Anda di halaman 1dari 11

Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Evaluasi Lahan

Disusun oleh:
Miranti Aprihilda 1505101200
Raniska Nurhaman 150510120029
Ghina Arantiarani Putri 150510120030
Irwan Lesmana Daulay 150510149002




PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2014



KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan, karena atas ridho-Nya maka
makalah ini dapat disusun dan diselesaikan.Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Evaluasi Lahan.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui dan memahami tujuan dilakukannya
survey lahan
Terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang membantu dan memberikan
dukungan dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan
yang lebih luas kepada pembaca dan bermanfaat bagi kemajuan pendidikan di Indonesia.




Jatinangor, 30 September 2014












DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.. 2
DAFTAR ISI. 3
BAB I PENDAHULUAN. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mentimun
2.2 Syarat Tumbuh Tanaman
2.3 Mentimun Varietas Venus
2.4 Kabupaten Sukabumi
2.5 Iklim Wilayah Kabupaten Sukabumi
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV KESIMPULAN



















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mentimun
Klasifikasi botani tanaman mentimun :
Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Keluarga : Cucurbitaceae
Genus : Cucumis
Spesies : Cucucmis sativus L.
Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu jenis sayuran dari famili
cucurbitales yang sudah populer ditanam petani di Indonesia. Tanaman mentimun berasal dari
benua Asia, tepatnya Asia Utara, meski sebagian ahli menduga berasal dari Asia Selatan. Para
ahli tanaman memastikan daerah asal mentimun adalah India, tepatnya di lereng gunung
Himalaya (Rukmana, 1944).
Mentimun merupakan tanaman semusim yang bersifat menjalar atau memanjat dengan
perantaraan alat pemegang berbentuk pilin atau spiral. Bagian yang dimakan dari sayuran ini
adalah buahnya. Nilai gizi mentimun cukup baik karena sayuran buah ini merupakan sumber
mineral dan vitamin. Habitus mentimun berupa herbal lemah melata atau setengah merambat dan
merupakan tanaman semusim setelah berbunga dan berbuah tanaman mati.

2.2 Syarat Tumbuh Tanaman
Iklim
Di daerah tropis, mentimun dapat ditanam di dataran rendah sampai dataran tinggi karena
daya adaptasi tanaman pada berbagai iklim cukup tinggi. Untuk pertumbuhan yang optimum
diperlukan iklim kering, sinar matahari yang cukup (tidak ternaungi), temperature 21,1
o
C-26,7
o
C
dan curah hujan rendah. Kelembapan sedang.



Media Tanam
Hampir semua jenis tanah cocok untuk ditanami mentimun. Untuk tujuan komersil,
sebaiknya lahan yang dipilih adalah lahan yang subur, gembur, banyak mengandung humus, tata
air baik, tanah mudah meresapkan air, pH tanah 6-7.
Ketinggian Tempat
Mentimun lokal lebih cocok ditanam di dataran rendah dan biasanya merupakan tanaman
yang diikutkan dalam pola pergiliran tanaman. Sebaliknya, mentimun hibrida introduksi lebih
baik ditanam di dataran rendah pada ketinggian 1.000-1.200 meter dpl.
Tanah
Pada dasarnya mentimun dapat tumbuh dan beradaptasi di hampir semua jenis tanah.
Tanah mineral yang bertekstur ringan sampai pada tanah yang bertekstur liat berat dan juga
pada tanah organik seperti tanah gambut dapat diusahakan sebagai lahan penanaman
mentimun. Kemasaman tanah yang optimal untuk mentimun adalah antara 5,5 6,5. Tanah
yang banyak mengandung air, terutama pada waktu berbunga, merupakan jenis tanah
yang baik untuk penanaman mentimun. Jenis tanah yang cocok untuk penanaman mentimun di
antaranya aluvial, latosol dan andosol
Tanah berfungsi sebagai media dasar bagi tanaman, maka harus mampu memberikan
lingkungan yang cocok bagi tanaman (lingkungan biologis dan non- biologis) agar akar
tanaman dapat menyerap unsur hara dan air dengan baik. Tanaman mentimun tidak
dianjurkan untuk ditanam pada tanah becek, karena bisa mengakibatkan kematian
Pengolahan Tanah
budidaya timun di ini dilakukan dengan sistem borongan dengan cara pembuatan
bedengan secara langsung. Biaya pengolahan tanah secara borongan ini adalah Rp. 1.400.000,00.
per hektar Pengolahan tanah atau pembuatan bedengan ini akan selesai dalam 5 7 hari.
2.3 Mentimun Varietas Venus
Deskripsi timun varietas venus
- Buah sedang dan langsing
- Rasa manis dan segar
- Cocok untuk lalab
- Toleran rebah batang dan Antraknosa
- Awal panen 32 HSS
- Potensi hasil 50 ton/ha
- Untuk dataran rendah

2.4 Kabupaten Sukabumi
Kabupaten Sukabumi terdiri dari sekitar 40% lautan dan 60% daratan dengan areal
sekitar 419.970 Ha. Bentuk lahan yang terdpaat di Sukabumi sangat bervariasi, mulai dari data
sampai gunung dengan jenis tanah didominasi oleh latosol dan podsolik pada daerah dengan
tingkat kesuburan rendah, andosol dan regosol di daerah pegunungan, dan alluvial pada daerah
lembah dan sungai.

2.5 Iklim Sukabumi
Kondisi wilayah Kabupaten Sukabumi mempunyai potensi wilayah lahan kering yang
luas, saat ini sebagaian besar merupakan wilayah perkebunan, tegalan dan hutan. Kabupaten
Sukabumi mempunyai iklim tropik dengan tipe iklim B (Oldeman) dengan curah hujan rata-rata
tahunan sebesar 2.805 mm dan hari hujan 144 hari. Suhu udara berkisar antara 20 - 30 derjat C
dengan kelembaban udara 85 - 89 persen. Curah hujan antara 3.000 - 4.000 mm/tahun terdapat di
daerah utara, sedangkan curah hujan antara 2.000 - 3.000 mm/tahun terdapat dibagian tengah
sampai selatan Kabupaten Sukabumi.
2.5 Letak Geografis Sukabumi
Kota Sukabumi terletak pada bagian tengah sisi selatan propinsi Jawa Barat terletak di
kaki Gunung Gede dan Gunung Pangrango yang ketinggiannya 584 meter diatas permukaan laut,
yang berjarak 120 Km dari Ibukota Negara (Jakarta) dan 96 Km dari Ibukota Propinsi
(Bandung)dengan koordinat antara 106 0 45 50 BT dan 106 0 45 10 BT dan 6 0 49 29
LS dan 6 0 50 44 LS.
Batas batas wilayah Kota Sukabumi adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara Kecamatan Sukabumi (Kabupaten Sukabumi)
Sebelah Selatan Kecamatan Nyalindung (Kabupaten Sukabumi)
Sebelah Barat Kecamatan Cisaat (Kabupaten Sukabumi)
Sebelah Timur Kecamatan Sukaraja (Kabupaten Sukabumi)
Selain itu secara administratif Kabupaten Sukabumi juga berbatasan secara langsung
dengan wilayah Kota Sukabumi yang merupakan daerah kantong (enclave) dikelilingi
beberapa wilayah kecamatan di Kabupaten Sukabumi, Kecamatan tersebut yaitu
Kecamatan Sukabumi di sebelah Utara, Kecamatan Cisaat dan Kecamatan Gunung Guruh di
sebelah Barat, Kecamatan Nyalindung di sebelah Selatan, Kecamatan Sukaraja dan
Kecamatan Kebon Pedes di sebelah Timur.
Dari tahun 2005 sampai tahun 2008 Kabupaten Sukabumi mengalami pemekaran kecamatan
dari 45 menjadi 47 kecamatan, pemekaran desa dari 345 desa menjadi 363 desa dan 4
kelurahan. Bentuk topografi wilayah Kabupaten Sukabumi pada umumnya meliputi permukaan
yang bergelombang di daerah selatan dan bergunung di daerah utara dan tengah. Dengan
ketinggian berkisar 0 2.960 m. (dengan puncak tertinggi terdapat di Gunung Salak 2.211 m
dan Gunung Gede 2.958 m). Daerah pesisir pantai dengan ketinggian 0-25 m seluas 10.455,45
ha meliputi 10 kecamatan di Sukabumi Selatan yaitu : Ciemas, Ciracap, Surade, Cibitung,
Tegalbuleud, Cidolog, Palabuhanratu, Simpenan, Cisolok, dan Cikakak. Daerah
pegunungan dengan ketinggian > 1000 m umumnya terletak di bagian utara dengan luas
27.568,49 ha.















BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

DATA PRODUKSI
Lokasi : Kabupaten Sukabumi
Luas Lahan : 1.104 ha
Tanaman Budidaya : Mentimun
Varietas : Venus
Tahun/Musim Tanah Produksi (Ton/ha)
2008 16.944
2009 11.424
2010 18.146
2011 10.724
2012 178.235
Rata-Rata 47.094

DATA PENGELOLAAN LAHAN
Lokasi : Kabupaten Sukabumi
Luas Lahan : 1.104 ha
Tanaman Budidaya : Mentimun
Varietas : Venus
Tahun/
Musimt
anam
Kapur Jenis Pupuk
Dan Jumlah
Bahan Organik Pengolahan
Tanah
Perlakuan
Metode
Konservasi
Kelas
Pengelolaan
Lahan
Jenis Jml Jenis Jml
2008-
2009
dolomit 2
ton/ha
Urea
100kg/ha
SP-36
200kg/ha
KCL
100kg/ha
Pupuk
kandang
15
ton/ha
Minimum
tillage
Pembuatan
guludan
dan
tumpang
sari
Kelas I
*pengapuran dilakukan dengan melihat kondisi tanah
PENILAIAN POTENSI LAHAN
Lokasi : Kabupaten Sukabumi
Luas Lahan : 1.104 ha
Tanaman Budidaya : Mentimun
Varietas : Venus

GRAFIK PERTUMBUHAN PRODUKSI MENTIMUN TAHUN 2008-2012 KABUPATEN
SUKABUMI


Berdasarkan grafik di atas dapat disimpulkan bahwa produksi tanaman mentimun di
Kabupaten Sukabumi ini masih terhitung rendah. Berdasarkan data BPS dan Direktorat Jendral
Hortikultura (2012) menunjukan bahwa produktivitas mentimun pada tahun 2011 yaitu sebesar
527.184 ton per hektar, sedangkan produktivitas tertinggi didapat pada tahun 2012 dengan
jumlah sebesar 178.235 ton per hektar. Potensi lahan Kabupaten Sukabumi masih dapat
ditingkatkan dengan beberapa cara, seperti meminimalisir penggunaan pupuk kimia, penanaman
secara tumpangsari, penggunaan biofertilizer, dan pemanfaatan bahan organik (Fukuoka, 1994).


0
20000
40000
60000
80000
100000
120000
140000
160000
180000
200000
2008 2009 2010 2011 2012
P
r
o
d
u
k
s
i

(
K
g
/
T
o
n
)

Tahun
KESIMPULAN
Berdasarkan data-data yang telah dibahas, Kabupaten Sukabumi memiliki potensi yang
cukup baik di bidang pertanian. Hal tersebut dapat dilihat dari keadaan lahan yang 60% daratan
dengan iklim yang mendukung untuk beberapa jenis tanaman.
Pada bahasan ini, tanaman mentimun varietas Venus menjadi objek yang diamati karena
sebagian besar petani mentimun di Kabupaten Sukabumi menanam varietas Venus. Keunggulan
dari mentimun Venus ini adalah bentuknya yang langsing, rasanya manis, dan sangat cocok
dijadikan lalab, terutama di daerah priangan seperti Sukabumi ini.
Dengan luas lahan pertanaman mentimun sekitar 1.140, rata-rata produksi mentimun adalah
47.094 ton/ha. sedangkan untuk rincian produksi selama 5 tahun berturut-turut dari 2008-2012
sangat beragam dan mengalami kenaikan serta penurunan setiap tahunnya. dimulai tahun 2008
dengan produksi 16.944 Ton/ha kemudian turun menjadi 11.424 di tahun 2009, lalu naik lagi
menjadi 18.146 ton/ha pada tahun 2010, selanjutnya turun lagi ke angka 10.724 ton/ha di tahun
2011. angka fantastis produksi mentimun venus terjadi di tahun 2012, yaitu mencapai 178.235
Ton/ha. setelah ditelusuri, kenaikan yang fantastis ini dikarenakan oleh bertambahnya areal
pertanaman mentimun yang cukup banyak dibandingkan tahun sebelumnya.
Selanjutnya mengenai pengolahan lahan. tanaman mentimun ini merupakan program
tumpangsari dengan tanaman lain yang biasanya berasal dari famili berbeda. jenis kapur yang
digunakan untuk menstabilkan pH adalah dolomit sebanyak 2 ton/ha. pupuk yang digunakan
adalah organik dan anorganik. untuk pupuk organik, menggunakan pupuk kandang sebanyak 15
ton/ha dan pupuk anorganik urea : SP-36 : KCl sebanyak 100 : 200 : 100 Kg/Ha.
Berdasarkan pada grafik yang dilampirkamn, produksi hasil mentimun tersebut masih
tergolong rendah. Beberapa saran pengolahan yang diharapkan adalah dengan mengurangi kadar
pupuk anorganik dan memanfaatkan bahan-bahan yang lebih ramah lingkungan agar kualitas
tanah tetap terjaga meskipun dilakukan tumpang sari dan rotasi tanaman.


DAFTAR PUSTAKA

Adam, S. 2013. Pengaruh Pupuk Fosfor Pada Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Mentimun.
kim.ung.ac.id. Diakses 30 September 2014

BPS dan Direktorat Jendral Hortikultura.2012. http://repository.usu.ac.id. (diakses pada 14
September 2014).

OLKK Lapangan. Tahun Akses 2014. Gambaran Umum BAPPEDA Kabupaten Sukabumi.
elib.unikom.ac.id

Syekh.2012.Mentimun. http://syekhfanismd.lecture.ub.ac.id. Diakses 30 september 2014

Yadi, slamet. 2012.Pengaruh Pemangkasan dan Pemberian Pupuk Organik Terhadap Produksi
Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L. ) http://faperta.uho.ac.id. Diakses 30 September
2014

Anda mungkin juga menyukai

  • Chapter II
    Chapter II
    Dokumen14 halaman
    Chapter II
    Irwan Lesmana B Daulay
    Belum ada peringkat
  • Slide Perle
    Slide Perle
    Dokumen14 halaman
    Slide Perle
    Irwan Lesmana B Daulay
    Belum ada peringkat
  • Kombis
    Kombis
    Dokumen5 halaman
    Kombis
    Irwan Lesmana B Daulay
    Belum ada peringkat
  • PENDAHULUAN
    PENDAHULUAN
    Dokumen26 halaman
    PENDAHULUAN
    Irwan Lesmana B Daulay
    Belum ada peringkat
  • Tugas Perbenihan III
    Tugas Perbenihan III
    Dokumen3 halaman
    Tugas Perbenihan III
    Irwan Lesmana B Daulay
    Belum ada peringkat
  • Klimat Paper
    Klimat Paper
    Dokumen10 halaman
    Klimat Paper
    Irwan Lesmana B Daulay
    Belum ada peringkat