Anda di halaman 1dari 13

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring meningkatnya tuntutan manusia akan kemudahan dalam proses
penyaluran energi listrik, maka berbagai usaha akan di tempuh dengan
penerapan ilmu dan teknologi, usaha tersebut semakin mudah dilakukan
ketika manusia mampu mengembangkan ilmu dan teknologi. Berbagai
masalah yang dapat dijadikan implementasi adalah dari ilmu dan teknologi,
salah satunya dalam hal mengubah daya listrik AC dari satu level ke level
yang lain dalam suatu instalasi kelistrikan.
Transformator adalah alat untuk memindahkan daya listrik arus bolak
balik dari suatu rangkaian ke rangkaian lain secara induksi elektromagnetik,
baik untuk mentransformasikan tegangan maupun arus listrik yang berbeda
nilai tetapi frekuensinya tetap transformator yang bagus baiasa di jual di
distribution transformer. Pada umumnya alat ini memiliki effisiensi yang
tinggi yaitu lebih besar dari 85%. Keuntungan yang di dapat dari pemakaian
transformer dalam suatu sistem suplai listrik yaitu mendapatkan
kemungkinan untuk memilih besar tegangan yang susuai dengan kebutuhan.
Gandengan magnet yang terdapat pada trafo biasanya merupakan suatu
sarana penyebab terjadinya suatu fluks magnetik.
Pada umumnya bagian dari transformator adalah :
* Rangkaian listrik, terdiri dari lilitan primer, lilitan sekunder dan isolasi
* Rangkaian magnetik, terdiri atas limbs yokes dan susunan pengikat
* Terminal, terdiri atas tapping switch dan terminal insulator
* Tangki minyak, konservator dan peralatan tambahan lainnya

2





Berdasarkan fungsi kerjanya, transformator diklasifikasikan atas :
Transformator daya (Power transformator )
Transformator distribusi (Distribution transformer)
Transformator tegangan (Potensial transformator)
Proses kerja transformator telah menjadi tinjauan yang penting dalam
suatu instalasi listrik, pemakaian transformator dalam suatu instalasi listrik
menjadi hal pokok yang sangat berpengaruh pada kelangsungan dan
kemajuan proses penyaluran energi listrik, beberapa hal yang nampak
mencolok dari hasil penggunaan transformator adalah beragam jenis
perangkat elektronik yang dapat digunakan pada instalasi listrik dengan
tegangan yang cukup tinggi.
1.2 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui konstruksi JTM
2. Untuk mengetahui tentang Gardu Trafo Distribusi
3. Untuk mengetahui komponen Transformator Distribusi
4. Untuk mengetahui Pemasangan Transformator Distribusi
5. Untuk mengetahui Sistem Pembumian Trafo Distribusi
6. Untuk mengetahui Instalasi Transformator Distribusi Pada Gardu Tiang
Portal



3

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Jaringan Tegangan Menengah
Jaringan tegangan menengah berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik
dari pembangkit atau gardu induk ke gardu distribusi. Jaringan ini dikenal
dengan feeder atau penyulang. Tegangan menengah yang digunakan PT.
PLN adalah 12 kV dan 20 kV antarfasa (V
L-L
).
A. Kontruksi Jaringan Tegangan Menengah (JTM)
Konstruksi JTM terdiri dari :
a. Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM)
SUTM merupakan jaringan kawat tidak berisolasi dan berisolasi.
Bagian utamanya adalah tiang (beton, besi), Cross arm dan konduktor.
Konduktor yang digunakan adalah aluminium (AAAC), berukuran 240
mm
2
, 150 mm
2
, 70 mm
2
dan 35 mm
2
.
Beberapa keuntungan dan kerugian sistem hantaran udara :
a) Keuntungan :
Pemasangan lebih mudah dibandingkan dengan sistem hantaran
kabel bawah tanah
Pemeliharaan jaringan lebih mudah dibandingkan dengan sistem
kabel bawah tanah
Biaya pemasangan jauh lebih murah
Lokasi gangguan langsung dapat dideteksi
Mudah untuk perluasan jaringan
b) Kerugian
Mudah mendapat gangguan
Pencurian melalui jaringan mudah dilakukan



4



Beberapa keuntungan dan kerugian hantaran bawah tanah:
a) Keuntungan :
Tidak mudah mengalami gangguan
Faktor keindahan lingkungan tidak terganggu
Tidak mudah dipengaruhi keadaan cuaca, seperti : cuaca buruk,
taufan, hujan angin, bahaya petir dan sebagainya
Faktor terhadap keselamatan jiwa terjamin
b) Kerugian :
Biaya pembuatan mahal
Gangguan biasanya bersifat permanent
Pencarian lokasi gangguan jauh lebih sulit dibandingkan
menggunakan sistem hantaran udara

b. Saluran Kabel Tegangan Menegah (SKTM)
Kabel yang digunakan adalah berisolasi XLPE. Kabel ini ditanam
langsung di tanah pada kedalaman tertentu dan diberi pelindung terhadap
pengaruh mekanis dari luar. Kabel tanah ini memiliki isolasi sedemikian
rupa sehingga mampu menahan tegangan tembus yang ditimbulkan.
Dibandingkan dengan kawat pada SUTM maka kabel tanah banyak
memiliki keuntungan diantaranya :
Tidak mudah mengalami gangguan baik oleh cuaca dan binatang
Tidak merusak estetika (keindahan) kota
Pemeliharaannya hampir tidak ada

1) Peralatan Kontruksi Untuk SKTM
Kabel
Jenis kabel tegangan menengah adalah :

5

a. Poly Vinil Chlorida (PVC)
Digunakan untuk tegangan rendah dan tegangan menengah
sampai 12 KV.
b. Poly Ethylene (PE)
Digunakan untuk tegangan diatas 10 KV.
Contoh : CPT dan VIC
c. X Cross Linked Poly Ethylene (XLPE)
Contoh : CVC5ZV
Jointing
Termination
Sepatu kabel (Schoen cable)
Instalasi Pembumian

2) Peralatan Konstruksi Untuk SUTM
a. Tiang Listrik
Tiang listrik untuk SUTM biasanya terdiri dari tiang tunggal,
kecuali untuk gardu tiang memakai tiang ganda. Pemasangan
tiang biasanya dipasang di tepi jalan baik jalan raya maupun
gang. Pemasangan tiang dapat dikurangi dengan pemakaian
sistem saluran bawah tanah pada sistem distribusi. Tiang listrik
biasanya berupa pipa makin ke atas makin kecil diameternya, jadi
tiang bawah mempunyai diameter besar. Tiang besi berangsur-
angsur diganti dengan tiang beton.
Perencanaan material dan ukuran tiang listrik ditentukan oleh
faktor-faktor mekanis seperti momen, kecepatan angin, kekuatan
tanah, besar beban penghantar, kekuatan tiang dan sebagainya.

b. Cross Arm (Lengan Tiang)

6

Cross Arm dipakai untuk menjaga penghantar dan peralatan
yang perlu dipasang diatas tiang. Material Cross Arm terbuat dari
besi. Cross Arm dipasang pada tiang. Pemasangan dapat dengan
memasang klem-klem, disekrup dengan baut dan mur secara
langsung. Pada Cross Arm dipasang baut-baut penyangga
isolator dan peralatan lainnya, biasanya Cross Arm ini dibor
terlebih dahulu untuk membuat lubang-lubang baut.

c. Isolator
Isolator adalah alat untuk mengisolasi penghantar dari tiang
listrik atau Cross Arm. Jenis-jenis isolator yang digunakan
biasanya dipakai untuk SUTM adalah isolator tumpu. Isolator
tarik biasanya dipasang di tiang tarik atau akhir dan isolator
tumpu biasanya dipasang pada tiang penyangga.

