DI KAMPUNG. CIIRATEUN RT 01/RW 10 DESA. MEKARJAYA KECAMATAN ARJASARI KABUPATEN BANDUNG
1. Pengkajian A. Data Umum 1. Nama Kepala Keluarga : Tn. D 2. Umur : 68 tahun 3. Pendidikan Terakhir : SD 4. Pekerjaan : Buruh tani 5. Alamat : Kp. Ciirateun Rt. 01/Rw 10 Desa Mekarjaya Kec. Arjasari Kabupaten Bandung 6. Tanggal Pengkajian : 24 September 2014 7. Komposisi Anggota Keluarga :
No Nama Hub. Keluarga L /P Umur Pendi dikan Pekerjaan Agam a Keadaan Kesehtan Imunis asi/KB 1. Dayat suami L 68 thn SD Buruh tani Islam Magh, rheumatik - 2. Amah Istri P 60 thn SD Buruh tani Islam Magh, rheumatik - 3. Syifa Anak-1 P 14 thn SMP Pelajar Islam Magh -
2
Genogram
Keterangan : : Laki laki
: Perempuan
: Penderita (Ny.A)
: keluarga yang memiliki penyakit yang sama (rheumatik)
: meninggal
8. Tipe / Bentuk Keluarga Keluarga ini termasuk keluarga dengan tipe keluarga usia lanjut, dimana dalam satu keluarga terdiri dari suami, istri, yang berusia lanjut beserta seorang cucu.
9. Suku / Bangsa 3
Keluarga Tn. D merupakan keluarga suku Sunda, bahasa yang digunakan sehari-hari Bahasa Sunda, tidak ada kebiasaan keluarga yang dipengaruhi oleh suku yang dapat mempengaruhi kesehatannya.
10. Agama Keluarga Tn. A beragama islam dan seluruh anggota keluarganya melaksanakan sholat lima waktu. Tn. D selalu mengikuti pengajian rutin setiap minggunya, tetapi Ny.A jarang sekali mengikuti pengajian dengan alasan malas, cukup mengaji saja di rumah.
11. Status Sosial Ekonomi Keluarga Kegiatan Tn. D dan Ny. A adalah bekerja sebagai buruh tani, bekerja di mulai pukul 07.0019.00 WIB. Penghasilannya tidak menentu tergantung dari musim panen dengan hasil Rp. 1400.000/4 bulan. Keluarga mengakui bahwa penghasilan yang didapat terkadang tidak mencukupi kebutuhan keluarga, seperti membiayai cucunya sekolah. maka Ny.A bekerja serabutan untuk menutupi kebutuhan keluarganya yang kurang. Keluarga tidak mempunyai tabungan khusus untuk kesehatan, melainkan keluarga mempunyai tabungan lain yaitu koperasi PNPM yang diadakan oleh kader RW 10.
12. Aktivitas Keluarga Keluarga selalu menghabiskan waktunya dengan bekerja, sehingga Tn.D khususnya kurang memperhatikan pola makan, sehingga menyebabkan penyakit magh nya sering kambuh. Selain itu keluarga jarang pergi ke tempat rekreasi secara bersama. Kebiasaan kumpul bersama biasanya dilakukan keluarga di malam hari.
B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga 1. Tahap Perkembangan Keluarga saat ini 4
Tahapan perkembangan keluarga Tn.D termasuk ke dalam tahapan ke VII yaitu manyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan, mempertahankan hubungan yang sangat memuaskan dan penuh arti para orangtua dan lansia, memperkokkoh hubungan perkawinan, menjaga keintiman, merencanakan kegiatan yang akan datang, memperhatikan kesehatan masing masing pasangan, tetap menjaga komunikasi dengan anakanak dan cucu.
2. Tugas Perkembangan yang belum terpenuhi Dengan usia yang sudah lanjut Tn. D berharap dan mampu menyekolahkan cucunya hingga perguruan tinggi dan bekerja sesuai dengan kemampuan dan keahliannya, meskipun dengan keterbatasan fisik dan masalah ekonomi. Selain itu keluarga Tn.D Ingin merenovasi rumah, yang sampai sekarang belum dapat diwujudkan.
3. Riwayat Keluarga Inti Tn. D dan Ny. A menikah sudah 9 tahun yang lalu, ini merupakan suami yang ke 2 dan istri yang ke 6 dari Tn. A. Penyakit yang di derita oleh orang tua dan saudara dari keduanya tidak mempunyai penyakit yang serius seperti penyakit hipertensi melainkan mempunyai riwayat penyakit keturunan yaitu rheumatik dari keluarga Ny.A.
