Industri dan produknya mempunyai dampak positif dan negatif kepada manusia. Di satu pihak akan memberikan keuntungan berupa terciptanya lapangan pekerjaan, mempermudah komunikasi dan transportasi serta akhirnya terjadi peningkatan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat. Di pihak lain timbul dampak negatif karena pajanan bahan-bahan yang terjadi pada proses industri atau oleh karena produk-produk hasil industri tersebut. Pajanan bahan- bahan tersebut mempengaruhi kesehatan lingkungan antara lain berupa pencemaran air, karena pembuangan limbah, pencemaran udara oleh bahan-bahan yang diolah atau karena asap pabrik tersebut. Penyakit akibat akibat kerja disebabkan oleh pajanan terhadap bahan kimia dan biologis, serta bahaya fisis di tempat kerja. Meskipun angka kejadiannya tampak lebih kecil dibandingkan dengan penyakit-penyakit utama penyebab cacat lain, terdapat bukti bahwa penyakit ini mengenai banyak cukup banyak orang, khususnya di negara-negara yang giat mengembangkan industri. Berbagai kelainan dan penyakit dapat timbul dan mengenai berbagai organ tubuh, seperti kelainan kulit, gangguan gastointestinal, kelainan mata, serta penyakit dan kelainan saluran napas. elainan yang terjadi ber!ariasi mulai dari yang ringan sampai kerusakan berat sehingga menimbulkan kecacatan pada penderitanya. Berdasarkan data lnternational "abor #rganitation $l"#% Penyakit &kibat erja $P&% mengakibatkan kematian sebesar ' juta orang pertahun. Data didapat berdasarkan penelitian (orld )ealth #rgani*ation $()#% di lima benua tahun +,,, memperlihatkan penyakit paru akibat pekerjaan menempati urutan ke - dalam P& sementara .ational lnstitute for #ccupational /afety and )ealth $.I#/)% memperkirakan '0,1 juta penduduk &merika yang bekerja di industri berisiko mengalami penyakit paru akibat kerja $PP&%. Penyakit paru akibat kerja disebabkan pajanan debu, uap dan gas organik dan anorganik yang terhirup pekerja di tempat kerja. elainan yang timbul tergantung dari jenis *at, debu, gas atau asap yang terhirup.ldentifikasi penyebab di tempat kerja dan monitoring merupakan hal penting karena menjadi dasar pencegahan PP& yang pada akhirnya menurunkan angka kesakitan. DEFINISI PENYAKIT PARU AKIBAT KERJA Definisi penyakit paru akibat kerja adalah penyakit atau kelainan paru yang timbul sehubungan dengan pekerjaannya. Berbagai bahan berupa debu, serat dan gas dapat timbul pada proses industri. 2ergantung pada jenis bahan tersebut maka penyakit yang ditimbulkannya pun bermacam-macam. Definisi PP& merupakan hal penting karena akan menentukan diagnosis dan pada akhirnya menentukan terapi yang tepat. Penting juga diingat bahwa P& tidak hanya semata-mata masalah medis, persoatan hukum termasuk dalarn pelaporan yang diperlukan dan kompensasi termasuk di dalamnya. EPIDEI!L!GI PENYAKIT PARU AKIBAT KERJA Penyakit paru akibat kerja terdiri dari pneumokoniosis $angka pre!alens di &merika dan lnggris antara ',1--34%, silikosis $lebih dari 534 pekerja pabrik di &merika menderita silikosis antara +,06 sampai +,,1%, asbestosis $pre!alens di dunia sekitar 3,374% bisinosis $6,,-4%, asma kerja, beriliosis, farmer8s lung disease, penumonitis hipersensitif, kanker paru akibat asbes dan lain-lain. Penelitian epidemiologi antara pekerja dan lingkungan menunjukkan hubungan antara pajanan tertentu dan efek merugikan yang ditimbulkan.)arus disadari bahwa penelitian epidemiologi penting untuk mengetahui proses patologis yang pada akhimya menimbulkan gerakan pencegahan, penatalaksanaan atau kompensasi. 9ntuk menegakkan apakah penyakit paru yang diderita berasal dari pekerjaan atau lingkungan, pertama haruslah dipastikan sejauh mana paparan atau pajanan berkontribusi terhadap penyakit. EKANISE PERTAHANAN PARU TERHADAP PARTIKEL TERINHALASI /istem pertahanan tubuh terhadap partikel yang terinhalasi meliputi - sistem pertahanan yang saling berkaitan dan bekerja sama yaitu: +. ;aris pertahanan pertama adalah pertahanan mekanik yang terdiri dari hidung dan jalan napas ekstratoraks yang meluas sarnpai ke glotis. )idung adalah penyaring luas yang efisien dan kebanyakan partikel berdiameter lebih dari +1<m berdeposit di dalamnya. =eseptor saluran napas kemudian menimbulkan konstriksi otot polos bronkus terhadap iritasi kimia dan fisik, menurunkan penetrasi partikel dan gas berbahaya serta mencetuskan bersin dan batuk. '. ;aris pertahanan ke-' adalah pertahanan selular yang terdapat dijalan napas konduksi