Anda di halaman 1dari 5

GENESIS DAN KORELASI HIDROKARBON MENGGUNAKAN ANALISIS

GEOKIMIA BATUAN INDUK DAN MINYAK BUMI, DI LAPANGAN LEPAS


PANTAI BARAT MADURA, CEKUNGAN LAUT JAWA TIMUR UTARA

NORTHEAST J AVA SEA BASI N SOURCEROCK AND PETROLEUM
GEOCHEMI STRY ANALYSI S TO DETERMINE HYDROCARBON GENETI C
AND CORRELATI ONS I N WEST MADURA OFFSHORE FI ELD

Qi Adlan
Fakultas Teknik Geologi
Universitas Padjadjaran

Abstrak
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mendapatkan karakteristik batuan
induk dan minyak bumi dari aspek geokimia organik setelah itu akan diketahui
korelasi minyak-batuan induk dan dan korelasi antara minyak bumi itu sendiri.
Tujuan akhirnya adalah mengetahui genesis minyak dan petroleum sistem pada
cekungan ini. Metode analisis geokimia organik dilakukan pada sampel minyak dan
batuan induk untuk menghasilkan karakteristik batuan induk dan minyak bumi.
Integrasi dilakukan untuk menjelaskan korelasi antar minyak bumi dan batuan induk
maupun antara minyak bumi itu sendiri, salah satu yang terpenting adalah
perbandingan interpretasi lingkungan pengendapan dan dibantu dengan uji statistik
dalam korelasi ini. Selanjutnya peta struktur kedalaman diintegrasikan dengan hasil
analisis geokimia yang telah dilakukan lalu dibantu dengan penampang regional
cekungan menghasilkan peta kematangan batuan induk dan peta migrasi yang
akhirnya menjawab genesis minyak dan petroleum sistem pada daerah penelitian.
Analisis dan pembahasan pun dilakukan menghasilkan kesimpulan bahwa sampel
minyak bumi dengan minyak bumi lainnya menunjukan korelasi positif yang artinya
contoh minyak ini berasal dari sumber yang sama. Korelasi yang dilakukan antara
batuan induk dan minyak bumi menunjukan korelasi negatif yang berarti minyak
bumi pada reservoir Formasi Kujung 1 ini tidak berasal dari batuan induk Formasi
Ngimbang Batugamping yang terdapat pada daerah penelitian. Formasi Ngimbang
Batupasir yang berada di wilayah tenggara dan Selatan merupakan batuan sumber
dari minyak bumi yang ada. Dan batuan induk yang dianalisis disini termasuk batuan
induk yang belum menghasilkan hidrokarbon.

Abstract
The research was conducted to obtaining characteristics of the sourcerock
and petroleum by organic geochemistry aspect, the oil- sourcerock correlation and
the petroleum-petroleum correlation is based on comparation of each characteristics.
The goal is to know the genesis of hydrocarbons and petroleum systems in this basin.
Organic geochemical analyzes methods is performed on oil samples and sourcerock
samples to determine sourcerock characteristics and petroleum characteristics.
Integration of both characteristic will explain the correlation between oil and the
sourcerock and between the oil itself, one of the most important is the comparison of
depositional environment and this corrleation is assisted with the statistical method.
Furthermore the depth structure maps are integrated with the results of geochemical
analyzes have been conducted and assisted with regional cross-section map of the
basin produce the sourcerock maturity map and migration map, finally answering
questions of hydrocarbon genetic and petroleum system in the study area. Analysis
and discussion was carried out lead to the conclusion that the sample between
petroleum showed a positive correlation which means that the oil samples are from
the same sourcerock. The correlation between the sourcerock and petroleum showed
significant negative correlation which means that petroleum found in Kujung1
Formation reservoir is not derived from Ngimbang Limestone Formation sourcerock.
Ngimbang Sandstone Formation which located in the southeastern and southern from
the regions are the sourcerocks of petroleum that exists. The analyzed sourcerock
sample we have is non-generated sourcerock that have not expulted a petroleum.

