Anda di halaman 1dari 10

ISBN No.

978-979-18342-0-9 D-10
ANALISA PEMILIHAN LOKASI PEMBANGUNAN PASAR BARU
DI KECAMATAN MUARADUA KABUPATEN OKU SELATAN

Yusrinawati
Mahasiswa Magister Manajemen Aset FTSP ITS
Email: yusri47@yahoo.com

Retno Indryani
Eko Budi Santoso
Dosen Pembina Magister Manajemen Aset FTSP ITS


ABSTRAK
Dalam rangka menampung aktifitas perdagangan di Kecamatan Muaradua
sebagai Ibu kota kabupaten, Pemerintah kabupaten merencanakan akan
merelokasi pasar dengan membangun pasar baru yang bersekala regional di
Kecamatan Muaradua. Dalam perencanaan pembangunan tersebut, terdapat 3
lokasi yang akan dipilih yaitu Desa Batu Belang, Desa Sumber Jaya, Desa Bumi
Agung. Tujuan penelitian ini adalah untuk memilih lokasi yang terbaik untuk
pembangunan pasar baru tersebut. Methode yang dipergunakan adalah
Analytical Hyerarchi Process (AHP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kriteria teknik adalah kriteria terpenting dalam penentuan lokasi pembangunan
pasar. Urutan prioritas pemilihan lokasi adalah : Desa Batu Belang dengan bobot
0,5128 , Desa Sumber Jaya dengan bobot 0, 2538 dan Desa Bumi Agung dengan
Bobot 0,2334.

Kata kunci: AHP, Pembangunan Pasar, Penentuan Lokasi

1. PENDAHULUAN
Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan
merupakan salah satu kabupaten yang baru
dimekarkan di Propinsi Sumatera Selatan
berdasarkan Undang-Undang Nomor 37
tahun 2003 pada bulan Juli th 2003 dengan
Muaradua sebagai ibukota kabupaten.
Dengan dijadikannya ibukota kabupaten,
Muaradua menjadi pusat pemerintahan.
Selain itu, Muaradua juga merupakan pusat
kegiatan perdagangan barang dan jasa dan
pusat pelayanan ekonomi yang bersekala
regional. Pasar sebagai salah satu tempat
aktifitas ekonomi yang ada di Muaradua,
sudah tidak mampu lagi menampung
aktifitas perdagangan. Oleh karena itu
pemerintah Kabupaten OKU Selatan
mengeluarkan kebijakan untuk membangun
pasar baru pada lokasi lain dan pasar yang
lama akan ditutup. Hal ini dikarenakan pada
lokasi pasar yang lama tidak memungkinkan
untuk melakukan pengembangan karena luas
lahan tidak cukup untuk menampung
bangunan pasar dan fasilitasnya. Ada tiga
alternatif lokasi yang dapat diajadikan
sebagai lahan untuk pembangunan pasar
baru tersebut. Ketiga lokasi tersebut berada
pada wilayah pengembangan B dan C dan
merupakan wilayah yang menjadi pusat
kegiatan perdagangan barang dan jasa yang
berskala regional. Lokasi tersebut terletak
di desa Batu Belang, Sumber Jaya dan Bumi
Agung. Penelitian ini bertujuan untuk
memilih lokasi terbaik dari ketiga lokasi
tersebut.

2. KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penentuan Lokasi Pasar
Badan Pembinaan Perdagangan Dalam
Negeri dalam Anwar (2001) menyatakan
bahwa untuk menetapkan lokasi
pembangunan pasar tradisional harus
memperhatikan letak strategis,luas lahan
yang dapat menampung bangunan dan
fasilitas, mudahnya komunikasi dan
transportasi, bukan lokasi banjir serta sesuai
dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
setempat. Disamping hal tersebut dalam
penyediaan lahan untuk lokasi pasar perlu
memperhatikan mengenai:
Analisa Pemilihan Lokasi Pembangunan Pasar Baru
Di Kecamatan Muaradua Kabupaten Oku Selatan
ISBN No. 978-979-18342-0-9 D-11
a. Adanya embrio
Adanya pedagang dan pembeli
Adanya kegiatan jual beli
(perdagangan)
Ada barang yang diperdagangkan
Belum ada wujud fisik pasar
b. Penyediaan lahan
Swadaya masyarakat
Dibeli dengan dana APBD
Kabupaten/Kota, APBD Propinsi atau
APBN (dana pusat)
c. Status lahan
Tidak dalam sengketa
Tidak sedang dalam jaminan atau
penyitaan
Sudah ada ketetapan hukum
Duncan dan Hollander, dalam Desmianti
(2004), mengemukakan bahwa hal-hal yang
harus diperhatikan dalam penentuan lokasi
pasar adalah :
- Populasi yang terdapat pada daerah
perdagangan, meliputi komposisi dan
pertumbuhannya
- Perkembangan kota yang dapat diukur
dari perubahan sosial ekonomi
- Kebiasaan belanja penduduk
- Daya beli penduduk yang dapat dilihat
dari jumlah tenaga kerja, jenis
pekerjaan, tingkat pendapatan dan
jumlah tabungan yang dimiliki
- Perbedaan status sosial yang dapat
dilihat dari tipe rumah, kepemilikan
rumah, tingkat pendidikan dan jumlah
kepemilikan kendaraan
- Jumlah, luas , tipe dan lokasi pasar
lama
- Aksesibilitas berupa fasilitas
transportasi umum, kedekatan dengan
konsumen potensial yang dapat berupa
daerah perumahan dan perkantoran
- Kondisi fisik lahan, dapat dilihat dari
tofografi, kondisi geologis, rawan
bencana dan sebagainya
Chiara dan Koppelman (1997)
mengemukakan bahwa kriteria yang harus
dipenuhi dalam menentukan lokasi suatu
pusat perbelanjaan adalah :
1. Kedekatan terhadap pangsa pasar
2. Kedekatan terhadap bahan baku
3. Ketersediaan tenaga listrik dan air
4. Ketersediaan modal
5. Iklim
6. Adanya perlindungan terhadap bahaya
kebakaran, perlindungan polisi dan
pelayanan kesehatan
7. Terdapatnya perumahan /permukiman
penduduk
8. Sikap masyarakat
9. Peraturan setempat
10. Pertumbuhan kota di masa yang akan
datang
Lokasi pasar merupakan faktor yang
penting/berpengaruh terhadap
keberhasilan pengembangan pasar tersebut
dan menurut pendapat David Dewar
Vanessa W (1990), pada skala kota ada
Tiga faktor yang mempengaruhi pemilihan
lokasi pasar, yaitu sebagai berikut :
1. Location of generator of population
movement (lokasi yang menimbulkan
pergerakan populasi/orang).
2. Sources of supply (sumber persediaan
barang yang diperjual belikan)
3. Location of consumers (lokasi yang
berada dekat dengan pembeli)
2.2. Analisa Multi Kriteria
Analisa multi kriteria adalah analisa yang
dipakai untuk menentukan pilihan dengan
menggunakan metode penilaian dan
pembobotan terhadap beberapa kriteria
yang mempengaruhi pengambil keputusan
dalam membuat keputusan. Salah satu
analisa multi kriteria yang sering dipakai
adalah Analytical Hierarchy Process (AHP)
yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty.
Proses penyelesaian masalah dengan
AHP :
a. Mengidentifikasi masalah dan
menentukan solusi yang diinginkan
b. Membuat struktur hierarki yang diawali
dengan tujuan umum, dilanjutkan
dengan sub-sub tujuan, kriteria dan
kemungkinan alternatif-alternatif pada
tingkatan kriteria paling bawah
c. Membuat matrik perbandingan
berpasangan yang menggambarkan
kontribusi relatif atau pengaruh setiap
elemen terhadap masing-masing tujuan
/ kriteria yang setingkat di atasnya.
Perbandingan dilakukan berdasarkan
judgement dari pengambil keputusan
dengan menilai tingkat kepentingan
suatu elemen dibandingkan elemen
lainnya.
Yusrinawati, Retno Indryani, Eko Budi Santoso
ISBN No. 978-979-18342-0-9 D-12
d. Melakukan perbandingan berpasangan
hingga diperoleh judgment seluruhnya
sebanyak n x [(n-1)/2] buah, dengan n
adalah banyak elemen yang
dibandingkan.
e. Menghitung nilai eigen dan menguji
konsistensinya. Jika tidak konsisten,
maka pengambilan data diulangi.
f. Mengulangi langkah 3,4,5 untuk seluruh
tingkat hirarki
g. Menghitung vektor eigen dari setiap
matrik perbandingan berpasangan. Nilai
faktor eigen merupakan bobot setiap
elemen, langkah ini untuk mensistensi
judgment dalam penentuan prioritas
elemen pada tingkat hirarki terendah
sampai mencapai tujuan
h. Memeriksa konsistensi hirarki. Jika
nilainya lebih dari 10 persen maka
penilaian data judgment harus
diperbaiki
3. METODA PENELITIAN
3.1. Responden Penelitian
Responden dalam penelitian ini ditentukan
dari instansi pemerintah kabupaten OKU
Selatan yang terkait dengan masalah
penentuan alternatif lokasi pembangunan
pasar baru di kecamatan Muaradua
Kabupaten OKU Selatan.Responden dari
instansi tersebut ada 7 orang yaitu :
1. Sekretaris Daerah
2. Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah
3. Kepala Dinas Kebersihan keindahan dan
Pertamanan
4. Kepala Dinas Pekerjaan Umum
5. Kepala Dinas Pendapatan Daerah
6. Kepala Bagian Perekonomian
7. Camat Muaradua

