Anda di halaman 1dari 14

1

Tugas - 8
MAKALAH
Geomorfologi Sedimen Terkena Struktur Geologi


DisusunOleh :
Moses Siahaan
270110130086
GEOLOGI B
PROGRAM STUDI S1 FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2013/2014



2

Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkatnya sehingga
penulis mampu menyelesaikan makalah yang berjudul Geomorfologi Sedimen Terkena
Struktur Geologi.
Makalah ini diuat untuk memenuhi tugas Geomorfologi, dan juga untuk memperdalam
pengetahuan penulis tentang Geomorfologi Sedimen Terkena Struktur Geologi..
Terima kasih juga penulis ucapkan kepada bapak DR. Nana Sulaksana sebagai dosen
pembimbing dalam pembuatan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak
sempurna, dan penulis bersedia menerima saran dan kritik dari para pembaca.


Jatinangor, 22 Mei 2014


Penulis




















3




Daftar Isi

Kata pengantar .............................................................................. 2
Daftar isi ............................................................................. 3
BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 4
A. Latar Belakang .............................................................................. 4
B. Tujuan Penulisan .............................................................................. 4
C. Rumusan Masalah .............................................................................. 4
BABII. PEMBAHASAN .............................................................................. 5
A. Srtuktur Geologi ............................................................................. 5
B. Geomorfologi Daerah Terlipat ........................................................ 8
C. Geomorfologi Daerah Tersesarkan ........................................................ 10
BAB III. Kesimpulan .............................................................................. 13
Daftar Pustaka .............................................................................. 14
















4

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Batuan Sedimen adalah batuan yang terjadi karena pengendapan materi hasil erosi. Struktur
geologi adalah struktur perubahan lapisan batuan sedimen akibat kerja kekuatan
tektonik,sehingga tidak lagi memenuhi hukum superposisi disamping itu struktur geologi
juga merupakan struktur kerak bumi produk deformasi tektonik. Penulis merasa perlu
mengulas tentang geomorfologi batuan sedimen yang terkena struktur geologi, karena dengan
melihat ciri-ciri bentang alam di permukaan bumi, kita akan tahu bagaimana srtruktur di
bawahnya. Dengan mengetahui struktur geologi yang terjadi banyak keuntungan yang
diperoleh, sseperti mengetahui tempat-tempat minyak bumi terperangkap.

B. Tujuan Penulisan
1. Memahami arti geologi struktur
2. Mengenal Morfologi Daerah terlipat
3. Mengenal morfologi daerah tersesarkan
C. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian geologi struktur?
2. Bagaimana morfologi daerah terlipat?
3. Bagaimana morfologi daerah tersesarkan?












5

BAB II
PEMBAHASAN
A. Struktur Geologi
Struktur geologi adalah struktur perubahan lapisan batuan sedimen akibat kerja kekuatan
tektonik,sehingga tidak lagi memenuhi hukum superposisi disamping itu struktur geologi
juga merupakan struktur kerak bumi produk deformasi tektonik .

Cabang geologi yang menjelaskan struktur geologi secara detail disebut GEOLOGI
STRUKTUR,dimana geologi struktur merupakan cabang ilmu geologi yang mempelajari
mengenai bentuk arsitektur kulit bumi.
Kekutan Tektonik dan orogenik yang membentuk struktur geologi itu berupa stress
(Tegangan).
Berdasarkan keseragaman kekuatannya,Stress dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :

1. Uniform stress (Confining Stress)
Yaitu tegangan yang menekan atau menarik dengan kekuatan yang sama dari atau ke segala
arah

2. Differential Stress
Yaitu tegangan yang menekan atau menarik dari atau ke satu arah saja dan bisa juga dari atau
ke segala arah,tetapi salah satu arah kekuatannya ada yang lebih dominan.
Pengenalan struktur geologi secara tidak langsung dapat dilakukan melalui cara-cara berikut
ini :
a. Pemetaan geologi dengan mengukur strike dan dip.
b. Interprestasi peta topografi,yaitu dari penampakan gejala penelusuran sungai,penelusuran
morfologi dan garis kontur serta pola garis konturnya.
c. Foto udara.
d. Pemboran.
e. Geofisika,yang didasarkan pada sifat-sifat yang dimiliki oleh batuan,yaitu dengan metode :
Grafity,Geolectrik,Seismik,dan Magnetik.

