Anda di halaman 1dari 68

ii

PERANCANGAN COUNTER DIGITAL SEBAGAI PENGHITUNG PRODUK


AKHIR BERBASIS MICROCONTROLLER



TUGAS AKHIR


Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Ahli Madya


JOHAN CHRISTIAN SIAHAAN
042408001







PROGRAM STUDI D-3 FISIKA INSTRUMENTASI
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2007













Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
iii
PERSETUJUAN




Judul : PERANCANGAN COUNTER DIGITAL SEBAGAI
PENGHITUNG PRODUK AKHIR BERBASIS
MICROCONTROLLER
Kategori : TUGAS AKHIR
Nama : JOHAN CHRISTIAN SIAHAAN
Nomor Induk Mahasiswa : 042408001
Program Studi : DIPLOMA (D3) FISIKA INSTRUMENTASI
Departemen : FISIKA
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
(FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Disetujui di
Medan, Juli 2007

Diketahui
Departemen Fisika FMIPA USU Pembimbing,
Ketua,




(DR. Marhaposan Situmorang) (Ahmad Hidayat ST)
NIP : 130 810 771 NIP : 131 810 771


















Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
iv
PERNYATAAN



PERANCANGAN COUNTER DIGITAL SEBAGAI PENGHITUNG PRODUK
AKHIR BERBASIS MICROCONTROLLER



TUGAS AKHIR




Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa
kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.



Medan, Juli 2007




JOHAN CHRISTIAN SIAHAAN
042408001
















Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
v
PENGHARGAAN




Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan YME yang telah
mencurahkan segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Tugas Akhir ini.
Tugas Akhir ini disusun untuk melengkapi persyaratan dalam mencapai gelar
Ahli Madya pada Program Studi Diploma-3 Fisika Instrumentasi Departemen Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera
Utara.Adapun judul Tugas Akhir ini adalah PERANCANGAN COUNTER
DIGITAL SEBAGAI PENGHITUNG PRODUK AKHIR BERBASIS
MICROCONTROLLER
Penulis menyadari bahwa tersusunnya Tugas Akhir ini tidak lepas dari
perhatian, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak baik bantuan moril maupun
material, sehingga dengan keikhlasan dan kerendahan hati pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak
yang telah mendukung.
1. Kedua Orang tua saya yang telah memberikan dukungan baik moril
dan materil serta doanya bagi saya sehingga saya tetap semangat dalam
mengerjakan Tugas Akhir ini.
2. Bapak DR. Marhaposan Situmorang selaku dosen pembimbing Tugas
Akhir dan Ketua Departemen Fisika FMIPA-USU yang telah bersedia
dengan sabar meluangkan waktunya untuk membimbing dan
mengarahkan penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas
Akhir ini.
3. Seluruh Dosen dan Pegawai Program Studi Diploma-3 Fisika
Instrumentasi Departemen Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
4. Seluruh keluarga yang telah membantu saya dalam menyelesaikan
tugas ini, terutama kepada ayahanda T.Siahaan ,Ibunda L.Silalahi
MLM, Kakanda Riris Siahaan Amd, dan Adinda-adinda tercinta Lauri
dan Ruth.
5. Rekan rekan Mahasiswa Program Studi Diploma-3 Fisika
Instrumentasi Departemen Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara angkatan 2004. yang
senantiasa memberikan semangat kepada penulis.
6. The parbus community, jati 19
th
yang tak bosan-bosannya dan seluruh
pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak
memberikan dukungan baik moril maupun materil serta doanya bagi
saya sehingga saya tetap semangat dalam menyelesaikan laporan tugas
akhir ini. Kiranya kasih karunia dari Tuhan selalu menyertai saudara.

Harapan Penulis kiranya laporan tugas akhir ini bermanfaat bagi kita
semua,dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan. Penulis juga menyadari
bahwa Tugas Akhir ini masih belum sempurna dalam materi serta penyajiannya.
Untuk itu dengan segala kebesaran hati penulis mengharapkan saran dan kritik yang
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
vi
bersifat membangun dari semua pihak yang dapat menjadi bahan masukan bagi
penulis.
Semoga Tugas Akhir ini dapat menjadi suatu masukan dalam perkembangan
dunia pendidikan terutama generasi penerus Fisika Instrumentasi.




Medan, Juli 2007
Penulis




Johan Christian S
042408001






















Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
vii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ( IPTEK ) merupakan penopang bagi
perkembangan di bidang elektronika khususnya instrumentasi. Berkembangnya
teknologi digital dan mikroelektronik, mengakibatkan timbulnya rangkaian terpadu
(Integrated Circuit, IC) yang kemampuan operasinya semakin handal. Komponen IC
ini memuat rangkaian-rangkaian dan komponen-komponen elektronika memiliki
fungsi-fungsi khusus, seperti mikroprosesor, EPROM, RAM, I/O, ADC, DAC dan
lain-lain.

Pada dekade ini, perkembangan disain-disain mikroprosesor mendekati
Mikrokomputer Serpih Tunggal ( Singel Chip Mikrokomputer ) yang ideal dan
lengkap. Mikrokomputer Serpih Tunggal tersebut dapat diprogram
(Programmable) dengan perangkat lunak dan dapat melakukan perantaraan
(Interfacing) dengan piranti luar. Sebagai contoh mikrokontroller yang berfungsi
mengontrol mekanisme proses dari piranti luar yang dikontrol dengan daya yang kecil
dan dapat berdiri sendiri serta kemampuan yang baik dalam memproses dan
mengeksekusi program. Selain mikrokontroller, ADC yang merupakan piranti
elektronika yang berfungsi mengubah tegangan analog yang kontiniu ( berupa besaran
fisis : temperatur, tekanan, radiasi, aliran, kecepatan ) menjadi tegangan digital yang
ekivalen, dengan kecepatan konversi yang tinggi dan akurat.

Penulis mencoba untuk merancang dan menganalisa suatu alat instrumen
dengan menggunakan mikroprosesor AT89S51 yang diprogram untuk menghitung
obyek yang dirangkai dengan detektor infrared sebagai pendeteksi. Tujuan
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
viii
perancangan alat ini lebih difokuskan untuk menghitung produk suatu industri,
terutama saat pengemasan. Produk industri biasanya dalam kemasan bungkus plastik,
karton, maupun krat untuk botol. Alat ini cocok digunakan pada bagian keluaran akhir
suatu produk industri. Ditempatkan sejajar dengan sebuah ban berjalan (conveyor)
yang membawa produk. Contoh; pada pengemasan minuman botol seperti cocacola,
produk keluaran yang dibawa conveyor satu persatu akan lewat. Dan akan dihitung
oleh sensor dan ditampilkan pada 7- segment
1.2 Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas, maka tujuan dari pembuatan alat ini adalah:
1) Mempelajari perkembangan dunia elektronika, terutama mengenal berbagai
mikroprosesor dan pemogramannya
2) Mempelajari dan mengembangkan penggunaan mikrokontroller AT89S51.
3) Memanfaatkan mikrokontroller ATMEL AT89S51 dan merakitnya menjadi
alat penghitungan objek (benda bergerak).
4) Mempelajari pemograman yang dimasukkan pada mikrokontroler AT89S51
sehingga rancangan dapat bekerja sesuai dengan yang direncanakan.
5) Menguji dan menganalisa hasil rancangan serta membuat laporannya dalam
bentuk Tugas Akhir ini.

1.3 Batasan Masalah
Dalam laporan ini penulis membatasi bidang permasalahan pada aspek
bagaimana Counter diaplikasikan untuk menghitung objek bergerak . Dalam
laporan ini penulis akan membahas tentang prinsip kerja dari alat tersebut dan
menguraikan secara umum tentang komponen utama yang digunakan seperti : sensor
infrared, fotodioda, mikroprosesor dan menjelaskan mengenai proses pembuatan
Tugas Akhir ini.
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
ix
1.4 Metode Pembahasan
Dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini penulis membuat beberapa metode
pembahasan antara lain:
1. Membuat diagram blok sebagai dasar perancangan.
2. Membuat dan merakit rangkaian dalam satu sistem secara utuh.
3. Mempelajari sistem kerja rangkaian yang dipergunakan dalam pembuatan
proyek
4. Mengadakan pengujian pada alat tersebut baik secara sebagian maupun secara
keseluruhan.
5. Mengumpulkan bahan-bahan yang berhubungan dengan Tugas Akhir ini.
6. Mempelajari aplikasi alat untuk digunakan pada industri maupun tempat-
tempat tertentu.
1.5 Sistematika Penulisan
Tugas Akhir ini adalah hasil dan pemaparan dari aplikasi counter untuk menghitung
produk atau barang yang lewat. Untuk mempermudah penyusunan harus disusun
secara sistematis. Adapun urutan sistematika laporan ini dibagi kedalam lima bab
yaitu:

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini meliputi tentang latar belakang pemilihan judul, tujuan, batasan
masalah, metode pembahasan dan sistematika penulisan.

BAB II DASAR TEORI
Bab ini meliputi tentang teori-teori yang mendukung Tugas Akhir yang
dibahas.

Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
x
BAB III PEMBUATAN DAN RANGKAIAN PROYEK
Pada bab ini akan dibicarakan secara singkat mengenai proses
pembuatan proyek Tugas Akhir Counter Penghitung Objek atau
barang lewat dan penjelasan analisa tiap rangkaian yag digunakan.

BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini meliputi tentang program mikrokontroler, prinsip kerja,
pengujian, dan aplikasi rangkaian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan tentang kesimpulan yang didapat setelah merakit
proyek dan menyusun Tugas Akhir ini dan saran yang diberikan demi
kesempurnaan dan pengembangan Tugas Akhir ini pada masa yang
akan datang kearah yang lebih baik.














Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
xi
BAB II

DASAR TEORI

2.1 Mikrokontroller AT89S51

2.1.1 Gambaran Umum Mikrokontroller AT89S51

AT89S51 merupakan Microkontroller mungil sangat sederhana yang berhasil
menarik minat banyak orang. Namun Mikrokontroller ini masih belum menyebar luas
di Indonesia. AT89S51 setara dengan IC 8051 yang merupakan anggota keluarga
MCS51 yang tertua dalam jajaran produksi ATMEL yakni sama-sama mempunyai
memori program internal sebesar 4098 byte. 8091 adalah 8051 yang tidak mempunyai
program internal, sedangkan bagian-bagian lainnya sama persis dengan 8051.

Mikrocontroler 8031, 8051 dan AT80S51 mempunyai 40 kaki, dan dari 40
kaki tersebut dua kaki digunakan sebagai sumber daya, dua kaki untuk hubungan ke
kristal, satu kaki untuk reset, tiga kaki untuk fungsi kontrol yang meliputi EA*, ALE,
dan PSEN* sisanya 32 kaki merupakan bagian yang paling penting dari
Microkontroller yang dinamakan sebagai Port. Masing masing Port terdiri dari 8
jalur, dengan demikian terdapat 4 Port yang dinamakan Port 0, Port 1, Port 2, dan
Port 3.

2.1.2 Kontruksi AT89S51

Mikrokontrol AT89S51 hanya memerlukan tambahan 3 kapasitor, 1 resistor dan 1
kristal serta catu daya 5 Volt. Kapasitor 10 mikro-Farad dan resistor 10 Kilo Ohm
dipakai untuk membentuk rangkaian reset. Dengan adanya rangkaian reset ini
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
xii
AT89S51 otomatis direset begitu rangkaian menerima catu daya. Kristal dengan
frekuensi maksimum 24 MHz dan kapasitor 30 piko-farad dipakai untuk melengkapi
rangkaian oscilator pembentuk clock yang menentukan kecepatan kerja
mikrokontroler.

