OLEH: KELOMPOK 4 KELAS: TINGKAT 1 REGULER B ANGGOTA: 1. ANDI KASMETAN 2. ARSENIA NIGA DOSANTOS 3. FLAVIANUS ASUAT 4. KASIAH KALE DIPA 5. MARIA SURYANTI ANDI 6. SOLEMAN MAULAU 7. YULIA STELAMARIS KASENG
POLTEKKES KEMENKES KUPANG JURUSAN GIZI 2013 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Buah termasuk produk holtikultura yang secara umum mempunyai sifat yang mudah rusak (perishable), hal ini erat hubungannya dengan karakteristik kimia yaitu kandungan air yang tinggi, karakteristik fisik seperti laju respirasi serta karakteristik biologi yaitu bentuk sel yang berbeda dengan komoditi lainnya. Berdasarkan kandungan zat gizinya, buah merupakan sumber vitamin terutama vitamin A dan C, kandungan protein dan lemaknya relatif rendah, kecuali pada buah tertentu yang mengandung lemak tinggi seperti alpukat. Pengamatan struktur dan sifat fisik suatu bahan makanan adalah suatu jenis kegiatan dimana hal ini dilakukan untuk mengetahui segala jenis kandungan yang terdapat dalam bahan makanan yang diamati dan apakah bahan makanan tersebut dapat bertahan pada penyimpanan selama berapa lama dan masih layak dikonsumsi atau tidak. Pada praktikum ini akan dilakukan pengamatan pada buah pisang, pepaya dan alpukat. Kandungan gizi pisang: Nutrisi Jumlah Energi 371 kJ (89 kcal). Karbohidrat 22,84 gram. Gula 12,23 gram Protein 1,09 gram Diet serat 2,6 gram Lemak 0,33 gram Vitamin A 3 mg (0%) Thiamine (Vit. B1) 0,031 mg (2%) Riboflavin (Vit. B2) 0,073 mg (5%) Niacin (Vit. B3) 0,665 mg (4%) Asam pantotenat (B5) 0,334 mg (7%) Vitamin B6 0,367 mg (28%) Folat (Vit. B9) 20 mg (5%) Vitamin C 8,7 mg (15%) Kalsium 5 mg (1%) Besi 0,26 mg (2%) Magnesium 27 mg (7%) Fosfor 22 mg (3%) Kalium 358 mg (8%) Mencermati kandungan energi yang mencapai angka 371 kilo joule, sangat wajar jika kemudian pisang dijadikan sumber energi yang instan dan mudah diserap tubuh. Kandungan energi yang dimiliki buah pisang jauh lebih tinggi ketimbang buah lain seperti apple yang hanya berkisar di angka 54 KJ. Selain energi/kalori, buah pisang juga mengandung karbohidrat yang lebih lambat dicerna ketimbang gula pasir dan juga sirup. Kandungan gizi pisang selanjutnya adalah vitamin, yakni provitamin A atau betakaroten dengan jumlah sekitar 45 gram per 100 gram. Selain vitamin A, pisang juga kaya vitamin B yakni tiamin, riboflavin, B6 piridoxin dan biasin. Untuk vitamin B6, memiliki fungsi sebagai koenzim untuk mempercepat metabolism protein menjadi serotonin. Seng 0,15 mg (1%) Satu pisang 100-150 g
Kandungan gizi pada pepaya: Kandungan Gizi Pepaya (304 gr) Nutrisi jumlah %AKG Kalori 118.56 kkal 6.59 Protein 1.85 g 3.70 karbohidrat 29.82 g 9.94 serat makanan 5.47 g 21.88 lemak total 0.43 g 0.66 vitamin A 863.36 IU 17.27 thiamin B1 0.08 mg 5.33 riboflavin B2 0.10 mg 5.88 niacin B3 1.03 mg 5.15 vitamin B6 0.06 mg 3.00 vitamin B12 0.00 mcg 0.00 vitamin C 187.87 mg 313.12 vitamin E 3.40 mg
asam folat 115.52 mcg 28.88 vitamin K 7.90 mcg 9.88
Nutrisi jumlah %AKG asam pantotenat 0.66 mg 6.60 kalsium 72.96 mg 7.30 klorid 33.44 mg
tembaga 0.05 mg 2.50 besi 0.30 mg 1.67 magnesium 30.40 mg 7.60 mangan 0.03 mg 1.50 fosfor 15.20 mg 1.52 potasium 781.28 mg 22.32 selenium 1.82 mcg 2.60 sodium 9.12 mg 0.38 zinc 0.21 mg 1.40 Pepaya merupakan sumber vitamin C, vitamin E dan beta-karoten, tiga antioksidan yang sangat kuat. Vitamin-vitamin ini membantu mencegah oksidasi kolesterol. Kolesterol yang teroksidasi dapat menempel dan menumpuk di dinding pembuluh darah, membentuk plak berbahaya (aterosklerosis) yang akhirnya dapat menyebabkan serangan jantung atau stroke.