seperti ruang rugi atau trakea dan bronkus sampai bronkiolus terminal. Partikel yang lebih kecil yaitu, partikel ukuran 1-+1 <m dapat mencapai saluran napas bawah. Di daerah ini akan dikeluarkan cairan yang melapisi saluran napas dan al!eoli serta mekanisme bersihan silia. >airan tersebut berfungsi sebagai barier fisik dan kimia berisi bahan yang mempunyai sifat bakterisidal dan detoksifikasi. -. ;aris pertahanan ke-- adalah pertahanan spesifik paru atau imuniti yang terdapat di parenkim paru, tempat terjadi pertukaran gas di dalamnya. Pertahanan spesifik paru terbagi atas ' sistem utama yaitu imuniti humoral $produksi antibodi% dan imuniti seluler $limfosit 2%. )anya partikel berukuran 3,1-1 <m $debu respirabel% yang dapat mencapai saluran napas terminal dan al!eoli. K!NSEP PENYAKIT PARU AKIBAT KERJA Proses terjadinya PP& menurut teori ekologi dipengaruhi oleh - faktor utama yaitu faktor agen $penyebab penyakit%, faktor penjamu dan faktor lingkungan. Dahulu konsep ini hanya digunakan untuk penyakit-penyakit infeksi namun setelah terjadi pergeseran penyakit, konsep ini juga tenyata dapat diterapkan pada penyakit lain, salah satunya PP&. Fakt"r A#en &gen adalah bahan yang terhirup oleh pekerja di tempat keria. &gen dapat berupa debu, uap ataupun gas. &gen yang dihasilkan dari lokasi tempat kerja mempunyai bentuk dan sifat yang ber!ariasi. =espons jaringan tubuh seseorang terhadap agen yang diinhalasi dipengaruhi faktor-faktor?. +. /ifat fisik +. eadaan fisik partikel, uap, debu atau gas. /ulfur dioksida diabsorbsi oleh partikel karbon dan dibawa masuk ke jalan napas distal '. Bentuk dan berat jenis partikel, menentukan tempat mengendap -. elarutan i. Partikulat, agen-agen yang tidak larut seperti asbes, menghasilkan aksi lokal, sementara agen terlarut seperti mangan mempunyai efek sistemik ii. ;as dan uap, agen yang relatif tidak terlarut seperti oksida dari nitrogen dihirup sampai saluran napas kecil, sementara agen terlarut seperti ammonia dan sulfur dioksida kadang melewati hidung dan nasofaring +. )igroskopisiti, peningkatan ukuran partikel dalam saluran napas '. andungan listrik yang dapat mempengaruhi tempat endapan '. /ifat imia +. easaman dan kebasaan, mempunyai efek toksik pada silia, sel dan sistem en*im '. emampuan untuk berkombinasi dengan *at di paru dan jaringan. &gen seperti karbon monoksida hidrogen sianida mempunyai efek sistemik sementara komponen fluorine mempunyai efek lokal dan sistemik -. @ibrogenisiti, absetosis dan silika adalah contoh fibrogenik sementara besi dan karbon merupakan contoh nonfibrogenik 7. &ntigenisiti, menstimulasi antibodi Fakt"r Penja$% @aktor penjamu dibagi menjadi genetik, umur, jenis kelamin $ perempuan lebih mudah sakit dibanding laki-laki% ras $ras minoritas mendapat pekerjaan yang lebih berbahaya dan tidak disukai daripada mayoritas%, status gi*i, pendidikan, kebiasaan merokok, obat-obatan, asap rokok, temperatur dan alkohol mempengaruhi fungsi silia dan makrofag, faktor anatomi dan fisiologi mempengaruhi pola pernapasan, keadaan imunologi dan kebiasaan menggunakan alat pelindung diri $&PD%. /ecara genetik pertahanan paru meliputi bersihan siliari, pembentukan antibodi humoral dan faktor lain yang mungkin berperan terhadap pencegahan penyakit. ecepatan bersihan ditentukan oleh faktor genetik yang luas. /eseorang mungkin dapat mempunyai gerakan siliaria cepat, seseorang lain dapat mempunyai gerakan siliaria pelan. @ungsi makrofag, bersihan mukosiliari dan sensiti!iti otot polos dapat dipengaruhi oleh berbagai pengaruh luar. Perbedaan status imun seseorang mempengaruhi respons agen terhirup sehingga terdapatnya atopy atau alergi dapat memperbesar terjadinya beberapa tipe asma akibat kerja. Fakt"r Lin#k%n#an @aktor lingkungan adalah tingkat pajanan debu dan lama pajanan yang diperhitungkan dalam masa kerja. @aktor lingkungan sangat berperan terhadap terjadinya penyakit paru akibat kerja. @aktor lingkungan diklasifikasikan menjadi: +. /afety ha*ards yang dihasilkan melalui pemindahan energi yang tidak terkontrol kepada resepien dari sumber seperti listrik, panas, kinetik atau radiasi '. )ealth ha*ards yang dihasilkan dalam lingkungan atau pekerjaan yang , termasuk: +. )a*ards kimia seperti timbal, merkuri atau pestisida '. )a*ards fisis termasuk kebisingan, getaran, suhu ekstrim dan radiasi -. )a*ards biokimia termasuk mengangkat beban berat dan berulang 4. )a*ards biologis termasuk )lA, hepatitis B dan >, 2B 1. /tress psikologis termasuk tuntutan pekerjaan yang tinggi PENCEGAHAN PENYAKIT PARU AKIBAT KERJA Pencegahan adalah upaya yang lebih penting daripada pengobatan. Bliminasi atau modifikasi !ektor yang diduga sebagai penyebab yang dapat menurunkan insidens penyakit, contohnya kontrol air terpolusi, mengeluarkan tar dari rokok. Pencegahan penyakit akibat kerja tergantung kejasama antara pemerintah, manajemen industri dan pekerja. &da dua faktor mengapa penyakit akibat kerja mudah dicegah. +. Bahan penyebab penyakit dapat diidentifikasi, diukur dan dikontrol '. Populasi yang berisiko mudah didatangi, dapat diawasi secara teratur dan diobati. 