= =
2
1
2
1
sin (141)
Beda fase antara berkas cahaya (1) dan (2) adalah 180
0
dan
ini berarti berkas cahaya tersebut mengalami interferensi
destruktif, pola difraksi yang tampak pada titik A adalah
gelap. Berdasarkan persamaan (141), kita dapat membuat
generalisasi persamaan yang merepresentasikan
interferensi destruktif. Untuk interferensi destruktif pada
difraksi Franhoufer celah tunggal diberikan oleh
persamaan berikut:
... 3 , 2 , 1 sin = = n
d
n
(142)
Yang mana:
= panjang gelombang cahaya yang digunakan (m)
d = lebar celah (m)
Perhatikan Gambar 14.5, semakin kecil perbandingan /d
maka semakin kecil penyimpangan lintasan cahaya. Dalam
ungkapan yang berbeda, semakin besar lebar celah maka
semakin kecil penyimpangan lintasan dan akibatnya pola
difraksi yang tampak pada layar hanya menghasilkan satu
pola terang saja. Hal ini menjadi logis karena untuk nilai n
= 0, cahaya yang ditransmisikan dari celah ke layar sejajar
dengan cahaya datang dan dengan demikian, kalaupun ada
302 | Bab 14 Difraksi Gelombang Cahaya
Rosari Saleh dan Sutarto
interferensi, menghasilkan pola terang. Pola terang ini
biasa disebut sebagai terang pusat. Pola interferensi
maksimum pada tempat lain di layar dapat ditentukan
dengan persamaan berikut:
... 3 , 2 , 1
2
1
sin =
+ = n n
d
(143)
Pola difraksi yang terjadi pada difraksi Franhoufer dapat
dilihat pada Gambar 14.6.
Gambar 14.6 Pola difraksi Franhoufer celah tunggal yang
tampak pada layar.
Pola gelap terang hasil interferensi yang tampak pada layar
merepresentasikan energi gelombang elektromagnetik
yang jatuh suatu titik. Seperti yang telah dikemukakan
pada Bab 14, intensitas berhubungan dengan tingkat
kecerahan cahaya. Pada titik dimana terdapat terang pusat,
disitulah intensitas cahaya paling besar. Dalam konteks
energi elektromagnetik, pada titik itu pula energi
gelombang elektromagnetik terakumulasi secara
maksimum.
14 3 Intensitas Cahaya pada Difraksi
Franhoufer Celah Tunggal
Intensitas cahaya pada difraksi celah tunggal Franhoufer
diberikan oleh persamaan:
sin sin
2
2
d
I I
maks
= = (144)
Yang mana:
d = lebar celah (m)
Muka gelombang
Berkas cahaya
Celah
Pola difraksi yang
tampak pada layar
Terang pusat
Gambar 14.7 Distribusi cahaya pada
difraksi celah tunggal Franhoufer.
Bab 14 Difraksi Gelombang Cahaya | 303
Rosari Saleh dan Sutarto
= menyatakan panjang gelombang cahaya yang
digunakan (m)
= sudut penyimpangan rambatan cahaya
Distribusi intensitas cahaya pada difraksi celah tunggal
Franhoufer tampak seperti pada Gambar 14.7. Pada saat
intensitas yang terlihat pada layar adalah maksimum.
Intensitas semakin menurun dengan bertambahnya sudut.
Semakin besar sudut semakin kecil intensitas. Dalam
difraksi Franhoufer, intensitas maksimum hampir
terlokalisir pada satu titik yaitu pada terang pusat.
Mengacu pada persamaan (144) intensitas yang terukur
pada saat = 0 adalah juga maksimum. Perhatikan bahwa
ketika = 0 nilai adalah nol.
Namun dari persamaan tersebut dihasilkan intensitas
nol/nol. Sudut diukur dalam satuan radian. Hasil
perhitungan nol/nol menghasilkan angka yang tidak tentu.
Dengan menggunakan teorema limit dapat dibuktikan
bahwa pada saat = 0 intensitas yang terukur adalah
intesitas maksimum I
maks.
maks
maks
I I
I I
=
= =
1
sin
lim
sin
lim
2
2
0
2
2
0
Syarat terjadinya interferensi destruktif tertera pada
persamaan (142), dimana nilai sudut memenuhi:
... 3 , 2 , 1 sin
sin
= =
= =
n
d
n
d
n
Persamaan (*) dan (**) adalah koheren dimana syarat
terjadinya interferensi destruktif dapat dipenuhi juga
dengan persamaan (*), disamping persamaan (**).
14 4 Difraksi dan Resolusi Alat Optik
Pada pembahasan sebelumnya telah kita tunjukkan bahwa
lebar celah yang digunakan untuk difraksi cahaya
mempengaruhi pola difraksi yang terbentuk pada layar.
Pada difraksi Franhoufer diperoleh interferensi maksimum
terlokalisir pada satu titik yaitu pada saat sudut = 0.
Namun demikian, di sekitar terang maksimum terdapat
pola terang lainnya walaupun intensitasnya sangat kecil.
(*)
(**)
304 | Bab 14 Difraksi Gelombang Cahaya
Rosari Saleh dan Sutarto
Dalam aplikasinya, munculnya pola terang di sekitar
terang pusat menunjukkan keterbatasan suatu alat optik
untuk memisahkan objek. Yang dimaksud dengan
memisahkan objek adalah melihat objek dengan jelas.
Tingkat akurasi alat optik yang digunakan untuk melihat
objek dengan jelas/melihat jelas dua atau lebih objek yang
berdekatan disebut resolusi. Contoh sederhana yang dapat
kita gunakan sebagai ilustrasi adalah melihat lampu sebuah
mobil yang berada pada jarak yang sangat jauh. Jika kita
berada dekat dengan mobil, mata kita dapat dengan mudah
membedakan dan mendeteksi bahwa kedua lampu mobil
tersebut terpisah. Namun jika kita berada pada jarak yang
sangat jauh, lampu mobil seolah-olah menjadi satu. Mata
kita memiliki keterbatasan dalam melihat dua benda atau
atau lebih yang terpisah.
Kebanyakan alat optik menggunakan cermin atau lensa
yang berbentuk lingkaran. Pada tahun 1830an, Goerge
Airy mengadakan eksperimen terkait fenomena difraksi
pada cahaya yang dilewatkan pada celah berbentuk
lingkaran. Berdasarkan hasil penelitiannya, George Airy
menyimpulkan bahwa pola minimum pertama pada
diberikan oleh persamaan:
D
22 , 1
min
= (145)
Yang mana D adalah diameter celah yang digunakan
sebagai celah difraksi. Pola difraksi yang diamati oleh
Geroge Airy dapat dilihat pada Gambar 14.8.
Konsep Airy tidak dapat diterapkan untuk menganalisis
objek yang saling berdekatan karena difraksi Airy
menghasilkan pola interferensi tunggal saja. Agar dua
objek terpisah dapat dikenali sebagai dua objek yang
terpisah, bukan objek yang menyatu, maka difraksi dari
objek pertama harus saling tumpang tindih dalam
konfigurasi interferensi minimum dengan difraksi objek
kedua.
Keadaan tersebut dipenuhi jika sudut pisah antara dua
objek minimum adalah
min
, lihat persamaan (145).
Untuk dua objek yang terpisah sejauh S berada pada jarak
L dari suatu alat optik yang berdiameter D maka syarat
agar dua objek tersebut dapat terlihat dengan jelas adalah:
Gambar 14.8 Pola terang pusat pada
gambar di samping disebut disk Airy.
Sekitar 85% dari seluruh intensitas
cahaya terkonsentrasi pada area disk
Airy tersebut.
Bab 14 Difraksi Gelombang Cahaya | 305
Rosari Saleh dan Sutarto
D
L
L S
22 . 1
min minimum
=
=
(146)
Yang mana S
minimum
menyatakan jarak pisah minimum dua
objek yang diamati. Dari persamaan (146) kita bisa
menentukan jarak maksimum dari suatu objek agar masih
terlihat dengan jelas.
