Anda di halaman 1dari 18

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali menemukan istilah
permintaan dan penawaran. Ketika dua orang atau lebih sedang berbincang-
bincang dalam menentukan harga pas pada suatu barang, maka secara
otomatis pastinya permintaan dan penawaran telah terjadi diantara mereka.
Dengan adanya permintaan dan penawaran maka dengan sendirinya
mekanisme pasar akan terwujud sehingga harga pasar dapat ditentukan.
Harga akhir dari suatu barang yang tercapai dari kegiatan tawar-menawar
serta minta-meminta antara penjual dan pembeli dinamakan harga
keseimbangan (equilibrium price). Akan tetapi permintaan, penawaran serta
harga yang mungkin muncul tidaklah menetap, ia bisa saja mengalami
perubahan atau pergeseran nilai yang ditimbulkan oleh mekanisme pasar dan
beberapa faktor internal ataupun eksternal.
Salah satu pokok bahasan yang paling penting dari ekonomi adalah
konsep elastisitas. Dengan adanya pemahaman elastisitas, apa yang akan
terjadi terhadap permintaan dan penawaran jika ada perubahan harga. Apa
yang terjadi pada keseimbangan harga apabila faktor-faktor yang
mempengaruhi kurva berubah dan seberapa besar pengaruhnya.
Elastisitas merupakan ukuran sejauh mana pembeli dan penjual bereaksi
terhadap perubahan kondisi yang ada. Kondisi yang dimaksud berkaitan
dengan perubahan harga. Dengan kata lain, elastisitas merupakan derajat
kepekaan permintaan dan penawaran terhadap perubahan harga. Sedangkan
elastisitas permintaan adalah suatu alat atau konsep yang digunakan untuk
mengukur derajat kepekaan atau respon perubahan jumlah atau kualitas
barang yang dibeli sebagai akibat perubahan faktor yang mempengaruhi.
Di dalam makalah ini kami akan membahas mengenai hal-hal apa saja
yang terdapat di dalam elastisitas demand mulai dari pengertian, jenis, cara
pengukuran, dan faktor yang mempengaruhi elastisitas demand.

2

1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa pengertian elastisitas demand ?
1.2.2 Apa saja jenis elastisitas demand ?
1.2.3 Bagaimana cara pengukuran elastisitas demand ?
1.2.4 Apa saja faktor yang mempengaruhi elastisitas demand ?

1.3 Tujuan
1.3.1. Mengetahui pengertian elastisitas demand.
1.3.2. Mengetahui jenis elastisitas demand.
1.3.3. Mengetahui cara pengukuran elastisitas demand.
1.3.4. Mengetahui faktor yang mempengaruhi elastisitas demand.


3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Elastisitas dan Permintaan
Elastisitas (pemuluran) adalah pengaruh perubahan harga terhadap
jumlah barang yang diminta atau yang ditawarkan. Elastisitas adalah
mengukur seberapa besar responsif perubahan jumlah barang akibat
perubahan harga. Dengan kata lain elastisitas adalah tingkat kepekaan
(perubahan) suatu gejala ekonomi terhadap perubahan gejala ekonomi yang
lain.
Elastisitas terbagi dalam tiga macam, yaitu sebagai berikut.
a. Elastisitas harga (price elasticity)
Elastisitas harga adalah persentase perubahan jumlah barang yang
diminta atau yang ditawarkan, yang disebabkan oleh persentase
perubahan harga barang tersebut.
b. Elastisitas silang (cross elasticity)
Elastisitas silang adalah persentase perubahan jumlah barang x yang
diminta, yang disebabkan oleh persentase perubahan harga barang lain
(y).
c. Elastisitas pendapatan (income elasticity)
Elastisitas pendapatan adalah persentase perubahan permintaan akan
suatu barang yang diakibatkan oleh persentase perubahan pendapatan
(income) riil konsumen.

Permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang ingin dan mampu dibeli
oleh konsumen, pada berbagai tingkat harga, dan pada waktu tertentu

2.2. Pengertian Elastisitas Permintaan
Elastisitas permintaan (elastisity of demand) adalah pengaruh perubahan
harga terhadap besar kecilnya jumlah barang yang diminta atau tingkat
kepekaan perubahan jumlah barang yang diminta terhadap perubahan harga
barang. Sedangkan besar kecilnya perubahan tersebut dinyatakan dalam
4

koefisien elastisitas atau angka elastisitas yang disingkat Ed, yang dinyatakan
dengan rumus berikut ini:


Keterangan :
Ed : Elastisitas Demand
: Perubahan Jumlah Barang
: Perubahan Harga
P1 : Harga mula-mula
Q1 : Jumlah barang mula-mula

Contoh:
Pada saat harga Rp400,00 jumlah barang yang diminta 30 unit, kemudian
harga turun menjadi Rp360,00 jumlah barang yang diminta 60 unit. Hitunglah
besar koefisien elastisitas permintaannya!


(elastis)

2.3. Jenis Elastisitas Permintaan
Jenis Elastisitas Permintaan terdapat lima yaitu
1. Permintaan elastis (Elastis): elastisitas > 1. Prosentase perubahan
kuantitas permintaan > prosentase perubahan harga. Ini sering terjadi pada
produk yang mudah dicari substitusinya. Misalnya saja pakaian, makanan
ringan, dan lain sebagainya. Ketika harganya naik, konsumen akan
dengan mudah menemukan barang penggantinya.

5

2. Permintaan tidak elastis (In Elastis): elastisitas < 1. Prosentase
perubahan kuantitas permintaan < dari prosentase perubahan harga.
Contoh permintaan tidak elastis ini dapat dilihat diantaranya pada produk
kebutuhan primer. Misalnya beras, meskipun harganya naik, orang akan
tetap membutuhkan konsumsi beras sebagai makanan pokok. Karenanya,
meskipun mungkin dapat dihemat penggunaannya, namun cenderung
tidakakan sebesar kenaikan harga yang terjadi. Sebaliknya pula, jika harga
beras turun konsumen tidak akan menambah konsumsinya sebesar
penurunan harga. Ini karena konsumsi beras memiliki keterbatasan
(misalnya rasa kenyang). Contoh lainnya yang sejenis adalah bensin. Jika
harga bensin naik, tingkat penurunan penggunaannya biasanya tidak
sebesar tingkat kenaikan harganya. Ini karena kita tetap membutuhkan
bensin untuk bepergian. Sama halnya, ketika harganya turun, kita juga
tidak mungkin bepergian terus menerus demi menikmati penurunan harga
tersebut. Karakteristik produk yang seperti ini mengakibatkan permintaan
menjadi tidak elastis.
3. Permintaan uniter elastis (Elastis Uniter): elastisitas = 1. Kurva
permintaanya bersifat elastisitas kesatuan (unitary elasticity). Permintaan
elastisitas uniter terjadi jika perubahan permintaan sebanding dengan
perubahan harga. Kurva elastisitas uniter ini mempunyai koefisien
elastisitas permintaan sebesar satu (E=1) dan berbentuk melengkung yang
artinya kenaikan harga sebesar 1 persen diikuti oleh penurunan jumlah
permintaan sebesar 1 persen, dan sebaliknya. Contoh barang elastisitas
uniter adalah kebutuhan sekunder seperti alat elektronik.
4. Permintaan tidak elastis sempurna (In Elastis Sempurna): elastisitas
= 0. Perubahan harga tidak mempengaruhi jumlah yang diminta. Dengan
demikian, kurvanya berbentuk vertikal. Kurva berbentuk vertikal ini
berarti bahwa berapapun harga yang ditawarkan, kuantitas barang/jasa
tetap tidak berubah. Contoh barang yang permintaannya tidak elastis
sempurna adalah tanah (meskipun harganya naik terus, kuantitas yang
tersedia tetap terbatas), lukisan milik pelukis yang telah meninggal
6

(berapapun harga yang ditawar atas lukisan, pelukis tersebut tidak akan
mampu menambah kuantitas lukisannya).
5. Permintaan elastis sempurna (Elastis Sempurna): elastisitas tak
terhingga. Dimana pada suatu harga tertentu pasar sanggup membeli
semua barang yang ada di pasar. Namun, kenaikan harga sedikit saja akan
menjatuhkan permintaan menjadi 0. Dengan demikian, kurvanya
berbentuk horisontal. Contoh produk yang permintaannya bersifat tidak
elastis sempurna diantaranya barang/jasa yang bersifat komoditi, yaitu
barang/jasa yang memiliki karakteristik dan fungsi sama meskipun dijual
di tempat yang berbeda atau diproduksi oleh produsen yang berbeda.
Dengan demikian, secara nalar barang/jasa tersebut seharusnya memiliki
harga yang sama pula. Misalnya saja paperclip dan pen tinta biasa (seperti
pen merek S dan P yang rata-rata berharga 1000-1500). Jika kita pergi ke
supermarket untuk membeli paperclip, misalnya, kita cenderung tidak
akan memperhatikan perbedaan merek. Satu-satunya yang sering kita
jadikan bahan perbandingan adalah harga, dimana kita akan membeli
paperclip yang harganya paling murah (atau pada harga rata-rata yang
diterima pasar). Akibatnya, bagi perusahaan yang menjual paperclip
diatas harga rata-rata, permintaan akan barangnya akan turun ke nol. Ini
karena semua paperclip, meskipun harganya berbeda-beda, memberikan
fungsi yang sama.


