Anda di halaman 1dari 47

CAKUL THT

LMU penyakit THT


Catatan THT
SERUMEN
Secret kelenjar sebacea dan apokrin pada pars kartilagenis
Tipe basa dan kering
Fungsi proteksi - efek bakterisidal
Membersikan serumen! tergantung tipe
"isa suction
Hindari irigasi pada perforasi
Air jangan terlalu panas dan dingin #suu kamar$
Serumen keras karbogliserin %&' ( ari
INFEKSI TELINGA LUAR
FURUNKEL/SIRKUMSKRIPTA
)nfeksi batas tegas
*ars kartilagenis MA+ #%,( luar$
-imulai dari folikel pilosebaceus
+tiologi. S/ aureus! S/ albus
Kondisi baik
01eri tekan tragus! n1eri tarik aurikel #kas$!
n1eri ketika membuka mulut
Furunkel besar gangguan pendengaran
01eri ebat tidak sesuai dengan besar bisul
Terapi. bila suda terbentuk abses dapat
dipecakan dengan jarum
Antibiotic! analgesic
FLEGMON/DIFUS
+tiologi. pseudomonas #sering$
2,( dalam
Cuaca panas dan lembab
3ejala Klinis
01eri tekan tragus
+dema sebagian besar dinding MA+
Secret minimal
Terapi. bersikan telinga! masukan tampon
HERPES ZOSTER OTICUS
Tanda kas. multiple erpetic 4esicle
3anglion geniculatum
Aurikel! MA+! m/ t1mpani
Kasus berat. gangguan pendengaran #tuli
sensorineural$! paralisis facialis
"isa disebut sindrom ramsa1 unt
*engobatan . simptomatik
*en1akit telinga---- telinga tidak bole basa
MIRINGITIS BULLOSA
"iasan1a muncul bersamaan dengan
in5uen6a #kas$
Anak-anak sering
Tuli konduktif
7toskopi. ada bula! iperemis! basa
01eri ebat
"eberapa ari! bula kering dan sembu
tanpa komplikasi
Terapi an1a berupa toilet telinga dan
kontrol! atasi kejang serta analgesic
Antibiotic untuk cega infeksi sekunder
OTITIS MEDIA SUPURATIF AKUT
8adang telinga tenga ole infeksi bakteri
Mikro. H/ )n5uen6a! S/ pneumonia
Masuk ka4um t1mpani melalui
Tuba auditi4a anak-anak
M/ tmpani perforasi,rupture de9asa
Hematogen
Patologi
1. Stai!" Hi#$%$"i& 'Stai!" #%$(
&!#!%a&i)
7talgia
8asa penu dalam telinga oklusi tuba
-emam
Hearing . nearl1 normal
7toskopi injeksi pembulu dara
membran t1mpani sekitar manubrium
malei! tepi pars tensa dan pars 5acida
*. Stai!" $+&!a&i
7talgia : demam bertamba
*endengaran terganggu
*ada ba1i. munta! kejang! meningismus
01eri tekan mastoid
7toskopi membran t1mpani bombans!
iperemis
;-ra1 mastoid selulae Mastoid kabur
foto arus kiri dan kanan
,. Stai!" &!#!%a&i
7torea #serosanguinolen mukopurulen$
7talgia berkurang
-emam #:,-$
*endengaran makin berkurang
KU membaik
7toskopi. perforasi kecil
-. Stai!" Koal$&$n/"a&toiiti&
Aditu ad antrum
7talgia biasan1a nocturnal
-emam #:,-$
01eri tekan mastoid,tanda abses #:$
7tore < 2minggu curiga mastoiditis
7toskopi MA+ sempit o,k dinding post-sup
=sagging>,jatu
.. Stai!" +o"#li+a&i
Komplikasi intra temporal Komplikasi intrakranial
Mastoiditis
*etrositis
Labirintitis
Abses retroaurikuler
*aresis 0/ ?))
Abses be6old
Abses cittelli
Trombo5ebitis sinus sigmoid
Abses perius
Abses subdural
Abses otak
Meningitis
Abses epidural
Hidrosefalus otitis
7MSK
/. Stai!" %$&ol!&i
7tore berkurang,tidak ada
*endengaran membaik normal
7toskopi perforasi kecil menutup
T$%a#i0
Antibiotik. peratikan resistensi kuman
Simptomatik. anti piretik
0asal dekongestan,terapi alergi
7perasi miringotomi u drainase
Mastoidektomi pada stadium koalesen dan stadium komplikasi #mastoidektomi simple;$
Otola%ingo %$1$%%al
Failed medical terap1
Hearing loss #@ 2& db$
T1mpanic membrane carge
Mastoiditis
*ersisten ear discarge
Komplikasi intrakranial
OTITIS MEDIA NEKTOTIKAN AKUT
*ada ba1i dengan infeksi akut! demam scarlet! campak! pneumonia! in5uen6a
3ejala klinis A 7MS akut! kecuali
a/ *erforasi spontan lebi a9al
b/ 7tore mukoid : foe tor gejala otore < dini
c/ Ketulian < berat
Sekuele
a/ *erforasi membrane t1mpani 1ang luas
b/ Sembu dan tertutup sikatrik tipis
c/ Sembu dan ilangn1a bagian osikula
d/ *erforasi menetap
e/ *erforasi sentral! otore mukoid
Otitis media berulang curiga karsinoma nasofaring
OTITIS MEDIA 2IRAL
+tiologi. 4irus common cold
*atologi. silia sel mukosa ilang! produksi mucus bertamba! oklusi tuba otitis media
serosa
Komplikasi. infeksi sekunder ole bakteri
Terapi. simptomatis! antibiotic u, cega infeksi
OTITIS MEDIA ALERGIKA
8eaksi alergi pada mukosa telinga tenga.
Mukosa tuba eustacius otitis media serosa
+dema mukosa tuba
OTITIS MEDIA TB KRONIS
Kas perforasi < % #multipel$ : tuli progresif! berat
Suspek. 7M/ T"C 7M kronis 1ang tidak responsi4e teradap terapi rutin,pen1akit T" :
infeksi kronis telinga
Terapi. obat T"
OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIS
Tipe benigna Tipe maligna
3ejal
a
7tore mukoid,mukopurulent!
gangguan pendengaran
Tia+ t$%a#at +ol$&t$ato"a
P$%1o%a&i &$nt%al '+$3il(
l!a&/total)
L$ta+ #$%1o%a&i #aa #a%&
t$n&a
Tia+ "$ng$nai t!lang
Mukosa ka4um timpani .
iperemis! tebal
-apat terjadi infeksi akut
eksaserbasi
T$%a#at +ol$&t$ato"a
P$%1o%a&i l!a& 0 "a%ginal4
#o&t(&!#4 ati+4 total
L$ta+ #$%1o%a&i #aa #a%&
5a3ia
M$ng$nai t!lang
Terapi Antibiotic #gol/ *enisilin$
3angguan fungsi tuba kausal
7perasi mastoidektomi radikal
u,
%/ Hentika erosi tulang
2/ Antrum : selula B ka4um
t1mpani diubungkan
dengan meatus eksterna!
menjadi % rongga besar!
kering inaktif
KOLESTEATOMA
Karakteristik . epidermoid c1st
2 tipe
%/ Kolesteatoma kongenital
2/ Kolesteatoma akuisita
a/ *rimer . terbentuk didaului ol perforasi
m/ t1mpani
b/ Sekunder . setela adan1a perforasi m/
t1mpani
(/ Sifak erosi4e pada tulang
-iagnosis
Serpian puti mengapung pada air bilasan
*erforasi kas. atik! marginal! post-sup
C-ra1 mastoid. daera radiolusen #:$
7tore foetore! tuli berat! =unresponsi4e
terap1! komplikasi #:$
Daringan granulasi,polip pada kasus 7MSK
Atik #occult colesteatoma$ETensa #tensa
colesteatoma$
Flacida #5acida colesteatoma$
PEN6AKIT INFEKSI HIDUNG
HIDUNG LUAR
1. SELULITIS
Sering mengenai puncak dan batang idung! perluasan furunkel pada 4estibular nasi
*en1ebab. Streptococcus! stap1lococcus
)nfeksi. edema! kemeraan! sangat n1eri
Terapi. antibiotic dosis tinggi #sistemik$
*. 2ESTIBULITIS
)nfeksi pada kulit 4estibulum nasi
Karena )ritasi.
Secret dari rongga idung #rinitis! sinusitis! benda asing$
Trauma #dikorek-korek$
Furunkel potensial berbaa1a men1ebar ke 4/ facialis B 4/ oftalmica trombo5ebitis sinus
ca4ernosum
Dangan dipencet,insisi! kecuali suda terbentuk abses
)nfeksi spesiFk. lepra! siFlis! tuberculosis
Terapi. antibiotic dosis tinggi
RINITIS ALERGI (RA ! "ALLERGI# R$INITIS%
D$7ni&i '2on Pi%8!$t 19:/) 0
8A adala pen1akit in5amasi pada mukosa idung 1ang disebabkan reaksi alergi dengan
dilepaskann1a mediator kimia! ketika terjadi paparan ulang dengan alergen spesiFk!
pada pasien atopi 1ang suda tersensitisasi dengan alergen 1ang sama sebelumn1a/
ARIA ;HO *::1 'All$%gi3 R<initi& an It& I"#a3t on A&t<"a)
Allergic 8initis is clinicall1 deFned as s1mptomatic disorders of te nose induced after
allergen e;posure b1 an )g+ mediated in5ammation of te membrane lining te nose/

Ggn +!alita& <i!# RA
Sering pada usia produktif
Cost . USA . G (!H mil1ar,tn blm termasuk komplikasi
Muda kambu kronik komplikasi
Faktor berperan .
3enetik
Lingkungan . Alergen B 0on alergen
Sistem imun
Kebugaran
B$%a&a%+an 3a%a "a&!+ al$%g$n0
)0HALA0 #udara pernapasan$ - debu ruma! tungau! uman dander! jamur! bulu e9an
)03+STA0 #makanan$I susu! telur!kacang tana! udang! dll/
)0D+KTA0 #suntikan atau tusukan$ I penisilin! sengatan leba
K70TAKTA0 #kontak kulit atau mukosa$ I baan kosmetik! periasan
Unt!+ t$%=ain>a RA aa * 1a+to% #$nting >ait!0
Sensiti4itas pada alergen #atopi$ biasan1a erediter
Kontak ulang dengan alergen #lingkungan$
Fa+to% PREDISPOSISI 0
%/ 3enetik
2/ )nfeksi - sinusitis - asma
Umur
Kondisi sosial ekonomi dan kebugaran
*ekerjaan
*olusi udara atau asap rokok
Konsentrasi alergen
(/ Musim I iklim! suu! lembab! tekanan udara
J/ *S)K)S AL+83) K
Pato7&iologi Riniti& Al$%gi
1. Ta<a# S$n&iti&a&i0
Kontak ) tubu akan membentuk )g+ spesiFk
)g+ spesiFk menempel pada permukaan sel mastosit dan basoFl 1ang mengandung granul
Sensiti6ation B IgE #%o!3tion
*. Ta<a# R$a+&i Al$%gi Fa&$ C$#at 'RAFC)
*aparan ulang alergen spesiFk
-egranulasi mastosit
Histamin #efek utama$
Serotonin
+CF-A! 0CF-A
*rostaglandin -2 #*3-2$
Leukotrient CJ #LTCJ$
*AF! dll
Histamin sebagai efektor utama
8angsang saraf ?idianus gatal dan bersin
Hipersekresi kelenjar rinore
?asodilatasi dan permeabilitas kapiler meningkat
7bstruksi nasi
Terjadi dalam beberapa menit dan puncakn1a sampai (&
menit I % jam
,. Ta<a# R$a+&i Al$%gi Fa&$ La"?at 'RAFL)
(&-J&' penderita 8A
2-J jam setela paparan! puncak L-M jam dan berakir 2J jam atau JM jam kemudian
3ejala obstruksi nasi! bersin dan rinore
-alam mukosa idung.
