksi. Sebenarnya, panas pertama-tama harus di-konduksi
ke udara kemudian dibawa melalui aliran konveksi.
Sejumlah kecil konveksi hampir selalu terjadi di sekitar tubuh akibat
kecenderungan udara di sekitar kulit untuk bergerak naik sewaktu menjadi panas. Oleh
karena itu, orang telanjang yang duduk di ruangan yang nyaman tanpa gerakan udara
yang besar masih tetap kehilangan sekitar 15% dari panas tubuhnya melalui konduksi ke
udara kemudian oleh konveksi udara menjauhi tubuhnya.
4) Evaporasi
Bila air berevaporasi dari permukaan tubuh, panas sebesar 0,58 Kalori (kilokalori)
hilang untuk setiap satu gram air yang mengalami evaporasi. Bahkan bila seseorang tidak
berkeringat sekalipun, air masih berevaporasi secara tidak kelihatan dari kulit dan paru-
paru dengan kecepatan sekitar 450 sampai 600 ml/hari. Hal ini menyebabkan kehilangan
panas terus menerus dengan kecepatan 12 sampai 16 Kalori per jam. Evaporasi air
melalui kulit dan paru-paru yang tidak kelihatan ini tidak dapat dikendalikaan untuk
tujuan pengaturan suhu karena evaporasi tersebut dihasilkan dari difusi molekul air terus
menerus melalui permukaan kulit dan permukaan sistem pernapasan. Akan tetapi,
kehilangan panas melalui evaporasi keringat dapat diatur dengan pengaturan kecepatan
berkeringat, yang akan dibicarakan kemudian pada modul ini.
Evaporasi merupakan mekanisme pendinginan yang penting pada suhu udara
sangat tinggi. Selama suhu kulit lebih tinggi dari suhu lingkungan, panas dapat hilang
melalui radiasi dan konduksi. Tetapi ketika suhu lingkungan lebih tinggi dari suhu kulit,
tubuh memperoleh panas melalui radiasi dan konduksi. Dalam Evaporasi terjadi
kehilangan panas sekitar 10%. Dalam keadaan seperti ini, satu-satunya cara tubuh
melepaskan panas adalah dengan evaporasi. Oleh sebab itu, setiap faktor yang
mencegah evaporasi yang adekuat ketika suhu lingkungan lebih tinggi dari suhu kulit
akan menyebabkan peningkatan suhu tubuh. Hal ini kadang terjadi pada manusia yang
dilahirkan dengan kelainan kelenjar keringat. Orang ini dapat tahan terhadap suhu dingin
seperti halnya orang normal, tetapi mereka hampir mati akibat serangan panas pada
daerah tropis, karena tanpa sistem pendinginan evaporatif, orang ini tidak dapat men-
cegah peningkatan suhu tubuh ketika suhu udara lebih tinggi dari suhu tubuh.
5) Jelaskan efek panas terhadap tubuh!
Suhu panas ditambah sengatan matahari bukan hanya bisa menimbulkan efek sakit
kepala, kulit terbakar dan dehidrasi. Tapi juga bisa memicu heat stroke. Dalam kondisi
udara sangat panas, tubuh mengalami dehidrasi, tubuh tidak bisa berkeringat lagi,
akibatnya suhu tumbuh meningkat drastis. Pada saat tubuh tak mampu mengeluarkan
keringat lagi, maka bisa menyebabkan heat stroke atau kelelahan. Saat itu terjadi, kepala
menjadi pusing, otot kram dan bisa mengancam jiwa. Heat stroke ini berbahaya karena
gejalanya muncul dengan sangat cepat, kecuali gejala awal yang sulit diketahui itu
diatasi dengan cepat. Bahaya lain dari kepanasan adalah kulit terbakar. Sebagian orang
sengaja berjemur untuk mendapatkan warna kulit kecoklatan, padahal warna itu
menunjukkan kerusakan kulit. Hal itu juga bisa mempercepat penuaan dan meningkatkan
potensi kanker kulit.
6) Jelaskan penggunaan energi panas dalam pengobatan!
Metode konduksi

Beberapa metode terapi yang menggunakan cara konduksi antara lain :
Kantong air panas (botol berisi air panas) ; untuk terapi penderita nyeri misalnya:
nyeri daerah abdomen
Handuk panas : untuk terapi pada spasme otot, fase akut poliomyelitis
Turkish bath (mandi uap) : efek relaksasi otot
Mud packs (lumpur panas) : mengkonduksi panas ke dalam jaringan, mencegah
kehilangan panas tubuh (heat loss)
Wax bath (parafin bath) : transfer panas pada tungkai bawah, lengan, siku terutama
orang tua
Cara : wax diletakkan di dalam bak dan dipanaskan sampai suhu 115-120F, lama
rendam kaki berkisar 30 menit sampai 1 jam
Electric pads : melingkari kawat elemen panas yang dibungkus asbes atau plastik.
Output berkisar 8 10 watt/foot
Dengan metode konduksi, dapat dilakukan pengobatan terhadap penyakit :
Neuritis (radang saraf)
Sprains (keseleo)
Strain (ketegangan otot)
Contusio (luka memar)
Low back pain ( sakit pinggang)
Metode radiasi
Digunakan untuk pemanasan permukaan tubuh serupa dengan pemanasan dengan
sinar matahari atau nyala api
Sumber radiasi berasal dari :
1. Electric fire :
a. Old type fire : range radiasi antara merah dan mendekati infra red dan panjang
gelombang < 15.000 A. Sering digunakan untuk home treatment
b. Pensil bar type
2. Infra merah
- Dipakai lampu pijar berkisar 250 1000 W serta di beri filter merah
- Gelombang infra merah yang digunakan berkisar 800 40.000 nm
- Penetrasi di kulit 3 mm.
- Metode ini lebih efektif dibanding konduksi panas oleh karena penetrasi energi panas ke
jaringan lebih dalam