3.2. Teknik Pengambilan sampel
Teknik Pengambilan sampel yang dilakukan
dalam penelitian ini menggunakan Purposive
Sampling. Pengambilan elemen yang
dimasukkan dalam sampel dilakukan secara
sengaja dengan catatan sampel harus
mewakili populasi. Purposive sampling
disebut juga judgment sampling, dimana
pemilihan subjek didasarkan atas ciri-ciri
atau sifat tertentu yang dipandang
mempunyai sangkut paut erat dengan ciri-
ciri populasi yang sudah diketahui.

3.3. Metoda Analisa
Untuk melakukan pemilihan lokasi
pembangunan pasar, menggunakan Analisa
Hyerarchy Process (AHP).Faktor yang
berpengaruh dalam penentuan lokasi
pembangunan pasar dijadikan sebagai sub
kriteria. Ada tiga Kriteria yang ditentukan
dalam penelitian ini yaitu : Kriteria teknik,
sosial ekonomi dan sarana prasarana. Sub
kriteria yang sejenis kemudian
dikelompokkan dalam kriteria.
Pengelompokan seperti yang tercantum
pada tabel dibawah ini
Tabel 1. Kriteria dan Sub Kriteria Penentuan
Lokasi
Sumber : Hasil analisa
Setelah semua unsur didapatkan dari setiap
level hirarki pengambilan keputusan, maka
disusun hirarki tersebut seperti pada gambar
3.1


No

Kriteria
Sub Kriteria

1




Teknik

1. Luas lahan
2. Berada di sekitar terminal
3. Topografi rendah
4. Tidak Rawan Bencana


2



Sosial
Ekonomi

1. Dekat dengan pemukiman
penduduk
2. Kepadatan penduduk tinggi
3. Sikap masyarakat terhadap
pembangunan pasar


3

Sarana
dan
Prasarana

1. Adanya jaringan jalan
menuju lokasi pasar
2. Tersedia alat angkutan

Analisa Pemilihan Lokasi Pembangunan Pasar Baru
Di Kecamatan Muaradua Kabupaten Oku Selatan
ISBN No. 978-979-18342-0-9 D-13

Gambar 1. Rancangan Pemilihan Lokasi Pembangunan Pasar

4. Hasil Penelitian dan Pembahasan
4.1. Penentuan Bobot Kriteria
Pada penelitian ini ada 3 kriteria yang akan
dibandingkan yaitu kriteria teknik,sosial
ekonomi dan sarana prasarana. Jawaban
dari setiap responden dihitung rata-ratanya
dengan menggunakan rata-rata geometrik.
Setelah nilai rata-rata dari jawaban seluruh
responden didapat langkah selanjutnya
adalah menghitung bobot prioritas kriteria
dan penentuan nilai konsistensi :

1. Memasukkan nilai matriks yang diperoleh
dari hasil nilai rata-rata jawaban
responden
Tabel 2. Matrik Perbandingan Berpasangan
KRITERIA T SE SP
Teknik (T) 1 4 2
Sosial Ekonomi (SE) 1/4 1 1/4
Sarana Prasarana (SP) 1/2 4 1
Jumlah 1,75 9 3,25

2. Membuat matriks normalisasi
perbandingan berpasangan, dengan
membagi semua nilai pada kolom dengan
jumlah dari semua nilai per kolom.

Tabel 3. Matrik Normalisasi Perbandingan
Berpasangan
KRITERIA T SE SP
Teknik 0,5714 0,4444 0,6154
Sosial Ekonomi (SE) 0,1429 0,1111 0,0769
Sarana Pras 0,2857 0,4444 0,3077
Jumlah 1,0000 1,0000 1,0000

3. Jumlahkan semua hasil normalisasi
perbandingan berpasangan (tahap 2) per
baris, kemudian masing-masing hasil
penjumlahan dibagi dengan jumlah
kriteria untuk mendapatkan bobot.

Tabel 4. Matrik Normalisasi Perbandingan Berpasangan Level Kriteria
KRITERIA T SE SP Jumlah Bobot
Teknik 0,5714 0,4444 0,6154 1,6313 0,5437
Sosial Ekonomi (SE) 0,1429 0,1111 0,0769 0,3309 0,1103
Sarana Pras 0,2857 0,4444 0,3077 1,0379 0,3460
J umlah 1,0000 1,0000 1,0000 3,0000 0,9999


Yusrinawati, Retno Indryani, Eko Budi Santoso
ISBN No. 978-979-18342-0-9 D-14
4. Menghitung eigen value terbesar (
maks
)
yaitu dengan menjumlahkan hasil
perkalian jumlah kolom matrik
perbandingan berpasangan dengan
bobot.

maks
= (1,75 x 0,5437) +
(9 x 0,1103 ) + (3,25 x 0,3460)

maks
= 3,0686
5. Menghitung Indeks Konsistensi (CI)
1

=
n
n
CI
maks

=
1 3
3 0686 , 3

= 0,0343
6. Menghitung Rasio Konsistensi (CR),
dengan nilai RI = 0,58 (sesuai dengan
tabel 5.10 dengan ukuran matrik = 3)
RI
CI
CR= =
58 , 0
0343 , 0
= 0,0591. Karena
CR < 0,1 maka matrik diatas konsisten.
Dari langkah di atas maka dapat diketahui
bobot dan prioritas level kriteria seperti
pada tabel 5 :
Tabel 5. Bobot dan Prioritas Level Kriteria
Kriteria Bobot Prioritas
Teknik (T) 0.5437 1
Sosial Ekonomi (SE) 0.1103 3
Sarana Prasarana (SP) 0.3460 2

Dari tabel 5 di atas diketahui bahwa kriteria
teknik / fisik mempunyai bobot yang paling
tinggi yaitu sebesar 0,5437, urutan kedua
adalah kriteria sarana prasarana dengan nilai
0,3460, urutan ketiga adalah kriteria sosial
ekonomi dengan nilai 0,1103 .

4.2 Penentuan Bobot Sub Kriteria
Pada penelitian ini ada 9 sub kriteria yang
dikelompokkan dalam 3 kriteria. Langkah-
langkah perhitungan bobot sub kriteria sama
dengan langkah-langkah perhitungan bobot
kriteria.
Hasil perhitungan bobot sub kriteria seperti
pada tabel 6, tabel 7 dan tabel 8

Tabel 6. Bobot Sub Kriteria dalam Kriteria Teknis
Sub Kriteria
T
Bobot Prioritas
0,5437
Luas Lahan ( T1 ) 0,5388 0,2930 1
Berada di Sekitar Lokasi Terminal (T2) 0,2523 0,1372 2
Topografi (T3) 0,0625 0,0340 4
Tidak rawan Bencana (T4) 0,1464 0,0796 3

Tabel 7. Bobot Sub Kriteria dalam Kriteria Sosial Ekonomi
Sub Kriteria
SE
Bobot Prioritas
0.1103
Dekat dengan permukiman (SE1) 0.2605 0.0287 2
Kepadatan Penduduk (SE2) 0.6333 0.0699 1
Sikap Masyarakat (SE3) 0.1062 0.0117 3


Tabel 8. Bobot Sub Kriteria dalam Kriteria Sarana Prasarana
Sub Kriteria
SP
Bobot Prioritas
0.3460
Adanya jaringan jalan (SP1) 0.7500 0.2595 1
Tersedia alat angkutan (SP2) 0.2500 0.0865 2


Analisa Pemilihan Lokasi Pembangunan Pasar Baru
Di Kecamatan Muaradua Kabupaten Oku Selatan
ISBN No. 978-979-18342-0-9 D-15
4.3 Penentuan Lokasi
Pada level ini penentuan lokasi
dilakukan dengan cara menentukan bobot
pada setiap alternatif lokasi sebagai
alternatif keputusan dalam semua sub
kriteria yang ada. Langkah yang dilakukan
dalam perhitungan bobot sama dengan
langkah perhitungan pada kriteria dan sub
kriteria. Hasil perhitungan bobot dalam
penentuan lokasi seperti tercantum pada
tabel 9 sampai tabel 17

Tabel 9.Penentuan Lokasi berdasarkan Luas Lahan
KRITERIA L1 L2 L3 Bobot maks = 3,0048
Desa batu Belang (L1) 1 2 5 0,5812 CI = 0,0024
Desa Sumber jaya (L2) 1/2 1 3 0,3092 RI = 0,58
Desa Bumi Agung (L3) 1/5 1/3 1 0,1096 CR = 0,0042
Jumlah 1,7 3,3333 9 1,0000


Tabel 10. Penentuan Lokasi berdasarkan Berada di sekitar lokasi Terminal
KRITERIA L1 L2 L3 Bobot maks = 3,0793
Desa batu Belang (L1) 1 3 6 0,6393 CI = 0,0397
Desa Sumber jaya (L2) 1/3 1 4 0,2737 RI = 0,58
Desa Bumi Agung (L3) 1/6 1/4 1 0,0870 CR = 0,0684
Jumlah 1,5 4,25 11 1,0000


Tabel 11. Penentuan lokasi berdasrkan Topografi
KRITERIA L1 L2 L3 Bobot maks = 3,0000
Desa batu Belang (L1) 1 2 6 0,6000 CI = 0,0000
Desa Sumber jaya (L2) 1/2 1 3 0,3000 RI = 0,58
Desa Bumi Agung (L3) 1/6 1/3 1 0,1000 CR = 0,0000
Jumlah 1,6667 3,3333 10 1,0000


Tabel 12. Penentuan lokasi berdasarkan tidak rawan bencana
KRITERIA L1 L2 L3 Bobot maks = 3,0000
Desa batu Belang (L1) 1 2 6 0,6000 CI = 0,0000
Desa Sumber jaya (L2) 1/2 1 3 0,3000 RI = 0,58
Desa Bumi Agung (L3) 1/6 1/3 1 0,1000 CR = 0,0000
Jumlah 1,6667 3,3333 10 1,0000


Tabel 13. Penentuan lokasi berdasarkan dekat dengan pemukiman penduduk
KRITERIA L1 L2 L3 Bobot maks = 3,0255
Desa batu Belang (L1) 1 3 4 0,6232 CI = 0,0127
Desa Sumber jaya (L2) 1/3 1 2 0,2395 RI = 0,58
Desa Bumi Agung (L3) 1/4 1/2 1 0,1373 CR = 0,0220
Jumlah 1,5833 4,5 7 1,0000


Tabel 14. Penentuan lokasi berdasarkan Kepadatan Penduduk Tinggi
KRITERIA L1 L2 L3 Bobot maks = 3,0650
Desa batu Belang (L1) 1 3 2 0,5247 CI = 0,0325
Desa Sumber jaya (L2) 1/3 1 1/3 0,1415 RI = 0,58
Desa Bumi Agung (L3) 1/2 3 1 0,3338 CR = 0,0560
Jumlah 1,8333 7 3,3333 1,0000



Yusrinawati, Retno Indryani, Eko Budi Santoso
ISBN No. 978-979-18342-0-9 D-16
Tabel 15. Penentuan lokasi berdasrkan sikap masyarakat terhadap pembangunan pasar
KRITERIA L1 L2 L3 Bobot maks = 3,0650
Desa batu Belang (L1) 1 3 2 0,5247 CI = 0,0325
Desa Sumber jaya (L2) 1/3 1 1/3 0,1415 RI = 0,58
Desa Bumi Agung (L3) 1/2 3 1 0,3338 CR = 0,0560
Jumlah 1,8333 7 3,3333 1,0000


Tabel 16.Penentuan lokasi berdasarkan adanya jaringan jalan
KRITERIA L1 L2 L3 Bobot maks = 3,0075
Desa batu Belang (L1) 1 2 1/2 0,2766 CI = 0,0037
Desa Sumber jaya (L2) 1/2 1 1/5 0,1285 RI = 0,58
Desa Bumi Agung (L3) 2 5 1 0,5949 CR = 0,0064
Jumlah 3,5 8,0 1,7 1,0000


Tabel 17. Penentuan lokasi berdasarkan tersedia alat angkutan menuju pasar
KRITERIA L1 L2 L3 Bobot maks = 3,0326
Desa batu Belang (L1) 1 2 5 0,5679 CI = 0,0163
Desa Sumber jaya (L2) 1/2 1 4 0,3339 RI = 0,58
Desa Bumi Agung (L3) 1/5 1/4 1 0,0982 CR = 0,0281
Jumlah 1,7 3,25 10 1,0000


Setelah bobot dari alternatif lokasi untuk
setiap sub kriteria diketahui maka
selanjutnya dilakukan perhitungan
konsistensi keseluruhan (CR
gabungan
). Hasilnya
adalah 0,0438. Karena CR
gabungan
< 0,1 maka
hirarki keseluruhan konsisten
.
Langkah
terakhir adalah menentukan bobot dan
prioritas alternatif lokasi dengan cara
mengalikan bobot alternatif lokasi dalam sub
kriteria dengan bobot sub kriterianya
masing-masing. Seperti pada Tabel 18:

Tabel 18. Penentuan Lokasi Pembangunan Pasar
T1 T2 T3 T4 SE1 SE2 SE3 SP1 SP2
0,2929 0,1372 0,0340 0,0796 0,0287 0,0699 0,0117 0,2595 0,0865
Desa batu Belang (L1) 0,5812 0,6393 0,6000 0,5679 0,6232 0,6333 0,5247 0,2766 0,5679 0,5128
Desa Sumber jaya (L2) 0,3092 0,2737 0,3000 0,3339 0,2395 0,2605 0,1415 0,1285 0,3339 0,2538
Desa Bumi Agung (L3) 0,1096 0,0870 0,1000 0,0982 0,1373 0,1062 0,3338 0,5949 0,0982 0,2334
Kriteria SP
Bobot
0,1103 0,3460
Alternatif Lokasi
Kriteria T
0,5437
Kriteria SE

4.4. Analisa Sensitivitas
Analisa sensitivitas dilakukan dengan cara
merubah bobot setiap kriteria sehingga
akan diketahui apakah setiap kriteria
tersebut berpengaruh (sensitif) atau tidak
dalam menentukan alternatif terbaik lokasi
pembangunan pasar di Kecamatan
Muaradua.
4.4.1 Sensitivitas terhadap Kriteria
Teknik
Jika bobot kriteria teknik dinaikkan sampai
dengan 30 % , kriteria sosial ekonomi dan
sarana parasarana diturunkan sampai 30 %,
tidak terjadi perubahan prioritas lokasi
pembangunan pasar. Penurunan berdasarkan
proporsi.Tetapi jika bobot kriteria teknik
diturunkan sampai dengan 10 % dan kriteria
sosial ekonomi dan sarana parasarana
dinaikkan sampai 10 % hanya berpengaruh
terhadap prioritas lokasi.Desa Bumi Agung
yang semula berada pada prioritas nomor 3,
berubah menjadi prioritas nomor 2. Hal ini
menunjukkan bahwa kriteria teknik tidak
sensitif terhadap penentuan prioritas lokasi
Analisa Pemilihan Lokasi Pembangunan Pasar Baru
Di Kecamatan Muaradua Kabupaten Oku Selatan
ISBN No. 978-979-18342-0-9 D-17
Tabel 19. Perhitungan sensitivitas kriteria teknis
KRITERIA
PERUBAHAN
-30% -20% -10% 0% 10% 20% 30%
Teknik (T) 0.3806 0.4350 0.4894 0.5437 0.5981 0.6525 0.7069
KRITERIA LAINNYA
Sosial Ekonomi (SE) 0.1497 0.1366 0.1234 0.1103 0.0972 0.0840 0.0709
Sarana Prasarana (SP) 0.4696 0.4284 0.3872 0.3460 0.3047 0.2635 0.2223
ALTERNATIF LOKASI
Desa Batu Belang (L1) 0.4833 0.4932 0.5030 0.5128 0.5226 0.5324 0.5422
Desa Sumber Jaya (L2) 0.2362 0.2421 0.2480 0.2538 0.2597 0.2656 0.2715
Desa Bumi Agung (L3) 0.2805 0.2648 0.2490 0.2334 0.2177 0.2020 0.1863














Gambar 2. Grafik sensitivitas kriteria teknis


4.4.2 Sensitivitas terhadap Kriteria Sosial
Ekonomi
Jika bobot kriteria sarana / prasarana
dinaikkan sampai dengan 30% maka tidak
terjadi perubahan prioritas lokasi
pembangunan pasar.Demikian juga jika
bobot kriteria sarana / prasarana diturunkan
sampai dengan 30% juga tidak berpengaruh
terhadap prioritas lokasi.

Tabel 20. Perhitungan sensitivitas kriteria sosial ekonomi
KRITERIA
PERUBAHAN
-30% -20% -10% 0% 10% 20% 30%
Sosial Ekonomi (SE) 0,0772 0,0882 0,0993 0,1103 0,1213 0,1324 0,1434
KRITERIA LAINNYA
Teknik ( T ) 0,5639 0,5572 0,5504 0,5437 0,5370 0,5302 0,5235
Sarana Prasarana (SP) 0,3588 0,3545 0,3502 0,3460 0,3417 0,3374 0,3331
ALTERNATIF LOKASI
Desa Batu Belang (L1) 0,5088 0,5101 0,5114 0,5127 0,5140 0,5154 0,5167
Desa Sumber jaya (L2) 0,2543 0,2541 0,2540 0,2538 0,2537 0,2536 0,2534
Desa Bumi Agung (L3) 0,2369 0,2357 0,2345 0,2334 0,2322 0,2310 0,2298


0,0000
0,1000
0,2000
0,3000
0,4000
0,5000
0,6000
-30% -20% -10% 0% 10% 20% 30%
Desa Batu Belang (L1) Desa Sumber Jaya (L2) Desa Bumi Agung (L3)
Yusrinawati, Retno Indryani, Eko Budi Santoso
ISBN No. 978-979-18342-0-9 D-18













Gambar 3. Grafik sensitivitas kriteria sosial ekonomi

4.4.3 Sensitivitas terhadap Kriteria
Sarana Prasarana
Jika bobot kriteria sarana parasarana
dinaikkan sampai dengan 20 % maka terjadi
perubahan prioritas lokasi pembangunan
pasar dimana lokasi di Desa Bumi Agung
yang semula berada pada prioritas nomor
tiga berubah menjadi prioritas nomor dua.
Demikian juga jika dinaikkan sampai dengan
30 % tidak mempengaruhi prioritas
lokasi.Hal ini menunjukkan bahwa kriteria
sarana prasarana tidak sensitif terhadap
penentuan prioritas lokasi. Jika bobot
kriteria sarana prasarana diturunkan sampai
dengan 30 % tidak berpengaruh terhadap
prioritas lokasi.

Tabel 21. Perhitungan sensitivitas kriteria sarana prasarana
KRITERIA
PERUBAHAN
-30% -20% -10% 0% 10% 20% 30%
Sarana Prasarana (SP) 0.2422 0.2768 0.3114 0.3460 0.3805 0.4151 0.4497
KRITERIA LAINNYA
Teknik (T) 0.6300 0.6012 0.5725 0.5437 0.5150 0.4862 0.4575
Sosisl Ekonomi 0.1278 0.1220 0.1161 0.1103 0.1045 0.0986 0.0928
ALTERNATIF LOKASI
Desa batu Belang (L1) 0.5387 0.5301 0.5214 0.5128 0.5040 0.4955 0.4869
Desa Sumber jaya (L2) 0.2656 0.2617 0.2578 0.2538 0.2499 0.2460 0.2421
Desa Bumi Agung (L3) 0.1957 0.2082 0.2208 0.2334 0.2459 0.2585 0.2710












0,0000
0,1000
0,2000
0,3000
0,4000
0,5000
0,6000
-30% -20% -10% 0% 10% 20% 30%
Desa batu Belang (L1) Desa Sumber jaya (L2) Desa Bumi Agung (L3)
Gambar 4. Grafik sensitivitas kriteria sarana prasarana
0,0000
0,1000
0,2000
0,3000
0,4000
0,5000
0,6000
-30% -20% -10% 0% 10% 20% 30%
Desa Batu Belang (L1) Desa Sumber jaya (L2) Desa Bumi Agung (L3)
Analisa Pemilihan Lokasi Pembangunan Pasar Baru
Di Kecamatan Muaradua Kabupaten Oku Selatan
ISBN No. 978-979-18342-0-9 D-19
5. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan, maka
kesimpulan yang dapat diambil adalah:
urutan prioritas pemilihan lokasi diperoleh
sebagai berikut : Prioritas Pertama Desa Batu
Belang dengan bobot 0,5128 , Prioritas ke Dua
Desa Sumber Jaya dengan bobot 0, 2538 dan
prioritas ke Tiga dengan Bobot 0,2334. Hasil
analisa sensitivitas terhadap perubahan bobot
masing-masing kriteria tetap memberikan
Desa Batu Belang sebagai prioritas yang
pertama.
Daftar Pustaka
1. Anwar, M, (2001), Pedoman Pembinaan
Pasar Tradisional, Dirjen Departemen
Perindustrian dan Perdagangan, Jakarta.
2. De Chiara, J dan E lee K (1997), Standar
Perencanaan tapak, PT Erlangga,
Jakarta
3. Desmianty, L (2005), Analisis Penentuan
Lokasi Pembangunan Pasar di kota Lahat
Berdasarkan kajian Faktor-faktor
Penentu Lokais Pasar Menurut
Preferensi Pengguna Pasar dan
Kebijakan Pemerintah Kabupaten,
Institut Teknologi Surabaya
4. Dewar, D and Watson, V (1990), Urban
Market Developing Informal Retailing,
London : Rontledge
5. Saaty, Thomas L, (1993), Pengambilan
Keputusan Bagi Para Pemimpin, PT.
Bustaman Binaman presindo, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai