OLEH : KELOMPOK 6: D-IV Keperawatan Dewa Gede Sastra Ananta Wijaya (P07120214005) Ni Putu Erna Libya (P07120214014) Ni Luh Suci Novi Ariani (P07120214021) I Gede Suyadnya Putra (P07120214023) Ni Putu Soniya Darmayanti ( P07120214040 )
Kementerian Kesehatan RI Politeknik Kesehatan Denpasar Tahun Ajaran 2014/2015 Learning Task BIOFISIKA BIOAKUSTIK
1. Apa yang dimaksud bunyi,sumber bunyi, intensitas bunyi? 2. Sebutkan pembagian frekuensi bunyi! 3. Apa yang dimaksud azas Doppler dan penerapannya dalam kesehatan? 4. Apa yang dimaksud dengan ultrasonik dan penerapannya dalam bidang kedokteran? 5. Sebutkan bagian-bagian dari telinga dan fungsinya? 6. Jelaskan tentang tes pendengaran dan cara melakukannya! 7. Jelaskan tentang kebisingan dan dampaknya pada kesehatan!
Learning Task BIOFISIKA
BIOTERMAL
1. Jelaskan tentang hukum termodinamika dan metabolisme! 2. Jelaskan pengaturan suhu tubuh! 3. Jelaskan proses pengalihan panas secara: konduksi,konfeksi,radiasi dan evaporasi! 4. Jelaskan efek panas terhadap tubuh! 5. Jelaskan penggunaan energi panas dalam pengobatan! 6. Apa yang dimaksud dengan termografi dan penerapannya dalam penegakan diagnosis!
BIOAKUSTIK
1. Apa yang dimaksud bunyi,sumber bunyi, intensitas bunyi? Pembahasan :
A. Bunyi
Bunyi merupakan getaran yang menimbulkan gelombang longitudinal yang merambat melalui medium perambatannya (zat cair, zat padat, dan udara) sehingga dapat didengar. (Fisika, 2006 : 41). Gelombang bunyi merupakan vibrasi atau gerakan dari molekul-molekul zat dan saling beradu satu sama lain dimana zat tersebut terkoordinasi menghasikan gelombang serta mentransmisikan energi tanpa disertai perpindahan partikel. (Fisika Kedokteran, 1996 : 65) Gelombang bunyi mempunyai sifat memantul, diteruskan, dan diserap benda. Apabila gelombang suara mengenai tubuh manusia (dinding) maka bagian dari gelombang akan dipantulkan dan bagian lain akan diteruskan ke dalam tubuh. Penyerapan energi bunyi ini akan mengakibatkan berkurangnya amplitudo gelombang bunyi. Gelombang bunyi timbul akibat terjadi perubahan mekanik pada zat padat, zat cair dan gas yang merambat ke depan dengan kecepatan tertentu. Gelombang bunyi ini menjalar secara longitudinal, lain dengan cahaya yang menjalar secara transversal. Pada suatu percobaan, apabila terjadi vibrasi dari suatu bunyi maka akan terjadi suatu peningkatan tekanan dan penurunan tekanan pada tekanan atmosfer, peningkatan tekanan ini disebut kompresi sedangkan penurunan tekanan disebut rarefaksi (peregangan). Bunyi mempunyai hubungan antara frekuensi vibrasi (f) bunyi, panjang gelombang () dan kecepatan (v).
Kecepatan bunyi berbeda-beda dalam melewati berbagai medium. Berikut tabel perbedaannya.
Temperatur Material Masa Jenis ( ) Kg/m 3
Kecepatan (v) cm/s Z (= ) Kg/m 2 s 20 o C Udara 1,29 331 430 0 o C CO 2 1,98 258 430 0 o C H 2 8,99 x 10 -2 1.270 430 20 o C Alkohol 791 1.210 430 20 o C Air 1.000 1.480 430 20 o C Besi 7.900 5.130 430 37 o C Darah 1.056 1.570 430 20 o C Otak 1.020 1.530 1,56 x 10 6
20 o C Otot 1.040 1.580 1,64 x 10 6
20 o C Lemak 920 1.450 1,33 x 10 6
20 o C Tulang 1.900 4.040 7,68 x 10 6
Gelombang bunyi dibawa oleh zat padat, cair, dan gas. Pada umumnya, makin keras zat, makin cepat gelombang bunyi merambat. Hal ini masuk akal, karena kekerasan zat menyatakan secara tidak langsung bahwa partikel-partikel tergandeng secara kuat sehingga lebih responsif terhadap gerak partikel lainnya.
B. Sumber Bunyi Sumber bunyi adalah semua benda yang bergetar dan menghasilkan suara merambat melalui medium atau zat perantara sampai ke telinga. Dari sumber bunyi ke telinga terjadi perambatan energi. Gelombang bunyi termasuk gelombang mekanik dan longitudinal. Gelombang bunyi merambat melalui medium seperti gas, cair atau padat. Kecepatan perambatan gelombang bunyi di dalam zat padat lebih cepat dibandingkan dengan kecepatan di dalam gas atau udara. Gelombang bunyi tidak dapat merambat di dalam ruang hampa. Contoh sumber bunyi yaitu: pembakaran minyak dalam mesin,instrumen musik, gerakan dahan pohon, lonceng, garputala, dsb. Syarat terjadinya bunyi yaitu: 1. Ada sumber bunyi yang bergetar 2. Ada zat perantara (medium) yang merambatkan gelombang bunyi dari sumber ke telinga 3. Getraran mempunyai frekuensi tertentu (20 Hz 20.000 Hz) 4. Indra pendengar dalam keadaan baik
C. Intensitas Bunyi Intensitas Bunyi adalah besarnya energi gelombang bunyi yang dipancarkan atau dipindahkan tiap satu satuan waktu (daya) per-satuan luas atau energi yang melewati medium 1 m 2 /detik atau watt/m 2 . Ketika mendengarkan bunyi yang terlalu keras, tentunya telinga akan merasa sakit. Sebaliknya, bunyi yang terlalu lemah tidak akan mampu didengar. Kenyataan ini membuktikan bahwa intensitas bunyi yang dapat didengar manusia dengan baik berada pada batas-batas tertentu. Intensitas bunyi yang mampu didengar manusia mempunyai intensitas 10 -12 watt/m 2 sampai dengan 1 watt/m 2 . Intensitas bunyi 10 -12 watt/m 2 adalah intensitas bunyi terendah yang masih dapat didengar telinga manusia. Intensitas ini disebut intensitas ambang pendengaran. Sementara itu, intensitas bunyi terbesar yang masih dapat didengar telinga manusia tanpa menimbulkan rasa sakit adalah 1 watt/m 2 dan disebutintensitas ambang perasaan.
A. Pembagian Frekuensi Bunyi Dalam klarifikasi bunyi. Bunyi itu dapat digolongkan menjadi beberapa jenis yaitu, sebagai berikut :
a. Berdasarkan Frekuensi Berdasarkan frekuensi, bunyi itu dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu: 1. I nfrasonik, yaitu bunyi yang punya frekuensi kurang dari 20 Hz. Bunyi infrasonik ini tidak dapat didengar oleh manusia,karena mungkin terlalu kecil jadi sulit di dengar oleh kita dan yang bisa mendengar ini Cuma beberapa hewan saja, seperti anjing dan jangkrik. 2. Audiosonik, yaitu bunyi yang punya frekuensi antara 20 Hz-20.000 Hz. Bunyi audiosonik adalah gelombang bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia. 3. Ultrasonik, yaitu bunyi yang punya frekuensi lebih dari 20.000 Hz. Bunyi ini tidak dapat didengar oleh telinga manusia karena terlalu besar kalu kita bisa dengar, kuping kita akan merasa sakit, dan bunyi ini dapat didengar oleh beberapa hewan saja, seperti lumba-lumba dan kelelawar. Bunyi ultrasonik ini juga sering digunakan oleh manusia pada aplikasi radar untuk mendeteksi kedalaman laut dan objek tertentu, serta dapat digunakan untuk mengukur panjang gua dan ketebalan logam di industri.
Arti pembagian frekuensi bunyi: 1. Infrasonik mengakibatkan perasaan kurang nyaman mengakibatkan perasaan kurang nyaman , kelesuan. 2. Audiofrekuensi berhubungan dengan nilai ambang pendengaran (rata- rata nilai ambang pendengaran 1000 Hz = 0 dB) 3. Ultrasonik digunakan dalam pengobatan, dekstruksi dan diagnosis
b. Berdasarkan keteraturan frekuensi
Berdasarkan keteraturan frekuensinya, bunyi itu dapat digolongkan sebagai berikut. 1. Nada, yaitu bunyi yang punya frekuensi yang teratur. Contohnya bunyi alat musik. 2. Desah, yaitu bunyi yang punya frekuensi tidak teratur. Contohnya bunyi desiran angin dan piring jatuh. 3. Dentum, yaitu bunyi desah yang sangat keras dan bisa mengagetkan pendengaran kita. Contohnya bunyi bom, ledakan, atau halilintar.
Resonansi itu adalah peristiwa bergetamya pada suatu benda yang terjadi karena pengaruh getaran benda lain. Dan syarat terjadinya adnya resonansi itu adalah memiliki frekuensi alamiah yang sama dengan frekuensi sumber getaran. Berikut ini adalah Beberapa alat musik menggunakan prinsip resonansi dalam cara kerjanya, seperti gamelan, kendang, gitar, harmonika, seruling, dan biota.
3. Apa yang dimaksud azas Doppler dan penerapannya dalam kesehatan? Pembahasan :
A. Azas Doppler dan Penerapannya dalam Kesehatan
1. Azas Doppler
Definisi efek Doppler adalah gejala bunyi yang diselidiki oleh Doppler, membahas perubahan frekuensi yang diterima oleh pengamat (pendengar) akibat gerak relative antara sumber bunyi dengan pendengar. Misalnya gelombang bunyi yang dikeluarkan oleh sumber bunyi dan pendengar bergerak saling mendekati. Maka frekuensi bunyi yang didengar oleh pendengar akan lebih tinggi daripada frekuensi sebenarnya dari bunyi yang dihasilkan sumber bunyi. Namun, jika sumber bunyi dan pendengar bergerak saling menjauhi, maka frekuensi bunyi yang didengar oleh pendengar akan lebih rendah daripada frekuensi sebenarnya.
2. Aplikasi klinis dari Doppler
a. Mendeteksi dan mengukur kecepatan aliran darah dengan sel darah merah sebagai reflektor yang bergerak. b. Pada bidang kebidanan, fungsi alat ini dispesifikkan untuk menghitung jumlah dan menilai ritme denyut jantung bayi.