Kandungan gizi pada alpukat: Kandungan Gizi Jumlah Protein 0,90 g Kalori 85,00 kal Kalsium ( Ca) 10,00 mg Lemak 6,50 g Karbohidrat 7,70 g Zat besi (Fe) 0,90 mg Fosfor (P) 20,00 mg Vitamin A 180,00 S.I Vitamin B1 0,05 mg Vitamin C 13,00 mg Serat 1,40 g Air 84,30 mg Bagian buah yang dapat dimakan 61,00 %
B. TUJUAN PENULISAN 1. Tujuan umum: Agar mahasiswa dapat mengetahui cara penyimpanan bahan pangan yang baik dan benar serta kerusakan yang terjadi selama proses penyimpanan berlangsung pada buah. 2. Tujuan khusus: Agar mahasiswa dapat mengetahui mutu kesegaran bahan secara organoleptik dan berat bahan Mengetahui perubahan struktur fisik yang terjadi sampai buah menjadi rusak Mengamati kehilangan kadar air dengan cara penimbangan berat buah Mengetahui jenis, cirri dan tanda kerusakan yang terjadi pada buah Mengathui faktor-faktor yang mempengaruhi mutu bahan BAB II PRAKTIKUM A. ALAT DAN BAHAN Bahan : Buah pisang, pepaya, dan alpukat Alat : 1. Penggaris 2. Pisau 3. Timbangan 4. Mangkuk 5. Plastik 6. Talenan
B. PROSEDUR KERJA Ukurlah berat masing-masing buah Amati fisik luar dari ketiga buah tersebut Kemudian simpanlah masing-masing buah pada plastic tertutup, plastic sobek dan pada ruangan terbuka, semuanya disimpan di dalam kulkas. Lakukan pengamatan selama 1 minggu dan catatlah perubahan yang terjadi setiap 2 hari.
C. PENGAMATAN SEBELUM PENYIMPANAN 1. Buah alpukat : Di simpan di refregator cirri- ciriya: berat 390 g, warna hijau kekuningan,bau khas alpukat Suhu ruang : berat 380, di permukan kulit luka, warna hijau, bau khas alvokad. 2. Buah pisang : Di simpan di refregator ciri- cirinya: panjang 50cm, berat 100 g, warna kulit kuning, bau khas pisang masak. Suhu ruang cirri- cirinya : panjang 45 cm, berat 90 g, warna kulit kuning, bau khas pisang masak 3. Buah papaya : Di simpan di refregator ciri-cirinya : panjang 15,5 cm, berat 150 g, warna orange.
D. HASIL PENGAMATAN SESUDAH PENYIMPANAN 1. Buah Alpukat Pada plastik tertutup: tekturnya lembek, berbau tidak sedap, warnanya kecoklatan dan berulat Pada plastik sobek: tidak terlalu lembek, berair, juga berbau tidak sedap dan berjamur. 2. Buah Pisang Plastik tertutup: kulit pisang berubah coklat, bagian luar pisang lembek. Plastik sobek: kulit pisang dan bagian luar pisang kecoklatan, lembek, sedikit berair, tapi bagian dalam masih dapat dikonsumsi. 3. Buah Pepaya Plastik tertutup: teksturnya lembek, berair dan berbau tidak sedap Plastik sobek: teksturnya lembek, lebih berair, ditumbuhi jamur, berbau busuk.
