Anda di halaman 1dari 8

ASPEK EMPATI TERHADAP BAYI BBLR

A. Pengaruh Bayi Dengan Berat Lahir Rendah Terhadap Perkembangan Fisik Dan
Mental Pada Saat Anak Dan Remaja
Bayi berat lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya
saat lahir kurang dari 2500 g (sampai dengan 2499 g), biasanya berhubungan
dengan kelahiran yang prematur. Berkaitan dengan penanganan dan harapan
hidupnya, bayi berat lahir rendah dibedakan dalam 3 kelompok, yaitu:
1. Bayi berat lahir rendah (BBLR), berat lahir 1500-2500 g.
2. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR), berat lahir 1000-1500 g (<1500 g).
3. Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER), berat lahir < 1000 g.
Bayi Berat Lahir Rendah dipengaruhi dari beberapa faktor:
1. Faktor-faktor yang berkaitan dengan ibu seperti: umur ibu, umur kehamilan, berat
badan dan tinggi badan, status gizi (nutrisi), anemia, kebiasaan minum alkohol
dan merokok, penyakit-penyakit keadaan tertentu waktu hamil (misalnya anemia,
perdarahan dan lain-lain), jarak kehamilan, kehamilan ganda, riwayat abortus.
2. Faktor janin meliputi kehamilan kembar dan kelainan bawaan.
3. Faktor bayi seperti jenis kelamin dan ras.
4. Faktor lingkungan seperti: pendidikan dan pengetahuan ibu, pekerjaan, dan status
sosial ekonomi dan budaya, seta politik (kebijaksanaan) negaranya.
5. Pelayanan kesehatan (antenatal care).
BBLR berkaitan dengan tingginya angka kematian bayi dan balita, juga dapat
berdampak serius terhadap kualitas generasi mendatang yaitu akan menghambat
pertumbuhan dan perkembangan mental anak, serta berpengaruh terhadap penurunan
kecerdasan (Depkes RI, 2000). Bayi BBLR dapat mengalami gangguan mental dan fisik pada
usia tumbuh kembang selanjutnya sehingga membutuhkan biaya perawatan yang tinggi.
Perkembangan (development) merupakan bertambahnya kemampuan (skill dalam struktur
dan fungsi tubuh yang kompleks, dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil
dari proses pematangan. Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah waktu anak
berusia di bawah 5 tahun (Balita). Pada masa ini perkembangan kemampuan berbahasa,
kreativitas, kesadaran sosial, emosional, dan intelegensia berjalan sangat cepat dan
merupakan landasan bagi perkembangan berikutnya'. Beberapa faktor dapat menjadi risiko
terjadinya gangguan perkembangan, di antaranya adalah bayi berat lahir rendah (BBLR).
Seiring dengan makin pesatnya kemajuan di bidang perawatan perinatal selama 2 dekade ini,
angka harapan hidup BBLR sangat rendah, dan amat sangat rendah meningkat secara
bermakna.
Di sisi lain kondisi ini menimbulkan kekhawatiran akan akibat jangka panjang,
karena bayi-bayi tersebut mempunyai risiko tinggi untuk mengalami masalah di kemudian
hari BBLR mempunyai risiko tinggi mengalami gangguan perkembangan serta secara
bermakna menyebabkan gangguan perkembangan bicara/bahasa, motorik halus, adaptif dan
personal sosial. Mengingat risiko yang akan dialami BBLR di kemudian hari, maka bayi
yang lahir dengan berat lahir rendah perlu dimonitor secara ketat sehinggabila terjadinya
gangguan perkembangan dapat dideteksi sedini mungkin.
Seseorang yang mengalami berat badan lahir rendah mempunyai hubungan yang
amat erat dengan status gizinya, baik dari sang ibu yang mempengaruhi bayinya maupun bayi
yang terlahirkan nantinya. Dalam hal ini, tidak menutup kemungkinan peran suatu negara
dalam mengatasi gizi buruk dalam masyarakat tersebut. Namun, seperti di Indonesia, kasus
seperti ini masih saja menjadi suatu permasalahan yang besar. Upaya dalam meminimalisir
angka laju pertambahan penduduk yang mengalami gizi buruk masih saja tinggi, bahkan
pada tahun-tahun tertentu angka tersebut semakin meningkat. Ini tentunya berkaitan dengan
status ekonomi dan tingkat kesadaran masyarakat masih rendah.
Jumlah penduduk Indonesia yang mengalami kasus gizi buruk semakin meningkat
pada saat terjadinya krisis moneter di tahun 1997. Pada saat itulah terjadi kesenjangan sosial
dimana yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Yang kaya banyak
mengalami kelebihan gizi (obesitas) dan yang miskin umumnya mengalami defisit nutrisi.
(Abdul taha razak, 2005). Kelompok miskin adalah kelompok yang sangat rawan yang
hidup dalam suatu lingkaran setan kemiskinan yang tak berujung, kemiskinan struktural.
Lingkaran setan berputar dari kemiskinan, pendapatan rendah, produktivitas rendah, produksi
rendah dan bertambah miskin. Karena bertambah miskin, maka konsumsi makanan rendah,
terjadi kekurangan gizi, daya tahan tubuh menurun, frekuensi dan durasi sakit meningkat,
kapasitas terbatas, produksi rendah, pendapatan rendah untuk akhirnya semakin bertambah
miskin (Munkner, 2001).
Ibu yang mempunyai gizi kurang akan mempunyai kemungkinan besar untuk
melahirkan seorang bayi yang mempunyai berat badan lahir rendah. Selanjutnya, anak
tersebut tumbuh dan berkembang menjadi remaja yang mempunyai berat dan tinggi badan
yang rendah. Keadaan anak tersebut mempengaruhi sistem kekebalan tubuhnya dan
selanjutnya akan menghasilkan seorang anak yang sama pula dengan dirinya. Demikian
seterusnya. Inilah yang disebut dengan lingkaran setan. (Soetjiningsih, 1995)
Hingga saat ini di indonesia masih terdapat 4 masalah gizi utama yaitu KKP (Kurang
Kalori Protein), Kurang vitamin A, Gangguan Akibat Kurang Iodium (GAKI) dan kurang zat
besi yang disebut Anemia Gizi. (Kodyat, A,1993)
Sampai saat ini salah satu masalah yang belum nampak menunjukkan titik terang
keberhasilan penanggulangannya adalah masalah kekurangan zat besi atau dikenal dengan
sebutan anemia gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang paling umum dijumpai
terutama di negaranegara sedang berkembang. anemia gizi pada umumnya dijumpai pada
golongan rawan gizi yaitu ibu hamil, ibu menyusui, anak balita, anak sekolah, anak pekerja
atau buruh yang berpenghasilan rendah. (Wijayanti Y,1989)
Khusus pada anak balita, keadaan anemia gizi secara perlahan lahan akan
menghambat pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan, anak anak akan lebih mudah
terserang penyakit karena penurunan daya tahan tubuh, dan hal ini tentu akan melemahkan
keadaan anak sebagai generasi penerus. (Wijayanti, 1989)
Penyebab utama anemia gizi adalah konsumsi zat besi yang tidak cukup dan absorbsi
zat besi yang rendah dan pola makan yang sebagian besar terdiri dari nasi dan menu yang
kurang beraneka ragam. Selain itu infestasi cacing tambang memperberat keadaan anemia
yang diderita pada daerahdaerah tertentu terutama daerah pedesaan (Husaini, 1989).
Soemantri (1983), menyatakan bahwa anemia gizi juga dipengaruhi oleh faktor
faktor lain seperti sosial ekonomi, pendidikan, status gizi dan pola makan, fasilitas kesehatan,
pertumbuhan, daya tahan tubuh dan infeksi. Faktor- faktor tersebut saling berkaitan.