Gambar 1.1 Jenis Elastisitas Permintaan

7


Gambar 1.2 Kurva Jenis Permintaan

2.4. Cara Pengukuran Elastisitas Demand
2.4.1. Pengukuran Elastisitas Demand terhadap Harga (price elastisity of
demand)
Elastisitas Demand terhadap harga diukur dengan membandingkan nilai
prosentase perubahan jumlah barang yang diminta dengan prosentase perubahan
harga barang. Elastisitas demand mengukur prosentase permintaan terhadap
suatu barang apabila harga barang tersebut berubah sebesar satu persen.
Sehingga apabila terjadi perubahan harga dengan prosentase yang sangat kecil
sehingga menyebabkan perubahan yang besar terhadap jumlah barang yang
diminta, maka dapat dikatakan bahwa barang tersebut responsif terhadap
perubahan harga.
Rumus pengukuran elastisitas demand terhadap harga:

Ep =






8

Atau
Ep

=


Keterangan:
Q
x
: perubahan jumlah permintaan barang komoditi x
P : perubahan harga barang
P : harga mula-mula
Q
x
: jumlah permintaan barang mula-mula
E
p
: elastisitas permintaan terhadap harga

Dengan mengacu pada hukum permintaan dimana hubungan antara tingkat
harga dan jumlah barang yang diminta adalah negatif, maka besarnya koefisien
elastisitas permintaan Ed adalah negatif. Untuk mengabaikan tanda negatif
tersebut, elastisitas harga dianggap positif dengan menambahkan nilai mutlak
pada formula elastisitas tersebut.

2.4.1.1 Pengukuran elastisitas titik dan elastisitas busur
1. Elastisitas Titik (point elasticity)
Menurut Navik Istikomah (2006), elastisitas titik merupakan elastisitas
atau tingkat kepekaan suatu titik pada kurva permintaan.
Ada dua persyaratan yang harus dipenuhi untuk mencari koefisien
elastisitas titik, antara lain:
1. Kurva permintaan harus linier
2. Perubahan harga sama dengan harga yang terjadi ( )
Rumus:
Ep=


Karena , sehingga rumus dapat disederhanakan menjadi

Ep=



9

2. Elastisitas Busur (arch elasticity)
Dari hasil perhitungan, akan didapatkan nilai yang berbeda dalam
mencari nilai nilai koefisien elastisitas demand, dikarenakan
penggunaan dasar yang berbeda dalam menghitung perubahan prosentase
dalam tiap kasus. Oleh karena itu digunakan rumus elastisitas titik tengah
atau yang lebih dikenal dengan elastisitas busur (arc elasticity of
demand).

Rumus:
Ea=


Keterangan:
Q : perubahan jumlah permintaan barang
P : perubahan jumlah harga barang
Q
0
: jumlah barang mula-mula
Q
1 :
jumlah barang setelah perubahan
P
0
: harga barang mula-mula

P
1
: harga barang setelah perubahan

Sugiarto, dkk (2002) menyatakan, berdasarkan pengalaman bila harga dan
kuantitas berubah dalam skala kecil, dasar acuan manapun yang dipakai kan
memberikan hasil yang tak berbeda nyata sehingga elastisitas titik dapat dipakai
dalam kondisi tersebut. Namun, bila harga dan kuantitas berubah dalam skala
besar, sebaiknya digunakan elastisitas busur.