2.2 Gardu Trafo Distribusi
Gardu Trafo adalah gardu yang akan berfungsi untuk membagikan
energi listrik pada konsumen yang memerlukan tegangan rendah. Dengan
demikian pada gardu trafo dipasang/ditempatkan satu atau dua trafo
distribusi yang dipergunakan untuk merubah tegangan menengah menjadi
tegangan rendah selain dari peralatan hubungnya untuk melayani konsumen
tegangan rendah.
Gardu trafo distribusi berlokasi dekat dengan konsumen. Transformator
dipasang pada tiang listrik dan menyatu dengan jaringan listrik. Untuk
mengamankan transformator dan sistemnya, gardu dilengkapi dengan unit-
unit pengaman. Karena tegangan yang masih tinggi belum dapat digunakan
untuk mencatu beban secara langsung, kecuali pada beban yang didisain
khusus, maka digunakan transformator penurun tegangan ( step down) yang

7

berfungsi untuk menurunkan tegangan menengah 20kV ke tegangan rendah
400/230Volt.
Gardu trafo, terdiri dari : Transformator, tiang, pondasi tiang, rangka
tempat trafo, LV panel, pipa-pipa pelindung, Arrester, kabel-kabel,
transformer band, peralatan grounding, dan lain-lain.
Gardu trafo distribusi ini terdiri dari dua sisi, yaitu : sisi primer dan sisi
sekunder. Sisi primer merupakan saluran yang akan mensuplay ke bagian
sisi sekunder. Unit peralatan yang termasuk sisi primer adalah :
a. Saluran sambungan dari SUTM ke unit transformator (primer trafo).
b. Fuse cut out.
c. Ligthning arrester

A. Komponen Utama GTT
Secara umum komponen utama GTT adalah sebagai berikut :
a) Transformator : berfungsi sebagai trafo daya merubah tegangan
menengah (20 kV) menjadi tegangan rendah (380/200) Volt.
b) Fuse Cut Out (CO) : sebagai pengaman penyulang, bila terjadi
gangguan di gardu (trafo) dan melokalisir gangguan di trafo agar
peralatan tersebut tidak rusak. CO di pasang pada sisi tegangan
menengah (20 kV).
c) Arrester : sebagai pengaman trafo terhadap tegangan lebih yang
disebabkan oleh samabaran petir dan switching (SPLN
se.002/PST/73).
d) NH Fuse : sebagai pengaman trafo terhadap arus lebih yang
terpasang di sisi tegangan rendah (220 Volt), untuk melindungi trafo
terhadap gangguan arus lebih yang disebabkan karena hubung
singkat dijaringan tegangan rendah maupun karena beban lebih.
e) Grounding Arrester : untuk menyelurkan arus ketanah yang
disebabkan oleh tegangan lebih karena sambaran petir dan switching.

8

f) Grounding Trafo : untuk menghindari terjadi tegangan lebih pada
phasa yang sehat bila terjadi gangguan satu fasa ketanah mauoun
yang disebutkan oleh beban tidak seimbang.
g) Grounding LV Panel : sebagai pengaman bila terjadi arus bocor yang
mengalir di LV panel.













Gambar 1. Komponen Utama GTT


9

Untuk lokasi Gardu Distribusi khususnya tipe Gardu Trafo (GTT)
berdekatan langsung dengan daerah pelayanan konsumen, selanjutnya GTT
disalurkan ke konsumen melewati jurusan-jurusan, dan untuk setiap unit
GTT disalurkan empat jurusan.
Jaringan Tegangan Menengah (JTM) atau Saluran Udara Tegangan
Menengah (SUTM) 20 kV. Karena tegangan masih tinggi belum dapat
digunakan untuk mencatu beban secara langsung, kecuali pada beban yang
didesain khusus. Ditribusi primer merupakan saluran yang akan mensuplay
ke Gardu Tiang Trafo (GTT), unit peralatan yang termasuk sisi primer
adalah sebagai berikut :










Gambar 2. Unit Peralatan GTT

10


1) Saluran Sambungan dari SUTM ke Unit Trafo
Besar arus sambungan SUTM menuju ke saluran trafo distribusi sisi
primer dihitung berdasarkan besar kapasitas daya trafo terpasang.