Umumnya struktur geologi terbentuk oleh differential stress.
Dari aspek arah kerjanya,ada 3 macam Differential stress,yaitu :
1. Compressional stress
2. Tensional stress
3. Shear stress

Batuan bila mengalami gaya atau stress akan berubah atau mengalami perubahan,dalam
geologi struktur hal ini disebut Deformasi.
Tahapan-tahapan Deformasi adlah sebagai berikut :

1. Elastic Deformation (Deformasi sementara)
Deformasi sementara ini terjadi jika kerja stress tidak melebihi batas elastis batuan.Begitu
stress terhenti,maka bentuk atau posisi batuan kembali seperti semula.
2. Ductile Deformation
Yaitu deformasi yang melampaui batas elastis batuan.Mengakibatkan batuan berubah bentuk
dan volume secara permanen,sehingga bentuknya berlainan dengan bentuk semula.
3. Fracture Deformation
6

Yaitu deformasi yang sangat melampaui batas elastis batuan,sehingga mengakibatkan pecah.
Seperti diketahui,bumi terdiri dari berbagai bagian yang paling luar (kerak bumi),tersusun
oleh berbagai lapisan batuan.Kedudukan daripada batuan-batuan tersebut pada setiap tempat
tidaklah sama,bergantung dari kekuatan tektonik yang sangat mempengaruhiya.

Adanya gaya-gaya yang bekerja menyebabkan batuan terangkat dan terlipat-lipat serta
apabila terkena pelapukan dan erosi,maka batuan tersebut akan menjadi tersingkap
dipermukaan bumi.

STRUKTUR KEKAR (JOINT)

Hampir tidak ada suatu singakapan dimuka bumi ini yang tuidak memperlihatkan gejala
rekahan.Rekahan pada batuan bukan merupakan gejala yang kebetulan.Umumnya hal ini
terjadi akibat hasil kekandasan akibat tegangan (stress),karena itu rekahan akan mempunyai
sifat-sifat yang menuruti hukum fisika.

Kekar adalah Struktur rekahan dalam blok batuan dimana tidak ada atau sedikit sekali
mengalami pergeseran (hanya retak saja),umumnya terisi oleh sedimen setelah beberapa lama
terjadinya rekahan tersebut.Rekahan atau struktur kekar dapat terjadi pada batuan beku dan
batuan sedimen.

Pada batuan beku,kekar terjadi karena pembekuan magma dengan sangat cepat (secara
mendadak).

Pada batuan sedimen,Kekar terjadi karena :
a. Intrusi/ekstrusi
b. Pengaruh iklim/musim
Dalam batuan sedimen umunya kekar juga dapat terbentuk mulai dari saat pengendapan atau
segera terbentuk setelah pengendapannnya.dimana sedimen tersebut masih sedang mengeras.
Struktur kekar dapat berguna dalam memecahkan masalah sebagai berikut :
Geologi Teknik
Geologi Minyak,terutama dengan masalah cadangan dan produksi minyak
Geologi Pertambangan,yaitu dalam hal sistem penambangan maupun pengarahan terhadap
bentuk-bentuk mineralisasi.

STRUKTUR SESAR (FAULT)

Sesar adalah suatu rekahan pada batuan yang telah mengalami pergeseran sehingga terjadi
perpindahan antara bagian-bagian yang berhadapan dengan arah yang sejajar dengan bidang
patahan.Hal ini terjadi apabila blok batuan yang dipisahkan oleh rekahan telah bergeser
sedemikian rupa hingga lapisan batuan sediment pada blok yang satu terputus atau terpisah
dan tidak bersambungan lagi dengan lapisan sediment pada blok yang lainnya.Ukuran
panjang maupun kedalaman sesar dapat berkisar antara beberapa centimeter saja sampai
mencapai ratusan kilometer.
Istilah-istilah penting yang berhubungan dengan gejala sesar antara lain :

1. Bidang Sesar
Merupakan bidang rekahan pada batuan yang telah mengalami pergeseran.
2. Bagian-bagian yang tersesarkan (tergeser)
Bagian ini terdiri dari Hanging Wall dan Foot Wall.
7


a. Hanging Wall (Atap sesar)
Adalah bongkahan patahan yang berada dibagian atas bidang sesar.
b. Foot Wall (Alas sesar)
Adalah bongkahan patahan yang berada dibagian bawah bidang sesar.