Sel in5amasi
)L-(! )L-J dan )L-H
)CAM-%
KLASIFIKASI
Klini& ' #$%lang&!ngan ) 0
8A musiman #Seasonal! a1 fe4er! pollinosis$
8A sepanjang taun # *erennial $

A8)A I NH7 2&&% #Allergic 8initis and its impact on astma$ membuat klasiFkasi baru
dengan menggunakan parameter laman1a gejala dan beratn1a gejala/
D!%a&i 'la"an>a g$=ala)
)ntermitten
*ersisten
D$%a=at ?$%at #$n>a+it
8ingan
Sedang-berat
RA MUSIMAN
*eriodik I musiman -- +ropa #musim
semi$ I )ndonesia #-$ O
*en1ebab I pollen! spora jamur! bunga!
rumput #7ut door Allergen$
Semua umur -- mulai anak , de9asa
muda
"erat-ringan berbeda dari taun ke
taun K
Sebagai rinokonjunti4itis K AKUT KK
3ejala mata I mata mera! gatal!
lakrimasi
3ejala idung I 3atal : bersin
paroksismal #< H;$
7bstruksi nasi
8inore encer I profus
8inoskopi , nasoendoskopi
mukosa edema! iperemis! pucat , li4ide
sekret encer
S+K8+T ban1ak
+7S)07F)L K
RA PERENIAL
)ntermiten , terus menerus K
Alergen utama inalan #de9asa$ I ingestan
#anak$
Alergen utaman1a biasan1a =)ndoor
Allergen>! misal debu ruma! jamur!
binatang peliaran
Faktor nonspesiFk I iritasi asap I bau
merangsang < berat
Semua umur I terban1ak anak I de9asa
muda
I lansia

Se; I 8as I +tnik tidak
berpengaru K
G$=ala "i%i# RA "!&i"an ta#i l$?i<
%ingan an l$?i< #$%&i&t$n &$<ingga
+o"#li+a&i l$?i< &$%ing

DIAGNOSIS RA
ANAMNESIS 0
8i9a1at atopi dalam keluarga pentingK
3ejala alergi dan non alergi
7n6et! progressi dan beratn1a gejala
-urasi
Hubungan dengan musim
3ejala mata! faring dan sistemik
Adan1a kelainan sinus dan telinga
Faktor pen1ebab dan 1g memperberat
PEMERIKSAAN PENUN@ANG
)0 ?)?7 .
T+S KUL)T.Scratc test! *rick test!!)ntra
dermal test -an S+T # Set +ndpoint
Titration $
0asal *ro4ocation Test
)0 ?)T87
0asal c1tologi
Kadar )g + . Total -an SpesiFk
8A-)7L73)
Foto polos . Naters!Cald Nell dan lateral
CT Scan Sinus paranasalis posisi coronal
PEMERIKSAAN FISIK
8inoskopi anterior dengan memakai lampu
kepala atau dengan endoskop .
Mukosa iperemis! pucat! li4ide # Kas $
8inore seperti air! serous! mukus
+dema atau ipertropi konka
-apat ditemukan massa polip
GE@ALA LAIN BERUPA 0
Mout breating
Allergic salute
0asal crease
Allergic siners
Frontal eadace
Hiposmia
3ejala mata
S+T = Skin +ndpoint Titration =
Untuk )0HALA0 # pelbagai kepekatan K $
Keuntungan
menentukan jenis Ag
menentukan derajat alergi
menentukan dosis inisial imunoterapi
)03+STA0 I Uji kulit tidak akurat K
I -iet eliminasi dan pro4okasi
#=callenge test>$
TERAPI
%/ )-+AL I =A4oidance dan
+limination>
2/ Medikamentosa
antiistamin , dekongestan
kortikosteroid sistemik
topikal #T+T+S : S+M*87T$
antiistamin
4asokonstriktor
kortikosteroid
(/ Kaustik kemis # konka
inferior$
J/ 7peratif I konkotomi media-
inferior
H/ )munoterapi
-esensitisasi-iposensitisasi
# )munoterapi $
alergi inalan berat B kronik KK
0etralisasi - Alergen ingestan K
MEDIKAMENTOSA
AAoian3$
Kunci keberasilan! tp susa
Tungau -8
Kasur!bantal busa
Sprei,selimut cuci teratur #%;,minggu$! siram air panas!
jemur mataari
Lantai non karpet
*erabot jangan berukir
Mainan berbulu #I$
*akai masker lap basa! sedotan debu
Anjing B kucing
Dgn peliara dlm ruma
Kecoa .
"ersikan ruma
"isa dengan baan kimia
Damur dlm ruma .
kelembaban
"ersikan
=7ut door Allergen> #pollen!tepung sari$.
Tutup jendela pd saat musim
*akai masker,kacamata
O%al/int%a na&al 'IN)
K$!nt!ngan IN 0
-pt konsentrasi dgn efek sistemik
"brp obat an1a untuk )0
7nset kerja cepat
K$%!gian IN 0
-istribusi tdk optimal
Dika asma : konjungti4a rs diberikan bersamaan
+fek samping bisa .epistaksis!perforasi septi tapi jarang
7bstr nasi total tdk bisa
Kepatuan < renda drpd oral edukasi
OBAT(OBAT 6ANG DIBERIKAN
Anti<i&ta"in 'AH1)
3enerasi lama .kurang disukai!kurang selektif!efek sedasi #:$! antikolinergik #:$
Conto . dipen1dramin! prometa6in! triprolidin
3enerasi baru . potensi besar! long acting #:$!sedasi #P$
Conto . C$ti%iBin$4 L$Ao3$ti%iBin$4 F$Co1$nain4 Lo%atain$
Anti Hi&ta"in G$n$%a&i Ba%! 'AHGB) 0
akumulasi eosinoFl
pelepasan mediator mastosit,basoFl
migrasi eosinoFl ok ekspresi )CAM-%
kadar kemotaktik
produksi )L-L
D$+ong$&tan 'O%al/To#i+al)
?asokonstriksi ole = a adrenergik reseptor>
Topikal .
7;1meta6olin
C1lometa6olin
Fenilefrin
*emberian lama 8/Medikamentosa
7ral .
+pedrin! pseudoepedrin! fenilefrin! fenilpropanolamin
3ejala obstruksi nasi
+fek samping sistemik
Kombinasi dgn AH %
Anti +olin$%gi+ to#i+al
)pratropium "romida mengambat stimulasi parasimpatis #anti kolinergik$
-iberikan pd 8A dgn rinore 1g menonjol
+fek samping ringan! sistemik #I$
Anti L$!+ot%i$n
-iberikan pd 8A dg gejala obstruksi nasi menonjol
Kombinasi dg AH%
K%o"olin lo+al
Mekanisme blm jelas
)ntra okuler sangat bermanfaat dibanding intra nasal
Ko%ti+o&t$%oi 'Gl!+o+o%ti+o&t$%oi)
Anti in5amasi alamia
Cara kerja. berikatan reseptor glukokortikosteroid dlm sitoplasma menembus membran
inti mempengarui -0A tdk terbentuk m 80A
)ntra nasal B sistemik
I"!not$%a#i S#$&i7+ Al$%g$n
)nter4ensi sistem imun
-eFnisi . cara pengobatan pd RC Al$%gi t>#$ I dgn memberikan sejumla alergen dimulai
dgn dosis kecil dinaikkan secara bertaap B berulang dlm usaa untuk mengurangi
gejala/
"erubungan dgn DBlo3+ing anti?o>E 1aitu )g 3 1g akan menangkap alergen sblm
diikat ole )g +
I"!not$%a#i S#$&i7+ Al$%g$n
3ejala M& '/ Sembu %H ' kasus
K$nala 0
Lama #2-( taun$
"ia1a #terutama a9al terapi$
Manfaat . umumn1a konsumsi obat #-$
PEMBEDAHAN
Dika ada komplikasi
Sinusitis
*olip
Konka 1pertroF
-pt dilakukan . konkotomi! CNL! F+SS!
Septoplasti
8asional tp tdk mengilangkan alergi
KOMPLIKASI 0
%/ *olip idung # pen1ebab-perburuk $
2/ 7M berulang #terutama pada anak - 2$
(/ Sinusitis paranasalis I gangguan drenasi - 4entilasi
RINITIS &ASOMOTOR
Sinoni" 0
- ?asomotor )nstabilit1
- ?asomotor catarr
- 0on SpeciFc 8initis
D$7ni&i 0
Suatu 3gn Fisiologik Lapisan mukosa idung 1ang disebabkan bertamban1a akti4itas
parasimpatis
- )stila rinitis kurang tepat karena lebi cenderung memberi pengertian peradangan
daripada suatu ggn fungsi
- Mirip 8initis alergi perenial
Pato7&iologi
- *ada keadaan normal. Terdapat keseimbagan Simpatis B *arasimpatis
- "gmn saraf otonom bekerja O
-iduga ipotalamus #sebagai pusat integrasi $
Menerima berbagai impuls aQeren termasuk rangsang
+mosional dari pusat 1ang lebi tinggi
Fa+to%(1a+to% >ang "$n>$?a?+an gangg!an +$&$i"?angan Aa&o"oto%0
%/ 7bat 1ang mengambat
saraf simpatis
#Simpatolitik$.
+rgotamin # alkaloid ergot$
Met1l dopa #Antiipertensi$
Clorproma6ine
2/ Faktor Fsik.
)ritasi asap rokok
Udara 1ang dingin #ekstrim$
Kelembaban 1ang tinggi
"au 1ang merangsang #)ritasi$
(/ Faktor endokrin.
Keadaan amil! menstruasi
Hipotiroid
J/ Faktor psikis .
Cemas , neurosis
Stres , tegang # kon5ik ruma tangga $
+;citement # Se;ual , emosional $
Ga"?a%an +lini+ 0
7bstruksi nasi # alternating $
8inore # umumn1a mukous ,serous$
*ost nasal dripping
"ersin jarang
Lab #)g + normal! Skin test #-$! +osinoFl
normal $
3ejala dapat lebi buruk pd pagi ari
-lm anamnesis penting ditan1akan .
Tidak gatal *engaru cuaca Cenderung rinitis
4asomotor
Paa %ino&+o#i ant$%io% it$"!+an
- +dema konka
- Konka ber9arna mera gelap atau mera tua # karakteristik $ tapi dapat pula pucat
- *emukan konka bisa licin atau berbenjol-benjol
- Sekret serous atau mukous
T$%a#i 0
- Hindari faktor predisposisi
- "an1ak olaraga diudara terbuka
- Simptomatik .
-ekongestan # pseudoefedrin $
Antiistamin
Kortikisteroid intra nasal
?idian neurektomi
RINITIS MEDIKAMENTOSA
3gn respons normal 4asomotor sbg akibat pemakaian obat 4asokonstriktor topikal #obat
tetes idung$ dalam 9aktu lama dan berlebian #-rug abuse$
7bat 4asokostriktor topikal #3ol simpatomimetik$ *emakaian lama 3gn siklus nasal .
?asodilatasi, kongesti beulang
#8ebound 4asodilatation,
congestion$
pH idung beruba
AkiFtas silia teranggu
Sel goblet beruba ukuran
Membrana basalis menebal
*embulu dara melebar
Stroma tampak edema
Hipersekresi Kel/mukus
Lap/submukosa dan periostium
menebal
S>a%at Aa&o+on&t%i+to% to#i+al 0
%/ pH . L!( I L!H
2/ *emakain tidak lebi dari % #satu$ minggu
(/ Harus isotonik
G$=ala Dan Tana
- 7bs/nasi terus menerus dan berair/Tampak edema konka : sekret/
- Tes dengan adrenalin, efedrin topikal edema konka tidak berkurang
T$%a#i
- Hentikan segera pemakaian obat 4asokonstriktor topikal
- Kortikosteroid # tapering oQ $
- 7bat dekongestan oral #*seudoefedrin$
Setela ( minggu tidak ada perbaikan 8ujuk ke THT
POLIP NASI (POLIP $IDUNG
D$7ni&i 0
Massa lunak berbentuk kantong! 9arna puti pucat! keabu-abuan atau kekuning-
kuningan #seperti bua langsat,duku$ 1ang berisi cairan interselluler dan dindingn1a
terdiri jaringan Fbriler/
Etiologi
- Alergi
- )nfeksi
Patog$n$&i&
%/ 7H 0)SH) #78A03 D+*A03$
=*oor 4ascularit1> #o,k ggn 4askuler mukosa idung akibat obstr/ mekanis$
2/ LA8S+0
=+pitelial 8upture Teor1>
(/ L)0-SAR 38AR #%SLT$
*erubaan aliran udara misaln1a penguncupan#konstriksi$ de4iasi septi#Hk/ "ernoulli$
*ada tingkat a9al edema mukosa # terutama di daera meatus medius $ *e tek/
jaringan men1ebabkan nekrosis epitel prolaps jaringan Fbreus kmd stroma akan terisi
cairan interselluler kmd beransur-angsur terjadi epitelisasi Membentuk kantung #polip
kecil$ pengaru gra4itasi : kongesti aliran dara balik POLIP
Patologi
- Ma+%o&+o#i& .
Mukosa licin dgn 9arna pucat #sering$! kadang translusen! puti opak! kekuningan!
mera muda! tidak n1eri tekan! tidak muda berdara! dan mo4able! konsistensi lunak
atau sedikit padat
- Mi+%o&+o#i& .
