Anda di halaman 1dari 21

DISUSUN OLEH :

EDWIN PRASETYA 3331111689


1.1 Definisi Sistem Produksi

Sistem produksi merupakan dari kumpulan dari sub-sistem yang saling
berinteraksi dengan tujuan mentransformasi input produksi menjadi ouput
produksi. Input produksi dapat berupa bahan baku, mesin, tenaga kerja,
modal, dan informasi. Sedangkan output produksi merupakan produk yang di
hasilkan .
Sub-sub sistem dari sistem produksi tersebut antara lain adalah :
1. Perencanaan dan pengendalian produksi
2. Pengendalian Kualitas
3. Penentuan Standar-standar Operasi
4. Penentuan Fasilitas Produksi
5. Perawatan Fasilitas Produksi
6. Penentuan Harga Pokok Produksi
SKEMA SISTEM PRODUKSI
Konesp Dasar Sistem Produksi Terdiri dari :
A. Elemen Input Dalam Sistem Produksi
Pada dasarnya input dalam sistem produksi dapat di klasifikasikan ke dalam
dua jenis, yaitu: input tetap(fixed input) dan input variabel(variabel input).
B. Proses dalam Sistem Produksi
dapat di dfinisikan sebagai integrasi sekuensial dari tenaga kerja, material,
informasi, metode kerja, dan mesin atau peralatan, dalam suatu lingkungan guna
menghasilkan nilai tambah bagi produk agar dapat di jual dengan harga kompetitif
di pasar.
C. Elemen Output dalam Sistem Produksi
Output dari proses dari sistem produksi dapat berbentuk barang dan/ jasa, yang
dalam buku ini di sebut sebagai produk.
Adapun Sistem Produksi Manufaktur terdiri dari :
1. Model Input-Output
2. Parameter Sistem Produksi
A. Pemasaran dan Penjualan
Pemasaran untuk melaksanakan kegiatan produksi yaitu kegiatan untuk mengolah material menjadi sebuah produk
yang diinginkan umumnya akan diformulasikan oleh Departemen pamasaran dan penjualan dari sebuah perusahaan.
B. Perancangan Produk
Bilamana Produk harus dibuat dengan specifikasi khusus yang dikehendaki oleh pemesan, maka disini rancangan
produk akan sangat tergantung atau harus disiapkan oleh pemesan itu sendiri , hal ini bisa di jumpai pada kasus job
order. Sebaliknya, bilamana rancangan produk tersebut merupakan patent atau hak milik, maka di sini industri
manufaktur berkewajiban dan bertanggung jawab untuk merancang dan mengembangkannya.
C. Teknik Produksi
Bagian teknik produksi dari sebuah industri manufaktur akan memiliki 4 (empat) tanggung jawab pokok, yaitu :
1. Memberikan saran dan rekomendasi teknik bagi departemen perancangan produk (R&D) tentang
bisa/ mudah tidaknya sebuah rancangan produk pada saat akan diwujudkan
2. Menetapkan langkah langkah proses produksi yang di perlukan untuk membuat sebuah produk/komponen.
3. Menetapkan specifikasi dan rancangan teknis dari perkakas dan alat-alat bantu lainnya yang di perlukan dalam
proses produksi.
4. Bertindak sebagai trouble shooting bilamana dijumpai adanya penyimpangan-penyimpangan yang terjadi
selama proses berlangsung atau setelahnya , seperti :
- material tidak memenuhi standar yang ditetapkan.
- perkakas/peralatan produksi tidak bisa di operasikan sesuai dengan yang dikehendaki.
- komponen-komponen yang dibuat menyimpang dari batas-batas toleransi yang diberikan yang
berakibat sulit untuk dirakit
D. Teknik industri
Fungsi dari departemen ini adalah untuk menetapkan metode kerja dan waktu standar untuk
setiap aktivitas produksi.maksudnya dari penetapan metode kerja disini adalah untuk
mendapatkan cara yang terbaik untuk melaksanakan suatu tugas, kemudian menstandarkannya.
E. Perencanaan dan Pengendalian Produksi
kewenangan untuk membuat produk seperti yang telah diputuskan haruslah diterjemahkan
dalam bentuk master schedule yang mana secara specifik master schedule ini akan memberi
beberapa informasi tentang berapa banyak jumlah unit dari masing-masing produk/ komponen
