Anda di halaman 1dari 7

Melihat Kampanye di Jepang yang Adem Ayem!

Kampanye Walikota Matsudo 15 Juni 2014


Menjelang pemilu presiden RI yang akan digelar pada tanggal 9 Juli 2014
membuat hawa di Indonesia sedikit `panas`. Ya, masing-masing kubu saling
menjagokan calonnya dengan memberikan pendapat dan pikirannya melalui
statusnya di media-media sosial. Dan suasana gempita itu pun bisa saya
rasakan juga di Kompasiana. Banyaknya artikel yang membahas tentang para
calon presiden ini, sangat membantu saya untuk lebih mantap menentukan
keputusan mana yang saya akan pilih nanti, tanpa harus membuka-buka
media lain yang menginformasikan berbagai berita tentang si no 1 dan si no 2
ini.
Itu di Indonesia, lalu bagaimana dengan di Jepang? Untuk wilayah tempat
saya tinggal sekarang pun suasana lagi `panas` loh! Kenapa? karena
sekarang ini lagi musimnya kampanye bagi para empat calon walikota
Matsudo yang pemilunya akan di gelar pada tanggal 15 Juni 2014 nanti.
Sayangnya suasana pemilu disini kok ya kurang greget kalau dibandingkan
dengan suasana pemilu di Jakarta yang heboh. Jadinya panas nya itu hanya
bagi para tim sukses calon walikota ini saja yang heboh teriak-teriak
menyuarakan visi dan misi mereka kepada masyarakat Jepang khususnya
penduduk kota Matsudo saat ini. Terus penduduk kota mtasudonyaa?? Haik
haik..adeemm ayeemm sajaa hihi Dan saya melihatnya jadi suatu keunikan
tersendiri yang menarik untuk saya tulis disini.
Ya, berawal ketika surat pemilu untuk suami saya sampai kerumah yang
dikirimkan melalui pos, disitu tertulis kalau pemilih bisa memilih dimana saja,
selama masih dalam wilayah kota Matsudo. Lucunya, waktu pelaksanaan
pemilunya pun cukup panjang, dimana para peserta bisa memilih dari pukul 7
pagi sampai dengan 8 malam! Jadi jangan pakai alesan `waktu` buat gak
dateng ya!
Dan hebohnya kampanyepun sudah berlangsung beberapa hari ini, ditandai
dengan banyaknya mobil yang memasang speaker, berseliweran di jalan-
jalan, berkoar-koar menyuarakan misi dan visi para calon walikota ini. Coba
lihat deh foto di bawah ini, foto ini saya ambil ketika mau pergi belanja ke
supermarket. Karena Jepang saat ini sedang dalam musim hujan, itu
kebayang loh kampanye di tengah guyuran deras hujan, bukan hanya repot
kebasahan saja tapi itu suaranya pun boro-boro kedengeran kita, kadang
sudah kelibas sama suara petir! saya lihatnya kasihan! Belum lagi yang
kampanye di depan stasiun-stasiun kereta api. Semangatnya, acung 4
jempol! Berpakaian jas dan dasi, sambil membawa mike dan memegang
payung, membacakan apa yang jadi misi dia untuk kota ini. Uniknya, mereka
kampanye itu kadang ada yang sendiri! Iya, sendiri. Kalaupun ada yang
membantu hanya 1-2 orang saja. Simpel, ringkes, irit, dan tidak mengganggu
kepentingan umum.

