Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH PRESENTASI KASUS

EFUSI PLEURA
Disusun oleh:
Ayu Prima Kusuma Puri
In!ah De"i #$a%ia
&in!a Ayu Suryanin'rum
D#KTER MUDA FAKULTAS KED#KTERAN
UNI(ERSITAS MUHAMMADI)AH MALAN*
RUMAH SAKIT MUHAMMADI)AH
LAM#N*AN
+,-.
/A/ I
PENDAHULUAN
Efusi pleura merupakan keadaan di mana cairan menumpuk di dalam
rongga pleura. Dalam keadaan normal, rongga pleura diisi cairan sebanyak 10-20
ml yang berfungsi mempermudah pergerakan paru di rongga dada selama
bernapas. Jumlah cairan melebihi volum normal dapat disebabkan oleh kecepatan
produksi cairan di lapisan pleura parietal yang melebihi kecepatan penyerapan
cairan oleh pembuluh limfe dan pembuluh darah mikropleura viseral.
1
eadaan ini dapat mengancam !i"a karena cairan yang menumpuk
tersebut dapat menghambat pengembangan paru-paru sehingga pertukaran udara
terganggu.
1
#anyak penyakit yang mungkin mendasari ter!adinya efusi pleura.
#erdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 11$ pasien dengan efusi pleura di
%umah &akit 'ersahabatan pada tahun 2010-2011, efusi pleura kebanyakan
disebabkan oleh keganasan ()2.*+, dan tuberkulosis ()2+,.
2
'enyakit lain yang
mungkin mendasari ter!adinya efusi pleura antara lain pneumonia, empiema
toraks, gagal !antung kongestif, sirosis hepatis.
1
-mumnya pasien datang dengan ge!ala sesak napas, nyeri dada, batuk, dan
demam. 'ada pemeriksaan fisik dapat ditemukan abnormalitas seperti bunyi redup
pada perkusi, penurunan fremitus pada palpasi, dan penurunan bunyi napas pada
auskultasi paru bila cairan efusi sudah melebihi .00 ml. /oto toraks dapat
digunakan untuk mengkonfirmasi ter!adinya efusi pleura.
1
0leh karena keadaannya yang dapat mengancam !i"a, dan penanganannya
yang segera pada beberapa kasus, kami mengangkat kasus efusi pleura dalam
2
makalah ini. 1gar kami dapat mempela!ari bagaimana diagnosis dan
penatalaksanaan kasus yang umumnya merupakan keadaan akut dari penyakit
paru seperti tuberkulosis.
3
/A/ II
ILUSTRASI KASUS
+0-0 IDENTITAS PASIEN
2ama 'asien 3 4n . & (## 50 kg6 4# 170 cm,
Jenis elamin 3 8aki-8aki
-sia 3 5* tahun
4anggal 9asuk 3 7 /ebruari 201)
1lamat 3 &ekaran - 8amongan
&uku 3 Ja"a
'eker!aan 3 'etani
&tatus perka"inan 3 9enikah
+0+0 ANAMNESIS
a0 Keluhan Uama
&esak napas se!ak
10 Ri"aya Penya$i Se$aran'
'asien datang dengan keluhan sesak napas yang semakin memberat
se!ak 1 minggu &9%&. &esak terutama dirasakan saat beraktivitas dan
sedikit berkurang bila beristirahat, namun tidak hilang sepenuhnya, untuk
mengurangi sesaknya pasien menggunakan 2 bantal untuk tidur . &esak
napas seperti ini tidak pernah dirasakan pasien sebelumnya. &ekitar ) hari
&9%&, pasien berobat ke %s. :ading karena sesak semakin memberat.
'asien melakukan foto thora; dan hasilnya terdapat cairan di rongga thora;
. 'engobatan disana tidak membuahkan hasil akhirnya pasien di ru!uk ke
%&98
4erdapat nyeri dada di kanan ba"ah saat mengambil nafas pan!ang ,
tidak ada ri"ayat kaki bengkak selama ini. 'asien tidak mengeluhkan
batuk . 4idak ada ri"ayat demam dalam 2 minggu terakhir. &emen!ak sakit,
ter!adi penurunan berat badan sebanyak 5 kg. eringat malam disangkal.
'asien saat ini tidak merokok, namun suami pasien adalah perokok aktif.
20 Ri"aya Penya$i Dahulu
4
'asien tidak ada ri"ayat diabetes mellitus, hipertensi, batuk lama,
pengobatan 4# dan penyakit !antung. 'asian punya ri"ayat sakit asma <.
&elama ini pasien tidak pernah dira"at dirumah sakit.
!0 Ri"aya Penya$i Keluar'a
Di keluarga tidak ada ri"ayat diabetes melitus, hipertensi, dan sakit
!antung di keluarga. 1nak pasien meninggal karena sakit paru-paru, pasien
lupa nama penyakitnya.
e0 Ri"aya Penya$i Sos
'asien adalah mantan perokok yang sudah berhenti se!ak 1 tahun yang lalu,
keluarga satu rumah ada yang merokok dulu, dan sudah meninggal karena
penyakit paru !uga.
+030 PEMERIKSAAN FISIK
- eadaan -mum 3 ompos 9entis
- 4anda vital
4ekanan darah 3 1126*0 mm=g
/rekuensi nadi 3 10* kali6menit
/rekuensi napas 3 .0 kali6menit
&uhu 3 .7
>
?
- epala 3 2ormosefalik, tidak ada deformitas
- 9ata 3 on!ungtiva anemis (-,6(-,, sclera ikterik (<,6(<,
- elen!ar :etah #ening 3 tidak teraba pembesaran
- 4hora; 3 simetris <6< , retraksi -
- Jantung 3 #unyi !antung @ dan @@ normal, murmur (-,, gallop (-,
- 'aru 3
o @nspeksi simetris
o 'alpasi vocal fremitus kanan lebih lemah dibandingkan kiri
o 'erkusi redup 6 sonor
o 1uskultasi vesikuler A 6 (<,, rhonki (<,6(-,, "heeBing (<,6(<,
- 'erut 3 8emas, datar, bising usus (<, normal, nyeri tekan (-,, hati dan limpa
tidak teraba
- :in!al 3 2yeri ketok ?C1 (-,, #allotement (-,
- Ekstremitas 3 akral hangat, edema tungkai (-,6(-,
+0.0 PEMERIKSAAN PENUN4AN*
-0 Pemeri$saan La1oraorium
Darah 'erifer 8engkap
- 8eukosit 3 5)00 6 mm
.
1nalisis :as Darah
- =itung Jenis 8eukosit 3 - 5H : 678,6 (D,.) -D,)),
o 2etrofil 3 57,5 + - 59#
+
: 3-78 (.5 E )5,
5
o 8imfosit 3 .7,. + - 5#
+
: :876 (*5 E $5,
o 9onosit 3 D,2 + - =?0
.
3 2),)
o Eosinofil 3 0 + - Saurasi #
+
: ;.7< = ($7-
$*,
o #asofil 3 0+ Elektrolit
- Erirosi : -786 >ua?@L (.,7 - 5,*, - Na : -+: mmol?L (1.5-1)5,
- H1 : 87. 'r?!L - K : +7:< mmol?L (.,5-5,5,
- H : -: = A38 B.6C - 9a : 673 mmol?L (*,)-10,2,
- M9( : -,+78 DL A<,B-,,C - 9l : ;6 mmol?L ($*-10$,
- M9H : 3.7. 5' A+:B3.C
- 9?=? 3 ..,5 + (.2-.7,
- Trom1osi : 3+ ri1u?mm
3
(150 E ))0,
- :D& 3 11*
/ungsi =epar dan :in!al
- /iliru1in oal : -7:6 m'?!L (0,1-1,1, - Ureum : -6 m'?!L (20-)0,
- /iliru1in !ire2 : ,76 m'?!L (0,1 E 0,), - reatinin 3 1 mg6d8 (0,* E
1,5,
- &:04 3 2$ u68 (0-.D,
- S*PT : :, u?L (0-)0,
+0 Ra!iolo'i A9hes EBRayC
+080 DIA*N#SIS
Diagnosis er!a3 Diagnosis #anding 3
- Efusi pleura kanan e.c keganasan - Efusi pleura kanan e.c 4#
- &yndrome dyspepsia
- &uspect 4# paru #41 (F, 88#
- 1nemia
9asalah
- 4rombositopenia
- =iponatremia, hipokalemia, hipokalsemia, hipokloremia
- =ipoksemia
6
+0:0 REN9ANA PEMERIKSAAN LAN4UTAN
- 'eriksa sputum #41 &'& (kultur dan resistensi,
- 'eriksa #41 dari cairan pleura (kultur dan resistensi,
- 'eriksa mikroorganisme dari cairan pleura (kultur dan resistensi,
- 1nalisis cairan pleura
- 'eriksa ulang elektrolit dan darah perifer lengkap pasca koreksi
+060 REN9ANA PEN*#/ATAN
- 0ksigen ) 8 6 menit nasal kanul
- @C/D 2a?l 0,$+ 500 cc < ?l 25 mEG dalam 12 !am
- %anitidin 2 ; 50 mg @C
- ?urcuma . ; 1 tab
- 'ro 4ransfusi
o Jika pasca transfusi trombosit masih rendah, lakukan protransfusi 4?
o 8akukan punksi pleura setelah perbaikan keadaan umum
+0<0 PR#*N#SIS
1d vitam 3 dubia ad bonam
1d functionam 3 dubia ad bonam
1d sanasionam 3 dubia ad bonam
7
/A/ III
TIN4AUAN PUSTAKA
30- Anaomi !an Fisiolo'i Pleura
'leura terbentuk dari dua membran serosa, yakni pleura visceral yang
melapisi paru serta pleura parietal yang melapisi dinding toraks bagian dalam.
'ada hakikatnya kedua lapis membran ini saling bersambungan di dekat hilus,
yang secara anatomis disebut sebagai refleksi pleura. 'leura visceral dan
parietal saling bersinggungan setiap kali manuver pernapasan dilakukan,
sehingga dibutuhkan suatu kemampuan yang dinamis dari rongga pleura untuk
saling bergeser secara halus dan lancar. Ditin!au dari permukaan yang
bersinggungan dengannya, pleura visceral terbagi men!adi empat bagian,
yakni bagian kostal, diafragama, mediastinal, dan servikal.
.
4erdapat faktor-faktor yang memengaruhi ter!adinya kontak antarmembran
maupun yang mendukung pemisahan antarmembran. /aktor yang mendukung
kontak antarmembran adalah3 (1, tekanan atmosfer di luar dinding dada dan
(2, tekanan atmosfer di dalam alveolus (yang terhubung dengan dunia luar
melalui saluran napas,. &ementara itu faktor yang mendukung ter!adi
pemisahan antarmembran adalah3 (1, elastisitas dinding toraks serta (2,
elastisitas paru.
)
'leura parietal memiliki persarafan, sehingga iritasi terhadap
membran ini dapat mengakibatkan rasa alih yang timbul di regio dinding
torako-abdominal (melalui n. interkostalis, serta nyeri alih daerah bahu
(melalui n. frenikus,.
8
:ambar 1 E 1natomi 'leura 'ada 'aru 2ormal (anan, dan 'aru yang olaps
(iri,
1ntara kedua lapis membran serosa pleura terdapat rongga potensial, yang
terisi oleh sedikit cairan yakni cairan pleura. %ongga pleura mengandung
cairan kira-kira sebanyak 0,. ml kg
-1
dengan kandungan protein yang !uga
rendah (sekitar 1 g dl
-1
,. &ecara umum, kapiler di pleura parietal menghasilkan
cairan ke dalam rongga pleura sebanyak 0,01 ml kg
-1
!am
-1
. Drainase cairan
pleura !uga ke arah pleura parietal melalui saluran limfatik yang mampu
mendrainase cairan sebanyak 0,20 ml kg
-1
!am
-1
. Dengan demikian rongga
pleura memiliki faktor keamanan 20, yang artinya peningkatan produksi
cairan hingga 20 kali baru akan menyebabkan kegagalan aliran balik yang
menimbulkan penimbunan cairan pleura di rongga pleura sehingga muncul
efusi pleura.
9
:ambar 2 E Desain 9orfofungsional %ongga 'leura
(s.c 3 kapiler sistemikH p.c 3 kapiler pulmoner,
:ambar 2 adalah bentuk kompartmen pleuropulmoner yang
tersimplifikasi. 4erdapat lima kompartmen, yakni mikrosirkulasi sistemik
parietal, ruang interstisial parietal, rongga pleura, intestisium paru, dan
mikrosirkulasi visceral. 9embran yang memisahkan adalah kapiler
endotelium, serta mesotel parietal dan visceral. 4erdapat saluran limfatik yang
selain menampung kelebihan dari interstisial !uga menampung keleibhan dari
rongga pleura (terdapat bukaan dari saluran limfatik pleura parietal ke rongga
pleura yang disebut sebagai stomata limfatik. epdatan stomata limfatik
tergantung dari regio anatomis pleura parietal itu sendiri. &ebagai contoh
terdapat 100 stomata cm
-2
di pleura parietal interkostal, sedangkan terdapat
*.000 stomata cm
-2
di daerah diafragma. -kuran stomata !uga bervariasi
dengan rerata 1 m (variasi antara 1 E )0 m,
)
.
&ama seperti proses transudasi cairan pada kapiler, berlaku pula hukum
&tarling untuk menggambarkan aliran transudasi (Jv, antara dua kompartmen.
=ukum ini secara matematis dinyatakan sebagai berikut
5
3
Jv I f J('=
1
E '=
2
, - (
1
-
2
,K
10
f merupakan koefisien filtrasi (yang tergantung kepada ukuran pori
membran pemisah antara dua kompartmen,, '= dan berturut-turut adalah
tekanan hidrostatik dan koloidosmotik, serta merupakan koefisien refleksi
(I1 menggambarkan radius dari Bat terlarut lebih besar dari pori sehingga Bat
terlarut tak akan mampu mele"ati pori, sebaliknya I0 menggambarkan
seluruh Bat terlarut lebih kecil ukurannya dari pori yang mengakibatkan aliran
Bat terlarut dapat berlangsung secara bebas,.
:ambar . E :ambar (a, merupakan hipotesis 2eggard (1$2D, yang
menggambarkan hipotesis tentang pembentukan serta drainase cairan pleura.
=ipotesis ini terlalu sederhana karena mengabaikan keberadan interstisial dan
limfatik pleuraH sedangkan (b, merupakan teori yang saat ini diterima
berdasarkan percobaan terhadap kelinci.
/iltrasi cairan pleura ter!adi di plura parietal (bagian mikrokapiler
sistemik, ke rongga interstitium ekstrapleura. :radien tekanan yang kecil
mendorong cairan ini ke rongga pleura.
.
2ilai antara intersitisium parietal
dengan rongga pleura relatif kecil (I0,.,, sehingga pergerakan protein
11
terhambat dan akibatnya kandungan protein cairan pleura relatif rendah (1 g
dl
-1
, dibandingkan dengan interstisium parietal (2,5 g dl
-1
,
5
.
&ementara itu drainase cairan pleura sebagian besar tidak melalui pleura
visceral (sebagaimana yang dihipotesiskan oleh 2eggard,, sehingga pada
sebagian besar keadaan rongga pleura dan interstisium pulmoner merupakan
dua rongga yang secara fungsional terpisah dan tidak saling berhubungan.
'ada manusia pleura visceral lebih tebal dibandingkan pleura parietal,
sehingga permeabilitas terhadap air dan Bat terlarutnya relatif rendah. &aluran
limfatik pleura parietal dapat menghasilkan tekanan subatmosferik -10
cm=
2
0.
30+ EDusi Pleura
?airan pleura terakumulasi !ika pembentukan cairan pleura melampauai
absoprsi (drainase, yang mampu dilakukan oleh limfatik. &elain daripada
mekanisme yang telah di!elaskan di atas, cairan pleura dapat pula dibentuk
dari pleura visceral atau rongga peritoneum (melalui lubang kecil di
diafragma,. Dengan demikian efusi dapat ter!adi apabila ter!adi $ele1ihan
5ro!u$si (berasal dari interstisial paru atau pleura visceral, pleura parietal,
dan rongga peritoneal, serta $e'a'alan a1so5rsi (akibat obstruksi limfatik,.
'endekatan diagnostik pada efusi pleura melibatkan pengukuran parameter
cairan pleura serta keadaan sistemik. Efusi perlu dibedakan antara ransu!a
(yang umumnya ter!adi akibat faktor sistemik, dan e$su!a (akibat faktor
lokal,. 4ransudat dan eksudat dapat dibedakan dengan mengukur 8D= dan
protein, sehingga dapat disimpulkan bah"a e$su!a dicirikan dengan
7
3
1. %asio protein cairan pleura6serum L 0,5
2. %asio 8D= cairan pleura6serum L0,7
.. 8D= cairan pleura lebih dari 26. batas atas 8D= serum
'erlu pula dilakukan pengukuran gradien protein antara serum dengan
pleura, yang mana gradien yang lebih dari .,1 g6d8 menggambarkan !enis
transudat. Temuan $ara$erisi$ e$su!a membutuhkan pemeriksaan lebih
lan!ut, seperti kadar glukos, hitung !enis, studi mikrobiologis, dan sitologi.
7
12
:ambar 5 menggambarkan alur diagnosis efusi pleura menggunakan
algoritma pemeriksaan tertentu. &ebagai contoh, cairan dengan kecenderungan
transudat memerlukan kecurigaan ke arah3
1. :agal !antung kiri (kongestif,, sebab ter!adi kongesti cairan di paru akibat
kegagalan pompa !antung mengakibatkan peningkatan tekanan vaskular
paru. 24-pro#2' L1500 pg6m8 mengonfirmasi efusi pleura akibat gagal
!antung kongestif.
2. =idrotoraks hepatik, akibat sirosis dan ascites.
.. Emboli paru
). &indroma nefrotik
5. Dialisis peritonela
7. 0bsgtruksi sindroma kava superior
D. 9iksedema
Efusi akibat tuberkulosis sering disebut pleuritis tuberkulosis. 'leuritis
tuberkulosis dikaitkan dengan eksudat yang dominan limfositnya (dapat L$0+
sel darah putih,, serta marker 4# yang sangat meningkat di cairan pleura
(yakni adenosin deaminase61D1L )0 @-68 atau interferon gamma lebih dari
1)0 pg6m8,. ?airan pleura dapat pula dikultur, biopsi !arum pleura, atau
torakoskopi. Efusi yang banyak mengandung sel darah merah
menggambarkan keganasan, trauma, atau emboli paru.
Efusi parapneumonik dikaitkan dengan pneumonia, abses paru, atau
bronkiektasis. 4erdapat pula istilah empiema yang menggambarkan efusi
purulen yang masif.
13
:ambar 5 E 1lgoritma Diagnosis Efusi 'leura
D
:ambaran radiologi yang penting ditemukan pada efusi pleura adalah
penumpulan sudut kostofrenikus pada foto posteroanterior. Jika foto polos
toraks tidak dapat menggambarkan efusi, diperlukan apencitraan radiologi lain
14
seperti ultrasound dan ?4. Efusi yang sangat besar dapat membuat hemitoraks
men!adi opak dan menggeser mediastiunum ke sisi kontralateral. Efusi yang
sedemikian masif umumnya disebabkan oleh keganasan, parapneumonik,
empiema, dan tuberkulosis. 2amun apabila mediastinum bergeser ke sisi di
mana efusi pleura masif berada, perlu dipikirkan ke!adian obstruksi
endobronkial ataupun penekanan akibat tumor.
D
15
:ambar 7 E iri3 /oto '1 yang 9enggambarkan 'enumpullan &udut
ostrofrenikus iriH anan3 /oto 88D 'asien yang &ama
D
/A/ I(
16
PEM/AHASAN
2y. &, 5) tahun, datang dengan keluhan sesak napas yang semakin
memberat se!ak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. &esak terutama dirasakan
saat beraktivitas dan sedikit berkurang bila beristirahat, namun tidak hilang
sepenuhnya. &esak napas seperti ini tidak pernah dirasakan pasien sebelumnya.
'asien melakukan pemeriksaan dahak se"aktu dan hasilnya negatif. 'asien
diberikan ) macam obat (. diantaranya rifampisin, etambutol, isoniaBid,. 'asien
sudah minum obat tersebut selama . hari. 'asien !uga mengeluhkan batuk
berdahak putih yang hilang timbul selama 1 minggu &9%&. &emen!ak sakit,
ter!adi penurunan berat badan sebanyak 5 kg. 'asien tidak merokok, namun suami
pasien adalah perokok aktif.
/rekuensi napas pasien 22 kali6menit. &aat dipalpasi, vocal fremitus kanan
lebih lemah dibandingkan kiri. &aat di perkusi, terdengar bising ketok redup pada
paru kanan dan sonor pada paru kiri. 'ada auskultasi ditemukan penurunan suara
napas vesikuler pada paru kanan.