Han1a sebagian mukosa 1ang edema B ipertropi diliputi epitel torak bersilia! stroma
Fbriler : rongga besar berisi cairan interselluler! penimbunan sel-sel limfosit! plasma dan
eosinoFl
Ga"?a%an Klini+
7bstr/ nasi
8inore encer , mukopurulen
Hiposmia , sefalgia
8inolalia oklusa
-eformitas idung luar # polip besar$
In&i$n "$n!%!t !"!%0
*olip etmoidal segala umur
*olip antral , antrokoanal Umur muda
#de9asa muda! anak-anak # jarang$/
S!"?$% / lo+a&i #oli# 0
%/ -inding depan sinus etmoidalis #Kompleks
7stio Meatal$ pada meatus nasi media
2/ Sinus maksillaris biasan1a soliter!
tangkai panjang
(/ Sinus etmoidalis biasan1a multipel
J/ Konka media
H/ Sinus frontal! Sfenoid! dll jarang
Diagno&i&
Anamnesis
*em/Fsis : *em/THT .
8inoskopi anterior dan posterior
8adiologis C-8a1 sinus paranasalis
#*osisi Naters! Lateral B CaldNell$
DiF. Diagno&i&
HipertroF , edema konka nasalis
Tumor jinak ka4um nasi
Tumor ganas Ka4/nasi, sinus paranasalis/
T$%a#i
%/ K70S+8?AT)F
*olip 1g masi kecil dpt di obati dengan
kortikosteroid .
Sistemik #oral$
Topikal
2/ 7*+8AT)F
Untuk polip 1g suda besar .
a/ *7L)*+KT7M) S)M*L+KS
-gn senar polip
*olip forcep
b/ +tmoidektomi #)ntranasal! transantral $
c/ CNL #Cald Nell-Luc 7*$ Sub labial
approac
d/ F/+/S/S/ , "/S/+/F/
#Functional +ndoscopic Sinus Surger1$
R$&ii1 o/+ 0
Teknik operasi tidak adekuat
Faktor pertumbuan polip misaln1a alergi
perlu diatasi
EPISTA'IS
E#i&taCi& Ant$%io%
S&' #LittleUs Area$ KisselbacUs ple;us -
usuall1 cildren! 1oung adults
+tiologies
Trauma! epista;is digitorum
Ninter S1ndrome! Allergies
)rritants - cocaine! spra1s
*regnanc1
E#i&taCi& Po&t$%io%
%&' of all epista;is - usuall1 in te elderl1
+tiologies
Coagulopat1
Aterosclerosis
0eoplasm
H1pertension #debatable$
E#i&taCi& Manag$"$nt
*ain meds! lo9er "*! calm patient
*repare K #go9n! mask! suction! speculum! meds and packing read1$
+4acuate clots
Topical 4asoconstrictor and anestetic
)dentif1 source
Ant$%io% Sit$&
*ressure :,- cauter1 and,or tamponade
all packs reVuire antibiotic prop1la;is
E#i&taCi& Po&t$%io% Pa3+ing
0eed analgesia and sedation
reVuire admission and &2 saturation
monitoring
E#i&taCi& Co"#li3ation&
- se4ere bleeding
- 1po;ia! 1percarbia
- sinusitis! otitis media
- necrosis of te columella or nasal ala
SINUSITIS PARANASALIS
tidak jarang
akibat gangguan drainase : 4entilasi sinus paranasalis
messerklinger
Etiologi
rinitis akut
infeksi faring! gigi
W/
Trauma ma;illofacial
"arotraumas
"enda asing
Fa3to% #%$i&#o&i&i
Lokal. obstruksi
G$=ala +lini&
01eri sinus
8inore
X kental blood stain
Xpost nasal drip
7bstruksi nasi
Cepalgia bisa menentukan lokasi
SINUSITIS PARANASALIS KRONIK
"erubungan erat dengan rinitis alergi : 4asomotor! 2,( kasus =cronic allerg1>!
4asomotor! rinosinusitis
Terapi optimal
Terdiri dari
%/ S* kronik tipe ). simple cronic infectious sinusitis
2/ S* kronik tipe )). mi;ed infecti4e allergic 4asomotor kronik
SP +%oni+ Ti#$ I
Alergi : 4asomotor instabilit1
+tiologi. serangan akut! rekurensi
3ejala.
8inore post nasal drip purulent mukoid
7bstruksi nasi
Terapi.
*rinsip A S* akut perbaiki drainase 4entilasi S*
Konser4atif. infraksi! punksi,irigasi! )MA
8adikal. con4entional
)deal. "S+F
SP K%oni+ Ti#$ II
S* kronik tipe )! ada factor alergi
3ejala. cenderung multipanEbilateral sinus paranasalis! rinore #:$
Terapi. tanggulangi alergi
Tanggulangi infeksi
7perasi. con4entional simple-radical-e;ternal
"S+F
SINUSITIS MAGILLARIS
Tersering
*atogenesis
8inogen! dentogen! langsung! ematogen,limfogen #jarang$
"akteri
3ejala klinis
01eri pipi ke frontal! temporal! gigi
8inore I post nasal dripping
Udem pipi #jarang$
8initis alergi
- Konka media-meatus nasi media-iperemis
- *osture test bisa #:$
*alpasi! transluminasi! ;-ra1! CT-scan
Terapi
*rinsip A sinusitis paranasalis : infrared! refraksi )MA
"erulang "S+F #medial meatal atrostom1$
NEUROSITIS 2ESTIBULER AKUT
- "isa ditemukan pada de9asa muda
- Terjadi setela infeksi
- 7nset tiba-tiba 4ertigo! mual! munta! positional 4ertigo
- 0istagmus positional
- Tes kalori
- *engobatan. simptomatik/ Anti4irus! reabilitasi
BENIGN PAROG6SMAL POSITIONAL 2ERTIGO
- ?ertigo : nistagmus rotator
- *erlangsungann1a kurang dari % menit
- ?ertigo terjadi saat perubaan posisi kepala! terutama keara 1ang sakit
- Patologi
Teori kanalolitiasis
- T$%a#i
8eposisi kanalis metode =eple1>
LABIRINTITIS
- Pat<og$n$&i&
7togenik . 7MSK! mastoiditis
0on otogenik . meningogenik! iatrogenic
- P$"?agian
%/ Labirintitis sirkumskripta
3ejala. 4ertigo #bila terjadi perubaan tekanan M+! nistagmus! tuli konduktif
Tes Fstula #:$
2/ Labirintitis purulenta
Timbunan nana pada labirin seingga merusak sel sensoris
3ejala. 4ertigo #kontin1u$! nistagmus spontan! pasien selalu berbalik diri ke sisi 1ang
sakit/
Tuli sensoris motoris
Kanal paresis #tes kalori//
- T$%a#i0
Mastoidektomi radikal jika kausa otogenik
Antibiotic dosis ringan
DE2IASI SEPTUM
- Septum normal midline di4ide nasal ca4it1
Etiologi
Traumatic
)ntrauteri
*erinatal
Kecelakaan
Ti#$
Cartilaginous site-bong
site
Mild! moderate B se4ere
de4iation
C form
S form
Spine dan spur forming
Sign an &>"#to"
Mainl1 nasal obstruction
uni,bilateral
Headace 4acuum,pressure
*aranasal sinus ostia
obstruction
+pistaksis
Compensator1 inferior nasal
turbinate 1pertrop1
Diagno&i&
8inoskopi anterior
0asal endoskopi
Ko"#li+a&i
Sinusitis paranasalis
*erdaraan nasal
Compensator1 inferior
nasal turbinate
P$nanganan
Tidak ada gejala no operasi
Sub mucosal resection komp/ Saddle
nose
Septoplast1,reposisi septum
Funcional septal correction surger1
Turbinektomi
HEMATOMA SEPTAL
- "iasan1a bilateral
Etiologi
Trauma B iatrogenic
Hematoma,dara diantara
cartilage,tulang septal
G$=ala
Total bilateral obstruction,panic
0asal pain. <abses
Sakit kepala
Smelling loss
Sub febris
#tekan untuk membedakan$
Diagno&a. palpasi! rinoskopi anterior
T$%a#i
)nsisi satu sisi septum drainase dan
e4aluasi dara,pus
Dika bilateral! insisi pada tempat beda
0asal packing
Antibiotic oral sensiti4e teradap
stap1lococcus
Ko"#li+a&i
Abses Septum
Saddle nose
Septal perforation
Septal Fbrosis
Trombosis sinus ca4ernosus #septal
abses$
ABSES SEPTAL
Etiologi0 trauma
G$=ala0 obstruksi idung progresif : n1eri berat di puncak idung! demam! sakit kepala
T$%a#i0 insisi! drainase! : antibiotic dosis tinggi! demam antipiretik
Ko"#li+a&i. perforasi seprum! saddle nose! intrakranial! septicemia
SEPTAL PERFORATION
- Sering trauma B iatrogenic
- Abses septum
)nfeksi. siFlis! T"! lepra
Tana
)ritasi idung
P$nanganan
Kecil no problem no surger1
Nistling
+pistaksis
0asal foetore
*erforasi ukuran besar 1ponasalit1
Diagno&i&
8inoskopi anterior
0asal irrigation
Hidung tersumbat < 2 ari susa
menutup
*enutupan dengan sliding mucosal 5aps
Mingg!4 :/ @an!a%i *:1,
Skenario 1 Blok THT
"A" )
*+0-AHULUA0
A/ LATA8 "+LAKA03
8initis adala suatu infeksi idung 1ang bisa disebabkan karena ban1ak
al/ 8initis juga digolongkan menjadi beberapa macam! diantaran1a rinitis alergi!
rinitis 4asomotor! rinitis medikamentosa! rinitis atroF! rinitis difteri! dan rinitis
jamur/ Mekanisme atau patoFsiologi teradap pen1akit rinitis juga bermacam-
macam tergantung dari jenisn1a/
-alam skenario didapatkan pasien dengan sakit rinitis alergi/ 8initis
alergi merupakan pe1akit in5amasi 1ang disebabkan ole reaksi alergi pada
pasien atopi 1ang sebelumn1a suda tersensitasi dengan alergen 1agn sama
serta dilepaskann1a suatu mediator kimia ketika terjadi paparan ulangan dengan
alergen spesiFk tersebut/ "iasan1a pasien mengalami gejala bersin-bersin!
rinore! rasa gatal! dan idung tersumbat setela terpapar alergen 1ang
diperantarai ole )g+/
Selain itu! didapatkan juga ba9a pasien menderita polip dan sinusitis/
*olip idung adala massa lunak 1ang mengandung ban1ak cairan di dalam
rongga idung 1ang ber9arna puti keabuan/ Sedangkan sinusitis adala
in5amasi pada mukosa sinus paranasal 1ang pen1ebab utaman1a adala
salesma #infeksi 4irus$! selanjutn1a diikuti infeksi bakteri/ Sinusitis termasuk
sala satu pen1akit 1agn paling sering terjadi dalam praktek dokter seari-ari/
*enemuan dari pen1akit-pen1akit 1ang di derita pasien pada skenario % pada
blok THT akan dijabarkan lebi lanjut di bab-bab selanjutn1a/
"erikut ini adala permasalaan pada skenario %
Seorang laki-laki 35 tahun didiagnosis menderita polip hidung, sekitar 1 tahun
ini dia merasakan pilek terus menerus disertai bersin-bersin terutama jika
terpapar debu, gangguan dirasakan terutama saat bernafas, hidung terasa
tersumbat, tidak bisa menghidu, kadang-kadang disertai nyeri kepala separo
dan tercium bau busuk terutama pagi hari. Sejak lama, istrinya juga mendengar
suaminya mengeluh sakit gigi, tetapi tidak pernah dibawa ke dokter gigi, hanya
berkumur air garam dan rendaman daun sirih, dan jika bengkak hanya
menggunakan koyo yang ditempelkan pada pipinya. arena keluhan dirasakan
makin berat bahkan terkadang sampai mengeluarkan darah jika membuang
ingus dan berbau busuk maka ia mengantarkan suaminya ke poli !"!.
#ada pemeriksaan rhinoskopi anterior didapat konkha hipertro$, massa
putih, discharge kental, kuning kecoklatan.
#ada pemeriksaan orofaring didapatkan post nasal drip, dan gigi gangren
pada %1 kiri atas serta %& kanan atas. #ada foto kepala posisi 'ater(s #a, dan
lateral, terlihat air )uid le*el pada sinusitis maksilaris de+tra.