yang harus dibuatkan dan kapan masing-masing harus dikirim. Selain menyusun master schedule,
maka tugas dan tanggung jawab lainnya dari departemen ini adalah melaksanakan aktivitas-
aktivitas seperti :
1. Perencanaan kebutuhan (requirement planning)
2. Penjadwalan (scheduling)
3. Penyebaran ( dispatching)
4. Ekspedisi
F. Proses Manufaktur
Proses Manufaktur merupakan proses untuk merubah bentuk (trabsformasi) bahan baku
menjadi produk jadi, yang meliputi berbagai macam aktivitas produksi.
G. Pengendalian Kualitas
Departemen Pengendalian Kualitas bertanggung jawab untuk menjamin agar kualitas dari
produk dan komponen-komponennya bisa memenuhi standar yang telah dispecifikasikan oleh
perancangnya.
H. Pengiriman dan Pengendalian Persediaan
Langkah terakhir adalah berupa aktivitas Pengiriman (shipping) dan pendistribusian produk
langsung ke konsumen yang memerlukan atau menyimpan produk tersebut di dalam gudang
sebagai persediaan (inventiry). Maksudnya adalah untuk memberi jaminan agar priduk selalu
tersedia setiap saat untuk memenuhi permintaan konsumennya.
Proses produksi merupakan cara, metode, dan teknik untuk
menciptakan atau menambah kegunaan suatu produk dengan
mengoptimalkan sumber daya produksi (tenaga kerja, mesin, bahan baku,
dana) yang ada. Sistem produksi menurut proses menghasilkan output secara
ekstrim dapat di bedakan menjadi dua jenis, yaitu :
- Proses produksi kontinu (continuous process)
- Proses produksi terputus (intermittent process/ Discrete system).
Perbedaan pokok antara kedua proses ini adalah pada lamanya
waktu set-up peralatan produksi. Proses kontinu tidak memerlukan waktu set-
up ser-up yang lama karena proses ini memproduksi secara terus menerus
untuk jenis produk yang sama, misalnya pabrik susu instant Dancow.
Sedangkan proses terpuus memerlukan total waktu set-up yang lebih lama
karena proses ini memproduksi berbagai jenis specifikasi barang sesuai
pesanan, sehingga adanya pergantian jenis barang yang di produksi akan
membutuhkan kegiatan set-up yang berbeda. Contoh dari proses terputus
antara lain adalah usaha perbengkelan.
1. Biasanya produk yang dihasilkan dalam jumlah yang besar (poduk masal) dengan variasi
yang sangat sedikit dan sudah di standarisasi.
2. Proses seperti ini biasanya menggunakan sistem atau cara penyusunan peralatan
berdasarkan urutan pengerjaan dari produk yang dihasilkan (product layout) atau
departementalisasi berdasarkan produk.
3. Mesin-mesin yang dipakai dalam proses produksi seperti ini adalah mesin-mesin yang
bersifat khusus untuk menghasilkan produk tersebut, yang dikenal dengan nama special
purpose machine.
4. Oleh karena mesin-mesin bersifat khusus dan biasanya semi otomatis, maka pengaruh
individual operator terhadap produk yang dihasilkan kecil sekali, sehingga operatornya
tidak perlu mempunyai keahlian atau keterampilan yang tinggi untuk pengerjaan produk
tersebut.
5. Apabila terjadi salah satu mesin/ peralatan terhenti atau rusak, maka seluruh proses
produksi akan terhenti.
6. Oleh karena mesin-mesinnya bersifat khusus dan variasi dari produknya kecil maka job
strukturenya sedikit dan jumlah tenaga kerjanya tidak perlu banyak.
7. Persediaan bahan baku dan bahan dalam proses adalah lebih rendah dibandingkan
dengan proses produksi terputus (intermitten proses).
8. Oleh karena mesin-mesin yang dipakai bersifat khusus, maka proses seperti ini
membutuhkan ahli pemeliharaan yang mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang
banyak.
9. Biasanya bahan-bahan dipindahkan dengan peralatan handling yang tetap (Fxed Path
Equipment) yang menggunakan tenaga mesin seperti ban berjalan (conveyor).