Latar Belakang
Industri minyak dan gas bumi akan selalu melakukan suatu usaha pencarian
prospek lapangan hidrokarbon baru dan juga mempertahankan serta meningkatkan
angka produksi terhadap lapangan yang telah ada. Eksplorasi minyak dan gas bumi
selalu berfokus utama kepada evaluasi di reservoir dan trap, sedangkan evaluasi
pengisian hidrokarbon meliputi evaluasi pada dapur hidrokarbon dan migrasinya
sering disederhanakan atau kurang diperhatikan, padahal evaluasi ini bisa menjawab
waktu (kapan) dan jumlah minyak yang terbentuk pada suatu cekungan hidrokarbon
(Satyana, 2010). Perkembangan saat ini memungkinkan dilakukannya penerapan
konsep geokimia dalam mengevaluasi batuan induk sebagai sumber minyak dan gas
bumi.
Penelitian geokimia minyak dan gas bumi pada cekungan akan diteliti tidak
banyak dilakukan dan hal inilah yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian
ini. Salah satu daerah yang menarik untuk dipelajari adalah Blok Lepas Pantai Barat
Madura dan blok Poleng merupakan lapangan konsesi PT Kodeco Energy. Co Ltd,
yang berada di Cekungan Laut Jawa Timur Utara. Lapangan Poleng ini mulai
berproduksi pada bulan Juni 1972 dengan total 34 sumur produksi. Produksi harian
pada tahun 2007 sekitar 2.400 BPOD dari sekitar 20 sumur produksi. Dilanjutkan
dengan eksplorasi dan produksi dari lapangan Lepas Pantai Madura Barat. Cekungan
Jawa Timur Utara merupakan salah satu cekungan tersier di Indonesia barat, terletak
dibagian utara Jawa Timur, memanjang barat-timur kurang lebih 250km, cekungan
ini terdiri dari sedimen tersier yang berumur eosen hingga resen yang berada pada
batuan dasar (basement) pratersier, cekungan belakang busur tersier Jawa Timur
Utara memiliki hubungan dengan subduksi lempeng samudera dengan lempeng
benua, akibat dari subduksi ini maka terjadi aktivitas tektonik dan vulkanik tersier
yang menghasilkan sedimen untuk pengisian cekungan (Kodeco, 2011).

Tujuan
Aplikasi dari prinsip kimia untuk mempelajari asal-usul, kematangan, migrasi,
dan akumulasi hidrokarbon serta penggunaannya dalam mengeksplorasi petroleum
adalah tujuan dari mempelajari geokimia minyak bumi (Peter & Cassa, 1994).
Dengan menggunakan ilmu ini lah akan dapat diketahui secara pasti komposisi dan
berbagai faktor yang mengontrol pembentukan, proses kematangan, biodegradasi, dan
akumulasi minyak bumi volume hidrokabon yang telah digenerasikan, termigrasi dan
terakumulasi pada suatu cekungan (Hunt, 1996).
Sehingga tujuan penelitian ini adalah, mengetahui karakteristik batuan induk
dari aspek geokimia organik, mengetahui karakteristik minyak bumi dari aspek
geokimia organik, mengetahui korelasi minyak-batuan induk dan minyak-minyak,
serta mengetahui genesis minyak dan petroleum sistem pada cekungan.

Metodologi
Objek penelitian berfokus pada batuan induk dan minyak bumi pada daerah
penelitian di Blok Lepas Pantai Barat Madura dan Blok Poleng. Jenis data yang
digunakan pada penelitian ini terdiri dari 2 jenis yaitu data geokimia, yang merupakan
data terproses dari laboratorium. Jenis datanya adalah data TOC, Rock-Eval pirolisis,
reflektansi vitrinit, kromatografi gas, kromatografi gas- spektrometer massa, dan
isotop karbon dari hidrokarbon pada contoh batuan induk dan contoh minyak bumi.
Lalu data geofisika yang dipakai adalah peta struktur kedalaman batuan induk dan
reservoir dan data penampang (cross-section) yang merupakan hasil dari interpretasi
seismik.
Penelitian ini dimulai dengan analisis data geokimia untuk menentukan
karakteristik minyak bumi dan batuan induk berdasarkan 4 data sumur yang dalam
kondisi paling baik. Setelah itu diperoleh kualitas dan kuantitas batuan induk
(Waples,1985 dan Peter & Cassa,1994), analisis ini menghasilkan karakteristik
batuan induk tertentu, evaluasi yang sama dilakukan pada sampel minyak bumi
menghasilkan karakteristik minyak bumi tertentu. Integrasi dilakukan untuk
menghasilkan korelasi antar minyak bumi, maupun antara minyak bumi dan batuan
induk, terutama perbandingan interpretasi lingkungan pengendapan (Hunt, 1996 ;
Sofer, 1984 ; Huang dan Meinschein, 1979 ; Moldowan, 1993) dan dibantu dengan
uji statistik korelasi. Selanjutnya peta struktur kedalaman diintegrasikan dengan hasil
analisis geokimia lalu dibantu dengan penampang regional cekungan menghasilkan
peta kematangan batuan induk dan peta migrasi yang akhirnya menjawab genesis
minyak dan petroleum sistem pada daerah penelitian.

