Anda di halaman 1dari 13

METODE PENELITIAN

Metode studi evaluatif ini terkait dengan apa yang akan dikerjakan
meliputi; Latar Penelitian, Objek dan Subjek Penelitian, Pendekatan Evaluasi,
Definisi Operasional Variabel, Prosedur Pengumpulan Data, Prosedur Analisis
Data.
3.1 Latar (Setting) Penelitian
1) Sampel Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada SMA Negeri 4 Denpasar yang
mempunyai perpustakaan. Sekolah yang mempunyai perpustakaan
memiliki program kerja dan struktur organisasi yang masih aktif dan
berkesinambungan dalam 2 (dua) tahun terakhir (tahun pelajaran
2007/2008-2009/2010). Mengenai sebaran sampel penelitian ini terkait
dengan komponen sekolah yang ada di SMAN 4 Denpasar, yaitu Kepala
Sekolah 60 Orang Guru Tetap, 6 Orang Staff pustaka, dan 150 Orang
siswa yang terdiri dari 10 Siswa yang diambil dari 15 kelas dari 3
angkatan yang berbeda yang juga anggota yang paling sering
menggunakan layanan perpustakaan sekolah.
2) Responden
Responden yang akan diminta memberi keterangan dalam
penelitian ini ditunjuk secara purposive sampling. Berdasarkan
karakteristik tersebut berimbas pada penentuan jumlah subjek penelitian.
Dari SMA Negeri 4 Denpasar, sekolah ditunjuk 1 orang Kepala Sekolah,
10 orang Guru, 4 orang Pustakawan/Staf perpustakaan, 150 orang Siswa
dari unsur OSIS dari 15 kelas dengan tingkatan angkatan yang berbeda.
Dengan demikian dari sekolah ini jumlah subjek untuk Kepala Sekolah 1
orang, Guru 10 orang, Pustakawan/Staf perpustakaan 4 orang, Siswa dari
seluruh kelas dengan tingkatan berbeda (kls I,II,III) 150 orang, total
responden 165 orang. Penunjukan ini ditentukan berdasarkan
pertimbangan bahwa sejauh mana mereka memahami masalah yang dikaji
yang dirumuskan dalam masalah penelitian. Di samping itu pula
didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan efisien dari segi biaya, waktu,
tenaga, kemampuan, ketepatan peneliti yaitu para pemegang kunci dalam
pengelolaan perpustakaan sekolah.
3) Objek dan Subjek Penelitian
(1) Objek dari studi evaluatif ini adalah Efektivitas Pengelolaan
Perpustakaan Sekolah pada SMA Negeri 4 Denpasar, dilihat dari 4
komponen utama yaitu 1) komponen Konteks, 2) komponen Input, 3)
komponen Proses, dan 4) komponen Produk Pengelolaan Perpustakaan
Sekolah pada SMA Negeri 4 Denpasar dan kendala-kendala yang
dijumpai selama pelaksanaan program dan dimungkinkan jika program
dilanjutkan.
(2) Subjek penelitian ini bisa berupa benda, orang, atau hal lain yang akan
memberikan informasi terhadap Studi Evaluatif Tentang Efektivitas
Pengelolaan Perpustakaan Sekolah pada SMA Negeri 4 Denpasar,
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah Kepala
Sekolah, Guru. Pustakawan/Staf perpustakaan, Siswa, dan Dokumen.

3.2 pendekatan Evaluasi
Pendekatan evaluasi penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif-
kuantitatif. Analisis deskriptif-kuantitatif artinya angka-angka yang diproleh dari
hasil menghitung. Secara metodelogis penelitian ini menekankan pada aspek
objektivitas. reliabilitas, dan validitas yang memfokuskan pada perolehan data
dalam bentuk angka-angka. Metode pengumpulan data adalah tehnik atau cara-
cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data (Riduwan,
2002; 24). Tehnik pengumpulan data akan digunakan metode angket atau
kuesioner, wawancara dan dokumentasi.
Berdasarkan tujuan evaluasi dan aspek-aspek yang akan dievaluasi dalam
kaitannya dengan studi evaluatif efektivitas pengelolaan perpustakaan sekolah
pada SMA Negeri 4 Denpasar akan dipilih model evaluasi CIPP yaitu Context
evaluation (evaluasi terhadap konteks), Input evaluation (evaluasi terhadap input),
Process evaluation (evaluasi terhadap proses), Product evaluation (evaluasi
terhadap hasil). karena program yang akan dievaluasi berdasarkan 4 (empat)
komponen konteks, input, proses, produk. Dan informasi yang diperlukan
menyangkut keempat komponen tersebut. Model CIPP adalah model evaluasi
yang memandang program yang di evaluasi sebagai sebuah sistem. Menggunakan
evaluasi CIPP sebagai model untuk mengevaluasi program harus menganalisis
program berdasarkan komponen-komponennya. Tujuan pokok suatu penelitian
evaluatif bukan untuk menguji suatu teori atau pembuktian suatu teori, melainkan
suatu upaya untuk peningkatan yang mengandung makna sebagai suatu keputusan
yang harus diambil untuk membentuk suatu nilai atau sesuatu yang pantas dicapai.

3.3 Defmisi Operasional Variabel
Penelitian ini membahas tentang efektivitas pengelolaan perpustakaan
sekolah. Efektivitas merupakan suatu kegiatan yang menunjukkan tingkat
keberhasilan mencapai tujuan, sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah efektivitas pengelolaan
perpustakaan sekolah pada SMA Negeri 4 Denpasar yang diukur dari empat
komponen utama yaitu komponen konteks, input, proses, dan produk.
Secara konsep yang dimaksud dengan komponen konteks, input, proses,
dan produk dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Komponen konteks. Evaluasi terhadap komponen konteks adalah upaya
untuk menggambarkan dan merinci lingkungan kebutuhan yang belum
terpenuhi oleh perpustakaan sekolah. Komponen konteks dalam
perpustakaan sekolah mencakup indikator yang mempertanyakan apakah
program perpustakaan sekolah pada SMA Negeri 4 Denpasar sesuai
dengan, visi, misi, dan tujuan sekolah, keberadaan sumber belajar,
kurikulum, sarana pendukung kegiatan pendidikan, landasan
hukum/kebijakan pendidikan yang berlaku, masa depan bagi lulusan, daya
dukung masyarakat terhadap program pendidikan. Komponen ini diambil
kegiatan monitoring dan evaluasi rintisan MPMBS. Data dikumpulkan
dengan cara dokumen dan kuesioner, dan data yang di dapat dalam bentuk
interval.
2) Komponen Input: Evaluasi komponen input dalam perpustakaan
sekolah mencakup indikator yang mempertanyakan apakah program
perpustakaan sekolah mempunyai. struktur perpustakaan, gedung/ruangan
perpustakaan yang memadai, prabot perpustakaan, koleksi bahan pustaka,
dan sumber dana. Komponen ini ambil dari ciri perpustakaan sekolah yang
efektif. Data dikumpulkan dengan cara kuesioner dan data yang di dapat
dalam bentuk interval.
3) Komponen proses. Evaluasi komponen proses dalam perpustakaan
sekolah mencakup indikator yang mempertanyakan apakah program
perpustakaan sekolah sudah melaksanakan proses pengadaan koleksi,
proses pengolahan koleksi, proses pemeliharaan koleksi, proses tugas
kepegawaian. dan proses administrasi. Komponen ini diambil dari ciri
perpustakaan sekolah yang efektif. Data dikumpulkan dengan kuesioner.
dan data yang di dapat dalam bentuk interval.
4) Komponen produk Evaluasi komponen produk dalam perpustakaan
sekolah mengarah kepada hal-hal yang menunjukkan perubahan yang
terjadi pada masukan mentah setelah melewati proses. Evaluasi terhadap
produk pengelolaan perpustakaan sekolah mencakup indikator-indikator
yang mempertanyakan apakah program perpustakaan sekolah mencapai
sasaran yang telah ditentukan diantaranya terwujudnya perpustakaan
sekolah menjadi pusat kegiatan belajar mengajar. terjadinya transfer atau
alih informasi dari berbagai sumber di perpustakaan sekolah. kepuasan
pengunjung terhadap kualitas layanan yang diberikan, dan terjadi
peningkatan refleksi kunjungan. Komponen ini diambil dari ciri-ciri model
kegiatan monitoring dan evaluasi rintisan MPMBS. Data dikumpulkan
dengan cara kuesioner, dan data yang di dapat dalam bentuk interval.
Berdasarkan konstelasi CIPP di atas, berikut dibuat matrik data penelitian
seperti tertera pada tabel 2.

3.4 Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan cara seperti berikut ini.
1) Pengklasifikasian data
Data yang akan dikumpulkan merupakan data tentang efektivitas
pengelolaan perpustakaan sekolah pada SMA Negeri 4 Denpasar yang
terdiri dari 4 (empat) komponen utama yaitu konteks, Input, Proses,
Produk dan data tentang kendala-kendala yang dijumpai selama
pelaksanaan program dan kemungkinan jika program dilanjutkan.
2) Instrumen pengumpulan data
Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel konteks, variabel
input, variabel proses, dan variabel produk adalah berbentuk angket atau
kuesioner, pedoman wawancara dan pedoman dokumentasi.
Kuesioner penelitian ini berisi dua alternatif pilihan jawaban yaitu ya = 1,
dan tidak = 0. Kuesioner yang telah disusun dan telah mendapat uji
validitas oleh dua ahli (judgment experts), kemudian disebarkan kepada
responden yang telah ditetapkan, yaitu Kepala Sekolah, Guru,
Pustakawan/Staf Perpustakaan, dan Siswa. Responden memberi
respon/jawaban terhadap pernyataan-pernyataan dalam kuesioner hanya
dengan memberi tanda ceklis (V ) pada pilihan jawaban yang telah
disediakan.
Pernyataan dalam kuesioner dijabarkan dari indikator-indikator
yang dikembangkan berdasarkan variabel-variabel penelitian, yaitu:
variabel komponen konteks, variabel komponen input, variabel komponen
proses, dan variabel komponen produk efektivitas pengelolaan
perpustakaan sekolah pada SMP Negeri di Kota Denpasar serta kendala
kendala yang dijumpai selama pelaksanaan program.
Mengukur tingkat efektivitas program pengelolaan perpustakaan
sekolah, instrumen pengumpulan data sesuai dengan jenis data dan tehnik
pengumpulan yang telah ditentukan.
3.5 Instrumentasi
Berdasarkan kisi - kisi kaitan antara indikator, sumber data, metode, dan
Krumen pengumpulan data, seperti tersebut pada Tabel 2 di atas, untuk kisi-kisi
Instrumen Penelitian Efektivitas Pengelolaan Perpustakaan Sekolah disusun
seperti Table: 5. berikut ini.

3) Pengujian validitas instrumen
Kriteria untuk memperoleh butir-butir kuesioner yang valid atau sahih
digunakan kreiteria kesahihan. Kesahihan isi mengacu kepada sejauh mana butir-
butir yang dikembangkan dalam penelitian mencerminkan substansi yang
representatif dari kandungan suatu konsep atau memcerminkan isi yang
dikehendaki ( Aneok, 1987). Menurut Hamsah (2001), ada dua persyaratan pokok
dari instrumennya digunakan untuk pengumpulan data penelitian yakni validitas
dan reliabilitas.
Validitas berhubungan dengan ketepatan apa yang mesti diukur oleh
instrumen dan seberapa cermat instrumen melakukan pengukurannya, atau dengan
kata lain validitas tes berhubungan dengan ketepatan tes tersebut terhadap konsep
yang akan diukur sehingga betul-betul bisa mengukur apa yang seharusnya diukur
(Suherman, 1994: 129: Arikunto, 2001:65).
Pendapat para ahli di atas mengandung makna, bahwa instrumen penelitian
yang digunakan untuk menjaring data terlebih dahulu harus melalui uji validitas.
Uji validitas instrumen dalam penelitian ini melalui tahapan-tahapan berikut ini.
Pertama, terkait dengan content validity (validitas isi) instrumen,
instrumen penelitian ini telah dikonsultasi dan mendapat persetujuan dari para ahli
(judgment experts) di bidang manajemen pendidikan dan pakar bahasa, yakni:
Prof. Dr. R. Rudiyanto, M.Ed., dan Dr. I Made Sutama, M.Pd. Ada tiga hal yang
telah dinilai oleh para ahli atau pakar tersebut. yaitu: (1) kesesuaian indikator yang
dikembangkan dengan konsep atau konstruk yang digunakan, (2) kesesuaian
butir-butir pernyataan dengan indikator yang menjadi acuannya, dan (3) tatanan
kebahasaan dari pernyataan-pernyataan yang digunakan dalam instrumen.
Kedua, untuk memperkuat kesahihan instrumen, peneliti juga
menggunakan teknik analisis yang mengacu pada formula yang dikembangkan
oleh Robert Gregory (2000) dalam "Psychological Testing: History, Principles,
and Applications ", yakni


Pakar II
Pakar I
KP P
KP A B
P C D

Keterangan:
A = Sel yang berisi jumlah butir instrumen yang dinyatakan kurang penting
(KP) oleh kedua pakar, yaitu pakar I dan pakar II.
B = Sel yang berisi jumlah butir instrumen yang dinyatakan penting (P) oleh
pakar I dan kurang penting KP) oleh pakar II. C= Sel yang berisi jumlah
butir instrumen yang dinyatakan kurang penting KP) oleh pakar I dan
penting (P) oleh pakar II.
D = Sel yang berisi jumlah butir instrument yang dinyatakan penting (P) oleh
kedua pakar, yaitu pakar I dan pakar II.
Hasil dari proses pengklasifikasian berdasarkan formula di atas,
selanjutnya dimasukkan ke dalam rumus seperti berikut ini.



Dengan ketentuan, semakin besar nilai D semakin besar pula validitas isi
butir pernyataan.





3.6 Prosedur Analisis Data
1) Sifat dan Sumber data
Adapun sifat data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data
sekunder. Data primer berupa hasil kuesioner partisipatif. Untuk data
sekunder diperoleh dari angket/wawancara dan dokumentasi.
2) Tehnik Analisis data
Karakteristik data yang diperoleh berbeda-beda, maka sebelum dianalisis
semua data ditransformasikan ke dalam T-skor. T-skor adalah nilai standar
dimana rata-ratanya adalah 50 dan standar deviasinya adalah perkalian 10.
Untuk menemukan T-skor masing-masing angka z dikalikan 10, kemudian
di tambah 50. Rumus yang digunakan untuk menghitung T-skor adalah
seperti berikut ini.
T = 1 Oz + 50, di mana z hitung dengan rumus


Keterangan:
Z = nilai standar z skor
X = skor hasil pengukuran
M = rata-rata hasil pengukuran
SD= standar deviasi. ( Kountour, 2005: 88)
Untuk menjawab permasalahan ini, maka data dari masing-masing variabel
yang telah diolah kemudian dianalisis secara deskriptif. Untuk menemukan
tingkat efektivitas pelaksanaan program pengelolaan perpustakaan sekolah
dilakukan analisis terhadap variabel konteks, input, proses dan produk melalui
analisis kuadran Glickman. Kualitas skor pada masing-masing variabel adalah
positif dan negatif yang dihitung menggunakan T-skor . Jika T > 50 adalah positif
atau tinggi (+), dan *
<
50 adalah negatif atau rendah Untuk mengetahui hasil dari
masing-masing variabel, dihitung dengan menjumlahkan skor Ya = positif (+) dan
skor Tidak = negatif (-). Jika jumlah skor positifnya lebih banyak atau sama
dengan skor negatifnya berarti hasilnya positif (+). Jika jumlah skor positifhya
lebih kecil daripada skor negatifnya maka hasilnya adalah negatif (-) atau : I + >
- = + (positif), bila 2 + < -
=
- (negatif). Analisa kuadran yang digunakan dapat
menggambarkan beberapa kedudukan efektivitas program pengelolaan
perpustakaan sekolah, seperti ; Kuadran I terdiri atas unsur konteks (latar) yang
tinggi, masukan yang tinggi, proses yang tinggi, dan produk yang tinggi ( + + +
+), keadaan yang tergolong sangat efektif Kuadran II terdiri atas unsur konteks
(latar), masukan, proses, dan produk tinggi, tinggi, rendah (+ + + -), tinggi, tinggi,
rendah, tinggi, (+ + - +), tinggi, rendah, tinggi, tinggi, (+ - + +), tinggi, tinggi,
rendah, rendah, (+ + - -), tinggi, rendah, tinggi, rendah, (+ - + -), rendah, tinggi,
rendah, tinggi, (- + - +), rendah, rendah, tinggi, tinggi, (- - + +). Keadaan unsur-
unsur ini tergolong cukup efektif. Kuadran III terdiri atas unsur konteks (latar),
masukan, proses, dan produksi tinggi, rendah, rendah, rendah, (+ - - -), rendah,
tinggi, rendah, rendah (- + - -), rendah, rendah, tinggi, rendah, (- - + -), dan
rendah, rendah, rendah, tinggi, (- - - +). Keadaan unsur-unsur ini tergolong
kurang efektif Kuadran IV terdiri atas unsur konteks (latar), masukan, proses dan
produk yang kesemuanya rendah (- - - -), keadaan unsur ini tergolong sangat
tidak efektif.
Dengan mentransformasikan hasil analisis ke dalam kuadran di atas maka
ditemukan tingkat efektivitas program pengelolaan perpustakaan sekolah.
Langkah berikutnya dicari hal-hal yang mengakibatkan terjadinya gambaran
tentang efektivitas pelaksanaan program pengelolaan perpustakaan sekolah yang
digali dari keberadaan komponen konteks, input, proses dan produknya. Dari
proses kegiatan tersebut, diakomodasi masalah-masalah atau kendala-kendala
yang ada dan lebih lanjut dikemukakan solusinya.

Anda mungkin juga menyukai