Kekurangan dari proses produksi yang terus menerus adalah :

1. Adanya kesulitan dalam menghadapi perubahan produk yang diminta oleh konsumen dan
langganan. Jadi proses produksi seperti ini adalah khusus untuk menghasilkan produk-produk
yang bersifat sebagai berikut :
- permintaan tinggi dan stabil
- Disain produksi tidak mudah berubah
2. Proses produksi mudah terhenti, karena apabila terjadi kemacetan pada suatu tingkatan
proses (di awal, di tengah atau di belakang), maka kemungkinan selirih proses produksi akan
terhenti.
3. Adanya kesulitan dalam menghadapi perubahan tingkat produksinya (production rate) telah
terhenti sehingga sangat sulit untuk merubah kapasitas.

Kelebihan dari proses produksi yang terus menerus adalah :

1. Dapat dicapainya biaya produksi per unit(unit production cost) yang rendah apabila :
- Dapat dihasilkan produk dalam volume yang cukup besar
- Produk yang dihasilkan terstandar
2. Dapat dikuranginya pemborosan-pemborosan dari pemakaian tenaga manusia terutama
karena sistem pemindahan bahan yang menggunakan tenaga mesin atau listrik.
3. Biaya tenaga kerja (labor cost) rendah karena jumlah tenaga kerja yang digunakan sedikit
dan tidak memerlukan tenaga ahli (cukup yang setengah ahli) dalam pengerjaan produk yang
dihasilkan.
Biaya pemindahan bahan di dalam pabrik juga lebih rendah, karena jarak antara mesin yang
satu dengan mesin yang lain lebih pendek dan pemindahan tersebut dengan mesin(mekanis).


1. Biasanya produk yang dihasilkan dalam jumlah yang sangat kecil dengan variasi yang sangat besar
dan didasarkan atas pesanan (MTQ)
2. Proses seperti ini biasanya menggunakan sistem, atau cara penyusunan peralatan yang berdasarkan
atas fungsi dalam proses produksi, dimana peralatan yang sama dikelompokkan pada tempat yang
sama, yang disebut dengan process layout.
3. Mesin-mesin yang dipakai dalam proses produksi seperti ini adalah mesin-mesin yang bersifat
umum yang dapat digunakan untuk menghasilkan bermacam-macam produk dengan variasi yang
hampir sama, mesin mana dikenal dengan nama General Purpose Machine.
4. Oleh karena mesin-mesinnya bersifat umum dan biasanya kurang otomatis, maka pengaruh
individual operatornya perlu mempunyai keahlian atau keterampilan yang tinggi dalam pengerjaan
produk tersebut.
5. Proses produksi tidak akan mudah terhenti walaupun terjadi kerusakan atau terhenti salah satu
mesin atau peralatan.
6. Oleha karena mesin-mesin bersifat umum dan variasi dari produknya besar maka terdapat pekerjaan
yang bermacam-macam, sehingga pengawasan lebih sulit.
7. Persediaan bahan baku biasanya tinggi, karena tidak dapat ditentukan pesanan apa yang akan
dipesan oleh pembeli dan juga persediaan bahan dalam proses akan lebih tinggi dibandingkan
proses kontinu, karena prosesnya terputus-putus/ terhenti-henti.
8. Biasanya bahan-bahan dipindahkan dengan peralatan handling yang bersifat fleksible (varied path
Equipment) dengan menggunakan tenaga manusia seperti kereta dorong atau forklift.
9. Dalam proses seperti ini sering dilakukan pemindahan bahan yang bolak balik sehingga perlu
ruangan gerak (aisle) yang besar dan ruang tempat bahan-bahan dalam proses (work in process)
yang besar.