3. Diagnostik Doppler Pemeriksaan dengan menggunakan Doppler adalah suatu pemeriksaan dengan menggunakan efek ultrasonografi dari efek Doppler. Prinsip efek doppler ini sendiri yaitu ketika gelombang ultrasound ditransmisikan kearah sebuah reflektor stationer, gelombang yang dipantulkan memiliki frekuensi yang sama. Jadi, jika reflektor bergerak kearah transmiter, frekuensi yang dipantulakn akan lebih tinggi, sedangkan jika reflektor bergerak menjauhi maka frekuensi yang dipantulkan akan lebih rendah. Perbedaan antara frekuensi yang ditransmisikan dan yang diterima sebanding dengan kecepatan bergeraknya reflektor menjauhi atau mendekati transmiter. Fenomena ini dinamakan efek Doppler dan perbedaan antar frekuensi tersebut dinamakan Doppler shift. Fetal Doppler hanya menggunakan teknik auskultasi tanpa teknik pencitraan seperti pada velocimetri Doppler maupun USG. Untuk fetal Doppler, agar bisa menangkap suara detak jantung, transduser ini memancarkan gelombang suara kearah jantung janin. Gelombang ini dipantulkan oleh jantung janin dan ditangkap kembali oleh transduser. Jadi, transduser berfungsi sebagai pengirim gelombang suara dan penerima kembali gelombang pantulnya (echo). Pantulan gelombang inilah yang diolah oleh Doppler menjadi sinyal suara. Sinyal suara ini selanjutnya diamplifikasikan. Hasil terakhirnya berupa suara cukup keras yang keluar dari mikrofon. Dengan alat ini energi listrik diubah menjadi energi suara yang kemudian energi suara yang dipantulkan akan diubah kembali menjadi energi listrik. Pada velocimetri Doppler maupun USG, pencitraan yang diperoleh dan ditampilkan pada layar adalah gambaran yang dihasilkan gelombang pantulan ultrasound. Fetal Doppler memberikan informasi tentang janin mirip dengan yang disediakan oleh stetoskop janin. Satu keuntungan dari fetal Doppler dibanding dengan stetoskop janin (murni akustik) adalah output audio elektronik, yang memungkinkan orang selain pengguna untuk mendengar detak jantung. Fetal dopler juga mempermudah seorang bidan dalam menghitung denyut jantung janin tanpa harus berkonsentrasi penuh dalam menghitung Denyut Jantung Janin. 4. Apa yang dimaksud dengan ultrasonik dan penerapannya dalam bidang kedokteran? Pembahasan : A. Pengertian Gelombang Ultrasonik Ultrasonik adalah suara atau getaran dengan frekuensi yang terlalu tinggi untuk bisa didengar oleh telinga manusia, yaitu kira-kira di atas 20 kiloHertz. Hanya beberapa hewan, seperti lumba-lumba menggunakannya untuk komunikasi,sedangkan kelelawar menggunakan gelombang ultrasonik untuk navigasi. Dalam hal ini, gelombang ultrasonik merupakan gelombang ultra (diatas) frekuensi gelombang suara(sonik). Gelombang ultrasonik dapat merambat dalam medium padat, cair dan gas. Reflektivitas dari gelombang ultrasonik ini di permukaan cairan hampir sama dengan permukaan padat, tapi pada tekstil dan busa, maka jenis gelombang ini akan diserap.Frekuensi yang diasosiasikan dengan gelombang ultrasonik pada aplikasi elektronik dihasilkan oleh getaran elastis dari sebuah kristal kuarsa yang diinduksikan oleh resonans dengan suatu medan listrik bolak-balik yang dipakaikan (efek piezoelektrik). Kadang gelombang ultrasonik menjadi tidak periodik yang disebut derau (noise), dimana dapat dinyatakan sebagai superposisi gelombang-gelombang periodik, tetapi banyaknya komponen adalah sangat besar. Kelebihan gelombang ultrasonik yang tidak dapat didengar, bersifat langsung dan mudah difokuskan. Jarak suatu benda yang memanfaatkan delay gelombang pantul dan gelombang dating seperti pada sistem radar dan deteksi gerakan oleh sensor pada robot atau hewan. B. Prinsip dan Efek Penggunaan Ultrasonik
Efek Doppler merupakan dasar penggunaan ultrasonik yaitu terjadi perubahan frekuensi akibat adanya pergerakan pendengar atau sebaliknya; dan getaran bunyi yang dikirim ke tempat tertentui (ke objek) akan direfleksi oleh objek itu sendiri. Efek gelombang ultrasonik :
1) Mekanik
Efek secara mekanik yaitu membentuk emulsi asap/awan dan disintegrasi beberapa benda padat, dipakai untuk menentukan lokasi batu empedu.
2) Panas
Nelson Heerich dan Krusen, menunjukkan bahwa sebagian ultrasonik mengalami refleksi pada titik yang bersangkutan, sedangkan sebagian lagi pada titik tersebut mengalami perubahan panas. Pada jaringan bisa terjadi pembentukan rongga dengan intensitas yang tinggi.
3) Kimia
Gelombang ultrasonik menyebabkan proses oksidasi dan terjadi hidrolisis pada ikatan polyester.
4) Efek biologis
Efek yang ditimbulkan ultrasonik ini merupakan gabungan dari berbagai efek misalnya akibat pemanasan menimbulkan pelebaran pembuluh darah. Selain itu ultrasonik menyebabkan peningkatan permeabilitas membran sel dan kapiler serta merangsang aktifitas sel. Sesuai hukum Vant Hoff (menimbulkan panas) otot mengalami paralyse dan sel-sel hancur; bakteri, virus dapat mengalami kehancuran. Selain itu menyebabkan keletihan pada tubuh manusia apabila daya ultrasonik ditingkatkan.
C. Aplikasi Gelombang Ultrasonik dalam Kesehatan Saat ini perkembangan dunia teknologi sangat berkembang pesat terutama dalam dunia IT (Informatic Technology). Perkembangan dunia IT berimbas pada perkembangan berbagai macam aspek kehidupan manusia. Salah satu aspek yang terkena efek perkembangan dunia IT adalah kesehatan. Dewasa ini dunia kesehatan modern telah memanfaatkan perkembangan teknologi untuk meningkatkan efisiensi serta efektivitas di dunia kesehatan. Salah satu contoh pengaplikasian dunia IT di dunia kesehatan adalah penggunaan alat-alat kedokteran yang mempergunakan aplikasi komputer, salah satunya adalah USG (Ultra sonografi). USG adalah suatu alat dalam dunia kedokteran yang memanfaatkan gelombang ultrasonik, yaitu gelombang suara yang memiliki frekuensi yang tinggi(250 kHz 2000 kHz) yang kemudian hasilnya ditampilkan dalam layar monitor. Pada awalnya penemuan alat USG diawali dengan penemuan gelombang ultrasonik kemudian bertahun-tahun setelah itu, tepatnya sekira tahun 1920-an, prinsip kerja gelombang ultrasonik mulai diterapkan dalam bidang kedokteran. Penggunaan ultrasonik dalam bidang kedokteran ini pertama kali diaplikasikan untuk kepentingan terapi bukan untuk mendiagnosis suatu penyakit. Dalam hal ini yang dimanfaatkan adalah kemampuan gelombang ultrasonik dalam menghancurkan sel-sel atau jaringanberbahaya ini kemudian secara luas diterapkan pula untuk penyembuhan penyakit- penyakit lainnya. Misalnya, terapi untuk penderita arthritis, haemorrhoids, asma, thyrotoxicosis, ulcus pepticum (tukak lambung), elephanthiasis (kaki gajah), dan bahkan terapi untuk penderita angina pectoris (nyeri dada). Baru pada awal tahun 1940, gelombang ultrasonik dinilai memungkinkan untuk digunakan sebagai alat mendiagnosis suatu penyakit, bukan lagi hanya untuk terapi. Hal tersebut disimpulkan berkat hasil eksperimen Karl Theodore Dussik, seorang dokter ahli saraf dari Universitas Vienna, Austria. Bersama dengan saudaranya, Freiderich, seorang ahli fisika, berhasil menemukan lokasi sebuah tumor otak dan pembuluh darah pada otak besar dengan mengukur transmisi pantulan gelombang ultrasonik melalui tulang tengkorak. Dengan menggunakan transduser (kombinasi alat pengirim dan penerima data), hasil pemindaian masih berupa gambar dua dimensi yang terdiri dari barisan titik-titik berintensitas rendah. Kemudian George Ludwig, ahli fisika Amerika, menyempurnakan alat temuan Dussik. Tahun 1949, John Julian Wild, ahli bedah Inggris yang bekerja di MedicoTechnological Research Institute of Minnesota, berkolaborasi dengan John Reid, seorang teknisi dari National Cancer Institute. Mereka melakukan investigasi terhadap sel-sel kanker dengan alat ultrasonik. Beberapa jenis alat yang dibuat untuk kepentingan investigasi tersebut antara lain B-mode ultrasound, transduser/alat pemindai jenis A-mode transvaginal, dan transrectal. Prinsip alat- alat tersebut mengacu pada sistem radar. Oleh sebab itu mereka kemudian menyebutnya sebagai Tissue Radar Machine (mesin radar untuk deteksi jaringan). Beberapa hasil penelitian lanjutan yang cukup penting dalam bidang obstetriginekologi antara lain ditemukannya metode penentuan ukuran janin (fetal biometry), teknologi transduser/alat pemindai digital, transduser dua dimensi dan tiga dimensi modern penghasil tampilan gambar jaringan yang lebih fokus, dan penentuan jenis kelamin janin dalam kandungan (Fetal Anatomic Sex Assignment/FASA). Teknologi transduser digital sekira tahun 1990-an memungkinkan sinyal gelombang ultrasonik yang diterima menghasilkan tampilan gambar suatu jaringan tubuh dengan lebih jelas. Penemuan komputer pada pertengahan 1990 jelas sangat membantu teknologi ini. Gelombang ultrasonik akan melalui proses sebagai berikut, pertama, gelombang akan diterima transduser. Kemudian gelombang tersebut diproses sedemikian rupa dalam komputer sehingga bentuk tampilan gambar akan terlihat pada layar monitor. Transduser yang digunakan terdiri dari transduser penghasil gambar dua dimensi atau tiga dimensi. Seperti inilah hingga USG berkembang sedemikianrupa hingga saat ini. Ultrasonografi atau yang lebih dikenal dengan singkatan USG digunakan luas dalam medis. Pelaksanaanprosedur diagnosis atau terapi dapat dilakukan dengan bantuan ultrasonografi (misalnya untuk biopsi atau pengeluaran cairan). Biasanya menggunakan probe yang digenggam yang diletakkan di atas pasien dan digerakkan: gel berair memastikan penyerasian antara pasien dan probe. Dalam kasus kehamilan, Ultrasonografi (USG) digunakan oleh dokter spesialis kedokteran (DSOG) untuk memperkirakan usia kandungan dan memperkirakan hari persalinan. Dalam dunia kedokteran secara luas, alat USG (ultrasonografi) digunakan sebagai alat bantu untuk melakukan diagnosa atas bagian tubuh yang terbangun dari cairan. Sonograf ini menunjukkan citra kepala sebuah janin dalam kandungan.Ultrasonografi medis digunakan dalam: a. Kardiologi b. Endokrinologi c. Gastroenterologi d. Ginaekologi e. Obstetrik f. Ophthalmologi g. Urologi h. Intravascular ultrasound i. Contrast enhanced ultrasound
D. Manfaat Gelombang Ultrasonik dalam Bidang Medis 1. Memeriksa bagian dalam tubuh Pemeriksaan dapat dilakukan dengan mengirim pulsa-pulsa ultrasonik ke bagian tubuh yang hendak dianalisis. Pulsa-pulsa ini akan dipantulkan oleh organ-organ tubuh bagian dalam. Masing-masing organ mempunyai struktur, kerapatan, dan kelentingan yang berbeda. Dengan mengukur waktu relatif dari gelombang-gelombang pantul ini, maka didapat kedalaman-kedalaman organ. Berdasarkan data kedalaman dan arah gelombang pantul, komputer akan membentuk bayangan bagian dalam tubuh. Salah satunya dengan ultrasonic transducer. Ultrasonic tranducer paling lazim dipakai untuk memantau janin pada wanita hamil, sistemarteri pada penderita lemah jantung, mengamati gangleon pada pasien penderita lemah atau kelainan otak, selain memanfaatannya pada bidang oceanographi, misalnya kedalaman laut, mengamati terumbu karang dan tentu saja jenis dan jarak pesawat amphibi dan submarin, baik pihak kawan maupun lawan disaat perang terutama, juga pada masa damai, mungkin juga untuk memantau posisi satelit, atau posisi dan kecepatan suatu pesawat ruang angkasa, meteorit atau asteroid dan gugus bintang yang relatif dekat dari Bima Sakti. 2. Kaca mata orang buta Dengan menggunakan alat yang bisa mentranmisikan dan menerima gelombang ultrasonik. Pulsa ultrasonik dikirim dan kemudian benda akan memantulkan pulsa tersebut dan ditangkap kembali oleh alat tersebut. Pulsa pantul ini diubah menjadi bunyi yang memberitahukan kepada orang tersebut berapa jauh suatu benda dengan dirinya.
E. Ultrasonik Sebagai Pelengkap Diagnosis
Berkaitan dengan efek yang ditimbulkan gelombang ultrasonik dan sifat gelombang bunyi ultra maka gelombang ultrasonik dipergunakan sebagai diagnosis dan pengobatan.
1) CRT (Ossiloskop) Kristal piezo electric yang bertindak sebagai transduser mengirim gelombang ultrasonik mencapai pada dinding berlawanan, kemudian gelombang bunyi dipantulkan dan diterima oleh transduser tersebut pula. Transduser yang menerima gelombang balik akan diteruskan ke amplifier berupa gelombang listrik kemudian gelombang tersebut ditangkap oleh CRT (ossiloskop). Bunyi yang dihasilkan oleh piezo electric melalui transduser akan dipantulkan dan diterima oleh transduser. Gerakan transduser mula-mula akan menghasilkan echo dapat dilihat adanya dot (dot ini disimpan pada CRT) kemudian transduser digerakkan kearah lain menghasilkan echo pula sehingga kemudian tercipta suatu gambaran dua dimensi.
