Anda di halaman 1dari 15

SKenario 3 BLOK KEGAWATDARURATAN

LUKA BAKAR
DEFENISI Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan
kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi. Luka
bakar merupakan suatu jenis trauma dengan morbiditas dan mortalitas tinggi yang
memerlukan penatalaksanaan khusus sejak awal (fase syok) sampai fase lanjut.
Luka bakar atau combustio adalah kerusakan jaringan yang disebabkan oleh
cairan panas, api, uap, zat kimia, listrik, radiasi matahari dan gesekan atau friksi. Semua
luka bakar harus dirawat dengan pendinginan segera untuk meminimalkan kerusakan
jaringan.
Suatu penyakit yan disebabkan oleh panas,arus litrik,atau bahan kimia yang mengenai
kulit,mukosa dan jaringan lebih dalam.
Luka yan ter!adi karena terbakar api langsung atau tidak langsun,juga pajanan suhu
tinggi dari matahari,listrik maupun bahan kimia. Luka bakar karena api atau akibat tidak
langsung dari api,misalnya tersiram air panas,banyak terjadi pada kecelakaan rumah
tangga. (sjamsuhidajat, wim de jong,hal 7)
Luka yan disebabkan oleh termis,elektis maupun khemis.
!ermis benda panas,padat,cair,udara"ua,api,sengatan matahari.
#lektris aliran listrik tegangan tinggi.
$hemis asama kauat,asam basa.
E"I#L#$I Luka bakar dapat disebabkan oleh paparan api, baik secara langsung maupun tidak
langsung, misal akibat tersiram air panas yang banyak terjadi pada kecelakaan rumah
tangga. Selain itu, pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik maupun bahan kimia juga
dapat menyebabkan luka bakar. Secara garis besar, penyebab terjadinya luka bakar dapat
dibagi menjadi%
%aparan api
o Flame: &kibat kontak langsung antara jaringan dengan api terbuka, dan
menyebabkan cedera langsung ke jaringan tersebut. &pi dapat membakar
pakaian terlebih dahulu baru mengenai tubuh. Serat alami memiliki
kecenderungan untuk terbakar, sedangkan serat sintetik cenderung meleleh
atau menyala dan menimbulkan cedera tambahan berupa cedera kontak.
o Benda panas &kontak)% !erjadi akibat kontak langsung dengan benda
panas. Luka bakar yang dihasilkan terbatas pada area tubuh yang
mengalami kontak. 'ontohnya antara lain adalah luka bakar akibat rokok
1
KLASIFIKASI
LUKA
BAKAR
dan alat(alat seperti solder besi atau peralatan masak.
Scalds &air panas'
!erjadi akibat kontak dengan air panas. Semakin kental cairan dan semakin lama
waktu kontaknya, semakin besar kerusakan yang akan ditimbulkan. Luka yang
disengaja atau akibat kecelakaan dapat dibedakan berdasarkan pola luka bakarnya.
)ada kasus kecelakaan, luka umumnya menunjukkan pola percikan, yang satu sama
lain dipisahkan oleh kulit sehat. Sedangkan pada kasus yang disengaja, luka
umumnya melibatkan keseluruhan ekstremitas dalam pola sirkumferensial dengan
garis yang menandai permukaan cairan.
Uap panas
!erutama ditemukan di daerah industri atau akibat kecelakaan radiator mobil. *ap
panas menimbulkan cedera luas akibat kapasitas panas yang tinggi dari uap serta
dispersi oleh uap bertekanan tinggi. &pabila terjadi inhalasi, uap panas dapat
menyebabkan cedera hingga ke saluran napas distal di paru.
$as panas
+nhalasi menyebabkan cedera thermal pada saluran nafas bagian atas dan oklusi
jalan nafas akibat edema.
Aliran listrik
'edera timbul akibat aliran listrik yang lewat menembus jaringan tubuh. *mumnya
luka bakar mencapai kulit bagian dalam. Listrik yang menyebabkan percikan api
dan membakar pakaian dapat menyebabkan luka bakar tambahan.
(at kimia &asam atau basa'
Radiasi
Sunburn sinar matahari) terapi radiasi*
$edalaman luka bakar ditentukan oleh tinggi suhu, lamanya pajanan suhu tinggi, adekuasi
resusitasi, dan adanya infeksi pada luka. Selain api yang langsung menjilat tubuh, baju
yang ikut terbakar juga memperdalam luka bakar. ,ahan baju yang paling aman adalah
yang terbuat dari bulu domba (wol). ,ahan sintetis seperti nilon dan dakron, selain mudah
terbakar juga mudah meleleh oleh suhu tinggi, lalu menjadi lengket sehingga memperberat
kedalaman luka bakar.
$edalaman luka bakar dideskripsikan dalam derajat luka bakar, yaitu luka bakar derajat +,
++, atau +++%
Dera!at I
)ajanan hanya merusak epidermis sehingga masih menyisakan banyak jaringan
untuk dapat melakukan regenerasi. Luka bakar derajat + biasanya sembuh dalam -(
7 hari dan dapat sembuh secara sempurna. Luka biasanya tampak sebagai eritema
2
BERA" DAN
LUAS LUKA
BAKAR
dan timbul dengan keluhan nyeri dan atau hipersensiti.itas lokal. 'ontoh luka
bakar derajat + adalah sunburn.
Dera!at II
Lesi melibatkan epidermis dan mencapai kedalaman dermis namun masih terdapat
epitel .ital yang bisa menjadi dasar regenerasi dan epitelisasi. /aringan tersebut
misalnya sel epitel basal, kelenjar sebasea, kelenjar keringat, dan pangkal rambut.
0engan adanya jaringan yang masih 1sehat2 tersebut, luka dapat sembuh dalam 3(
minggu. 4ambaran luka bakar berupa gelembung atau bula yang berisi cairan
eksudat dari pembuluh darah karena perubahan permeabilitas dindingnya
meninggi,disertai rasa nyeri. &pabila luka bakar derajat ++ yang dalam tidak
ditangani dengan baik, dapat timbul edema dan penurunan aliran darah di jaringan,
sehingga cedera berkembang menjadi full-thickness burn atau luka bakar derajat
+++.
Dera!at III
5engenai seluruh lapisan kulit, dari subkutis hingga mungkin organ atau jaringan
yang lebih dalam. )ada keadaan ini tidak tersisa jaringan epitel yang dapat menjadi
dasar regenerasi sel spontan, sehingga untuk menumbuhkan kembali jaringan kulit
harus dilakukan cangkok kulit. $ulit tampak pucat abu(abu gelap atau hitam
dengan permukaan lebih rendah dari jaringan disekeliling yang masih sehat. 4ejala
yang menyertai justru tanpa nyeri maupun bula, karena pada dasarnya seluruh
jaringan kulit yang memiliki persarafan sudah tidak intak.
3
%E+BA$IAN
LUKA
BAKAR
,erat luka bakar bergantung pada dalam, luas, dan letak luka. *sia dan kesehatan pasien
sebelumnya akan sangat mempengaruhi prognosis. &danya trauma inhalasi juga akan
mempengaruhi berat luka bakar.
/aringan lunak tubuh akan terbakar bila terpapar pada suhu di atas 67
o
'. Luasnya
kerusakan akan ditentukan oleh suhu permukaan dan lamanya kontak. Luka bakar
menyebabkan koagulasi jaringan lunak. Seiring dengan peningkatan suhu jaringan lunak,
permeabilitas kapiler juga meningkat, terjadi kehilangan cairan, dan .iskositas plasma
meningkat dengan resultan pembentukan mikrotrombus. 8ilangnya cairan dapat
menyebabkan hipo.olemi dan syok, tergantung banyaknya cairan yang hilang dan respon
terhadap resusitasi. Luka bakar juga menyebabkan peningkatan laju metabolik dan energi
metabolisme.
Semakin luas permukaan tubuh yang terlibat, morbiditas dan mortalitasnya meningkat, dan
penanganannya juga akan semakin kompleks. Luas luka bakar dinyatakan dalam persen
terhadap luas seluruh tubuh. &da beberapa metode cepat untuk menentukan luas luka
bakar, yaitu%
#stimasi luas luka bakar menggunakan luas permukaan palmar pasien. Luas telapak
tangan indi.idu mewakili 9: luas permukaan tubuh. Luas luka bakar hanya
dihitung pada pasien dengan derajat luka ++ atau +++.
;umus < atau rule of nine untuk orang dewasa
)ada dewasa digunakan =rumus <>, yaitu luas kepala dan leher, dada, punggung, pinggang
dan bokong, ekstremitas atas kanan, ekstremitas atas kiri, paha kanan, paha kiri, tungkai
dan kaki kanan, serta tungkai dan kaki kiri masing(masing <:. Sisanya 9: adalah daerah
genitalia. ;umus ini membantu menaksir luasnya permukaan tubuh yang terbakar pada
orang dewasa.
4
%A"#FIS#L#$I
LUKA BAKAR
)ada anak dan bayi digunakan rumus lain karena luas relatif permukaan kepala anak jauh
lebih besar dan luas relatif permukaan kaki lebih kecil. $arena perbandingan luas
permukaan bagian tubuh anak kecil berbeda, dikenal rumus 9? untuk bayi, dan rumus 9?(
9-(3? untuk anak.
