Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PEMETAAN GEOMORFOLOGI
III.1. Pengertian
Peta geomorfologi didefinisikan sebagai peta yang menggambarkan bentuk
lahan, genesa beserta proses yang mempengaruhinya dalam berbagai skala.
Berdasarkan definisi diatas maka suatu peta geomorfologi harus mencakup hal hal
sebagai berikut:
a. Peta geomorfologi menggambarkan aspek-aspek utama lahan atau terrain
disajikan dalam bentuk simbol huruf dan angka, warna, pola garis dan hal
itu tergantung pada tingkat kepentingan masing-masing aspek.
b. Peta geomorfologi memuat aspek-aspek yang dihasilkan dari sistem
survey analitik (diantaranya morfologi dan morfogenesa) dan sintetik
(diantaranya proses geomorfologi, tanah /soil, tutupan lahan).
c. Unit utama geomorfologi adalah kelompok bentuk lahan didasarkan atas
bentuk asalnya (struktural, denudasi, fluvial, marin, karts, angin dan es).
d. Skala peta merupakan perbandingan jarak peta dengan jarak sebenarnya.
Yang dinyatakan dalam angka, garis atau kedua-duanya.
Adapun informasi yang terdapat dalam peta geomorfologi berupa bentuk,
geometri, serta proses-proses yang telah maupun sedang terjadi, baik proses
endogenik maupun eksogenik. Ada sedikit perbedaan penekanan antara informasi
geomorfologi untuk sains dan informasi geomorfologi untuk terapan.
Untuk tujuan sains maka peta geomorfologi diharap mampu memberi
informasi mengenai hal-hal berikut :
a. Faktor-faktor geologi apa yang telah berpengaruh kepada pembentukan
bentang alam disuatu tempat
b. Bentuk-bentuk bentangalam apa yang telah terbentuk karenanya. Pada
umumnya hal-hal tersebut diuraikan secara deskriptif. Peta geomorfologi
yang disajikan harus dapat menunjang hal-hal tersebut diatas, demikian
pula klasifikasi yang digunakan. Gambaran peta yang menunjang ganesa
dan bentuk diutamakan.
Sedangkan untuk tujuan terapan peta geomorfologi akan lebih banyak
memberi informasi mengenai :
a. Geometri dan bentuk permukaan bumi seperti tinggi, luas, kemiringan
lereng, kerapatan sungai, dan sebagainya.
b. Proses geomorfologi yang sedang berjalan dan besaran dari proses seperti :
1) Jenis proses (pelapukan, erosi, sedimentasi, longsoran, pelarutan, dan
sebagainya)
2) Besaran dan proses tersebut (berapa luas, berapa dalam, berapa
intensitasnya, dan sebagainya)
Pada umumnya hal-hal tersebut dinyatakan secara terukur. Peta geomorfologi
yang disajikan harus menunjang hal-hal tersebut diatas, demikian pula klasifikasi
yang digunakan. Gambaran peta diutamakan yang menunjang kondisi parametris
(yang dapat diukur) serta proses-proses exsogen yang berjalan pada masa kini dan
yang akan datang.
III.2. Peta Topografi
III.2.1. Pengertian
Peta adalah bayangan rupa bumi yang digambarkan di bidang datar (bidang
gambar) dengan skala tertentu, sedangkan peta topografi adalah peta yang
memperlihatkan unsur-unsur asli dan buatan manusia di atas permukaan bumi.
Unsur-unsur tersebut dapat dikenal maupun diidentifikasi dan pada umumnya
untuk memperlihatkan keadaan yang sesungguhnya. Pengertian lain mengenai
peta topografi ada dua, yaitu:
a. Peta yang menggambarkan relief permukaan bumi beserta bangunan alami
maupun buatan manusia yang ada di atasnya.
b. Peta yang menggambarkan relief/sifat permukaan bumi yang digambarkan
dengan garis kontur.