3. Throw dan Heave
a. Throw,adalah jarak yang memisahkan lapisan atau vein yang terpatahkan yang diukur pada
sesar dalam bidang tegak lurus padanya.
b. Heave,adalah jarak horizontal yang diukur normal (tegak lurus) pada sesar yang
memisahkan bagian-bagian dari lapisan yang terpatahkan.

Berdasarkan pada sifat geraknya,sesar dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :

1. Sesar Normal (Gravity Fault),yaitu gerak relatif Hanging Wall turun terhadap Foot
Wall.Disebut juga sebagai Sesar Turun.

2. Sesar Naik (Reverse Fault),yaitu gerak relatif Hanging Wall naik terhadap Foot
Wall.Posisi Hanging Wall lebih tinggi daripada Foot Wall.Namun jika Hanging Wall
bergeser naik hingga menutupi Foot Wall,maka sesar tersebut..

3. Sesar Mendatar (Horizontal Fault),yaitu gerak relative mendatar pada bagian-bagian yang
tersesarkan. Hanging Wall dan Foot Wall bergeser Horizontal yang diakibatkan oleh kerja
shear stress.

Disamping itu juga terdapat sesar-sesar yang lain ,diantaranya :
a. Strike Dip Fault,yaitu kombinasi antara sesar turun dan sesar horizontal
b. Hing Fault,yaitu Sesar Rotasional

LIPATAN (folding)

Lipatan adalah perubahan bentuk dan volume pada batuan yang ditunjukkan oleh lengkungan
atau melipatnya batuan tersebut akibat pengaruh suatu tegangan (gaya) yang bekerja pada
batuan tersebut yang umunya refleksi perlengkungannya ditunjukkan oleh perlapisan pada
batuan sedimen serta bisa juga pada foliasi batuan metamorf .
Secara umum,jenis-jenis lipatanyang terpenting adalah sebagai berikut :

1. Antiklin,yaitu lipatan yang kedua sayapnya mempunyai arah kemiringan yang saling
berlawanan.

2. Sinklin,yaitu lipatan yang kedua sayapnya mempunyai arah kemiringan yang menuju ke
satu arah yang sama.
Beberapa defenisi tentang lipatan :
a. Sayap Lipatan,yaitu bagian sebelah menyebelah dari sisi lipatan
b. Puncak Lipatan,yaitu titik atau garis yang tertinggi dari sebuah lipatan
c. Bidang Sumbu Lipatan,yaitu suatu bidang yang memotong lipatan,membagi sama besar
sudut yang dibentuk oleh lipatan tersebut.
d. Garis Sumbu Lipatan,yaitu perpotongan antara bidang sumbu dengan bidang horizontal.
e. Jurus (Strike),yaitu arah dari garis horizontal dan merupakan perpotongan antara bidang
yang bersangkutan dengan bidang horizontal.
8

f. Kemiringan (Dip),yaitu sudut kemiringan yang tersebar dan dibentuk oleh suatu bidang
miring dengan bidang horizontal dan diukur dengan tegak lurus dengannya.


B. GEOMORFOLOGI DAERAH TERLIPAT
Batuan sedimen terbentuk dengan cara pengendapan bahan-bahan yang dibawa oleh air.
Oleh karena itu, pada waktu pembentukannya batuan endapan berada dalam keadaan
mendatar atau horisontal. Keanekaragaman bahan mempengaruhi batuan sedimen sehingga
akan terbentuk berlapis-lapis dan perlapisannya terletak secara horisontal.Berkaitan dengan
hal tersebut, dalam posisi normal makin ke arah atas letaknya maka dengan sendirinya makin
muda. Dalam stratigrafi, hukum tersebut dinamakan hukum superposisi. Bila tenaga asal
dalam (endogen) bekerja pada daerah itu maka batuan sedimen akan mengalami gangguan.
Mungkin letaknya tidak horisontal lagi atau justru terlipat membentuk lipatan (fold) baik
antiklin maupun sinklin, atau bahkan tersesarkan (fault). Sebagai akibat dari kekerasan
batuan sedimen yang berlainan antara satu lapisan dengan lapisan lainnya, maka batuan
semacam ini membentuk bentangalam tersendiri yang khas. Erosi akan
mengambil bagian di tempat-tempat lemah yaitu pada batuan yang lunak dan bagian yang
keras akan menonjol membentuk bukit-bukit. Biasanya bukit ini memanjang sejajar dengan
arah pelapisan.Dengan cara mengetahui bentuk bentangalamnya, mengetahui arah lembah
dan sistem perbukitannya dapat dengan mudah ditafsirkan batuan dan struktur geologi yang
ada di daerah tersebut. Bentangalam ini kadang-kadang terlihat dengan mudah pada peta
topografi dan potret udara atau citra satelit.

