Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH PLANKTONOLOGI

FITOPLANKTON AIR LAUT DAN PAYAU


DIBUAT UNTUK MEMENUHI TUGAS PLANKTONOLOGI










Disusun Oleh :
Kelompok 9 FPIK Kelas C
Anggota :
1. Aulia Gustal P (230210130068)
2. M. Fadhil S Adzani (230110130120)
3. Taufiq Hidayat (230110130128)
4. Rahman Arif F (230110130147)
5. Dita Tania Suhendar (230110130154)
6. Windi Ariyani (230110130155)
7. Refky Aditya Y (230110130160)
8. Hilman Heriyanto (230110130172)



FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2014

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Padjadjaran 2014

2 Planktonologi

KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami panjatkan puji serta syukur atas khadirat Tuhan Yang Maha
Esa. Dengan rahmat dan ridhonya lah sehingga kita bisa menyelesaikan makalah ini.
Semoga di setiap derap langkah dan lantunan nafas kita senantiasa berada pada
lindungannya.
Ilmu pengetahuan mengenai segala seluk beluk plankton sudah berkembang
pesat. Ditambah dengan kemajuan teknologi dan informasi sehingga memudahkan
setiap orang untuk mendapatkan akses kajian. Dalam menjadikan sumber daya manusia
yang handal, perlu adanya suatu kajian mendalam mengenai materi yang dibahas
sehingga pembelajar bisa mencapai predikat mahir dan mampu mengaplikasikannya di
kehidupan sehari-hari.
Pembuatan makalah ini merupakan upaya untuk memenuhi tugas mata kuliah
planktonologi di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Hal ini dilakukan agar
diperoleh pemahaman dan analisis mendalam mengenai materi yang disampaikan pada
perkuliahan.
Terimakasih kami ucapkan pula kepada seluruh pihak terkait dalam pembuatan
makalah ini. Terimakasih secara khusus diberikan kepada seluruh anggota kelompok 9
yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini hingga selesai.
Akhir kata dari kami, mohon maaf jika terdapat kekurangan pada makalah yang
kami buat ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembacanya dan menjadi pustaka
rujukan pada mata kuliah Planktonologi.
Jatinangor, 30-03-2014

Penyusun (kelompok 9)


Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Padjadjaran 2014

3 Planktonologi
Daftar Isi
KATA PENGANTAR .................................................................... 2
DAFTAR ISI .......................................................................................... 3
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... 4
DAFTAR TABEL ............................................................................... 4
1. BAB I PEMBUKAAN .................................................................... 5
1.1. Latar Belakang ............................................................................... 5
1.2. Rumusan Masalah .................................................................... 5
1.3. Tujuan .......................................................................................... 6
1.4. Metode .......................................................................................... 6

2. BAB II PEMBAHASAN ..................................................................... 7
2.1. Fitoplankton Air Laut dan Air Payau ............................................... 7
2.2. Sistematika Fitoplankton Air Laut dan Air Payau .......................... 10
2.3. Morfologi Fitoplankton Air Laut dan Air Payau ..................................... 13
2.3.1. Bentuk Permukaan ........................................................... 13
2.3.2. Alat Gerak ...................................................................... 14
2.3.3. Dinding Sel ...................................................................... 15
2.4. Metode Reproduksi ...................................................................... 15
2.4.1. Perbedaan Metode Reproduksi Fitoplankton Air Asin ..... 15
2.4.2. Persamaan Metode Reoproduksi Fitoplankton Air Asin ..... 17

3. BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 18
3.1. Kesimpulan ................................................................................ 18
3.2. Saran ........................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 19
Glosarium ........................................................................................... 20

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Padjadjaran 2014

4 Planktonologi
Daftar Gambar
Gambar 1 Calothrix sp ...................................................................... 9
Gambar 2 Peridinium sp ...................................................................... 9
Gambar 3 Skletonema costatum ........................................................... 9
Gambar 4 Bioluminance pada Ceratium sp ................................................ 13
Gambar 5 Central nodule dan raphe ........................................................... 14
Gambar 6 Flagel pada Noctiluca .......................................... 14
Gambar 7 Daur hidup diatome ........................................................... 16
Gambar 8 Akineta pada cyanophyta ........................................................... 16

Daftar Tabel
Tabel 1 Sistematika fitoplankton air payau dan air laut ............................ 10
Tabel 2 Perbandingan reproduksi fitoplankton air payau dan air laut ....... 15










Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Padjadjaran 2014

5 Planktonologi
1. BAB I PEMBUKAAN
1.1. Latar Belakang
Luas lautan yang mencapai sekitar 70% dari luas permukaan bumi. Laut
merupakan cadangan air terbanyak karena merupakan tempat penampungan air
dari air darat. Antara lautan dan air yang mengalir dari daratan dihubungkan
oleh suatu muara, dimana muara tersebut memiliki sifat sebagai pencampuran
air tawar dari air darat dan air asin dari laut. Dengan pencampuran kedua rasa air
tersebut,disebutlah air di daerah muara tersebut sebagai air payau.
Air payau memiliki salinitas antara 0,5 30 ppt (Part Per Thausand).
Sementara air laut memiliki salinitas > 30 ppt (Part Per Thausand). Sehingga
tentu ekosistem air payau, air laut dan air tawar (salinitas 0-0,5 ppt) berbeda.
Namun tetap saja plankton lah yang menjadi produsen utama perairan.
Plankton merupakan jasad renik yang melayang-layang di dalam air dan
tidak terikat oleh pantai dan dasar. Terdapat dua kelompok plankton yaitu
zooplankton (plankton hewani), dan fitoplankton (plankton nabati). Plankton
yang digolongkan kedalam fitoplankton adalah plankton yang memiliki zat
warna seperti klorofil, karoten, dan lain sebagainya, sehingga mereka bersifat
autotrof atau mampu membuat makanannya sendiri. Fitoplankton pun memiliki
ciri tersendiri yaitu tidak bergerak atau mampu bergerak sedikit. Fitoplankton
dapat melakukan fotosintesis, sehingga dengan jumlah mereka yang sangat
banyak ia menjadi produsen utama di perairan sekaligus penyumbang oksigen
terbesar di perairan dan di dunia.

1.2. Rumusan Masalah
Fitoplankton air laut, air payau dan air tawar memiliki karakteristik
tersendiri untuk menjalankan perannya di alam. Hal ini terjadi karena
penyesuaian dan cara hidup mereka yang berbeda. Namun semuanya memiliki
keidentikan sehingga sulit untuk dibedakan. Padahal fitoplankton air asin
memegang peran penting di ekosistem.
Berdasarkan adaptasi morfologi, fisiologi dan behavioral terhadap
lingkungan hidupnya, plankton air asin bisa dibedakan dengan plankton air

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Padjadjaran 2014

6 Planktonologi
tawar. Dengan mengetahui berbagai aspek dari cara hidup fitoplankton air laut
dan payau, kita dapat menjadikan mereka sebagai barometer pembeda dengan
fitoplankton yang hidup di air tawar. Beberapa aspek yang dapat menjadi
barometer pembeda antara fitoplankton air asin dan air tawar yaitu sistematika,
morfologi, dan reproduksi. Hal ini karena ketiga aspek tersebut dipengaruhi oleh
tempat hidup dari fitoplankton.
Dari apa yang telah diuraikan sebelumnya, maka terdapat suatu
permasalahan pokok yang harus diselesaikan, permasalahan tersebut adalah:
Bagaimana sistematika, morfologi, dan reproduksi fitoplankton air laut
dan air payau?
Masalah tersebut memerlukan penyelesaian efektif dengan fakta dan
referensi yang kuat agar dihasilkan kesimpulan yang benar. Nantinya hasil
penyelesaian ini dapat digunakan sebagai referensi keilmuan terutaman dalam
bidang planktonologi.

1.3. Tujuan
Tujuan khusus dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah planktonologi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
Padjadjaran. Ada pun tujuan dasar dari pembuatan makalah ini,yaitu
1. Untuk mengetahui sistematika dari fitoplankton yag hidup di air laut
dan payau;
2. Sebagai sumber tertulis mengenai ciri-ciri khusus dari morfologi
plankton yang hidup di air laut dan payau;
3. Dapat mengetahui perbedaan dan persamaan dari cara reproduksi
berbagai jenis fitoplankton yang hidup di air asin dengan fitoplankton
yang hidup di air tawar.