2) MRI (Magnetic Resonance Imaging) dan USG (Ultrasonography) MRI adalah salah satu cara pemotretan organ tubuh menggunakan resonansi magnetis. Sistem kerjanya adalah pasien berbaring dalam sebuah tabung. Kemudian gelombang bunyi ultrasonik ditembakkan ke tubuhnya. Gema dari gelombang bunyi itu akan mencitrakan gambar tubuh bagian dalam pasien. Gelombang ultrasonik juga dapat mendeteksi keadaan bayi dalam kandungan, yang dikenal dengan sebutan USG. Pada dasarnya, prinsip kerja dari MRI dan USG adalah sama. Sebuah pulsa singkat dari bunyi ultra dipancarkan oleh sebuah transduser. transduser adalah sebuah alat yang dapat mengubah pulsa listrik menjadi pulsa bunyi. Sebagian dari pulsa dipantulkan pada berbagai permukaan dalam tubuh, dan sebagian besar akan diteruskan. Transduser yang sama digunakan juga untuk mendeteksi pulsa listrik. Pulsa- pulsa ini dapat diperlihatkan pada layar monitor. Penggunaan citra bunyi ini merupakan kemajuan yang sangat penting dalam bidang medis. Penggunaan bunyi ultra, dalam banyak kasus, telah menggantikan prosedur lain yang berbahaya, seperti penggunaan sinar X. Tidak ada bukti efek yang berbahaya dari penggunaan bunyi ultra ini, sehingga sering dikenal dengan pengujian yang tidak merusak (non destructive testing).
F. Hal-Hal Yang Didiagnosis Dengan Ultrasonik Ultrasonik dapat dipergunakan untuk beberapa diagnosis, diantaranya: 1. Mendiagnosis tumor otak (echo encephalo graphy), memberi informasi tentang penyakit-penyakit mata, daerah / lokasi yang dalam dari bola mata, menentukan apakah cornea atau lensa yang opaque atau ada tumor-tumor retina. 2. Untuk memperoleh informasi struktur dalam dari tubuh manusia. Misalnya hati, lambung, usus, mata, mamma, jantung janin. 3. Untuk mendeteksi kehamilan sekitar 6 minggu, kelainan dari uterus/ kandung peranakan dan kasus-kasus perdarahan yang abnormal serta treatened abortus (abortus yang sdang berlangsung). 4. Memberi informasi tentang jantung, valvula jantung, pericardial effusion (timbunan zat cair dalam kantong jantung).
5. Sebutkan bagian-bagian dari telinga dan fungsinya? Pembahasan : A. Alat Pendengaran
Telinga merupakan alat penerima gelombang suara atau udara kemudian diubah menjadi sinyal listrik dan diteruskan ke korteks pendengaran melalui saraf pendengaran. Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga tengah meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada pada telinga dalam akan menerima rarigsang bunyi dan mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk diolah.
B. Susunan Telinga Tiga bagian utama dari telinga manusia adalah telinga luar, telinga tengah, dan telinga bagian dalam. Kerja dari telinga manusia adalah sedemikian rupa sehingga gelombang suara melakukan perjalanan dari telinga luar ke telinga tengah, yang kemudian diteruskan ke telinga bagian dalam bentuk gelombang kompresi. Di telinga bagian dalam, gelombang kompresional diubah menjadi impuls listrik yang dirasakan oleh otak. Dengan cara ini, kita dapat mendengar dan membedakan berbagai jenis suara. Mari kita bahas secara singkat tentang bagian-bagian yang berbeda dari telinga manusia dan peran mereka dalam mendengar. 1. Telinga luar ini telinga luar atau telinga bagian luar adalah bagian terlihat dari telinga, yang berfungsi sebagai organ pelindung untuk gendang telinga. Ini mengumpulkan dan memandu gelombang suara masuk ke telinga tengah. Telinga luar terdiri dari dua bagian berikut. a) Telinga Flap (Pinna) Gelombang suara masuk ke telinga melalui flap telinga atau pinna. b) Saluran Telinga (Meatus) Saluran telinga adalah sekitar 2 cm. Ini menguatkan gelombang suara dan channelizes mereka ke telinga tengah. Kelenjar keringat yang hadir dalam saluran ini, yang mensekresi kotoran telinga. 2. Telinga Tengah Telinga tengah, terletak di antara telinga luar dan telinga bagian dalam, merasakan gelombang suara dari telinga luar dalam bentuk gelombang tekanan. Telinga tengah adalah rongga berisi udara dan terdiri dari bagian-bagian berikut. a) Gendang telinga (membran timpani) Gendang telinga adalah selaput tipis yang bertindak sebagai partisi antara telinga luar dan telinga tengah. Bergetar secepat itu menerima gelombang suara, dan mengubah energi suara menjadi energi mekanik. b) Hammer (Malleus) Ini adalah tulang kecil, yang terletak di sebelah gendang telinga. Karena terletak berdekatan dengan gendang telinga, getaran dari gendang telinga menyebabkan hammer bergetar. c) Anvil (Incus) Anvil adalah tulang lain kecil di samping hammer, itu bergetar dalam menanggapi getaran hammer. d) Stirrup (Stapes) Serupa dengan hammer dan anvil, sanggurdi adalah tulang kecil di telinga tengah. Akhirnya, juga bergetar dan melewati gelombang kompresional ke telinga bagian dalam. 3. Telinga dalam (Labyrinth) Telinga bagian dalam, seperti namanya, adalah bagian terdalam dari telinga. Hal ini diisi dengan zat seperti air dan terdiri dari baik pendengaran dan keseimbangan organ. Telinga bagian dalam terdiri dari bagian-bagian berikut. a) Koklea (rumah siput)- ini koklea atau tabung spiral adalah struktur digulung yang dapat meregang sekitar 3 cm. Lapisan membran koklea terdiri dari sel-sel saraf banyak. Sel-sel saraf mirip rambut merespon secara berbeda terhadap berbagai frekuensi getaran, yang akhirnya mengarah ke generasi impuls listrik. b) Saluran setengah lingkaran Ini adalah loop berisi cairan, yang melekat pada koklea dan membantu dalam mempertahankan keseimbangan. c) Saraf Auditori ini impuls listrik, yang dihasilkan oleh sel-sel saraf, yang kemudian diteruskan ke otak. 6. Jelaskan tentang tes pendengaran dan cara melakukannya! Pembahasan :
A. Tes Pendengaran dan Cara Melakukannya Ada 4 cara yang dapat kita lakukan untuk mengetes fungsi pendengaran penderita, yaitu : 1. Tes bisik. 2. Tes bisik modifikasi. 3. Tes garpu tala. 4. Pemeriksaan audiometri.
A. Tes Bisik Ada 3 syarat utama bila kita melakukan tes bisik, yaitu : 1. Syarat tempat 2. Syarat penderita 3. Syarat pemeriksa
Ada 3 syarat tempat kita melakukan tes bisik, yaitu : 1. Ruangannya sunyi 2. Tidak terjadi echo / gema. Caranya dinding tidak rata, terbuat dari soft board, atau tertutup kain korden. 3. Jarak minimal 6 meter. Ada 4 syarat bagi penderita saat kita melakukan tes bisik, yaitu : 1. Kedua mata penderita kita tutup agar ia tidak melihat gerakan bibir pemeriksa. 2. Telinga pasien yang diperiksa, kita hadapkan ke arah pemeriksa. 3. Telinga pasien yang tidak diperiksa, kita tutup (masking). Caranya tragus telinga tersebut kita tekan ke arah meatus akustikus eksterna atau kita menyumbatnya dengan kapas yang telah kita basahi dengan gliserin. 4. Penderita mengulangi dengan keras dan jelas setiap kata yang kita ucapkan.
Ada 2 syarat bagi pemeriksa saat melakukan tes bisik, yaitu :
1. Pemeriksa membisikkan kata menggunakan cadangan udara paru-paru setelah fase ekspirasi. 2. Pemeriksa membisikkan 1 atau 2 suku kata yang telah dikenal penderita. Biasanya kita menyebutkan nama benda-benda yang ada disekitar kita.
Teknik pemeriksaan pada tes bisik, yaitu : Penderita dan pemeriksa sama-sama berdiri. Hanya pemeriksa yang boleh berpindah tempat. Pertama-tama pemeriksa membisikkan kata pada jarak 1 meter dari penderita. Pemeriksa lalu mundur pada jarak 2 meter dari penderita bilamana penderita mampu mendengar semua kata yang kita bisikkan. Demikian seterusnya sampai penderita hanya mendengar 80% dari semua kata yang kita bisikkan kepadanya. Jumlah kata yang kita bisikkan biasanya 5 atau 10. Jadi tajam pendengaran penderita kita ukur dari jarak antara pemeriksa dengan penderita dimana penderita masih mampu mendengar 80% dari semua kata yang kita ucapkan (4 dari 5 kata). Kita dapat lebih memastikan tajam pendengaran penderita dengan cara mengulangi pemeriksaan. Misalnya tajam pendengaran penderita 4 meter. Kita maju pada jarak 3 meter dari pasien lalu membisikkan 5 kata dan penderita mampu mendengar semuanya. Kita kemudian mundur pada jarak 4 meter dari penderita lalu membisikkan 5 kata dan penderita masih mampu mendengar 4 kata (80%). B. Tes Bisik Modifikasi Tes bisik modifikasi merupakan hasil perubahan tertentu dari tes bisik. Tes bisik modifikasi kita gunakan sebagai skrining pendengaran dari kelompok orang berpendengaran normal dengan kelompok orang berpendengaran abnormal dari sejumlah besar populasi. Misalnya tes kesehatan pada penerimaan CPNS. Cara kita melakukan tes bisik modifikasi, yaitu : 1. Kita melakukannya dalam ruangan kedap suara. 2. Kita membisikkan 10 kata dengan intensitas suara lebih kecil dari tes bisik konvensional karena jaraknya juga lebih dekat dari jarak pada tes bisik konvensional.Cara kita memperlebar jarak dengan penderita yaitu dengan menolehkan kepala kita atau kita berada dibelakang penderita sambil melakukan masking (menutup telinga penderita yang tidak kita periksa dengan menekan tragus penderita ke arah meatus akustikus eksternus). 3. Pendengaran penderita normal bilamana penderita masih bisa mendengar 80% dari semua kata yang kita bisikkan.
C. Tes Garpu Tala Ada 4 jenis tes garpu tala yang bisa kita lakukan, yaitu : 1. Tes batas atas & batas bawah. 2. Tes Rinne. 3. Tes Weber. 4. Tes Schwabach.
1. Tes batas atas & batas bawah Tujuan kita melakukan tes batas atas & batas bawah yaitu agar kita dapat menentukan frekuensi garpu tala yang dapat didengar pasien dengan hantaran udara pada intensitas ambang normal. Cara kita melakukan tes batas atas & batas bawah, yaitu : a. Semua garpu tala kita bunyikan satu per satu. Kita bisa memulainya dari garpu tala berfrekuensi paling rendah sampai garpu tala berfrekuensi paling tinggi atau sebaliknya.Cara kita membunyikan garpu tala yaitu dengan memegang tangkai garpu tala lalu memetik secara lunak kedua kaki garpu tala dengan ujung jari atau kuku kita.Bunyi garpu tala terlebih dahulu didengar oleh pemeriksa sampai bunyinya hampir hilang. Hal ini untuk mendapatkan bunyi berintensitas paling rendah bagi orang normal / nilai normal ambang.Secepatnya garpu tala kita pindahkan di depan meatus akustikus eksternus pasien pada jarak 1-2 cm secara tegak dan kedua kaki garpu tala berada pada garis hayal yang menghubungkan antara meatus akustikus eksternus kanan dan kiri. Ada 3 interpretasi dari hasil tes batas atas & batas bawah yang kita lakukan, yaitu : 1. Normal. Jika pasien dapat mendengar garpu tala pada semua frekuensi. 2.Tuli konduktif. Batas bawah naik dimana pasien tidak dapat mendengar bunyi berfrekuensi rendah. 3.Tuli sensorineural. Batas atas turun dimana pasien tidak dapat mendengar bunyi berfrekuensi tinggi.Kesalahan interpretasi dapat terjadi jika kita membunyikan garpu tala terlalu keras sehingga kita tidak dapat mendeteksi pada frekuensi berapa pasien tidak mampu lagi mendengar bunyi. 2. Tes Rinne Tujuan kita melakukan tes Rinne adalah untuk membandingkan antara hantaran tulang dengan hantaran udara pada satu telinga pasien. Ada 2 cara kita melakukan tes Rinne, yaitu : Garpu tala 512 Hz kita bunyikan secara lunak lalu menempatkan tangkainya tegak lurus pada planum mastoid pasien (belakang meatus akustikus eksternus). Setelah pasien tidak mendengar bunyinya, segera garpu tala kita pindahkan di depan meatus akustikus eksternus pasien. Tes Rinne positif jika pasien masih dapat mendengarnya. Sebaliknya tes Rinne negatif jika pasien tidak dapat mendengarnya.Garpu tala 512 Hz kita bunyikan secara lunak lalu menempatkan tankainya secara tegak lurus pada planum mastoid pasien. Segera pindahkan garpu tala di depan meatus akustikus eksternus. Kita menanyakan kepada pasien apakah bunyi garpu tala di depan meatus akustikus eksterna lebih keras daripada di belakang meatus akustikus eksterna (planum mastoid). Tes Rinne positif jika pasien mendengarnya lebih keras. Sebaliknya tes Rinne negatif jika pasien mendengarnya lebih lemah. Ada 3 interpretasi dari hasil tes Rinne yang kita lakukan, yaitu : a. Normal. Jika tes Rinne positif. b. Tuli konduktif. Jika tes Rinne negatif. c. Tuli sensorineural. Jika tes Rinne positif.
Interpretasi tes Rinne dapat false Rinne baik pseudo positif dan pseudo negatif. Hal ini dapat terjadi manakala telinga pasien yang tidak kita tes menangkap bunyi garpu tala karena telinga tersebut pendengarannya jauh lebih baik daripada telinga pasien yang kita periksa. Kesalahan pemeriksaan pada tes Rinne dapat terjadi baik berasal dari pemeriksa maupun pasien. Kesalahan dari pemeriksa misalnya meletakkan garpu tala tidak tegak lurus, tangkai garpu tala mengenai rambut pasien dan kaki garpu tala mengenai aurikulum pasien. Juga bisa karena jaringan lemak planum mastoid pasien tebal. Kesalahan dari pasien misalnya pasien lambat memberikan isyarat bahwa ia sudah tidak mendengar bunyi garpu tala saat kita menempatkan garpu tala di planum mastoid pasien. Akibatnya getaran kedua kaki garpu tala sudah berhenti saat kita memindahkan garpu tala di depan meatus akustikus eksterna. 3.Tes Weber Tujuan kita melakukan tes Weber adalah untuk membandingkan hantaran tulang antara kedua telinga pasien. Cara kita melakukan tes Weber yaitu membunyikan garpu tala 512 Hz lalu tangkainya kita letakkan tegak lurus pada garis median (dahi, verteks, dagu, atau gigi insisivus) dengan kedua kakinya berada pada garis horizontal. Menurut pasien, telinga mana yang mendengar atau mendengar lebih keras.Jika telinga pasien mendengar atau mendengar lebih keras pada 1 telinga maka terjadi lateralisasi ke sisi telinga tersebut. Jika kedua telinga pasien sama-sama tidak mendengar atau sama-sama mendengar maka berarti tidak ada lateralisasi. Ada 3 interpretasi dari hasil tes Weber yang kita lakukan, yaitu : 1. Normal. Jika tidak ada lateralisasi. 2. Tuli konduktif. Jika pasien mendengar lebih keras pada telinga yang sakit. 3. Tuli sensorineural. Jika pasien mendengar lebih keras pada telinga yang sehat. Misalnya terjadi lateralisasi ke kanan maka ada 5 kemungkinan yang bisa terjadi pada telinga pasien, yaitu : a. Telinga kanan mengalami tuli konduktif sedangkan telinga kiri normal. b. Telinga kanan dan telinga kiri mengalami tuli konduktif tetapi telinga kanan lebih parah. c. Telinga kiri mengalami tuli sensorineural sedangkan telinga kanan normal. d. Telinga kiri dan telinga kanan mengalami tuli sensorineural tetapi telinga kiri lebih parah. e. Telinga kanan mengalami tuli konduktif sedangkan telinga kiri mengalami tuli sensorineural.
4. Tes Schwabach Tujuan kita melakukan tes Schwabach adalah untuk membandingkan hantaran tulang antara pemeriksa dengan pasien. Cara kita melakukan tes Schwabach yaitu membunyikan garpu tala 512 Hz lalu meletakkannya tegak lurus pada planum mastoid pemeriksa. Setelah bunyinya tidak terdengar oleh pemeriksa, segera garpu tala tersebut kita pindahkan dan letakkan tegak lurus pada planum mastoid pasien. Apabila pasien masih bisa mendengar bunyinya berarti Scwabach memanjang. Sebaliknya jika pasien juga sudah tidak bisa mendengar bunyinya berarti Schwabach memendek atau normal. Cara kita memilih apakah Schwabach memendek atau normal yaitu mengulangi tes Schwabach secara terbalik. Pertama-tama kita membunyikan garpu tala 512 Hz lalu meletakkannya tegak lurus pada planum mastoid pasien. Setelah pasien tidak mendengarnya, segera garpu tala kita pindahkan tegak lurus pada planum mastoid pemeriksa. Jika pemeriksa juga sudah tidak bisa mendengar bunyinya berarti Schwabach normal. Sebaliknya jika pemeriksa masih bisa mendengar bunyinya berarti Schwabach memendek. Ada 3 interpretasi dari hasil tes Schwabach yang kita lakukan, yaitu : a. Normal. Schwabch normal. b. Tuli konduktif. Schwabach memanjang. c. Tuli sensorineural. Schwabach memendek. Kesalahan pemeriksaan pada tes Schwabach dapat saja terjadi. Misalnya tangkai garpu tala tidak berdiri dengan baik, kaki garpu tala tersentuh, atau pasien lambat memberikan isyarat tentang hilangnya bunyi.
Adapun tes pendengaran selain yang disebutkan di atas antara lain: 1. Otoscopy Pemeriksaan dengan menggunakan alat semacam teropong ini tergolong pemeriksaan awal. Fungsinya untuk melihat liang telinga, apakah ada infeksi atau kotoran telinga. 2. Tympanometry Pemeriksaan lanjutan ini bertujuan untuk mengetahui fungsi telinga tengah. 3. Oto Acoustic Emissions (OAE) Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui fungsi sel rambut pada cochlea/rumah siput. Hasilnya dapat dikategorikan menjadi dua, yakni pass dan refer. Pass berarti tidak ada masalah, sedangkan refer artinya ada gangguan pendengaran hingga harus dilakukan pemeriksaan berikut.
4. Auditory Brainstem Response (ABR) Cara pemeriksaannya hampir sama dengan OAE. berfungsi sebagai screening, juga dengan 2 kategori, yakni pass dan refer. Hanya saja alat ini cuma mampu mendeteksi ambang suara hingga 40 dB.
5. Conditioned Oriented Responses (CORs) Pemeriksaan ini dapat dilakukan pada bayi usia 9 bulan sampai 2,5 tahun untuk mengetahui perkiraan ambang dengar anak. Caranya, gunakan alat yang dapat mengeluarkan bunyi-bunyian dan biarkan anak mencari sumber bunyi tersebut.
6. Visual Reinforced Audiometry (VRA) Pemeriksaan yang hampir sama dengan CORs ini juga berfungsi untuk mengetahui ambang dengar anak. Tergolong pemeriksaan subjektif karena membutuhkan respons anak. Namun pada tes ini selain diberikan bunyi-bunyi, alat yang digunakan juga harus dapat menghasilkan gambar sebagai reward bila anak berhasil memberi jawaban. Pemeriksaan ini dapat dilakukan sambil bermain.
7. Play Audiometry Pemeriksaan yang juga berfungsi mengetahui ambang dengar anak ini dapat dilakukan pada anak usia 2,5-4 tahun. Caranya adalah dengan menggunakan audiometer yang menghasilkan bunyi dengan frekuensi dan intensitas berbeda. Bila anak mendengar bunyi itu berarti sebagai pertanda anak mulai bermain misalnya harus memasukkan benda ke kotak di hadapannya atau bermain pasel.
8. Conventional Audiometry Pemeriksaan ini dapat dilakukan anak usia 4 tahun sampai remaja. Fungsinya untuk mengetahui ambang dengar anak. Caranya dengan menggunakan alat audiometer yang mampu mengeluarkan beragam suara, masing-masing dengan intensitas dan frekuensi yang berbeda-beda. Tugas si anak adalah menekan tombol atau mengangkat tangan bila mendengar suara.
9. Brainstem Evoked Response Audiometry (BERA) Pemeriksaan ini dapat dilakukan pada semua usia. Fungsinya, untuk mengetahui respons ambang dengar seseorang. Pemeriksaan yang tergolong objektif ini mengharuskan anak dalam keadaan tidur, hingga anak harus dikondisikan tidur lebih dulu.
7. Jelaskan tentang kebisingan dan dampaknya pada kesehatan! Pembahasan : A. Pengertian Bising Bising dapat diartikan sebagai bunyi yang tidak dikehendaki dan kehadirannya dianggap mengganggu pendengaran. Bising dapat berasal dari bunyi kendaraan bermotor, musik yang keras, suara mesin industri dan lain lain.Untuk menilai sebuah bunyi itu termasuk bising atau tidak sangatlah relatif. Misalnya saja volume musik pada angkot di kota padang, seseorang yang sudah terbiasa mengunjungi diskotik mungkin tidak merasa bahwa itu adalah suatu kebisingan, lain halnya dengan orang- orang yang tidak pernak mengunjungi tempat itu akan merasa bahwa musik di angkot tersebut sangatlah mengganggu pendengaran. Kebisingan telah menjadi salah satu jenis pencemaran yang sangat diperhatikan, karena berdampak terhadap kesehatan. Berbagai dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sepakat memasukkan dampak kebisingan sebagai menu wajib dampak besar penting yang harus dikelola. Sebagaimana kita ketahui, berbagai jenis kegiatan, tentu akan menghasilkan dampak kebisingan dalam pelaksanaannya. Beberapa pengertian dan pendapat tentang bising dan kebisingan antara lain : Bahwa bising adalah campuran dari berbagai suara yang tidak dikehendaki ataupun yang merusak kesehatan, saat ini kebisingan merupakan salah satu penyebab penyakit lingkungan yang penting. Sedangkan kebisingan sering digunakan sebagai istilah untuk menyatakan suara yang tidak diinginkan yang disebabkan oleh kegiatan manusia atau aktifitas-aktifitas alam. Pengertian lain menyebutkan bahwa bising adalah suara yang sangat komplek, terdiri dari frekuensi- frekuensi yang acak yang berhubungan satu sama lain. Sedangkan kebisingan adalah bunyi yang tidak dikehendaki sehingga mengganggu atau membahayakan. Pengertian kebisingan terkait tempat kerja menurut Kepmenaker No 51 tahun 1999 adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses poduksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran. Kebisingan ditempat kerja adalah semua bunyi-bunyi atau suara-suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat produksi di tempat kerja
Kebisingan dan Kesehatan Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 8/Menkes/Per/XI/1 987, kebisingan adalah terjadinya bunyi yang tidak diinginkan sehingga mengganggu dan atau dapat membahayakan kesehatan. Bising ini merupakan kumpulan nada-nada dengan bermacam-macam intensitas yang tidak diingini sehingga mengganggu ketentraman orang terutama pendengaran. Berdasarkan frekuensi, tingkat tekanan bunyi, tingkat bunyi dan tenaga bunyi maka bising dibagi dalam 3 kategori: 1. Occupational noise (bising yang berhubungan dengan pekerjaan) yaitu bising yang disebabkan oleh bunyi mesin di tempat kerja, misal bising dari mesin ketik. 2. Audible noise (bising pendengaran) yaitu bising yang disebabkan oleh frekuensi bunyi antara 31,5 8.000 Hz. 3. Impuls noise (Impact noise = bising impulsif) yaitu bising yang terjadi akibat adanya bunyi yang menyentak, misal pukulan palu, ledakan meriam, tembakan bedil. Menurut SK Dirjen P2M dan PLP, penjelasan terkait tingkat kebisingan sebagai berikut: 1. Tingkat kebisingan sinambung setara (Equivalent Continuous Noise Level =Leq) adalah tingkat kebisingan terus menerus (=steady noise) dalam ukuran dBA, berisi energi yang sama dengan energi kebisingan terputus-putus dalam satu periode atau interval waktu pengukuran. 2. Tingkat kebisingan yang dianjurkan dan maksimum yang diperbolehkan adalah rata- rata nilai modus dari tingkat kebisingan pada siang, petang dan malam hari. 3. Tingkat ambien kebisingan (=Background noise level) atau tingkat latar belakang kebisingan adalah rata-rata tingkat suara minimum dalam keadaan tanpa gangguan kebisingan pada tempat dan saat pengukuran dilakukan, jika diambil nilainya dari distribusi statistik adalah 95% atau L-95.
B. Dampak terhadap Kesehatan Adalah suatu kenyataan bahwa dalam kehidupan sehari-hari kita dikelilingi oleh berbagai sumber bunyi mulai dari bising lalu lintas, bising di tempat kerja, maupun bising saat sedang belajar sekalipun. Itu artinya kita tidak akan pernah lepas dari dampak yang ditimbulkan oleh suara bising itu sendiri. Salah satunya adalah dampak terhadap kesehatan manusia. Pengaruh kebisingan terhadap kesehatan tergantung pada frekuensi, intesitas, lama paparan, jenis bising dan sesitivitas individu. Seorang pekerja yang kesehariannya berhadapan dengan mesin akan lebih beresiko mengalami gangguan kesehatan yang ditimbulkan karena adanya suara bising dari mesin dibandingkan dengan seorang mahasiswa yang kesehariannya dihabiskan di kelas yang suasananya cenderung lebih tenang. Hal ini disebabkan karena intensitas bising yang dihadapi oleh kedua orang tersebut berbeda. Bising menyebabkan berbagai gangguan pada tenaga kerja.Gangguan kesehatan yang ditimbulkan akibat bising pada tenaga kerja bermacam-macam. Efek atau gangguan kebisingan dapat dibagi menjadi dua yaitu : Gangguan fisiologis dapat berupa peningkatan tekanan darah dan penyakit jantung dan Gangguan pada indera pendengaran.(Siswanto, 1992).
Pada umumnya bising yang bernada tinggi sangatlah mengganggu, apalagi jika suara bising itu datang secara tiba-tiba atau menimbulkan efek kaget pada si pendengar. Gangguan yang mungkin akan terjadi adalah peningkatan tekanan darah, denyut nadi dan juga membuat jantung berdebar-debar. Gangguan seperti ini disebut sebagai gangguan fisiologis. Seseorang yang terpapar kebisingan dengan intensitas yang tinggi akan beresiko menderita penyakit jantung. Hal ini dikarenakan kebisingan dapat menimbulkan rasa stres bagi si pendengar. Stres yang berkelanjutan akan merusak kerja sistem saraf yang kemudian akan memicu detak jantung menjadi lebih cepat dan kenaikan tekanan darah. Kenaikan darah yang terus-menerus akan berakibat pada hipertensi dan stroke. Salah satu contoh dari gangguan pada pendengaran adalah Trauma Akusitik. Trauma Akustik terjadi karena adanya pemaparan bising yang intensitasnya sangat tinggi dan terjadi secara tiba-tiba. Seperti gangguan pendegaran atau ketulian yang disebabkan karena ledakan bom yang mengakibatkan robeknya membran Tympani dan terjadinya kerusakan pada tulang-tulang pendengaran. Contoh gangguan pendengaran lainnya adalah tuli sementara, tuli menetap, tinitus merupakan suatu gejala awal terjadinya gangguan pendengaran berupa telinga berdenging. dan Prebycusis, penurunan daya dengar sebagai akibat pajanan bising ditempat kerja. Selain gangguan fisiologis dan pendengaran, kebisingan juga akan menimbulkan gangguan psikologis berupa stress, insomnia, depresi dan sebagainya. Disamping itu, kebisingan juga dapat menggaggu komunikasi. Seseorang yang sudah terbiasa berkerja dalam keadaan bising biasanya berkomunikasi dengan yang lainnya dengan cara berteriak agar suaranya terdengar. Oleh karena sudah terbiasa berbicara keras di lingkungan kerja sebagai akibat dari lingkungan kerja yang bising. Maka kebiasaan ini akan terbawa ke dalam lingkungan keluarga. Bisa jadi hal ini dapat menimbulkan kesalahan komunikasi atau membuat kesalahan persepsi di lingukan keluarga karena dipersepsikan sebagai kemarahan.
Lebih rinci dampak kebisingan terhadap kesehatan pekerja dijelaskan sebagai berikut:
1. Gangguan Fisiologis Pada umumnya, bising bernada tinggi sangat mengganggu, apalagi bila terputus-putus atau yang datangnya tiba-tiba. Gangguan dapat berupa peningkatan tekanan darah ( 10 mmHg), peningkatan nadi, konstriksi pembuluh darah perifer terutama pada tangan dan kaki, serta dapat menyebabkan pucat dan gangguan sensoris. Bising dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan pusing/sakit kepala. Hal ini disebabkan bising dapat merangsang situasi reseptor vestibular dalam telinga dalam yang akan menimbulkan evek pusing/vertigo. Perasaan mual,susah tidur dan sesak nafas disbabkan oleh rangsangan bising terhadap sistem saraf, keseimbangan organ, kelenjar endokrin, tekanan darah, sistem pencernaan dan keseimbangan elektrolit.
2. Gangguan Psikologis Gangguan psikologis dapat berupa rasa tidak nyaman, kurang konsentrasi, susah tidur, dan cepat marah. Bila kebisingan diterima dalam waktu lama dapat menyebabkan penyakit psikosomatik berupa gastritis, jantung, stres, kelelahan dan lain-lain.
3. Gangguan Komunikasi Gangguan komunikasi biasanya disebabkan masking effect (bunyi yang menutupi pendengaran yang kurang jelas) atau gangguan kejelasan suara. Komunikasi pembicaraan harus dilakukan dengan cara berteriak. Gangguan ini menyebabkan terganggunya pekerjaan, sampai pada kemungkinan terjadinya kesalahan karena tidak mendengar isyarat atau tanda bahaya. Gangguan komunikasi ini secara tidak langsung membahayakan keselamatan seseorang.
4. Gangguan Keseimbangan Bising yang sangat tinggi dapat menyebabkan kesan berjalan di ruang angkasa atau melayang, yang dapat menimbulkan gangguan fisiologis berupa kepala pusing (vertigo) atau mual-mual.
5. Efek pada pendengaran Pengaruh utama dari bising pada kesehatan adalah kerusakan pada indera pendengaran, yang menyebabkan tuli progresif dan efek ini telah diketahui dan diterima secara umum dari zaman dulu. Mula-mula efek bising pada pendengaran adalah sementara dan pemuliahan terjadi secara cepat sesudah pekerjaan di area bising dihentikan. Akan tetapi apabila bekerja terus-menerus di area bising maka akan terjadi tuli menetap dan tidak dapat normal kembali, biasanya dimulai pada frekuensi 4000 Hz dan kemudian makin meluas kefrekuensi sekitarnya dan akhirnya mengenai frekuensi yang biasanya digunakan untuk percakapan.
BIOTERMAL 1) Jelaskan tentang hukum termodinamika dan metabolisme! Hukum Termodinamika 1. Hukum Pertama Termodinamika Pada dasarnya merupakan hukum konservasi energi, yaitu: energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan; energi hanya dapat diubah dari satubentuk menjadi bentuk yang lain.
Pengertian yang lebih hakiki tentang hukum pertama termodinamika menyatakan bahwa jika satu sistem mengalami serangkaian perubahan yang tidak terbatas kembali kekeadaan semula, maka total perubahan energi adalah nol.
Hal ini menerangkan pada kita bahwa energi merupakan fungsi keadaan. (Hardjono Sastrohamidjojo kimia dasar gajah mada university press) persamaannya dapat dinyatakan sebagai berikut: E = q + w E = perubahan energi internal. q = panas (kalor) Jika sistem menyerap panas, maka energi sistem bertambah (q>0) Jika sistem melepas panas, maka energi sistem berkurang (q<0) style="color: rgb(51, 51, 255);"> w = kerja (usaha). Jika sistem melakukan kerja, maka energi sistem berkurang (w<0)>0)
Jika E akhir awal sama, maka DE = 0
2. Hukum Kedua
Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi. Hukum ini menyatakan bahwa total entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi cenderung untuk meningkat seiring dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai maksimumnya. S=Q/T
Kalor mengalir secara alami dari benda yang panas ke benda yang dingin, kalor tidak akan mengalir secara spontan dari benda dingin ke benda panas.
3. Hukum KeTiga "Hukum Kenol"
Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ini menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut, semua proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum.
Hukum ini juga menyatakan bahwa entropi benda berstruktur kristal sempurna pada temperatur nol absolut bernilai nol.
A. Metabolisme Metabolisme adalah suatu proses kimiawi yang terjadi di dalam tubuh semua makhluk hidup, proses ini merupakan pertukaran zat ataupun suatu organism dengan lingkungannya. Metabolisme berasal dari bahasa Yunani, yaitu metabole yang berarti perubahan, dapat kita katakana bahwa makhluk hidup mendapat, mengolah dan mengubah suatu zat melalui proses kimiawi untuk mempertahankan hidupnya.
Metabolisme Makanan
B. Jenis-Jenis Metabolisme Metabolisme memiliki dua arah lintasan metabolic, yaitu : 1. Anabolisme Anabolisme adalah proses pembentukan makromolekul (senyawa kompleks) dari molekul yang lebih sederhana. Makromolekul yang dimaksud adalah komponen sel seperti protein, karbohidrat, lemak, dan asam nukleat. Proses anabolisme membutuhkan energi bebas. Oleh karena itu anabolisme di sebut juga reaksi endergonik.
Contoh anabolisme antara lain adalah: a) Fotosintesis b) Asimilasi c) Glikogenesis d) Lipogenesis, dll Anabolisme, atau metabolisme konstruktif, adalah semua tentang membangun dan menyimpan: Mendukung pertumbuhan sel-sel baru, pemeliharaan jaringan tubuh, dan penyimpanan energi untuk digunakan di masa depan. Selama anabolisme, molekul kecil yang berubah menjadi lebih besar, molekul yang lebih kompleks karbohidrat, protein, dan lemak.
Ada tiga tahapan dasar anabolisme. a. Tahap 1 melibatkan produksi prekursor seperti asam amino, monosakarida, isoprenoidnya dan nukleotida. b. Tahap 2 melibatkan aktivasi prekursor ini menjadi bentuk reaktif menggunakan energi dari ATP. c. Tahap 3 melibatkan perakitan prekursor menjadi molekul kompleks seperti protein, polisakarida, lipid dan asam nukleat.
2. Katabolisme Katabolisme merupakan reaksi pemecahan atau penguraian senyawa kompleks (organik) menjadi sederhana (anorganik) yang menghasilkan energi. Untuk dapat digunakan oleh sel, energi yang dihasilkan harus diubah menjadi ATP (Adenosin TriPhospat). ATPmerupakan gugus adenin yang berikatan dengan tiga gugus fosfat. Pelepasan gugus fosfat menghasilkan energi yang digunakan langsung oleh sel, yang digunakan untuk melangsungkan reaksi-reaksi kimia, pertumbuhan, transportasi, gerak, reproduksi, dan lain-lain. Contoh katabolisme adalah respirasi sel, yaitu proses penguraian bahan makanan yang bertujuan menghasilkan energi. Sebagai bahan baku respirasi adalah karbohidrat, asam lemak, dan asam amino dan sebagai hasilnya adalah CO2 (karbon dioksida, air dan energi). Respirasi dilakukan oleh semua sel hidup, sel hewan maupun sel tumbuhan
Katabolisme, atau metabolisme destruktif, adalah proses yang menghasilkan energi yang dibutuhkan untuk semua aktivitas dalam sel. Dalam proses ini, sel-sel memecah molekul besar (terutama karbohidrat dan lemak) untuk melepaskan energi. Ini pelepasan energi menyediakan bahan bakar untuk anabolisme, memanaskan tubuh, dan memungkinkan otot untuk berkontraksi dan tubuh untuk bergerak. Sebagai unit kimia yang kompleks dipecah menjadi zat yang lebih sederhana, produk-produk limbah dilepaskan dalam proses katabolisme dikeluarkan dari tubuh melalui kulit, ginjal, paru- paru, dan usus.
C. PROSES METABOLISME Didalam tubuh terjadi 3 proses metabolism utama yaitu :
1.Metabolisme Karbohidrat
Metabolisme Karbohidrat
Metabolisme merupakan proses yang berlangsung dalam organisme,baik secara mekanis maupun kimiawi.Metabolisme itu sendiri terdiri dari 2 proses yaitu anabolisme(pembentukan molekul) dan Katabolisme (Penguraian molekul). Pada proses pencernaan makanan,karbohidrat mengalami proses hidrolisis(penguraian dengan menggunakan molekul air).Proses pencernaan karbohidrat terjadi dengan menguraikan polisakarida menjadi monosakarida.
Ketika makanan dikunyah,makanan akan bercampur dengan air liur yang mengandung enzim ptialin (suatu amilase yang disekresikan oleh kelenjar parotis di dalam mulut).Enzim ini menghidrolisis pati(salah satu polisakarida) menjadi maltosa dan gugus glukosa kecil yang terdiri dari tiga sampai sembilan molekul glukosa.makanan berada di mulut hanya dalam waktu yang singkat dan mungkin tidak lebih dari 3-5% dari pati yang telah dihidrolisis pada saat makanan ditelan.
Sekalipun makanan tidak berada cukup lama dlaam mulut untuk dipecah oleh ptialin menjadi maltosa,tetapi kerja ptialin dapat berlangsung terus menerus selama satu jam setalah makanan memasuki lambung,yaitu sampai isi lambung bercampur dengan zat yang disekresikan oleh lambung.Selanjutnya aktivitas ptialin dari air liur dihambat oelh zat asam yang disekresikan oleh lambung.Hal ini dikarenakan ptialin merupakan enzim amilase yang tidak aktif saat PH medium turun di bawah 4,0. Setelah makan dikosongkan dari lambung dan masuk ke duodenum (usus dua belas jari),makanan kemudian bercampur dengan getah pankreas.Pati yang belum di pecah akan dicerna oleh amilase yang diperoleh dari sekresi pankreas.Sekresi pankreas ini mengandung amilase yang fungsinya sama dengan -amilase pada air liur,yaitu memcah pati menjadi maltosa dan polimer glukosa kecil lainnya.Namun,pati pada umumnya hampir sepenuhnya di ubah menjadi maltosa dan polimer glukosa kecil lainnya sebelum melewati lambung.
Hasil akhir dari proses pencernaan adalah glukosa,fruktosa,glaktosa,manosa dan monosakarida lainnya.Senyawa-senyawa tersebut kemudian diabsorpsi melalui dinding usus dan dibawa ke hati oleh darah.
Glukosa sebagai salah satu hasil dari pemecahan pati akan mengalami dau proses di dalam hati,yaitu: Pertama,Glukosa akan beredar bersama aliran darah untuk memenuhi kebutuhan energi sel-sel tubuh Kedua,jika di dalam hati terdapat kelebihan glukosa (gula darah),glukosa akan di ubah menjadi glikogen(gula otot) dengan bantuan hormon insulin dan secara otomatis akan menjaga keseimbangan gula darah.Glikogen di simpan di dalam hati,jika sewaktu-waktu dibutuhkan,glikogen di ubah kembali menjadi glukosa dengan bantuan hormon adrenaline. 2. Metabolisme Protein
Metabolisme Protein
Protein dalam makanan hampir sebagian besar berasal dari daging dan sayur- sayuran.Protein dicerna di lambung oleh enzim pepsin,yang aktif pada pH 2-3 (suasana asam).
Pepsin mampu mencerna semua jenis protein yang berada dalam makanan.Salah satu hal terpenting dari penceranaan yang dilakukan pepsin adalah kemampuannya untuk mencerna kolagen.Kolagen merupakan bahan daasar utama jaringan ikat pada kulit dan tulang rawan. Pepsin memulai proses pencernaan Protein.Proses pencernaan yang dilakukan pepsin meliputi 10-30% dari pencernaan protein total.Pemecahan protein ini merupakan proses hidrolisis yang terjadi pada rantai polipeptida.
Sebagian besar proses pencernaan protein terjadi di usus.Ketika protein meninggalkan lambung,biasanya protein dalam bentuk proteosa,pepton,dan polipeptida besar.Setelah memasuki usus,produk-produk yang telah di pecah sebagian besar akan bercampur dengan enzim pankreas di bawah pengaruh enzim proteolitik,seperti tripsin,kimotripsin,dan peptidase.Baik tripsin maupun kimotripsin memecah molekul protein menjadi polipeptida kecil.Peptidase kemudian akan melepaskan asam-asam amino.
Asam amino yang terdapat dalam darah berasal dari tiga sumber,yaitu penyerapan melalui dinding usus,hasil penguraian protein dalam sel,dan hasil sintesis asam amino dalam sel.asam amino yang disintesis dalam sel maupun yang dihasilkan dari proses penguraian protein dalam hati dibawa oleh darah untuk digunakan di dalam jaringan.dala hal ini hati berfungsi sebagai pengatur konsentrasi asam amino dalam darah.
Kelebihan protein tidak disimpan dalam tubuh,melainkan akan dirombak di dalam hati menjadi senyawa yang mengandung unsur N,seperti NH 3 (amonia) dan NH 4 OH (amonium hidroksida),serta senyawa yyang tidak mengandung unsur N.Senyawa yang mengandung unsur N akan disintesis menjadi urea.Pembentukan urea berlangsung di dalam hati karena hanya sel-sel hati yang dapat menghasilkan enzim arginase.Urea yang dihasilkan tidak dibutuhkan oleh tubuh,sehingga diangkut bersama zat-zat lainnya menuju ginjal laul dikeluarkan melalui urin.sebaliknya,senyawa yang tidak mengandung unsur N akan disintesis kembali mejadi bahan baku karbohidrat dan lemak,sehingga dapat di oksidasi di dalam tubuh untuk menghasilkan energi.
2. Metabolisme Lemak
Metabolisme Lemak
Pencernaan lemak tidak terjadi di mulut dan lambung karena di tempat tersebut tidak terdapat enzim lipase yang dapat menghidrolisis atau memecah lemak.Pencernaan lemak terjadi di dalam usus,karena usus mengandung lipase.
Lemak keluar daari lambung masuk ke dalam usus sehingga merangsang hormon kolesistokinin.Hormon kolesistokinin menyebabkan kantung empedu berkontraksi sehingga mengeluarkan cairan empedu ke dalam duodenum(usus dua belaas jari).Empedu mengandung garam empedu yang memegang peranan penting dalam mengemulsikan lemak.Emulsi Lemak merupakan pemecahan lemak yang berukuran besar menjadai butiran lemak yang berukuran lebih kecil.ukuran lemak yang lebih kecil (trigliserida) yang teremulsi akan memudahkan hidrolisis lemak oleh lipase yang dihasilkan dari penkreas.Lipase pankreas akan menghidrolisis lemak teremulsi menjadi campuran asam lemak dan monoligserida (gliserida tunggal). Pengeluaran cairan penkreas dirancang oleh hormon sekretin yang berperan dalam meningkatkan jumlah elektrolit (senyawa penghantar listrik) dan cairan pankreas,serta pankreoenzim yang berperan untuk merangsang pengeluaran enzim-enzim dalam cairan pankreas.
Absorpsi hasil pencernaan lemak sebagian besar (70%) terjadi di usus halus.Pada waktu asam lemak dan monogliserida di absorpsi melalui sel-sel mukosa pada dinding usus,keduanya di ubah kembali menjadi lemak (trigliserida dengan bentuk partikel- partikel kecil(jaringan lemak.Saar dibutuhkam,timbunan lemak tersenit akan diangkut menuju hati.
2) Jelaskan pengaturan suhu tubuh ! SUHU TUBUH Suhu tubuh merupakan keseimbangan antara panas yang diproduksi oleh tubuh dengan panas yang dikeluarkan. Suhu tubuh manusia secara kasar dibagi menjadi 2 yaitu : suhu inti (core temperature) dan suhu perifer/suhu kulit. Suhu inti adalah suhu pada jaringan / organ vital yang baik perfusinya. Suhu ini relatif sama. Dengan kata lain, distribusi panas pada bagian-bagian tubuh ini cepat, sehingga suhu pada beberapa tempat yang berbeda hampir sama. Bagian tersebut secara fisik terletak di kepala dan dada. Bagian tubuh dimana suhunya tidak homogen dan bervariasi sepanjang waktu merupakan bagian dari suhu perifer. Suhu kulit/ perifer berbeda dengan suhu inti, naik dan turun sesuai dengan suhu lingkungan. Bagian tubuh ini terdiri dari kaki dan tangan. Suhu perifer ini biasanya 2-4C di bawah suhu inti. Suhu tubuh diatur dengan mengimbangi produksi panas terhadap kehilangan panas yang terjadi. Bila laju pembentukan panas dalam tubuh lebih besar daripada laju hilangnya panas, timbul panas dalam tubuh dan suhu tubuh meningkat. Sebaliknya, bila kehilangan panas lebih besar, panas tubuh dan suhu tubuh menurun. Pengukuran suhu tubuh diambil berdasarkan suhu inti dan suhu perifer. Suhu ini disebit suhu tubuh rata-rata. Rumus yang digunakan adalah: T body = 0,66 T core + 0,34 T skin Suhu kulit di seluruh tubuh berbeda. Menurut Ramanathan menganjurkan untuk menentukan suhu kulit dibutuhkan 4 tempat berbeda. Sedangkan suhu inti dapat diambil dari suhu pada membrana timpani, esofagus distal atau arteri pulmonalis. Selain itu, juga dapat diambil dari suhu di nasofaring, rektal atau vesika urinaria. Suhu tubuh bervariasi tergantung dari bagian tubuh yang diukur, waktu pengukuran, aktivitas dan umur. Suhu kulit di pergelangan kaki sekitar 20C, di pinggang sekitar 30C pada temperatur lingkungan 22,2C. Suhu aksila sekitar 1F (0,6C) lebih rendah daripada suhu oral dan suhu rektal sekitar 1F lebih tinggi daripada suhu oral. Suhu tubuh tergantung dari variasi diurnal, suhu tubuh rendah pada pagi hari (terendah sekitar jam 4.00 pagi hari) dan mencapai maksimal pada sore hari antara jam 03.00-07.00 malam.
PANAS TUBUH Panas tubuh dihasilkan dari reaksi metabolisme tubuh. Sumber utama terbentuknya panas tubuh ini berasal dari glukosa, protein dan lemak. Panas tubuh yang dihasilkan berasal dari pembakaran setiap gram lemak menjadi 9,3 kal dan karbohidrat serta protein menjadi 4,1 kali. Sebagian besar produksi panas di dalam tubuh dihasilkan organ dalam, terutama dalam hati, otak, jantung dan otot rangka selama kerja. Kemudian panas ini dihantarkan dari organ dan jaringan yang lebih dalam ke kulit, dimana panas tubuh hilang ke udara dan sekitarnya. Oleh karena itu, laju hilangnya panas tubuh ditentukan oleh seberapa cepat panas tubuh dapat dikonduksikan dari tempat panas tubuh dihasilkan dalam inti tubuh ke kulit dan seberapa cepat panas tubuh kemudian dapat dihantarkan dari kulit ke sekitarnya. Panas tubuh hilang dari permukaan tubuh melalui 4 mekanisme, yaitu radiasi, konduksi, konveksi dan evaporasi. Kehilangan panas melalui radiasi adalah kehilangan dalam bentuk gelombang panas. Tubuh manusia menyebarkan gelombang panas ke segala penjuru. Gelombang panas juga dipancarkan dari benda-benda di sekitar ke tubuh . Tetapi bila suhu tubuh lebih besar dari suhu lingkungan, panas tubuh ini akan dipancarkan keluar dari tubuh lebih besar daripada yang dipancarkan ke tubuh. Kehilangan panas karena radiasi ini dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Makin rendah suhu lingkungan makin besar panas tubuh yang hilang dan bila suhu tubuh makin mendekati suhu lingkungan, kehilangan panas yang terjadi makin kecil. Selain dipengaruhi oleh hal tersebut, radiasi juga dipengaruhi oleh kelembaban udara, makin tinggi kelembaban, kehilangan panas makin berkurang. Radiasi merupakan penyebab kehilangan panas terbesar pada penderita yang menjalani operasi. Konduksi merupakan hilangnya panas dari suatu permukaan benda ke permukaan benda lainnya.Misalnya, dari kulit tubuh manusia ke permukaan tempat tidur. Hal ini dipengaruhi oleh suhu dari benda tersebut dan penyekat yang ada diantara keduanya. Di sekitar manusia terdapat suatu lapisan udara yang hangat yang berfungsi sebagai insulator (penyekat tubuh). Lapisan udara ini yang menghalangi hilangnya panas tubuh ke udara. Tetapi bila ada aliran udara yang bergerak yang menghilangkan lapisan udara di sekitar tubuh manusia akan menyebabkan hilangnya panas tubuh. Proses hilangnya panas tubuh karena aliran udara ini disebut konveksi1. Evaporasi adalah suatu proses berubahnya cairan menjadi gas. Evaporasi terjadi melalui kulit dan cairan yang hilang sekitar 800 ml (30-50 ml/jam). Sedangkan evaporasi melalui sistem pernapasan terjadi melalui udara yang diekspirasikan, cairan yang hilang sekitar 400 ml/hari. Pengeluaran keringat sendiri menyebabkan hilangnya panas dari tubuh. Mekanisme itu hanya efektif untuk menurunkan suhu tubuh bila keringat yang terbentuk diuapkan oleh tubuh, tidak jatuh atau meleleh dari tubuh. Setiap ml keringat yang diuapkan membutuhkan 580 kal yang akan diserap dari tubuh. Selama suhu kulit lebih tinggi daripada suhu lingkungan, panas dapat hilang melalui radiasi dan konduksi. Tetapi ketika suhu lingkungan lebih tinggi daripada suhu tubuh, tubuh memperoleh panas melalui radiasi dan konduksi dari suhu lingkungan. Dalam keadaan seperti ini satu-satunya cara tubuh melepaskan panas adalah dengan evaporasi.
PENGATURAN SUHU TUBUH Termoregulasi seperti fungsi sistem tubuh lainnya mempunyai sistem umpan balik (feed back) negatif dan positif untuk mengatur fungsi fisiologis tubuh. Suhu tubuh dipertahankan melalui suatu fungsi fisiologis yang melibatkan reseptor-reseptor suhu perifer dan sentral. Bagian otak yang berpengaruh terhadap pengaturan suhu tubuh adalah hipotalamus anterior dan hipotalamus posterior. Hipotalamus anterior (AH/POA) berperanan meningkatkan hilangnya panas, vasodilatasi dan menimbulkan keringat. Hipotalamus posterior (PH/ POA) berfungsi meningkatkan penyimpanan panas, menurunkan aliran darah, piloerektil, menggigil, meningkatnya produksi panas, meningkatkan sekresi hormon tiroid dan mensekresi epinephrine dan norepinephrine serta meningkatkan basal metabolisme rate. Fungsi pengaturan suhu tubuh atau termoregulasi tersebut dibedakan menjadi 3 fase, yaitu: termal aferen, regulasi sentral dan respon eferen. Termal Aferen Informasi mengenai suhu berasal dari sel-sel di seluruh tubuh yang sensitif terhadap perubahan suhu. Reseptor-reseptor suhu ini terletak di kulit dan membrana mukosa. Terdiri dari reseptor panas dan reseptor dingin. Reseptor dingin menyalurkan impuls melalui serabut saraf A dan reseptor dingin melalui serabut saraf C tak bermielin. Serabut saraf C tak bermielin juga untuk mendeteksi dan menghantarkan impuls nyeri. Hal ini yang menyebabkan impuls panas yang intens kadang-kadang sulit dibedakan dengan impuls nyeri tajam. Reseptor di kulit ini memiliki 10 kali lebih banyak reseptor dingin daripada reseptor panas. Oleh karena itu, deteksi suhu bagian perifer terutama menyangkut deteksi suhu dingin daripada suhu panas. Reseptor suhu tubuh bagian dalam juga ditemukan pada bagian tertentu dari tubuh, terutama di medula spinalis, organ dalam abdomen dan torak, hipotalamus dan bagian lain dari otak, serta sekitar vena-vena besar. Reseptor dalam ini berbeda fungsinya dengan reseptor kulit karena reseptor tersebut lebih banyak terpapar dengan suhu inti daripada suhu permukaan tubuh. Reseptor suhu juga terdapat di hipotalamus anterior area pre-optik. Area ini mengandung sejumlah besar neuron yang sensitif terhadap panas yang jumlahnya kira- kira sepertiga neuron yang sensitif terhadap dingin. Regulasi Sentral Pusat regulasi suhu di serebral terletak di hipotalamus. Impuls suhu yang berjalan melalui traktus spinotalamikus, yang berasal dari kulit, medula spinalis, jaringan sebelah dalam torak dan abdomen serta bagian otak lainnya akan dibawa dan diintegrasikan di hipotalamus, yang kemudian akan mengkoordinasi jalur eferen menuju efektor. Area pada hipotalamus yang dirangsang oleh impuls sensoris ini adalah suatu area yang terletak secara bilateral dalam hipotalamus posterior kira-kira setinggi korpus mamilaris. Di area ini impuls dari area pre optik dan dari perifer tubuh digabung untuk mengatur reaksi pembentukan panas atau reaksi penyimpanan panas tubuh. Pada manusia, suhu inti diatur dalam suatu limit yang kecil yang disebut set- point. Set-point ini yang mengatur adalah hipotalamus posterior. Nilai ambang suhu inti tidak melebihi 0,4C, pada umumnya berkisar 36,7-37,1C. Nilai ambang ini disebut interthreshold range. Hipotalamus mengatur suhu tubuh dengan mengintegrasikan input suhu yang berasal dari perifer dan inti serta membandingkan dengan set-point di hipotalamus posterior. Interthreshold range ini bisa berubah pada penderita hipotiroid, hipertiroid, infeksi, exercise/olah raga, makanan, anestesi dan pemberian obat-obatan, misalnya alkohol, sedatif dan nikotin. Regulasi sentral ini intact pada bayi, tetapi seringkali terganggu pada orang tua atau penderita sakit kritis. Respon Eferen Respon termoregulasi dari perubahan suhu terdiri dari perubahan tingkah laku. Pada manusia dengan kesadaran penuh, perubahan tingkah laku lebih bermanfaat dalam mempertahankan suhu tubuh. Saat hipotalamus mendeteksi penurunan suhu tubuh, impuls akan berjalan dari hipotalamus menuju korteks serebri untuk memberikan individu tersebut sensasi dingin. Akibatnya terjadi perubahan tingkah laku, misalnya peningkatan aktivitas motorik, seperti berjalan menuju tempat yang lebih hangat atau memakai baju hangat. Respon yang lainnya adalah respon vasomotor. Respon vasomotor terbagi menjadi 2 yaitu, respon terhadap dingin, berupa vasokonstriksi dan piloereksi serta respon terhadap panas berupa vasodilatasi dan pengeluaran keringat (sweating) Suhu inti jika berada dibawah nilai ambang akan merangsang terjadinya vasokonstriksi, termogenesis non-shivering dan shivering. Jika suhu melebihi nilai ambang akan mengaktivasi vasodilatasi dan pengeluaran keringat. Tidak terjadi respon termoregulasi jika suhu inti berada diantara dua nilai ambang ini (interthreshold range) Efektor menentukan suhu lingkungaan yang dapat diterima oleh tubuh sementara suhu inti tetap dipertahankan normal. Ketika mekanisme efektor ini dihambat, toleransi terhadap perubahan suhu akan menurun, hingga mekanisme efektor lain tidak bisa mengkompensasi perubahan suhu tersebut.
Respon terhadap Dingin Jika terjadi penurunan suhu tubuh inti, maka akan terjadi mekanisme homeostasis yang membantu memproduksi panas melalui mekanisme feed back negatif untuk dapat meningkatkan suhu tubuh ke arah normal. Manusia pada umumnya mulai merasa tidak nyaman ketika suhu kulit sekitar 7C atau lebih di bawah suhu inti. Hal ini akan menimbulkan respon tubuh untuk mempertahankan panas tubuh dengan melakukan mekanisme feed back negatif untuk dapat meningkatkan suhu tubuh ke arah normal. Proses respon terhadap dingin. Jika terjadi penurunan suhu tubuh inti, Thermoreseptor di kulit dan hipotalamus mengirimkan impuls syaraf ke area preoptic ( kumpulan neuron-neuron di bagian anterior hypothalamus yang merupakan Pusat pengaturan suhu tubuh yang berfungsi sebagai termostat tubuh ) dan pusat peningkatan panas di hipotalamus, serta sel neurosekretory hipotalamus yang menghasilkan hormon TRH (Thyrotropin releasing hormon) sebagai tanggapan.hipotalamus menyalurkan impuls syaraf dan mensekresi TRH, yang sebaliknya merangsang Thyrotroph di kelenjar pituitary anterior untuk melepaskan TSH (Thyroid stimulating hormon). Impuls syaraf dihipotalamus dan TSH kemudian mengaktifkan beberapa organ efektor. Berbagai organ efektor akan berupaya untuk meningkatkan suhu tubuh untuk mencapai nilai normal, diantaranya adalah : o Impuls syaraf dari pusat peningkatan panas merangsang syaraf simpatis yang menyebabkan pembuluh darah kulit akan mengalami vasokonstriksi. Vasokonstriksi menurunkan aliran darah hangat, sehingga perpindahan panas dari organ internal ke kulit. Melambatnya kecepatan hilangnya panas menyebabkan temperatur tubuh internal meningkatkan reaksi metabolic melanjutkan untuk produksi panas. o Impuls syaraf di nervus simpatis menyebabkan Piloereksi . Piloereksi adalah berdirinya rambut karena rangsangan simpatis menyebabkan otot erektor pili yang melekat di folikel rambut berkontraksi. Hal ini tidak terlalu penting pada manusia, tetapi pada hewan berdirinya rambut memungkinkan mereka untuk membentuk lapisan tebal insulator udara. o Impuls syaraf di nervus simpatis menyebabkan medulla adrenal merangsang pelepasan epinephrine dan norepinephrine ke dalam darah. Hormon sebaliknya, menghasilkan peningkatan metabolisme selular, dimana meningkatkan produksi panas. o Pusat peningkatan panas merangsang bagian otak yang meningkatkan tonus otot dan memproduksi panas. Rangsangan hipotalamus terhadap shivering (menggigil) terletak pada bagian dorsomedial hipotalamus posterior. Pada awalnya terjadi peningkatan tonus otot rangka di seluruh tubuh. Saat tonus meningkat diatas tingkat kritis tertentu, proses menggigil dimulai. Selama proses menggigil, pembentukan panas tubuh dapat meningkat sebesar 4-5 kali dari normal. o Kelenjar tiroid memberikan reaksi terhadap TSH dengan melepaskan lebih hormon tiroid kedalam darah. Peningkatan kadar hormon tiroid secara perlahan-lahan meningkatkan metabolisme rate, dan peningkatan suhu tubuh.
Respon Terhadap Panas Sistem pengaturan suhu menggunakan 3 mekanisme penting untuk menurunkan panas tubuh, yaitu pengeluaran keringat (sweating), vasodilatasi dan penurunan pembentukan panas oleh tubuh. Jika suhu tubuh meningkat diatas normal maka putaran mekanisme feed back negatif berlawanan dengan yang telah disebutkan diatas pada mekanisme respon pada dingin. Tingginya suhu darah merangsang termoreseptor yang mengirimkan impuls syaraf ke area preoptic, dimana sebaliknya merangsang pusat penurun panas dan menghambat pusat peningkatan panas. Impuls syaraf dari pusat penurun panas menyebabkan dilatasi pembuluh darah di kulit. Kulit menjadi hangat, dan kelebihan panas hilang ke lingkungan melalui radiasi dan konduksi bersamaan dengan peningkatan volume aliran darah dari inti yang lebih hangat ke kulit yang lebih dingin. Pada waktu yang bersamaan, metabolisme rate berkurang, dan tidak terjadi menggigil. Tingginya suhu darah merangsang kelenjar keringat kulit melalui aktivasi syaraf simpatis hipotalamik. Saat air menguap melalui permukaan kulit, kulit menjadi lebih dingin. Respon ini melawan efek penghasil panas dan membantu mengembalikan suhu tubuh kembali normal.
3) Jelaskan proses pengalihan panas secara: konduksi, konveksi,radiasi, dan evaporasi! 1) Radiasi Kehilangan panas melalui radiasi berarti kehilangan dalam bentuk gelombang panas infra merah, suatu jenis gelombang elektromagnetik. Sebagian besar gelombang panas infra merah yang memancar dari tubuh memiliki panjang gelombang 5 sampai 20 mikrometer, 10 sampai 30 kali panjang gelombang cahaya. Semua benda yang tidak pada suhu nol absolut memancarkan panas seperti gelombang tersebut. Tubuh manusia menyebarkan gelombang panas ke segala penjuru. Gelombang panas juga dipancarkan dari dinding dan benda-benda lain ke tubuh. Bila suhu tubuh lebih tinggi dari suhu lingkungan, kuantitas panas yang lebih besar dipancarkan keluar dari tubuh ke lingkungan. Orang yang telanjang pada suhu kamar yang normal kehilangan panas kira- kira 60% dari kehilangan panas total melalui radiasi.
2) Konduksi Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4, hanya sejumlah kecil panas yang biasanya hilang dari tubuh melalui konduksi langsung dari permukaan tubuh ke benda- benda lain, seperti kursi atau tempat tidur. Sebaliknya, kehilangan panas melalui konduksi ke udara memang mencerminkan bagian kehilangan panas tubuh yang cukup besar (kira-kira 15%) walaupun dalam keadaan normal. Diingatkan kembali bahwa panas adalah energi kinetik dari gerakan molekul, dan molekul-molekul yang menyusun kulit tubuh terus-menerus mengalami gerakan vibrasi. Sebagian besar energi dari gerakan ini dapat dipindahkan ke udara bila suhu udara lebih dingin dari kulit, sehingga meningkatkan kecepatan gerakan molekul-molekul udara. Sekali suhu udara yang berlekatan dengan kulit menjadi sama dengan suhu kulit, tidak terjadi lagi kehilangan panas dari tubuh ke udara. Oleh karena itu, konduksi panas dari tubuh ke udara mempunyai keterbatasan kecuali bila udara yang dipanaskan bergerak dari kulit sehingga udara baru secara terus menerus bersentuhan dengan kulit, fenomena ini disebut konveksi udara. Contoh penerapan konduksi dalam asuhan keperawatan dengan memberikan kompres dingin kepada pasien. 1. Kompres dingin mempengaruhi tubuh dengan cara : a. Menyebabkan pengecilan pembuluh darah (Vasokonstriksi). b. Mengurangi oedema dengan mengurangi aliran darah ke area. c. Mematirasakan sensasi nyeri. d. Memperlambat proses kehidupan. e. Memperlambat proses inflamasi. f. Mengurangi rasa gatal.
3) Konveksi Pemindahan panas dari tubuh melalui konveksi udara secara umum disebut kehilangan panas melalui konveksi. Sebenarnya, panas pertama-tama harus di-konduksi ke udara kemudian dibawa melalui aliran konveksi. Sejumlah kecil konveksi hampir selalu terjadi di sekitar tubuh akibat kecenderungan udara di sekitar kulit untuk bergerak naik sewaktu menjadi panas. Oleh karena itu, orang telanjang yang duduk di ruangan yang nyaman tanpa gerakan udara yang besar masih tetap kehilangan sekitar 15% dari panas tubuhnya melalui konduksi ke udara kemudian oleh konveksi udara menjauhi tubuhnya. 4) Evaporasi Bila air berevaporasi dari permukaan tubuh, panas sebesar 0,58 Kalori (kilokalori) hilang untuk setiap satu gram air yang mengalami evaporasi. Bahkan bila seseorang tidak berkeringat sekalipun, air masih berevaporasi secara tidak kelihatan dari kulit dan paru- paru dengan kecepatan sekitar 450 sampai 600 ml/hari. Hal ini menyebabkan kehilangan panas terus menerus dengan kecepatan 12 sampai 16 Kalori per jam. Evaporasi air melalui kulit dan paru-paru yang tidak kelihatan ini tidak dapat dikendalikaan untuk tujuan pengaturan suhu karena evaporasi tersebut dihasilkan dari difusi molekul air terus menerus melalui permukaan kulit dan permukaan sistem pernapasan. Akan tetapi, kehilangan panas melalui evaporasi keringat dapat diatur dengan pengaturan kecepatan berkeringat, yang akan dibicarakan kemudian pada modul ini. Evaporasi merupakan mekanisme pendinginan yang penting pada suhu udara sangat tinggi. Selama suhu kulit lebih tinggi dari suhu lingkungan, panas dapat hilang melalui radiasi dan konduksi. Tetapi ketika suhu lingkungan lebih tinggi dari suhu kulit, tubuh memperoleh panas melalui radiasi dan konduksi. Dalam Evaporasi terjadi kehilangan panas sekitar 10%. Dalam keadaan seperti ini, satu-satunya cara tubuh melepaskan panas adalah dengan evaporasi. Oleh sebab itu, setiap faktor yang mencegah evaporasi yang adekuat ketika suhu lingkungan lebih tinggi dari suhu kulit akan menyebabkan peningkatan suhu tubuh. Hal ini kadang terjadi pada manusia yang dilahirkan dengan kelainan kelenjar keringat. Orang ini dapat tahan terhadap suhu dingin seperti halnya orang normal, tetapi mereka hampir mati akibat serangan panas pada daerah tropis, karena tanpa sistem pendinginan evaporatif, orang ini tidak dapat men- cegah peningkatan suhu tubuh ketika suhu udara lebih tinggi dari suhu tubuh. 5) Jelaskan efek panas terhadap tubuh! Suhu panas ditambah sengatan matahari bukan hanya bisa menimbulkan efek sakit kepala, kulit terbakar dan dehidrasi. Tapi juga bisa memicu heat stroke. Dalam kondisi udara sangat panas, tubuh mengalami dehidrasi, tubuh tidak bisa berkeringat lagi, akibatnya suhu tumbuh meningkat drastis. Pada saat tubuh tak mampu mengeluarkan keringat lagi, maka bisa menyebabkan heat stroke atau kelelahan. Saat itu terjadi, kepala menjadi pusing, otot kram dan bisa mengancam jiwa. Heat stroke ini berbahaya karena gejalanya muncul dengan sangat cepat, kecuali gejala awal yang sulit diketahui itu diatasi dengan cepat. Bahaya lain dari kepanasan adalah kulit terbakar. Sebagian orang sengaja berjemur untuk mendapatkan warna kulit kecoklatan, padahal warna itu menunjukkan kerusakan kulit. Hal itu juga bisa mempercepat penuaan dan meningkatkan potensi kanker kulit. 6) Jelaskan penggunaan energi panas dalam pengobatan! Metode konduksi
Beberapa metode terapi yang menggunakan cara konduksi antara lain : Kantong air panas (botol berisi air panas) ; untuk terapi penderita nyeri misalnya: nyeri daerah abdomen Handuk panas : untuk terapi pada spasme otot, fase akut poliomyelitis Turkish bath (mandi uap) : efek relaksasi otot Mud packs (lumpur panas) : mengkonduksi panas ke dalam jaringan, mencegah kehilangan panas tubuh (heat loss) Wax bath (parafin bath) : transfer panas pada tungkai bawah, lengan, siku terutama orang tua Cara : wax diletakkan di dalam bak dan dipanaskan sampai suhu 115-120F, lama rendam kaki berkisar 30 menit sampai 1 jam Electric pads : melingkari kawat elemen panas yang dibungkus asbes atau plastik. Output berkisar 8 10 watt/foot Dengan metode konduksi, dapat dilakukan pengobatan terhadap penyakit : Neuritis (radang saraf) Sprains (keseleo) Strain (ketegangan otot) Contusio (luka memar) Low back pain ( sakit pinggang) Metode radiasi Digunakan untuk pemanasan permukaan tubuh serupa dengan pemanasan dengan sinar matahari atau nyala api Sumber radiasi berasal dari : 1. Electric fire : a. Old type fire : range radiasi antara merah dan mendekati infra red dan panjang gelombang < 15.000 A. Sering digunakan untuk home treatment b. Pensil bar type 2. Infra merah - Dipakai lampu pijar berkisar 250 1000 W serta di beri filter merah - Gelombang infra merah yang digunakan berkisar 800 40.000 nm - Penetrasi di kulit 3 mm. - Metode ini lebih efektif dibanding konduksi panas oleh karena penetrasi energi panas ke jaringan lebih dalam
Metode elektromagnetis : 1. Short wave diathermy : energi panas ditransfer ke dalam tubuh dengan 2 cara : Tehnik kondensor : bagian tubuh sebelah menyebelah diiletakkan 2 metal plate like electrode. Pada permukaan electrode diberikan larutan elektrolit. Dengan adanya aliran listrik AC, molekul tubuh menjadi agitasi dgn akibat kenaikan temperatur. Tehnik inductothermy (diatermi metode induksi) Bagian tubuh yang akan dipanasi dililitkan kabel kemudian di aliri listrik, dengan cara ini jaringan tubuh terletak dalam medan magnet dari suatu koil. Aliran AC dlm koil akan menimbulkan medan magnet yang bolak balik di dlm jaringan. Sebagai konsekuensinya, timbul arus yang memproduksi panas di daerah bersangkutan. Frekuensi yang digunakan : 1 MHz. digunakan utk : kram otot, nyeri intravertebraldisk, penyakit degeneratif persendian dan bursitis (radang bursa sendi) 7) Apa yang dimaksud dengan termografi dan penerapannya dalam penegakan diagnosis! Termografi adalah metode diagnosa yang didasarkan pada perbedaan temperatur antar jaringan dari tubuh manusia. Distribusi temperatur yang bervariasi ini bisa disebabkan karena faktor fisik eksternal dan juga faktor internal seperti metabolisme dan aktivitas jaringan yang dekat dengan kulit. Menurut Max Planck (1901), basis mengenai besarnya radiasi pada tubuh manusia saat temperatur 300 K (27 oC) akan memberika spektrum radiasi gelombang Infra Red berkisar antara 0,8 mikrometer hingga 1 milimeter. Setiap materi di alam tersusun oleh suatu sistem struktur molekul. Molekul ini memiliki energi yang dinamakan energi dalam, yaitu suatu energi yang dibutuhkan untuk aktivitas molekul. Akibat energi yang dimiliki oleh molekul ini akhirnya dapat diketahui panas dinginya sebuah bahan atau materi. Hukum fisika menyebutkan bahwa seluruh zat yang berada dalam temperatur di atas nol absolut ( 0K ) akan memancarkan radiasi panas akibat temperaturnya. Dari radiasi temperatur ini diketahui bahwa energi tersebut merambat melalui medium hampa udara ke lingkungan dalam spektrum gelombang elektromagnetik inframerah. Spektrum tersebut terletak pada batas antara cahaya tampak dan gelombang mikro. Energi gelombang ini yang terdapat dalam bentuk photon, dapat dideteksi oleh sebuah sensor inframerah. Melalui sebuah sistem prosesing sinyal digital, radiasi panas ini dapat dtampilkan dalam bentuk visual (imaging) yang dinamakan Termografi. Gambaran termogram yang menunjukkan pancaran panas lebih tinggi dari sekitarnya (normal) membantu untuk diagnostik. Contoh : Kanker payudara temperaturnya lebih tinggi dari jaringan sekitarnya 1 o C. Kulit sekitar sendi yang menderita peradangan temperaturnya naik sampai 5 o C.
Gambaran termogram dapat menunjukkan lokasi daerah tubuh yang masih mempunyai sirkulasi darah yang baik penting untuk amputasi. Dengan membuat termogram berurutan/berseri dapat dilihat kemajuan atau kemunduran pengobatan. Hal-hal yang dapat didiagnosis dengan mempergunakan tehnik termografi antara lain: 1. carcinoma mammae 2. vascular desease (penyakit pembuluh darah) 3. untuk follow up pada penderita post operatif oleh karena diabetes. 4. untuk Cereberal Vascular Desease 5. arthritis akut. 6. Patello (femoral pain (nyeri pada persendian lutut) 7. Primary erythemalgia.