#ada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukositosis dan peningkatan
eosino$l.,
"/ 8UMUSA0 MASALAH
%/ "agaimana anatomi! Fsiologi! dan istologi dari idung dan gigiO
2/ "agimana mekanisme bersinO Apa saja pemicu reaksi bersinO
(/ "agaimana patoFsiologi dari gejala 1ang dialami pasienO
J/ Adaka ubungan sakit gigi dengan pen1akit 1ang diderita pasienO
H/ Apaka pengaru pemakaian ko1o! air garam! dan rendaman air daun siri
pada pasienO
L/ "agaimana analisi data asil pemeriksaan rinoskopi! pemeriksaan orofaring!
pemeriksaan foto kepala! dan pemeriksaan labolatoriumO
T/ Apa diagnosis dan diagnosis banding pada skenario iniO
M/ "agaimana penatalaksaan pasien pada skenarioO
C/ TUDUA0
%/ Mengetaui anatomi! Fsiologi! dan istologi dari idung dan gigi/
2/ Mengetaui mekanisme bersin!dan Apa saja pemicu reaksi bersin/
(/ Mengetaui patoFsiologi dari gejala 1ang dialami pasien/
J/ Mengetaui ubungan sakit gigi dengan pen1akit 1ang diderita pasien/
H/ Mengetaui pengaru pemakaian ko1o! air garam! dan rendaman air daun siri
pada pasien/
L/ Mengetaui analisi data asil pemeriksaan rinoskopi! pemeriksaan orofaring!
pemeriksaan foto kepala! dan pemeriksaan labolatorium/
T/ Mengetaui diagnosis dan diagnosis banding pada skenario ini/
M/ Mengetaui penatalaksaan pasien pada skenario/
-/ MA0FAAT
Maasis9a dapat mengetaui dan memaami dasar teori meliputi etiologi!
patologi! dan patoFsiologi mengenai pen1akit idung dan kelainan pada idung!
seingga dapat menegakkan diagnosis dan memberikan penanganan 1ang tepat
pada pasien
"A" ))
T)0DAUA0 *USTAKA
%/ Anatomi Hidung dan 3igi
A/ 0asus #Hidung$
*ada permukaan inferior nasus terdapat dua lubang ! 1aitu nares anteriores
1ang dipisakan satu sama lain ole septum nasi/
Septum nasi terdiri dari.
- Lamina perpendicularis ossis etmoidalis
- 7s 4omer
- Cartilago septi nasi
Ca4um 0asi
Ca4um nasi dapat berubungan dengan nasofaring melalui coanae/ "agian
2,( inferior membran mukosa ca4um nasi termasuk area respiratoria! sedangkan
bagian %,( superior merupakan area olfaktoria/ Ca4um nasi ini dilapisi ole
membran mukosa! kecuali bagian 4estiblum nasi 1ang dilapisi ole kulit
/
-inding lateral ca4um nasi dibagi menjadi.
- -i bagian anterior terdapat 4estibulum nasi dimana akan dijumpai 4ibrisae! di
bagian atas dan dorsal dibatasi ole limen nasi/
- -i bagian tenga terdapat atrium dan meatus nasi
- -i bagian posterior terdapat conca dan meatus nasi
Conca
Merupakan penonjolan tulang 1ang memperluas ca4um nasi/ Terdiri dari
conca nasalis superior dan media! 1ang merupakan penonjolan dari fascies
medialis lab1rintus etmoidalis! serta conca nasalis inferior! 1ang merupakan
penonjolan tulang independen/ Tiap conca tersebut akan melindungi meatus
nasi diba9an1a/
Meatus 0asi
a/ Meatus 0asi Superior
Terletak diantara conca nasalis superior dan conca nasalis media/ -imuarai
ole cellulae etmoidalis posteriores dan sinus spenoidalis/ Terdapat recessus
spenoetmoidalis diatas conca nasalis superior 1ang merupakan lubang keluar
dari sinus spenoidalis/
b/ Meatus 0asi Media
Terletak diantara conca nasalis media dan conca nasalis inferior dan
merupakan muara dari sinus ma;illaris/ *ada sisi lateraln1a! terdapat cela 1aitu
iatus semilunaris dimana di dekatn1a terdapat lubang sinus etmoidalis
anterior/ *ada sisi atasn1a terdapat peninggian! 1aitu bulla etmoidalis 1ang di
dalamn1a terdapat cullale etmoidalis/ *ada bagian anterosuperior akan
berubungan dengan infundibulum! 1ang merupakan jalan menuju sinus
frontalis/
c/ Meatus 0asi )nferior
Terletak di ba9a conca nasalis inferior dan merupakan muara dari ductus
nasolacrimalis/
?ascularisasi
"agian ba9a di4ascularisasi ole a/ palatina major dan a/ spenopalatina!
1ang merupakan cabang-cabang dari a/ ma;illaris interna/ "agian depan ole
cabang-cabang a/ fascialis/ *ada bagian depan septum nasi terdapat *le;us
Kiesselbac! 1ang merupakan anastomosis antara r/ septalis dari r/ labialis
superior a/ fascialis dengan a/ spenopalatina/
)nner4asi
"agian 2,( inferior membran mukosa dipersaraF ole ner4us nasopalatinus
cabang ner4us ma;illaris/ "agian anterior ole ner4us etmoidalis anterior
cabang ner4us nasociliaris cabang ner4us optalmicus/ "agian lateral ole rami
nasales ner4us ma;illaris! ner4us palatinus major! dan ner4us etmoidalis
anterior/
Sinus *aranasalis
a/ Sinus Ma;illaris
Merupakan sinus paranasalis terbesar 1ang disebut juga antrum of
Higmore/ Sinus ini berbentuk piramid dengan puncak menjulang ke ara os/
61gomaticum! dasarn1a dibentuk ole al4eolar ma;illa membentuk dinding
lateral ca4um nasi! dan atapn1a dibentuk ole dasar orbita/
Tiap sinus ini berubungan dengan meatus nasi media melalui iatus semilinaris
pada ostium 1ang letakn1a lebi tinggi daripada alasn1a! seingga sinus
ma;illaris tidak dapat mengalirkan sekret jika kepala dalam posisi tegak! kecuali
dalam keadaan penu/ Aliran sekret an1a tergantung dari gerakan silia-silian1a/
Sinus ma;illaris dipersaraF ole ner4us al4eolaris superior dan ner4us
infraorbitalis/
b/ Sinus Frontalis
Terletak diantara tabula e;terna dan tabula interna ossis frontalis/ Sinus ini
berubungan dengan infundibulum melalui ductus nasofrontalis dan akan
bermuara pada meatus nasi media/ Sinus frontalis dipersaraF ole ner4us
supraorbitalis/
c/ Sinus +tmoidales
Terdiri dari beberapa rongga kecil! 1aitu cellulae etmoidales/ Cellulae etmoidales
anteriores berubungan dengan meatus nasi media! sedangkat cellulae
etmoidales posteriores bermuara ke meatus nasi superior/ Sinus etmoidales
dipersaraF ole ner4us etmoidales anterior dan ner4us etmoidales posterior/
d/ Sinus Spenoidalis
Terdapat pada corpus ossis spenoidalis 1ang dapat meluas ke dalam ala major
dan ala minor ossis spenoidalis/ Sinus ini membuka ke dalam recessus
spenoetmoidalis 1ang terletak diatas conca nasalis superior/ Sinus
spenoidalis dipersaraF ole ner4us etmoidales posterior/
"/ 3igi 3eligi #-entes$
a/ 3igi Susu #-entes decidui$
3igi ini muncul dalam rongga mulut sekitar umur enam bulan dan selesai pada
akir taun kedua/ berjumla 2& bua! 1aitu J incisi4us! 2 caninus! J molar pada
setiap raang/
8umus . m2 m% c i2 i% i% i2 c m% m2
m2 m% c i2 i% i% i2 c m% m2
b/ 3igi Tetap #-entes permanentes$
3igi tetap berjumla (2 bua! 1aitu 2 incisi4us! 2 caninis! J premolar! L molar
pada setiap raang/ 3igi ini mulai timbul sekitar umur enam taun! dan gigi
terakir 1ang tumbu adala molar ketiga! 1ang terjadi antara umur %T ingga
(& taun/
8umus.
M( M2 M% *2 *% C )2 )% )% )2 C *% *2 M% M2 M(
M( M2 M% *2 *% C )2 )% )% )2 C *% *2 M% M2 M(
0euro4ascular 3igi
- a,4,n al4eolaris superior anterior #gigi C dan ) atas$
- a,4,n al4eolaris superior media #gigi M% dan * atas$
- a,4,n al4eolaris superior posterior #gigi M2 dan M( atas$
- a,4,n al4eolaris inferior #gigi M dan * ba9a$
- r/ incisi4us a,4,n al4eolaris inferior #gigi C dan ) ba9a$
0euro4ascular 3ingi4al
- a,4,n buccinator dan n/ buccalis
- r/ labialis a,4,n infraorbitalis
- n/ palatinus major
- n/ nasopalatinus
#"uku *anduan *raktikum Anatomi Dilid 2! 2&%&$
Fi&iologi Hi!ng
Hidung berfungsi sebagai indra pengidu ! men1iapkan udara inalasi agar
dapat digunakan paru serta fungsi Fltrasi/ Sebagai fungsi pengidu! idung
memiliki epitel olfaktorius berlapis semu 1ang ber9arna kecoklatan 1ang
mempun1ai tiga macam sel-sel s1araf 1aitu sel penunjang! sel basal dan sel
olfaktorius/ Fungsi Fltrasi! memanaskan dan melembabkan udara inspirasi akan
melindungi saluran napas diba9an1a dari kerusakan/ *artikel 1ang besarn1a H-
L mikrometer atau lebi! MH'-S&' disaring didalam idung dengan bantuan TMS
#"allenger! %SSJ Y Hilger! %SST YMcCaQre1!2&&&$/
Menurut Mangunkusumo #2&&%$ fungsi idung terbagi atas beberapa fungsi
utama 1aitu #%$Sebagai jalan nafas! #2$ Alat pengatur kondisi udara! #($
*en1aring udara! #J$ Sebagai indra pengidu! #H$ Untuk resonansi suara! #L$ Turut
membantu proses bicara!#T$ 8e5ek nasal #"allenger!%SSJY
Mangunkusomo!2&&%$/
Hi&tologi Hi!ng
Luas permukaan ca4um nasi kurang lebi %H& cm
2
dan total 4olumen1a
sekitar %H ml/ Sebagian besar dilapisi ole mukosa respiratorius/ Secara
istologis! mukosa idung terdiri dari palut lendir #mucous blanket$! epitel
kolumnar berlapis semu bersilia! membrana basalis! lamina propria 1ang terdiri
dari lapisan subepitelial! lapisan media dan lapisan kelenjar profunda #M1gind
%SM%$/
a/
+pitel
+pitel mukosa idung terdiri dari beberapa jenis! 1aitu epitel skuamous
kompleks pada 4estibulum! epitel transisional terletak tepat di belakang
4estibulum dan epitel kolumnar berlapis semu bersilia pada sebagian mukosa
respiratorius/ +pitel kolumnar sebagian besar memiliki silia/ Sel-sel bersilia ini
memiliki ban1ak mitokondria 1ang sebagian besar berkelompok pada bagian
apeks sel/ Mitokondria ini merupakan sumber energi utama sel 1ang diperlukan
untuk kerja silia/ Sel goblet merupakan kelenjar uniseluler 1ang mengasilkan
mukus! sedangkan sel basal merupakan sel primitif 1ang merupakan sel bakal
dari epitel dan sel goblet/ Sel goblet atau kelenjar mukus merupakan sel tunggal!