14 5 Kisi Difraksi
Jika cahaya dilewatkan pada sebuah celah maka cahaya
tersebut akan mengalami difraksi yang pada gilirannya
akan mengalami interferensi, ditandai dengan adanya pola
gelap-terang yang terlihat pada layar. Pada dasarnya setiap
gelombang cahaya yang melalui suatu penghalang akan
mengalami pembelokan arah rambat. Berdasarkan
eksperimen yang dilakukan para ilmuwan, difraksi dapat
juga diamati jika cahaya dilewatkan pada banyak celah.
Pada Bab 14 dan sub bab 143, kita telah mempelajari
mengenai interferensi dan difraksi pada celah tunggal dan
ganda. Dari dua konfigurasi tersebut selalu diperoleh pola
gelap-terang pada layar.
Suatu penghalang yang terdiri dari banyak sekali celah
dimana jarak antara celah tersebut seragam (jarak antar
celah sama dan teratur) disebut dengan kisi difraksi.
Jumlah celah dalam suatu kisi dapat mencapai orde ribuan
celah tiap cm. Kisi difraksi memiliki beberapa kelebihan
dibanding celah tunggal atau ganda. Ketika cahaya melalui
kisi, setiap celah pada kisi tersebut dapat dianggap sebagai
sumber gelombang cahaya. Setiap cahaya dibelokkan
dengan besar sudut tertentu sehingga cahaya-cahaya
tersebut memiliki lintasan yang berbeda satu dengan yang
lainnya.
Cahaya datang
Kisi difraksi
Lebar celah
Terang pusat
Maksimum 1
Maksimum 1
306 | Bab 14 Difraksi Gelombang Cahaya
Rosari Saleh dan Sutarto
Gambar 14.9 Cahaya datang pada kisi difraksi. Pada layar
terbentuk pola gelap terang.
Jika demikian maka cahaya yang mengalami interferensi
akan lebih banyak dibanding interferensi yang terjadi pada
celah ganda dan tunggal. Jumlah interferensi yang lebih
banyak ini menghasilkan pola gelap terang yang lebih kuat
(intensitasnya lebih kuat) pada layar sehingga pengukuran
dan identifikasi terhadap pola-pola interferensi tersebut
menjadi lebih akurat. Perhatikan Gambar 14.10.
Sebelum dilanjutkan pada pembahasan berikutnya, kita
mengasumsikan bahwa difraksi yang dibahas ini adalah
difraksi Franhoufer. Perhatikan satu segmen pada kisi
tersebut, lihat Gambar 14.10. Pola seperti tampak pada
Gambar 14.10 pernah kita jumpai ketika membahas
interferensi dan difraksi pada sub bab sebelumnya. Beda
lintasan antara berkas cahaya (1) dan (2) adalah L dimana
L = L
2
L
1
. Pola interferensi maksimum dicapai ketika
beda lintasan memenuhi:
L = n n = 0, 1, 2, 3 (147)
Mengacu pada segitiga pada Gambar 14.9 beda lintasan
L dapat dinyatakan sebagai:
L = d sin (148)
Dengan menggabungkan persamaan (147) dan (148)
diperoleh:
d sin
terang
= n n = 0, 1, 2, 3 (149)
persamaan (149) adalah syarat yang harus dipenuhi agar
dihasilkan interferensi maksimum pada layar. Pola gelap
dipenuhi jika beda fase antara gelombang cahaya tersebut
180
0
. Beda fase tersebut sebanding dengan beda lintasan
. Untuk Sembarang posisi pada layar, pola gelap
teramati pada beda fase dan kelipatan bilangan bulat.
d sin
gelap
= (n + ) n = 1, 2, 3 (1410)
Intensitas Cahaya pada Kisi Difraksi
Cahaya yang mengalami interferensi atau difraksi pada
dasarnya tidak mengalami penambahan atau pengurangan
Cahaya datang
Lebar celah
Cahaya
terdifraksi
d
L
L
d
L
1
L
2
Gambar 14.10 Difraksi cahaya pada
salah satu segmen kisi difraksi.
Bab 14 Difraksi Gelombang Cahaya | 307
Rosari Saleh dan Sutarto
energi. Dengan kata lain, energi gelombang
elektromagnetik yang dibawa oleh cahaya adalah kekal.
Cahaya hanya mengalami pembelokan arah rambat dan
superposisi saja. Jika I
0
menyatakan intensitas cahaya yang
dibawa oleh berkas cahaya yang melewati sebuah celah
pada suatu kisi maka intensitas total cahaya yang jatuh
pada layar adalah I
total
= NI
0
dengan N menyatakan jumlah
celah pada kisi yang digunakan. Intensitas rata-rata pada
layar dengan demikian adalah NI
0
.
Pada layar terbentuk pola gelap terang sehingga intensitas
cahaya tersebar tidak tepat pada seluruh permukaan layar
melainkan terkonsentrasi pada titik-titik dimana terjadi
interferensi maksimum saja. Dengan demikian intensitas
pada setiap titik maksimum tentu lebih besar dari NI
0
.
Intensitas cahaya sebanding dengan kuadrat medan listrik.
Jika setiap celah menghasilkan intensitas rata-rata I
0
maka
intensitas cahaya pada daerah terang pusat (maksimum
pusat), dan juga pada daerah terang lainnya, adalah:
I
maks
= N
2
I
0
(1421)
Berdasarkan persamaan (149), interferensi konstruktif
akan menghasilkan terang maksimum yang lebih kuat jika
jumlah celah semakin besar. Pada kisi difraksi, beda
lintasan antara celah 1 dan celah ke N adalah L = (N1) d
Nd. Intensitas cahaya yang dihasilkan adalah nol jika
beda lintasan antara celah ke (1) dan celah ke N adalah .
Nd sin
gelap
=
Nd
gelap
= sin
Semakin banyak jumlah celah pada kisi maka semakin
kecil nilai sin
gelap
. Sudut
gelap
tidak lain adalah
merepresentasikan lebar pola gelap pada layar.
banyak sangat yang untuk N
Nd
gelap
(1422)
Pola intensitas yang dihasilkan pada difraksi celah banyak
diberikan oleh persamaan berikut:
( )
sin
sin
sin
2
0
d N
I I =
= (1423)
Yang mana I
0
menyatakan intensitas rata-rata yang
dihasilkan setiap celah, N menyatakan jumlah total celah, d
308 | Bab 14 Difraksi Gelombang Cahaya
Rosari Saleh dan Sutarto
adalah jarak antara celah (m), sedangkan menyatakan
panjang gleombang cahaya yang digunakan.
Prinsip kisi difraksi banyak digunakan untuk
mengkarakterisasi suatu molekul atau atom tertentu
berdasarkan panjang gelombang yang dihasilkannya. Suatu
alat yang digunakan untuk difraksi memiliki tingkat
akurasi yang dipengaruhi oleh dua faktor yaitu dispersi
angular dan resolusi. Suatu alat yang baik harus mampu
membedakan spektrum panjang gelombang cahaya yang
memiliki nilai berdekatan.
Dispersi angular
Dispersi angular menyatakan perbandingan antara lebar
spektrum () terhadap selisih dua panjang gelombang
yang berdekatan, . Misal panjang gelombang
1
berada
pada sudut sedangkan panjang gelombang
2
berada
pada sudut ( + ). didefinisikan sebagai
2
1
=
. Mengacu pada persamaan (149), kita peroleh:
( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( ) [ ]
( ) ( )
d
n
d
n
d
n
= +
+ = +
=
sin sin
sin sin
sin sin
2 1
1 2 1 2
Jika masing-masing panjang gelombang berada pada sudut
yang sangat kecil maka kita dapat melakukan pendekatan
sebagai berikut:
( ) ( )
( )
+ +
= +
sin dan cos sin cos sin sin
sin sin
d
n
Nilai dari cos 1 dan sin sehingga:
cos cos sin cos sin + = +
Selanjutnya kita peroleh:
( )
cos
cos
cos
d
n
d
n
d
n
=
= +
(1424)
Bab 14 Difraksi Gelombang Cahaya | 309
Rosari Saleh dan Sutarto
Persamaan (1424) menyatakan dispersi angular dari suatu
alat optik. Semakin besar nilai dispersi angular maka hasil
yang diperoleh semakin bagus karena spektrum panjang
gelombang dapat dipisahkan dengan jelas. Nilai dispersi
dapat diperoleh dalam orde yang besar jika d kecil, dengan
kata lain dalam kisi yang sama dibuat celah yang lebih
banyak.
Resolusi
Walaupun dispersi angular merupakan salah satu faktor
penentu kualitas alat namun informasi tersebut belum
menceritakan apapun terkait dengan daya pisah alat
tersebut. Daya pisah kisi difraksi didefinisikan sebagai
perbandingan antara panjang gelombang () yang diukur
dan selisih panjang gelombang terkecil () yang dapat
dideteksi dengan kisi difraksi.
dif
R (1425)
Untuk kisi difraksi yang terdiri dari N celah daya pisah
optik dapat dinyatakan dengan:
R
dif
= nN (1426)
Yang mana n adalah bilangan bulat.
310 | Bab 14 Difraksi Gelombang Cahaya
Rosari Saleh dan Sutarto
Bab 14 Mekanika Fluida
Gambar Cover Bab 14 Mekanika Fluida
Sumber: http://www.wallcoo.com
Gambar Sumber
Gambar14.1Polainterferensipadagelombangair
yangdilewatkanpadapapanbercelah.
DokumentasiPenulis.
Gambar14.3Poladifraksiyangtampakpadalayar
jika layar diletakkan pada jarak yang cukup jauh
dari celah. Difraksi semacam ini disebut dengan
difraksi Franhoufer. Secara matematis, difraksi
Franhoufer cenderung lebih mudah ditangani
dibanding difraksi Fresnel, yang sebentar lagi kita
bahas.
DokumentasiPenulis.
Tipler,P.A.andMosca,G.PhysicsFor
ScientistandEngineers:Extended
Version,5
th
Edition.W.H.Freeman&
Company.Page:1121.
Gambar14.5DifraksiFranhouferpadagelombang
cahayamenggunakancelahyangmemilikiukuran
lebihbesardibandingpanjanggelombangcahaya.
Cahayadibelokkandengansudutrelatif
terhadapcahayadatang.
Serway,R.AandFaughn,J.S.,1999.
CollegePhysics,7
th
Edition,USA:
HarcourtBraceCollegePublisher.Page:
798.
Gambar14.6PoladifraksiFranhoufercelah
tunggalyangtampakpadalayar.
Fishbane,P.M.,et.al.2005.Physicsfor
ScientistsandEngineerswithModern
Physics,3
rd
Edition.NewJersey:Prentice
Hall,Inc.Page:1057.
Gambar14.7Distribusicahayapadadifraksicelah
tunggalFranhoufer.
Fishbane,P.M.,et.al.2005.Physicsfor
ScientistsandEngineerswithModern
Physics,3
rd
Edition.NewJersey:Prentice
Hall,Inc.Page:1058.
Gambar14.8Polaterangpusatpadagambardi
sampingdisebutdiskAiry.Sekitar85%dariseluruh
intensitascahayaterkonsentrasipadaareadisk
Airytersebut.
Fishbane,P.M.,et.al.2005.Physicsfor
ScientistsandEngineerswithModern
Physics,3
rd
Edition.NewJersey:Prentice
Hall,Inc.Page:1059.
Gambar14.9Cahayadatangpadakisidifraksi.
Padalayarterbentukpolagelapterang.
Serway,R.AandFaughn,J.S.,1999.
CollegePhysics,7
th
Edition,USA:
HarcourtBraceCollegePublisher.Page:
801.
Gambar14.10Difraksicahayapadasalahsatu
segmenkisidifraksi.