Anda di halaman 1dari 2

Inherent Risk BNI

Laporan Keuangan Tahunan 2012 dan Laporan Keuangan Kurtal III 2013 yang disetahunkan

Inherent risk(resiko bawaan) merupakan factor kerentanan laporan keuangan terhadap salah
saji material dengan asumsi tidak ada pengendalian internal. Menilai inherent risk (IR) dan Acceptable
Audit Risk (AAR) bertujuan untuk menentukan jumlah bukti yang dibutuhkan dan jumlah staff yang perlu
diperkerjakan dalam engangement.
Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan auditor karena merupakan hal-hal yang berkaitan
atau mempengaruhi inherent risk sebuah perusahaan :
Understand Clients Business and Industry
BNI adalah bank nasional dan merupakan BUMN. Dimana BUMN memiliki pengawasan
yang lebih ketat dari pihak pemerintahan. Selain itu, BNI adalah perusahaan yang listed
di BEI, yang mana membutuhkan audit eksternal, pengawasan dari OJK, serta audit dari
Negara.

Assess Client business risk
Inherent risk dapat diminimalisasi dengan tour the plant and offices. Major sources
revenue BNI berasal dari tabungan dan pinjaman nasabah. Jumlah nasabah BNI
sangatlah banyak. Adapun nasabah prioritas berjumlah 12.100 di tahun 2012 dengan
masing-masing menyimpan lebih dari Rp 1 M. Dengan hilangnya atau bad debt oleh satu
nasabah prioritas tidak akan berpengaruh significant terhadap revenue BNI. BNI juga
menentukan kebijakan maksimum jumlah kredit yang diberikan kepada nasabah yaitu
maksimal Rp 5 M.

Results of previous Audits
Berdasarkan audit report yang dikeluarkan oleh KAP Pricewaterhouse Cooper (PWC)
sebagai akuntan public BNI tahun 2012, menyatakan bahwa laporan keuangan BNI
disajikan secara wajar dan sesuai dengan SAK Indonesia.


Initial versus repeat engangement
PWC baru melakukan audit pada BNI tahun 2012. Audit report tahun 2010 dan 2011
dikeluarkan oleh Ernst and Young (EY). Maka, BNI termasuk repeat engangement bagi
EY dan initial engangement bagi PWC.

Related Parties
BNI memiliki penyertaan di 10 anak perusahaan dan melakukan berbagai transaksi dan
melaksanakan program di anak perusahaan, sehingga terdapat cukup banyak related-
party transaction antara BNI dan perusahaan anak.

Nonroutine Transaction
BNI dan Singapore Airlines Kerja sama Reward Point
BNI Salurkan Rp 3,4 T untuk pembiayaan Industri Pupuk
BNI terbitkan Kartu Kredit Affinity BNI ILUNI FE UI
BNI berikan fasilitas Non-Cash Loan Kepada Elnusa senilai USD 25 juta, dengan
skema Clean Basis
BNI sebagai lead arranger dalam sindikasi pembiayaan Krakatau Steel senilai
USD 450 juta, dan lain-lain.
Terdapat banyak nonroutine transaction selama tahun 2012, hal ini mengindikasikan
kemungkinan besar terjadinya salah saji atau salah catat.

Judgement required to correctly record account balances and transactions
Hanya beberapa akun yang membutuhkan estimasi, seperti Uncollectible Account
Receivable dan cadangan kerugian penurunan nilai terhadap giro, efek, wesel ekspor,
dan lain-lain.

Factors to fraudulent financial reporting
Target jumlah kredit tahunan dapat mendorong manajer sales untuk melakukan fraud
yaitu memanipulasi jumlah kredit untuk memenuhi target.
Manajer yang bertanggungjawab atas system internal dapat menemukan celah sebagai
opportunity untuk melakukan fraud.

Factors related to misappropriation of asset
Pemalsuan identitas nasabah oleh karyawan yang digunakan untuk meminjam uang dari
perusahaan.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa inherent risk Perusahaan Bank Negara Indonesia (BNI) cukup
tinggi karena dari beberapa faktor yang telah dianalisis berdasarkan laporan keuangan, akan ada banyak
kemungkinan salah saji material.

Anda mungkin juga menyukai