E. HASIL PENGAMATAN PADA SUHU RUANG 1. Buah Alpukat Pada plastik tertutup Waktu/ Hari Berat Aroma Warna Tekstur/ Kekerasan Gambar 1 300g Khas alpukat Hijau kekuningan Masih keras
3 - Khas alpukat Hijau kekuningan Mulai lembek 5 - Busuk Hijau kecoklatan Lembek, berair, 7 280g Busuk Coklat kehitaman Berair, terdapat ulat
Pada Plastik sobek Waktu/ Hari Berat Aroma Warna Tekstur/ Kekerasan Gambar 1 290g Khas alpukat Hijau kekuningan Masih keras
3 - Busuk Hijau kekuningan Mulai lembek 5 - Busuk Hijau kecoklatan Sangat lembek, berair, 7 270g Busuk Coklat kehitaman ada jamur
2. Buah Pisang Plastik tertutup Waktu/ Hari Panjang/ Berat Aroma Warna Tekstur/ Kekerasan Gambar 1 10cm/ 75g Khas pisang Hijau kekuningan Masih keras
3 - Khas pisang Hijau kekuningan Lembek 5 8cm/ 75g Busuk Kecoklatan Sangat lembek, berair bagian luar, 7 8cm/ 65g Busuk Coklat kehitaman berair
Plastik sobek Waktu/ Hari Panjang/ Berat Aroma Warna Tekstur/ Kekerasan Gambar 1 10cm/ 60g Khas pisang Hijau kekuningan Masih keras
Ada banyak faktor yang mempengaruhi kerusakan pada bahan pangan.Pada praktikum kali ini,selama melakukan proses penyimpanan selama 1 minggu dan melakukan pengamatan, tanda kerusakan pada pangan nampak pada hari ke-5, dan kerusakan terus meningkat sampai hari ke7. Tanda-tanda kerusakan buah-buahan serta produk olahannya adalah: 1) menjadi memar karena benturan fisik, 2) menjadi layu karena penguapan air, 3) timbulnya noda-noda warna karena spora kapang yang tumbuh pada permukaannya, 4) timbulnya bau alkohol atau rasa asam, disebabkan oleh pertumbuhan kamir atau bakteri asam laktat, 5) menjadi lunak karena sayuran dan buah-buahan menjadi berair Faktor lain yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pada bahan pangan, antara lain yang terpenting adalah sebagai berikut : 1. Pertumbuhan dan aktivitas mikroba 2. Aktivitas enzim yang terdapat dalam bahan pangan 3. Aktivitas serangga, parasit dan binatang pengerat. 4. Kandungan air dalam bahan pangan 5. Suhu, baik suhu tinggi maupun rendah 6. Udara khususnya oksigen 7. Sinar 8. Waktu penyimpanan
Faktor penyebabkan terjadinya kerusakan pada bahan pangan, antara lain sebagai berikut : pertumbuhan dan aktivitas mikroba, aktivitas enzim yang terdapat dalam bahan pangan, aktivitas parasit dan binatang pengerat, kandungan air dalam bahan pangan, udara khususnya oksigen, sinar dan waktu penyimpanan.Berikut ini adalah beberapa penjelasannya: Enzim Enzim merupakan senyawa protein yang berfungsi sebagai katalis biologis yang dapat mengendalikan berbagai reaksi biokimia yang terdapat di dalam jaringan hidup. Enzim dapat berasal secara alami di dalam bahan pangan, atau dapat pula berasal dari mikroba yang, mencemari bahan pangan yang bersangkutan. Enzim yang dikeluarkan oleh mokroba dapat menimbulkan perubahan bau, warna dan tekstur pada bahan pangan. Enzim yang terdapat secara alami di dalam bahan pangan misalnya enzim polifenol oksidase pada buah salak, apel atau ubi kayu. Enzim dapat menimbulkan warna coklat jika buah atau ubi dipotong.. Enzim dapat pula menyebabkan penyimpangan citarasa makanan seperti enzim lipoksidase yang menimbulkan bau langu pada kedelai. Enzim juga dapat menyebabkan pelunakan pada buah, misalnya enzim pektinase yang terdapat pada buah- -buahan. Karena merupakan salah satu faktor penyebab kerusakan pada bahan pangan, maka enzim perlu diinaktifkan jika akan diawetkan. Udara (Oksigen) Udara khususnya oksigen yang terkandung di dalamnya merupakan penyebab utama ketengikan bahan pangan yang berlemak. Demikian juga, oksigen dapat merusak vitamin, terutama vitamin A dan C. Oksigen juga dapat menimbulkan kerusakan warna sehingga produk pangan jadi pucat. Oksigen adalah komponen penting bagi hidupnya mikroba aerobik khususnya kapang, karena itu sering ditemukan di permukaan bahan pangan atau di celah-celahnya. Sinar Kerusakan bahan pangan karena sinar terlihat jelas pada makanan yang berwarna. Warna bahan pangan atau makanan dapat menjadi pucat karena pengaruh sinar. Sinar juga dapat merusak beberapa vitamin yang terkandung dalam bahan pangan, misalnya vitamin B2, vitamin A dan vitamin C. Susu yang disimpan di dalam botol transparan juga dapat rusak karenasinar, yaitu menimbulkan bau tengik akibat terjadinya oksidasi. Demikian juga minyak kelapa yang disimpan dalam botol transparan akan mudah menjadi tengik jika tersinari matahari secara terus-menerus. Waktu Produk yang telah mengalami perubahan tekstur, warna, rasa, bau, dan nilai gizi, biasanya telah mengalami penurunan mutu karena perubahan- perubahan tersebut berujung pada perbedaan antara harapan konsumen dengan produk yang ada. Konsumen mengharapakan produk yang berasa nikmat, tekstur yang lezat, warna yang menarik. Namun karena terjadi kerusakan, akhirnya parameter-parameter tersebut menjadi bergeser. Apabila perubahan mutu ini terjadi terus menerus, akan menyebabkan produk pangan menjadi berbahaya bagi manusia karena munculnya bahan-bahan berbahaya akibat kerusakan pangan. Serangga, Parasit dan Binatang Pengerat Serangga, parasit dan binatang mengerat termasuk ke dalam kategori hama yang dapat menimbulkan masalah pada bahan pangan.Serangga merusak bahan pangan bukan hanya karena memakan bahan pangan seperti biji-bijian, buah-buahan atau sayuran, tetapi karena luka yang ditimbulkannya pada permukaan bahan pangan akan mengundang mikroba untuk mencemari luka tersebut dan tumbuh serta berkembang di sana. Mikroba ini yang seterusnya akan merusak bahan pangan yang bersangkutan. Di samping itu, air kencing dan kotoran serangga yang terkumpul pada tumpukan bahan pangan juga merupakan tempat yang cocok bagi mikroba untuk tumbuh dan berkembang.
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN Setelah praktikum ini , kami menjadi tahu bawha setiap bahan makanan memiliki kandungan yang berbeda-beda, dan mempunyai fungsi yang berbeda pula. Dan melalui praktikum kali ini pula, kami dapat mengetahui bahan makanan mana yang layak untuk di konsumsi oleh manusia.
B. SARAN Ada sedikit masukan pada praktikum kali ini yaitu, bagaimana kita menerapkan dalam kehidupan kita, terlebih dalam kehidupan masyarakat luas.
DAFTAR PUSTAKA Dr. H. Agus Kristo Budianto, M.Kes.Dasar-dasar ilmu Gizi .PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarthttp://slamethandono_11964_pdf.com/2011/kerusakan-bahan-pangan.html K.A Buckle, R.A Edward, G.H Fleet, M. Wootton.1987. Ilmu Pangan. UI Press Jakarta. Mustamin. 2000. Ilmu Bahan Makanan. PAM Gizi Depkes, Makassar. Tien R. Muchtadi, Sugiyono. 1996. Petujuk Laboratorium Ilmu Pengetahuan Bahan Makanan. IPB, Bogor.a.www.google.com