4.1 Pola pengaliran dan perlembahan
Erosi berlangsung secara intensif di daerah-daerah atau batuan yang lunak.
Di daerah ini pada umumnya akan membentuk lembah-lembah. Di dalam batuan sedimen
yang terlipat, perselingan antara batuan yang keras dan lunak acapkali




Gambar 4.1. Tahapan perkembangan erosi pada bentang alam terlipat. An =
antiklin, Sy = sinklin, L = danau, AV = lembah antiklinal, SV = lembah sinklinal,
WG = watergap, AM = pegunungan antiklinal, SM = pegunungan sinklinal
(Strahler & Strahler, 1984
9

terjadi. Karena itu lembah-lembah terjadi berselang-seling dengan bukit-bukit yang
memanjang menggambarkan pelapisan batuan (Gambar 4.1). Lapisan yang terlipat
membentuk sinklin ataupun antiklin akan terlihat dengan jelas dari penyebaran lembah dan
bukit-bukit ini. Antiklin yang menunjam biasanya terlihat jelas dari pola penyebaran bukit
dan lembahnya yang berbentuk kaki kuda tempat penunjaman atau dinamakan juga hidung
lipatan (antiklin ataupun sinklin).
Pola pengaliran pada bentangalam batuan terlipat pada umumnya adalah pola pengaliran
menangga (trellis) yang sudah diterangkan dalam bagian yang lalu. Pada pola ini dikenal
adanya sungai subsekuen, konsekuen, obsekuen, danresekuen.
Bila daerahnya tidak mantap dan sungai mengikis di daerah yang terangkat, maka sungai ini
akan mengikis lebih dalam dan membentuk lembah yang sempit. Kadang-kadang undak
(teras) ditemukan di lembah tepi sungai ini. Sungai semacam ini dinamakan sungai antisedan
(anticedant), sebagai contoh sungai Cikapundung yang memotong sesar Lembang di
Maribaya. Bila bentuk pola pengaliran ini membulat, maka kemungkinan besar
menggambarkan dome atau kubah, sedangkan bila lonjong mungkin sekali antiklin atau
sinklin. Di Indonesia, kemungkinan ke dua lebih sering dijumpai.
Daerah bentangalam terlipat yang memperlihatkan pola pengaliran, sistem perlembahan dan
perbukitan yang khas seperti diuraikan di atas dapat dijumpai sepanjang bagian Timurlaut
Sumatera, pegunungan Kendeng dan Rembang, Madura, dan Kalimantan Timur.

4.2 Perbukitan atau punggungan (ridge)
Sebagaimana sudah diuraikan di muka, perbukitan di daerah terlipat dapat memanjang dan
menggambarkan perlapisan, sehingga dapat diketahui bentuk perlapisannya. Selain itu pada
bukit ini dapat pula ditafsirkan atau lebih jauh diukur besar kemiringannya.Perlapisan yang
miring agak besar yaitu kira-kira sekitar 45 akan menghasilkan kedua lereng pegunungan
yang sama terjal. Punggungan semacam ini dinamakan hogback. Pelapisan yang agak landai
pada umumnya menghasilkan bukit atau punggungan yang tidak simetris, salah satu
lerengnya lebih landai.
Lereng yang landai ini biasanya memperlihatkan arah dip, sedangkan lereng yang terjal
menunjukkan arah sebaliknya. Pada lereng ini kemiringan (dip) dapat diukur. Bentuk
punggungan semacam ini dinamakan cuesta. Cuesta dengan mudah dapat dikenal pada peta
topografi atau pun pada potret udara dan citra satelit.Daerah-daerah yang terlipat di Indonesia
pada umumnya merupakan
tempat terkumpulnya atau perangkap minyak bumi. Dengan sendirinya persyaratan-
persyaratan lain untuk terdapatnya minyak bumi harus terpenuhi. Sebagai contoh dapat
diambil, sepanjang Sumatera sebelah Timurlaut, Rembang, Madura-Kangean, dan
Kalimantan Timur. Daerah yang membentuk dome (kubah garam) di Pantai Teluk Meksiko
(Amerika) dan Iran sangat terkenal sebagaitempat terkumpulnya minyak bumi.

C. GEOMORFOLOGI DAERAH TERSESARKAN

Patahan atau seringkali juga disebut sesar (fault) adalah gejala geologi yang berhubungan
dengan pergerakan kulit bumi. Bila sesar ini sampai ke permukaan bumi maka akan
mempengaruhi bentuk roman muka bumi di tempat itu, dengan demikian mempengaruhi
bentuk bentangalam. Bila dapat mengetahui bentuk bentangalam maka dapat pula ditafsirkan
adanya pensesaran di suatu
daerah. Sesar dapat dibagi atas sesar naik, sesar normal, dan sesar mendatar atau sesar geser
jurus (strike-slip fault, wrench fault, tear fault) tergantung kepada arah pergerakan. Sesar
naik dijumpai bila blok di bawah bidang patahan bergerak relatif ke atas, sedangkan pada
sesar normal terjadi sebaliknya. Pada sesar geser jurus dan sesar mendatar, atau disebut juga
10

sesar horisontal, gerakanterjadi bersesuaian dengan arah jurus. Gerakan ini adalah gerakan
mendatar. Bila blok
relatif bergerak ke kiri dalam hal kita menghadap bidang patahan, dinamakan sinistral,
sedangkan sebaliknya dinamakan dextral. Pada umumnya sesar yang dijumpai di alam
merupakan gabungan antara gerakan-gerakan tersebut.

5.1 Gawir (scarp)
Pengaruh sesar terhadap bentangalam suatu daerah terutama sangat jelas pada bidang sesar.
Tempat ini biasanya merupakan tempat yang lemah dan lunak, dan biasanya menjadi sasaran
erosi. Oleh karena itu, pada daerah yang tersesarkan atau retakan biasanya terbentuk lembah
yang lurus dan memanjang. Pada sesar normal, biasanya bidang patahan membentuk gawir
(scarp)
yang berupa dinding miring. Pada dinding ini biasanya orang menemukan garisgaris
geseran (scretch) yang menunjukkan adanya patahan. Pada umumnya dinding ini
memperlihatkan pula bentuk deretan segitiga oleh karena beberapa
bagian telah dikerat membentuk lembah. Bentuk ini dinamakan triangular facets.

Pada Gambar 5.1 tampak bentuk bentangalam akibat pensesaran.

Gambar 5.1. Beragam bentuk bentang alam akibat tektonik
(Strahler & Strahler, 1984)
11



Kadang-kadang dijumpai pasangan-pasangan sesar saling berhadapan dan bagian yang turun
membentuk lembah. Gawir dan triangular facets terdapat pada kedua dinding lembah itu.
Lembah ini berukuran jauh lebih besar daripada lembah yang dihasilkan oleh erosi, dan
mempunyai dasar yang rata. Sistem pergeseran yang turun sedangkan sebaliknya dinamakan
sembul atau horst. Contoh graben yang terkenal ialah Graben Rhine di Jerman dan
Semangko di Sumatra. Sesar biasanya terdapat dalam bentuk majemuk, bergabung satu sama
lainnya. Sesar menangga (step fault) adalah sesar yang membentuk tangga seperti tangga
rumah, yaitu satu sama lainnya sejajar dan berundak-undak. Kadangkadang sesar majemuk
ini juga membentuk genting yang menumpuk satu sama lainnya. Sesar semacam ini
dinamakan echelon. Semua sesar yang diuraikan di atas dapat tercermin dengan jelas pada
gawir yang menyembul di permukaan bumi.