9paya pencegahan dibagi menjadi - tahap yaitu pencegahan primer, sekunder dan tersier. PENCEGAHAN PRIER /trategi pencegahan paling efektif adalah pencegahan primer. 2ujuan pencegahan primer adalah mencegah pajanan bahan yang menyebabkan sensitisasi di lingkungan kerja. Pencegahan primer utamanya terdiri dari penghilangan atau modifikasi risiko dari pajanan bahan berbahaya sebelum penyakit terjadi.Pencegahan primer memerlukan eliminasi dan reduksi pajanan *at berbahaya dan ditujukan pada timbulnya penyakit dengan menghindari bahan penyebab, pemakaian alat pelindung diri, meningkatkan kapasiti pekerja yang dapat meminimalisasi risiko sebelum sensitisasi terjadi. Prinsip dasar pencegahan primer adalah: &' Re#%(a)i Pemerintah dalam meregulasikan bahan berbahaya di tempat kerja menitik beratkan pada dua hal yaitu untuk mencegah kerusakan yang timbul dan menyediakan rancangan yang seragam. Pencegahan dan kontrol kerusakan pada PP& dicapai dengan berbagai strategi contohnya mengontrol ha*ard, memberikan patokan nilai ambang batas ha*ard, pemeriksaan kesehatan berkala, program kompensasi, pelatihan dan edukasi pekerja. Ni(ai a$ban# bata) *eb% Penyakit Paru &kibat erja sangat erat berhubungan dengan kontak debu karena sifat inhalasinya. &merican >onference of ;o!ernmental lndustrial )ygienist $&>;)I)% mengeluarkan pedoman yang dikenal sebagai 2hreshold "imit Aalues $2"As% dan Biological BCposure lncides $BBls% dalam membuat keputusan kadar pajanan yang aman terhadap berbagai macam *at kimia dan agen fisik di tempat kerja. >ontoh untuk nilai ambang batas debu total adalah +3 mgDm - time weight a!erage $2(&% untuk partikulat tanpa mengandung asbestos dan kristalin silika E +4, sementara untuk debu tambang batu bara nilai ambang batasnya adalah '.3 mgDm - 2(&. +' Se(ek)i ,a("n -ekerja /eleksi calon pekerja dilakukan dengan mengidentifikasi faktor risiko dengan pemeriksakan kesehatan sebelum bekerja untuk mengetahui riwayat kesehatan indi!idu. Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja dilakukan sebelum seseorang dipekerjakan atau ditempatkan pada tempat kerja dengan bahaya-bahaya kesehatan yang mungkin terjadi. ++ Prinsip dasar paru kerja adalah menerapkan keamanan pada tempat kerja pada seluruh karyawan. >ontoh dalam hal ini adalah indi!idu yang telah diketahui mengidap asma merupakan faktor risiko penting untuk terjadi asma kerja sehingga tidak ditempatkan di tempat terpajan debu. .' E(i$ina)i Bliminasi adalah menghilangkan salah satu atau lebih bahanD*at yang dinilai berbahaya. >ontoh dalam hal ini menghilangkan silika atau crystalline silica di industri terutama semen karena terbukti dapat menyebabkan silikosis. Bahkan I"#D()# meluncurkan program eliminasi global total silika di dunia pada tahun '3-3. /' S%b)tit%)i /ubstitusi adalah mengganti material menjadi kurang berbahaya atau mengganti hasil akhir produk menjadi kurang berbahaya atau mengganti proses berbahaya menjadi kurang berbahaya. >ontoh substitusi adalah pada deterjen bentuk serbuk lebih berbahaya dari pada bentuk pelet , kemudian substiusi sarung tangan lateC dengan protein rendah atau sarung tangan lateC bebas tepung atau sarung tangan non lateC karena terbukti menginduksi asma kerja di beberapa negara. 0' 1enti(a)i Aentilasi yaitu memindahkan debu atau sisa pembakaran dengan !entilasi yang sesuai. 9dara dialirkan satu arah dengan lubang jendela yang berbeda tingginya sehingga udara dapat mengalir dengan baik. 2' "*i3ika)i Modifikasi hampir sama dengan !entilasi namun digunakan untuk *at-*at yang lebih berbahaya. >ontohnya adalah membuat penutupan !entilasi $enclosure% pada debu silika yang dihasilkan pada pabrik semen. 4' Per(in*%n#an -er)"na( Perlindungan personal biasa disebut alat pelindung diri $&PD%. >ontoh &PD adalah masker atau respirator. Perlindungan personal mempunyai kekurangan karena menyebabkan ketidaknyamanan, kurang efisien, membutuhkan keahlian dan perawatan teratur, sehingga sangat tergantung pada kepatuhan pekerja. +1 Perlindungan personal dalam hal ini masker dijabarkan lebih jelas pada bagian dibawah ini. A(at -e(in*%n# *(ri &lat pelindung diri $&PD% merupakan hal penting bagi para pekerja. Digunakan untuk meminimalkan pajanan terhadap berbagai macam bahaya. >ontoh &PD adalah sarung tangan, sepatu khusus lapangan, kacamata khusus lapangan dan baju pelindung. Penggunaan &PD memerlukan pemahaman pekerja akan pentingnya &PD karena biasanya menyebabkan ketidaknyamanan sehingga &PD merupakan jalan terakhir pada pencegahan di tempat kerja. /elain itu diperlukan juga pemahaman tentang jenis-jenis &PD, mengetahui cara menilai bahaya di tempat kerja, memilih &PD yang sesuai dengan berbagai keadaan dan mengerti cara menggunakan &PD dengan benar serta cara memelihara &PD. &lat pelindung diri pernapasan yang digunakan di tempat kerja adalah masker dan respirator. Masker dan respirator memainkan peranan sangat penting dalam perlindungan pekerja dan intinya adalah pekerja harus memahami penggunaannya secara benar. /emua masker dan respirator harus disetujui oleh 9/ .ational lnstitute for #cupational /afety and )ealth $.I#/)%. =espirator dibagi menjadi ' kategori yaitu pemurni udara dan pemasok udara. =espirator biasa digunakan bersama masker, contoh-contoh yang biasa digunakan adalah: - Masker debu $)alf-@ace Mask%: jenis ini banyak digunakan dengan respirator pemurni udara dan beberapa dengan system pemasok udara - Masker penuh $@ull @ace Mask%? biasa digunakan dengan pemurni udara dan respirator pemasok udara, menutup seluruh wajah dan memberikan perlindungan lebih menyeluruh dibanding masker lain - =espirator pemurni udara $&ir-Purifyng =espirators%, menggunakan filter, catridges atau canister untuk memindahkan partikel, uap air danDatau gas yang terkandung dalam udara. Fenis respirator ini dilengkapi dengan masker separuh atau penuh wajah atau helm. - =espirator pemasok udara $/upplied &ir =espirators%, seperti namanya, memberikan udara bersih dari sumber bebas baik yang dibawa pengguna $self-containing breathing apparatusD/cuB&% atau dihantarkan ke pengguna melalui selang pemasok udara, biasanya juga ditambahkan daya dari baterai. >ontoh masker dan respirator yang biasa digunakan di tempat kerja terlihat pada gambar- gambar di bawah ini. Berdasarkan Fapan lndustrial /afety and )ealth &ssociation pemilihan masker debu harus dipastikan telah lulus uji model, harus sesuai dengan tugas atau pekerjaan dan harus pas di wajah. Masker debu tidak dapat digunakan di tempat dengan saturasi oksigen kurang dari +04. /elalu melakukan inspeksi sebelum dan sesudah menggunakannya untuk memastikan tidak ada kebocoran. Pastikan tidak ada ruang antara wajah dan masker dan dilarang menyelipkan benda apapun karena dapat mengganggu fungsi masker. Bila dirasakan sulit bernapas saat menggunakan rnasker debu, maka harus diganti dengan filter. PENCEGAHANSEKUNDER Pencegahan sekunder ditujukan untuk menilai dampak dari pekerjaan dan menemukan penyakit sedini mungkin dengan mengidentifikasi perubahan preklinik dari suatu penyakit. >ara yang dilakukan pada pencegahan sekunder adalah dengan pemeriksaan secara berkala meliputi kuesioner, pemeriksaan fisis terutama pemeriksaan paru, radiologis serta spirometri. +-,+6 Pemeriksaan berkala dilakukan dengan selang waktu tertentu yang teratur dengan cakupan keberkalaan dan pemeriksaan didasarkan pada sifat dan luasnya risiko yang terjadi. @okus pemeriksaan lebih ditujukan pada organ dan sistim tubuh yang paling mungkin terpengaruh di tempat kerja.
E5a(%a)i #an##%an 3%n#)i *an ke,a,atan B!aluasi gangguan fungsi dan kecacatan paru dilakukan secara bertahap yaitu menilai derajat sesak dan uji faal paru kemudian menilai pengaruh gangguan fungsi terhadap akti!itas kehidupan atau kemampuan melakukan pekerjaan. Pendekatan klinis secara menyeluruh diperlukan untuk e!aluasi gangguan fungsi dan penilaian kecacatan yang disebabkan oleh penyakit paru kerja meliputi pemeriksaan secara subjektif dan objektif yaitu anamnesis yang detail, pemeriksaan fisis serta pemeriksaan yang sudah standar seperti spirometri, kapasitas difusi untuk menentukan derajat beratnya penyakit. @oto toraks dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis. Pada beberapa kasus terkadang dilakukan pula cardiopulmonary eCercise testing $>PB2%Duji latih jantung paru dan analisis gas darah $&;D&%. Anamnesis ;ejala utama gangguan respirasi adalah batuk, sesak napas, rasa nyeri atau berat di dada. Batuk merupakan mekanisme pertahanan terhadap bahan iritan, benda asing ataupun untuk mengeluarkan produksi sputum yang berlebihan. Batuk merupakan gejala nonspesifik, dapat disebabkan berbagai macam faktor. Batuk dapat dibagi menjadi akut dan kronik berdasarkan lama batuk. Batuk akut umumnya E- minggu sedangkan batuk kronik G- minggu. (ee*ing atau mengi merupakan tanda terdapatnya sumbatan jalan napas. &namnesis frekuensi, faktor pencetus dan respons gejala tersebut terhadap terapi sangat diperlukan. /esak napas merupakan kesulitan atau rasa tak nyaman saat bernapas. /esak napas merupakan gejala respirasi yang sensitif tetapi tidak spesifik dan merupakan gejala utama saat sudah terjadi kecacatan paru. lasifikasi derajat sesak napas dapat dilakukan sesuai dengan &2/. Derajat sesak napas terkadang berkorelasi buruk dengan hasil pemeriksaan objektif. Pemeriksaan objektif yang tidak konsisten dengan derajat sesak napas tidak berarti bahwa keluhan pasien tidak !alid. @aktor yang turut berperan antara lain keterbatasan skala derajat sesak serta banyak faktor yang dapat menyebabkan sesak misalkan faktor fisiologis, psikologis seperti ansietas, gangguan jantung dan lain-lain oleh karena itu klinisi sebaiknya juga mencari penyebab sesak napas di luar paru bila hasil uji fungsi paru tidak sesuai dengan derajat sesak. &namnesis secara detail diperlukan untuk menegakkan diagnosis antara lain anamnesis pekerjaan yang dilakukan secara kronologis termasuk mulai bekerja pekerjaan paruh waktu dan hobi. &namnesis terhadap pajanan agen yang spesifik di tempat kerja seperti asap, debu dan lain-lain beserta waktu, lama dosis pajanan dan penggunaan alat pelindung diri. eluhan dari sesama pekerja juga menolong penegakkan diagnosis dan etiologi penyakit paru kerja Merokok merupakan penyebab utama atau faktor yang berperan besar untuk penyakit paru dan harus didapatkan lengkap mengenai jenis rokok, mulai merokok, jumlah, lama merokok serta pajanan asap rokok. Pemeriksaan fisis Pemeriksaan fisis dapat menunjukkan gangguan fungsi paru obstruksi atau restriksi yang melibatkan paru, dinding dada atau otot pernapasan serta menentukan apakah kelainan bersifat unilateral, bilateral, lokal ataupun difus. @rekuensi, pola pernapasan, kualitas bunyi, penggunaan otot bantu pernapasan, sianosis dan gejala kor pulmonal dapat menilai derajat beratnya gangguan fungsi. Manifestasi ekstraparu yang penting adalah jari tabuh. Fari tabuh merupakan tanda hipoksia kronik, terdapat pada fibrosis paru, bronkiektasis, karsinoma bronkogenik dan mesotelioma. Uji Faal Paru /pirometri digunakan untuk mengukur secara objektif gangguan respirasi apasitas !ital paksa $AP%, !olume ekspirasi paksa detik pertama $ABP + % dan perbandingan ABP + DAP merupakan nilai yang penting dalam penilaian gangguan fungsi paru serta membutuhkan kerjasama dari pasien. 9ji ini bersifat reliable dan reproducible menggunakan alat yang sederhana, murah dan banyak tersedia di tempat praktek. /pirometri dapat digunakan untuk membedakan kelainan paru obstruktif atau restriktif serta menilai derajat beratnya gangguan fungsi paru. /pirometi dilakukan oleh seseorang yang sudah terlatih dengan teknik yang sudah standar. )asil ABP + dan AP pasien kemudian dibandingkan dengan nilai prediksi. )asil pengukuran ini sebaiknya selalu dibandingkan dengan hasil uji sebelumnya terutama uji saat sebelum pekerja mendapat pajanan. Pengukuran kapasitas difusi menggunakan karbonmonoksida $>#% dapat dilakukan dengan manu!er single breathhold $D"co% dalam mlDkgDmenit pada suhu dan tekanan standar. apasitas difusi menunjukkan perpindahan oksigen $#'% dari al!eoli ke sel darah merah dalam kapiler paru yang tergantung dari luas permukaan tempat pertukaran gas, ketebalan jaringan interstisial juga jarak epitel al!eoli dan endotel pembuluh darah serta sel darah merah. Aolume paru, distribusi !entilasi, !olume plasma dan konsentasi hemoglobin juga mempengaruhi kapasitas difusi. Pemeriksaan ini tidak spesifik tapi cukup sensitif dan berguna untuk menilai gangguan restriksi serta lebih sensitif dibandingkan pengukuran !olume paru. apasitas difusi dan spirometri digunakan untuk mengklasifikasikan derajat gangguan fungsi respirasi. Derajat sesak napas berkorelasi baik dengan Dlco dan berkorelasi buruk dengan parameter fungsional seperti ABP + . 9ji faal paru standar dengan mengukur AP, ABP + dan D"co sebenarnya cukup untuk menilai kecacatan paru pada sebagian besar pekerja. &merican Medical &ssociation, &2/ dan &merican >ollege of #ccupational and Bn!ironmental Medicine $&>#BM% merekomendasikan penggunaan spirometri dan kapasitas difusi sebagai elemen utama untuk menilai gangguan fungsi paru. >otes dkk mempunyai hipotesis bahwa keterbatasan latihan karena gangguan fungsi paru memerlukan penilaian yang akurat dengan melakukan pengukuran !olume paru dinamik dan kapasi difusi. 9ji latih jantung paru dilakukan untuk mengukur konsumsi #' maksimal yang digunakan saat latihan $A# ' max% dan sebagai baku emas dalam menilai kemampuan seseorang untuk melakukan pekerjaan. Pemeriksaan ini selain berguna untuk menilai kecacatan paru juga untuk mengetahui derajat gangguan fungsi paru khususnya pada penyakit interstisial yang mengalami desaturasi #' saat latihan sehingga uji ini lebih sensitif daripada uji faal paru kon!ensional. Radioloi @oto toraks merupakan pemeriksaan standar untuk menilai gangguan respirasi. Pada sebagian besar kasus, penilaian kecacatan tidak menggunakan foto toraks karena korelasi antara fungsi paru dan kelainan radiologi terkadang tidak sesuai walaupun pada foto toraks sering ditemukan kelainan dengan kecacatan yang berarti misalkan pasien penyakit paru obstruktif gambaran radiologis dengan derajat abnormalitas gangguan fungsi paru berkorelasi buruk begitu pula pada pasien asma persisten berat hanya memperlihatkan kelainan minimal pada foto toraks. @oto toraks kurang berperan untuk menentukan kerusakan yang terjadi sehingga tidak digunakan untuk e!aluasi kecacatan akan tetapi pemeriksaan ini penting dalam menegakkan diagnosis. PENCEGAHAN TERSIER Pencegahan tersier ditujukan untuk meminimalkan komplikasi, menghindari kecacatan dan meningkatkan kualitas hidup agar dapat menjalani kehidupan secara normal dan dapat diterima oleh lingkungan. Prinsip pencegahan tersier adalah: +. Membatasi gangguan fisis dan sosial yang diakibatkan pekerjaannya sehingga timbul gejala dan PP&. Pada derajat ini yang dilakukan adalah tatalaksana dan terapi pada penyakit paru kerja yang telah terjadi. Pencegahan tersier disempumakan dengan meminimalkan dampak klinis merugikan kesehatan. >ontohnya adalah tatalaksana asma akibat keria, tujuannya adalah membatasi gejala dan penyakit atau ketidaknyamanan, meminimalkan cedera dan memaksimalkan fungsi kapasiti. '. Mutasi, merupakan salah satu cara pencegahan tersier, pekerja yang telah diketahui terkena PP& dipindahkan ke bagian lain yang terhindar dari pajanan sebelumnya. -. =ehabilitasi, dimulai sejak awal pengobatan. 2ujuan rehabilitasi adalah bila terjadi kecacatan baik sementara atau menetap, keadaan sosial dan pekerjaannya dapat diminimalisir. 7. ompensasi kecacatan permanen seperti pada kasus asbestosis. KESIPULAN +. Penyakit paru kerja adalah penyakit atau kelainan paru yang timbul sehubungan dengan pekerjaannya '. /istim pertahanan tubuh terhadap partikel terinhalasi meliputi pertahanan mekanik, selular dan imuniti -. onsep PP& merupakan trias yang terdiri dari agen, penjamu dan lingkungan 7. Pencegahan terdiri dari pencegahan primer, sekunder dan tersier 1. Pencegahan primer adalah pencegahan dini dari penyakit dengan mengontrol pajanan sebagai penyebab penyakit 5. Pencegahan sekunder adalah pencegahan dini komplikasi melalui diagnosis dini dan inter!ensi 6. Pencegahan tersier adalah pencegahan kompensasi Mudah-mudahan artikel tentang pencegahan penyakit paru akibat kerja ini dapat memberi manfaat kepada anda. jenis jenis alat pelindung diri (apd) ALAT PELINDUNG DIRI Secara sederhana yang dimaksud dengan Alat Pelindung Diri APD! adalah "se#erangkat alat yang digunakan tenaga ker$a untuk melindungi se%agian atau seluruh tu%uhnya dari adanya #&tensi %ahaya'kecelakaan ker$a(. APD tidaklah secara sem#urna da#at melindungi tu%uhnya) teta#i akan da#at mengurangi tingkat ke#arahan yang mungkin ter$adi. Pengendalian ini se%aiknya teta# di#adukan dan se%agai #elengka# #engendalian teknis mau#un #engendalian administrati*. Langkah+langkah yang #enting di#erhatikan se%elum menentukan APD yang akan digunakan) adalah , -. In.entarisasi #&tensi %ahaya yang da#at ter$adi. Langkah ini se%agai langkah a/al agar APD yang digunakan sesuai ke%utuhan 0. menentukan $umlah APD yang akan disediakan. 1umlah tenaga ker$a yang ter#a#ar langsung men$adi #ri&ritas utama. Dalam menentukan $umlah %ergantung #ula #ada $enis APD yang digunakan sendiri+ sendiri #ri%adi! atau APD yang da#at di#akai secara %ergantian. 2. memilih kualitas ' mutu dari APD yang akan digunakan. Penentuan mutu akan menentukan tingkat ke#arahan kecelakaan ' #enyakit aki%at ker$a yang da#at ter$adi. Penentuan mutu suatu APD da#at dilakukan melalui #r&ses #engu$ian di la%&rat&rium. Alat #elindung diri yang telah di#ilih hendaknya memenuhi ketentuan+ketentuan se%agai %erikut , Da#at mem%erikan #erlindungan terhada# %ahaya 3er%&%&t ringan Da#at di#akai secara 4eksi%el tidak mem%edakan $enis kelamin! Tidak menim%ulkan %ahaya tam%ahan Tidak mudah rusak 5emenuhi ketentuan dari standar yang ada Pemeliharaan mudah Penggantian suku cadang mudah Tidak mem%atasi gerak Rasa "tidak nyaman( tidak %erle%ihan rasa tidak nyaman tidak mungkin hilang sama sekali) namun dihara#kan masih dalam %atas t&leransi! 3entuknya cuku# menarik 1enis+1enis APD -. Alat Pelindung 6e#ala 7 T&#i #elindung helm!. 3erguna untuk melindungi ke#ala dari %enda+%enda keras yang ter$atuh) #ukulan) %enturan ke#ala) dan terkena arus listrik. 7 Tutu# ke#ala) %erguna untuk melindungi ke#ala dari ke%akaran) k&r&si) #anas ' dingin. Da#at ter%uat dari as%est&s) kain khusus tahan a#i dan k&r&si) ter%uat dari kulit atau kain tahan air. 7 8ats ' ca#) %erguna untuk melindungi ke#ala ram%ut! dari k&t&ran de%u mesin+ mesin %er#utar. 3iasanya ter%uat dari katun. 0. Alat Pelindung 5ata dan 5uka 7 S#ectacles) %erguna untuk melindungi mata dari #artikel+#artikel kecil) de%u dan radiasi gel&m%ang elektr&magnetik) kilatan cahaya atau sinar yang menyilaukan. Digunakan #ada tingkat %ahaya yang rendah. 7 G&ggles) digunakan untuk melindungi mata dari gas) ua#) de%u dan #ercikan larutan kimia. 3ahan da#at ter%uat dari #lastik yang trans#aran dengan lensa yang dila#isi k&%alt untuk melindungi %ahaya radiasi gel&m%ang elektr&magnetik n&n i&nisasi dan kesilauan atau lensa yang ter%uat dari kaca yang dila#isi timah hitam untuk melindungi dari radiasi gel&m%ang elektr&magnetik dan mengi&n. 7 Perisai muka) digunakan untuk melindungi mata atau muka. Da#at di#asang #ada helm atau #ada ke#ala langsung. Da#at #ula di#egang dengan tangan %anyak digunakan #ada #eker$aan #engelasan. 2. Alat Pelindung Telinga 3erguna untuk mengurangi intensitas suara yang masuk ke dalam telinga. Sum%at telinga ear #lug! da#at mengurangi intensitas suara -9 s'd -:d%. Di%edakan &leh 0 $enis) yaitu , + Ear #lug sekali #akai dis#&sa%le #lugs! Ter%uat dari kaca halus glass d&/n!) #lastik yang dila#isi glass d&/n) lilin yang %erisi katun /&&l /a;+im#regnated c&tt&n /&&l!) %usa #&lyurethane #&lyurethane *&am!. Ear #lug ini %iasanya disediakan %e%era#a %uah untuk satu #eri&de) %agi se&rang #eker$a. + Ear #lug yang da#at di#akai kem%ali Reusa%le #lugs! Ter%uat dari #lastik yang di%entuk #ermanen #ermanen m&ulded #lastic! atau karet. Untuk $enis ini ear #lug dicuci setia# selesai digunakan dan disim#an dalam tem#at yang steril. 6ele%ihan ear #lug di%andingkan dengan ear mu< adalah mudah untuk di%a/a dan disim#an karena ke#raktisan. Dan ear #lug tidak mengganggu a#a%ila digunakan %ersama+sama dengan kacamata helm. Tutu# telinga ear mu<!. Alat ini da#at melindungi %agian luar telinga daun telinga! dan alat ini le%ih e*ekti* dari sum%at telinga) karena da#at mengurangi intensitas suara hingga 09 s'd 29 d3. Ter%uat dari "cu#( yang menutu#i daun telinga. Agar tertutu# ra#at) #ada te#i "cu#( dila#isi dengan %antalan dari %usa. Tingkat attenuati&n yang e*ekti* %ergantung #ada kualitas %ahan "cu#( terse%ut. Di%andingkan dengan ear #lug) kele%ihan ear mu< antara lain adalah adanya kemudahan dalam #enga/asan %agi #eker$a %ila akan menera#kan kedisi#linan dalam #emakaian APD. Selain itu %ila telinga sedang terin*eksi) ear mu< teta# da#at digunakan. Ukuran ear mu< %agi setia# &rang le%ih 4eksi%el. Pemilihan dalam #enggunaan ear #lug atau ear mu< disesuaikan dengan k&ndisi dan ke%utuhan yang ada) karena masing+masing memiliki kele%ihan dan kekurangan. 4. Alat Pelindung Perna*asan 3erguna untuk melindungi #erna*asan terhada# gas) ua#) de%u) atau udara yang terk&ntaminasi di tem#at ker$a yang da#at %ersi*at racun) k&r&si atau#un rangsangan. 