Peta mengandung arti komunikasi. Artinya merupakan suatu signal atau
Channel antara sipengirim pesan (pembuat peta) dengan si penerima pesan
(pemakai peta). Dengan demikian peta digunakan untuk mengirim pesan berupa
informasi tetang realita dari fenomena geografi. Peta pada dasarnya adalah sebuah
data yang didesain untuk mampu menghasilkan sebuah informasi geografis
melalui proses pengorganisasian dari kolaborasi data lainnya yang berkaitan
dengan bumi untuk menganalisis, memperkirakan dan menghasilkan gambaran
kartografi. Informasi ruang mengenai bumi sangat kompleks, tetapi pada
umunmya data geografi mengandung 4 aspek penting, yaitu:
Lokasi-lokasi yang berkenaan dengan ruang, merupakan objek-objek ruang
yang khas :
a. Pada sistem koordinat (projeksi sebuah peta).
b. Atribut (ciri bahan), informasi yang menerangkan mengenai objek-objek
ruang yang diperlukan. Hubungan ruang, hubungan lojik atau kuantitatif
diantara objek-objek
c. Ruang, Waktu, merupakan waktu untuk perolehan data, data atribut dan
ruang. Pemetaan adalah suatu proses menyajikan informasi muka Bumi
yang berupa fakta, dunia nyata, baik bentuk permukaan buminya maupun
sumberdaya alamnya, berdasarkan skala peta, sistem proyeksi peta, serta
simbol-simbol dari unsur muka Bumi yang disajikan.
d. Penyajian unsur kertas serta grid atau gratikul. Diluar batas tepi daerah
peta, pada umumnya dicantumkan berbagai keterangan yang disebut tepi.
Keterangan tepi ini dicantumkan agar peta dapat dipergunakan sebaik
pemakai peta. Penyusunan dan penempatan keterangan tepi bukan
merupakan hal yang mudah, karena semua informasi yang terletak
disekitar peta harus memperlihatkan keseimbangan.
III.2.2. Bagian-bagian Peta Topografi
1. Judul Peta, diambil dari bagian terbesar wilayah yang tercantum dalam
satu sheet peta. Biasanya terletak di bagian atas peta atau di samping untuk
peta buatan badan koordinasi survai dan pemetaan nasional
(BAKOSURTANAL).
2. Legenda Peta, penjelasan dari simbul simbul yang tercantum dalam peta.
Bagian ini adalah komponen yang sangat vital karena kita akan jadi buta
dalam membaca peta jika tidak ada legendanya.
3. Skala Peta, bagian yang menunjukan ukuran dalam lembar peta dengan
medan sebenarnya. Skala ini ada dua jenis yaitu skala garis dan skala
angka. Dalam peta topografi biasanya dicantumkan keduanya. Rumus
perhitungan : jarak dimedan sebenarnya = jarak di peta x skalanya.
(Contoh : skala peta 1:25000; 1:50000; 1:100000) cara membacanya
adalah 1:25000 berarti 1 cm dalam peta adalah 25000 cm di medan
sebenarnya atau 25km.
4. Garis Koordinat, jaring-jaring dalam peta yang terdiri dari garis vertikal
dan garis horisontal. Guna garis ini adalah untuk batas perhitungan
koordinat. Koordinat peta dikenal ada dua jenis yaitu koordinat grid dan
koordinat geografis. Koordinat geografis merupakan koordinat dari
jarring-jaring bumi yang terdiri garis lintang untuk horizontal dan garis
bujur untuk vertical. Penulisanya biasanya denga koordinat geografis,
derajat, menit dan detik (Contoh : 94
0
15 114,4) biasanya disertakan L
untuk Lintang dan B untuk Bujur. Koordinat grid adalah jaring jaring
koordinat lokal yang dipakai untuk acuan pengkoordinatan dalam peta.
Biasanya hanya disebutkan dengan angka saja dan dikenal dengan
koordinat 8 angka atau 12 angka. Untuk peta w:st=on Indonesia ada 2
acuan pokok dalam koordinat ini yaitu dengan dikenal dengan sistem
UTM/UPS atau LCO masing masing dengan acuan 0
0
yang berbeda.
5. Garis Ketinggian atau biasa disebut garis kontur, Adalah garis yang
menyerupai sidik jari yang menunjukkan titik ketinggian yang sama dalam
peta. Karena merupakan tanda dari ketinggian yang sama, maka garis ini
tidak akan pernah saling memotong tapi bisa bersinggungan. Lokasi yang
lebih rendah akan melingkari lokasi yang lebih tinggi, itulah cirri garis
kontur. Atau bisa juga disebutkan garis sebelah dalam adalah lebih tinggi
dari garis sebelah luar.
Dalam peta interval atau jeda beda ketinggian antara garis kontur biasanya
di tunjukan di dekat lokasi legenda. Untuk peta skala 1:25000 interval
konturnya biasanya adalah 12,5 meter sedangkan peta skala 1:50000
biasanya interval konturnya adalah 25 meter. Terjemahannya adalah bila
interval kontur 25 meter, maka jarak antara garis kontur yang satu dengan
yang lainnya di w:st=on medan sebenarnya memiliki beda tinggi secara
vertical 25 meter. Garis kontur dengan pola huruv V atau runcing
biasanya menunjukan sebuah jurang/sungai, dan garis kontur dengan pola
U atau berpola Lengkung biasanya menunjukan sebuah punggungan dan
O merupakan puncak atau Kawah.
6. Tahun Pembuatan Peta, merupakan keterangan yang menunjukkan tahun
terakhir peta tersebut diperbaharui. Hal ini sangat penting karena kondisi
permukaan bumi bisa berubah sewaktu waktu.
7. Deklinasi, yaitu garis keterangan yang menunjukan beda Utara Peta dan
Utara Magnetik(Utara Kompas). Deklinasi ini direvisi tiap 5 tahun sekali.
Kenapa ada perbedaan antara Utara peta dan Utara sebenarnya dan Utara
Magnetik. Seperti kita ketahu Utara Bumi kita ditunjukan oleh di Kutub
Utara. Sedangkan sumbu utara magnet bumi sebenarnya ada di sebuah
kepulauan di dekat dataran Green Land. Setiap tahun karena rotasi Sumbu
bumi ini mengalami pergeseran rata-rata 0,02 detik bisa ke timur dan ke
barat. Jadi utara sebenarnya bisa ditentukan dari mengkonversi antara
utara magnetic dengan utara Peta. Biasanya akan dicantumkan di setiap
lembar peta.
Tujuh bagian diatas merupakan bagian pokok yang selalu ada dalam tiap
lembar peta. Bagian lain adalah merupakan bagian pelengkap. Yang biasanya
berisi indek peta, keterangan pembuatan peta, dan pemroduksi peta.
Gambar 74. Bagian-bagian Peta Topografi
III.2.4. Ploting
III.2.5. Langkah Kerja
III.3. Kemiringan Lereng
III.3.1. Pengertian
Pada peta topografi, kemiringan lereng dapat ditafsirkan sebagai kerapatan
kontur pada peta, semakin rapat kontur pada peta maka kemiringan lerengnya
semakin curam dan semakin renggang konturnya maka daerang pada peta tersebut
semakin landai. Hal tersebut telah berhasil diklasifikasikan oleh Van Zuidam
sesuai dengan nilai kerapatan konturnya.
Tabel 1. Klasifikasi Kemiringan Lereng
(Van Zuidam 1985)
Kelas
Lereng
Sifat-sifat proses dan kondisi
alamiah
Warna
0 2
0
(0-2 %)
Datar hingga hampir datar; tidak ada
proses denudasi yang berarti
Hijau
2 4
0
(2-7 %)
Agak miring; Gerakan tanah kecepatan
rendah, erosi lembar dan erosi alur
(sheet and rill erosion). rawan erosi
Hijau
Muda
4 8
0
(7 15 %)
Miring;sama dengan di atas, tetapi
dengan besaran yang lebih tinggi.
Sangat rawan erosi tanah.
Kuning
8 16
0
(15 -30 %)
Agak curam; Banyak terjadi gerakan
tanah, dan erosi, terutama longsoran
yang bersifat nendatan.
Jingga
16 35
0
(30 70 %)
Curam;Proses denudasional intensif,
erosi dan gerakan tanah sering terjadi.
Merah
Muda
35 55
0
(70 140
%)
Sangat curam; Batuan umumnya mulai
tersingkap, proses denudasional sangat
intensif, sudah mulai menghasilkan
endapan rombakan (koluvial)
Merah
>55
0
(>140 %)
Curam sekali, batuan tersingkap;
proses denudasional sangat kuat,
rawan jatuhan batu, tanaman jarang
tumbuh (terbatas).