2) Cut Out
Cut Out berfungsi untuk opersai dan sebagai unit trafo, cara kerjanya
sebagai berikut :
Membuka dan menutup saluran ke GTT, untuk mengoperasikan
harus memakai tongkat khusus (stick) dan prinsip kerjanya seperti
sakelar
CO sebagai pengamanan trafo atau GTT, karena unit CO dilengkapi
dengan Fuse Link dan akan bekerja atau putus apabila dilewatioleh
arus listrik yang lebih besar dari kapasitasnya
Proses putusnya Fuse Link, bias disebabkan karena :
SUTM terkena surja petir dan merambat pada saluran masukan
GTT.
Pada saat ada gangguan hubung singkat pada saluran ke trafo
atau pada unit trafonya.
Saluran pengahantar dari SUTM ke CO memakai kabel jenis
NYAF.
Besar kapasitas CO tergantung dari besar Fuse Link, dan besar Fuse
Link harus disesuaikan dengan daya trafo dan berfungsi sebagai
pengaman (seperti pada fuse atau sekering). Apabila terjadi gangguan
pada unit trafo maka fuse link akan putus, dan bisa diganti. Besar fuse
link dari PLN adalah 3, 6, 10 A, karena disuaikan dengan besar kapasitas
Trafo Distribusi milik PLN.



11

3) Lightning Arrester
Lightning Arrester (LA) digunakan untuk pengamanan SUTM
terhadap gangguan tegangan lebih surja petir, sistem pemasangan LA
adalah sebagai berikut :
LA dipasang antara SUTM dan CO
Apabila SUTM terkena gangguan surja petir, maka arus
gangguan akan diamankan LA dan selanjutnya disalurkan ke tanah.







LA dipasang setelah CO
Apabila SUTM tersambar surja petir, maka arus gangguan akan
diamankan CO lebih dan arus sisa gangguan akan diamankan lebih
lanjut oleh LA.






4) PHB-TR
Perlengkapan Hubung Bagi jaringan distribusi tegangan rendah,
PUIL mensyaratkan sebagai berikut :
Pada jaringan distribusi tegangan rendah, PHB-TR berfungsi sebagai
titik pencabangan jaringan dan sambungan pelayanan.

12

Instalasi PHB-TR pasangan luar dan pasangan dalam harus
memenuhi persyaratan keamanan dan keselamatan lingkungan,
persyaratan teknis elektris dan mekanis, serta harus dilindungi dari
kemungkinan kerusakan mekanis.
Pada setiap unit PHB-TR harus mempunyai peralatan minimal yaitu :
o Satu sakelar masuk sirkit masuk
o Satu proteksi arus pada sirkit keluar atau kombinasi proteksi dan
sakelar (MCB atau MCCB)
o Arus minimal sakelar masuk minimal sama besar dengan arus
nominal penghantar masuk atau arus maksimal beban penuh.
o Besar arus yang mengalir pada rel harus diperhitungkan sesuai
kemampuan rel, temperature ruang dan kerja tidak boleh
melebihi 65
o
C
o Pemasangan rel telanjang harus sedemikian rupa sehingga
memenuhi persyaratan jarak 5 cm + 2/3 kV dari system tegangan
nominal.
PHB-TR adalah suatu perlengkapan listrik yang berfungsi sebagai
pengendali, penghubung dan melindungi, serta membagi tenaga dari
sumber tenaga listrik ke suatu beban atau pemakai.
Untuk instrumen ukur indikator dan terminasi, PHB-TR diisyaratkan
sebagai berikut :
Harus dipasang paling sedikit instrument indikator dengan warna
yang sesuai
Panel PHB-TR utama pada gardu distribusi (GTT) harus dipasang
instrument ukur minimal Volt meter dan Ampere meter
Instrumen indikator harus disambung pada sirkit masuk sebelum
saklar masuk
Sambungan sirikit pada PHB harus memakai sepatu kabel yang
sesuai dengan jenis metalnya dan ukuran penghantar serta harus

13

dijepit atau dipress pada penghantar, KHA terminal sepatu kabel
harus minimum sama dengan kemampuan sakelar dari sirikit yang
bersangkutan rangkaian
Pemegang kabel harus dapat memikul gaya berat, gaya tekan dan
gaya tarik, sehingga gaya tersebut tidak akan langsung dipikul oleh
gawai listrik lain.

Anda mungkin juga menyukai