5asker untuk melindungi de%u ' #artikel+#artikel yang le%ih %esar yang masuk kedalam #erna*asan) da#at ter%uat dari kain dengan ukuran #&ri+#&ri tertentu. Res#irat&r) %erguna untuk melindungi #erna*asan dari de%u) ka%ut) ua# l&gam) asa# dan gas. Alat ini da#at di%edakan atas , a. Res#irat&r #emurni udara 5em%ersihkan udara dengan cara menyaring atau menyera# k&ntaminan dengan t&ksinitas rendah se%elum memasuki sistim #erna*asan) alat #em%ersihnya terdiri dari =lter untuk menangka# de%u dari udara Gam%ar -! atau ta%ung kimia yang da#at menyera# gas) ua# dan ka%ut gam%ar 0! %. Res#irat&r #enyalur udara 5em%erikan aliran udara yang terk&ntaminasi secara terus menerus. Udara da#at di#&m#akan dari sum%er yang $auh dihu%ungkan dengan selang tahan tekanan! atau dari #ersediaan yang #&rta%el se#erti ta%ung yang %erisi udara %ersih atau &ksigen!. 1enis ini %iasa dikenal dengan S>3A sel* c&ntained %reathing a##aratus! atau alat #erna*asan mandiri. Digunakan untuk tem#at ker$a yang terda#at gas %eracun atau kekurangan &ksigen. :. Alat Pelindung Tangan 3erguna untuk melindungi tangan dan %agian+%agian dari %enda+%enda ta$am ' g&resan) %ahan+%ahan kimia #adat ' larutan!) %enda+%enda #anas dingin atau k&ntak arus listrik. Sarung tangan da#at ter%uat dari karet melindungi tangan dari #a#aran %ahan kimia dan arus listrik!) kulit melindungi tangan dari %enda ta$am g&resan!) kain'katun melindungi tangan dari %enda #anas'dingin atau g&resan!. Sarung tangan untuk mengurangi dari #a#aran getar yang tinggi adalah sarung tangan kulit yang dilengka#i dengan %ahan #eredam getar %usa!. ?. Alat Pelindung 6aki 3erguna untuk melindungi kaki dan %agian+%agiannya dari %enda ter$atuh. 3enda+%enda ta$am ' #&t&ngan kaca) larutan kimia) %enda #anas dan k&ntak listrik. Da#at ter%uat dari kulit yang dila#isi as%es atau cr %agi #eker$a #engec&ran l&gam ' %a$a!. Se#atu keselamatan ker$a yang dilengka#i dengan %a$a diu$ungannya dan se#atu karet anti hantaran listrik. Pada industri ringan ' tem#at ker$a %iasa) cuku# memakai se#atu yang %aik dan untuk #eker$a /anita tidak di#erkenankan menggunakan se#atu %ertumit tinggi atau se#atu dengan alas yang datar dan licin. Untuk mencegah tergelincir se%aiknya menggunakan s&l anti sli# dari karet alam atau sintetik dengan m&ti* tim%ul. Untuk mencegah tusukan dari %enda+%enda runcing) s&l dila#isi dengan l&gam. Terhada# %ahaya listrik) se#atu seluruhnya di$ahit atau direkat) tidak menggunakan l&gam atau #aku. @. Pakaian Pelindung 3erguna untuk menutu#i seluruh atau se%agian dari #ercikan a#i) #anas) suhu) dingin) cairan kimia) dan minyak. 3ahan da#at ter%uat dari dril) kulit) #lastik) as%es atau kain yang dila#isi alumunium. 3entuknya da#at %eru#a a#r&n menutu#i se%agian tu%uh yaitu mulai dada sam#ai lutut!) celemek atau #akaian terusan dengan celana #an$ang dan lengan #an$ang &.eralls!. A. Sa%uk Pengaman sa*ety %elt! 3erguna untuk melindungi tu%uh dari kemungkinan ter$atuh) %iasanya digunakan #ada #eker$aan k&nstruksi dan meman$at tem#at tinggi. Terlanjur Menggunakan, Ini Solusinya! Kalau terlanjur menggunakan asbes, kita bisa meminimalkan dampak serat yang terlepas dari asbes dengan langkah-langkah: 1. Gunakan plafond untuk mencegah debu dan serat asbes jatuh ke dalam rumah. 2. Ganti asbes setiap 5 tahun sekali, alaupun tidak ada tanda-tanda rusak. !tau segera ganti bila sudah terlihat rusak. ". #aat mengerjakan asbes, baik memotong atau memasang di rangka atap, selalu menggunakan masker. $. %uat &entilasi yang baik di dalam rumah. !liran udara yang baik akan mengalirkan debu berbahaya keluar dari rumah. Kalau belum terlanjur menggunakan, pakai alternatif yang lebih baik untuk kesehatan, misalnya memanfaatkan material lain yang tidak berbahaya. Genteng tanah adalah pilihan bagus, atau bisa menggunakan fiberglass yang relatif lebih murah dibanding genteng tanah. 'roduk ino&asi baru juga bisa digunakan, seperti !tap %aja. (i pasaran juga sudah terdapat material pengganti sebagai alternatif asbes yaitu : Kalsiboard )serat selulosa, silika, *at aditif, semen, dan air+ !rde, )serat sintetis, serat selulosa, *at aditif, semen, dan air+ #eng -ternit )serat sintetis, serat selulosa, *at additif, semen, dan air+ .ips bagi yang ingin membangun rumah, utamakan kesehatan pengguna rumah. Gunakan material yang tidak berbahaya. %iasanya material yang sering membahayakan bagi kesehatan pemilik rumah adalah cat dan atap. /leh karena itu, pilihlah yang berkualitas, pilih yang dipercaya banyak orang, pilih yang tidak membahayakan kesehatan. Karena, kesehatan jauh lebih mahal daripada harga material bangunan