4. Riwayat keluarga sebelumnya Keluarga Ny.A memiliki riwayat penyakit rheumatik.
C. Pengkajian Lingkungan . 1. Karakteristik Rumah Rumah yang dihuni keluarga Tn. D merupakan rumah milik pribadi dengan luas 85 m 2 , berjenis tidak permanen (panggung), lantai rumah berjenis papan, tanpa memiliki ventilisasi dan 5
pencahayaan sinar matahari kurang masuk ke dalam rumah. Setiap ruangan memiliki jendela berjenis paten (tidak bisa dibuka). Ruangan terdiri dari 1 kamar tidur, ruang tengah, dapur, kamar mandi, WC. Jarak dengan septic tank >10 meter, kondisi WC kurang bersih dengan model WC leher angsa. Keluarga tidak mempunyai halaman rumah, sampah keluarga diletakkan ditempat sampah dengan terbuka kemusian setelah terkumpul lalu dibakar. Kebersihan rumah cukup, air minum sehari-hari diperoleh dari mata air, ditampung di bak dengan kondisi terbuka, pengurasan dilakukan setiap 1 minggu sekali dengan kondisi air tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna.
Gambar Denah Rumah
11
2. Karakteristik Tetangga dan Komunitas Keluarga Tn. D tinggal di lingkungan yang berpenduduk padat, mayoritas penduduknya bersuku Sunda. Lingkungan tetangga sangat akrab dan saling menolong bila ada kesusahan. Tn. D merupakan Ketua RT 01, selalu aktif dan berpartisipasi dalam kegiatan di masyarakat.
3. Mobilitas dan Geografi Keluarga
5 m 2
RUANGAN KAMAR RUANG.TENGAH WC DAPUR pintu 8 m 2
j e n d e l a
6
Keluarga Tn. D sudah lama tinggal di rumah ini. Rumah Tn. D berada 50 meter dari jalan raya, jenis kendaraan yang dipakai biasanya angkot.
4. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat Ny. A kurang aktif mengikuti perkumpulan, seperti pengajian dan senam yang biasa diadakan di Rw 10 dengan alasan malas. Keluarga sering berkumpul pada saat malam hari saja.
5. Sistem Pendukung Keluarga Keluarga Tn. D bila ada masalah keluarga termasuk masalah keuangan dan masalah kesehatan, biasanya dibantu oleh keluarga yang lain dengan meminjam uang untuk keperluan berobat dan lainnya.
D. Struktur Keluarga 1. Pola dan Proses Komunikasi Interaksi dalam keluarga paling sering dilakukan pada malam hari, pola komunikasi keluarga tertutup, apabila ada masalah keluarga biasanya keduanya jarang berdiskusi untuk menyelesaikan masalah yang sedamng dihadapi.
2. Struktur Kekuatan Keluarga Tn D saling menghargai, membantu dan mendukung satu dengan yang lainnya, respon keluarga bila ada anggota keluarga yang bermasalah jarang untuk mencari jalan keluarnya secara bersama-sama. Bila ada anggota keluarga yang sakit, diusahakan untuk berobat dan mendapatkan perawatan semampu keluarga sampai membaik.
3. Struktur Peran 7
seluruh anggota keluarga mengetahui perannya masing-masing, seperti Tn. D sebagai kepala keluarga sebagai pencari nafkah dan bertanggung jawab terhadap masalah keluarga yang di hadapinya baik masalah kesehatan atau masalah yang lainnya khususnya masalah penyakit yang terjadi pada anggota keluarganya. Ny.A sebagai pengasuh dan pengatur rumah tangga. dan An. S sebagai anak sekolah, tampak pendiam dan tertutup, tidak pernah melakukan kegiatan yang merugikan keluarga dan orang lain, berperan membantu kegiatan sehari-hari keluarga seperti menyetrika, membersihkan rumah.
4. Nilai nilai dan norma budaya keluarga menerapkan nilai-nilai agama pada setiap anggota keluarga seperti mengaji, sholat dan berpuasa. Bila akan pulang terlambat harus memberitahu dulu kepada orang tua, saat magrib harus sudah ada di rumah. An. S jarang bermain dengan tetangga rumahnya.
E. Fungsi fungsi keluarga 1. Fungsi afektif Respon keluarga sangat bangga bila cucunya berhasil dan keluarga sangat sedih bila ada anggota keluarga yang meninggal, sakit atau kehilangan.
2. Fungsi Sosialisasi hubungan antar anggota keluarga sangat harmonis , dan hubungan antara anggota keluarga dengan tetangga/lingkungan baik-baik saja. Tetapi Ny. A dan An. S memang jarang keluar rumah dengan alasan malas dan An. S memilih untuk menghabiskan waktu dengan belajar.
