Kalau sudah lulus kuliah kita mau bekerja dimana ? Di perusahaan minyak ? Tambang ? Kontraktor ? Konsultan ? Atau fokus jadi ibu rumah tangga yang berbakti kepada suami? Sebelum mulai menentukan, ada baiknya kita mencari informasi dulu nih tentang profesi-profesi yang akan kita geluti. Kebetulan kemarin Himpunan Mahasiswa Teknik Geologi Undip Magmadipa mengadakan seminar nasional, sebagai salah satu rangkaian acara dari Saga 2nd, dengan tema Generasi Muda Dalam Membangun Paradigma Indonesia Dalam Keprofesian Di Bidang Energi Sering kan ya kita mendengar ungkapan-ungkapan minyakk udahh mau abiisssss, atau seperti APBN jebol buat subsidi BBM, bahkan sampai krisis energi di depan mata, peradaban manusia sebentar lagiii punahh. Oke, mungkin ungkapan yang terakhir agak sedikit berlebihan, tapi intinya begitu rumor yang beredar di kalangan masyarakat. Bahwa cadangan energi terutama minyak bumi sudah semakin menipis. Dibutuhkan energi-energi alternatif lain seperti panas bumi, nuklir ataupun cahaya matahari. Tapi jangan khawatir, seperti dikatakan Pak Ignatius Tenny kemarin bahwa memang benar kalau kita sebaiknya menghemat bahan bakar, tapi ada altertanif juga yang dapat dilakukan seperti pengurangan subsidi bahan bakar minyak, dan uang subsidi tersebut dialihkan untuk mendukung eksplorasi sumber daya dan cadangan baru. Orang bilang minyak kita tinggal 12 tahunan lagi, gak perlu takut, pas saya kuliah dulu juga gossipnya minyak tinggal 10 tahun lagi. Weits, Saga 2nd bukan cuma di Seminar Nasional, masih ada acara-acara lain yang gak kalah serunya, seperti Olimpiade Geologi Magmadipa, dan juga Megathrust. Adik-adik kita di SMA ditantang pengetahuannya mengenai kebumian, seperti deskripsi batuan peraga, mengerjakan soal, bahkan ada tes lapangan juga loh. Sebelum acara juga mereka diwajibkan membuat essay loh. Rangkaian lomba dalam OGMA ini diikuti 28 tim dari SMA wilayah Jawa dan Bali. Lomba yang berlangsung tiga hari diakhiri dengan juara-juara di tiap bagian seperti juara lapangan yang diraih oleh tim SMA Semesta B, juara essay diraih oleh tim SMA 1 Bojonegoro, dan juara umum diraih oleh tim SMA Kesatuan Bangsa. Sedangkan di Megathrust, teman-teman di jenjang perkuliahan ditantang untuk memberikan inovasi-inovasi terbaru dalam menghadapi bencana alam, terutama di gempa bumi. Dari sekian banyak pendaftar, hanya diambil 5 tim dengan ide terbaik. Inovasinya beragam, ada yang menyarankan dengan perhitungan fisika, atau ada juga yang berinovasi dengan deteksi daerah rawan gempa dengan menggunakan internet. Tim dari Teknik Geologi Universitas Diponegoro mengusung ide untuk memperhatikan litologi serta daerah sekitar sebelum mulai mendirikan bangunan, dimana rekomendasi-rekomendasi tersebut bisa dilihat di internet. Akhirnya tim dari Universitas Brawijaya terpilih sebagai juara. Nah berakhirnya rangkaian SAGA 2nd ini memberi banyak kesan kepada masing-masing orang, entah itu mahasiswa yang terinspirasi dari seminar nasional, para juara yang pulang membawa piala, panitia yang tersenyum bahagia, atau partisipan lomba yang tersenyum kecut. Semua memiliki hikmah yang bisa diambil, dan semoga di tahun depan Saga semakin sukses, dan adik-adik yang belum menang di OGMA tahun ini semakin penasaran dan mencobanya lagi tahun depan, dengan animo yang semakin meningkat.