+etode Lund dan Bro,der
5etode yang diperkenalkan untuk kompensasi besarnya porsi massa tubuh di kepala pada
anak. 5etode ini digunakan untuk estimasi besarnya luas permukaan pada anak. &pabila
tidak tersedia tabel tersebut, perkiraan luas permukaan tubuh pada anak dapat
menggunakan =;umus <> dan disesuaikan dengan usia%
o )ada anak di bawah usia 9 tahun% kepala 9@: dan tiap tungkai 96:. !orso
dan lengan persentasenya sama dengan dewasa.
o *ntuk tiap pertambahan usia 9 tahun, tambahkan ?.-: untuk tiap tungkai
dan turunkan persentasi kepala sebesar 9: hingga tercapai nilai dewasa.
5
FASE %ADA
LUKA BAKAR
Lund and Browder chart illustrating the method for calculating the percentage of body surface area
affected by burns in children.
9. Luka bakar berat (major burn)
a. 0erajat ++(+++ A 3? : pada pasien berusia di bawah 9? tahun atau di atas usia -?
tahun
b. 0erajat ++(+++ A 3- : pada kelompok usia selain disebutkan pada butir pertama
c. Luka bakar pada muka, telinga, tangan, kaki, dan perineum
d. &danya cedera pada jalan nafas (cedera inhalasi) tanpa memperhitungkan luas luka
bakar
e. Luka bakar listrik tegangan tinggi
f. 0isertai trauma lainnya
g. )asien(pasien dengan resiko tinggi
3. Luka bakar sedang (moderate burn)
a. Luka bakar dengan luas 9- B 3- : pada dewasa, dengan luka bakar derajat +++
kurang dari 9? :
b. Luka bakar dengan luas 9? B 3? : pada anak usia C 9? tahun atau dewasa A 6?
tahun, dengan luka bakar derajat +++ kurang dari 9? :
c. Luka bakar dengan derajat +++ C 9? : pada anak maupun dewasa yang tidak
mengenai muka, tangan, kaki, dan perineum
. Luka bakar ringan
a. Luka bakar dengan luas C 9- : pada dewasa
b. Luka bakar dengan luas C 9? : pada anak dan usia lanjut
c. Luka bakar dengan luas C 3 : pada segala usia (tidak mengenai muka, tangan,
6
INDIKASI
RA-A" INA%
%ASIEN
LUKA
BAKAR
kaki, dan perineum
&kibat pertama luka bakar adalah syok karena kaget dan kesakitan. )embuluh kapiler yang
terpajan suhu tinggi rusak dan permeabilitas meninggi. Sel darah yang ada di dalamnya
ikut rusak sehingga dapat terjadi anemia. 5eningkatnya permeabilitas menyebabkan
edema dan menimbulkan bula yang mengandung banyak elektrolit. 8al itu menyebabkan
berkurangnya .olume cairan intra.askuler. $erusakan kulit akibat luka bakar
menyebabkan kehilangan cairan akibat penguapan yang berlebihan, masuknya cairan ke
bula yang terbentuk pada luka bakar derajat ++, dan pengeluaran cairan dari keropeng luka
bakar derajat +++.
,ila luas luka bakar kurang dari 3?:, biasanya mekanisme kompensasi tubuh masih bisa
mengatasinya, tetapi bila lebih dari 3?:, akan terjadi syok hipo.olemik dengan gejala
yang khas, seperti gelisah, pucat, dingin, berkeringat, nadi kecil dan cepat, tekanan darah
menurun dan produksi urin yang berkurang. )embengkakan terjadi pelan(pelan, maksimal
terjadi setelah delapan jam. )ada kebakaran ruang tertutup atau bila luka terjadi di wajah,
dapat terjadi kerusakan mukosa jalan napas karena gas, asap atau uap panas yang terisap.
#dema laring yang ditimbulkannya dapat menyebabkan hambatan jalan napas dengan
gejala sesak napas, takipnea, stridor, suara serak dan dahak berwarna gelap akibat jelaga.
0apat juga terjadi keracunan gas 'D atau gas beracun lainnya. 'D akan mengikat
hemoglobin dengan kuat sehingga hemoglobin tak mampu lagi mengikat oksigen. !anda
keracunan ringan adalah lemas, bingung, pusing, mual dan muntah. )ada keracunan yang
berat terjadi koma. ,ila lebih dari 7?: hemoglobin terikat 'D, penderita dapat meninggal.
Setelah 93(36 jam, permeabilitas kapiler mulai membaik dan terjadi mobilisasi serta
penyerapan kembali cairan edema ke pembuluh darah. +ni ditandai dengan meningkatnya
diuresis.
Luka bakar sering tidak steril. $ontaminasi pada kulit mati, yang merupakan medium yang
baik untuk pertumbuhan kuman, akan mempermudah infeksi. +nfeksi ini sulit diatasi
karena daerahnya tidak tercapai oleh pembuluh kapiler yang mengalami trombosis.
)adahal, pembuluh ini membawa sistem pertahanan tubuh atau antibiotik. $uman
penyebab infeksi pada luka bakar, selain berasal dari dari kulit penderita sendiri, juga dari
kontaminasi kuman saluran napas atas dan kontaminasi kuman di lingkungan rumah sakit.
+nfeksi nosokomial ini biasanya sangat berbahaya karena kumannya banyak yang sudah
resisten terhadap berbagai antibiotik.
)ada awalnya, infeksi biasanya disebabkan oleh kokus 4ram positif yang berasal dari kulit
sendiri atau dari saluran napas, tetapi kemudian dapat terjadi in.asi kuman 4ram negatif,
Pseudomonas aeruginosa yang dapat menghasilkan eksotoksin protease dari toksin lain
7
%E+ERIKSA
%ENUN.AN$
%ENA"ALAKSAN
AAN LUKA
BAKAR
"atalaksana
resusitasi luka
bakar
yang berbahaya, terkenal sangat agresif dalam in.asinya pada luka bakar. +nfeksi
pseudomonas dapat dilihat dari warna hijau pada kasa penutup luka bakar. $uman
memproduksi enzim penghancur keropeng yang bersama dengan eksudasi oleh jaringan
granulasi membentuk nanah.
+nfeksi ringan dan nonin.asif ditandai dengan keropeng yang mudah terlepas dengan
nanah yang banyak. +nfeksi yang in.asif ditandai dengan keropeng yang kering dengan
perubahan jaringan di tepi keropeng yang mula(mula sehat menadi nekrotikE akibatnya,
luka bakar yang mula(mula derajat ++ menjadi derajat +++. +nfeksi kuman menimbulkan
.askulitis pada pembuluh kapiler di jaringan yang terbakar dan menimbulkan trombosis
sehingga jaringan yang didarahinya nanti.
,ila luka bakar dibiopsi dan eksudatnya dibiak, biasanya ditemukan kuman dan terlihat
in.asi kuman tersebut ke jaringan sekelilingnya. Luka bakar demikian disebut luka bakar
septik. ,ila penyebabnya kuman 4ram positif, seperti stafilokokus atau basil 4ram negatif
lainnya, dapat terjadi penyebaran kuman lewat darah (bakteremia) yang dapat
menimbulkan fokus infeksi di usus. Syok sepsis dan kematian dapat terjadi karena toksin
kuman yang menyebar di darah.
,ila penderita dapat mengatasi infeksi, luka bakar derajat ++ dapat sembuh dengan
meninggalkan cacat berupa parut. )enyembuhan ini dimulai dari sisa elemen epitel yang
masih .ital, misalnya sel kelenjar sebasea, sel basal, sel kelenjar keringat, atau sel pangkal
rambut. Luka bakar derajat ++ yang dalam mungkin meninggalkan parut hipertrofik yang
nyeri, gatal, kaku dan secara estetik jelek. Luka bakar derajat +++ yang dibiarkan sembuh
sendiri akan mengalami kontraktur. ,ila terjadi di persendian, fungsi sendi dapat berkurang
atau hilang.
)ada luka bakar berat dapat ditemukan ileus paralitik. )ada fase akut, peristalsis usus
menurun atau berhenti karena syok, sedangkan pada fase mobilisasi, peristalsis dapat
menurun karena kekurangan ion kalium.
Stres atau badan faali yang terjadi pada penderita luka bakar berat dapat menyebabkan
terjadinya tukak di mukosa lambung atau duodenum dengan gejala yang sama dengan
gejala tukak peptik. $elainan ini dikenal sebagai tukak Curling.
Fase permulaan luka bakar merupakan fase katabolisme sehingga keseimbangan protein
menjadi negatif. )rotein tubuh banyak hilang karena eksudasi, metabolisme tinggi dan
infeksi. )enguapan berlebihan dari kulit yang rusak juga memerluka kalori tambahan.
!enaga yang diperlukan tubuh pada fase ini terutama didapat dari pembakaran protein dari
otot skelet. Dleh karena itu, penderita menjadi sangat kurus, otot mengecil, dan berat badan
menurun. 0engan demikian, korban luka bakar menderita penyakit berat yang disebut
penyakit luka bakar. ,ila luka bakar menyebabkan cacat, terutama bila luka mengenai
8
wajah sehingga rusak berat, penderita mungkin mengalami beban kejiwaan berat. /adi
prognosis luka bakar ditentukan oleh luasnya luka bakar.
0alam perjalanan penyakit, dapat dibedakan menjadi tiga fase pada luka bakar, yaitu%
/* Fase a,al) 0ase akut) 0ase syok
)ada fase ini, masalah utama berkisar pada gangguan yang terjadi pada saluran
nafas yaitu gangguan mekanisme bernafas, hal ini dikarenakan adanya eskar
melingkar di dada atau trauma multipel di rongga toraksE dan gangguan sirkulasi
seperti keseimbangan cairan elektrolit, syok hipo.olemia.
1* Fase setelah syok berakhir) 0ase sub akut
5asalah utama pada fase ini adalah Systemic nflammatory !esponse Syndrome
"S!S# dan $ulti-system %rgan &ysfunction Syndrome "$%&S# dan sepsis. 8al ini
merupakan dampak dan atau perkembangan masalah yang timbul pada fase
pertama dan masalah yang bermula dari kerusakan jaringan (luka dan sepsis luka)
2* Fase lan!ut
Fase ini berlangsung setelah penutupan luka sampai terjadinya maturasi jaringan.
5asalah yang dihadapi adalah penyulit dari luka bakar seperti parut hipertrofik,
kontraktur dan deformitas lain yang terjadi akibat kerapuhan jaringan atau struktur
tertentu akibat proses inflamasi yang hebat dan berlangsung lama
%embaian 3ona kerusakan !arinan4
/* (ona koaulasi) 3ona nekrosis
5erupakan daerah yang langsung mengalami kerusakan (koagulasi protein) akibat
pengaruh cedera termis, hampir dapat dipastikan jaringan ini mengalami nekrosis
beberapa saat setelah kontak. Dleh karena itulah disebut juga sebagai zona
nekrosis.
1* (ona statis
5erupakan daerah yang langsung berada di luar"di sekitar zona koagulasi. 0i
daerah ini terjadi kerusakan endotel pembuluh darah disertai kerusakan trombosit
dan leukosit, sehingga terjadi gangguam perfusi (no flow phenomena), diikuti
perubahan permeabilitas kapilar dan respon inflamasi lokal. )roses ini berlangsung
selama 93(36 jam pasca cedera dan mungkin berakhir dengan nekrosis jaringan.
2* (ona hiperemi
5erupakan daerah di luar zona statis, ikut mengalami reaksi berupa .asodilatasi
tanpa banyak melibatkan reaksi selular. !ergantung keadaan umum dan terapi yang
diberikan, zona ketiga dapat mengalami penyembuhan spontan, atau berubah
menjadi zona kedua bahkan zona pertama.
5enurut American Burn Association) seorang pasien diindikasikan untuk dirawat inap
bila%
9. Luka bakar derajat +++ A -:
3. Luka bakar derajat ++ A 9?:
9
%era,atan
luka bakar
. Luka bakar derajat ++ atau +++ yang melibatkan area kritis (wajah, tangan, kaki,
genitalia, perineum, kulit di atas sendi utama) risiko signifikan untuk masalah
kosmetik dan kecacatan fungsi
6. Luka bakar sirkumferensial di thoraks atau ekstremitas
-. Luka bakar signifikan akibat bahan kimia, listrik, petir, adanya trauma mayor
lainnya, atau adanya kondisi medik signifikan yang telah ada sebelumnya
7. &danya trauma inhalasi
)emeriksaan penunjang yang dilakukan%
9. )emeriksaan darah rutin dan kimia darah
3. *rinalisis
. )emeriksaan keseimbangan elektrolit
6. &nalisis gas darah
-. ;adiologi B jika ada indikasi &;0S
7.)emeriksaan lain yang dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis S+;S dan
5D0S
)asien luka bakar harus die.aluasi secara sistematik. )rioritas utama adalah
mempertahankan jalan nafas tetap paten, .entilasi yang efektif dan mendukung sirkulasi
sistemik. +ntubasi endotrakea dilakukan pada pasien yang menderita luka bakar berat atau
kecurigaan adanya jejas inhalasi atau luka bakar di jalan nafas atas. +ntubasi dapat tidak
dilakukan bila telah terjadi edema luka bakar atau pemberian cairan resusitasi yang
terlampau banyak. )ada pasien luka bakar, intubasi orotrakea dan nasotrakea lebih dipilih
daripada trakeostomi.)asien dengan luka bakar saja biasanya hipertensi. &danya hipotensi
awal yang tidak dapat dijelaskan atau adanya tanda(tanda hipo.olemia sistemik pada
pasien luka bakar menimbulkan kecurigaan adanya jejas =tersembunyi>. Dleh karena itu,
setelah mempertahankan &,', prioritas berikutnya adalah mendiagnosis dan menata
laksana jejas lain (trauma tumpul atau tajam) yang mengancam nyawa. ;iwayat terjadinya
luka bermanfaat untuk mencari trauma terkait dan kemungkinan adanya jejas inhalasi.
+nformasi riwayat penyakit dahulu, penggunaan obat, dan alergi juga penting dalam
e.aluasi awal.
)akaian pasien dibuka semua, semua permukaan tubuh dinilai. )emeriksaan radiologik
pada tulang belakang ser.ikal, pel.is, dan torak dapat membantu menge.aluasi adanya
kemungkinan trauma tumpul.
Setelah mengeksklusi jejas signifikan lainnya, luka bakar die.aluasi. !erlepas dari luasnya
area jejas, dua hal yang harus dilakukan sebelum dilakukan transfer pasien adalah
mempertahankan .entilasi adekuat, dan jika diindikasikan, melepas dari eskar yang
mengkonstriksi.
10
a* "atalaksana resusitasi !alan na0as4
/* Intubasi
!indakan intubasi dikerjakan sebelum edema mukosa menimbulkan manifestasi
obstruksi. !ujuan intubasi mempertahankan jalan nafas dan sebagai fasilitas
pemelliharaan jalan nafas.
1* Krikotiroidotomi
,ertujuan sama dengan intubasi hanya saja dianggap terlalu agresif dan
menimbulkan morbiditas lebih besar dibanding intubasi. $rikotiroidotomi
memperkecil dead space, memperbesar tidal .olume, lebih mudah mengerjakan
bilasan bronkoal.eolar dan pasien dapat berbicara jika dibanding dengan intubasi.
2* %emberian oksien /556
,ertujuan untuk menyediakan kebutuhan oksigen jika terdapat patologi jalan nafas
yang menghalangi suplai oksigen. 8ati(hati dalam pemberian oksigen dosis besar
karena dapat menimbulkan stress oksidatif, sehingga akan terbentuk radikal bebas
yang bersifat .asodilator dan modulator sepsis.
6. )erawatan jalan nafas
-. )enghisapan sekret (secara berkala)
7. )emberian terapi inhalasi
,ertujuan mengupayakan suasana udara yang lebih baik didalam lumen jalan nafas dan
mencairkan sekret kental sehingga mudah dikeluarkan. !erapi inhalasi umumnya
menggunakan cairan dasar natrium klorida ?,<: ditambah dengan bronkodilator bila perlu.
Selain itu bias ditambahkan zat(zat dengan khasiat tertentu seperti atropin sulfat
(menurunkan produksi sekret), natrium bikarbonat (mengatasi asidosis seluler) dan steroid
(masih kontro.ersial)
7* Bilasan bronkoal8eolar
9* %era,atan rehabilitati0 untuk respirasi
:* Eskarotomi pada dindin torak yan bertu!uan untuk memperbaiki
kompliansi paru
b*"atalaksana resusitasi cairan
;esusitasi cairan diberikan dengan tujuan preser.asi perfusi yang adekuat dan seimbang di
seluruh pembuluh darah .askular regional, sehingga iskemia jaringan tidak terjadi pada
setiap organ sistemik. Selain itu cairan diberikan agar dapat meminimalisasi dan eliminasi
cairan bebas yang tidak diperlukan, optimalisasi status .olume dan komposisi intra.askular
untuk menjamin sur.i.al"maksimal dari seluruh sel, serta meminimalisasi respons
inflamasi dan hipermetabolik dengan menggunakan kelebihan dan keuntungan dari
berbagai macam cairan seperti kristaloid, hipertonik, koloid, dan sebagainya pada waktu
yang tepat. 0engan adanya resusitasi cairan yang tepat, kita dapat mengupayakan
stabilisasi pasien secepat mungkin kembali ke kondisi fisiologik dalam persiapan
menghadapi inter.ensi bedah seawal mungkin.
11
%R#$N#SIS
;esusitasi cairan dilakukan dengan memberikan cairan pengganti. &da beberapa cara
untuk menghitung kebutuhan cairan ini%
;ara E8ans
/* Luas luka bakar &6' < BB &k' men!adi mL Na;l per 1= !am
1* Luas luka bakar &6' < BB &k' men!adi mL plasma per 1= !am
2* 1*555 cc lukosa >6 per 1= !am
Separuh dari jumlah 9G3G diberikan dalam @ jam pertama. Sisanya diberikan dalam 97
jam berikutnya. )ada hari kedua diberikan setengah jumlah cairan hari pertama. )ada hari
ketiga diberikan setengah jumlah cairan hari kedua.
;ara Ba<ter
Luas luka bakar &6' < BB &k' < = mL
Separuh dari jumlah cairan diberikan dalam @ jam pertama. Sisanya diberikan dalam 97
jam berikutnya. )ada hari kedua diberikan setengah jumlah cairan hari pertama. )ada hari
ketiga diberikan setengah jumlah cairan hari kedua.
c* Resusitasi nutrisi
)ada pasien luka bakar, pemberian nutrisi secara enteral sebaiknya dilakukan sejak dini
dan pasien tidak perlu dipuasakan. ,ila pasien tidak sadar, maka pemberian nutrisi dapat
melalui naso-gastric tube (H4!). Hutrisi yang diberikan sebaiknya mengandung 9?(9-:
protein, -?(7?: karbohidrat dan 3-(?: lemak. )emberian nutrisi sejak awal ini dapat
meningkatkan fungsi kekebalan tubuh dan mencegah terjadinya atrofi .ili usus. 0engan
demikian diharapkan pemberian nutrisi sejak awal dapat membantu mencegah terjadinya
S+;S dan 5D0S.
*mumnya untuk menghilangkan rasa nyeri dari luka bakar digunakan morfin dalam dosis
kecil secara intra.ena (dosis dewasa awal % ?,9(?,3 mg"kg dan =maintenance> -(3? mg"7?
kg setiap 6 jam, sedangkan dosis anak(anak ?,?-(?,3 mg"kg setiap 6 jam). !etapi ada juga
yang menyatakan pemberian methadone (-(9? mg dosis dewasa) setiap @ jam merupakan
terapi penghilang nyeri kronik yang bagus untuk semua pasien luka bakar dewasa. /ika
pasien masih merasakan nyeri walau dengan pemberian morfin atau methadone, dapat juga
diberikan benzodiazepine sebagai tambahan.
"erapi pembedahan pada luka bakar
/* Eksisi dini
#ksisi dini adalah tindakan pembuangan jaringan nekrosis dan debris (debridement
yang dilakukan dalam waktu kurang dari 7 hari (biasanya hari ke -(7) pasca cedera
termis. 0asar dari tindakan ini adalah%
a. 5engupayakan proses penyembuhan berlangsung lebih cepat. 0engan
dibuangnya jaringan nekrosis, debris dan eskar, proses inflamasi tidak akan
berlangsung lebih lama dan segera dilanjutkan proses fibroplasia. )ada daerah
sekitar luka bakar umumnya terjadi edema, hal ini akan menghambat aliran
12
darah dari arteri yang dapat mengakibatkan terjadinya iskemi pada jaringan
tersebut ataupun menghambat proses penyembuhan dari luka tersebut. 0engan
semakin lama waktu terlepasnya eskar, semakin lama juga waktu yang
diperlukan untuk penyembuhan.
b. 5emutus rantai proses inflamasi yang dapat berlanjut menjadi komplikasi B
komplikasi luka bakar (seperti S+;S). 8al ini didasarkan atas jaringan nekrosis
yang melepaskan 1burn to'ic2 (lipid protein comple') yang menginduksi
dilepasnya mediator(mediator inflamasi.
c. Semakin lama penundaan tindakan eksisi, semakin banyaknya proses
angiogenesis yang terjadi dan .asodilatasi di sekitar luka. 8al ini
mengakibatkan banyaknya darah keluar saat dilakukan tindakan operasi. Selain
itu, penundaan eksisi akan meningkatkan resiko kolonisasi mikro B organisme
patogen yang akan menghambat pemulihan graft dan juga eskar yang melembut
membuat tindakan eksisi semakin sulit.
!indakan ini disertai anestesi baik lokal maupun general dan pemberian cairan melalui
infus. !indakan ini digunakan untuk mengatasi kasus luka bakar derajat ++ dalam dan
derajat +++. !indakan ini diikuti tindakan hemostasis dan juga 1skin grafting2 (dianjurkan
1split thickness skin grafting2). !indakan ini juga tidak akan mengurangi mortalitas pada
pasien luka bakar yang luas. $riteria penatalaksanaan eksisi dini ditentukan oleh beberapa
faktor, yaitu%
- $asus luka bakar dalam yang diperkirakan mengalami penyembuhan lebih dari
minggu.
- $ondisi fisik yang memungkinkan untuk menjalani operasi besar.
- !idak ada masalah dengan proses pembekuan darah.
- !ersedia donor yang cukup untuk menutupi permukaan terbuka yang timbul.
#ksisi dini diutamakan dilakukan pada daerah luka sekitar batang tubuh posterior. #ksisi
dini terdiri dari eksisi tangensial dan eksisi fasial.
#ksisi tangensial adalah suatu teknik yang mengeksisi jaringan yang terluka lapis demi
lapis sampai dijumpai permukaan yang mengeluarkan darah (endpoint). &dapun alat(alat
yang digunakan dapat bermacam(macam, yaitu pisau 4oulian atau 8umbly yang
digunakan pada luka bakar dengan luas permukaan luka yang kecil, sedangkan pisau
Iatson maupun mesin yang dapat memotong jaringan kulit perlapis (dermatom)
digunakan untuk luka bakar yang luas. )ermukaan kulit yang dilakukan tindakan ini tidak
boleh melebihi 3-: dari seluruh luas permukaan tubuh. *ntuk memperkecil perdarahan
dapat dilakukan hemostasis, yaitu dengan tourni(uet sebelum dilakukan eksisi atau
pemberian larutan epinephrine 9%9??.??? pada daerah yang dieksisi. Setelah dilakukan hal(
hal tersebut, baru dilakukan 1skin graft2. $euntungan dari teknik ini adalah didapatnya
13
fungsi optimal dari kulit dan keuntungan dari segi kosmetik. $erugian dari teknik adalah
perdarahan dengan jumlah yang banyak dan endpoint bedah yang sulit ditentukan.
#ksisi fasial adalah teknik yang mengeksisi jaringan yang terluka sampai lapisan fascia.
!eknik ini digunakan pada kasus luka bakar dengan ketebalan penuh (full thickness) yang
sangat luas atau luka bakar yang sangat dalam. &lat yang digunakan pada teknik ini adalah
pisau scalpel, mesin pemotong 1electrocautery2. &dapun keuntungan dan kerugian dari
teknik ini adalah%
- $euntungan % lebih mudah dikerjakan, cepat, perdarahan tidak banyak,
endpoint yang lebih mudah ditentukan
- $erugian % kerugian bidang kosmetik, peningkatan resiko cedera pada saraf(
saraf superfisial dan tendon sekitar, edema pada bagian distal dari eksisi
). Skin grafting
Skin grafting adalah metode penutupan luka sederhana. !ujuan dari metode ini
adalah%
a. 5enghentikan e*aporate heat loss
b. 5engupayakan agar proses penyembuhan terjadi sesuai dengan waktu
c. 5elindungi jaringan yang terbuka
Skin grafting harus dilakukan secepatnya setelah dilakukan eksisi pada luka bakar pasien.
$ulit yang digunakan dapat berupa kulit produk sintesis, kulit manusia yang berasal dari
tubuh manusia lain yang telah diproses maupun berasal dari permukaan tubuh lain dari
pasien (autograft). 0aerah tubuh yang biasa digunakan sebagai daerah donor autograft
adalah paha, bokong dan perut. !eknik mendapatkan kulit pasien secara autograft dapat
dilakukan secara split thickness skin graft atau full thickness skin graft. ,edanya dari
teknik B teknik tersebut adalah lapisan(lapisan kulit yang diambil sebagai donor. *ntuk
memaksimalkan penggunaan kulit donor tersebut, kulit donor tersebut dapat
direnggangkan dan dibuat lubang B lubang pada kulit donor (seperti jaring(jaring dengan
perbandingan tertentu, sekitar 9 % 9 sampai 9 % 7) dengan mesin. 5etode ini disebut mess
grafting. $etebalan dari kulit donor tergantung dari lokasi luka yang akan dilakukan
grafting, usia pasien, keparahan luka dan telah dilakukannya pengambilan kulit donor
sebelumnya. )engambilan kulit donor ini dapat dilakukan dengan mesin =dermatome>
ataupun dengan manual dengan pisau 8umbly atau 4oulian. Sebelum dilakukan
pengambilan donor diberikan juga .asokonstriktor (larutan epinefrin) dan juga anestesi.
)rosedur operasi skin grafting sering menjumpai masalah yang dihasilkan dari eksisi luka
bakar pasien, dimana terdapat perdarahan dan hematom setelah dilakukan eksisi, sehingga
pelekatan kulit donor juga terhambat. Dleh karenanya, pengendalian perdarahan sangat
diperlukan. &dapun beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan penyatuan kulit
donor dengan jaringan yang mau dilakukan grafting adalah%
14
- $ulit donor setipis mungkin
- )astikan kontak antara kulit donor dengan bed (jaringan yang dilakukan
grafting), hal ini dapat dilakukan dengan cara %
o 'egah gerakan geser, baik dengan pembalut elastik (balut tekan)
o 0rainase yang baik
o 4unakan kasa adsorben
o
)rognosis dan penanganan luka bakar terutama tergantung pada dalam dan luasnya
permukaan luka bakar, dan penanganan sejak awal hingga penyembuhan. Selain itu faktor
letak daerah yang terbakar, usia dan keadaan kesehatan penderita juga turut menentukan
kecepatan penyembuhan.
)enyulit juga mempengaruhi progonosis pasien. )enyulit yang timbul pada luka bakar
antara lain gagal ginjal akut, edema paru, S+;S, infeksi dan sepsis, serta parut hipertrofik
dan kontraktur.
SYOK HIPOVOLEMIK
DEFENISI
15

Anda mungkin juga menyukai