1.4. Metode
Beberapa metode kami gunakan untuk memperkuat referensi dari
makalah ini, sehingga penyelesaian dari rumusan masalah dapat dipertanggung
jawabkan sebagaimana mestinya. Metode-metode yang kami gunakan adalah:

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Padjadjaran 2014

7 Planktonologi
1. Studi Pustaka
Yaitu metode yang memanfaatkan buku-buku literatur dalam
pencarian informasi yang dapat menyelesaikan rumusan masalah.
Buku literatur yang dimakud berupa buku yang digunakan sebagai
sumber referensi keilmuan yang memiliki hubungan erat dengan
tema yang dibahas oleh kami. Metode ini menjadi metode utama dari
berbagai materi yang dimuat dalam makalah ini.
2. Analisis Media
Yaitu metode yang memanfaatkan media massa atau media cetak
berupa internet, televisi, radio, koran,ataupun majalah. Metode ini
diyakini adalah metode praktis dan mempermudah pengguna untuk
melengkapi informasi yang dibutuhkan guna memperkuat informasi.
Namun karena sifatnya yang sangat umum, sehingga bisa saja
informasi yang didapat bukan dari ahlinya dan tidak bisa
dipertanggung jawabkan, sehingga penggunaan metode ini haruslah
sangat hati-hati. Demi kelancaran dalam kebenaran informasi, kami
menggunakan metode ini dan membatasinya hanya melalui web saja
sebagai informasi tambahan dari makalah ini.
3. Metode Deskriptif
Yaitu metode yang bertujuan menggambarkan objek secara
sistematis, faktual, dan akurat dengan memanfaatkan hasil observasi
sebelumnya. Kami menggunakan metode ini untuk mempermudah
pencarian informasi dan pemahaman analisis yang lebih mendalam.
Observasi yang dimaksud adalah berupa praktikum planktonologi
yang selalu rutin diadakan seminggu sekali. Dengan data yang
diperoleh dari praktikum, kami gunakan untuk memperkuat
informasi yang kami dapat agar sesuai dengan fakta dan dapat
dipertanggung jawabkan.




Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Padjadjaran 2014

8 Planktonologi
2. BAB II PEMBAHASAN
2.1. Fitoplankton Air Laut dan Air Payau
Menurut habitatnya, plankton yang hidup di laut dinamakan Haliplankton /
Marineplankton, sementara plankton yang hidup di air payau dinamakan
Hipalmiroplankton. Fitoplankton yang hidup di air payau dan air laut sebenarnya
hanya dari 3 fillum utama, yaitu:
Chrysophyta : alga kuning hijau hidup di air tawar dan air laut;
Phyrropphyta : alga kuning yang hidup sebagai plankton di air
tawar dan air laut;
Cyanophyta : alga biru yang hidup di air tawar dan air laut;
Ada pula fitoplankton dari fillum Euglenophyta dan Chlorophyta yang
dapat hidup di air laut dan payau, namun jumlahnya sangat sedikit. Pada
Chlorophyta hanya ditemukan 10% di air asin. Sementara pada divisi
Cyanophyta tersebar di air tawar maupun di air laut, bahkan di seluruh perairan
hingga tempat yang ekstrem dengan suhu atau pH yang tinggi. Lalu habitat
untuk divisi Chrysophyta banyak ditemukan di laut. Divisi Phyrrophyta terdapat
80% ada di laut. Lalu divisi Euglenophyta ditemukan lebih sedikit di perairan
laut dan payau dibandingkan dengan di air tawar. Fitoplankton yang memegang
peran penting di lautan adalah Diatomae, yaitu suatu kelas dari Chrysophyta
yang dimakan langsung oleh ikan.
Menurut para ahli, kapasitas fotosintesis fitoplankton di air laut lebih
besar dari pada seluruh flora di daratan. Hal ini terjadi karena:
Luas permukaan laut mencapai 70% dari luas permukaan bumi;
Fitoplankton dapat hidup mencapai 100 m dibawah permukaan laut;
Gangguan ekosistem daratan lebih besar dari pada lautan, seperti
perumahan, sanitasi yang buruk, pencemaran lingkungan, limbah
domestik, dan sebagainya yang menghambat pertumbuhan flora
daratan.
Klorofil dari daratan dari flora lebih sedikit (bahkan bernilai nol di
daerah tertentu) dari pada jumlah klorofil di lautan dari fitoplankton.

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Padjadjaran 2014

9 Planktonologi
Dengan banyaknya fitoplankton di laut, tentu mengakibatkan banyaknya
zooplankton yang memakan fitoplankton itu sendiri dan menjadi primary
consumer lain untuk ikan dan udang-udangan.
Berikut ini adalah beberapa contoh spesies yang merupakan fitoplankton
yang hidup di air asin:
Kingdom : Plantae
Fillum : Cyanophyta
Kelas : Cyanophycrae
Ordo : Nostocales
Famili : Rivulariceae
Genus : Calothrix
Spesies : Calothrix sp
Habitat : Air Payau

Kingdom : Plantae
Fillum : Phyrophyta
Kelas : Dinophyceae
Ordo : Peridinales
Famili : Peridiniaceae
Genus : Peridinium
Spesies : Peridinium sp
Habitat : Air laut

