Anda di halaman 1dari 19

Rosari Saleh dan Sutarto

Permukaan sebuah CD memunculkan pola warna-


warni yang apabila dilihat dari berbagai sudut pandang
pola warna tersebut dapat berubah-ubah. Peristiwa
tersebut merupakan contoh dari difraksi gelombang
cahaya. Ketika seberkas cahaya terhalang oleh suatu
bahan yang tidak transparan maka lintasan cahaya
tersebut akan mengalami pembelokan. Itulah yang
disebut difraksi.
Pada dasarnya difraksi merupakan salah satu contoh
dari interferensi gelombang. Sifat gelombang yang
dapat dibelokkan ini ternyata dapat diterapkan untuk
menganalisa struktur suatu material atau bahan
tertentu. Pada bab ini kita akan mempelajari difraksi
gelombang cahaya dan bagaimana proses tersebut
dapat dibuat.
Bab yang akan dipelajari:
1. Difraksi Franhoufer dan Fresnel
2. Difraksi Franhoufer Celah Tunggal
3. Intensitas pada Pola Celah Tunggal
4. Difraksi Franhoufer Celah Ganda
5. Kisi Difraksi
Tujuan Pembelajaran:
1. Menjelaskan sifat cahaya apabila menemui
penghalang atau lubang.
2. Memahami pola difraksi cahaya koheren
yang melewati celah sempit.
3. Memprediksi pola difraksi dari cahaya yang
melewati deret celah sempit yang rapat.
4. Menjelaskan bagaimana ilmuwan
menggunakan kisi untuk menentukan
panjang gelombang.
5. Menjelaskan efek difraksi yang membatasi
detail terkecil yang dapat dilihat oleh
teleskop.
Rosari Saleh dan Sutarto

Bab 14 Difraksi Gelombang Cahaya | 297

Rosari Saleh dan Sutarto
Fenomena interferensi yang telah kita diskusikan pada
Bab 13 muncul dalam banyak peristiwa dalam kehidupan
sehari-hari. Fenomena yang paling mudah diamati adalah
interferensi yang terjadi pada gelombang air, seperti
terlihat pada Gambar 14.1.
Gelombang air mula-mula datang dalam formasi yang bisa
dikatakan membentuk muka gelombang datar. Sebuah
papan penghalang yang terdapat celah kecil digunakan
untuk menahan gelombang air menyebabkan hanya
sebagian kecil saja dari air yang ditransmisikan. Pola
gelombang dari air yang ditransmisikan tersebut berbentuk
lingkaran, pola semacam ini dapat dipahami dengan
prinsip Huygens. Karena air terus menerus mengalir maka
gelombang-gelombang tersebut saling mengalami
interferensi satu sama lain. Interferensi disebabkan oleh
adanya beda lintasan antar gelombang sehingga beda fase
gelombang-gelombang tersebut juga berbeda
menghasilkan pola muka gelombang yang lebih besar dan
pola muka gelombang minimum, perhatikan dengan
seksama Gambar 14.1.
Pada peristiwa interferensi, untuk menghasilkan sumber
yang koheren, secara prinsip, selalu digunakan satu
sumber gelombang dimana gelombang tersebut kemudian
dipecah menjadi dua atau lebih dan diset sedemikian rupa
sehingga lintasan antar gelombang-gelombang tersebut
berbeda. Karena gelombang pada umumnya merambat
lurus, terutama gelombang elektromagnetik, maka untuk
menghasilkan beda lintasan arah rambat gelombang
tersebut dibelokkan.
Peristiwa dimana arah rambat gelombang elektromagnetik
dibelokkan ketika mengenai suatu penghalang disebut
sebagai difraksi. Peristiwa difraksi yang sangat mudah
Anda jumpai adalah difraksi sinar matahari oleh pintu
rumah atau jendela. Jika Anda perhatikan, di lantai atau
dinding akan jumpai wilayah yang terang dan agak gelap.
Wilayah yang terang disebabkan oleh sinar matahri yang
masuk sedangkan wilayah yang agak gelap karena sinar
matahari tidak dapat menjangkau wilayah tersebut.
Terlihat bahwa seolah-olah terdapat garis miring yang
memisahkan kedua wilayah tersebut. Garis batas tersebut
menunjukkan bahwa cahaya matahari dibelokkan oleh
daun pintu atau jendela. Itu merupakan salah satu contoh
peristiwa difraksi.
Berdasarkan literatur, pengamatan terhadap fenomena
difraksi tercatat pertama kali dilakukan oleh Leonardo da
Celah
Berkas gelombang air
Pola interferensi
Gambar 14.1 Pola interferensi pada
gelombang air yang dilewatkan
pada papan bercelah.
298 | Bab 14 Difraksi Gelombang Cahaya

Rosari Saleh dan Sutarto
Vinci, si pelukis terkenal yang hidup antara 14521519.
Studi yang lebih ekstensif dilakukan oleh Grimaldi yang
hasil pengamatannya kemudian dibukukan dan resmi
dipublikasikan pada tahun 1665, dua tahun setelah
kepergiannya ke alam baka. Namun demikian teori-teori
yang dicetuskan oleh Grimaldi sebatas menjelaskan
bagaimana cahaya merambat, belum dapat menjelaskan
fenomena difraksi dengan memuaskan.
Baru setelah pada tahun 1818 Fresnel menunjukkan bahwa
fenomena difraksi dapat dijelaskan dengan merujuk pada
teori Huygens digabung dengan konsep interferensi. Hasil
kerja keras Fresnel ditindaklanjuti oleh Kirchhoff yang
pada tahun 1882 mencetuskan cara pandang baru dalam
memahami fenomena difraksi. Teorema Krchhoff ini
terimplementasi dalam suatu persamaan yang disebut
sebagai integral Kirchhoff. Integral Kirchhoff ditarik dari
prinsip HurgensFresnel yang menyatakan bahwa
rambatan gelombang cahaya dari suatu muka gelombang
dihasilkan dari superposisi muka gelombang-muka
gleombang sebelumnya. Fenomena difraksi terkenal
sebagai salah satu bidang optik yang sarat dengan
matematika yang rumit sehingga solusi-solusi persamaan-
persamaan matematis yang digunakan sebagai penjelas
fenomena difraksi pada saat itu tidak ada satupun yang
dianggap paling ampuh. Hingga pada tahun 1896
Sommerfeld berhasil membuat formulasi yang dianggap
ampuh untuk menjelaskan fenomena difraksi.
Sommerfeld melakukan investigasi terhadap fenomena
difraksi yang terjadi pada gelombang bidang yang
dirambatkan melalui cermin reflektor-transmiter.
Namun, kembali pada masalah teknis, karena kerumitan
model matematika yang digunakan oleh Sommerfeld dan
teman-temannya maka sebagai simplifikasi digunakanlah
pendekatan-pendekatan yang, paling tidak, mencakup
aspek kuantitatif dan kualitatif fenomena difraksi. Dari
model-model yang telah diuji, model pendekatan Huygens
dan Fresnel adalah yang paling banyak digemari para
ilmuwan karena disamping sederhan, metode tersebut juga
cukup ampuh untuk digunakan sebagai analisis fenomena
difraksi.



Celah tunggal
Jarak celah
terhadap layar
y
L
Gambar 14.2 Pola difraksi yang
dihasilkan dari cahaya yang
dilewatkan pada celah tunggal.
Bab 14 Difraksi Gelombang Cahaya | 299

Rosari Saleh dan Sutarto


14 1 Difraksi Franhoufer dan Fresnel
Seberkas cahaya dilewatkan melalui celah tunggal dengan
lebar d. Pola difraksi dapat diamati pada layar yang
diletakkan sejauh L dari celah.
Berkas cahaya dibelokkan oleh celah sebesar relatif
terhadap arah rambat cahaya datang. Untuk celah dengan d
yang sangat kecil maka cahaya akan dibelokkan dalam
sudut yang sangat kecil pula. Jika layar diletakkan pada
jarak yang cukup jauh sehingga L >> d maka sudut
pembelokan akan sangat kecil. Implikasi matematisnya
adalah nilai tan = y/L .
Dalam keadaan seperti itu, cahaya yang melalui celah
dapat dianggap sejajar dengan arah rambat gelombang
cahaya datang. Difraksi semacam ini disebut sebagai
difraksi Franhoufer. Pola difraksi yang tampak pada layar
adalah seperti pada Gambar 14.3.
Jika layar semakin didekatkan dengan celah maka pola
difraksi akan mengalami perubahan seperti tampak pada
Gambar 14.4.









Gambar 14.4 Pola difraksi mengalami perubahan ketika jarak
semakin didekatkan dengan celah.

Pola difraksi yang ditunjukkan pada Gambar 14.4
dihasilkan ketika jarak layar L cukup dekat terhadap celah.
Gambar 14.3 Pola difraksi yang
tampak pada layar jika layar diletakkan
pada jarak yang cukup jauh dari celah.
Difraksi semacam ini disebut dengan
difraksi Franhoufer. Secara matematis,
difraksi Franhoufer cenderung lebih
mudah ditangani dibanding difraksi
Fresnel, yang sebentar lagi kita bahas.
L
L
L
2

L
3

300 | Bab 14 Difraksi Gelombang Cahaya

Rosari Saleh dan Sutarto
Yang dimaksud dengan dekat di sini adalah jika sudut
penyimpangan cahaya cukup besar sehingga kita tidak
bisa menggunakan pendekatan tan . Perhatikan bahwa
pada jarak L pola yang teramati pada layar adalah pola
difraksi Franhoufer. Ketika layar didekatkan menjadi L
1

pola difraksi berubah, terlihat bahwa pada layar terbentuk
2 puncak gelombang dimana puncak gelombang tersebut
menggambarkan interferensi konstruktif, di layar akan
terlihat pola terang. Ketika layar didekatkan sehingga
jaraknya menjadi L
2
, pola difraksi kembali berubah.
Puncak-puncak gelombang semakin bertambah banyak
dan rapat. Jika diingat kembali, pola semacam ini muncul
pada interferensi celah ganda yang telah kita bahas pada
Bab 14.
Jika layar didekatkan lagi ke celah dimana cahaya
dibelokkan, maka pola difraksi yang terlihat pada layar
menunjukkan pola yang semakin rumit, lihat Gambar
14.4. Difraksi semacam ini, dimana jarak layar terhadap
celah cukup dekat sehingga kita tidak dapat menganggap
cahaya yang didifraksikan sejajar, disebut dengan difraksi
Fresnel.

14 2 Difraksi Franhoufer Celah Tunggal
Difraksi dapat dihasilkan dari sumber cahaya koheren
yang dilewatkan pada sebuah celah kecil. Seperti yang
telah kita lihat pada contoh pada Gambar 14.1, ilustrasi
gelombang air telah menunjukkan bahwa gelombang yang
melalui sebuah celah didifraksikan dan hasil difraksi
tersebut menyebabkan interferensi karena setiap elemen
gleombang air menempuh lintasan yang berbeda.
Pada sub bab sebelumnya kita telah membahas mengenai
difraksi Franhoufer dimana konsep dasar difraksi tersebut
adalah pembentukan difraksi oleh cahaya yang dibelokkan
dalam arah yang hampir sejajar dengan arah rambat
gelombang datang. Jika lebar celah ditambah sehingga
lebih besar dibanding dengan panjang gelombang cahaya
maka tentu saja cahaya yang masuk melalui celah tersebut
mau tidak mau akan dibelokkan dengan sudut tertentu.
Seperti terlihat pada Gambar 14.5, seberkas cahaya
dilewatkan pada celah dimana lebar celah tersebut
memiliki ukuran lebih besar dibanding panjang gelombang
cahaya yang melewatinya.
A
L
t
r
O
p
q
F


Gambar 14.5 Difraksi Franhoufer pada
gelombang cahaya menggunakan celah yang
memiliki ukuran lebih besar dibanding
panjang gelombang cahaya. Cahaya
dibelokkan dengan sudut relatif terhadap
cahaya datang.
Bab 14 Difraksi Gelombang Cahaya | 301

Rosari Saleh dan Sutarto
Sistem difraksi yang digunakan adalah difraksi
Franhoufer. Perhatikan bahwa ketika fokus pada berkas
cahaya yang dibelokkan di sekitar celah, kita lihat bahwa
berkas cahaya tersebut dibelokkan dalam sudut tertentu,
dalam gambar di atas cahaya dibelokkan sebesar . Ketika
berkas cahaya jatuh pada layar, berkas cahaya tersebut
dianggap menempuh lintasan yang sama, ingat kembali
konsep difraksi Franhoufer.
Perhatikan segmen F, kita ambil tiga berkas gelombang
cahaya yaitu berkas cahaya (1), (2), dan (3). Pada batas
lintasan op,berkas cahaya (1), cahaya menempuh lintasan
sejauh pq. Kita misalkan lintasan pq sebanding dengan .
Pada segmen oq berkas cahaya (2) menempuh lintasan rt
dimana berkas cahaya yang melampui lintasan itu
sebanding dengan . Mengacu pada segitiga opq, nilai
sin dapat kita tentukan yaitu:
d d

= =
2
1
2
1
sin (141)
Beda fase antara berkas cahaya (1) dan (2) adalah 180
0
dan
ini berarti berkas cahaya tersebut mengalami interferensi
destruktif, pola difraksi yang tampak pada titik A adalah
gelap. Berdasarkan persamaan (141), kita dapat membuat
generalisasi persamaan yang merepresentasikan
interferensi destruktif. Untuk interferensi destruktif pada
difraksi Franhoufer celah tunggal diberikan oleh
persamaan berikut:
... 3 , 2 , 1 sin = = n
d
n
(142)
Yang mana:
= panjang gelombang cahaya yang digunakan (m)
d = lebar celah (m)

Perhatikan Gambar 14.5, semakin kecil perbandingan /d
maka semakin kecil penyimpangan lintasan cahaya. Dalam
ungkapan yang berbeda, semakin besar lebar celah maka
semakin kecil penyimpangan lintasan dan akibatnya pola
difraksi yang tampak pada layar hanya menghasilkan satu
pola terang saja. Hal ini menjadi logis karena untuk nilai n
= 0, cahaya yang ditransmisikan dari celah ke layar sejajar
dengan cahaya datang dan dengan demikian, kalaupun ada
302 | Bab 14 Difraksi Gelombang Cahaya

Rosari Saleh dan Sutarto
interferensi, menghasilkan pola terang. Pola terang ini
biasa disebut sebagai terang pusat. Pola interferensi
maksimum pada tempat lain di layar dapat ditentukan
dengan persamaan berikut:
... 3 , 2 , 1
2
1
sin =

+ = n n
d

(143)
Pola difraksi yang terjadi pada difraksi Franhoufer dapat
dilihat pada Gambar 14.6.







Gambar 14.6 Pola difraksi Franhoufer celah tunggal yang
tampak pada layar.
Pola gelap terang hasil interferensi yang tampak pada layar
merepresentasikan energi gelombang elektromagnetik
yang jatuh suatu titik. Seperti yang telah dikemukakan
pada Bab 14, intensitas berhubungan dengan tingkat
kecerahan cahaya. Pada titik dimana terdapat terang pusat,
disitulah intensitas cahaya paling besar. Dalam konteks
energi elektromagnetik, pada titik itu pula energi
gelombang elektromagnetik terakumulasi secara
maksimum.

14 3 Intensitas Cahaya pada Difraksi
Franhoufer Celah Tunggal
Intensitas cahaya pada difraksi celah tunggal Franhoufer
diberikan oleh persamaan:

sin sin
2
2
d
I I
maks
= = (144)
Yang mana:
d = lebar celah (m)
Muka gelombang
Berkas cahaya
Celah
Pola difraksi yang
tampak pada layar
Terang pusat
Gambar 14.7 Distribusi cahaya pada
difraksi celah tunggal Franhoufer.
Bab 14 Difraksi Gelombang Cahaya | 303

Rosari Saleh dan Sutarto
= menyatakan panjang gelombang cahaya yang
digunakan (m)
= sudut penyimpangan rambatan cahaya
Distribusi intensitas cahaya pada difraksi celah tunggal
Franhoufer tampak seperti pada Gambar 14.7. Pada saat
intensitas yang terlihat pada layar adalah maksimum.
Intensitas semakin menurun dengan bertambahnya sudut.
Semakin besar sudut semakin kecil intensitas. Dalam
difraksi Franhoufer, intensitas maksimum hampir
terlokalisir pada satu titik yaitu pada terang pusat.
Mengacu pada persamaan (144) intensitas yang terukur
pada saat = 0 adalah juga maksimum. Perhatikan bahwa
ketika = 0 nilai adalah nol.
Namun dari persamaan tersebut dihasilkan intensitas
nol/nol. Sudut diukur dalam satuan radian. Hasil
perhitungan nol/nol menghasilkan angka yang tidak tentu.
Dengan menggunakan teorema limit dapat dibuktikan
bahwa pada saat = 0 intensitas yang terukur adalah
intesitas maksimum I
maks.

maks
maks
I I
I I
=
= =

1
sin
lim
sin
lim
2
2
0
2
2
0



Syarat terjadinya interferensi destruktif tertera pada
persamaan (142), dimana nilai sudut memenuhi:
... 3 , 2 , 1 sin
sin
= =
= =
n
d
n
d
n





Persamaan (*) dan (**) adalah koheren dimana syarat
terjadinya interferensi destruktif dapat dipenuhi juga
dengan persamaan (*), disamping persamaan (**).

14 4 Difraksi dan Resolusi Alat Optik
Pada pembahasan sebelumnya telah kita tunjukkan bahwa
lebar celah yang digunakan untuk difraksi cahaya
mempengaruhi pola difraksi yang terbentuk pada layar.
Pada difraksi Franhoufer diperoleh interferensi maksimum
terlokalisir pada satu titik yaitu pada saat sudut = 0.
Namun demikian, di sekitar terang maksimum terdapat
pola terang lainnya walaupun intensitasnya sangat kecil.
(*)
(**)
304 | Bab 14 Difraksi Gelombang Cahaya

Rosari Saleh dan Sutarto
Dalam aplikasinya, munculnya pola terang di sekitar
terang pusat menunjukkan keterbatasan suatu alat optik
untuk memisahkan objek. Yang dimaksud dengan
memisahkan objek adalah melihat objek dengan jelas.
Tingkat akurasi alat optik yang digunakan untuk melihat
objek dengan jelas/melihat jelas dua atau lebih objek yang
berdekatan disebut resolusi. Contoh sederhana yang dapat
kita gunakan sebagai ilustrasi adalah melihat lampu sebuah
mobil yang berada pada jarak yang sangat jauh. Jika kita
berada dekat dengan mobil, mata kita dapat dengan mudah
membedakan dan mendeteksi bahwa kedua lampu mobil
tersebut terpisah. Namun jika kita berada pada jarak yang
sangat jauh, lampu mobil seolah-olah menjadi satu. Mata
kita memiliki keterbatasan dalam melihat dua benda atau
atau lebih yang terpisah.
Kebanyakan alat optik menggunakan cermin atau lensa
yang berbentuk lingkaran. Pada tahun 1830an, Goerge
Airy mengadakan eksperimen terkait fenomena difraksi
pada cahaya yang dilewatkan pada celah berbentuk
lingkaran. Berdasarkan hasil penelitiannya, George Airy
menyimpulkan bahwa pola minimum pertama pada
diberikan oleh persamaan:
D

22 , 1
min
= (145)
Yang mana D adalah diameter celah yang digunakan
sebagai celah difraksi. Pola difraksi yang diamati oleh
Geroge Airy dapat dilihat pada Gambar 14.8.
Konsep Airy tidak dapat diterapkan untuk menganalisis
objek yang saling berdekatan karena difraksi Airy
menghasilkan pola interferensi tunggal saja. Agar dua
objek terpisah dapat dikenali sebagai dua objek yang
terpisah, bukan objek yang menyatu, maka difraksi dari
objek pertama harus saling tumpang tindih dalam
konfigurasi interferensi minimum dengan difraksi objek
kedua.
Keadaan tersebut dipenuhi jika sudut pisah antara dua
objek minimum adalah
min
, lihat persamaan (145).
Untuk dua objek yang terpisah sejauh S berada pada jarak
L dari suatu alat optik yang berdiameter D maka syarat
agar dua objek tersebut dapat terlihat dengan jelas adalah:
Gambar 14.8 Pola terang pusat pada
gambar di samping disebut disk Airy.
Sekitar 85% dari seluruh intensitas
cahaya terkonsentrasi pada area disk
Airy tersebut.
Bab 14 Difraksi Gelombang Cahaya | 305

Rosari Saleh dan Sutarto
D
L
L S

22 . 1
min minimum
=
=
(146)
Yang mana S
minimum
menyatakan jarak pisah minimum dua
objek yang diamati. Dari persamaan (146) kita bisa
menentukan jarak maksimum dari suatu objek agar masih
terlihat dengan jelas.

14 5 Kisi Difraksi
Jika cahaya dilewatkan pada sebuah celah maka cahaya
tersebut akan mengalami difraksi yang pada gilirannya
akan mengalami interferensi, ditandai dengan adanya pola
gelap-terang yang terlihat pada layar. Pada dasarnya setiap
gelombang cahaya yang melalui suatu penghalang akan
mengalami pembelokan arah rambat. Berdasarkan
eksperimen yang dilakukan para ilmuwan, difraksi dapat
juga diamati jika cahaya dilewatkan pada banyak celah.
Pada Bab 14 dan sub bab 143, kita telah mempelajari
mengenai interferensi dan difraksi pada celah tunggal dan
ganda. Dari dua konfigurasi tersebut selalu diperoleh pola
gelap-terang pada layar.
Suatu penghalang yang terdiri dari banyak sekali celah
dimana jarak antara celah tersebut seragam (jarak antar
celah sama dan teratur) disebut dengan kisi difraksi.
Jumlah celah dalam suatu kisi dapat mencapai orde ribuan
celah tiap cm. Kisi difraksi memiliki beberapa kelebihan
dibanding celah tunggal atau ganda. Ketika cahaya melalui
kisi, setiap celah pada kisi tersebut dapat dianggap sebagai
sumber gelombang cahaya. Setiap cahaya dibelokkan
dengan besar sudut tertentu sehingga cahaya-cahaya
tersebut memiliki lintasan yang berbeda satu dengan yang
lainnya.







Cahaya datang
Kisi difraksi
Lebar celah
Terang pusat
Maksimum 1
Maksimum 1
306 | Bab 14 Difraksi Gelombang Cahaya

Rosari Saleh dan Sutarto


Gambar 14.9 Cahaya datang pada kisi difraksi. Pada layar
terbentuk pola gelap terang.
Jika demikian maka cahaya yang mengalami interferensi
akan lebih banyak dibanding interferensi yang terjadi pada
celah ganda dan tunggal. Jumlah interferensi yang lebih
banyak ini menghasilkan pola gelap terang yang lebih kuat
(intensitasnya lebih kuat) pada layar sehingga pengukuran
dan identifikasi terhadap pola-pola interferensi tersebut
menjadi lebih akurat. Perhatikan Gambar 14.10.
Sebelum dilanjutkan pada pembahasan berikutnya, kita
mengasumsikan bahwa difraksi yang dibahas ini adalah
difraksi Franhoufer. Perhatikan satu segmen pada kisi
tersebut, lihat Gambar 14.10. Pola seperti tampak pada
Gambar 14.10 pernah kita jumpai ketika membahas
interferensi dan difraksi pada sub bab sebelumnya. Beda
lintasan antara berkas cahaya (1) dan (2) adalah L dimana
L = L
2
L
1
. Pola interferensi maksimum dicapai ketika
beda lintasan memenuhi:
L = n n = 0, 1, 2, 3 (147)
Mengacu pada segitiga pada Gambar 14.9 beda lintasan
L dapat dinyatakan sebagai:
L = d sin (148)
Dengan menggabungkan persamaan (147) dan (148)
diperoleh:
d sin
terang
= n n = 0, 1, 2, 3 (149)
persamaan (149) adalah syarat yang harus dipenuhi agar
dihasilkan interferensi maksimum pada layar. Pola gelap
dipenuhi jika beda fase antara gelombang cahaya tersebut
180
0
. Beda fase tersebut sebanding dengan beda lintasan
. Untuk Sembarang posisi pada layar, pola gelap
teramati pada beda fase dan kelipatan bilangan bulat.
d sin
gelap
= (n + ) n = 1, 2, 3 (1410)

Intensitas Cahaya pada Kisi Difraksi
Cahaya yang mengalami interferensi atau difraksi pada
dasarnya tidak mengalami penambahan atau pengurangan
Cahaya datang
Lebar celah
Cahaya
terdifraksi
d
L
L
d
L
1
L
2

Gambar 14.10 Difraksi cahaya pada
salah satu segmen kisi difraksi.
Bab 14 Difraksi Gelombang Cahaya | 307

Rosari Saleh dan Sutarto
energi. Dengan kata lain, energi gelombang
elektromagnetik yang dibawa oleh cahaya adalah kekal.
Cahaya hanya mengalami pembelokan arah rambat dan
superposisi saja. Jika I
0
menyatakan intensitas cahaya yang
dibawa oleh berkas cahaya yang melewati sebuah celah
pada suatu kisi maka intensitas total cahaya yang jatuh
pada layar adalah I
total
= NI
0
dengan N menyatakan jumlah
celah pada kisi yang digunakan. Intensitas rata-rata pada
layar dengan demikian adalah NI
0
.
Pada layar terbentuk pola gelap terang sehingga intensitas
cahaya tersebar tidak tepat pada seluruh permukaan layar
melainkan terkonsentrasi pada titik-titik dimana terjadi
interferensi maksimum saja. Dengan demikian intensitas
pada setiap titik maksimum tentu lebih besar dari NI
0
.
Intensitas cahaya sebanding dengan kuadrat medan listrik.
Jika setiap celah menghasilkan intensitas rata-rata I
0
maka
intensitas cahaya pada daerah terang pusat (maksimum
pusat), dan juga pada daerah terang lainnya, adalah:
I
maks
= N
2
I
0
(1421)
Berdasarkan persamaan (149), interferensi konstruktif
akan menghasilkan terang maksimum yang lebih kuat jika
jumlah celah semakin besar. Pada kisi difraksi, beda
lintasan antara celah 1 dan celah ke N adalah L = (N1) d
Nd. Intensitas cahaya yang dihasilkan adalah nol jika
beda lintasan antara celah ke (1) dan celah ke N adalah .
Nd sin
gelap
=
Nd
gelap

= sin
Semakin banyak jumlah celah pada kisi maka semakin
kecil nilai sin
gelap
. Sudut
gelap
tidak lain adalah
merepresentasikan lebar pola gelap pada layar.
banyak sangat yang untuk N
Nd
gelap


(1422)
Pola intensitas yang dihasilkan pada difraksi celah banyak
diberikan oleh persamaan berikut:
( )

sin
sin
sin
2
0
d N
I I =

= (1423)
Yang mana I
0
menyatakan intensitas rata-rata yang
dihasilkan setiap celah, N menyatakan jumlah total celah, d
308 | Bab 14 Difraksi Gelombang Cahaya

Rosari Saleh dan Sutarto
adalah jarak antara celah (m), sedangkan menyatakan
panjang gleombang cahaya yang digunakan.
Prinsip kisi difraksi banyak digunakan untuk
mengkarakterisasi suatu molekul atau atom tertentu
berdasarkan panjang gelombang yang dihasilkannya. Suatu
alat yang digunakan untuk difraksi memiliki tingkat
akurasi yang dipengaruhi oleh dua faktor yaitu dispersi
angular dan resolusi. Suatu alat yang baik harus mampu
membedakan spektrum panjang gelombang cahaya yang
memiliki nilai berdekatan.
Dispersi angular
Dispersi angular menyatakan perbandingan antara lebar
spektrum () terhadap selisih dua panjang gelombang
yang berdekatan, . Misal panjang gelombang
1
berada
pada sudut sedangkan panjang gelombang
2
berada
pada sudut ( + ). didefinisikan sebagai
2

1
=
. Mengacu pada persamaan (149), kita peroleh:
( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( ) [ ]
( ) ( )
d
n
d
n
d
n

= +
+ = +
=
sin sin
sin sin
sin sin
2 1
1 2 1 2

Jika masing-masing panjang gelombang berada pada sudut
yang sangat kecil maka kita dapat melakukan pendekatan
sebagai berikut:
( ) ( )
( )


+ +

= +
sin dan cos sin cos sin sin
sin sin
d
n

Nilai dari cos 1 dan sin sehingga:
cos cos sin cos sin + = +
Selanjutnya kita peroleh:
( )


cos
cos
cos
d
n
d
n
d
n
=

= +

(1424)
Bab 14 Difraksi Gelombang Cahaya | 309

Rosari Saleh dan Sutarto
Persamaan (1424) menyatakan dispersi angular dari suatu
alat optik. Semakin besar nilai dispersi angular maka hasil
yang diperoleh semakin bagus karena spektrum panjang
gelombang dapat dipisahkan dengan jelas. Nilai dispersi
dapat diperoleh dalam orde yang besar jika d kecil, dengan
kata lain dalam kisi yang sama dibuat celah yang lebih
banyak.
Resolusi
Walaupun dispersi angular merupakan salah satu faktor
penentu kualitas alat namun informasi tersebut belum
menceritakan apapun terkait dengan daya pisah alat
tersebut. Daya pisah kisi difraksi didefinisikan sebagai
perbandingan antara panjang gelombang () yang diukur
dan selisih panjang gelombang terkecil () yang dapat
dideteksi dengan kisi difraksi.

dif
R (1425)
Untuk kisi difraksi yang terdiri dari N celah daya pisah
optik dapat dinyatakan dengan:
R
dif
= nN (1426)
Yang mana n adalah bilangan bulat.

310 | Bab 14 Difraksi Gelombang Cahaya

Rosari Saleh dan Sutarto

Bab 14 Mekanika Fluida
Gambar Cover Bab 14 Mekanika Fluida
Sumber: http://www.wallcoo.com

Gambar Sumber

Gambar14.1Polainterferensipadagelombangair
yangdilewatkanpadapapanbercelah.

DokumentasiPenulis.

Gambar 14.2 Pola difraksi yang dihasilkan dari


cahayayangdilewatkanpadacelahtunggal.
DokumentasiPenulis.

Gambar14.3Poladifraksiyangtampakpadalayar
jika layar diletakkan pada jarak yang cukup jauh
dari celah. Difraksi semacam ini disebut dengan
difraksi Franhoufer. Secara matematis, difraksi
Franhoufer cenderung lebih mudah ditangani
dibanding difraksi Fresnel, yang sebentar lagi kita
bahas.

DokumentasiPenulis.

Gambar 14.4 Pola difraksi mengalami perubahan


ketikajaraksemakindidekatkandengancelah.

Tipler,P.A.andMosca,G.PhysicsFor
ScientistandEngineers:Extended
Version,5
th
Edition.W.H.Freeman&
Company.Page:1121.

Gambar14.5DifraksiFranhouferpadagelombang
cahayamenggunakancelahyangmemilikiukuran
lebihbesardibandingpanjanggelombangcahaya.
Cahayadibelokkandengansudutrelatif
terhadapcahayadatang.

Serway,R.AandFaughn,J.S.,1999.
CollegePhysics,7
th
Edition,USA:
HarcourtBraceCollegePublisher.Page:
798.

Gambar14.6PoladifraksiFranhoufercelah
tunggalyangtampakpadalayar.
Fishbane,P.M.,et.al.2005.Physicsfor
ScientistsandEngineerswithModern
Physics,3
rd
Edition.NewJersey:Prentice
Hall,Inc.Page:1057.

Gambar14.7Distribusicahayapadadifraksicelah
tunggalFranhoufer.
Fishbane,P.M.,et.al.2005.Physicsfor
ScientistsandEngineerswithModern
Physics,3
rd
Edition.NewJersey:Prentice
Hall,Inc.Page:1058.

Gambar14.8Polaterangpusatpadagambardi
sampingdisebutdiskAiry.Sekitar85%dariseluruh
intensitascahayaterkonsentrasipadaareadisk
Airytersebut.
Fishbane,P.M.,et.al.2005.Physicsfor
ScientistsandEngineerswithModern
Physics,3
rd
Edition.NewJersey:Prentice
Hall,Inc.Page:1059.

Gambar14.9Cahayadatangpadakisidifraksi.
Padalayarterbentukpolagelapterang.

Serway,R.AandFaughn,J.S.,1999.
CollegePhysics,7
th
Edition,USA:
HarcourtBraceCollegePublisher.Page:
801.

Gambar14.10Difraksicahayapadasalahsatu
segmenkisidifraksi.

Serway, R.A and Faughn, J.S., 1999.


College Physics, 7
th
Edition, USA:
Harcourt Brace College Publisher. Page:
801.

Daftar Pustaka

Serway, R.A and Faughn, J .S., 1999. College Physics, 7
th
Edition, USA: Harcourt
Brace College Publisher.
Dick, Greg, et.al. 2001. Physics 11, 1
st
Edition. Canada: McGraw-Hill Ryerson.
Dick, Greg, et.al. 2001. Physics 12, 1
st
Edition. Canada: McGraw-Hill Ryerson.
Fishbane, P.M., et.al. 2005. Physics for Scientists and Engineers with Modern
Physics, 3
rd
Edition. New J ersey: Prentice Hall, Inc.
Huggins, E.R. 2000. Physics 2000. Moose Mountain Digital Press. Etna, New
Hampshire 03750.
Tipler, P.A. and Mosca, G. Physics For Scientist and Engineers: Extended Version,
5
th
Edition. W.H. Freeman & Company.
Young, Freedman. 2008. Sears and Zemankys University Physics with Modern
Physics, 12
th
Edition. Pearson Education Inc.
Crowell, B. 2005. Electricity and Magnetism. Free Download at:
http://www.lightandmatter.com.
Crowell, B. 2005. Optics. Free Download at: http://www.lightandmatter.com.
Halliday, R., Walker. 2006. Fundamental of Physics, 7
th
Edition. USA: J ohn Wiley &
Sons, Inc.
Pain, H.J . 2005. The Physics of Vibrations and Waves, 6
th
Edition. J ohn Wiley &
Sons Ltd, The Atrium, Southern Gate, Chichester, West Sussex PO19
8SQ, England.
Mason, G.W., Griffen, D.T., Merril, J .J ., and Thorne, J .M. 1997. Physical Science
Concept, 2
nd
Edition. Published by Grant W. Mason. Brigham Young
University Press.
Cassidy, D., Holton, G., and Rutherford, J . 2002. Understanding Physics, Springer
Verlag New York, Inc.
Serway, R.A. and J ewet, J . 2003. Physics for Scientist and Engineers, 6
th
Edition.
USA: Brooks/Cole Publisher Co.
Vanderlinde, J . 2005. Classical Electromagnetic Theory, 2
nd
. Kluwer Academic
Publisher, Dordrecht.
Griffith, D.J . 1999. Introduction to Electrodynamics, 3
rd
Edition. Prentice Hall, Upper
Saddle River, New J ersey 07458.
Reitz, J .R., Milford, F.J ., and Christy, R. W. 1993. Foundations of Electromagnetic
Theory, 4
th
Edition. USA: Addison-Wesley Publishing Company.
Bloomfield, L. 2007. How Everything Works: Making Physics Out of The Ordinary.
USA: J ohn Wiley & Sons, Inc.

Anda mungkin juga menyukai