mengasilkan protein polisakarida 1ang membentuk lendir dalam air/ -istribusi
dan kepadatan sel goblet tertinggi di daera konka inferior seban1ak %%/&&&
sel,mm
2
dan terenda di septum nasi seban1ak HT&& sel,mm
2
/ Sel basal tidak
perna mencapai permukaan/ Sel kolumnar pada lapisan epitel ini tidak
semuan1a memiliki silia #Higler %SMSY "allenger %SSLY Neir %SST$/
Sedangkan pada konka superior ditutupi ole epitel olfaktorius 1ang kusus
untuk fungsi mengidu,membau/ +pitel olfaktorius tersebut terdiri atas sel
pen1okong,sel sustentakuler! sel olfaktorius #neuron bipolar dengan dendrit 1ang
melebar di permukaan epitel olfaktorius dan bersilia! berfungsi sebagai reseptor
dan memiliki akson 1ang bersinaps dengan neuron olfaktorius otak$! sel basal
#berbentuk piramid$ dan kelenjar "o9man pada lamina propria/ Kelenjar "o9man
mengasilkan sekret 1ang membersikan silia sel olfaktorius seingga
memudakan akses neuron untuk membau 6at-6at/
Ca4um nasi bagian anterior pada tepi ba9a konka inferior % cm dari tepi
depan memperliatkan sedikit silia #%&'$ dari total permukaan/ Lebi ke
belakang epitel bersilia menutupi 2,( posterior ka4um nasi #"allenger %SSLY
Higler %SSTY Neir %SST$/
Silia merupakan struktur 1ang menonjol dari permukaan sel/ "entukn1a
panjang! dibungkus ole membran sel dan bersifat mobile/ Dumla silia dapat
mencapai 2&& bua pada tiap sel/ *anjangn1a antara 2-L Zm dengan diameter
&!( Zm/ Struktur silia terbentuk dari dua mikrotubulus sentral tunggal 1ang
dikelilingi sembilan pasang mikrotubulus luar/ Masing-masing mikrotubulus
diubungkan satu sama lain ole baan elastis 1ang disebut neksin dan jari-jari
radial/ Tiap silia tertanam pada badan basal 1ang letakn1a tepat diba9a
permukaan sel #Higler %SMSY "allenger %SSLY Neir %SST$/
*ola gerakan silia 1aitu gerakan cepat dan tiba-tiba ke sala satu ara
#acti*e stroke$ dengan ujungn1a men1entu lapisan mukoid seingga
menggerakan lapisan ini// Kemudian silia bergerak kembali lebi lambat dengan
ujung tidak mencapai lapisan tadi #reco*ery stroke$/ *erbandingan durasi
gerakn1a kira-kira % . (/ -engan demikian gerakan silia seola-ola men1erupai
a1unan tangan seorang perenang/ Silia ini tidak bergerak secara serentak! tetapi
berurutan seperti efek domino #metachronical wa*es$ pada satu area aran1a
sama #"allenger %SSL$/
3erak silia terjadi karena mikrotubulus saling meluncur satu sama lainn1a/
Sumber energin1a AT* 1ang berasal dari mitokondria/ AT* berasal dari
pemecaan A-* ole AT*ase/ AT* berada di lengan dinein 1ang mengubungkan
mikrotubulus dalam pasangann1a/ Sedangkan antara pasangan 1ang satu
dengan 1ang lain diubungkan dengan baan elastis 1ang diduga neksin
#M1gind %SM%Y Naguespack %SSHY "allenger %SSL$/
Mikro4ilia merupakan penonjolan dengan panjang maksimal 2 Zm dan
diametern1a &!% Zm atau %,( diameter silia/ Mikro4ilia tidak bergerak seperti
silia/ Semua epitel kolumnar bersilia atau tidak bersilia memiliki mikro4ilia pada
permukaann1a/ Dumlan1a mencapai (&&-J&& bua tiap sel/ Tiap sel panjangn1a
sama/ Mikro4ilia bukan merupakan bakal silia/ Mikro4ilia merupakan perluasan
membran sel! 1ang menamba luas permukaan sel/ Mikro4ilia ini membantu
pertukaran cairan dan elektrolit dari dan ke dalam sel epitel/ -engan demikian
mencega kekeringan permukaaan sel! seingga menjaga kelembaban 1ang
lebi baik dibanding dengan sel epitel gepeng #Naguespack %SSHY "allenger
%SSL$/
b/ *alut Lendir
*alut lendir merupakan lembaran 1ang tipis! lengket dan liat! merupakan
baan 1ang disekresikan ole sel goblet! kelenjar seromukus dan kelenjar
lakrimal/ Terdiri dari dua lapisan 1aitu lapisan 1ang men1elimuti batang silia dan
mikro4ili #sol layer$ 1ang disebut lapisan perisiliar #Naguespack %SSHY "allenger
%SSLY Neir %SSTY Lindberg %SST$/
Cairan perisiliar mengandung glikoprotein mukus! protein serum! protein
sekresi dengan berat molekul renda/ Lapisan ini sangat berperanan penting
pada gerakan silia! karena sebagian besar batang silia berada dalam lapisan ini!
sedangkan den1utan silia terjadi di dalam cairan ini/ -iduga mukoglikoprotein ini
1ang menangkap partikel terinalasi dan dikeluarkan ole gerakan mukosiliar!
menelan dan bersin/ Lapisan ini juga berfungsi sebagai pelindung pada
temperatur dingin! kelembaban renda! gas atau aerosol 1ang terinalasi serta
menginaktifkan 4irus 1ang terperangkap #"allenger %SSLY Neir %SST$/
Kedalaman cairan perisiliar sangat penting untuk mengatur interaksi antara
silia dan palut lendir! serta sangat menentukan pengaturan transportasi
mukosiliar/#Sakakura %SSJ$/
c/ Membrana "asalis
Membrana basalis terdiri atas lapisan tipis membran rangkap diba9a epitel/
-i ba9a lapisan rangkap ini terdapat lapisan 1ang lebi tebal 1ang terdiri atas
kolagen dan Fbril retikulin #M1gind %SM%$/
d/ Lamina *ropia
Lamina propria merupakan lapisan diba9a membrana basalis/ Lapisan ini
dibagi atas empat bagian 1aitu lapisan subepitelial 1ang ka1a akan sel! lapisan
kelenjar superFsial! lapisan media 1ang ban1ak sinusoid ka4ernosus dan lapisan
kelenjar profundus/ Lamina propria ini terdiri dari sel jaringan ikat! serabut
jaringan ikat! substansi dasar! kelenjar! pembulu dara dan saraf #M1gind %SM%Y
"allenger %SSL$/
Mukosa pada sinus paranasal merupakan lanjutan dari mukosa idung/
Mukosan1a lebi tipis dan kelenjarn1a lebi sedikit/ +pitel torakn1a berlapis
semu bersilia! bertumpu pada membran basal 1ang tipis dan lamina propria
1ang melekat erat dengan periosteum diba9an1a/ Silia lebi ban1ak dekat
ostium! gerakann1a akan mengalirkan lendir ke ara idung melalui ostium
masing-masing/ -iantara semua sinus paranasal! maka sinus maksila
mempun1ai kepadatan sel goblet 1ang paling tinggi #Naguespack %SSHY
"allenger %SSLY Lindberg %SST$/
A. R<initi& Al$%gi
8initis alergi adala reaksi in5amasi 1ang disebabkan ole reaksi alergi pada
pasien atopi 1ang sebelumn1a suda tersensitisasi dengan allergen 1ang sama
serta dilepaskann1a suatu mediator kimia ketika terjadi paparan ulangan dengan
allergen spesiFk tersebut/ -eFnisi menurut NH7 A8)A #Allergic 8initis and its
)mpact on Astma$ adala kelainan pada idung dengan gejala bersin-bersin!
rinore! rasa gatal dan tersumbat setela mukosa idung terpapar alergen 1ang
diperantarai ole )g +/ Usia %H-(& taun sangat rentan akan paparan alergen
seingga men1ebabkan rinitis alergi/
1. Pato7&iologi
8initis alergi merupakan suatu pen1akit in5amasi 1ang di a9ali dengan
taap sensitisasi dan diikuti taap pro4okas, reaksi alergi/ 8eaksi alergi terdiri
dari 2 fase 1aitu )mmediated *ase Allergic 8eaction atau 8eaksi Alergi Fase
Cepat #8AFC$ dan Late *ase Allergic 8eaction atau 8eaksi Alergi Fase Lambat
#8AFL$/
*ada kontak pertama dengan alergen atau taap sensitisasi! makrofag
atau monosit 1ang berperan sebagai sel pen1aji #A*C$ akan menangkap alergen
1ang menempel di permukaan mukosa idung/ Setela diproses! antigen akan
membentuk fragmen pendek peptida dan bergabung dengan molekul HLA kelas
)) membentuk komplek peptida MHC komplek peptida MHC kelas )) 1ang
kemudian di presentasikan pada sel T elper #T &$/ Kemudian sel pen1aji akan
melepas sitokin seperti )L % 1ang akan mengaktifkan T & 1ang berproliferasi
menjadi T % dan T 2! seingga sel limfosit " menjadi aktif dan akan
memproduksi )g+/
"ila mukosa 1ang suda tersensitisasi terpapar dengan alergen 1ang
sama! maka kedua rantai )g+ akan mengikat alergen spesiFk dan terjadi
degranulasi mastosit dan basoFl dengan akibat terlepasn1a mediator kimia
terutama istamin/
Histamin akan merangsang reseptor H% pada ujung saraf 4idianus
seingga menimbulakn rasa gatal pada idung dan bersin-bersin/ Histamin juga
men1ebabkan kelenjar mukosa dan sel goblet mengalami ipersekresi dan
permeabilitas kapiler meningkat seingga terjadi rinore/ 3ejala lain adala
idung tersumbat akibat 4asodilatasi sinusoid/
*. Ga"?a%an Hi&tologi+
Secara mikroskopik tampak adan1a dilatasi pembulu dara dengan
pembesaran selgoblet dan sel pembentuk mucus/ Terdapat juga pembesaran
ruang inter seluler danpenebalan membrane basal! serta ditemukan inFltrasi sel-
sel eosinoFl pada jaringan mukosadan submukosa idung/
"erdasarkan cara masukn1a alergen dibagi atas .
%/Alergen inalan! 1ang masuk bersama dengan udara pernapasan! misaln1a
tungau deburuma! kecoa! serpian epitel kulit binatang! rerumputan! serta
jamur/
2/Alergen ingestan! 1ang masuk ke saluran cerna! berupa makanan! misaln1a
susu! sapi!telur!coklat! ikan laut! udang kepiting! dan kacang-kacangan/
(/Alergen injektan! 1ang masuk melalui suntikan atau tusukan! misaln1a penisilin
dansengatan leba/
J/Alergen kontaktan! 1ang masuk melalui kontak kulit atau jaringan mukosa!
misaln1abaan kosmetik! periasan/
"erdasarkan sifat berlangsungn1a rinitis alergi dibagi menjadi .
%/ 8initis alergi musiman #seasonal! a1 fe4er! polinosis$/
8initis an1a ada di negara 1ang mempun1ai J musim/ Allergen pen1ebabn1a
spesiFk! 1aitu tepung sari #pollen$!rerumputan! dan spora jamur/
2/ 8initis alergi sepanjang taun #perennial$/
3ejala pen1akit ini timbul intermiten atau terus menerus! tanpa 4ariasi musim/
*en1ebab 1ang paling sering iala alergen inalan dan alergen ingestan/
"erdasarkan NH7 )nitiati4e A8)A! rinitis alergi berdasarkan sifat
berlangsungn1adibagi menjadi.
%/ )ntermitten #kadang-kadang$/
"ila gejala kurang dari J ari,minggu atau kurang dari J minggu/2/
2/ *ersisten, menetap
"ila gejala lebi dari J ari,minggu dan lebi dari J minggu/
Sedangkan untuk tingkat berat ringann1a pen1akit! rinitis alergi dibagi menjadi.
%/ 8ingan
"ila tidak ditemukan gangguan tidur! gangguan aki4itas arian!
bersantai!berolaraga! belajar! bekerja dan al-al lain 1ang mengganggu/
2/ Sedang-berat/
"ila terdapat sala satu atau lebi dari gangguan tersebut di atas/
,. G$=ala Klini&
3ejala klinis pada rinitis alergi adala bersin berulang pada pagi ari! keluar
ingus#rinore$ 1ang encer dan ban1ak! idung tersumbat! idung dan mata gatal!
1ang kadang-kadang disertai dengan ban1ak keluar air mata #lakrimasi$/ A9itan
gejala timbul cepat setela paparan allergen dapat berupa bersin! mata
ataupalatum 1ang gatal berair! rinore! idung gatal! idung tersumbat/ *ada
mata dapat menunjukkan gejala berupa mata mera! gatal! conjungti4itis! mata
terasa terbakar! dan lakrimasi/ *ada telinga bisa dijumpai gangguan fungsi tuba!
efusi telinga bagian tenga/
-. P$"$%i+&aan Fi&i+
*ada rinoskopi anterior tampak mukosa edema basa! ber9arna pucat atau
li4iddisertai adan1a secret encer 1ang ban1ak/ "ila gejala persisten! mukosa
inferior tampak ipertoF/ 3ejala spesiFk lain pada anak adala adan1a ba1angan
gelap di daera ba9a mata1ang terjadi karena stasis 4ena sekunder akibat
obstruksi idung/ 3ejala ini disebut allergicsiner/ Selain itu juga tampak anak
menggosok-gosok idung! karena gatal dengan punggungtangan/ Keadaan ini
disebut allergic salute/ Menggosok-gosok idung mengakibatkan timbuln1a garis
melintang di dorsum nasi bagian sepertiga ba9a 1ang disebut allergiccrease/
Mulut sering terbuka dengan lengkung langit-langit 1ang tinggi! seingga akan
men1ebabkan gangguan pertumbuan gigi-geligi # facies adenoid$/ -inding
posterior faring tampak granuler dan edema#cobblestone appearance$! serta
dinding lateral faring menebal/ Lida tampak seperti gambaran peta
# geograpictongue$/
.. P$"$%i+&aan P$n!n=ang
)n4itro . Hitung eosinoFl dalam dara tepi dapat normal atau meningkat/
-emikian pula pemeriksaan )g+ total seringkali menunjukkan nilai normal/
)n4i4o .Allergen pen1ebab dapat dicari dengan cara pemeriksaan tes cukit kulit!
ujiintrakutan atau intradermal 1ang tunggal atau berseri #Skin +nd-*oint
Titration, S+T$/ S+Tdilakukan untuk allergen inalan dengan men1untikkan
allergen dalam berbagai konsentrasi1ang bertingkat kepekatann1a/ Untuk
allergen makanan! uji kulit )ntracutaneus *ro4ocati4e-ilutional Food Test #)*-FT$!
namun sebagai baku emas dapat dilakukan dengan dieteliminasi dan pro4okasi
#Callenge Test$/
/. P$natala+&anaan
a/ Terapi 1ang paling ideal dengan mengindari kontak dengan allergen
pen1ebab daneliminasi/
b/ Medikamentosa
Antiistamin 1ang dipakai adala antagonis istamin H-% 1ang bekerja secara
inibitor kompetitif pada reseptor H-% sel target/ *emberian dapat dalam
kombinasi atau tanpa kombinasi dengan dekongestan secara peroral/
Antiistamin dibagi dalam 2 golongan 1aitu golongan antiistamin generasi-
%#klasik$dan generasi-2 #non-sedatif$/ Antiistamin generasi-% bersifat lipoFlik
seingga dapatmenembus sa9ar dara otak dan plasenta serta mempun1ai efek
kolinergik/ Rang termasuk kelompok ini antara lain adala difenidramin!
klorfeniramin! prometasin! siproeptadin/ Antiistamin generasi-2 bersifat
lipofobik! seingga sulit menembus sa9ar dara otak/
"ersifat selektif mengikat reseptor H-% perifer dan tidak mempun1ai efek
antikolinergik!antiadrenergik dan efek pada SS* minimal/*reparat kortikosteroid
dipili bila gejala terutama sumbatan idung akibat responfase lambat tidak
berasil diatasi dengan obat lain/
c/ 7peratif
Tindakan konkotomi parsial! konkoplasti atau multiple outfractured!
inferiorturbinoplast1 perlu dipikirkan bila konka inferior ipertroF berta dan tidak
berasildikecilkan dengan cara kauterisasi memakai Ag07( 2H' atau triklor
asetat/
/. Ko"#li+a&i
Komplikasi rinitis alergi 1ang sering iala.
%/*olip idung/
2/7titis media/
(/Sinusitis paranasal/
B. T!"o% Hi!ng an Sinona&al
Tumor idung dan sinus paranasal pada umumn1a jarang ditemukan! baik
1ang jinak maupun 1ang ganas/ -i )ndonesia dan di luar negeri! kekerapan jenis
1ang ganas an1a berkisar sekitar %' dari seluru keganasan/
+tiologi tumor ganas idung belum diketaui! tetapi diduga beberapa 6at asil
industri merupakan pen1ebab antara lain nikel! debu ka1u! kulit! formaldeid!
kromium!min1ak isoprop1l dan lain-lain/ *ekerja di bidang ini mendapat
kemungkinan terjadi keganasan idung dan sinus jau lebi besar/
3ejala tergantung dari asal primer tumor serta ara dan perluasann1a/ 3ejala
timbul setela tumor besar! mendorong atau timbul setela tumor besar!
mendorong atau menembus dinding tulang meluas ke rongga idung! rongga
mulut! pipi atau orbita/ Tergantung dari perluasan tumor! gejala dapat
dikategorikan sebagai berikut.
%/ 3ejala nasal/
3ejala nasal berupa obstruksi idung unilateral dan rinore/ Sekretn1a sering
bercampur dara atau terjadi epistaksis/ Tumor 1ang besar dapat mendesak
tulang idung seingga terjadi deformitas idung/ Kas pada tumor ganas
ingusn1a berbau karena mengandung jaringan nekrotik/
2/ 3ejala orbital/
*erluasan tumor ke ara orbita menimbulkan gejala diplopia! proptosis atau
penonjolan bola mata! oftalmoplegia! gangguan 4isus dan epifora/
(/ 3ejala oral/
*erluasan tumor ke rongga mulut men1ebabkan penonjolan atau ulkus di
palatum atau di prosesus al4eolaris/ *asien mengelu gigi palsun1a tidak pas
lagi atau gigi geligi go1a/ Sering kali pasien datang ke dokter gigi karena n1eri
di gigi! tetapi tidak sembu meskipun gigi 1ang sakit tela dicabut/
J/ 3ejala fasial/
*erluasan tumor ke depan akan men1ebabkan penonjolan pipi/ -isertai n1eri!
anestesia atau parestesia muka jika mengenai ner4us trigeminus/
H/ 3ejala intracranial/
*erluasan tumor ke intrakranial akan men1ebabkan sakit kepala ebat!
oftalmoplegia! dan gangguan 4isus/ -apat disertai likuorea! 1aitu cairan otak
1ang keluar melalui idung/ Dika perluasan sampe ke fossa kranii media maka
saraf-saraf kranial lainn1a juga terkena/ Dika tumor meluas ke belakang! terjadi
trismus akibat terkenan1a muskulus pterigoideus disertai anestesia dan
parestesi daera 1ang dipersaraF ner4us maksillaris dan mandibularis/
*emeriksaan Fisik
Saat memeriksa pasien! pertama-tama peratikan 9aja pasien apaka terdapat
asimetri atau tidak/ *ada periksaan ka4um nasi dan nasofaring melalui rinoskopi
anterior dan posterior/ *ermukaan 1ang licin merupakan pertanda tumor jinak
sedangkan permukaan 1ang berbenjol-benjol! rapu dan muda berdara
merupakan pertanda tumor ganas/ Dika dinding lateral ka4um nasi terdorong ke
medial berarti tumor berada di sinus maksila/ *emeriksaan nasoendoskopi dan
sinuskopi dapat membantu menemukan tumor pada stadium dini/ Adan1a
pembesaran kelenjar leer juga perlu dicari meskipun tumor ini jarang
bermetastasis ke kelenjar leer/
*emeriksaan *enunjang
Foto polos berfungsi sebagai diagnosis a9al! terutama jika ada erosi tulang
dan perselubungan padat unilateral! arus dicurigai keganasan dan buatla
tomogram atau TK/ *emeriksaan M8) dapat membedakan jaringan tumor dengan
jaringan normal tetapi kurang begitu baik dalam memperliatkan destruksi
tulang/ Foto polos toraks diperlukan untuk meliat adan1a metastasis tumor di
paru/
-iagnosis
-iagnosis pasti ditegakkan berdasarkan pemeriksaan istopatologi/ Dika
tumor tampak di rongga idung atau rongga mulut! maka biopsi muda dan
arus segera dilakukan/ "iopsi tumor sinus maksila! dapat dilakukan melalui
tindakan sinoskopi ataumelalui operasi Cald9el-Luc 1ang insisin1a melalui sulkus
ginggi4o-bukal/ Dika dicurigai tumor 4askuler! misaln1a angoFbroma! jangan
lakukan biopsi karenaakan sangat sulit mengentikan perdaraan 1ang terjadi/
-iagnosis adala denganangiograF/
C. SINUSITIS
1. D$7ni&i
Sinusitis adala radang mukosa sinus paranasal/ Sesuai anatomi sinus 1ang
terkena! dapat dibagi menjadi sinusitis maksila! sinusitis etmoid! sinusitis frontal!
dan sinusitis sfenoid/ "ila mengenai bebeerapa sinus disebut multisinusitis!
sedangkan bila mengenai semua sinus paranasal disebut pansinusitis/ Rang
paling sering ditemukan iala sinusitis ma;ila dan sinusitis etmooid! sinusitis
frontal dan sinusitis sfenoid lebi jarang #Mangunkusumo! 2&&T$/
*. Fa+to% #%$i&#o&i&i
7bstruksi mekanik! seperti de4iasi septum! ipertroF konka media! benda
asing di idung! polip serta tumor di rongga idung/ Selain itu rinitis kronis serta
rinitis alergi bisa men1ebabkan obstruksi ostium sinus serta mengasilkan lendir
1ang ban1ak! 1ang merupakan media untuk tumbun1a bakteri/ Sebagai faktor
predisposisi lain iala lingkungan berpolusi! udara dingin serta kering! 1ang
dapat mengakibatkan perubaan pada mukosa serta kerusakan silia
#Mangunkusumo B 8ifki! 2&&&$/
,. Pato7&iologi
7rgan-organ pembentuk K7M letakn1a berdekatan! dan bila terjadi edema!
mukosa 1ang beradapan akan saling bertemu seingga silia tidak dapat
bergerak dan ostium tersumbat/ Akibatn1a terjadi tekanan negati4e didalam
rongga sinus 1ang men1ebabkan terjadin1a transudasi! mula-mula serous/
Kondisi ini bisa dianggap sebagai rinosinusitis non-bacterial dan biasan1a
sembu dalam beberapa ari tanpa pengobatan/
"ila kondisi ini menetap! secret 1ang terkumpul dalam sinus merupakan
media baik untuk tumbun1a dan multiplikasi bakteri/ Secret menjadi purulen/
Keadaan ini disebut sebagai rinosinusitis akut bacterial dan memerlukan terapi
antibiotik/
Dika terapi tidak berasil #misaln1a karena ada faktor predisposisi$!
in5amasi berlanjut! terjadi ipoksia dan bakteri anaerob berkembang/ Mukosa
makin membengkak dan ini merupakan rantai siklus 1ang terus berputar sampai
akirn1a perubaan mukosa menjadi kronik 1aitu ipertroF! polipoid! atau
pembentukan polip dan kista/ *ada keadaan ini mungkin diperlukan tindakan
operasi #Mangunkusumo B Soetjipto! 2&&T$/
-. Kla&i7+a&i
Konsensus internasional taun 2&&J membagi menjadi akut dengan batas
sampai J minggu! subakut antara J minggu sampai ( bulan dan kronik jika lebi
dari ( bulan/ Sinusitis kronik dengan pen1ebab rinogenik umumn1a merupakan
lanjutan dari sinusitis akut 1ang tidak terobati secara adekuat/ *ada sinusitis
kronik adan1a faktor predisposisi arus dicari dan diobati sampai tuntas
#Mangunkusumo B Soetjipto! 2&&T$/
.. G$=ala Sin!&iti&
Keluan utama sinusitis akut adala idung tersumbat disertai n1eri,rasa
tekanan pada muka dan ingus purulen! 1ang seringkali turun ke tenggorok #post
nasal drip$/ -apat disertai gejala sistemik seperti demam dan lesu/ 01eri tekan di
daera sinus 1ang terkena! kadang n1eri terasa di tempat lain #referred pain$/
01eri pipi menandakan sinusitis maksila! n1eri diantara atau dibelakang bola
mata menandakan sinusitis etmoid! n1eri dai atau seluru kepala menandakan
sinusitis frontal/ *ada sinusitis spenoid! n1eri di 4erte;! oksipital! belakang bola
mata! atau daera mastoid/ *ada sinusitis maksila kadang ada n1eri ali ke gigi
dan telinga/ 3ejala lain adala sakit kepala! ipoosmia,anosmia! alitosis! post-
nasal drip 1ang men1ebabkan batuk dan sesak pada anak #Mangunkusumo B
Soetjipto! 2&&T$/
Keluan sinusitis kronik tidak kas seingga sulit didiagnosis/ Kadang an1a
% atau 2 dari gejala seperti sakit kepala kronik! post-nasal drip! batuk kronik!
gangguan tenggorok! gangguan telinga akibat sumbatan kronik muara tuba
+ustacius! gangguan ke paru seperti broncitis #sino-bronkitis$! bronkiektasis!