Melihat cara kandidat ini berkampanye, saya menemukan banyak keunikan,
antara lain sebagai berikut ;
1. Penempelan poster para kandidat tidak saya temukan disembarang
tempat!
Kok bisa gitu? Ya, karena tidak boleh! Penempelan poster para calon walikota
ini ternyata memang sudah disediakan tempatnya, adanya papan besar yang
didalamnya sudah dibagi beberapa kotak untuk penempelan poster.
Ukurannya juga sudah ditentukan, jadi gak bisa serakah dua kolom buat
muka dia sendiri hehehe nah jatah satu kolom itulah diperuntukan bagi para
kandidat menempelkan poster dirinya untuk di pamerkan. Dan papan ini pun
tidak seenak dewek mereka, tancep begitu saja dimana-mana tapi sudah
ditentukan tempat-tempatnya. Biasanya di taruh di daerah keramaian, seperti
dekat halte bis, daerah stasiun, sekitar taman dan sebagainya. Sangat rapih
dan teratur! Jadi jangan harap kita bisa menemukan gambar-gambar muka
para kandidat ini di tempel di batang pohon, tiang listrik, tembok rumah orang,
haduh yang ada malah masyarakat nanti jadi antipati bukannya simpati!
2. Kampanye menggunakan mobil `biasa`.
Maksudnya kampanyenya disini gak lebay! Lihat deh mobil-mobil yang
berseliweran dengan speaker yang super gede itu. Bukan jenis mobil mewah.
kinclong dengan rendengan mobil-mobil tim suksesnya yang juga
heboh! Tidak sama sekali, malahan saya suka bercanda bilang sama
suami, mobil kampanye kok mirip mobil angkut barang bekas! Hihi maaf ya,
tapi bener loh di daerah rumah saya hampir tiap hari walau bukan musim
kampanye pun ada tuh mobil-mobil yang menawarkan untuk mengambil
barang-barang bekas yang bentuknya besar, seperti kulkas, mesin cuci, AC,
dsb. Nah gak jauh beda deh, sama-sama berkoar koar menggunakan
speaker, bedanya mobil angkut barang bekas ini biasanya mobil jenis pick up!
Hihi
Enaknya, walau musim kampanye sekalipun, mobil kampanye mereka sama
sekali tidak mengganggu kenyamanan kita dalam berlalu lintas. Karena
semua bisa tertib dan tidak egois sruduk sana sini karena ingin didahulukan
kepentingannya.
3. Kampanye berdiri di depan Stasiun Kereta Api.
Saya paling suka dengan kampanye model begini. Berkoar-koar sendiri
dijalan menjelaskan apa yang menjadi visi dan misi dirinya apabila terpilih
menjadi walikota nanti. Ya, jadi wakil rakyat itu harus berani, tegas, tidak malu
dan tidak gengsian! Turun langsung ke tempat keramaian orang, jadi kita pun
bisa melihat para calon melakukan orasi, dan dari sini kita bisa sedikit menilai
seberapa gigih dan keukeuhnya mereka dalam memperjuangkan kegiatan-
kegiatan yang nantinya bisa menguntungkan penduduk kota ini kalau dia
terpilih. Ternyata kampanye di stasiun KA begini, butuh mental sekuat baja
loh! Lihat deh, boro-boro ada yang berdiri sebentar mendengarkan ocehan
mereka, kebanyakan hanya melihat sekilas, atau hanya melirik sebentar dan
segera berlalu tidak perduli dengan apa yang dijelaskannnya. Sing sabar sing
sabaaarr! Ya, berani malu dan tidak gengsi! Memang, kalau sudah menyentil
tentang semangat kerja orang Jepang, kadang rasa malu mereka sudah
bergeser loh jadi nomor yang kesekian. Dan juga mereka tidak malu untuk
bertanggung jawab atas perbuatannya. Ya, perbuatan atau ucapan para
pejabat di Jepang itu tanggung jawabnya sangat besar! Coba lihat deh di
berita TV, tayangan para koruptor dan pejabat yang nyeleneh kerjanya, tidak
segan segan mereka akan membungkukkan punggungnya didepan kamera
TV, meminta maaf kepada masyarakat Jepang, dan bahkan tidak sedikit juga
yang bersimpuh, menyentuhkan dahinya ke lantai, ya itu bisa dikatakan
mereka menaruh harga dirinya di bawah sebagai pengganti penyesalan yang
teramat dalam, SALUT saya!
4. Mencalonkan diri sendiri tidak dalam naungan suatu partai pun, mempunyai
kans besar untuk menang!
Ya, di Jepang saya juga baru ngeh, ternyata para calon walikota disini, hanya
satu orang saja yang tergabung dalam suatu partai, selebihnya yang tiga
orang ternyata mereka atas nama pribadi mencalonkan diri. Kadang saya
berfikir tentu saja kandidat yang dibawah naungan partai pasti lebih teratur
dan jelas dalam kegiatannya, apalagi pasti dana untuk kampanye pun akan
mengucur banyak dari partai yang diikutinya itu. Tapi jangan salah! Ternyata
tidak, kans bagi kandidat personal pun ternyata besar!! Terbukti, walikota
Matsudo yang sekarang pun (dan kembali mencalonkan diri), beliau menjadi
walikota tidak dibawah naungan partai, tapi mengusung namanya
sendiri. Lalu bagaimana dengan tim sukses? Wah gak perlu khawatir,
banyaak! Tidak money oriented-nya masyarakat Jepang, membuat banyak
bermunculan para volunteer yang membantu kandidat yang dipercayainya!
Ya, volunteer disini adalah orang-orang yang secara sukarela tanpa
menerima bayaran apapun untuk membantu para kandidat yang disukanya
agar sukses terpilih menjadi walikota nanti. Kebanyakan volunteer ini adalah
para warga senior yang telah pensiun.