ASPEK EMPATI TERHADAP PERKEMBANGAN BAYI DENGAN BERAT
BADAN LAHIR RENDAH DARI SEGI FISIK MAUPUN MENTAL
Empati adalah kemampuan seorang untuk mengerti perasaan, pikiran dan keinginan
orang lain tanpa mempengaruhi objektifitas dalam menilai orang tersebut. Kemampuan untuk
merasakan empati secara elektif dalam keterampilan professional dapat diperoleh dengan
cara mendengarkan, membaca dan melalui pengalaman keluarga dalam menghadapi sakit.
Berikut ini hal hal yang harus dilakukan, yang baik dilakukan dan yang seharusnya
tidak dilakukan oleh dokter terhadap bayi dengan berat lahir rendah:
1. Yang Harus Dilakukan
a) mengutamakan alturisme (menolong tanpa pamrih, rela berkorban untuk
kepentingan orang lain).
b) menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai martabat pasien
c) berterus terang dan tidak berbohong jika ditanya tentang keadan pasien
d) menghargai pasien BBLR
e) menghargai rasionalitas pasien
f) melaksanakan informed consent/ proxy consent sebelum melakukan tindakan
pada pasien
g) menjaga hubungan dokter pasien
h) menghargai hak sehat pasien (affordability, equality, assesibility, availability,
quality)
i) menjaga ucapan agar pasien tidak tersinggung.

2. Yang Sebaiknya Dilakukan
a) memberi semangat hidup
b) mengusahakan agar kebaikan/kemanfaatan yang diterima pasien lebih banyak
dibanding keburukannya
c) memberi obat berkhasiat namun murah jika ada
d) membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri
e) sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien
f) memberikan kontribusi yang relatif sama dengan kebutuhan pasien
g) tidak menganjurkan pasien untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat
memperparah keadaanya atau bahkan membahayakan jiwanya.

3. Yang Tidak seharusnya Dilakukan
a) Melakukan euthanasia
b) Mengatakan hal-hal yang dapat menyinggung perasaan pasien/keluarga pasien,
berkenaan dengan keadaan yang dialaminya.
c) Memandang pasien sebagai objek
d) Lalai dalam menangani pasien sehingga membahayakan kehidupannya
e) Menarik honorarium diluar kepantasan pada pasien dengan kemampuan ekonomi
yang lemah.
f) Berbohong kepada pasien meskipun demi kebaikannya.
g) Mengintervensi pasien dalam membuat keputusan (pada kondisi elektif)
contohnya kitika pasien harus memilih pengobatan yang dijalaninya
h) Membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status sosial,dll.











DAFTAR PUSTAKA

1. Abdul Razak Taha, 2005, Anak-anak Indonesia: dari Kemiskinan Struktural hingga
Kemiskinan, pdf.
2. Arlinda Sari Wahyuni, 2004, Anemia Defisiensi Besi Pada Balita, pdf.
3. Chriswardani Suryawati, 2005, Memahami Kemiskinan Secara Multidimensional,
pdf.
4. Soetjiningsih, 1995, Tumbuh Kembang Anak, Jakarta: EGC.
5. Djauzi S, dan Supartondo, Komunikasi dan empati dalam hubungan dokter-pasien,
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2004.























DAFTAR GANGGUAN TUMBUH KEMBANG
Gangguan tumbuh kembang :
1. Autism
2. Dwarfisme
3. Kretinisme
4. Gigantisme
5. Retardasi mental
6. Kwashiorkor
7. Marasmus
8. Hunger oedema
9. Sindrom down
10. Pubertas prekoksia
11. Obesitas
12. Serebral palsy
13. Akondroplasia
14. Bibir sumbing
15. Spina bifida
16. Amelia
17. Ikterus neonatorum











LAPORAN EMPATI
PENGARUH BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH TERHADAP
PENURUNAN KEMAMPUAN MENTAL DAN FISIK PADA ANAK

Disusun oleh: Kelompok II
1. Hendro (I11107013)
2. Rahayu (I11107016)
3. Syarifah Yulianti (I11107017)
4. Sabdiah Eka Sari (I11107025)
5. Novitasari (I11107028)
6. Novaldi Tribekti (I11107029)
7. Nurmariana (I11107042)
8. Raja Asean Saragih (I11107054)
9. Kevin (I11107056)
10. Vivin Yulindar (I11107059)
11. Jimmy Lahabama (I11107061)
12. Indah Mahfuzhah (I11107067)


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2007-2008

Anda mungkin juga menyukai