Ungu
III.3.2. Langkah Kerja
Perhitungan kemiringan lereng
Untuk menghitung kemiringan lereng terdapat beberapa tahan yang perlu
dilakukan diantaranya adalah :
1. Membuat persegi berukuran 1 x 1 cm
2. Menghitung jumlah kontur yang ada di dalam persegi tersebut
3. Menghitung jarak dari kontur pertama sampai komtur terakhir di dalam 1
cm
2
4. Namun sebelumnya tentukan terlebih dahulu
5. Setelah itu gunakan rumus :
Keterangan :
B = nilai kemiringan lereng
N = jumlah kontur dalam 1 cm
2
IK = interval kontur
S = skala peta
T = jarak kontur awal ke kontur akhir
B = (N- 1 ) x IK x 100%
S x T
III.4. Penampang
III.4.1. Pengertian
Penampang geomorfologi adalah sayatan secara horizontal pada peta
topografi . yang berfungsi untuk melihat bentuk lahan dari sisi horizontal sehingga
disa di amati lekukan dan timbulan pada bagian yang di sayat sesuai dengan
ketinggian.
III.4.2. Langkah Kerja
1. Siapkan peta topografi yang akan digunakan
2. Baca skala peta
3. Hitung interval kontur
4. Tarik garis dari A ke B ,C ke D , E ke F dan seterusnya pada peta topografi
sesuaia keinginan dengan arah dari kiri ke kanan garis tersebut. Garis
tersebut harus mencangkup menegnai beberapa aspek yang ada di peta.
5. Siapkan kertas sesuai panjang garis penampang
6. Beri titik garis kecil di setiap kontur
7. Hitung nilai kontur bila kontur naik maka nilai ditambah interval kontur,
bila kontur turun maka dikurangi
8. Siapkan kertas millimeter blok
9. Letakkan hitungan garis penampang pada millimeter blok
10. Buat garus lurus horizontal sesuai panjang garis penampang pada point 1
dan geris vertikal sesuai skala
11. Beri titik sesuai ketinggian kontur pada millimeter blok
12. Taris garis pada titik-titik tersebut
13. Beri warna sesuai bentang alam
III.5. Lapangan Geomorfologi
III.5.1 Latar Belakang
Menurut Verstappen , Geomorfologi diartikan sebagai ilmu yang
mempelajari tentang bentuklahan ( landform) yang membentuk permukaan bumi,
diatas dan dibawah permukaan laut dan menekan pada cara-cara terjadinya serta
perkembangnnya dalam konteks keruangan. Dengan kata lain , geomorfologi
merupakan ilmu yang mempelajari bentuk muka bumi atau bentuk lahan, proses-
proses yang memperngaruhi genesa, hubungan dengan lingkungan dalam ruang
dan waktu. Dari definisi tersebut , dapat diketahui bahwa objek utama yang
dipelajari dalam geomorfologi adalah bentuklahan , genesa dan evolusi
perkembangan bentulahan.
Berkaitan dengan itu agar praktikan lebih mengetahui kenampakaan
langsung tentang berbagai macam bentuklahan dan bagaimana cara membuat peta
geomorfologi maka diadakan Lapangan Geomorfologi pada tanggal 18 Mei 2014.
III.5.2. Maksud dan Tujuan
Lapangan Geomorfologi ini dimadsud agar praktikan lebih paham
mengenai berbagai bentang alam yang ada disekitarnya. Dengan tujuan supaya
praktikan mengetahui cara ploting pada peta , cara membuat peta lintasan dan
membuat peta geomorfologi.
III.5.3. Alat dan Bahan
a) Perlengkapan Individu :
1) Kertas HVS A4, digunakan untuk mencatat selama fieldtrip yang
bersifat sementara
2) Clip board, digunakan untuk alas menulis
3) Peta topografi, digunakan untuk plotting lokasi dan memberi
gambarkan morfologi di stasiun pengamatan
4) Alat tulis, digunakan untuk mendeskripsikan dan mensketsa
fenomena-fenomena geologi yang ditemui di lapangan
5) Penggaris satu set digunkan untuk membantu dalam ploting lokasi.
6) Pensil warna digunakan untuk memberi tanda bentang alam apa
saja yang ada dan di gunakan dan untuk menandai lintasan yang
dilalui.
b) Perlengkapan Kelompok :
1) Kompas Geologi, digunakan untuk menentukan arah , mengukur
slope dan mengukur strike dip.