dan 1ang penting adala serangan asma 1ang meningkat dan sulit diobati/ *ada
anak! mukopus 1ang tertelan dapat men1ebabkan gastroenteritis
#Mangunkusumo B Soetjipto! 2&&T$/
/. P$"$%i+&aan &in!& #a%ana&al
%$ )nspeksi
Adan1a pembengkakan pada muka/ *embengkakan di pipi sampai kelopak mata
ba9a 1ang ber9arna kemeraan mungkin menunjukkan sinusitis maksila akut/
*embengkakan di kelopak mata atas mungkin menunjukkan sinusitis frontal
akut/ Sinusitis etmoid jarang men1ebabkan pembengkakan di luar! kecuali bila
tela terbentuk abses #Soetjipto B Mangunkusumo! 2&&T$/
2$ *alpasi
01eri tekan pada pipi dan n1eri ketuk di gigi menunjukkan adan1a sinusitis
maksila/ *ada sinusitis frontal terdapat n1eri tekan di dasar sinus frontal terdapat
n1eri tekan di dasar sinus frontal! 1aitu pada bagian medial atap orbita/ Sinusitis
etmoid men1ebabkan rasa n1eri tekan di daera kantus medius #Soetjipto B
Mangunkusumo! 2&&T$/
($ Transiluminasi
Han1a dapat digunakan untuk memeriksa sinus maksila dan sinus frontal! bila
fasilitas pemeriksaan radiologic tidak tersedia/ "ila pada pemeriksaan
transiluminasi tampak gelap di daera infraorbita! mungkin berarti antrum terisi
ole pus atau mukosa antrum menebal atau terdapat neoplasma di dalam
antrum #Soetjipto B Mangunkusumo! 2&&T$/
*emeriksaan ini suda jarang dilakukan karena terbatas kegunaann1a/
3ambar/ transiluminasi sinus ma;illa
J$ *emeriksaan mikrobiologik dan tes resistensi
-ilakukan dengan mengambil sekret dari meatus medius atau superior! untuk
mendapat antibiotik 1ang tepat guna/ Lebi baik lagi bila diambil sekret 1ang
keluar dari pungsi sinus ma;illa #Mangunkusumo B Soetjipto! 2&&T$/
H$ Sinuskopi
-ilakukan dengan pungsi menembus dinding medial sinus ma;illa melalui
meatus inferior! dengan alat endoskop bisa diliat kondisi sinus ma;illa 1ang
sebenarn1a! selanjutn1a dapat dilakukan irigasi sinus untuk terapi
Mangunkusumo B Soetjipto! 2&&T$/
L$ *emeriksaan 8adiologik
"ila dicurigai adan1a kelainan di sinus paranasal! maka dilakukan pemeriksaan
radiologic/ *osisi rutin 1ang dipakai iala posisi Naters! *-A dan lateral/ *osisi
Naters terutama untuk meliat adan1a kelainan di sinus maksila! frontal! dan
etmoid/ *osisi postero-anterior untuk menilai sinus frontal dan posisi lateral
untuk menilai sinus frontal! spenoid! dan etmoid #Soetjipto B Mangunkusumo!
2&&T$/
T$ CT-scan
Merupakan gold standard diagnosis sinusitis karena mampu menilai anatomi
idung dan sinus! adan1a pen1akit dalam idung dan sinus secara keseluruan
dan perluasann1a/ 0amun karena maal an1a dikerjakan sebagai penunjang
diagnosis sinusitis kronik 1ang tidak membaik dengan pengibatan atau pra-
operasi sebagai panduan operator saat melkaukan operasi sinus/
3ambar/ *osisi 9aters 3ambar/ *osisi lateral
3ambar/ posisi postero-anterior
H. Tata la+&ana
Tujuan terapi sinusitis adala
%$ mempercepat pen1embuan
2$ mencega komplikasi
($ mencega perubaan menjadi kronik/
*rinsip pengobatan iala membuka sumbatan di K7M seingga drenase dan
4entilasi sinus-sinus puli secara alami #Mangunkusumo B Soetjipto! 2&&T$/
Antibiotik dan dekongestan merupakan terapi pilian pada sinusitis akut
bakterial! untuk mengilangkan infeksi! dan pembengkakan mukosa serta
membuka sumbatan ostium sinus/ Antibiotik 1ang dipili adala golongan
penicilin seperti amo;icillin/ Selain itu juga bisa diberikan ampisilin!
er1trom1cin! sefaklor monoidrat! asetil sefuroksim! trimetoprim-
sulfametoksa6ol! amo;icillin-asam kla4ulanat! klaritromisin/
Dika diperkirakan kuman tela resisten atau memproduksi beta-laktamase!
maka dapat diberikan amo;ilin atau ampisilin : asam kla4ulanat atau jenis
sefalosporin generasi ke-2/ *ada sinusitis antibiotik diberikan selama %&-%J ari
meskipun gejala klinik suda ilang/
*ada sinusitis kronik diberikan antibiotik 1ang sesuai untuk kuman negatif
gram dan anaerob/
Selain dekongestan oral dan topikal! terapi lain dapat diberikan jika
diperlukan! seperti analgetik! mukolitik! steroid oral atau topikal! pencucian
rongga idung dengan 0aCl atau pemanasan #diatermi$/ Antiistamin tidak rutin
diberikan karena sifat antikolinergikn1a dapat men1ebabkan sekret jadi lebi
kental/ "ila ada alergi berat sebaikn1a diberikan antiistamin generasi ke-2/
)rigasi sinus ma;illa atau proet6 displacement terap1 juga merupakan terapi
tambaan 1ang dapat bermanfaat #Mangunkusumo B Soetjipto! 2&&T$/
-ekongestan sistemik 1ang sering digunakan seperti pseudoefedrin!
fenilpropanolamin/ Analgetik diperlukan untuk mengilangkan n1eri/ Mukolitik
1ang dipili diantaran1a bromeksin! ambroksol! asetilsistein/ Steroid intranasal
seperti beklometason! 5unisolid! triamnisolon/ -iatermi dilakuakn untuk
memperbaiki 4askularisasi sinus/
)munoterapi dapat dipertimbangkan jika pasien menderita kelainan alergi
1ang berat #Mangunkusumo B Soetjipto! 2&&T$/
)ndikasi beda sinus endoskopi fungsional #"S+F,F+SS$ berupa. sinusitis
kronik 1ang tidak membaik setela terapi adekuatY sinusitis kronik disertai kista
atau kelainan 1ang ire4ersibelY polip ekstensif! adan1a komplikasi sinusitis serta
sinusitis jamur #Mangunkusumo B Soetjipto! 2&&T$/
I. Ko"#li+a&i
Kelainan orbita
-isebabkan ole sinus paranasal 1ang berdekatan dengan mata #orbita$/ Rang
paling sering iala sinusitis etmoid! sinusitis frontal dan sinusitis maksila/
*en1ebaran infeksi terjadi melalui trombo5ebitis dan perkontinuitatum/ Kelainan
1ang dapat timbul iala edema palpebra! selulitis orbita! abses subperiostal!
abses orbita! selanjutn1a terjadi trombosis sinus ka4ernosus/
Kelainan intrakranial
-apat berupa meningitis!abses ekstradural atau subdural! abses otak dan
trombosis sinus ka4ernosus/
7steomielitis dan abses subperiostal
*aling sering timbul akibat sinusitis frontal dan biasan1a ditemukan pada anak-
anak/ *ada osteomielitis sinus maksila dapat timbul Fstula oroantral,Fstula pada
pipi/
Kelainan paru
Seperti bronkitis kronik dan bronkiektasis/ Adan1a kelainan sinus paranasal
disertai dengan kelainan paru sinobronkitisselain itu juga timbul asma bronkial/
#Mangunkusumo B Soetjipto! 2&&T$
D. POLIP HIDUNG
1. D$7ni&i
*olip idung iala massa lunak 1ang mengandung ban1ak cairan dalam
rongga idung! 9arna puti keabuan! 1ang dapat terjadi akibat in5amasi
mukosa/ -iduga predisposisi polip adala adan1a rinitis alergi atau pen1akit
atopi! tetapi makin ban1ak penelitian 1ang mengemukakan berbagai teori dan
para ali sampai saat ini men1atakan ba9a etiologi polip nasi masi belum
diketaui dengan pasti #Mangunkusumo B Nardani! 2&&T$/
*. Patog$n$&i&
*embentukan polip sering diasosiasikan dengan in5amasi kronik! disfungsi
saraf otonom serta predisposisi genetik/ Menurut teori "ernstein! terjadi
perubaan mukosa idung akibat peradangan atau turbulensi udara! terutama di
daera sempit di kompleks ostiomeatal/ Terjadi prolaps submukosa 1ang diikuti
ole reepitelisasi dan pembentukan kelenjar baru/ Duga terjadi peningkatan
pen1erapan natrium ole permukaan sel epitel 1ang berakibat retensi air
seingga terbentuk polip/ Teori lain mengatakan karena ketidakseimbangan saraf
4asomotor terjadi peningkatan permeabilitas kapiler dan gangguan regulasi
4ascular 1ang mengakibatkan dilepasn1a sitokin-sitokin dari sel mast! 1ang akan
men1ebabkan edema dan lama kelamaan menjadi polip #Mangunkusumo B
Nardani! 2&&T$/
"ila proses berlanjut! mukosa 1ang sembab makin membesar menjadi polip
dan kemudian akan turun ke rongga idung dengan membentuk tangkai
#Mangunkusumo B Nardani! 2&&T$/
,. Ma+%o&+o#i&
*olip merupakan massa bertangkai! permukaan licin! bentuk bulat atau
lonjong! 9arna puti keabuan! agak bening! lobular! dapat tunggal atau multiple
dan tidak sensiti4e/ Narna polip 1ang pucat disebabkan karena mengandung
ban1ak cairan dan sedikitn1a aliran dara ke polip/ "ila terjadi iritasi kronis atau
proses peradangan 9arna polip dapat beruba menjadi kemeraan dan polip
1ang suda menaun 9arnan1a dapat menjadi kekuningan karena mengandung
ban1ak jaringan ikat/ Tempat asal tumbun1a terutama dari kompleks ostio-
meatal di meatus medius dan sinus etmoid #Mangunkusumo B Nardani! 2&&T$/
-. Mi+%o&+o#i&
+pitel serupa mukosa idung normal! epitel bertingkat semua bersilia
dengan submukosa 1ang sembab/ Sel terdiri dari limfosit! sel plasma! eosinoFl!
neutroFl! dan makrofag/ Mukosa mengandung sel goblet/ *embulu dara! saraf!
dan kelenjar sangat sedikit/ *olip 1ang suda lama dapat mengalami metaplasia
karena sering terkena aliran udara! menjadi epitel transisional! kubik! atau
gepeng berlapis tanpa keratinisasi/ "erdasarkan jenis sel radangn1a! polip
dikelompokkan menjadi 2! 1aiut polip tipe eosinoFlik dan tipe neutroFlik
#Mangunkusumo B Nardani! 2&&T$/
.. Diagno&i& Poli# Na&i
%$ Anamnesis
Keluan utama adala idung rasa tersumbat ringan sampai berat! rinore mulai
jerni sampai purulen! iposmia atau anosmia/ Mungkin disertai bersin! n1eri
idung disertai sakit kepala didaera frontal/ "ila infeksi sekunder mungkin
terdapat post nasal drip dan rinore purulen/ 3ejala sekunder 1ang dapat timbul
iala bernafas melalui mulut! suara sengau! alitosis! gangguan tidur dan
penurunan kualitas idup #Mangunkusumo B Nardani! 2&&T$/
2$ *emeriksaan Fisik
*olip masif dapat men1ebabkan deformitas/ *ada rinoskopi anterior terliat
sebagai massa 9arna pucat 1ang berasal dari meatus medius dan muda
digerakkan/ *embagian stadium polip menurut Macka1 dan Lund #%SST$! stadium
%. terbatas di meatus medius! stadium 2. polip suda keluar dari meatus medius!
tampak di rongga idung tapi belum memenui rongga idung! stadium (. polip
1ang masif #Mangunkusumo B Nardani! 2&&T$/
($ *emeriksaan 8adiologi
Foto sinus paranasal dapat memperliatkan penebalan mukosa dan batas udara-
cairan dalam sinus! tetapi kurang bermanfaat pada kasus polip/ *emeriksaan
tomograF computer sangat bermanfaat untuk meliat dengan jelas apaka ada
proses radang! kelainan anatomi! polip! atau sumbatan pada kompleks
ostiomeatal/ TK terutama diindikasikan pada polip 1ang gagal diterapi
medikamentosa! jika ada komplikasi dari sinusitis dan pada perencanaan
tindakan beda terutama beda endoskopi #Mangunkusumo B Nardani! 2&&T$/
/. P$natala+&anaan
Mengilangkan keluan! mencega komplikasi dan rekurensi polip/
*emberian kortikosteroid untuk mengilangkan polip sebagai polipektomi
medikamentosa! topikal atau sistemik/ *olip tipe eosinoFlik berespon lebi baik
dibanding neutroFlik/ Kasus polip 1ang tidak membaik dengan terapi
medikamentosa atau polip 1ang sangat masif dipertimbangkan untuk terapi
beda #Mangunkusumo B Nardani! 2&&T$/
"A" )))
*+M"AHASA0
*ada scenario di dapatkan beberapa gejala di antaran1a adala .
*asien mengalami sakit kepala separo /)stila ini di gunakan untuk n1eri 9aja
bagian ba9a/Tergolong dalam al ini adala neuralgia fascialis tidak
kas!neuralgia ganglion sfenopalatinum dan neuralgia 4idianus/ -ugaan terakir
adala ba9a umumn1a sindrom n1eri pada daera ini disebabkan ole
4asodilatasi dan bukan karena proses neuropati kecuali diimplinkasikan pada
s1stem s1araf otonom di kasus tertentu/
8inosinusitis akut tentun1a dapat di tentukan kontak dalam fosa nasalis! di
samping tekanan ataupun tegangan dalam sinus tertentu/ Keterlibatan sinus
secara tersendiri cenderung menimbulkan n1eri pada lokasi berikut.
%/ Maksilaris . 9aja depan #pipi$ dengan pen1ebaran ke gigi!orbita dan region
malar
2/ +tmoidalis .interokular dengan pen1ebaran ke lokasi sinus frontalis
(/ Frontalis . dai! interokular dan daera temporal
J/ Sfenoidalis . retro-orbita !men1ebar keara 4erte; dan kadang-kadang kedaera
mastoid/
)ngus berbau busuk dikarenakan adan1a infeksi ole bakteri anaerob 1ang
memfermentasi lemak dan memiliki bau 1ang kas 1aitu bau busuk! al ini
dikarenakan mukus 1ang berlebian pada ca4um nasi merupakan lingkungan
1ang cocok untuk perkembangan bakteri anaerob/ Mengenai T$%3i!" ?a!
?!&!+ #aa #agi <a%i ! Secara normal bau mulut pagi ari disebabkan bakteri
alami 1ang ada di mulut/ Saat berakti4itas! air liur dan gerakan mulut normal
untuk bicara dan mengun1a! seingga dapat membersikan serpian makan
dan mencega bakteri berkembang!dan pada saat tidur produksi air liur
berkurang/ Tetapi karena tercium bau busuk !al ini mengindikasikan adan1a
)nfeksi karena terjadi
*asien juga mengalami perdaraan /-i mana *ada kondisi Fsiologis ple;us
kieselbac pada ca4um nasi muda ruptur baik ole trauma ringan ataupun
berat! conton1a adala saat mengeluarkan ingus! pada skenario mukus 1ang
disekresikan ban1ak seingga lebi memperberat trauma pada ple;us
kieselbac 1ang memungkinkan ingus bercampur dara/
-alam scenario pasien juga mempun1ai ri9a1at sering menggunakan ko1o!air
garam dan daun siri/ -imana dari ketiga tersebut mempun1ai beberapa al
1ang perlu di paami / -iantaran1a adala -aun siri mengandung bet)epenol!
seskuiterpen! pati! diatase! gula dan ka4ikol #memiliki kekuatan untuk
membunu kuman$! anti-oksidasi dan fungisida! anti jamur/
"eberapa studi menunjukkan fungsi kusus dari air garam di bidang keseatan
diantaran1a adala untuk melenturkan dan mengurangi rasa n1eri pada otot
1ang sakit/ "erkumur dengan air garam juga dapat menurunkan suatu
peradangan! men1embukan infeksi dan bersifat astrigen 1ang dapat
menguatkan gusi/ Air garam 1ang digunakan untuk mengurangi radang gusi
adala air garam 1ang berasal dari garam dapur 1ang beriodium/ Air garam ini
arusla memiliki konsentrasi lebi dari &!S ' berupa larutan ipertonis 1ang
mempun1ai tekanan osmosis 1ang lebi besar dari cairan 1ang ada di dalam sel/
*erbedaan tekanan osmosis ini men1ebabkan cairan dari sel bakteri tertarik ke
luar sel seingga sitoplasma bakteri lama-kelamaan akan men1usut akibatn1a
sel akan mati atau tidak mampu berkembang biak/
*olip idung iala massa lunak 1ang mengandung ban1ak cairan di dalam
rongga idung!ber9arna puti keabu-abuan !1ang terjadi akibat in5amasi
mukosa/*olip dapat timbul baik laki-laki maupun perempuan ! dari usia anak-
anak sampai usia lanjut /
R$5$+ B$%&in dapat disebabkan ban1ak al ! sala satun1a adala untuk
mendeteksi adan1a bakteri dan kelebian cairan 1ang masuk ke dalam idung/
Karena tubu manusia diciptakan pun1a sistem penolakan teradap sesuatu
1ang dapat merusak tubu kita seperti. bakteri! kuman! 4irus! dll/
M$+ani&"$ al$%gi
8initis alergi merupakan suatu pen1akit in5amasi 1ang di a9ali dengan taap
sensitisasi alergi/8eaksi alergi terdiri dari 2 fase 1aitu immediate pase allergic
reaction atau reaksi alergi fase cepat 1ang berlangsung sejak kontak dengan
alergen sampai % jam setelan1a!dan late pase allergic reaction 1ang
berlangsung 2-J jam dengan puncak L-M jam/setela pemaparan/
*ada kontak pertama dengan alergen atau taap sensitisasi ! makrofag atau
moonosit 1ang berperan sebagai sel pen1aji #A*C$ akan menangkap alergen di
permukaan mukosa idung /Setela dip roses antigen akan membentuk fragmen
pendek peptide dan bergabung dengan molekul HLA kelas )) membentuk
komplek peptide MHC kelas ))/1ang kemudian dipresentasikan pada sel
Telper/Kemudian sel pen1aji akan melepas sitokin seperti )L% 1ang akan m
engaktifkan T & untuk berpoliferasi menjadi T % dan T 2/*eran kedua terjadi
granulasi sel mast mengeluarkan sitokin seperti istamine 1ang men1ebabkan
terjadin1a gangguan!1aitu alergi/
Hubungan gigi dan sakit 1ang di derita ole pasien Merupakan sala satu
pen1ebab penting sinusitis kronik/-asar sinus maksila adala prosesus al4eolaris
tempat akar gigi !bakan kadang-kadang tanpa tulang pembatas/)nfeksi gigi
raang atas seperti apical akar gigi atau in5amasi jaringan periodontal muda
men1ebar secara langsung ke sinus! atau melalui pembulu dara dan limfe/
Hasil analisis pemeriksaan pada scenario 1aitu.
Paa #$"$%i+&aan %<ino&+o#i ant$%io% ia#at+an +on+<a
<i#$%t%o74"a&&a #!ti< 4 i&3<a%g$ +$ntal4+!ning +$3o+latan ! al ini
dapat mengindikasikan adan1a *olip idung 1ang umumn1a terjadi akibat reaksi
dari peradangan 1ang berkepanjangan!bisa disebabkan karena adan1a reaksi
ipersensiti4itas #alergi$ ! dan juga berubungan dengan <a&il #$"$%i+&aan
la?o%ato%i!" 1ang didapatkan Leukositosis dan eosinoFl ! dimana Leukosit dan
eosinoFl merupakan penanda dari adan1a 8eaksi Hipersensiti4itas /*erlu
dipikirkan juga mengenai tumor stadium a9al ! untuk diagnosis pasti perlu
dilakukan pemeriksaan istopatologi/
Hasil pemeriksaan lab didapatakan leukositosis 1ang menandakan adan1a infeksi
dan peningkatan eusinoFl menunjukan adan1a reaksi alergi/
*ada pemerikasaan orofaring didapatkan post nasal drip karena belebin1a
mukus 1ang diasilkan seingga men1ebabkan upper airways chough syndrome,
atau batuk 1ang terus menerus karena tetesan mukus/ *emeriksaan gigi
menunjukan gangren pada M% sinistra dan M2 de;tra dimungkinkan
berubungan dengan faktor predisposisi sinusitis 1ang merupakan penjalaran
dari gangren pada radi; dentes 1ang berdekatan dengan sinus ma;ilaris/
P$natala+&anaan %<initi& al$%gi 0
%/ Terapi 1ang paling ideal adala dengan mengindari kontak dengan allergen
pen1ebab dan eliminasi/-an juga dengan medikamentosa /
2/ Antiistamin 1ang di pakai adala antagonis istamine H-% ! 1ang bekerja
secara inibitor kempetitif pada reseptor H-% sel target!-an merupakan preparat
farmakologik 1ang sering di pakai sebagai lini pertama pengobatan rinitis
alergi/preparat simpatomimetik golongan agonis adrenergic alfa di pakai sebagai
dekongestan idung oral dengan atau tanpa kombinasi dengan antiistamin atau
topical/-an preparat kortikosteroid
(/ 7peratif
Tindakan konkotomi parsial !konkoplasti!perlu di Fkirkan bila konka inferior
ipertroF berat dan tidak berasil dikecilkan dengan cara kauterisasi memakai
Ag07( 2H' atau triktor asetat/
P$natala+&anaan &in!&iti&0
Mengindari alergen pen1ebabn1a!bisa dengan imunoterapi/Antibiotik dan
dekongestan merupakan terapi pilian pada sinusitis akut bacterial !untuk
mengilangkan infeksi dan pembengkakan mukosa serta membuka ostium
sinus/Antibiotik 1ang dipili adala golongan penisilin seperti amoksisilin /
*ada sinusitis 1ang kronik diberikan antibiotik 1ang sesuai untuk kuman
negati4e gram dan anaerob/
Selain dekongestan oral dan topical! terapi lain dapat diberikan jika diperlukan
!seperti analgetik!mukolitik!steroid!pencucian rongga idung dengan 0aCl atau
pemanasan #diatermi$/
"A" )?
*+0UTU*
A/ Kesimpulan
*asien menderita sinusitis ma;illaris de;tra/ Sinusitis ma;illaris de;tra
merupakan peradangan pada mukosa 1ang melapisi permukaan sinus ma;illaris
de;tra/ *en1akit ini dapat diakibatkan karena adan1a polip pada idung pasien/
Selain itu pasien juga memiliki rinitis alergi 1ang ditandai dengan bersin-bersin
saat terpapar debu/ 3angren 1ang terjadi pada M% kiri atas serta M2 kanan atas
juga merupakan faktor predisposisi terjadin1a sinusitis ma;illaris de;tra pada
pasien/ Sebab dasar sinus ma;illa an1a dibatasi ole tulang 1ang sangat tipis
dengan akar gigi molar atas/ Seingga pen1ebaran infeksi dapat terjadi secara
dentogen/
*enatalaksanaan untuk sinusitis ma;illaris de;tra dapat berupa drainage dan
medikamentosa/ *emberian antibiotik serta dekongestan lokal maupun oral
seperti efedrin dan pseudoefedrin dapat menjadi pilian tatalaksana/ Selain itu
bisa dilakukan surgikal dan cabut geraam 1ang mengalamk gangren/
"/ Saran
-iskusi tutorial pada skenario pertama berlangsung lancar/ 0amun
keterlambatan tutor dan pergantian tutor di pertemuan kedua membuat
maasis9a kesulitan dalam menentukkan ara diskusi/ Nalau begitu semua
learning objecti4e 1ang tela ditetapkan dapat dija9ab dengan baik/
-AFTA8 *USTAKA
%/ Septianto! Tedd1Y dkk/ 2&%&/ -uku #anduan #raktikum .natomi /ilid &/
Surakarta. Keluarga "esar Asisten Anatomi Fakultas Kedokteran U0S
&. 999/repositor1/!&!/ac/id,bitstream,%2(JHLTMS,2HSMH,///,Capter'2&))/pdf
(/ Mangunkusumo! +ndang/ 8ifki! 0usjir9an/ 2&&&/ Sinusitis dalam Soepardi! +Fat1
A/ )skandar! 0urbait1/ -uku .jar 0lmu esehatan !elinga "idung !enggorok
epala 1 2eher +disi Keempat/ Dakarta. Fakultas Kedokteran Uni4ersitas
)ndonesia/
J/ Mangunkusumo! +ndang/ Nardani! 8etno S/ 2&&T/ *olip Hidung dalam Soepardi!
+Fat1 A/ )skandar! 0urbait1/ -uku .jar 0lmu esehatan !elinga "idung !enggorok
epala 1 2eher +disi Keenam/ Dakarta. Fakultas Kedokteran Uni4ersitas )ndonesia/
H/ Soetjipto! -ama1anti/ Mangunkusumo! +ndang/ 2&&T/ Sinus *aranasal dalam
Soepardi! +Fat1 A/ )skandar! 0urbait1/ -uku .jar 0lmu esehatan !elinga "idung
!enggorok epala 1 2eher +disi Keenam/ Dakarta. Fakultas Kedokteran Uni4ersitas
)ndonesia
L/ )ra9ati! 0/! Kasake1an! +/! 8usmono! 0/ 8initis Alergi/ -alam. "uku Ajar
)lmuKeseatan Telonga Hidung Tenggorok Kepala Leer +disi keenam/ Dakarta.
"alai *enerbit FK U)Y 2&&TY %2M-%(J/

Anda mungkin juga menyukai