Menurut suami saya, justru orang yang tidak punya partai itu yang
mengundang banyak simpati. Dikarenakan mereka berani maju mencalonkan
diri, itu berarti berani mati untuk memperjuangkan kepentingan warga kota ini,
ingin mensejahterakan warganya sepenuh hati, karena seandainya dia
nyeleneh sedikit maka akan sangat mudah warga kota untuk bisa tunjuk
hidung langsung kepada dirinya, apalagi tidak adanya tempat ngumpet bagi
dirinya, dalam arti karena tidak ada partai yang membekingnya.
Kebetulan di koran Sankei Shinbun kemarin ini (11/6) ada tuh lembaran
khusus yang berisi tentang informasi detail tentang para calon walikota ini,
mulai dari profile, visi dan misi para calon walikota ini, lengkap dan padat!
Saat saya tanya suami nanti dia mau milih siapa untuk walikota nanti ini,
dijawab lugas, oh saya pilih si A! Hoo cepet banget jawabnya! Katanya,
semua misi dia saat menjabat dulu, hampir semua terlaksana dan bisa terlihat
manfaatnya! Pas saya lihat di koran edisi khusus itu dimana dalam profil
bapak A ini, tertulis dua kolom informasi, satu kolom misi yang SUDAH
dijalankan saat menjabat menjadi walikota dan satu lagi kolom misi yang
AKAN dijalankan apabila dia kepilih menjadi walikota lagi. Saya telusuri
tindakan apa yang sudah di lakukan oleh si bapak A ini, dan salah satunya
adalah adanya bantuan dari city hall dalam hal kesehatan!! Dan ini saya suka
banget, manfaatnya sangat besar dan sangat sangaaattt membantu kami
dalam hal pembiayaan kesehatan, yaitu kami hanya dibebankan 200 yen(ard
20 ribu rupiah) untuk setiap kali berobat ke dokter, dan bantuan ini berjalan
sampai dengan anak duduk di kelas 3 SMP!! Buru-buru saya colak colek
suami, untuk milih si bapak ini lagi, biar tetap diteruskan program bantuan
kesehatan ini, kalau bisa sampai SMA hehehehe
Dan satu lagi yang unik, menjadi poin terakhir yang sangat menarik yang saya
lihat saat musim kampanye ini adalah,
5. Masyarakat memilih kandidat yang mempunyai kegiatan yang
menguntungkan dan bermanfaat , khususnya bagi dirinya pribadi, oalah! Unik
sekali, ketika saya bertanya bagaimana sih cara mereka melihat calonnya itu,
melihat dari apanya, dari gantengnya kah, fasih bahasa inggrisnya kah, atau
kelihaian dalam berorasi saat kampanye? Ternyata semua gak ada dalam
kriteria mereka! Tahu nggak, warga jepang yang tingkat kemakmuran
warganya yang sudah bisa dikatakan lebih dari cukup ini, ternyata masih ingin
menyedot keuntungan banyak dari kinerja para wakil rakyat yang nanti
dipilihnya itu loh! Lihat deh gimana mereka secara detail, melihat rincian poin-
poin kegiatan yang jadi misi mereka apabila nanti terpilih. Ternyata, kriteria
calon yang mereka pilih, semua pemilih (diam-diam) menganut kepentingan
pribadi loh ternyata wkwkwkw pantesan disini kok gak ada yang ngebahas
tentang kamu pilih siapa, kalo aku milih si ini, enakan si ini loh, si itu gak baik,
pilih ini aja ya hahaha gak ada yang rame ngebahas jagoannya! Ya, mereka
semua diam-diam menghanyutkan hihi saya kasih bocoran ya, suami saya
sendiri, saat saya tanya alasan kenapa milih si A, dia bilang, karena saya
suka program dia mengenai pembenahan stasiun kereta api dan
pembenahan halte bis yang letaknya terlalu jauh dari stasiun! Dalem hati
saya, duh bawel banget sih, mbok yao jalan dikit aja sih tinggal lari kalau
hujan, jerit saya. Tapi ternyata hal yang sekecil ini bagi warga jepang yang
kesehariannya menggunakan kereta dan bis, itu sangat penting! Karena apa,
itu tuh motto TIME IS MONEY nya itu loh gak bisa ditawar! Hal sepele buat
kita ternyata masalah besar bagi warga Jepang!
Contoh yang lain misalnya saja para manula, saya merasa mereka akan
melihat kandidat yang kegiatannya banyak yang berkisar pada jaminan
asuransi kesehatan bagi para manula, semakin banyak bantuan untuk para
manula, saya yakin semakin banyak para senior yang akan mendukung
kandidat tersebut. Jadi ya itu, pemilu di Jepang sudah sangat berbicara ke
tindakan teknis dan operasional. Kalau hanya misinya ingin
mensejahterahkan masyarakat, ingin meningkatkan taraf hidup warga kota,
lah semu bangetttkayaknya cuma bayangan saja, coba deh kasih tuh poin-
poin kegiatan apa yang akan mereka lakukan dalam mensejahterakan
masyarakat dan tindakan yang bagaimana yang bisa dirasakan langsung
hasilnya oleh warga sehingga bisa meningkatkan taraf hidup lebih baik, itu sih
intinya, tidak usah bicara manis tapi langsung kerja buktikan hasilnya!
Ya segitu saja selayang pandang suasana pemilu yang sedang berlangsung
di kota saya ini. Walau tidak hingar bingar kelihatannya, tapi saya lihat
semuanya berjalan sangat teratur dan terarah, bukan saja pelaksanaan
pemilunya, tapi juga program dan kegiatan yang diusung oleh para
kandidatnya, kami warga disini pun mengharapkan walikota yang terpilih
nanti, bisa lebih menjamin kemakmuran warga untuk kehidupan selanjutnya.
Salam hangat, wk

Anda mungkin juga menyukai