3. Fungsi Perawatan dan Kesehatan : 8
a. Kemampuan mengenal masalah kesehatan : Keluarga Tn. D kurang mengetahui tentang penyakit yang sering dirasakan yaitu magh dan rheumatik, jadi tidak terlalu mengkhawatirkan keluhan yang sering dirasakan. b. Kemampuan mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan : Keluarga Tn. D sering mengeluhkan nyeri magh yang terkadang sulit untuk dipulihkan, selain itu pegal-pegal yang sering dirasakan oleh Ny. A selalu dibiarkan karena Ny. A mengakui bahwa dirinya kurang mengetahui masalah penyakitnya. Sedangkan Tn. D selalu mengatasi masalah penyakitnya dengan ramuan herbal yaitu dengan cara merebus putri malu, akar jambe, akar kawung, akar eurih, dan akar antana. Dan Tn. D menganggap setelah meminum ramuan herbal tersebut mersa dirinya sehat dibandingkan dengan memeriksakan kesehatannya ke puskesmas atau posbindu. c. Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit, Jika ada keluarga yang sakit, hal pertama yang dilakukan adalah membeli obat diwarung, apabila masalah kesehatannya sudah semakin parah pihak keluarga akan membawanya ke Puskesmas terdekat terdekat agar cepat dilakukan penangan yang lebih intensif. d. Kemampuan keluarga memelihara/ memodifikasi lingkungan rumah yang sehat : Keluarga mengatakan selalu membersihkan rumahnya, mengumpulkan sampah kemudian dibakar. Tetapi An.S mengeluhkan merasa terganggu dan terkadang mengeluh sesak jika Tn.D selalu merokok. e. Kemampuan menggunakan fasilitas kesehatan yang terdapat lingkungan setempat Keluarga Tn. D. Jarang melakukan pelayanan pengobatan di posbindu. 9
F. Koping Keluarga 1. Stressor Keluarga Jangka Pendek Stressor jangka pendek yang dirasakan Tn.D bersumber pada masalah keuangan keluarga seperti biaya sekolah cucunya yang masih sekolah di SMP, dan kebutuhan keluarga. Tetapi kondisi ini tidak sampai mengganggu aktivitas sehari-hari keluarga. Sedangkan stressor jangka panjang yang dialami keluarga Tn. D adalah merasa cemas apabila Tn. D dan Ny. A sudah tidak ada, cucunya akan tinggal dan biaya hidupnya setelah mereka tidak ada.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah Upaya keluarga Tn. D dalam mengatasi stress biasanya dengan cara menyibukan diri dengan berbagai kegiatan, pasrah dan memperbanyak berdoa dan melaksanakan sholat 5 waktu. Tetapi, selain itu Tn. D selalu mengalah apabila ada hal yang akan berdampak pada keributan.
3. Strategi koping yang digunakan Jika tidak menemukan jalan keluar, biasanya keluarga berkomunikasi dengan saudara-saudaranya untuk mengurangi beban yang dideritanya.
4. Strategi adaptasi disfungsional Dari hasil pengkajian, tidak didapatkan adanya cara-cara keluarga dalam mengatasi masalah secara maladaptif. .
G. Harapan Keluarga terhadap Asuhan Keperawatan Keluarga Keluarga berharap agar asuhan keperawatan keluarga dilakukan secara teratur agar keluarga mengetahui tentang penyakit rheumatic dan magh.
10
Pemeriksaan Fisik Individu No Aspek yang dinilai Tn. D Ny. A An. S 1 Tanda Vital Keadaan Umum Baik Lemas lemas Kesadaran Compos Mentis Compos Mentis Compos mentis Tekanan Darah Nadi Respirasi 120/80 mmHg 86x/menit 22x/menit 130/90 mmHg 72/mnt 24x/mnt 100/60 mmHg 74x/mnt 20x/mnt 2 Pemeriksaan fisik Rambut/kepala Bersih bersih bersih Mmata,telinga,mulut, hidung,tenggorokan Dapat membaca, tetapi memakai kaca mata, telinga bersih, pendengaran tidak ada gangguan, terdapat caries gigi, Dapat membaca, tidak memakai kacamata, telinga bersih, pendengaran tidak ada gangguan, caries tidak ada, Penglihatan jelas, pendengaran masih bagus, tidak ada caries Leher Tak ada kaku leher, tak ada pembesaran kelenjar, tak ada pembesaran vena jugularis Tak ada kaku leher, tak ada pembesaran kelenjar, tak ada pembesaran vena jugularis Tak ada kaku leher, terdapat pembesaran kelenjar, tak ada pembesaran vena jugularis Thorax Dada simetris, tulang iga tampak jelas, bunyi jantung normal, suara Dada simetris, tulang iga tampak jelas, bunyi jantung normal, suara nafas Dada simetris, tulang iga tampak jelas, bunyi jantung normal, suara nafas vesicular 11
nafas vesicular vesicular Abdomen Tampak simetris, mendatar, terdapat nyeri tekan, tak teraba benjolan, bising usus 7/menit. Tampak simetris, mendatar, terdapat nyeri tekan, tak teraba benjolan, bising usus 6/menit Tampak simetris, mendatar, terdapat nyeri tekan, tak teraba benjolan, bising usus 5/menit Ekstremitas atas dan bawah Tidak ada kelainan pergerakan, tidak ada kekakuan sendi, Nyeri bagian kaki, tangan, kesemutan Tidak ada keluhan
II. ANALISA DATA No DATA PENYEBAB MASALAH 1. Data Subjektif Ny. A mengeluh nyeri di daerah pergelangan kaki dan jari-jari kedua tangannya. Ny. A mengeluh kesemutan pada jari-jari kedua tangan dan kakinya. Ny. A mengatakan nyeri terasa seperti dikerumuni semut. Skala nyeri = 4 (dari 0-10) Ny. A mengatakan tidak tahu pengertian, penyebab, cara pencegahan dan perawatan rhematik. Ny. A mengatakan jika merasa Ketidaktahuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan anggota keluarga dengan Rhematik. Gangguan rasa nyaman : nyeri pada Ny. A 12
nyeri hanya membiarkan saja tanpa diobati Ny. A mengatakan tidak tahu obat apa yang bisa digunakan untuk rhematik. DO: Ny. A tampak memijat-mijat ruas jari-jari tangannya. Ny. A terlihat bingung saat di berikan pertanyaan mengenai rhematik. Ny. A selalu mengulang-ulang pertanyaan yang sama 2. Data Subjektif Tn. D mengeluh nyeri ulu hati Nyeri dirasakan perih dengan skala 6 (0-10) Tn. D sering merasa mual dan tidak nafsu makan Keluarga Tn. D mengakui kurang mengetahui penyakit yang dideritanya
Data Objektif TD : 140/90 mmHg Nadi : 87x/menit RR : 22x/menit Suhu : 36,5C
3 Data Su
13
14
15
III. PRIORITAS MASALAH Masalah ke 1 No Kriteria Nilai Bobot Perhitungan Rasional 1 Sifat masalah Skala : Tidak/Kurang sehat Ancaman kesehatan Keadaan sejahtera
3 2 1 1 3/3 x 1 = 1 Keluarga Tn.D mengatakan Ny.R suka mengeluh sakit kaki bagian kanan bawah
2 Kemungkinan masalah dapat di ubah Skala : Dengan mudah Hanya sebagian Tidak dapat
2 1 0 2 1/2 x 2 = 1 Keluarga mengatakan bahwa Ny.R tidak mau menggerakan anggota tubuhnya (mika-miki) dengan alasan malas 3 Potensi masalah untuk dicegah Skala : Tinggi Cukup
3 2 1 3/3 x 1 = 1 Keluarga mengatakan Ny. R perlu dibantu untuk memenuhi kebutuhannya 16
Rendah 1 4 Menonjol masalah Skala : Masalah berat harus ditangani Ada masalah tapi tidak perlu segera ditangani Masalah tidak dirasakan
2
1
0 1 2/2 x 1 = 1 Keluarga Tn.D mengatakan bagian kaki kanan bawah Ny.R bengkak dan terasa nyeri.
Skor 4 Masalah ke 2 No Kriteria Nilai Bobot Perhitungan Rasional 1 Sifat masalah Skala : Tidak/Kurang sehat Ancaman kesehatan Keadaan sejahtera
3 2 1 1 3/3 x 1 = 1 Keluarga mengatakan bahwa tidak terlalu banyak mengetahui tentang penyakit strokeyang di derita Ny.R.
