Anda di halaman 1dari 6

1

BAB I
PENDAHULUAN

Komposit adalah salah satu jenis material yang sangan luas digunakan karena
kemampuan adatasinya terhadap perbedaan lingkungan dan relative mudah dikombinasikan
dengan material lain untuk menghasilan material dengan sifat khusus dan sesuai dengan sifat-
sifat yang dikehendaki. Cepatnya pengembangan dan penggunaan material komposit bermula
pada tahun 1940-an yang memiliki tiga penggerak utama diantaranya.
1. Kendaraan militer seperti airplanes, helicopter, dan rockets, memerlukan material
premium dengan kekuata tinggi dan berat yang ringan. Sedangkan material logam
yang telah digunakan sampai point tersebut karena persyaratan akan sifat sifatnya
yang memenuhi, namun beban yang berat pada contoh komonponen tersebut
merupakan masalah besar. Beban yang tinggi pada pesawat dan helkopter itu sendiri,
mengurangi muatan yang dapatdiangkat dari mesin itu sendiri.
2. Industry polimer tumbuh dengan sangat cepat dan mencoba menggeser pasar plastic
dengan berbagai jenis alikasi. Munculnya jenis baru polimer yang ringan dari
pengembangan laboratorium menawarkan suatu solusi yang mungkin untuk berbagai
jenis keperluan, menghasilkan sesuatu yang dapat meningkatkan sifat sifat dari
plastic.
3. Kekuatan material yang sangat tinggi secara teori seperti fiber glass telah ditemukan
sebelumnya. Pertanyaannya adalah bagaimana mengunakan potensi kekuatan material
yang tinggi ini untuk menyelesaikna masalah yang disebabkan permintaan militer.
Satu hal yang mungkin patut dibicarakan adalah 4 generasi darikomposit
A. Generasi Pertama (1940-an) : Glas Fiber Reinforced Polymers
Sementara semakin jelas dlam membuat seluruh komponen (wings, nosecones,
helicopter rotor, etc) dari material kekuatan tinggi akan terjawab, namun ini bukan
solusinya. Material ini memang kuat tapi juga rapuh. Karena itu ketiak mereka gagal,
mereka membuat bencana besar. Material kekuatan tinggi secara teori dapat
berkurang sama sekali akibat cacat di dalam material, seperti retak mikro pada
permuaannya. Bisa juga beragam stress-to-failure secara luas diantara apa yang
seharusnya menjadi komponen yang identic, karena jumlah cacat dan ukuranya yang
berbeda untuk setiap potongan hasil manufaktur. Semenjak jumlah dari cacat yang
2

biasanya bersesuain dengan ukuran dari komponen, solusi hanya menggunkan sedikit
fiber dari high-strength material unutk meminimalkan cacat pada system.
1. Penambahan pada properties material
Para insinyur menyadari bahwa membenamkan fiber pada matriks pada
material kekuatan rendah meraka dapat menghasilkan material lebih kuat karena
fiber menghentikan perambatan retak pada matrix. Polimer matrix menyediakan
sebuah lingkungan bagi fiber untuk tinggal pada bentuk aslinya tunggal,
independent needle- dan melindungi fiber dari peregangan yang dapat
menyebabkan keretakan yang diakibatkan tegangan rendah. Fiber reinforced
memberikan kekuatan lebih pada material polimer yang rapuh dengan mengurung
kelebihan tegangan yang di transfer dari polimer ke fiber melalui kekuatan rekat
interfacialnya.
2. Industrial Cooperation
Dimulai dari tahun 1932, owen di USA memulai memproduksi fiber glass,
pada tahun 1935 dimerger dengan corning membentuk owens-corning fiber glass
untuk produksi masal fiber glass dan pada tahun 1939 Balzaretti Modigliani
memperoleh hak patent owen dan mentransfernya ke Saint-Gobain.















Pada saat yang bersamaan, perusahaan kimia memulai penelitian terhadapa
jenis polimer baru. Phenolic, urea, dan aniline-formaldehyde resins dikembangkan
Gambar 1.1 sejarah perkembangan bahan komposit di dunia
( Sumber : Tim Palucka Snd Bernadette Bensaude-Vincent, Composite
Overview)
3

pada awal 1930-an. Sepanjang dengan resin polyster unsaturated dipatenkan pada
1936 yang akan mendominasi lapangan komposit. P.Castn di Switzerland
menerima paten pertamanya untuk resin epoxy pada 1938, dan segera melisensi
patent ke Ciba. Kepentingan yang meningkat akan polimer di industry di
ditunjukkan dengan berdirinya society of the plastics industry pada 1937 diikuti
dengan Society of Plastics Engineeris pada 1941.
3. Permulaan Dari Industry Plastics Reinforced: GFRP
GFRP pertama kali digunakan untuk industry perkapalan. Fiberglass boat
diproduksi pada permulaan 1940-an menggantikan bahan tradisional seperti kayu
dan logam. Bahan yang ringan dan kuar seperti fiberglass komposit tidak menjadi
subjek karat atau busuk seperti kayu dan juaga sangat mudah dalam perawatan.
Pada 1942 angakatan lau USA menganti seluruh papan terminal kelistrikan pada
kapal mereka dengan fiberglass-melamine atau asbestos-melamin papan komposit
dengan meningkatkan sifat isolasi kelistrikan. Di wright-patterson air force base
pada 1943, project ekplorasi di luncurkan untuk membanun struktur komponen
pesawat terbang. Hasil dari pesawat terbang pertama dengan GFRP fuselage
menjadi dasar pada tahun berikutnya. Kemajuan signifikan lainnya adalah
pengembangan tooling process komponen GFRP oleh republic aviation
corporation pada 1943. Kemampuan untuk memotong dan membelah komponen
untuk membuang sisa ukuran dan menambahkan fleksibilitas dalam proses
produksi pada kompleks komponen. Komposit komersial pertama yang disebut
glass fiber reinforced plastic dan sangat mendominasi psar sekaran ini,
menyumbang sekitar 90% psar komposit.

B. Generasi Kedua (1960-an) : High Performance Composites
SPUTNIK
Event terbesar dunia adalah saat peluncuran satelit Soviet Sputnik pada tahun 1957
dan didorong perlombaan ruang angkasa. Pesawat ruang angkasa harus mampu
melawan gaya gravtasi bumi yang memerlukan material lebui kuat dan ringan dari
gfrp. Juga temperature yang dibangkitkan saat kembalinya pesawat ruang angkasa ke
bumi yang bias mencapai 1500 derajat celcius, dimana temperature ini diatas batas
temperature dari material komposit yang diketahui. Pada 1956 Cicinnati
Developmental Laboraotries menambahkan asbestos ke phenolic resin untuk
digunakan pada nosecone pesawat. Para ilmuwan juga mulai mencari metal matrix
4

composites (MMCs) sebagai solusi. MMCs menggunakan bahan inorganic yang khas,
ceramic fiber atau phase khusus untuk menambahkan ketahanan panas terhadap
logam ringan dan merendahkan koefisien thermal expansionnya.
Carbon dan boron
Pengembangan di laboratorium di pengaruhi dengan perhelatan besar dunia pada
1960 mendorong penggunaan terbarukan reinforcement fiber yang lebih kuat.
walaupun carbon dan boron fiber dikembangkan pada waktu yang bersamaan, karbon
memimpin lebih dulu pada 1960-an karena kemampuan prosesnya yang superior dan
lebih rendah biaya. Graphite fiber hanya digunkan pada matriks polimer di saat
sekarang ini karena rekativitas dari karbon dengan aluminium dan magnesium,
penggunaan grapite sebagai reinforcement untuk matrik logam pertamanya tidak
mungkin dilakukan.
Boron fiber yang memiliki keuata lebih dari karbon, tetapi boron memiliki 3 msalah :
a. Boron harus dideposit di kawat tungsten yang digunakan sebagai subtrsate.
b. Begitu juag penyusunnya yang masih mahal
c. Filament tidak dapat dibengkokkan pada radius yang rapat (kecil).
Aramid Fiber
Pada tahun 1971 dupont memperkenalkan kepada dunia tentang Kevlar, sebuah
fiber yang disasarkan pada aramid coumpond yang dikembangkan oleh Stephanie
Kwolek sebelunya pada tahun 1964. Aramid merupakan keluarga nylon dari polimer.
Feature kunci dari struktur aramin adalah aromatic ring ( bisanya benzene ring) yang
dihubungkan dengan group amide. Tampak sebuah kemungkinan pengurangan
energy meyakinkan dupont bahwa fiber-polimer untuk ban radial dapat menggntikan
sabuk baja sehingga mengurangi keselurhan berat dari mobil dan menghemat bahan
bakar.
C. Generasi Ketiga (1970-And Dan 1980-An) : Penelitian Tentang Pasar Baru Dan
Kesinergian Properties
Graphite Sport Gear
Karbon fiber digunakan secara ekstensif pada dunia olahraga dimulai pada tahun
1970, dengan raket graphite tennis dan clubs golf mengantikan head raket kayu dan
club batang baja dari pendahulu kedua benda tersebut. Dengan berat yang ringan
5

membuat ayunan dari raket tennis dan stick golf menjadi ringan sehingga menambah
kecepatan bola tennis dan bola golf yang membuatnya dapat dipukul lebih jauh.
Metal Matrix Composite
Keinginan untuk membuat sebuah pesawat ruang akasa yang dapat dipakai berkali
kali yang mana akan terkena suhu sangat tinggi secara berulang ulang. Atas dasar
inilah optimasi dari metal matriks komposit dibutuhkan. Metal matrixs composites
yang dibutukan disini adalah mengkombinasikan sifat sifat kekuatan Tarik tinggi,
ketahanan temperature tinggi, dan koefisien ekspansi termal yang rendah sehingga
material tidak akan mengembang dan mengkerut banyak selama periode perputran
regular dari panas. Fiber baru seperti SiC telah dikembangkan pada pertengahan
1970-an dan melapasi karbon dan boron fiber yagn membuatnya sekarang adiktif aktif
untuk matrik logam.
Pada pertengahan 1990-an variasi dari MMCs ditemukan untuk aplikasi pesawat
ruang angkasa : carbon reinforce dcopper digunakan pada combustion chamber untuk
rocket, SiC reinforced copper digunakan untuk nozzle rocket, Al2O3 reinforced
aluminium digunakan untuk fuselage dan SiC reinforced aluminium digunakan
untuck sayap dan blade. Ongkos produksi MMCs menghalangi material ini untuk
masuk ke pasar lain.
Ceramic Matrixs Composite
Pengembangan ceramic matrixs composites menunggu pengembangan fiber
reinforment pada temperature tinggi seperti SiC, karena fiber low-melting akan
hancur pada pemprosesan temperature tinggi sehingga memerlukan sintering keramik.
Yajimas mengembangakn nicalon SiC fiber pada 1976 yang mana menjadi suatu
langkah besar.
Alumina adalah salah satu jenis keramik dimana untuk mencegah retak rapuh dari
hip implant adalah suatu kejelasan yang menarik untuk diteliti. Dengan
menambahakan SiC ke matriks alumina, ketangguhan dari implant meningkat
sebanyak 50 %. Graphite fiber di matriks karbon menghasilkan kelas penting lain dari
CMCs yaitu carbo-carbon composite. Material ini memiliki ketahanan panas dan
ketangguhan yang sangat baik sehingga dipakai untuk rem pesawat terbang.tujuan
terbesar dari insinyur ceramic adalah memproduksi sebuah mesin yang seluruhnya
cera,ic yang digunakan di kendaraan bermotor. Untuk sementara hal itu hanya
harapan bahwa CMC seperti zirconia-toughened alumina akan memiliki ketangguhan
untuk dapat bertahan terhadap mechanical pounding.
6


D. Generasi Keempat (1990-an) : Material Hybrid, Nanocomposites, Dan Strategi
Biomimetic.
Pada 1990-an perguruan tinggi dan isndustri memulai researches untuk memperluas
paradigm composite menjadi lebih kecil dan skala yang lebih kecil pula.
Dari skala macroscopic ke skala molecular : hybrid material
Material hybrid mencapurkan organis dan inorganic material pada skala
molecular. Sejarahnya, hybrid material merupakan studi atas biomneralization
yang memfokuskan perhatian ilmuwan material terhadap kemungkinan
struktur struktur hybrid.
Kedepan nanoscale : nanocomposites
Lebih kecil dan lebih kecil :sejak mikrosyntesis telah sukses membuat
komponen computer, ilmuan material meiliki sebuah tujuan untuk maju kearah
mikroskale dan membangun material atom dari atom dalam rangka mebuat
material yang kompleks yang dapat berfungsi sebagai devices atau
mikromachine
Komposit telah secara langsung berimbas pada teknologi material dan secara tidak
langsung mengorientasi ilmu pengetahuan dan engineering. Komposit berimbas pada design
dari material, dimana keuntungan komposit dibandingkan dengan material lain adalah
fleksibilitasnya akan design. Dengan banyak mengkombinasikan resin dan reinforcement,
satu kaleng design composite bersanding dengan spesifik kekuatan yang diinginkan.
Membuat sebuah komposit adalah proses yang byak memakan tenaga dengan banyak
langkah, produk ahinya sangat mahal daripada standart material yang digunakan di produk
masal.
Teknologi dari komposit membantu mengembangkan sebuah pencapaian system dalam
penelitian material. Dengan maksud mendesign komposit dengan lebih dari pemjumlahan
sifat sifat material itu masing-masing, sebuah synergy sejajar seharusnya dibuat antar
berbagai ahli termasuk didalamya design dari komposit dan kerjasama antara customer dan
suppliers

Anda mungkin juga menyukai