Hasil dan pembahasan
Petroleum sistem pada cekungan ini, batuan induk utama adalah batu lempung
dari endapan Eosen Formasi Lower Ngimbang dan endapan Oligosen Formasi Upper
Ngimbang, lalu batuan reservoir pada endapan-endapan Eosen Pliosen, yaitu pada
Formasi Ngimbang, Kujung, Lower OK, sedangkan serpih Rancak merupakan batuan
tudung pada cekungan ini, serpih ini terendapkan diatas batuan reservoir Kujung.
Jenis cebakan pada cekungan ini terdiri dari beberapa faktor yaitu proses rifting dan
graben, reef buildup dan tinggian purba, struktur antiklin dan antiform, yang terakhir
adalah maturasi hidrokarbon utama terjadi pada Miosen tengah sampai akhir, pada
saat fase deformasi (Kodeco, 2011).
Karakteristik batuan induk pada daerah penelitian ini memiliki kecenderungan
untuk menghasilkan gas dan sedikit minyak yang berasal dari kerogen tipe II dan III,
termasuk ke dalam kategori tidak matang matang, batuan induk ini terendapkan
pada lingkungan pengendapan delta dan mengandung sumber material organik darat
dan laut.
Karakteristik minyak bumi menunjukan lingkungan pengendapan darat,
material organik darat, sedangkan tingkat kematangan termasuk pada tingkat
kematangan yang baik.
Korelasi antara minyak bumi ternyata memiliki korelasi positif yang berarti
berasal dari sumber yang sama. Batuan induk menunjukan karakteristik material
organik campuran material darat dan material laut sehingga disimpulkan terendapkan
pada lingkungan pengendapan transisi (fluvio-deltaic) dengan jenis material organik
nya bertipe non waxy. Sedangkan minyak bumi menunjukan karakteristik material
organik darat dan terendapkan pada lingkungan darat (terrestrial) dengan jenis
material organik nya bertipe waxy. Sehingga hubungan antara minyak bumi dan
batuan induk menunjukan korelasi negatif yang berarti minyak bumi tersebut tidak
berasal dari batuan induk yang dianalisis.
Berdasarkan hasil analisis maka didapatkan gambaran sistem petroleum dan
penjelasan genetik minyak bumi pada daerah penelitian khususnya pada Cekungan
Laut Jawa Timur Utara, bahwa batuan induk penghasil minyak yang pada awalnya
diduga berasal dari Formasi Ngimbang Batugamping (Upper Ngimbang) yang berada
di daerah tinggian basement ini (Kodeco, 2011) terbukti tidak memiliki korelasi
positif dengan minyak bumi yang ada secara genetik, sehingga batuan induk utama
pada daerah penelitian ini berasal dari formasi yang lebih tua yang berada di tenggara
daerah penelitian yaitu Formasi Ngimbang Batupasir (Lower Ngimbang).

Kesimpulan
Batuan induk yang dianalisis adalah batuan induk Formasi Ngimbang
Batugamping memiliki karakteristik termasuk kategori baik sebagai batuan induk,
memiliki kecenderungan untuk menghasilkan gas dan sedikit minyak yang berasal
dari kerogen tipe II dan III,termasuk kategori tidak matang matang, terendapkan
pada lingkungan pengendapan delta dan mengandung sumber material organik darat
dan laut.
Minyak bumi yang dianalisis adalah minyak bumi dalam Formasi Kujung 1
memiliki karakteristik lingkungan pengendapan darat, material organik darat,
sedangkan tingkat kematangan termasuk pada tingkat kematangan yang baik.
Korelasi yang dilakukan antara minyak bumi dengan minyak bumi
menunjukan korelasi positif yang artinya ketiga contoh minyak ini berasal dari
sumber yang sama. Korelasi yang dilakukan antara batuan induk dan minyak bumi
menunjukan korelasi negatif yang berarti minyak bumi pada reservoir Formasi
Kujung 1 ini tidak berasal dari batuan induk Formasi Ngimbang Batugamping yang
terdapat pada daerah penelitian.
Formasi Ngimbang Batupasir yang berada di wilayah tenggara dan Selatan
merupakan batuan sumber dari minyak bumi yang ada. Dan batuan induk yang
dianalisis disini termasuk batuan induk yang belum menghasilkan hidrokarbon.

Daftar Pustaka

Huang, J.M., Meinschein, W.G., 1979. Sterols as ecological indicators, Geochimica
et Cosmochimca Acta.
Hunt, J.M., 1996. Petroleum Geochemistry and Geology, Second edition. W.H.
Freeman and Company, New York.
Kodeco, 2011. Regional Data Kodeco Energy. Departemen Teknologi Kodeco.
Tidak dipublikasikan, Jakarta.
Peters, K.E., dan Cassa, M.R., 1994. Applied Source Rock Geochemistry. The
Petroleum System From Source to Trap, AAPG Memoir no. 60.
Satyana, A.H., 2010. Petroleum Geochemistry : Essential concepts and Methods for
Hydrocarbon Exploration and Production. HAGI course, Bali.
Sofer, Z., 1984. Stable carbon isotope compositions of crude oils : Application to
source depositional environments and petroleum alteration, AAPG,68.72
Waples, D.W.,1985. Geochemistry in Petroleum Exploration, International Human
Resources Development Corporation , Boston.
Zumberge, J.E., 1984. Source Rocks of the La Luna Formation (Upper Cretaceous)
in the middle Magdalena Valley, Colombia. In : Petroleum Geochemistry and
Source Rock Potential of Carbonate Rocks, (edited by Palacas, J.G.), AAPG
Studies in Geology, 18.

Anda mungkin juga menyukai