2 Kemungkinan masalah dapat di ubah Skala : Dengan mudah Hanya sebagian Tidak dapat
2 1 0 2 1/2 x 2 = 1 Keluarga mengatakan bahwa Ny.R tidak mau menggerakan anggota tubuhnya (mika-miki) dengan alasan malas
3 Potensi masalah untuk dicegah Skala :
1 2/3 x 1 = 0,67 Keluarga mengatakan belum terlalu paham mengenai stroke. 17
Tinggi Cukup Rendah 3 2 1 4 Menonjol masalah Skala : Masalah berat harus ditangani Ada masalah tapi tidak perlu segera ditangani Masalah tidak dirasakan
2
1
0 1 2/2 x 1 = 1 Keluarga Ny. R mengatakan pasrah dengan penyakit yang diderita Ny.R karena keluarganya sudah berusaha berobat. Skor 3,67
IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN
V. PERENCANAAN KEPERAWATAN N o DX Tujuan Evaluasi Intervensi Umum Khusus Kriteri a Standar 1 Dx 1 Setelah dilakukan penkes selama 5 hari keluarga mengetahui Setelah dilakukan kunjungan selama 4x45 Respon verbal 1. Menyebu tkan pengertian stroke 2. Keluarga 1. Diskusikan dengan keluarga mengenai pengertian stroke 2. Diskusikan No Diagnosa Keperawatan 1. 2. Nyeri berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga mengenal penyakit stroke Intoleransi aktivitas berhubungan dengan Ketidakmaupuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit 18
tentang penyakit stroke yang di derita oleh Ny.R menit diharapka n keluarga mampu mengenal masalah yang terjadi di keluarga dan mengetahu i informasi kesehatan.
dapat menyebutkan penyebab dari stroke 3. Keluarga dapat menyebutkan tanda dan gejala terjadinya stroke 4. Keluarga dapat menyebutkan bagaimana cara perawatan pada penderita stroke 5. Mmenge tahui cara pencegahan stroke 6. menyebu tkan dampak terjadinya stroke bersama keluarga mengenai penyebab stroke 3. Diskusikan bersma keluarga mengenai tanda dan gejala stroke 4. Diskusikan bersama keluarga mengenai bagaimana cara perawatan stroke 5. Diskusikan bersama keluarga mengenai pencegahan stroke 6.lakukan penyuluhan tentang stroke 2 Dx 2 Setelah dilakukan kunjungan selama 1 bulan diharapkan keluarga mampu Setelah dilakukan kunjungan selama 4x45 menit Respon verbal
1. Keluarga mengetahui ROM pasif dan aktif 2. Keluarga mengetahui 1. diskusikan dengan keluarga mengenai ROM pasif dan aktif 2. diskusikan dengan keluarga cara 19
merawat anggota keluarga yang sakit diharapka n keluarga mampu merawat anggota keluargan ya secara mandiri
Respon Afektif cara mobilisasi pasif 3. Keluarga mengetahui manfaat dari mobilisasi
Keluarga mau membantu Ny. R untuk melakukan mobilisasi secara pasif
melakukan mobilisasi 3. diskusikan dengan keluarga manfaat dari mobilisasi
motivasi keluarga untuk melakukan mobilisasi pada Ny. R demonstrasikan cara mobilisasi pasif
VI. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI No Dx Implementasi Evaluasi Dx 1 27 Juni 2012, 10 :00 Mendiskusikan dengan keluarga mengenai pengertian stroke Mendiskusikan bersama keluarga mengenai penyebab stroke Mendiskusikan bersama keluarga mengenai tanda dan gejala stroke Mendiskusikan bersama keluarga mengenai bagaimana S : Keluarga dapat menyimpulkan kembali hasil dari diskusi mengenai pengertian, penyebab, tanda gejala, pencegahan dan pengobatan dari Stroke O : Keluarga tidak nampak kebingungan lagi ketika membahas mengenai stroke A : Masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan intervensi berikutnya yaitu memberikan 20
cara mencegah stroke Mendiskusikan bersama keluarga mengenai penanganan/perawatan stroke penyuluhan mengenai Stroke Dx 2 29 Juni 2012, 14:15 diskusikan dengan keluarga mengenai ROM pasif dan aktif diskusikan dengan keluarga cara melakukan mobilisasi diskusikan dengan keluarga manfaat dari mobilisasi motivasi keluarga untuk melakukan mobilisasi pada Ny. R S : Keluarga dapat menjelaskan ROM pasif dan aktif serta cara melakukannya. O : keluarga masih nampak kebingungan dan akan terus mencoba melatih ny.R A : Masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi
VII. CATATAN PERKEMBANGAN VIII. No. Dx Hari/Tanggal Catatan Perkembangan Dx 1 Rabu 27 Juni 2012 Keluarga mampu menyebutkan pengertian dari stroke Keluarga mampu menyebutkan penyebab dan tanda gejala stroke Keluarga mampu menjelaskan cara pengobatan stroke Dx 2 Jumat 29 Juni 2012 Keluarga dapat mendiskusikan dengan baik mengenai ROM aktif pasif Keluarga 21