#atuk produktif dan sesak napas selama 1 minggu, penurunan berat badan
sebanyak 5 kg, serta ri"ayat pemberian 014 perlu dicurigai suspek 4#, "alaupun
pada pemeriksaan dahak se"aktu didapatkan hasil negatif. 0leh karena itu pada
rencana pemeriksaan pasien direncanakan untuk periksa sputum #41. 2amun,
batuk produktif, sesak napas, dan penurunan berat badan !uga dapat disebabkan
oleh keganasan. :e!ala yang didapatkan dari anamnesis tidak terlalu khas
sehingga belum dapat disimpulkan.
&esak napas, vocal fremitus yang melemah, bising ketok redup, serta
penurunan suara napas vesikuler pada paru kanan dapat disebabkan oleh efusi
pleura. ?airan dalam rongga pleura tersebut menghalangi getaran suara mencapai
dinding toraks sehingga vocal fremitus melemah. 1danya cairan menyebabkan
bising ketok redup saat diperkusi. #unyi pernapasan yang lemah !uga dapat
disebabkan efusi pleura, karena cairan merupakan rintangan bagi bising vesikuler,
serta adanya efusi mengakibatkan alveolus tidak dapat mengembang dengan luas.
17
'enegakan diagnosis efusi pleura dapat diperkuat dengan hasil radiologi.
Dari foto toraks, didapatkan gambaran penumpulan sudut kostofrenikus kanan
pada foto posteroanterior. 'enyebab efusi pleura perlu dianalisis lebih lan!ut
berdasarkan hasil pemeriksaan penun!ang. 'emeriksaan penun!ang yang dapat
dilakukan untuk menentukan penyebab dari efusi pleura adalah analisis cairan
pleura. 'erbedaan mendasar antara efusi pleura akibat keganasan atau tuberkulosis
adalah sebagai berikut3
*
Penye1a1 Tam5ila
n
Hiun'
>enis
leu$osi

Erirosi

5H *lu$os
a
Keeran'an
eganasan 4urbid
hingga
berdarah
1-
10.000
limfosit
M100.00
0
2orma
l
hingga
A
2ormal
hingga
A
'emeriksaa
n sitologi
4uberkulosi
s
&erosang
(campura
n darah
dan
cairan
serosa,
5-
10.000
limfosit
M10.000 2orma
l
sampai
A
2ormal
sampai
A
'emeriksaa
n marker
4# 1D13
LD0 @-68
4#, !ikaM)0
@-68 bukan
4#.
'e"arnaan
#413 0-
10+
dengan
pe"arnaan
4#
kultur dan
resistensi
18
emungkinan bakteri lain sebagai penyebab dari efusi pleura dapat
diperiksa melalui kultur bakteri aerobik dan anaerobik. =asil dengan kultur
meningkat apabila cairan pleura diinokulasikan langsung (bedside , ke dalam
botol kultur darah.&edangkan untuk kecurigaan yang mengarah ke pleuritis 4#,
selain kultur cairan pleura, harus dilakukan pula kultur sputum. -ntuk kecurigaan
yang mengarah pada keganasan, dilakukan pemeriksaan sitologi. 'ada keganasan,
pemeriksaan sitologi cairan pleura memberikan hasil 70+ positif. Jika negatif,
kemungkinan besar keganasan berupa mesotelioma, sarkoma, dan limfoma.
D

0psi lain adalah setelah melakukan punksi pleura, dapat dilakukan
kembali foto toraks untuk melihat gambaran radiologi secara lebih !elas. 0leh
karena pasien tidak memiliki ri"ayat 014 sebelumnya, 4# yang ter!adi
kemungkinan 4# primer sehingga gambaran radiologi bisa berupa3
lobus yang terkena adalah ba"ah dan tengah.
infiltrat bilateral atau tanpa infiltrat.
limfadenopati mediastinum, pola milier, tanda penyakit pleura, dan lain-lain.
!ika sembuh, dapat memberikan gambaran fibrosis dan kalsifikasi.
$

1pabila keganasan, dari gambaran radiologi terlihat adanya massa opak yang
mendesak bisa dinilai dari pergeseran batas !antung. Dapat pula diikuti dengan
peningkatan opasitas paratrakeal yang mengindikasikan adanya limfadenopati.
10

&elan!utnya, dari hasil laboratorium, permasalahan yang di!umpai pada
pasien berupa gangguan fungsi hati yang ditandai dengan peningkatan &:'4 (70,
normal3 0-)0,, sedangkan &:04 dalam batas normal. emudian, ditemukan pula
peningkatan bilirubin total dan bilirubin direk. =al ini dapat disebabkan oleh
pemberian 014. =epatitis karena pemberian isoniaBid dan rifampisin sering
ter!adi. @soniaBid diduga memproduksi hidraBin, suatu metabolik yang bersifat
hepatotoksik. 0leh karena hanya &:'4 yang meningkat dan peningkatannya tidak
lebih dari dua kali nilai normal maka pemberian isoniaBid dan rifampisin dapat
dilan!utkan.
11
'ermasalahan lainnya yang ditemui pada pasien ini adalah
trombositopenia (.2.000, dan anemia (=b3 5,), maka direncanakan transfusi
darah. ebutuhan transfusi dapat dihitung dengan3
19
=b yang diinginkan- =b sekarang N volume darah pasien (perempuan D0
m86kg##,
=b donor
-ntuk hiponatremia (127, dan hipokalemia (2,7*, dikoreksi dengan
pemberian infus 2a?l 0,$+ 500 cc < ?l 25 mEG dalam 12 !am. 'asien !uga
mengalami hipoksemia ringan (p0
2
3 75,D, sehingga diberikan oksigen )86menit
melalui nasal kanul. -ntuk hipokalsemia (D,.,, dapat diberikan kalsium oral 1-.
g6hari.
*
&edangkan hipokloremia ($D, tidak terlalu bermakna karena penurunan
hanya satu angka dari rentang normal ($*-10$,. &elan!utnya, direncanakan
pemeriksaan laboratorium elektrolit dan darah perifer lengkap pasca koreksi. Jika
permasalahan teratasi yang ditandai dengan kondisi umum membaik, maka
dilan!utkan dengan punksi pleura. -ntuk pengobatan gastritis yang dialami oleh
pasien dapat diberikan ranitidin intravena. emudian, curcuma !uga diberikan
untuk meningkatkan nafsu makan pasien.
DAFTAR PUSTAKA
20
1. #ahar 1. 'enyakit-'enyakit 'leura. Dalam3 &oeparman, &ukaton -,
Oaspad!i &, et al. Editor. @lmu 'enyakit Dalam. Jilid @@. #alai 'enerbit
/-@. Jakarta 1$$*H D*5-$D.
2. hairani 1, &yahruddin E, 'artakusuma 8:. arakteristik Efusi 'leura di
%umah &akit 'ersahabatan. J %espir @ndo. 2012H .23155-70
.. Oitmer 89. ?linical anatomy of the pleural cavity P mediastinum.
J@nternetK. ?ited3 2012 2ov 10. 1vailable from3
http366""".oucom.ohiou.edu6dbms-"itmer6Do"nloads6Oitmer-thora;.pdf
). 0Q%ahilly %, 9uller /, ?arpenter &, &"enson %. #asic human anatomy3 1
regional study of human strucutre. J@nternetK. ?ited3 2012 2ov 10.
1vailable from3 http366""".dartmouth.edu6Rhumananatomy6inde;.html
5. 9iserocchi :. 'hysiology and pathophysiology of pleural fulid turnover.
Eur %espir J, 1$$1H 10321$-25
7. 8ight %O. Disorders of the pleura and mediastinum.
D. 'orcel J9, 8ight %O. Diagnostic approach to pleural effusion. 1m /am
'hysician. 2007H D.(D,31211-20
*. &abatine 9&. 'ocket medicine. )
th
ed. -&13 Oilliams P OilkinsH 2011,
part.2-11, D-12.
$. Diagnosis of tuberculosis disease3 radiology. Diunduh dari3
""".heartlandntbc.org6training6archives6tbinS200*0$2.S1510.pdf.
Diakses pada 12 2ov 2012, pk. 0$.22 O@#.
10. @rshad 1. @magin in &mall ?ell 8ung ?arcinoma. Diunduh dari3
http366emedicine.medscape.com6article6.5*2D)-overvie". Diakses pada 12
2ov 2012, pk. 0$..2 O@#.
11. 1min T, #ahar 1. 'engobatan tuberculosis mutakhir. Dalam buku a!ar
ilmu penyakit dalam. Jilid @@@. Edisi 5. Jakarta3 @nterna 'ublishingH 2010,
hal.22)5.
21

Anda mungkin juga menyukai