Metode elektromagnetis :
1. Short wave diathermy : energi panas ditransfer ke dalam tubuh dengan 2 cara :
Tehnik kondensor : bagian tubuh sebelah menyebelah diiletakkan 2 metal plate like
electrode. Pada permukaan electrode diberikan larutan elektrolit. Dengan adanya
aliran listrik AC, molekul tubuh menjadi agitasi dgn akibat kenaikan temperatur.
Tehnik inductothermy (diatermi metode induksi)
Bagian tubuh yang akan dipanasi dililitkan kabel kemudian di aliri listrik, dengan cara
ini jaringan tubuh terletak dalam medan magnet dari suatu koil. Aliran AC dlm koil akan
menimbulkan medan magnet yang bolak balik di dlm jaringan. Sebagai konsekuensinya,
timbul arus yang memproduksi panas di daerah bersangkutan. Frekuensi yang digunakan :
1 MHz. digunakan utk : kram otot, nyeri intravertebraldisk, penyakit degeneratif
persendian dan bursitis (radang bursa sendi)
7) Apa yang dimaksud dengan termografi dan penerapannya dalam penegakan
diagnosis!
Termografi adalah metode diagnosa yang didasarkan pada perbedaan temperatur antar
jaringan dari tubuh manusia. Distribusi temperatur yang bervariasi ini bisa disebabkan
karena faktor fisik eksternal dan juga faktor internal seperti metabolisme dan aktivitas
jaringan yang dekat dengan kulit. Menurut Max Planck (1901), basis mengenai besarnya
radiasi pada tubuh manusia saat temperatur 300 K (27 oC) akan memberika spektrum
radiasi gelombang Infra Red berkisar antara 0,8 mikrometer hingga 1 milimeter. Setiap
materi di alam tersusun oleh suatu sistem struktur molekul. Molekul ini memiliki energi
yang dinamakan energi dalam, yaitu suatu energi yang dibutuhkan untuk aktivitas
molekul. Akibat energi yang dimiliki oleh molekul ini akhirnya dapat diketahui panas
dinginya sebuah bahan atau materi. Hukum fisika menyebutkan bahwa seluruh zat yang
berada dalam temperatur di atas nol absolut ( 0K ) akan memancarkan radiasi panas
akibat temperaturnya. Dari radiasi temperatur ini diketahui bahwa energi tersebut
merambat melalui medium hampa udara ke lingkungan dalam spektrum gelombang
elektromagnetik inframerah. Spektrum tersebut terletak pada batas antara cahaya tampak
dan gelombang mikro. Energi gelombang ini yang terdapat dalam bentuk photon, dapat
dideteksi oleh sebuah sensor inframerah. Melalui sebuah sistem prosesing sinyal digital,
radiasi panas ini dapat dtampilkan dalam bentuk visual (imaging) yang dinamakan
Termografi.
Gambaran termogram yang menunjukkan pancaran panas lebih tinggi dari sekitarnya
(normal) membantu untuk diagnostik.
Contoh :
Kanker payudara temperaturnya lebih tinggi dari jaringan sekitarnya 1
o
C.
Kulit sekitar sendi yang menderita peradangan temperaturnya naik sampai 5
o
C.

Gambaran termogram dapat menunjukkan lokasi daerah tubuh yang masih mempunyai
sirkulasi darah yang baik penting untuk amputasi.
Dengan membuat termogram berurutan/berseri dapat dilihat kemajuan atau
kemunduran pengobatan.
Hal-hal yang dapat didiagnosis dengan mempergunakan tehnik termografi antara
lain:
1. carcinoma mammae
2. vascular desease (penyakit pembuluh darah)
3. untuk follow up pada penderita post operatif oleh karena diabetes.
4. untuk Cereberal Vascular Desease
5. arthritis akut.
6. Patello (femoral pain (nyeri pada persendian lutut)
7. Primary erythemalgia.









DAFTAR PUSTAKA

http://ranrintansnote.blogspot.com/2013/06/penerapan-bioakustik-dalam-
keperawatan_8.html
http://nyakgue.blogspot.com/2012/05/makalah-doppler.html
http://kumpulanmakalahmatakuliahakpercianjur.blogspot.com/2012/10/bunyi.html
http://yai.ac.id/karyailmiah-upi-39-dampak-kebisingan-terhadap-kesehatan.html

Anda mungkin juga menyukai