2.4.2. Pengukuran elastisitas demand terhadap Pendapatan
Menurut Sugiarto, dkk (2002), elastisitas permintaan terhadap pendapatan
dalah koefisien yang menunjukkan besarnya perubahan permintaan atas suatu
komoditas sebagai akibat dari perubahan pendapatan konsumen. Elastisitas
permintaan terhadap pendapatan merupakan suatu besaran yang berguna untuk
menunjukkan responsivitas konsumsi suatu komoditas terhadap perubahan
10

pendapatan (income). Nilai yang diperoleh dapat digunakan untuk membedakan
komoditas apa yang termasuk dalam kategori mewah, normah, atau inferior.
Rumus elastisitas permintaan terhadap pendapatan:

Ei =




Atau
Ei

=



Keterangan:
Q
x
: perubahan jumlah permintaan barang terhadap komoditi x
I : perubahan pendapatan
Q
x
: jumlah barang mula-mula
I : jumlah pendapatan mula-mula
E
I
: elastisitas permintaan terhadap pendapatan

Acuan umum pengelompokan kategori suatu komoditas adalah:
E
I =
- komoditas inferior (komoditas bermutu rendah)
E
I
= + komoditas normal
E
I
= > 1 komoditas mewah
E
I =
< 1 komoditas kebutuhan pokok (Sugiarto, dkk, 2002)

2.4.3. Pengukuran Elastisitas demand Silang
Koefisien yang menunjukkan besarnya perubahan permintaan suatu
komoditas apabila terjadi perubahan harga komoditas lain dinamakan elastisitas
demand silang. Koefisien elastisitas demand silang sering digunakan untuk
mengukur kekuatan hubungan komplemen atau subtitusi diantara berbagai
komoditas. Nilai elastisitas permintaan silang berkisar dari negatif tak terhingga
sampai positif tak terhingga. (Sugiarto, dkk, 2002).

11

Rumus:

Ec=




atau
Ec

=


keterangan
Q
x
: perubahan jumlah permintaan barang terhadap komoditi x
Py : perubahan pendapatan pada komoditi y
Q
x
: jumlah barang mula-mula pada komoditi x
P : jumlah pendapatan mula-mula pada komoditi y
E
c
: elastisitas permintaan silang

Untuk komoditas pelengkap (komplemen), elastisitas bernilai negatif.
Sedangkan untuk komoditas pengganti (subtitusi), elastisitas bernilai positif.

Contoh soal
1. a. Hitunglah elastisitas permintaan terhadap gabah, dalam kondisi sebagai
berikut:
Keadaan Harga/kg Jumlah diminta
Awal 400 10.000
Akhir 300 15.000
(Sumber: Sugiarto, dkk 2002)
b. Hitunglah elastisitas permintaan terhadap gabah, dalam kondisi sebagai
berikut (dilihat dengan menggunakan sudut pandang sebaliknya dari tabel
a):
Keadaan Harga/kg Jumlah diminta
Awal 300 15.000
Akhir 400 10.000
(Sumber: Sugiarto, dkk 2002)
12


c. Hitunglah dengan menggunakan elastisitas busur.

Jawaban :
a. Ep

=


= 2
Artinya, apabila harga gabah turun 1% akan menyebabkan jumlah
gabah yang diminta naik sebesar 2 %

b. Ep

=


= 1

Artinya, apabila harga gabah naik sebesar 1 % maka akan
menyebabkan jumlah gabah yang diminta turun sebesar 1%.
c. Ea dari tabel a =


= 1,4

Ea dari tabel b =


13

=


= 1,4
Dengan menggunakan rumus pengukuran elastisitas busur,
didapatkan hasil yang sama. Artinya dengan penurunan maupun
peningkatan jumlah gabah sebesar 1%, makan jumlah permintaan
gabah akan meningkat ataupun menurun sebesar 1,4%.

2. Jika pendapatan 100.000, jumlah barang yang diminta adalah 10. Ketika
pendapatan naik menjadi 200.000, jumlah barang yang diminta pun naik
menjadi 15. Hitung elastisitas demand terhadap pendapatan.
(Sumber: Istikomah, 2006)
Jawaban:
Ei

=


=0,5
Artinya, jika pendapatan naik sebesar 1% maka permintaan jumlah barang
akan meningkat sebesar 0,5%.
Karena koefisien Ei berada pada 0 < Ei <1 maka barang tersebut termasuk
jenis barang kebutuhan pokok.