2) Palu Geologi, digunakan untuk mengambil sampel batuan dan
memecahkan batuan yang cukup besar
3) Lup, digunakan untuk memperbesar ukuran sampel yang terlalu
kecil apabila diamati dengan mata telanjang
4) Kamera, digunakan untuk mengambil gambar pada lokasi
pengamatan maupun sampel batuan.
5) Plastik Sampel, digunakan untuk membawa sampel yang sudah
diambil dari lapangan
6) Larutan HCl, digunakan untuk menguji batuan yang mengandung
karbonat
7) Spidol Marker, digunakan untuk memberi nama plastik sampel
III.5.4. Waktu, Lokasi dan Kesampaian Daerah
Waktu : Minggu , 18 Mei 2014
Lokasi :
1. LP 1 : Desa Kasinan, kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, Provinsi
DI.Yogyakarta. Dengan koordinat S 07
0
5938 dan E 110
0
1939.
Ditempuh dalam waktu kira-kira 45 menit dari Kampus I IST AKPRIND
Yogyakarta dengan menggunakan bus.
2. LP 2 : Desa Girijati, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunung Kidul,
Provinsi DI.Yogyakarta. Dengan koordinat S 08
0
0020 dan E
110
0
2024. Ditempuh kira-kira 10 menit dari LP 1 dengan menggunakan
bus.
3. LP 3 : Parang Kusumo, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, Provinsi
DI.Yogyakarta. Dengan koordinat S 08
0
0113 dan E 110
0
1930.
Ditempuh kira-kira 10 menit dari LP 2 dengan menggunakan bus.
4. LP 4 : Parang Kusumo, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, Provinsi
DI.Yogyakarta. Dengan koordinat S 08
0
0104 dan E 110
0
1903.
Ditempuh kira-kira 5 menit dari LP 3 menggunakan bus.
III.5.5. Diskripsi
1. LP 1:
a. Waktu : 10.15
b. Cuaca : Cerah
c. Morfologi : Perbukitan berlereng curam ( 40 ) dengan Bentang alam
struktural.
d. Vegetasi : Sedang , dengan dominan pohon jati
e. Litologi : Berupa batuan karbonat ( batugamping klastik ) berwarna segar
putih susu sedangkan warna lapuk coklat kekuningan, bertekstur Rudite
pada ukuran butirnya , berstruktur masif , komposisi mineralnya berupa
karbonat. Batuan ini terbentuk di daerah laut yang sudah tertransport dan
terangkat ke permukaan akibat gaya tektonik. Nama batuan ini adalag
Batugamping Karbonat atau Batugamping Terumbu
2. LP 2 :
a. Waktu : 13.40
b. Cuaca : Cerah
c. Morfologi : Perbukitan terkikis dengan bentang alam denudasional.
d. Vegetasi : Sedang dengan dominan pohon jati.
e. Litologi : Berupa batuan karbonat ( batugamping klastik ) berwarna segar
putih susu sedangkan warna lapuk coklat kekuningan, bertekstur Rudite
pada ukuran butirnya , berstruktur masif , komposisi mineralnya berupa
karbonat. Batuan ini terbentuk di daerah laut yang sudah tertransport dan
terangkat ke permukaan akibat gaya tektonik. Nama batuan ini adalag
Batugamping Karbonat atau Batugamping Terumbu.
3. LP 3 :
a. Waktu : 14.45
b. Cuaca : Cerah
c. Morfologi : Dataran Rendah dengan bentang alam vulkanik (Intrusi
Dike)
d. Vegetasi : Jarang dengan dominan pohon kelapa
e. Litologi : Berupa batuan beku dengan warna segar hitam
kecoklatan dan warna lapuk hitam keabu-abuan, berstruktur masif,
bertekstur hipokristalin pada derajat kristalisasinya, bergranularitas
porfiroafanitik, bentuk kristal anhedral , berelasi equigranular.
Dengan komposisi mineral plagioklas, biotit dan piroksin. Batuan
ini merupakan bagian dari intrusi (dike) magma. Nama batuannya
adalah Andesit Basaltik.
4. LP 4 :
a. Waktu : 16.34
b. Cuaca : Cerah
c. Morfologi : Gumuk pasir yaitu transversal dunes, longitudinal
dunes, barchan dunes, parabolic dunes dan merupak bentang alam
Eolian
d. Litologi : Material lepas pasir yang terbawa oleh angin dan
terakumulasi di daerah Parangkusumo.