Kekurangan dari proses produksi yang terputus adalah :

1. Penjadwalan dan routing untuk pengerjaan produk yang akan dihasilkan sangat sukar dilakukan
karena adanya kombinasi urut-urutan pekerjaan yang banyak sekali di dalam memprodksi satu
macam produk.
2. Oleh karena pengerjaan penjadwalan dan routing banyak sekali dan sulit dilakukan maka
pengawas produksi (production control) dalam proses produksi seperti ini sangat sulit
dilakukan.
3. Dibutuhkan investasi yang cukup besar dalam persediaan bahan baku dan bahan-bahn dalam
proses, karena prosesnya terputus-putus dan produk yang di hasilkan tergantung dari pesanan.
4. Biaya operator gan biaya pemindahan bahan sangat tinggi, karena banyak dipergunakan tenaga
manusia dan operator yang dibutuhkan adalah operator yang ahli dalam pengerjaan produk
tersebut.

Kelebihan dari proses produksi yang terputus adalah :

1. Mempunyai fleksibilitas yang tinggi dalam menghadapi Perubahan produk dengan variasi yang
cukup besar, terutama dari : sistem penyusunan fasilitas yang berbentuk process layout, jenis
mesin yang digunakan dalam proses yang bersifat umum, sistem pemindahan bahan yang tidak
menggunakan tenaga mesin tetapi tenaga manusia.
2. Oleh karena mesin yang digunakan dalam proses yang bersifat umum, maka biasanya dapat di
peroleh penghematan uang dalam investasi mesin-mesinnya, sebab harga mesin-mesin yang
khusus.
3. Proses prodksi tidak mudah terhenti akibat terjadinya kerusakan atau kemacetan di suatu
tingkatan proses.
SISTEM PRODUKSI MENURUT TUJUAN OPERASI
Sistem produksi dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu :
1. Engineering-to-Order (ETO), yaitu pemesanan meminta
produsen untuk membuat produk yang dimulai dari proses
perancagannya.
2. Assembly-to-Order (ATO), yaitu produsen membuat desain
standar sesuai dengan pesanan konsumen.
3. Make-to-Order (MTO), yaitu produsen menyelesaikan item jika
telah menerima pesanan konsumen untuk item tersebut.
4. Make-to-Stock (MTS), yaitu produsen membuat item yang
diselesaikan sebagai persediaan sebelum pesanan konsumen
diterima.


Sistem Produksi Menurut Aliran Oprasi dan Variasi Produk

Adapun Karakteristik dari aliran oprasi adalah sebagai berikut :
1.Flow Shop, Proses konversi dimana unit output secara berturut melalui urutan oprasi
yang sama pada mesin-mesin khusu, biasanya ditempatkan di sepanjang suatu lintasan
produksi.
2.Continous, Merupakan proses bentuk ekstrim dari flow shop dimana terjadi aliran
material yang konstan.
3.J ob Shop, Merupakan bentuk proses konversi dimana unit untuk pesanan yang
berbeda akan mengikuti urutan yang berbeda pula bedasarkan fungsinya.
4.Batch, Sistem ini memproduksi banyak variasi produk dan volume, lama proses
produksi untuk setiap produksi agak pendek, dan satu lintasan produksi dapat dipakai
untuk beberapa tipe produk.

BAB 2
SISTEM MANUFACTURING MODERN

Proses industri harus demanding sebagai suatu perbaikan terus
menerus(continuos improvement), yang dimulai dari sederet siklus
sejak adanya ide-ide untuk menghasilkan suatu produk, pengembangan
produk, proses produksi, sampai distribusi kepada konsumen.
Konsep sistem industri yang dikemukakan oleh Dr. William
Edwards Deming, seorang guru manajemen kualitas dari Amerika
Serikat populer dengan nama Roda Deming (Demings Wheel) seperti
ditunjukan pada gambar berikut :














Gambar. Roda Deming dalam Sistem Industri Modern

Tahap Kedua :
Desain produk Sesuai
keinginan Pasar
(konsumen)

Tahap Pertama :
Riset pasar untuk
mengetahui keinginan
pasaer (konsumen
Tahap Ketiga :
Proses produksi secara
efektif dan efisien sesuai
desai produk
Tahap Keempat :
Pemasaran produk dengan
pelayanan purna jual yang
baik

Sebagaimana tampak dalam gambar 2.2, Roda Deming
terdiri dari 4 komponen utama, yaitu: riset pasar, disain produk,
proses produksi, dan pemasaran. Deming menekankan
pentingnya interaksi tetap antara riset pasar, disain produk, proses
produk dan pemasaran, agar perusahaan industry mampu
menghasilkan produk dengan harga kompetitif dan kualitas yang
lebih baik, sehingga memuaskan konsumen. Deming
menjelaskan bahwa Roda itu harus dijalankan atas dasar
pengertian dan tanggung jawab bersama untuk mengutamakan
efisiensi industry dan peningkatan kualitas. Ia menjelaskan
bahwa dengan cara menjalankan Roda Deming secara terus-
menerus, perusahaan industri modern dapat memenangkan
persaingan yang amat kompetitif dan memperoleh keuntungan
yang dapat dipergunakan untuk pengembangan usaha dan
kesejahteraan tenaga kerja.

2.2 Desain Proses Strategik Dalam Sistem Manufaktur

Terdapat tiga hal penting yang perlu dipertimbangkan oleh pihak manajemen industri
ketika mendesain proses strategik dalam sistem manufaktur, yaitu :
1.Strategi respon terhadap permintaan konsumen
Strategi respon terhadap permintaan konsumen mendefinisikan bagaimana suatu perusahaan
industri manufaktur akan menberikan tanggapan atau respon terhadap permintaan konsumen.
1.Strategi desain proses manufacturing
Strategi disain proses manufacturing mendefinisikan bagaimana suatu produk industri dibuat
atau diproses.
1.Strategi sistem perencanaan dan pengendalian manufacturing
Strategi sistem pencernaan dan pengendalian manufacturing mendefinisikan bagaimana suatu
manajemen industri akan merencanakan dan mengendalikan sistem manufacturing ketika
melaksanakan operasi jangka pendek maupun menengah dalam proses pembuatan produk-produk
industri itu.

2.3 Pilihan-pilihan Disain Proses Strategik dalam Sistem
Manufaktur

2.3.1 Pemilihan Strategi Respon Terhadap Permintaan Konsumen
Sebelum memilih proses manufacturing yang tepat, kita harus mempertimbangkan strategi
respon terhadap permintaan konsumen.
Kita dapat memandang hubungan antara proses manufacturing dan respon terhadap permintaan
konsumen dalam suatu bentuk matriks.
Isi dari matriks terbut adalah :
Project Process
J ob Shop Process
Small Batch Flow Process
Large Batch (Repetitive) Flow Process
Continuos Flow Process
Agile and Flexible Manufacturing System

2.3.2 Pemilihan Proses Manufacturing

Pemilihan proses manufacturing akan tergantung pada jenis produk
yang dihasilkan. Kita dapat memandang hubungan antara proses
manufacturing dan jenis produk yang dihasilkan dalam suatu bentuk matriks.

2.3.3 Pemilihan Strategi Sistem Perencanaan dan Pengendalian
Manufacturing
Desain sistem perencanaan dan pengendalian dari suatu perusahaan
industri manufaktur harus memperhatikan ketergantungan antara disain proses
manufacturing dan desain respon terhadap permintaan konsumen,

a. Project Management System
Didesai secara spesifik untuk merencanakan dan mengendalikan proyek - proyek.
b. M&CRP and MRP I I System
Untuk merencanakan dan mengendalikan Job Shop Manufacturing dan memang telah
terbukti lebih baik dibandingkan dengan sistem perencanaan dan pengendalian yang lain.
c. J ust-I n-Time (J I T) Pull System
Untuk merencanakan dan mengendaikan Large Batch (Repetitive) Manufacturing.
d. Continuos Process Control System
Dalam lingkungan Continuos Flow Manufacturing, sistem M&CRP sama sekali tidak
dipergunakan, karena kapasitas sebagian besar ditentukan oleh kontruksi dari pabrik secara
fisik dan pemilihan material yang terbatas.
e. Agile Control System dan Flexible Control System
Adalah paling cocok untuk mode pemilihan strategi respon permintaan: make-to-demand
pada lingkungan manufacturing apa saja, karena sistem pengendalian ini beserta dengan sistem
manufacturing memang didesain secara khusus untuk memberikan respon yang cepat pada
permintaan pelanggan.








TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai