Anda di halaman 1dari 9

PAPER FILSAFAT

PENULIS :
NORBERT ALEXIUS ABATAN (2012-012-036)







SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SINT CAROLUS
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
JAKARTA 2012


BAB I
PENGANTAR

1. LATAR BELAKANG
Dalam era globalisasi ini, banyak perkembangan terjadi dalam dunia profesi kerja. Hal ini
ini selaras dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan yang membuat manusia
bekerja seoptimal mungkin untuk mencapai kehidupan yang baik. Dalam bidang kesehatan
khususnya profesi keperawatan juga mengalami perkembangan yang pesat untuk menjaga
eksistensi profesi keperawatan itu sendiri dan menjaga serta memelihara kesehatan dari
masyarakat di era globalisasi ini.
Peningkatan dan perkembangan profesi keperawatan selalu diakaitkan dengan perilaku
caring yang dimiliki oleh perawat itu sendiri. Perilaku caring sangat diperlukan dalam dunia
profesi keperawatan, karena tanpa perilaku caring maka profesi keperawatan tidak dapat
menjalankan fungsinya dalam menjaga dan memelihara kesehatan seluruh umat manusia.
Perilaku caring juga dibutuhkan untuk membedakan profesi keperawatan dari profesi lainnya.
Caring bukan semata mata perilaku. Caring adalah cara yang memiliki makna dan
memotivasi tindakan.
Namun permasalahannya adalah Apakah yang perlu diperhatikan dari nilai nilai
individu/persona manusia agar perilaku caring dapat terlaksana dengan baik dalam profesi
keperawatan ? dari pertanyaan tersebut akan dijelaskan dalam bab berikutnya. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, tetapi penulis berharap dengan
adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

2. TUJUAN PENULISAN
Adapun penulisan karya ini adalah untuk memenuhi tugas akhir mata ajar Filsafat
Keilmuan, sebagai ganti Ujian Akhir Semester.

3. METODE PENULISAN
Metode Penulisan yang digunakan dalam makalah ini adalah Studi perpustakaan sekaligus
argumen-argumen penulis tentang masalah yang telah disebut di latar belakang.



BAB II
ISI
2.1 Perilaku Caring
Perilaku caring penting karena caring adalah fokus utama dalam praktek keperawatan dan
merupakan esensi dari keperawatan. Caring mengandung nilai humanistik, menghormati
kebebasan manusia, menekankan pada peningkatan kemampuan dan kemandirian, peningkatan
pengetahuan dan menghargai setiap orang. Perilaku caring akan memungkinkan terjalinnya
hubungan interpersonal yang harmonis antara perawat - klien yang membantu dalam pemenuhan
kebutuhan klien yang akhirnya memberikan rasa nyaman pada klien, ( Tomey,1994 ).

Aspek - Aspek yang Mendasari Perilaku Caring Perawat
Menurut Watson ( 2004 ), Caring yang diharapkan dalam keperawatan adalah sebuah perilaku
perawatan yang didasari oleh beberapa aspek diantaranya :
1. Human altruisti
Human altruistic meyakini kebaikan dan nilai-nilai manusia sebagai suatu komitmen dalam
bekerja untuk kemanusiaan.
2. Menanamkan kepercayaan harapan.
Memberikan kepercayaan harapan dengan cara memfasilitasi dan meningkatkan asuhan
keperawatan yang holistik.
3. Mengembangkan kepekaan terhadap diri sendiri dan orang lain.
Kesadaran bahwa tidak mungkin seseorang memahami secara tuntas tentang orang lain.
4. Mengembangkan hubungan saling percaya.
5. Meningkatkan dan menerima ungkapan perasaan yang positif dan negatif.
6. Sistematis dalam metode pemecahan masalah.
7. Pengembangan pendidikan dan pengetahuan interpersonal, memberikan asuhan mandiri,
dan memberikan kesempatan untuk pertumbuhan personal klien.
8. Meningkatkan dukungan, perlindungan mental, fisik, sosial budaya, dan lingkungan spiritual.
9. Senang membantu kebutuhan klien/pasien
10. Menghargai kekuatan eksistensial phenomenological.

Watson dalam potter & perry ( 2009 ) menekankan dalam perilaku caring ini harus tercermin
sepuluh faktor karatif yang berasal dari perpaduan nilai-nilai humanistik dengan ilmu pengetahuan
dasar. Faktor karatif membantu perawat untuk menghargai manusia dari dimensi pekerjaan
perawat, kehidupan, dan dari pengalaman nyata berinteraksi dengan orang lain sehingga tercapai
kepuasan dalam melayani dan membantu klien. Membangun perilaku caring perawat harus
menggunakan tiga pendekatan, antara lain :
a. Pendekatan individu melalui peningkatan pengetahuan dan ketrampilan caring.
b. Pendekatan organisasi dapat dilakukan melalui perencanaan pengembangan, imbalan atau
yang terkait dengan kepuasan kerja perawat dan serta adanya effective leadership dalam
keperawatan.
c. Peran organisasi ( rumah sakit ) adalah menciptakan iklim kerja yang kondusif dalam
keperawatan melalui kepemimpinan yang efektif, perencanaan jenjang karir perawat yang
terstruktur, pengembangan sistem remunerasi yang seimbang dan berbagai bentuk
pencapaian kepuasan kerja perawat.
Karena itu ketiga pendekatan tersebut dapat berdampak pada meningkatnya perilaku caring.
Perilaku caring diberikan melalui kejujuran, kepercayaan, dan niat baik. Dalam memberikan
asuhan caring perawat menggunakan keahlian, kata-kata, yang lemah lembut, memberikan
sentuhan, harapan, serta selalu berada disamping klien. Bersikap caring untuk klien / pasien dan
bekerja sama dengan klien dari berbagai lingkungan merupakan essensi dari keperawatan. Untuk
membangun pribadi Caring, perawat dituntut memiliki pengetahuan tentang manusia, aspek
tumbuh kembang, respon terhadap lingkungan yang terus berubah, keterbatasan dan kekuatan.

2. 2 Nilai Nilai Absolut Pribadi
Sebagi pribadi, hidup manusi bersifat dinamis. Sifat dinamis ini membuat manusia
berkembang terua menerus. Hidup tidak bersifat statis melainkan berproses. Selain dasar
terhadap perkembangan, sifat dinamis itu membuat manusia berbeda satu sama lainnya. Persona
dan individualitas seseorang adalah unik (Kasdin Sihotang, 2009).
Esensi manusia sebagai pribadi menyangkut empat hal mendasar, yakni kesadaran akan diri,
bersifat otonom, dan transendental, serta komunikatif. Sebagai pribadi manusia adalah makhluk
yang sadar akan diri sendiri, kesadaran ini bersumber pada aspek kerohaniannya. Dengan
kesadaran, manusia mempertimbangkan kualitas tindakannya. Ia tahu apa yang harus dilakukan
dan apa yang tidak boleh dilakukan. Dengan kesadaran pula manusia mengenal siapa dirinya, dan
bagaimana ia berpartisipasi membangun dunianya. Dengan kesadaran manusia mengakui bahwa
dirinya adalah makhluk yang unik (Kasdin Sihotang, 2009).
Selain kesadaran manusia juga memiliki kemampuan untuk menentukan dirinya. Itu berarti,
sifat otonom menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pribadi manusia. Manusia adalah makhluk
yang bebas. Kebebasan adalah kondisi yang melekat pada diri manusia. Karena adanya ruang
untuk bergerak manusia bisa secara maksimal mengembangkan dirinya dan berpartisipasi
membangun dunianya menurut keunikanannya. Otonomi ini pula memungkinkan manusia untuk
mempertanggungjawabkan perbuatannya (Kasdin Sihotang, 2009).
Transendensi diri sebagai pribadi emampukan manusia untuk mengatasi ruang dan waktu.
Dan hakikat diri ini bersumber dari kesadara. Sifat ini merupakan modal bagi manusia untuk
mengatasi persoalan-persoalan hidup serta memungkinnya masuk dalam dunia abadi dan absolut,
yakni kehidupan religius dengan demikian transendensi diri merupakan perwujudtan dari partisipasi
manusia dalam keilahian Sang Pencipta (Kasdin Sihotang, 2009).
Melalui komunikasi, setiap pribadi sadar bahwa ia merupakan bagian dari orang lain. Ia
menyadari bahwa keberadaannya bermakna berkat kehadiran orang dan karena berpartisipasi
dalam pengakuan eksistensi yang lain. Ia sadar bahwa dalam berhubungan dengan orang lain ada
cinta disamping kebencian, ada persahabatan di sisi permusuhan, ada kepedulian disamping
permusuhan, ada kepedulian disamping keacuhan. Jadi nilai nilai absolut manusia terungkap
dalam empat hal mendasar ini (Kasdin Sihotang, 2009).

2.3 Pembahasan
Dari penjelasan teori diatas akan dibahas oleh penulis pada bagian ini untuk menjawab
masalah yang telah dikemukaan diawal, yakni tentang Apakah yang perlu diperhatikan dari nilai
nilai individu / persona manusia agar perilaku caring dapat terlaksana dengan baik dalam profesi
keperawatan.
Keperawatan sebagai profesi dan perawat sebagai tenaga professional yang bertanggung
jawab meningkatkan kesehatan dengan kompetensi dan kewenangan yang dimiliki sehingga mutu
pelayanan keperawatan dapat dicapai dan ditingkatkan. Perilaku caring perawat merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi pelayanan keperawatan (Wijayana, 2008), karena dalam caring
mencakup hubungan antar manusia yang dapat mempengaruhi mutu pelayanan. Perilaku caring
sebagai bentuk dasar dari praktik keperawatan yang membantu klien untuk pulih dari sakitnya
(Potter and Perry, 2009). Perilaku caring perawat masih membutuhkan perhatian dengan baik
sehingga mutu pelayanan lebih dapat di tingkatkan lagi.
Perilaku caring perawat haruslah didasarkan pada nilai nilai absolut pribadi manusia
termasuk badan, jiwa dan kerohanian pasien/klien, hal ini disebabkan karena dalam praktek
keperawatan, perawat mengetahui komponen kebutuhan dasar manusia. Namun demikian dalam
pemenuhannya selama ini perawat hanya berfikir kondisi pasien dari apa yang dilihat saja.
Pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien menimbulkan adanya interaksi antara
perawat dan pasien. Kozier et al (2004) mengatakan bahwa hubungan perawat pasien menjadi
inti dalam pemberian asuhan keperawatan, karena keberhasilan penyembuhan dan meningkatkan
kesehatan pasien sangat dipengaruhi oleh hubungan perawat pasien. Oleh karena metode
pemberian asuhan keperawatan harus memfasilitasi efektifnya hubungan tersebut. Konsep yang
mendasar hubungan perawat pasien adalah hubungan saling percaya, empati, caring, otonomi
dan mutualisme.
Jika kita mengacu pada empat komponen dasar pada nilai nilai absolut pribadi maka dalam
hubungan perawat pasien haruslah menyadari ke empat komponen tersebut. Nilai nilai absolut
pribadi memungkinkan perawat mengetahui bahwa semua ilmu pengetahuan yang didapat di
perguruan tinggi keperawatan berorientasi pada pribadi manusia dan nilai dari seorang manusia.
Jika perawat hanya memandang apa yang dirasakan oleh badan klien/pasien maka hal tersebut
sangatlah mudah untuk disembuhkan tetapi bagaimana dengan aspek jiwa dan rohani pasien/klien
tersebut, apakah sudah disembuhkan atau belum? Untuk itu seorang perawat haruslah mempunyai
kesadaran diri yang sangat peka terhadap hal tersebut. Dalam praktek keperawatan, aspek
biopsikososiospritual sangat lah diperhitungkan pada setiap klien. Aspek tersebut digunakan dalam
praktek keperawatan agar dapat dikaji manakah masalah yang timbul pada seorang individu. Untuk
membantu kesadaran diri maka nilai komunikasi yang ada pada setiap pribadi manusia sangat
diperlukan.
Komunikasi digunakan untuk berbagi informasi antara satu individu dengan individu lainnya.
Untuk itu dalam perilaku caring ada pemahaman tentang hubungan saling percaya. Hubungan
saling percaya antara perawat pasien dapat terjalin jika ada komunikasi yang efektif. Seperti kita
ketahui diatas, melalui komunikasi maka setiap pribadi merupakan bagian dari orang lain maka
dalam perilaku caring dibutuhkan komunikasi terapeutik yang baik agar klien/pasien mau
mengungkapkan apa saja masalah yang ia alami. Baik masalah fisik dan psikisnya.
Setelah melakukan komunikasi, perawat menjelaskan semua tindakan tindakan yang akan
diberikan kepada klien mengenai masalah yang dialaminya. Kendati setiap klien ada yang menolak
atau menerima tindakan tersebut, perawat haruslah menerima keputusan tersebut. Prinsip otonomi
dalam etika keperawatan menegaskan tentang keputusan klien, dimana klien berhak untuk
menerima ataupun menolak semua tindakan medis yang akan dialaminya. Prinsip ini dibuat karena
mengingat bahwa manusia adalah organisme yang mempunyai akal budi dan mempunyai
kebebasan menentukan pilihan terhadap dirinya sendiri.
Keputusan yang didasarkan pada otonomi pasien haruslah dihargai oleh perawat.
Permasalahan dari keputusan klien adalah menolak tindakan medis yang akan diberikan, untuk itu
perawat dituntut untuk melakukan pendekatan holistik yang baik kepada pasien. Pendekatan
holistik ini bisa berupa pemberian tindakan alternatif kepada pasien dan memberikan pendidikan
kesehatan yang optimal bagi pasien. Untuk itu transendensi diri diperlukan agar dapat
memecahkan dan mencari jalan keluar yang baik bagi pasien. Transendensi diri memungkinakan
seorang perawat untuk tetap berada disamping pasien untuk menyelesaikan masalah yang dialami
pasien. Dengan sifat ini, perawat dapat mengerti bahwa dirinya dapat berarti jika ada interaksi
dengan klien. Arti dari seorang perawat bukan semata mata untuk pekerjaan untuk mencari uang
tetapi bagaimana membantu individu lain untuk mencapai, mempertahankan, atau memulihkan
kesehatan yang optimal dan kualitas hidup dari lahir sampai mati. Karena kehidupan religius yang
dianut setiap perawat membuat perawat membantu sesamanya untuk mencapai angka yang hakiki
dalam kehidupan.
Dari pembahasan diatas maka nilai nilai absolut pribadi, yakni kesadaran diri, otonomi,
memiliki transendensi diri serta mampu berkomunikasi sangat diperlukan dalam praktik
keperawatan agar dapat menjalankan profesi keperawatan lewat perilaku caring yang merupakan
nilai khas dari keperawatan tidak diacuhkan begitu saja saat berhadapan dengan klien/pasien yang
juga mempunyai nilai dalam dirinya sendiri. Konsep perawat klien haruslah dijalankan sebaik
mungkin karena dengan begitu maka perawat dapat memahami apa yang dialami dan dirasakan
oleh pasien. Karena dengan adanya pasien maka perawat dapat memahami apa arti
sesungguhnya dari apa yang ia pelajari selama di bangku perkuliahan.

















BAB III
KESIMPULAN

Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdediksi bagi orang
lain, pengawasan dengan waspada, perasaan empati pada orang lain dan perasaan cinta atau
menyayangi. Dalam keperawatan, caring merupakan bagian inti yang penting terutama dalam
praktik keperawatan. Perilaku caring tidak hanya melihat pada kondisi fisik klien saja melainkan
juga pada kondisi psikologis klien.
Pemahaman yang baik tentang nilai nilai absolut pribadi manusia membantu perawat untuk
dapat mengoptimalkan perilaku caring agar dapat menunjung profesionalitas keperawatan di
eraglabalisasi ini. Nilai nilai tersebut dipergunakan agar perawat semakin memahami arti dari
profesi keperawatan.













DAFTAR PUSTAKA

Kozier, B. 2004. Fundamentals of nursing: concepts, process, and practice. New Jersey: Pearson

Potter. P., A., and Perry. A., G. 2009. Fundamental Of Nursing; Concept, Proses and Practice. St.
Louis: Mosby

Sihotang, Kasdin. 2009. Filsafat Manusia-Upaya Membangkitkan Humanisme. Yogyakarta.
Kanisius

Anda mungkin juga menyukai