SEKAPUR SIRIH Pada umumnya golongan darah biasa dikenal dengan sistem ABO, jarang masyarakat mengenal golongan darah rhesus positif dan negatif. Dalam sistem ABO, golongan darah terbagi menjadi empat macam: A, B, AB, dan O, sedangkan dalam sistem rhesus, golongan darah terbagi menjadi dua yaitu rhesus positif dan rhesus negatif. Kedua sistem penggolongan ini berbeda satu sama lain. APA ITU RHESUS ? Rhesus adalah protein (antigen) yang terdapat pada permukaan sel darah merah. Sistem penggolongan berdasarkan rhesus ini ditemukan oleh Landsteiner dan Wiener tahun 1940. Disebut rhesus karena saat itu Landsteiner-Wiener melakukan riset dengan menggunakan darah kera rhesus (Macaca mulatta), salah satu spesies kera yang banyak dijumpai di India dan Cina. Mereka yang mempunyai faktor protein ini disebut rhesus positif. Sedangkan yang tidak memiliki faktor protein ini disebut rhesus negatif. SERBA SERBI RHESUS Mengenali rhesus khususnya rhesus negatif menjadi begitu penting karena di dunia ini hanya sedikit orang yang memiliki rhesus negatif. Persentase jumlah pemilik rhesus negatif berbeda-beda antar kelompok ras. Pada ras bule (seperti warga Eropa, Amerika, dan Australia), jumlah pemilik rhesus negatif sekitar 15 18%. Sedangkan pada ras Asia, persentase pemilik rhesus negatif jauh lebih kecil. Menurut data Biro Pusat Statistik 2010, hanya kurang dari satu persen penduduk Indonesia, atau sekitar 1,2 juta orang yang memiliki rhesus negatif. Karena persentasenya sangat kecil, jumlah pendonor pun amat langka, sehingga bila memerlukan donor darah agak sulit. ADA APA DENGAN RHESUS ? Di dalam sistem rhesus terdapat aturan khusus dalam urusan sumbang-terima darah. Pemilik rhesus negatif tidak boleh ditranfusi dengan darah rhesus positif. Ini dikarenakan sistem pertahanan tubuh si reseptor (penerima donor) akan menganggap darah (rhesus positif) dari donor itu sebagai benda asing yang perlu dilawan seperti virus atau bakteri. Sebagai bentuk perlawanan, tubuh reseptor akan memproduksi antirhesus. Saat transfusi pertama, kadar antirhesus masih belum cukup tinggi sehingga relatif tak menimbulkan masalah serius. Tapi pada tranfusi kedua, akibatnya bisa fatal karena antirhesus mencapai kadar yang cukup tinggi. Antirhesus ini akan menyerang dan memecah sel-sel darah merah dari donor, sehingga ginjal harus bekerja keras mengeluarkan sisa pemecahan sel-sel darah merah itu. Kondisi ini bukan hanya menyebabkan tujuan tranfusi darah tak tercapai, tapi malah memperparah kondisi si reseptor sendiri. - See more at: http://rhesusnegatif.com/article_detail.php?id=45#sthash.KE3W5XTk.dpuf
Macam-macam Penggolongan Golongan Darah Manusia Oleh: admin | January 31, 2014 0 Comment Macam-macam Penggolangan Golongan Darah Manusia- Golongan darah manusia dibagi menjadi beberapa macam. Hal ini dapat dilihat dari aglutinogen (antigen) dan aglutinin (antibodi) yang terkandung dalam darah seseorang. Penggolongan darah ini pertama kali ditemukan olehDr. Lendsteiner dan Donath. Di dalam darah manusia terdapat aglutinogen (antigen) pada eritrosit dan aglutinin (antibodi) yang terdapat di dalam plasma darah. Penemuan Karl Landsteiner diawali dari penelitiannya, yaitu ketika eritrosit seseorang dicampur dengan serum darah orang lain, maka terjadi penggumpalan (aglutinasi). Tetapi pada orang lain, campuran itu tidak menyebabkan penggumpalan darah. Aglutinogen (aglutinin) yang terdapat pada eritrosit orang tertentu dapat bereaksi dengan zat aglutinin (antibodi) yang terdapat pada serum darah. Aglutinogen dibedakan menjadi dua yaitu: Aglutinogen A : memiliki enzim glikosil transferase yang mengandung glutiasetil glukosamin pada rangka glikoproteinnya. Aglutinogen B : memiliki enzim galaktose pada rangka glikoproteinnya. Aglutinin dibedakan menjadi aglutinin dan . Darah seseorang memungkinkan dapat mengandung aglutinogen A saja atau aglutinogen B saja. Tetapi kemungkinan juga dapat mengandung aglutinogen A dan B. Ada juga yang tidak mengandung aglutinogen sama sekali. Adanya aglutinogen dan aglutinin inilah yang menjadi dasar penggolongan darah manusia berdasarkan sistem ABO. Menurut sistem ABO, golongan darah manusia dibedakan menjadi empat, yaitu sebagai berikut. No Golongan Darah Keterangan 1 A Apabila di dalam sel darah seseorang mengandung aglutinogen Adan serumnya mengandung aglutinin sehingga dapat dirumuskan (A, ). 2 B Apabila di dalam sel darah seseorang terdapat aglutinogen B, sedangkan dalam serumnya terdapat aglutinin sehingga dirumuskan (B, ) 3 AB Apabila di dalam sel darah seseorang terdapat aglutinogen A danB, sedangkan di dalam serumnya tidak mengandung aglutinin, sehingga dapat dirumuskan (AB,) 4 O Apabila di dalam sel darah seseorang tidak terdapat aglutinogen sedangkan dalam serumnya mengandung aglutinin dan sehingga dapat dirumuskan (- , , ). Pada penelitiannya, Leindsteiner juga menemukan aglutinogen yang terdapat pada darah kera,Maccacus rhesus, sehingga diberi nama aglutinogen rhesus. Dari fakta ini, kemudian golongan darah dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut. 1. Golongan darah Rh+, jika di dalam sel darah seseorang terdapat aglutinogen rhesus. 2. Golongan darah Rh, jika di dalam sel darah seseorang tidak terdapat aglutinogen rhesus. Sistem rhesus ini dalam tranfusi darah juga harus diperhatikan. Apabila golongan darah Rh + maka tidak boleh digunakan sebagai donor untuk golongan darah Rh-, karena bisa terjadi aglutinasi (penggumpalan). Pada kasus lain, jika seorang ibu yang memiliki golongan darah Rh kemudian mengandung bayi dengan golongan darah Rh+, maka sel darah bayi akan rusak dan menyebabkan penyakit bawaan, yaitu penyakit kuning atau eritroblastosis fetalis.
Sistem Transportasi (5) : Golongan darah Rhesus Artikel ini telah dibaca 6,412 kali Artikel sebelumnya: Sistem Transportasi (1) : Sistem transportasi pada Invertebrata Sistem Transportasi (2) : Sistem transportasi pada Vertebrata Sistem Transportasi (3) : Darah manusia Sistem Transportasi (4) : Golongan darah ABO Seperti juga golongan darah berdasarkan sistem ABO, golongan darah Rhesus juga didasarkan pada jenis aglutinogen pada eritrosit dan aglutinin pada plasma darah. Golongan darah Rhesus ini juga ditemukan oleh Landsteiner. Penamaan golongan Rhesus ini diambil dari nama kera yang diteliti Landsteiner, namanya Macacus rhesus. Pada kera ini didapati antigen dan antibodi yang sama dengan manusia.
Sang monyet : Macacus rhesus. Ada dua jenis golongan Rhesus, yaitu Rhesus (+) dan Rhesus (-). Orang bergolongan Rhesus + memiliki antigen Rhesus (antigen Rh) pada eritrositnya dan tidak memiliki antibodi. Golongan Rhesus memiliki antibodi Rhesus (anti Rh) pada plasma darahnya dan tidak memiliki antigen. Lihat tabel berikut: Golongan Rhesus + Rhesus - antigen antigen Rhesus - antibodi - anti Rhesus
Orang bergolongan Rhesus bisa menjadi donor terhadap golongan Rhesus maupun Rhesus + (dalam kondisi darurat). Tetapi orang Rhesus + hanya diperbolehkan mendonorkan darahnya kepada Rhesus + saja, dan tidak boleh ke Rhesus . Alasannya sama seperti golongan darah ABO, yaitu karena Rhesus + sebagai donor memiliki antigen (antigen Rhesus) dan Rhesus - sebagai resipien memiliki antibodi (anti Rhesus). Inkompatibilitas ini akan menyebabkan penggumpalan (aglutinasi) antigen Rhesus oleh anti Rhesus, dan bisa menyebabkan kematian sang resipien. Nilai medis lain dari golongan Rhesus ini terutama dalam masalah perkawinan. Jika seorang pria Rhesus + menikah dengan wanita Rhesus , maka anaknya berpeluang mengalami eritroblastosis fetalis (penyakit kuning pada bayi). Kasus ini hanya terjadi pada tipe perkawinan pria Rhesus + dengan wanita Rhesus . Jika ibu Rhesus mengandung anak pertama Rhesus +, maka sang ibu akan membentuk anti Rhesus (antibodi). Jika kehamilan kedua sang anak bergolongan Rhesus + maka anti Rhesus ibu akan menyerang dan menyebabkan kerusakan eritrosit bayi yang dikandungnya.
Karena banyak eritrosit yang rusak, darah bayi lebih banyak mengandung eritroblas (eritrosit yang masih muda dan berinti). Sementara itu kerusakan eritrosit yang cukup tinggi mengakibatkan meningkatnya urobilin, yaitu pigmen kuning yang memberi warna pada urine. Inilah yang menyebabkan bayi tampak berwarna kuning. Pada kasus tertentu pertolongan pada bayi dapat dilakukan dengan fototherapi yaitu penyinaran dengan cahaya ultraviolet, transfusi post natal (setelah lahir), atau transfusi pre natal (sebelum lahir) dengan menyuntikkan darah langsung ke umbilikal (tali pusar). Berdasarkan pembagian ras manusia, ternyata rhesus negatif lebih banyak dijumpai pada orang: Eropa (bule) sekitar 15% Rh dan 88% Rh + Negro : 7-8% Rh dan 90 93% Rh + Asia : 99% rhesus + dan Rh < 1% Mungkin inilah yang menyebabkan cukup tingginya prevalensi eritroblastosis fetalis jika terjadi pernikahan pria Asia dengan wanita bule.
sistem penggolongan darah pada manusia Sistem golongan darah pada manusia ada 3 macam yaitu sistem ABO,system MN,dan sistem rhesus 1. Sistem ABO Sistem golongan darah tersebut dikembangkan oleh Karl Landsteiner, seorang ahli biologi dan fisika dari Austria.Anyway, tahukah kamu bagaimana membedakan keempat jenis golongan darah tersebut? Mengapa antar golongan darah belum tentu bisa saling donor? Dalam sel darah merah kita, terdapat beberapa jenis antigen di permukaan sel darah merah. Salah satunya adalah antigen A dan B. Darah kita bisa mengandung antigen A, antigen B, keduanya, atau tidak mengandung keduanya sama sekali. Antigen inilah yang menjadi penentu utama jenis golongan darah seseorang. Selain itu, di dalam darah kita juga terkandung aglutinin. Aglutinin ini bertindak sebagai antibodi terhadap antigen A dan B. Adanya aglutinin a akan menolak keberadaan antigen A dalam darah. Demikian pula aglutinin B akan menolak keberadaan antigen B dalam darah. Penolakan ini ditandai dengan penggumpalan aglutinin saat bertemu dengan antigen yang ditolaknya. Inilah yang menyebabkan donor darah tidak bisa dilakukan sembarangan. Harus diperhatikan apakah aglutinin yang dimiliki oleh golongan darah penerima tidak menolak antigen yang dimiliki oleh golongan darah pendonor. Nah, berikut ini adalah karakteristik komposisi antigen darah sesuai dengan golongannya Orang dengan golongan darah A hanya memiliki antigen A dan aglutinin b. Orang dengan golongan darah B hanya memiliki antigen B dan aglutinin a. Orang dengan golongan darah AB memiliki antigen A dan B, tetapi tidak memiliki aglutinin a dan b. Orang dengan golongan darah O tidak memiliki antigen A dan B, tidak memiliki aglutinin a dan b(Robertus sonny.2013.Sistem Golongan Darah ABO). 2. Sistem Rhesus Sistem penggolongan darah yang lain adalah berdasarkan faktor Rhesus. Sistem rhesus ditemukan oleh Lionel dan Weiner pada tahun 1940 dengan menyuntikkan darah kera Macacus rhesus ke tubuh kelinci, ternyata darah kera tersebut digumpalkan oleh aglutinin yang dihasilkan plasma darah kelinci. Aglutinin yang berasal dari kelinci itu juga menggumpalkan darah manusia walaupun tidak pada semua orang. Orang yang darahnya dapat digumpalkan oleh aglutinin dari kelinci dikelompokkan sebagai golongan Rhesus positif (Rh+), sedangkan yang darahnya tidak dapat digumpalkan oleh aglutinin kelinci tadi dikelompokkan ke dalam Rhesus negatif (Rh). Secara singkat dapat diterangkan: 1) Golongan darah Rh+, dalam eritrositnya mengandung antigen Rhesus, pada plasmanya tidak dibentuk antibodi terhadap antigen Rhesus. 2) Golongan darah Rh , dalam eritrositnya tidak ada antigen Rhesus, pada plasmanya dapat dibentuk antibodi terhadap antigen Rhesus. Golongan darah Rhesus negatif banyak dimiliki oleh orang Eropa 85% dari jumlah penduduk, sedangkan orang Asia terutama Indonesia golongan Rhesus negatif hanya 0,013%.(Hikmat.2013.Macam-macam golongan darah). 3. Sistem MN Pada tahun 1972 k.landsteiner dan P.levine telah menemukan golongann darah sistem MN pada golongan darah manusia akibat ditemukan antigen M dan antigen N pada sel darah merah (eritrosit) manusia.Sistem golongan darah ini terdiri atas 3 jenis yaitu: 1. Golongan M,mengandung antigen M 2. Golongan N,mengandung antigen N 3. Golongan MN,mengandung antigen M dan antigen N (Joko waluyo.2006:180).
Golongan darah Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Golongan darah adalah pengklasifikasian darah dari suatu individu berdasarkan ada atau tidak adanya zat antigen warisan pada permukaan membran sel darah merah. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah tersebut. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darahdari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian. Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut: Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serumdarahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif. Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif. Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif. Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di dunia, meskipun di beberapa negara seperti Swedia dan Norwegia, golongan darah A lebih dominan. Antigen A lebih umum dijumpai dibanding antigen B. Karena golongan darah AB memerlukan keberadaan dua antigen, A dan B, golongan darah ini adalah jenis yang paling jarang dijumpai di dunia. Ilmuwan Austria, Karl Landsteiner, memperoleh penghargaan Nobel dalam bidang Fisiologi dan Kedokteran pada tahun 1930 untuk jasanya menemukan cara penggolongan darah ABO.
Daftar isi [sembunyikan] 1 Frekuensi 2 Pewarisan 3 Rhesus 4 Golongan darah lainnya 5 Kecocokan golongan darah 6 Lihat pula 7 Pranala luar Frekuensi[sunting | sunting sumber] Penyebaran golongan darah A, B, O dan AB bervariasi di dunia tergantung populasi atau ras. Salah satu pembelajaran menunjukkan distribusi golongan darah terhadap populasi yang berbeda-beda. Populasi O A B AB Suku pribumi Amerika Selatan 100% Orang Vietnam 45.0% 21.4% 29.1% 4.5% Suku Aborigin di Australia 44.4% 55.6% Orang Jerman 42.8% 41.9% 11.0% 4.2% Suku Bengalis 22.0% 24.0% 38.2% 15.7% Suku Saami 18.2% 54.6% 4.8% 12.4% Pewarisan[sunting | sunting sumber] Tabel pewarisan golongan darah kepada anak Ibu Ayah O A B AB O O O, A O, B A, B A O, A O, A O, A, B, AB A, B, AB B O, B O, A, B, AB O, B A, B, AB AB A, B A, B, AB A, B, AB A, B, AB Rhesus[sunting | sunting sumber] Jenis penggolongan darah lain yang cukup dikenal adalah dengan memanfaatkan faktor Rhesus atau faktor Rh. Nama ini diperoleh dari monyet jenis Rhesus yang diketahui memiliki faktor ini pada tahun 1940 oleh Karl Landsteiner. Seseorang yang tidak memiliki faktor Rh di permukaan sel darah merahnya memiliki golongan darah Rh-. Mereka yang memiliki faktor Rh pada permukaan sel darah merahnya disebut memiliki golongan darah Rh+. Jenis penggolongan ini seringkali digabungkan dengan penggolongan ABO. Golongan darah O+ adalah yang paling umum dijumpai, meskipun pada daerah tertentu golongan A lebih dominan, dan ada pula beberapa daerah dengan 80% populasi dengan golongan darah B. Kecocokan faktor Rhesus amat penting karena ketidakcocokan golongan. Misalnya donor dengan Rh+ sedangkan resipiennya Rh-) dapat menyebabkan produksi antibodi terhadap antigen Rh(D) yang mengakibatkan hemolisis. Hal ini terutama terjadi pada perempuan yang pada atau di bawah usia melahirkan karena faktor Rh dapat memengaruhi janin pada saat kehamilan. Golongan darah lainnya[sunting | sunting sumber] Diego positif yang ditemukan hanya pada orang Asia Selatan dan pribumi Amerika. Dari sistem MNS didapat golongan darah M, N dan MN. Berguna untuk tes kesuburan. Duffy negatif yang ditemukan di populasi Afrika. Sistem Lutherans yang mendeskripsikan satu set 21 antigen. Dan sistem lainnya meliputi Colton, Kell, Kidd, Lewis, Landsteiner- Wiener, P, Yt atau Cartwright, XG, Scianna, Dombrock, Chido/ Rodgers, Kx, Gerbich, Cromer, Knops,Indian, Ok, Raph dan JMH. Kecocokan golongan darah[sunting | sunting sumber] Tabel kecocokan Darah RBC Golongan darah resipien Donor O O+ A A+ B B+ AB AB+ O