Kingdom : Plantae
Fillum : Chrysophyta
Kelas : Chrysophyceae
Ordo : Centrales
Famili : Coscinodiscaceae
Genus : Skletonema
Spesies : Skletonema costatum
Habitat : Air laut
Gambar 1 Calothrix sp
Gambar 2 Peridinium sp
Gambar 3 Skletonema costatum

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Padjadjaran 2014

10 Planktonologi
2.2. Sistematika Fitoplankton Air Laut dan Air Payau
Terdapat empat faktor utama yang menjadikan fitoplankton digolongkan
sesuai fillumnya, seperti alat gerak (ada flagel atau tidak), makanan cadangan,
pigmen, dan jenis dinding sel. Namun jika merujuk pada penyesuaian tempat
tinggal, pastilah fillum yang tinggal di tempat yang sama memiliki sedikit
persamaan, termasuk semua fitoplankton yang hidup di air laut dan air payau.
Pada beberapa sumber, terdapat dua fillum alga lainnya yang hidup di laut,yaitu
Phaeophyta dan Rhodophyta (Sahlan, 1982). Namun karena kedua fillum
tersebut bersifat makroskopik, maka kedua fillum tersebut tidak digolongkan
sebagai plankton. Berikut adalah sistematikanya:

Tabel 1 Sistematika fitoplankton air payau dan air laut
Fillum
Aspek
Chrypsophyta Phyrrophyta Cyanophyta
Pigmen Klorofil a, b,
karoten,
xanthophyl
Klorofil a, c,
karoten,
xantophyl
klorofil a, b, karoten,
lutein, zeaxanthin,
myxoxanthin,
oscilloxanthin,
phycoerythrin,
phycocyanin
Dinding
sel
Silikat, sebagian
diselaputi lendir
Ada yang kotak-
kotak tebal
(theca), ada yang
tidak berdinding
tapi seperti
membran yang
dapat berubah-
rubah
Memiliki lendir tebal
pada dinding sel
Flagel heterokonte Heterokonte,
terdapat 2 buah
Umumnya tidak punya
alat gerak, namun jika

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Padjadjaran 2014

11 Planktonologi
ada substrat dapat
bergerak maju-mundur
dengan lendirnya, tiap
sel akan berdekatan
untuk memanjang dan
memendek secara
berganti sehingga bisa
bergerak
Bentuk
Tubuh
Batang (bacil),
dengan sel terdiri
dari hipotheca dan
Epitecha, Chaetae
(panjang dan
berduri)
Sesuai dengan
bentuk selnya
Filamen
Ciri
Khusus
Memiliki dinding
sel berupa silikat,
melayang di lautan,
produsen utama
lautan
Phyrrophyta dapat
melakukan
bioluminensensi
(emisi cahaya
oleh rangsangan
kimia), noctiluca
(penghasil cahaya
dari gesekan
fosfor yang
teroksidasi oleh
air di sekitarnya),
melakukan
cyclomerfosis
(menambah jari-
jari sebagai
pertahanan diri)
Memiliki heterosit (sel
perangsang sel lain
untuk membelah diri,
dan berisi spora) dan
akineta (sel tebal yang
digunakan untuk
mempertahankan diri),
beberapa genus dapat
mengikat N
2
, tidak
punya inti sel sempurna
(berupa partikel
kromatin yang
berkelompok)

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Padjadjaran 2014

12 Planktonologi
Cadangan
Makanan
Karbohidrat, lemak Lemak,
karbohidrat
(tepung), protein
Karbohidrat (glikogen),
stratch (tepung), dan
protein
Cara
Hidup
Sel tunggal,
kosmopolit,
turbular, dan koloni
Kosmopolit,
uniseluler, ada
yang holofitik,
ada yang
holozoik, parasit
dan ada yang
saprofit.
Kosmopolit, bentuk
hidup 1 sel (uniseluler,
koloni, filamen), tahan
kekeringan