5.2 Pola pengaliran
Sesar pada umumnya menghasilkan gawir dan daerah sesar merupakandaerah lemah sehingga
mudah tererosi, maka patahan akan mempengaruhi sistem pengaliran air permukaan atau
drainage pattern. Pola pengaliran menyudut (angulate) dan menegak (angular) terdapat di
daerah yang mempunyai banyak patahan dan retakan yang tergabung dalam satu sistem,
umpamanya membentuk sudut 45 pada pola pertama, dan 90 pada pola yang disebut
terakhir. Biasanya
sistem sesar dan sistem pengaliran ini terdapat pada batuan granit, batugamping, dan batuan
terlipat yang menghasilkan retak-retak akibat tekanan sebagai penyebab lipatan tersebut.
Selain itu sesar yang menghasilkan gawir seolah-olah akan membendung pengaliran dan
membelokkan sungai. Contoh yang paling baik adalah sungai Cikapundung yang pada
mulanya tersebar di kaki gunung Tangkubanperahu kemudian menabrak gawir sesar
Lembang yang membentang barat-timur melalui
tepi selatan kota Lembang dan Maribaya, sehingga sungai-sungai itu berjalan sepanjang sesar
dan bersatu kembali untuk bersama-sama menerjang gawir di daerah Maribaya dan
membentuk kembali sungai Cikapundung yang kemudian mengalir melalui kota Bandung.
Pola demikian dapat digolongkan sebagai pola pengaliran sub-menangga (sub-trellis). Bila
sesar geser lurus masih bekerja dan sungai sudah mengalir sewaktu sesar itu mulai terjadi,
maka biasanya sungai membelok seolah-olah berhenti kemudian membelah mengikuti
patahan untuk sementara, kemudian meninggalkan sesar itu lagi meneruskan perjalanan pada
arah asalnya. Pada peta topografi dan potret udara / citra satelit tingkah laku sungai semacam
ini dapat dilihat dengan jelas, sehingga apabila melihat bentuk sungai yang demikian maka
dengan mudah dapat ditafsirkan kemungkinan adanya patahan geser-lurus yang masih aktif.
Contoh sesar demikian di Indonesia ialah sesar sepanjang Bukit Barisan di Sumatera, sesar
Palu Koro di Sulawesi Tengah, dan sesar Gorontalo di Sulawesi Utara.
12


Gambar 5.2. Citra Landsat TM menunjukkan pola pengaliran
di sekitar sesar Lembang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat
(atas perkenan Sidarto, P3G, 2004)

Tidak semua sesar dapat mempunyai indikasi ekonomi. Akan tetapi banyak mineral-mineral
berharga ditemukan pada sistem persesaran, terutama pada perpotongan sesar-sesar. Ini
terutama disebabkan daerah itu merupakan daerah lunak dan lemah yang mudah diterobos
magma dalam proses hydrothermal yang menghasilkan mineral-mineral. Endapan tembaga
yang terkenal di Nevada, Amerika Serikat, pada umumnya terdapat dalam perpotongan
sistem persesaran, demikian pula halnya di Alaska. Dengan mengetahui pola pengaliran,
dapat dianalisis sistem persesaran, dengan demikian dapat pula meramalkan dan menemukan
endapan mineral berharga. Patahan biasanya juga ditandai dengan keluarnya mataair panas
maupun biasa. Mataair panas dapat menjadi sumber pemasukan bagi PAD setempat melalui
pengembangan pariwisata. Mataair biasa sangat penting peranannya untuk kehidupan
manusia dan pertanian.


















13

BAB III
Penutup

Kesimpulan
Struktur geologi adalah struktur perubahan lapisan batuan sedimen akibat kerja kekuatan
tektonik,sehingga tidak lagi memenuhi hukum superposisi disamping itu struktur geologi
juga merupakan struktur kerak bumi produk deformasi tektonik. Umumnya struktur geologi
terbentuk oleh differential stress. Dari aspek arah kerjanya,ada 3 macam Differential
stress,yaitu :
1. Compressional stress
2. Tensional stress
3. Shear stress
Adanya gaya-gaya yang bekerja menyebabkan batuan terangkat dan terlipat-lipat serta
apabila terkena pelapukan dan erosi,maka batuan tersebut akan menjadi tersingkap
dipermukaan bumi. Kekar adalah Struktur rekahan dalam blok batuan dimana tidak ada atau
sedikit sekali mengalami pergeseran (hanya retak saja),umumnya terisi oleh sedimen setelah
beberapa lama terjadinya rekahan tersebut.Rekahan atau struktur kekar dapat terjadi pada
batuan beku dan batuan sedimen, Sesar adalah suatu rekahan pada batuan yang telah
mengalami pergeseran sehingga terjadi perpindahan antara bagian-bagian yang berhadapan
dengan arah yang sejajar dengan bidang patahan, Lipatan adalah perubahan bentuk dan
volume pada batuan yang ditunjukkan oleh lengkungan atau melipatnya batuan tersebut
akibat pengaruh suatu tegangan (gaya) yang bekerja pada batuan tersebut yang umunya
refleksi perlengkungannya ditunjukkan oleh perlapisan pada batuan sedimen serta bisa juga
pada foliasi batuan metamorf.


























14


Daftar Pustaka

http://info-pertambangan.blogspot.com/2012/10/struktur-geologi.html
http://learnmine.blogspot.com/2013/04/geologi-struktur.html#axzz32OrZTTJj

Anda mungkin juga menyukai