3. Tentukan hubungan antara komoditas teh dengan kopi
Komoditas Sebelum Sesudah
Harga Jumlah Harga Jumlah
Kopi (y) 40 50 60 30
Teh (x) 20 40 20 50
Sumber: Sugiarto, dkk, 2002)


14

Jawaban:
Ec

=


= 0,5
Jadi teh dan kopi merupakan komoditas subtitusi

2.5. Faktor yang Mempengaruhi Elastisitas Demand
Keelastisitasan suatu permintaan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
dan dengan mengetahui faktor-faktor tersebut beberapa pihak dapat
memperoleh manfaatnya. Bagi perusahaan, faktor tersebut dapat menjadi
landasan dalam menyusun kebijakan penjualan dan bagi pemerintah, dapat
menjadi alat untuk meramalkan kesuksesan dari kebijakan ekonomi yang
akan dilaksanakan. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan, yaitu:
a. Banyaknya Barang Penganti yang Tersedia (Barang Substitusi)
Semakin banyak jenis barang pengganti terhadap suatu barang, semakin
elastis sifat permintaannya
Bila suatu barang mempunyai banyak barang pengganti, permintaan
cenderung untuk bersifat elastis. Perubahan harga yang kecil saja akan
menimbulkan perubahan yang besar terhadap permintaan. Permintaan
terhadap barang yang tidak banyak mempunyai barang pengganti adalah
bersifat tidak elastik, karena :
1) Jika harga naik para pembeli sukar memperoleh barang pengganti,
sehingga permintaan tidak banyak berkurang
2) Jika harga turun permintaannya tidak banyak bertambah, karena
tidak banyak tambahan pembeli yang pindah dari membeli barang
yang bersaingan dengannya.
b. Kegunaan Barang
Semakin banyak kegunaan suatu barang maka elastisitas harga
permintaannya semakin besar.
15

Misalnya, elastisitas permintaan akan kain lebih besar daripada elastisitas
permintaan akan baking powder. Kain dapat digunakan untuk membuat
baju, celana, topi, sarung dan lain-lain. Sedangkan baking powder hanya
digunakan untuk membuat roti.
c. Persentasi Pendapatan yang Dibelanjakan
Semakin besar bagian pendapatan yang diperlukan untuk membeli suatu
barang, semakin elastis permintaan akan barang tersebut
Besarnya bagian pendapatan yang digunakan untuk membeli suatu
barang dapat mempengaruhi elastisitas permintaan terhadap barang
tersebut. Produk yang harganya mahal akan membebani konsumen ketika
harganya naik, sehingga konsumen akan mengurangi permintaannya.
Sebaliknya pada produk yang harganya murah.
d. Jangka Waktu Analisis
Semakin lama jangka waktu yang digunakan analisis terhadap
permintaan, semakin elastis permintaan akan barang tersebut
Jangka waktu analisis yang dimaksud adalah jangka waktu dimana
permintaan itu dianalisis. Dalam jangka pendek, kenaikan harga yang
terjadi di pasar mungkin belum disadari oleh konsumen, sehingga mereka
tetap membeli produk yang biasa dikonsumsi. Dalam jangka panjang,
konsumen telah menyadari kenaikan harga, sehingga mereka akan pindah
ke produk substitusi yang tersedia. Selain itu, dalam jangka panjang
kualitas dan desain produk juga berubah, sehingga lebih mudah
menyebabkan konsumen pindah ke produk lain.
e. Pendapatan Konsumen
Apabila pendapatan konsumen relatif besar bila dibandingkan dengan
harga barang maka permintaan akan bersifat inelastis. Sebaliknya
konsumen yang berpendapatan kecil dengan terjadinya perubahan harga
sedikit saja akan mempengaruhi permintaan terhadap barang, permintaan
ini bersifat inelastis.
f. Tradisi
Apabila pemakaian sesuatu barang sudah menjadi tradisi walaupun berapa
pun naiknya harga, orang akan tetap membelinya, maka permintaan ini
16

bersifat inelastis, tetapi apabila tidak didasarkan tradisi permintaan akan
bersifat elastis.
g. Mode
Mode juga mempengaruhi permintaan terhadap sesuatu barang, apabila
barang tersebut sudah diminati oleh masyarakat, maka berapapun naiknya
harga akan tetap dibeli. Maka permintaan akan bersifat inelastis demikian
juga sebaliknya.
Menurut Sukirno (2009), ada empat faktor utama dalam menentukan
elastisitas permintaan, yaitu produksi substitusi, presentase pendapatan yang
dibelanjakan, produk mewah versus kebutuhan, dan jangka waktu permintaan
dianalisis. Dari keempat faktor tersebut, terdapat satu faktor yang berbeda
dari faktor-faktor yang telah disebutkan di atas, yaitu faktor produk mewah
versus kebutuhan. Maksudnya adalah permintaan akan produk kebutuhan
cenderung tidak elastis, dimana konsumen membutuhkan produk tersebut dan
mungkin sulit mencari substitusinya. Akibatnya, kenaikan harga cenderung
tidak menurunkan permintaan. Sebaliknya, permintaan akan produk mewah
cenderung elastis, dimana barang mewah bukanlah sebuah kebutuhan dan
substitusinya lebih mudah dicari. Akibatnya, kenaikan harga akan
menurunkan permintaan.

17

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Elastisitas permintaan (elastisity of demand) adalah pengaruh perubahan
harga terhadap besar kecilnya jumlah barang yang diminta atau tingkat
kepekaan perubahan jumlah barang yang diminta terhadap perubahan harga
barang. Jenis elastisitas permintaan ada lima yaitu elastis, in elastis, elastis
uniter, elastis sempurna, dan in elastis sempurna.
Cara pengukuran elastisitas demand ada tiga cara yaitu pengukuran
elastisitas demand terhadap harga, pendapatan dan silang. Elastisitas Demand
terhadap harga diukur dengan membandingkan nilai prosentase perubahan
jumlah barang yang diminta dengan prosentase perubahan harga barang.
elastisitas permintaan terhadap pendapatan menunjukkan besarnya perubahan
permintaan atas suatu komoditas sebagai akibat dari perubahan pendapatan
konsumen dan elastisitas demand silang menunjukkan besarnya perubahan
permintaan suatu komoditas apabila terjadi perubahan harga komoditas lain.
Keelastisitasan suatu permintaan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
dan dengan mengetahui faktor-faktor tersebut beberapa pihak dapat
memperoleh manfaatnya. Bagi perusahaan, faktor tersebut dapat menjadi
landasan dalam menyusun kebijakan penjualan dan bagi pemerintah, dapat
menjadi alat untuk meramalkan kesuksesan dari kebijakan ekonomi yang
akan dilaksanakan. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan, yaitu:
banyaknya barang penganti yang tersedia, kegunaan barang, persentasi
pendapatan yang dibelanjakan, jangka waktu analisis, dan lain sebagainya.



18

DAFTAR PUSTAKA

Istikomah, Navik. 2006. Elastisitas (Elasticity). Universitas Pendidikan Indonesia.
(diakses pada 10 September 2014, tersedia di
http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._EKONOMI_DAN_KOPERASI/1975
11102005012-NAVIK_ISTIKOMAH/Elastisitas.pdf )
Gilarso, T. 2003. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro, cetakan kelima. Kanisius:
Yogyakarta, (diakses pada 10 September 2014, tersedia di
http://books.google.co.id/books?id=hhikIZd2NugC&pg=PA55&dq=cara+penguk
uran+elastisitas+permintaan&hl=en&sa=X&ei=gi8QVK2qBITjuQSpxYHIBg&v
ed=0CBsQ6AEwAg#v=onepage&q=cara%20pengukuran%20elastisitas%20perm
intaan&f=false )
Salvatore, Domminick. 2007. Mikroekonomi, edisi keempat. Penerbit Erlangga,
(diakses pada 10 September 2014, tersedia di
http://books.google.co.id/books?id=YHiMUMcuytEC&pg=PA49&dq=cara+peng
ukuran+elastisitas+permintaan&hl=en&sa=X&ei=gi8QVK2qBITjuQSpxYHIBg
&ved=0CCAQ6AEwAw#v=onepage&q=cara%20pengukuran%20elastisitas%20
permintaan&f=false )
Sugiarto, dkk. 2002. Ekonomi Mikro: Sebuah Kajian Komprehensif. Gramedia
pustaka Utama: Jakarta.
Sukirno,S. 2011. Mikroekonomi Teori Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada , Edisi Ketiga , Cetakan ke 26
http://www.ekonomikontekstual.com/2013/12/pengertian-dan-jenis-elastisitas-
permintaan.html diakses 16 September 2014 pukul 20.00
http://hyuugariant.blogspot.com/2012/12/elastisitas-permintaan-beserta-
contohnya.html diakses 16 September 2014 pukul 20.30

Anda mungkin juga menyukai