A. LATAR BELAKANG Pengamatan struktur dan sifat fisik suatu bahan makanan adalah suatu jenis kegiatan dimana hal ini dilakukan untuk mengetahui segala jaenis kandungan yang terdapat dalam bahan makanan tersebut, dan apakah bahan makanan tersebut layak dikonsumsi atau tidak oleh manusia. Daging merupakan badan ternak yang di manfaatkan untuk konsumsi manusia.daging adalah otot ternak yang telah di sembeli untuk tujuan konsumsi,dan dapat berasal dari berbagai jenis ternak potong.baik ternak besar(sapi,kerbau) maupun ternak kecil(domba,kambing dan babi).Konsumsi daging rata-rata orang Indonesia masih rendah,ini sangat jauh berbeda dengan Negara maju.komposisi daging relative mirip satu dengan lainnya.terutama kandungan protein 15-20% dan kadar protein tersebut terutama menentukan tingginya mutu daging dari segi gizi.sebagian besar kalsium pada daging terutama pada tulangnya,karna itu bagian daging yang dapat di konsumsi rendah kandungan mineralnya.meski demikian,daging tanpa lemak merupakan sumber yang bagus untuk fosfor dan besi.secara umum daging merupakan sumber yang bagus sekali untuk niasin dan riboflafin serta tiamin,tetapi rendah kandungan vitamin C-nya. Bila potongan daging di amati secara telliti maka Nampak dengan jelas bahwa daging terdiri dari air,protein,lemak dan potongan tulang.bagian daging yang tidak berlemak terdiri atas satu atau lebih otot,masing-masing tersusun dari banyak kumpulan serabut ototyang merupakan unit dasar struktur daging.warna daging serta jumlah dan sifat lemaknya dapat digunakan untuk membedakan asal daging secara umum.kadar lemak dalam daging di pengaruhi oleh umur ternak,jenis makanan serta tingkat keaktifan ternak tersebut.warna daging sapi bila baru saja diiris,warnanya merah ungu gelap.warna berubah menjadi terang jika terkena oksigen.
Daging terdiri dari tiga komponen utama, yaitu jaringan otot (muscle tissue), jaringan lemak (adipose tissue), dan jaringan ikat (connective tissue). Banyaknya jaringan ikat yang terkandung di dalam daging akan menentukan tingkat kealotan/kekerasan daging Berdasarkan keadaan fisik, daging dapat dikelompokkan menjadi: (1) daging segar yang dilayukan atau tanpa pelayuan, (2) daging segar yang dilayukan kemudian didinginkan (daging dingin), (3) daging segar yang dilayukan, didinginkan, kemudian dibekukan (daging beku) (4) daging masak, (5) daging asap, (6) daging olahan.
B. TUJUAN 1. Tujuan umum Mengamati perubahan selama penyimpanan 2. Tujuan Khusus Mengamati kesegaran daging sapi Melakukan pengamatan yang terjadi selama penyimpanan Menyebutkan cirri dan tanda kerusakan selama penyimpanan Menguraikan factor yang mempengaruhi mutu dan bahan
BAB II PRAKTIKUM
A. ALAT DAN BAHAN Bahan :Daging sapi Alat :pisau,timbangan,talenan,plastic
B. PROSEDUR KERJA 1) Mengamati bentukdan struktur daging serta mutu daging meliputi keempukan,kekompakan,dan elastisitas serta warna daging 2) Memotong dan menimbang 100gr daging 3) Masukan daging ke suhu ruangan,kulkas dan frizher 4) Lakukan pengamatan selama 2 minggu
C. PENGAMATAN SEBELUM PENYIMPANAN Gambar Keterangan
berat daging 100 gr,tidak terdapat tulang, dagingnya merah segar, aroma bau khas daging sapi.
D.TABEL PENGAMATAN DAGING SAPI PADA SUHU RUANG
Hari ke 1 Hari ke 5 Hari ke 9 Hari ke 14 Warna:masih merah segar, Aroma:bau khas daging sapi Ukuran:Segi empat dan tidak lembek Warna: Merah tetapi kurang segar Aroma:Bau khas daging sapi tetapi agak berkurang Ukuran:Tidak terlalu lembek Warna:agak coklat kehitaman Aroma:sudah busuk dan tengik Tekstur:lembek, berlendir,dan jamur sudah mulai nampak,dan terdapat serangga yang mengerumini. Warna:coklat kehitaman Bau:sangat busuk dan tengik Tekstur:lembek, berlendir,dan di tumbuhi jamur,serta di kerumini binatang serangga
E.TABEL PENGAMATAN DAGING SAPI PADA KULKAS Hari ke 1 Hari ke 5 Hari ke 9 Hari ke 14 Warna:masih merah segar, Aroma:bau khas daging sapi Ukuran:Segi empat dan tidak lembek Warna: Merah tetapi kurang segar Aroma:Bau khas daging sapi tetapi agak berkurang Ukuran:Tidak terlalu lembek Warna:Mulai menjadi coklat. Aroma:Mulai terasa tengik Tekstur:Mulai berlendir dan kadar air mulai Nampak Warna:coklat agak kehitaman Aroma:agak busuk dan tengik Tekstur:lembek, berlendir,dan kadar air meningkat
F.PENGAMATAN DAGING SAPI PADA FRIZHER Hari ke 1 Hari ke 5 Hari ke 9 Hari ke 14 Warna:masih merah segar, Aroma:bau khas daging sapi Tekstur:masih terlihat segar Warna:masih merah segar, Aroma:bau khas daging sapi Tekstur:Masih terlihat segar Warna: agak merah kehitaman Aroma:bau khas daging sapi berkurang Tekstur:Agak berkeras karna dipengaruhi suhu pada frizher Warna:Merah kehitaman Aroma: tidak tercium lagi baud aging sapi karna dagingnya sudah beku Tekstur:keras karna sudah membeku
G.GAMBAR KERUSAKAN PADA DAGIN SAPI Tempat Penyimpanan Gambar Suhu Ruang
Kulkas
Frizher
BAB III PEMBAHASAN
Daging merupakan bahan pangan yang penting dalam memenuhi kebutuhan gizi. Selain mutu proteinnya tinggi, pada daging terdapat pula kandungan asam amino esensial yang lengkap dan seimbang.Keunggulan lain, protein daging lebih mudah dicerna ketimbang yang berasal dari nabati.manusia mengonsumsi daging sejak dimulainya sejarah peradaban manusia itu sendiri. Berbagai jenis ternak telah dikembangkan untuk diambil dagingnya, baik ternak besar (seperti sapi atau kerbau) maupun ternak kecil (seperti domba, kambing, dan babi). Selain jenis ternak tersebut, beberapa ternak lain juga dapat digunakan sebagai sumber daging untuk konsumsi manusia. Meski demikian, daging yang paling banyak diperjual belikan adalah daging sapi. Ada banyak faktor yang mempengaruhi kerusakan pada bahan pangan.Pada praktikum kali ini,selama melakukan proses penyimpanan selama 2 minggu dan melakukan pengamatan, tanda kerusakan pada pangan nampak pada hari ke 9, dan terus meningkat sampai hari ke 13. Daging mudah sekali mengalami kerusakan mikrobiologi karena kandungan gizi dan kadar airnya yang tinggi, serta banyak mengandung vitamin dan mineral. Kerusakan pada daging ditandai dengan perubahan bau dan timbulnya lendir. Biasanya kerusakan ini terjadi jika jumlah mikroba menjadi jutaan atau ratusan juta (106 – 108) sel atau lebih per 1 cm & sup2; luas permukaan daging. Kerusakan mikrobiologi pada daging terutama disebabkan oleh pertumbuhan bakteri pembusuk. Kerusakan pada daging dapat dikenal karena tanda-tanda sebagai berikut: a ) adanya perubahan bau menjadi tengik atau bau busuk b ) terbentuknya lendir, c ) adanya perubahan warna, d ) adanya perubahan rasa menjadi asam, e ) tumbuhnya kapang pada bahan/dendeng kering. Pada daging yang telah dikeringkan sehingga nilai aw-nya rendah, misalnya daging asap atau dendeng, kerusakan terutama disebabkan oleh pertumbuhan kapang pada permukaan. Jika daging telah rusak, sangat mungkin mengandung kuman-kuman berbahaya. Beberapa kuman yang dapat menyebabkan penyakit pada konsumen yang dapat ditularkan oleh daging antara lain: a) Antraks, merupakan penyakit hewan (terutama pada sapi, kambing domba, kuda, babi, burung unta) yang dapat ditularkan ke manusia, yang disebabkan oleh kuman (bakteri) Bacillus anthracis. b) Salmonella, dapat menyebabkan tifus, paratifus atau gangguan pencernaan (gastroenteritis). c) Staphylococcus aureus, kuman ini menghasilkan racun enterotoksin yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang mendadak, yaitu gejala keracunan seperti kekejangan pada perut dan muntah-muntah dan dapat pula terjadi diare. d) Clostridium perfringens, dapat menyebabkan keracunan yang ditandai dengan sakit perut, diare, pusing, tetapi jarang terjadi muntah-muntah. e) Clostridium botulinum, dapat menyebabkan keracunan fatal, ditandai dengan lesu, sakit kepala, pusing, muntah dan diare, tetapi akhirnya penderita mengalami kesulitan buang air besar (konstipasi). Sistem syaraf pusat penderita akan terganggu.
BAB IV PENUTUP
1. KESIMPULAN
Semua bahan pangan berasal dari bahan hidup, oleh karena itu bahan pangan menjadi subjek dekomposisi alami selama penyimpanan. Bahan pangan juga mengalami penyusutan atau pembusukan karena dimakan oleh mahluk lain selain manusia, misalnya tikus, mencit, lalat dan mikroorganisme.
Kebusukan ini dicirikan oleh eating quality yang kurang dapat diterima oleh konsumen dalam hal penampakan, rasa, tekstur, atau bau. Selain itu bahan pangan yang busuk dapat menjadi tidak aman untuk dikonsumsi. Setelah melakukan praktikum ilmu bahan makanan mengenai identifikasi jenis-jenis bahan pangan ini, hendaknya kita dapat mengidentifikasi jenis-jenis bahan pangan yang akan dikonsumsi ketika akan membelinya. Identifikasi pangan tersebut dapat dilakukan secara inderawi.
2. SARAN Setelah melakukan praktikum identifikasi jenis-jenis kerusakan bahan pangan ini, hendaknya kita dapat lebih bijak untuk membedakan antara bahan pangan yang masih segar dan bahan pangan yang sudah rusak atau busuk, terutama pada saat mengkonsumsi dan membeli bahan pangan tersebut, terlebih lagi membeli bahan-bahan pangan di pasar- pasar tradisional. Bahan pangan yang busuk atau rusak tidak hanya merugikan materi, tetapi juga dapat merugikan kesehatan apabila dikonsumsi.
DAFTAR PUSTAKA
http://slamethandono_11964_pdf.com/2011/kerusakan-bahan-pangan.html K.A Buckle, R.A Edward, G.H Fleet, M. Wootton.1987. Ilmu Pangan. UI Press Jakarta. Mustamin. 2000. Ilmu Bahan Makanan. PAM Gizi Depkes, Makassar. Tien R. Muchtadi, Sugiyono. 1996. Petujuk Laboratorium Ilmu Pengetahuan Bahan Makanan. IPB, Bogor.