Terdapat kesamaan dari ketiga fillum di atas, seperti memiliki pigmen
klorofil a, b, dan karoten. Hal ini menunjukan bahwa plankton yang hidup di air
asin memiliki warna yang beragam (tidak hanya hijau). Pada Cyanophyta
terdapat pigmen phycocyanin yang berwarna biru, dan phycoerythrin yang
berwarna merah. Pada chrysophyta memiliki karoten dan xanthophyl yang
berwarna agak kuning. Bahkan warna pada Phyrophyta lebih beragam seperti
kuning, kuning-hijau, kemerahan, dan sawo matang.
Hampir semua fitoplankton air asin dapat bergerak, namun
membutuhkan substrat untuk bergerak. Fitoplankton air asin banyak melayang-
layang sebagai pakan alami yang bebas dan mampu hidup hingga kedalaman
100 m dibawah permukaan laut yang masih ada cahaya matahari. Dinding sel
fitoplankton air asin umumnya tebal dengan bahan yang berbeda.
Fitoplankton air asin (payau maupun laut) memiliki adaptasi tinggi,
terutama untuk fitoplankton air payau. Terbukti dengan cara hidup mereka yang
umumnya kosmopolit. Laut yang kaya akan nutrisi dan memiliki lapisan suhu di
tiap kedalamannya membuat fitoplankton tumbuh di kedalaman tertentu dengan
cadangan makanan berupa kabohidrat dan protein untuk keberlangsungan
metabolisme.
Sistematika yang paling khusus dari fitoplankton laut dan payau yaitu
bentuknya yang cantik dan unik. Bahkan pada fillum Phyrophyta dapat

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Padjadjaran 2014

13 Planktonologi
memberikan cahaya berupa Bioluminance. Organisme yang dapat melakukannya
yaitu Noctiluca, Gonyaulax, Pyrocystis, Pyrodinium, dan Peridinium.





Selain ketiga fillum tersebut, ada pula dari fillum Chlorophyta yang
ditemukan sedikit di air payau. Biasanya berupa benang-benang, contohnya
Chaetomorpha,dan Entomorpha. Sementara Chlorophyta yang hidup di laut
contohnya Caulerpa, dan Ulva. Diketahui mereka memiliki adaptasi yang baik
sehingga bisa hidup pada salinitas > 0,5 ppt.

2.3. Morfologi Fitoplankton Air Laut dan Air Payau
Morfologi memiliki hubungan erat dengan bentuk permukaan tubuh.
Bentuk permukaan fitoplankton air asin dan air tawar ternyata berbeda, dan ini
tergantung dari bentuk sel dan dinding sel organisme tersebut.

2.3.1. Bentuk Permukaan
Hampir semua bentuk permukaan fitoplankton air asin memiliki
bentuk yang cantik dan unik. Namun tetap saja dipengaruhi oleh dinding
selnya. Pada umumnya, bentuk dari fitoplankton yaitu coccus
(membulat), fillamen (untaian), dan batang dengan bentuk yang
beragam.
Pada diatom, terdapat dinding sel berupa silikat yang disebut
frustule. Frustule tersebut terbagi menjadi dua bagian, yaitu epitecha dan
hipotecha, dimana diantara keduanya terdapat raphe sebagai lubang yang
memanjang. Di bagian tengah sel, terdapat central nodule yang memiliki
dinding sel tebal. terdapat suatu ornamen berupa lubang pada frustule
yang disebut areola. Namun ada pula frustule yang tidak ada ornamennya
Gambar 4 Bioluminance pada Ceratium sp

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Padjadjaran 2014

14 Planktonologi


Flagel
yang disebut hyalin. Pada bagian tubuhnya, dua keping sel diatom
(valve), yaitu epivalve (keping atas) dan hipovalve (keping bawah).
Contohnya Navicula elliptica.


Pigmen tubuh fitoplankton dapat terlihat dari permukaan
tubuhnya, sehingga cukup mudah bagi kita membedakan fitoplankton
dari warnanya.

2.3.2. Alat Gerak
Alat gerak fitoplankton
air laut bermacam-macam.
Namun pada umumnya
memiliki flagel yang
membuatnya bisa bergerak
sedikit. Flagel dari
fitoplankton air asin umumnya
heterokontae. Cyanophyta
bergerak melalui lendirnya
atau perpanjangan dan pemendekan sel tubuhnya. Namun pada
umumnya fitoplankton air laut bergerak pada saat terdapat substrat,
sehingga hidup mereka melayang-layang.




Central nodule
Raphe
Gambar 5 Center nodule dan Raphe
Gambar 6 Flagel pada Noctiluca

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Padjadjaran 2014

15 Planktonologi
2.3.3. Dinding Sel
Dinding sel dari fitoplankton air asin (payau dan laut) umumnya tebal.
Chrysophyta memiliki dinding sel yang terbuat dari silika, phyrophyta
memiliki dinding sel theca yang tebal, dan cyanophyta memiliki lendir
yang tebal. Dinding sel mereka yang tebal dikarenakan lingkungan
mereka yang memiliki salinitas tinggi, sehingga garam dan air tidak
mudah masuk ke dalam tubuh.

2.4. Metode Reproduksi
2.4.1. Perbedaan Metode Reproduksi Fitoplankton Air Asin
Reproduksi pada fitoplankton memiliki metode yang berbeda-
beda. Reproduksi terpengaruhi oleh adaptasi behavioral dan fisiologi.
Berikut adalah perbandingan metode reproduksinya:

Tabel 2 Perbandingan reproduksi fitoplankton air payau dan air laut
Metode Reproduksi
Fillum
Aseksual Seksual
Cyanophyta Membelah diri, spora,
fragmentasi, akinenta
Tidak ditemukan
Crysophyta Membelah diri, spora Konjugasi, oogami,
gametogenesis
Phyrrophyta Membelah diri, spora Isogami, anisogami,
resting kista

Crysophyta melakukan reproduksi dengan menggunakan
pembelahan sel vegetatif. Pada tahap meiosis, dua valve menjauh dan
terjadi pembelahan protoplas pararel pada valve. Valve yang terpisah
akan membelah dan menjadi valve yang baru, sementara valve yang
lainnya akan membelah dengan konsekuensi ukuran yang mengecil. Jika
ukurannya sudah melebihi batas, maka spesimen tersebut harus
melakukan konjugasi dengan gumpalan protoplasma hasil dari

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Padjadjaran 2014

16 Planktonologi
bercampurnya 2 protoplasma ini membesar sampai ukuran protoplasma
dari induknya semula, lalu protoplasma ini akan membentuk hipotecha
dan epitecha dengan ukuran yang sama dengan induknya semula.

Reproduksi phyrrophyta memiliki perkembang biakan yang
relatif berbeda sesuai jenisnya. Pada jenis yang memiliki sel kotak-kotak
(Peridinium ceratium), sel membelah diri melalui garis-garis tertentu
antara kotak-kotak, dua bagian ini selanjutnya memisahkan diri, dan tiap-
tiap bagian membuat sel dinding baru. Pembelahan sel searah logitudinal
dan transversal Pada sel serupa dan sel division dapat pula terjadi
pembentukan zoospora atau aplanospora. Pada reproduksi seksual,
isogami lebih sering terjadi dari pada anisogami dan resting kista.
Pada perkembang biakan dengan spora pada Cyanophyta
menggunakan spora yang disimpan pada heterocyst. Spora-spora tersebut
berupa endospora dan exospora. Sementara khusus untuk Cyanophyta
dapat menggunakan cara Akineta, yaitu vegetatif membesar yang berisi
cadangan makanan, setelah waktu tertentu akan berkembang menjadi
trichome baru.





Gambar 7 Daur hidup diatome
Gambar 8 Akineta pada cyanophyta

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Padjadjaran 2014

17 Planktonologi
2.4.2. Persamaan Metode Reoproduksi Fitoplankton Air Asin
Setelah diketahui metode reproduksi dari masing-masing
fitoplankton, ternyata fitoplankton air asin (payau dan laut) memiliki
persamaan, yaitu pada metode aseksual berupa pembelahan sel dan
pembentukan spora. Namun setiap fillum memiliki cara pembelahan sel
dan pembentukan spora yang berbeda.
Pembelahan sel mengandalkan proses secara mitosis dan meiosis
untuk membelah menjadi dua individu baru, baik ke arah longitudinal
maupun transversal. Pembelahan sel berlangsung relatif cepat, sehingga
mudah bagi fitoplankton untuk terus berkembang biak. Pembelahan sel
pada Crypsophyta terjadi melalui peleburan antara epitecha dan
hipotecha. Pembelahan sel pada phyrophyta terjadi pada garis-garis
penghubung antara kotak-kotak selnya. Sementara pada Cyanophyta
pembelahan sel dipicu oleh heterosit sehingga sel akan terus membelah.
Perkembang biakan yang menjadi persamaan pula yaitu
pembentukan spora. Pembentukan spora dilakukan pada sel khusus dari
masing-masing jenis fitoplankton. Spora yang dihasilkan akan
ditebarkan ke alam terbuka. setelah menempel pada substrat, jika
keadaan lingkungan mendukung maka individu baru akan tumbuh. Spora
yang dihasilkan dapat berupa zoospora, aplanospora, endospora dan
exospora tergantung dari genera pada setiap fillum. Pada chrysophyta,
pembentukan spora terjadi pada kondisi lingkungan yang buruk.







Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Padjadjaran 2014

18 Planktonologi
3. BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan
Fitoplankton air laut dan air payau hidup pada perairan dengan
salinitas > 0,5 ppt. Memiliki pigmen dengan warna yang beragam
seperti klorofil (hijau), phycocyanin (biru), pycoerythrin (merah),
dan karoten (kuning). Fitoplankton air laut dan payau dapat bergerak
ketika berada pada substrat melalui flagelnya atau pemanjangan-
pemendekan selnya. Namun fitoplankton air laut dan payau
umumnya melayang-layang di perairan yang masih tertembus cahaya
matahari.
Permukaan tubuh fitoplankton air laut dan air payau umumnya
memiliki bentuk yang unik dan indah. Dinding selnya cenderung
tebal (silikat, kotak tebal atau lendir tebal), berguna untuk
melindungi keseimbangan garam dan air dari bagian dalam tubuhnya.
Metode reproduksi pada masing-masing fillum fitoplankton yang
hidup di air laut dan air payau memiliki persamaan dan perbedaan.
Perbedaan dari keduanya adalah memiliki sistem reproduksi seksual
yang berbeda-beda (oogami, isogami, anisogami, konjugasi).
Sementara persamaan dari metode reproduksinya yaitu metode
aseksual melalui pembelahan sel dan pembentukan spora.

3.2. Saran
Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai fitoplankton
yang hidup di air payau dan fitoplankton yang hidup di air laut untuk
mengetahui perbedaan khusus diantara keduanya. Sehingga keilmuan
tentang planktonologi tentang ciri-ciri dari fitoplankton yang hidup di
air tawar, air payau dan air laut akan diketahui secara jelas.
Penelitian lanjutan diharapkan menggunakan aspek tambahan selain
dari sistematika, morfologi dan reproduksi. Atau dengan
memperdalam cara hidup fitoplankton dari masing-masing habitat.

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Padjadjaran 2014

19 Planktonologi
DAFTAR PUSTAKA
Agus, Wayan. 2003. Plankton Lingkungan Central Pertiwi Bahari. Tulangbawang: PT
Centralpertiwi Baharia
Dhahiyat, Yayat. 2011. Ekologi Perairan. Bandung: Unpad Press
Hasil Praktikum Planktonologi, FPIK UNPAD yang telah di-acc pada 10 Maret 2014
Hasil Praktikum Planktonologi, FPIK UNPAD yang telah di-acc pada 17 Maret 2014
Hasil Praktikum Planktonologi, FPIK UNPAD yang telah di-acc pada 24 Maret 2014
http://books.google.co.id/books?id=gtGYKtH8MowC&pg=PA49&lpg=PA49&dq=mor
fologi+fitoplankton+laut&source=bl&ots=UG_UKbtGzV&sig=d6vYov4sBXYaeW_Tb
BPnf0P8nm0&hl=en&sa=X&ei=n7I3U5fCEMX_rAfLtoDQCA&redir_esc=y#v=onepa
ge&q=morfologi%20fitoplankton%20laut&f=false (diakses pada 30-03-2014 pukul
12.33)
http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2271436-fitoplankton/ (diakses pada 30-
03-2014 pukul 08.10)
http://nsidc.org/cryosphere/seaice/environment/phytoplankton.html (Diakses pada 29-
03-2014 pukul 21.08)
http://www.aims.gov.au/docs/projectnet/trichodesmium.html (Diakses pada 30-03-2014
pukul 08.04)
http://www.bimbingan.org/contoh-fitoplankton-laut.htm (DIakses pada 29-03-2014
pukul 21.45)
Makalah Planktonologi Fitoplankton Air Tawar. Kelompok 9. FPIK UNPAD 2014
(digunakan sebagai pembanding)
Sachlan, M. 1982. Planktonologi. Semarang: Jurusan Perikanan Universitas Diponegoro


Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Padjadjaran 2014

20 Planktonologi
Glosarium

A
Akineta : Sel yang mengalami penebalan
dinding, ukurannya membesar dan
didalamnya terdapat spora (endospora).
Anisogami : keadaan yang melibatkan
peleburan gamet-gamet yang berlainan
ukuran dan/atau motilitasnya.
Aplanospora : Spora yang tidak memiliki
flagel.
Areola : Ornamen pada Diatom.
B
Behavioral : Kebiasaan suatu individu
pada perubahan keadaan lingkungan
tertentu.
Bioluminensensi : Gejala emisi cahaya
oleh rangsangan kimia
C
Central nodule : bagian tengah sel
diatom yang memiliki sel tebal
Cyclomerphosis : Perubahan bentuk
tubuh akibat suhu
D
E
Endospora : spora kecil yang dibentuk
secara endogen pada sel vegetative yang
uniseluler atau bentuk bantalan
Epitecha : cangkang diatom yang terletak
di bagian atas/luar, yang menutup cangkang
bawah (dalam)
Epivalve : Keping atas pada sel diatom
Exospora : Rantai spora
F
Filamen : Untaian protein berupa
benang-benang halus memanjang
Fisiologi : Aspek fungsi tubuh atau
organ tertentu
Flagel : Alat gerak pada mikroba
berupa bulu cambuk
Fotosintesis : Proses pembuatan
cadangan makanan oleh klorofil dengan
memanfaatkan cahaya matahari, CO
2
,
dan air.
Frustule : Dinding sel pada diatom
yang terbuat dari silikat
G
H
Heterocyst : Sel pada cyanophyta yang
berfungsi untuk merangsang sel lain
untuk membelah diri, dan berisi spora

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Padjadjaran 2014

21 Planktonologi
Heterokontae : Pasangan flagel yang
memiliki panjang yang berbeda
Hipotecha : cangkang diatom yang
terletak di bagian bawah/dalam
Hipovalve : Keping bawah pada sel
diatom
Holofitik : Plankton yang memiliki sifat
seperti hewan dan tumbuhan, namun
sifat tumbuhannya lebih dominan
Holozoik : Plankton yang memiliki sifat
seperti hewan dan tumbuhan, namun
sifat kehewanannya lebih dominan
I
Isogami : penyatuan dua gamet yang
secara morfologis tidak berbeda, yaitu tidak
terdiferensiasi dalam makro dan
mikrogamet
J
K
Karoten : Pigmen yang memiliki warna
kekuningan/oranye
Klorofil : Pigmen atau zat warna hijau
pada tumbuhan
Konjugasi : Perkembang biakan
melalui transfer bahan genetik (seperti
protoplasma) dan menghasilkan zigot
Kosmopolit : organisme yang
distribusinya luas,dan ada dimana-mana
Kromatin : bentuk kompleks dari asam
deoksiribonukleat, protein histon dan
protein non histon yang ditemukan pada inti
sel eukariota
L
Lutein : karotenoid berupa senyawa
berbentuk kristal padat dan berwarna
kuning
M
Makroskopik : Pernyataan sifat ukuran
yang bisa dilihat dengan mata telanjang
tanpa bantuan alat pembesar
Meiosis : Pembelahan sel dengan
perpasangan dari kromosom homolog serta
terjadi pengurangan jumlah kromosom
induk terhadap sel anak
Mikroskopik : Pernyataan sifat ukuran
sangat kecil dan tidak bisa dilihat dengan
mata telanjang, sehingga diperlukan
mikroskop untuk bisa melihatnya dengan
jelas
Mitosis : proses pembagian genom yang
telah digandakan oleh sel ke dua sel identik
yang dihasilkan oleh pembelahan sel
Morfologi : Bentuk perrmukaan tubuh
suatu organisme
N
O
Oogami : bentuk reproduksi seksual yang
menyangkut produksi gamet besar non-

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Padjadjaran 2014

22 Planktonologi
motil, yang dibuahi oleh gamet lebih kecil
yang motil
P
Parasit : Cara hidup suatu organisme
yang cara mendapatkan makanannya
adalah merebut zat makanan
organismelain yang ditumpanginya
Phycocyanin : Pigmen berwarna biru
dan merupakan protein kompleks
Phycoerythrin : Pigmen berwarna
merah pada tumbuhan dan algae
Pigmen : Zat warna tubuh
Planktonologi : Ilmu yang mempelajari
tentang kehidupan plankton
Protoplasma : Cairan yang ada di
dalam membran sel
Q
R
Raphe : Lubang memangjang yang
membagi keping diatom menjadi dua
S
Salinitas : tingkat keasinan atau kadar
garam pada air
Saprofit : organisme (tumbuhan) yang
hidup pada hasil lapukan jasad lain
Sistematika : ilmu mengenai taksonomi
tumbuhan atau hewan dng memperhatikan
kekerabatan dan evolusinya secara
eksperimental
Spora : unit reproduksi aseksual dan
digunakan untuk penyebaran organisme
T
Trichome : rangkaian selyang
membentuk filamen pada mikroalgae
U
Uniseluler : makhluk hidup yang terdiri
dari satu sel tunggal
V
Valve : Katup atau keping pada
diatomae
W
X
Xanthophyl : karotenoid yang membawa
atom oksigen
Y
Z
Zeaxanthin : karetoneid yang berwarna
warna hijau,kuning,oranye dan kemerahan
Zooplankton : Plankton hewani dari
kelompok hewan
Zoospora : Spora yang dapat bergerak
sendiri (seperti hewan)

Anda mungkin juga menyukai