Memori merupakan bagian yang sangat penting pada mikrokontroler.
Mikrokontroler memiliki dua macam memori yang sifatnya berbeda.
Read Only Memory (ROM) yang isinya tidak berubah meskipun IC kehilangan
catu daya. Sesuai dangan keperluannya, dalam susunan MCS-51 memori
penyimpanan progam ini dinamakan sebagai memori progam.

Random Access Memori (RAM) isinya akan sirna begitu IC kehilangan catu
daya, dipakai untuk menyimpan data pada saat progam bekerja. RAM yang dipakai
untuk menyimpan data ini disebut sebagai memori data.

Ada berbagai jenis ROM. Untuk mikrokontroler dengan progam yang sudah
baku dan diproduksi secara masal, progam diisikan ke dalam ROM pada saat IC
mikrokontroler dicetak di pabrik IC. Untuk keperluan tertentu mikrokontroler
mengunakan ROM yang dapat diisi ulang atau Programble-Eraseable ROM yang
disingkat menjadi PEROM atau PROM. Dulu banyak dipakai UV-EPROM (Ultra
Violet Eraseable Progamble ROM) yang kemudian dinilai mahal dan ditinggalkan
setelah ada flash PEROM yang harganya jauh lebih murah.

Jenis memori yang dipakai untuk Memori Program AT89S51 adalah Flash
PEROM, program untuk mengendalikan mikrokontroler diisikan ke memori itu lewat
bantuan alat yang dinamakan sebagai AT89S51 Flash PEROM Programmer.
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
xiii

Memori Data yang disediakan dalam chip AT89S51 sebesar 128 byte,
meskipun hanya kecil saja tapi untuk banyak keperluan memori kapasitas itu sudah
cukup.Sarana Input/Ouput yang disediakan cukup banyak dan bervariasi. AT89S51
mempunyai 32 jalur Input/Ouput. Jalur Input/Ouput paralel dikenal sebagai Port 1
(P1.0..P1.7) dan Port 3 (P3.0..P3.5 dan P3.7).












Gambar 2.1 IC Mikrokontroler AT89S51
Deskripsi pin-pin pada mikrokontroler AT89S51 :
VCC (Pin 40)
Suplai tegangan
GND (Pin 20)
Ground
Port 0 (Pin 39-Pin 32)
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
xiv
Port 0 dapat berfungsi sebagai I/O biasa, low order multiplex address/data ataupun
penerima kode byte pada saat flash progamming Pada fungsi sebagai I/O biasa port ini
dapat memberikan output sink ke delapan buah TTL input atau dapat diubah sebagai
input dengan memberikan logika 1 pada port tersebut.
Pada fungsi sebagai low order multiplex address/data, por ini akan mempunyai
internal pull up.
Pada saat flash progamming diperlukan eksternal pull up, terutama pada saat
verifikasi program.
Port 2 (Pin 21 pin 28)
Port 2 berfungsi sebagai I/O biasa atau high order address, pada saat
mengaksememori secara 16 bit. Pada saat mengakses memori 8 bit, port ini akan
mengeluarkan isi dari P2 special function register. Port ini mempunyai internal pull
up dan berfungsi sebagai input dengan memberikan logika 1. Sebagai output, port ini
dapat memberikan output sink keempat buah input TTL.
Port 3 (Pin 10 pin 17)
Port 3 merupakan 8 bit port I/O. Port 3 juga mempunyai fungsi pin masing-masing,
yaitu sebagai berikut :


Nama pin Fungsi
P3.0 (pin 10) RXD (Port input serial)
P3.1 (pin 11) TXD (Port output serial)
P3.2 (pin 12) INTO (interrupt 0 eksternal)
P3.3 (pin 13) INT1 (interrupt 1 eksternal)
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
xv
P3.4 (pin 14) T0 (input eksternal timer 0)
P3.5 (pin 15) T1 (input eksternal timer 1)
P3.6 (pin 16) WR (menulis untuk eksternal data memori)
P3.7 (pin 17) RD (untuk membaca eksternal data memori)


Tabel 2.1 Fungsi pin pada port 3

RST (pin 9)

Reset akan aktif dengan memberikan input high selama 2 cycle.
ALE/PROG (pin 30)
Address latch Enable adalah pulsa output untuk me-latch byte bawah dari alamat
selama mengakses memori eksternal. Selain itu, sebagai pulsa input progam (PROG)
selama memprogam Flash.
PSEN (pin 29)
Progam store enable digunakan untuk mengakses memori progam eksternal.
EA (pin 31)
Pada kondisi low, pin ini akan berfungsi sebagai EA yaitu mikrokontroler akan
menjalankan progam yang ada pada memori eksternal setelah sistem direset. Jika
kondisi high, pin ini akan berfungsi untuk menjalankan progam yang ada pada
memori internal. Pada saat flash progamming, pin ini akan mendapat tegangan 12
Volt.
XTAL1 (pin 19)
Input untuk clock internal.
XTAL2 (pin 18)
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
xvi
Output dari osilator.

2.2 Pencacah
Pencacah merupakan rangkaian elektonika digital yang paling penting. Pencacah
merupakan logika pengurut. Hal ini jelas, karena pencacah membutuhkan karakteristik
memori dan pewaktu memegang peranan yang penting. Pencacah digital mempunyai
karakteristik penting sebagai berikut :
1. Jumlah hitungan maksimum ( modulus pencacah ).
2. Menghitung keatas atau kebawah.
3. Operasi singkron atau asingkron.
4. Bergerak bebas atau berhenti-henti

Sebagaimana dengan rangkaian sekuensial yang lain, untuk menyusun
pencacah digunakan flip - flop. Pencacah digunakan dalam sistem digital yang
ekstrim. Pencacah dapat digunakan untuk menghitung banyaknya detak pulsa dalam
waktu yang tersedia (pengukuran frekuensi). Pencacah dapat digunakan untuk
membagi frekuensi dan menyimpan data seperti dalam detak digital, pencacah juga
dapat digunakan dalam pengurutan alamat dan dalam beberapa rangkaian aritmatika.
2.3 Rangkaian Logika

1. Gerbang OR
Rangkaian gerbang OR atau disebut pintu OR adalah suatu rangkaian logika yang
memiliki dua input atau lebih. Hal yang penting didalam penggunaan operasi
gerbang OR ini adalah sebagai berikut
1. pintu operasi gerbang OR akan menghasilkan logika 1 apabila ada
varibel-variabel inputnya ada bernilai 1 dan 0.
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
xvii
2. Pintu operasi gerbang OR akan menghasilkan logika 1 bila variabel-
variabel inputnya bernilai 1
3. Pintu operasi gerbang OR akan menghasilkan logika 0 bila variabel-
variabel inputnya bernilai 0



Gambar 2.2 Simbol Gerbang OR
2. Gerbang AND
Gerbang AND digunakan untuk menghasilkan logika 1 jika semua masukan
mempunyai logika 1, jika tidak maka akan dihasilkan logika 0. Daftar yang berisi
semua kombinasi semua kemungkinan keadaan masukan dan keluaran yang
dihasilkan disebut sebagai tabel kebenaran dari gerbang yang bersangkutan.



Gambar 2.3 Simbol Gerbang AND
3. Gerbang NOT
Rangkaian logika gerbang NOT atau disebut pintu not sering disebut
complementari circuit atau inverter dimana sifat dari rangkaian logika not ini
adalah: outputnya akan selalu mempunyai logika yang berlawanan dengan
inputnya.



Gambar 2.4 Simbol Gerbang Not

Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
xviii
4. Gerbang NAND
Rangkaian logika gerbang NAND merupakan gabungan antara dua gerbang yaitu
gerbang AND dan gerbang NOT dimana apabila semua inputnya berlogika satu
maka outputnya akan berlogika 0



Gambar 2.5 Simbol Gerbang NAND
5. Gerbang NOR
Rangkaian logika gerbang NOR merupakan gabungan dari gerbang OR dengan
gerbang NOT atau gerbang OR yang dilengkapi dengan gerbang NOT pada
outputnya.



Gambar 2.6 Simbol Gerbang NOR
6. Gerbang X-OR
Gerbang X-OR berasal dari kata exclusive-or yang akan memberikan keluaran 1
jika masukan-masukannya mempuyai keadaan yang berbeda.



Gambar 2.7 Simbol Gerbang X-OR
Keluaran dari satu atau kombinasi beberapa buah gerbang dapat dinyatakan dalam
suatu ungkapan logika yang disebut ungkapan Boole. Teknik ini memanfaatkan
aljabar boole dengan notasi khusus dan aturan-aturan berlaku untuk elemen-
elemen logika termasuk gerbang logika. Ungkapan logika untuk gerbang-gerbang
diatas adalah seperti dibawah ini:
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
xix
Fungsi Notasi Boole
OR
AND
NOT
NAND
NOR
X-OR
A+B
A.B
A
A.B
A+B
A +B
Tabel 2.2 Fungsi notasi boole
Sesuai dengan aljabar Boole diatas maka dapat diketahui keluaran dari berbagai
gerbang logika. Tabel dibawah ini merupakan tabel kebenaran untuk keluaran
berbagai gerbang logika:

A B Keluaran
OR AND NAND NOR X-OR
0 0
0 1
1 0
1 1
0 0 1 1 0
1 0 1 0 1
1 0 0 0 1
1 1 0 0 1

Tabel 2.3 Tabel Kebenaran notasi boole
Decoder BCD ke-7 segment
Decoder adalah suatu rangkaian logika yang dapat mengubah masukan n-bit
kode biner menjadi m-bit keluaran sedemikian rupa sehingga setiap saluran keluaran
hanya satu yang dapat diaktifkan dari beberapa kemungkinan kombinasi masukan.
Gambar dibawah mengilustrasikan diagram sebuah decoder dengan n-bit masukan
dan m-bit keluaran.

Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
xx
Setiap n masukan dapat berisi 1 (high) atau 0 (low). Jadi ada 2
n
kemungkinan
kombinasi dari masukan.





Gambar 2.8 Sebuah decoder n-bit input ke m-bit output
Decoder BCD ke 7-segment digunakan untuk menerima masukan BCD 4 bit
dan memberikan keluaran yang akan melewatkan arus 7-segment untuk menampilkan
angka desimal atau heksadesimal. Gambar dibawah mengilustrasikan sebuah decoder
BCD ke 7-segment (TTL 7447) yang digunakn untuk mengendalikan sebuah LED
tampilan 7-segment. Decoder ini mempunyai keluaran aktif low sehingga harus
digunakan peraga 7-segment dengan anoda bersama ( common anode). Semua dari
LED dihubungkan dengan satu ke Vcc (+5 V). Karena detektor ini dapat mengalirkan
arus yang cukup besar tetapi tampilan LED membutuhkan arus 5 mA sampai 10 mA
per-segment (tergantung dari tipe dan ukuran), maka katode dari LED harus
dihubungkan melalui tahanan pembatas arus keluaran decoder.





Gambar 2.9 Rangkaian Decoder 7-Segment (IC 7447) menggerakkan sebuah LED 7-
segment commond anode.
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
xxi
2.4 Resistor

Fungsi resistor dapat diumpamakan dengan sekeping papan yang dipergunakan
untuk menahan aliran air yang deras di suatu selokan. Dengan memakai tahanan
papan ini maka arus air bisa terhambat alirannya. Perumpamaan ini dapat
dipergunakan dalam tahanan listrik. Dapat disimpulkan bahwa resistor merupakan
komponen yang berfungsi dalam menghambat arus listrik. Resitor dengan nilai
tahanan yang tepat sangat diperlukan dalam mengatur nilai tegangan yang tepat
untuk bisa mengoperasikan suatu rangkaian dengan sempurna. Dalam dunia
elektronika, resistor diterapkan sebagai pembagi tegangan untuk menghasilkan
tegangan tertentu sebagai beban pada rangkaian.

Secara umum fungsi dari resistor adalah sebagai berikut:
a) melewatkan sebagian arus listrik agar sesuai dengan kebutuhan suatu
rangkaian elektronika
b) menurunkan tegangan dengan yang dibutuhkan pada rangkaian
c) bekerja dengan transistor dan kapasitor dalam suatu rangkaian untuk
membangkitan frekwensi rendah dan frekwensi tinggi.
d) pembagi tegangan
Fungsi resistor sebagai penghambat arus sesuai dengan persamaan:
I =V / R....(2.1)
Dimana:
I =arus (ampere)
V =tegangan (volt)
R =tahanan (ohm)

Dua karakteristik utama yang harus diketahui pada resistor adalah besar
resistansi pada rating dayanya. Rating daya pada sebuah resistor menunjukkan
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
xxii
kemampuan resistor tersebut dalam mendisipasi daya. Untuk mengetahui besar
sebuah resistor untuk mendisipasi daya berlaku persamaan berikut:
P =V
2
/ R....(2.2)
Dimana:
P =Daya (Watt)
V =Tegangan (Volt)
R =Resistansi / tahanan (ohm)

Adapun disipasi daya maksimum resistor dilewati akan mengakibatkan panas yang
berlebihan yang dapat merusak resistor. Resistor yang paling banyak dipergunakan
terbuat dari karbon yang dilapisi pada sebatang keramik. Untuk mengetahui nilai
dari resistor ini dapat dilakukan dengan membaca kode warna, kode angka atau
diukur langsung dengan ohm meter. Dalam pembacaan dengan kode warna dapat
dilihat pada gelang-gelang yang terdapat pada badan resistor seperti terlihat pada
gambar berikut:


Cincin ke-4
Cincin ke-3
Cincin ke-2
Cincin ke-1
Gambar 2.10. Resistor

Pada gambar diatas cincin-cincin warna tersebut menunjukkan hal-hal sebagai
berikut
Cincin ke 1: menunjukkan angka ke 1
Cincin ke 2: menunjukkan angka ke 2
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
xxiii
Cincin ke 3: merupakan faktor pengali dari angka pertama dan kedua.
Cincin ke 4: menunjukan besarnya toleransi tahanan.



Warna Cincin
1
Cincin
2
Cincin
3
Toleransi
Hitam 0 0 X1
Coklat 1 1 X10
Merah 2 2 X10
2

Orange
/ jingga
3 3 X 10
3

Kuning 4 4 X 10
4

Hijau 5 5 X 10
5

Biru 6 6 X 10
6

Ungu /
violet
7 7 X 10
7

Abu-
abu
8 8 X 10
8

Putih 9 9 X 10
9

Emas - - X 0,1 5 %
Perak - - X 0,2 10 %
Tanpa
warna
- - X 0,3 20%

Table 2.4 Kode warna resistor

Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
xxiv
Resistor sebagai tahanan terbagi dalam dua jenis yaitu:
a. Resistor tetap:
1) resistor tawar logam, misalnya tahanan dari kawat logam yang digulung
dipermukaan tabung kaca.
2) resistor arang, resistor ini paling banyak digunakan pada rangkaian
elektronika.
b. Resistor variable, yaitu resistor yang besarnya dapat disesuaikan dengan
kebutuhan. Resistor ini banyak digunakan didalam rangkaian elektronika, secara
umum dikenal sebagai potensiometer. Potensiometer dirancang untuk memberikan
suatu perubahan resistansi yang banyak sesuai dengan kebutuhan. Potensiometer
dibuat dalam berbagai bentuk untuk pemakaian dalam industri. Potensiometer
dapat dibagi dalam dua bentuk yaitu:
1. potensiometer tergeser (berbentuk batangan yang memanjang, sering
digunakan pada equalizer)
2. potensiometer terputar (berbentuk bulatan dan sering digunakan dalam
pengaturan volume, bas, treble, dan lain lain.

Resistor variable disimbolkan sebagai berikut:



Gambar 2.11. Simbol resistor variable


2.5 Dioda Semikonduktor

Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
xxv
Dioda merupakan suatu komponen elektronika yang dapat melewatkan arus pada
satu arah saja. Pada dasarnya dioda terdiri dari semikonduktor tipe P dan
semikonduktor tipe N yang terbuat dari silicon dan germanium.
Secara sistematis dioda sambungan p-n dapat dilihat pada gambar berikut:


A B
Gambar 2.12. (A) Susunan dioda sambungan p-n (B) Lambang dioda pada
rangkaian
J ika anoda mendapat tegangan positif dan katoda mendapat tegangan negatif,
maka dioda dikatakan dalam keadaan forward bias. Dan sebaliknya jika anoda
diberi tegangan negatif sedang katoda diberikan tegangan positif, maka dioda
dikatakan reserve bias.

Dioda memegang peranan yang penting dalam bidang elektronika, diantaranya
adalah untuk membuat berbagai bentuk gelombang sinyal, untuk mengatur
tegangan searah agar tidak berubah dengan beban maupun perubahan tegangan
jala-jala dan lain-lainnya. Secara umum dioda difungsikan sebagai penyearah. Alat
pokok dari suatu catu daya adalah dioda penyearah yang melewatkan arus pada
satu arah saja. Dengan dilengkapi suatu pelapis , catu daya tersebut dapat
menghasilkan tegangan keluaran DC yang kurang lebih tetap harganya.

Beda potensial dan medan listrik ini menjaga agar elektron-elektron tidak lagi
berdifusi dari tipe N ke tipe P atau sebaliknya. Beda potensial yang terjadi disebut
tegangan perintang, besarnya tegangan perintang bergantung pada bahan
semikonduktor sambungan PN dimana untuk silikon besarnya sekitar 0,7 Volt dan
untuk germanium sekitar 0,3 Volt.

Hambatan limbah(R
B
) adalah jumlah hambatan antara bagian tipe n dengan
daerah bagian tipe p
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
xxvi
R
B
=r
p
+r
n

Besarnya hambatan limbah sekitar 1-25 ohm. Untuk dioda silicon besarnya
hambatan limbah dapat ditentukan dari
R
B =
0,7 / I
f

I
f
adalah arus searah untuk bias maju pada 1 volt
Adanya tegangan perintang maka pada persambungan tipe P dan N seakan-akan
terdapat sebuah baterai kecil pada sambungan P N yang dapat menghasilkan arus
listrik searah yang tidak berlawanan. Apabila sambungan P N diberi tegangan dari
luar sehingga kekosongan bermuatan positif pada sisi P dan elektron yang
bermuatan negatif pada sisi N maka kekosongan ditarik oleh kutub negatif dan
elektron ditarik oleh kutub positif maka lapisan pengosongan menjadi lebih besar
berarti rintangan terhadap pergerakan difusi elektron dan kekosongan lebih besar
sehingga sumber tegangan tidak dapat mengalirkan arus.

Dioda mempunyai banyak jenis, tergantung pada bahan dasar
pembuatan dioda tersebut, misalnya :
1) Dioda Germanium
2) Dioda silikon
3) Dioda Zener
4) Dioda Schottky
5) Dioda Selenium
6) Dioda LED, dll

Ukuran dioda biasanya dinilai berdasarkan besarnya arus listrik yang dapat
melewati dioda tersebut. Tetapi untuk dioda detektor ataupun dioda yang
dipergunakan untuk keperluan khusus biasanya tidak dinilai berdasarkan besarnya
arus listrik yang dapat melewati dioda tersebut. Selain daripada ukuran arus juga
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
xxvii
ditentukan tegangan kerja maksimum yang diizinkan, tetapi biasanya tegangan kerja
hanya diperhatikan jika dioda ingin dipergunakan pada tegangan tinggi.
2.6 Kapasitor
Kapasitor merupakan salah satu komponen elektronika yang terbuat dari
dua belah plat penghantar yang diantaranya diisi dengan bahan dielektrik. Secara
umum kegunaan kapasitor adalah :
a) Untuk menyimpan muatan listrik
b) Dapat melewatkan arus bolak-balik
Penulisan kapasitor dalam rangkaian mempergunakan simbol. Adapun simbol-
simbol umum untuk menyatakan kapasitor diperlihatkan pada gambar dibawah ini:







(a) (b) (c) (d) (e) (f)
Gambar 2.13. Simbol-Simbol Kapasitor
(a) dan (b) non polar
(b) dan (e) elektrolit (polar)
(c) dan (f) Variabel

Kapasitor berdasarkan jenis bahan isolatornya ada beberapa jenis yaitu :
1. Kapasitor Udara, misalnya Varco ( Variabel Condensator )
2. Kapasitor kertas, terdiri dari dua gulungan pita logam tipis/staniol.
3. Kapasitor Mika.
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
xxviii
4. Kapasitor Film, bahan dielektriknya berupa plastik, misalnya kapasitor
polyester, kapasitor polikarbonat dan kapasitor polyestirin.
5. Kapasitor keramik, bahan dielektriknya berupa plastik yang mempunyai
resistivitas yang sangat tinggi sekali sehingga resistansi bocornya sangat kecil.
6. Kapasitor Tantalum, kontruksi susunannya memperlihatkan efek seperti
semikonduktor.

Kapasitor elektrolit (elco) berbentuk seperti tabung yang mempunyai
polaritas positif (+) dan negatif (-). Bahan dielektrumnya berupa film oksida tipis.


2. 7. 1. Kapasitansi

Kapasitansi merupakan kemampuan kapasitor dalam menyimpan muatan
(C). Kapasitansi ini diukur berdasarkan besar muatan yang dapat disimpan pada suatu
kenaikan tegangan. Sehingga secara matematis berlaku hubungan :
C =Q / V........................................................................(2.3)
Energi yang tersimpan akibat muatan terisi pada saat dialiri arus listrik = CV
2
,
tetapi energi ini akan hilang apabila kapasitor dikosongkan (dengan kata lain arus
listrik sama dengan nol).

Besarnya kapasitansi tergantung pada permitivitas pada tempat (
TM
), jarak
antara plat (d), luas plat (A), dan medium penyekat. Sehingga dapat tulis dengan
persamaan:
C =
TM
. A / d..........................................................................(2.4)
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
xxix
Satuan dari kapasitansi adalah farad (F). Suatu kapasitor dapat diketahui besar
kapasitansinya dengan cara : pertama, nilai yang tertera pada badan kapasitor itu
sendiri, kedua dengan mengukur langsung dengan menggunakan alat ukur.

Kapasitor terdiri dari beberapa macam, tetapi secara umum hanya terbagi
dalam dua kelompok :
1. Non-elektrolis, terbagi atas dua, tetap dan variabel. Kapasitor ini mempunyai
kapasitansi maksimum sebesar ratusan pikofarad.
Simbol sirkitnya dapat dilihat pada gambar berikut ini:



(tetap) (variabel)
Gambar 2.14 Simbol resistor
2. Elektrolistis, dibentuk dengan mengoksidasi salah satu plat aluminium
dengan menggantikan medium dielektriknya dengan elektrolit basah,
sehingga namanya menjadi elektrolisis. Simbol sirkitnya dapat dilihat seperti
gambar berikut ini:




Gambar 2.15. Simbol kapasitor elektrolit



Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
xxx
2.7.2 Pengisian dan Pengosongan

Pengisian Kapasitor
Peristiwa pengisian dan pengosongan kapasitor ditunjukkkan pada gambar rangkaian
di bawah ini:

1

2

C
Gambar 2.16. Rangkaian Pengisi Dan Pengosongan Kapasitor
J ika kapasitor dengan kapasitansi C dihubungkan dengan suatu sumber
tegangan V
1
maka setelah beberapa waktu di dalam kapasitor akan terkumpul muatan
sebanyak :
Q =C . V...........................................................................(2.5)

Setelah nilai muatan ini tercapai, kapasitor sudah terisi penuh. Pada
gambar diatas setelah saklar S ditutup arus akan mengalir dari sumber tegangan yang
mengisi muatan kapasitor.

Secara matematis muatan kapasitor saat saklar S ditutup dapat ditulis :
V
c(t)
=V (1
-e
-t/Re
).................................................................(2.6)
Dimana :
V =Tegangan (V)
Vc=Tegangan pada kapasitor (V)
T =Waktu kapasitor (detik)
R
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
xxxi
R =Resistansi dari resistor (Ohm)
C =Kapasitansi dari Kapasitor (F)


Pengosongan kapasitor

Pada gambar pengisian kapasitor diatas,saat saklar S dipindahkan pada posisi 2 maka
muatan kapasitor C yang telah terisi dikosongkan melalui R dalam keadaan awal,
misalkan tegangan kapasitor adalah Vc, maka dengan menggunakan persamaan
sebelumnya diperoleh:
V
c (T)
=V
CE..............................................................................................................
(2.7)


2. 8. Transistor

Transistor adalah suatu bahan semikonduktor yang merupakan hasil perkembangan
dari dioda semikonduktor. Transistor dapat berubah sifatnya dari setengah penghantar
menjadi bahan penghantar. Setelah diketahuinya sifat baru dari dioda semikonduktor,
yaitu bahwa arus penghantar dari dioda dapat dikontrol oleh suatu elektroda yang
ditambahkan pada pertemuan PN dioda. Dengan penambahan elektroda pengontrol ini
maka dioda semikonduktor dapat dianggap dua buah dioda yang mempunyai elektroda
bersama dan bentuk penghubung semacam ini disebut transistor bipolar. Adapun
penambahan elektroda pengontrol terhadap dioda semikonduktor, sehingga
menghasilkan transistor bipolar yang dilakukan dengan cara mempertemukan dua
buah dioda yang titik pertemuannya harus dengan elektroda yang dapat dilihat seperti
gambar dibawah ini:


Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
xxxii


P N P






N P N



Gambar 2.17. Susunan Dioda PN dan NP Pada Transistor


2. 8. 1. Simbol Transistor

Karena susunan dioda-dioda transistor yang sedemikian rupa, maka simbol transistor
ini perlu kita ketahui, berhubung kalau kita merakit suatu rangkaian yang mengandung
komponen transistor tentu tidak bisa diabaikan. Adapun simbol-simbol transistor ini
diperlihatkan seperti gambar dibawah ini:



a) Transistor NPN b) Transistor PNP
Gambar 2.18. Simbol Transistor

P N N P
N P P N
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
xxxiii

2. 8. 2. Cara Kerja Transistor

Untuk mengetahui cara kerja transistor, kita dapat melihat gambar dibawah ini:
VCE


C E

+ +

B
_ PNP _






VCE


C E

+ +
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
xxxiv

_ NPN _
Gambar 2.19. Cara Kerja Transistor

Seperti gambar diatas, jika diantara basis (B) dengan emiter (E) diberi
tegangan arah maju (kutub positif dihubungkan ke emitor dan kutub negatif
dihubungkan ke basis) dan diantara basis dan kolektor (C) diberi tegangan arah
mundur ( kutub positif baterai dihubungkan ke basis dan kutub negatif dihubungkan
ke kolektor), maka arus mengalir dari emitor menuju kolektor melalui basis.

Oleh sebab itu biasanya tegangan yang diberikan pada transistor PNP
menyebabkan emitor positif terhadap basisnya sehingga arusnya mengalir dari emitor
masuk ke basis jika pada waktu yang sama tegangan kolektor negatif, maka arus ini
akan mengumpulkan pada kolektor yang mana sebagian besar arus emitor menjadi
arus kolektor dan sebagian kecil menjadi arus basis. Dari keterangan diatas persamaan
arus tersebut dapat dituliskan dengan rumus dibawah ini:
I
E
=I
B
+I
c
.............................................................................(2.8)
Dimana:
I
E
=arus emitor
I
B
=arus basis
I
C
=arus kolektor


2. 8. 3. Transistor Sebagai Saklar

Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
xxxv
Disamping berfungsi sebagai penguat, transistor juga dapat bekerja sebagai saklar
dimana transistor dibuat agar hanya bekerja pada dua keadaan yaitu keadaan saturasi,
keadaan terputus. Pada keadaan saturasi beda tegangan antara kolektor dan emitor
sama dengan nol, dan arus yang mengalir mendekati nilai
Vcc
/
RC
. Pada keadaan
terputus tegangan antara kolektor dan emitor sama dengan Vcc dan arus kolektor sama
dengan nol. Pada keadaan saturasi transistor dikatakan menghantar (ON) dan pada
keadaan terputus transistor dikatakan padam (OFF).

Gambar sebagai transistor hanya dapat berada pada dua keadaan yaitu saturasi
dan terputus:
Vcc


IB
Vs
0 Vs RB Q IC


Gambar 2.20 Rangkaian Saklar Transistor

Vcc/Rc
Q





Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
xxxvi

VCE
VCC
Gambar 2.21. Karakteristik keluaran kransistor dan garis beban

Gambar karakteristik keluaran transistor diatas menunjukkan karakteristik
keluaran bersama beserta garis bebannya. Pada rangkaian akan tampak bahwa bila
arus basis I
B
=I
B0
, maka transistor akan tepat saturasi. Pada keadaan ini beda potensial
antara kolektor dan emitor adalah amat kecil, yaitu sama dengan V
CE

(Sat)
, arus
kolektor mengalir hampir sama dengan
Vcc
/
RC
, dan hambatan kolektor adalah
kebalikan daripada kemiringan kurva saturasi dari transistor. Bila arus basis
diperbesar menjadi I
B1
dan I
B2
atau lebih besar lagi, tegangan kolektor ( V
CE
) dan arus
kolektor I
C
berubah nilainya yaitu masing-masing tetap sama dengan V
CE(Sat)
dan
Vcc
/
RC
. Inilah mengapa keadaan ini diberi nama keadaan saturasi atau keadaan jenuh,
sebab nilainya tidak berubah walaupun arus basis di tambah terus.

Nilai arus basis bergantung pada tegangan V
S
yang digunakan untuk
menghantar transistor (membuatnya ON) dan juga kepada hambatan R
B
yang dipasang
seri dengan basis. Arus I
B
dapat dihitung dari :
I
B
=(V
S
V
BE
) / R
B

=(V
S
0,6 V) / R
B
...........................................................(2.9)

Hubungan antara arus basis dan arus kolektor adalah linier, yang berarti arus
kolektor berbanding lurus dengan arus basis kurang dari I
BO
, yaitu arus basis yang
tepat mengakibatkan keadaan saturasi. Bagian dari garis beban antara Q1 dan Q2 pada
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
xxxvii
gambar grafik karakteristik transistor disebut daerah linier. Dapat disimpulkan bahwa
pada daerah linier, yaitu :
I
C
=hfe I
B
.........................................................................(2.10)


2.9. Transformator

Transformator adalah suatu peralatan yang bekerja secara elektromagnetik yang
berfungsi untuk mentransformasikan tenaga listrik dari suatu rangkaian
kerangkaian lain melalui suatu gandengan magnet pada frekwensi yang sama dan
daya yang tetap. Transformator dapat menaikkan dan menurunkan tegangan dari
satu rangkaian kerangkaian lain.

Transformator bekerja secara induksi elektromagnetik. Bila terjadi perubahan
fluks magnet pada kumparan transformator, maka perubahan fluks ini dapat
menghasilkan ggl induksi ataupun arus induksi pada keluaran transformator, agar
dapat terjadi perubahan fluks magnet pada transformator, maka arus yang
dimasukkan atau arus input dari trafo harus berubah-ubah terhadap waktu, atau
merupakan arus bolak- balik.

Beda tegangan yang dihubungkan pada ujung-ujung kumparan primer
dinamakan tegangan primer dan beda tegangan pada ujung-ujung kumparan
sekunder dinamakan tegangan sekunder. Perbandingan tegangan input dan output:

V1 : V2 =N1 : N2 ..(2.11)

Untuk trafo yang ideal, tidak terjadi kehilangan energi dari primer ke sekunder
atau daya yang dihasilkan pada sekunder sama dengan yang diberikan oleh primer.

Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
xxxviii
V
1
. I
1
=V
2
. I
2
....(2.12)
Tetapi pada kenyataannnya tidak ada trafo yang ideal, jadi selalu terjadi
kehilangan energi dari kumparan primer ke kumparean sekunder.

Sesuai dengan prinsip kerja tranfo, yang memindahkan energi listrik dengan
cara induksi melalui pasangan kumparan primer dan sekunder, untuk memperkecil
kehilangan energi tersebut maka pasangan kumparan primer dan sekunder dibuat
dalam susunan tertutup dengan daerah besi lunak dibuat berlapis-lapis serta
dilekatkan satu sama lain dengan bahan isolasi untuk mengurang terjadinya arus
pusar.

Pada dua rangkaian yang mempunyai induksi bersama, perubahan arus pada
salah satu rangkaian akan membangkitkan tegangan pada rangkaian yang lainnya.
Arus bolak balik berubah harganya setiap saat, karena itu arus bolak-balik yang
mengalir pada belitan primer sebuah trafo akan menghasilkan arus bolak-balik
pada belitan sekunder. J ika tegangan outputnya lebih besar dari tegangan inputnya
maka trafo ini disebut trafo penaik tegangan (step-up) dan sebaliknya jika
tegangan outputnya lebih kecil dari tegangan inputnya maka trafo ini disebut trafo
penurun tegangan ( step down). Bagian bagian penting dari trafo terdiri dari:

Transformator terdiri dari
a. Inti (core) yang terdiri dari besi laminasi
Dua koil yang terdiri dari sisi primer dan sisi sekunder. Sisi primer dihubungkan
dengan beban. Belitan primer mempunyai jumlah belitan N
1
dan belitan sekunder
dengan jumlah belitan N
2
. Belitan dari transformator terdiri bahan induktif murni,
sehingga dianggap tidak ada rugi-rugi pada belitan primer maupun sekunder.



Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
xxxix







Gambar 2.22 Trafo dan lilitannya
Garis putus-putus pada gambar diatas menunjukkan fluks magnet yang dihasilkan
oleh suatu arus bolak-balik pada belitan primer, fluks maknet tersebut dilingkupi
oleh lilitan kumparan primer dan sekunder dan menginduksikan ggl pada masing-
masing belitan yang sebanding dengan perubahan fluks. J ika N
1
dan N
2
masing-
masing adalah jumlah lilitan kumparan primer dan kumparan sekunder, jika
dianggap semua fluks dilingkupi, maka:

13 . 2 ... .......... .......... .......... .......... .......... .......... ..........
2
1
2
1
N
N
E
E



Anggap tahanan belitan dapat diabaikan, pada tegangan input primer (V
1
) sama
besar tetapi berlawanan arah dengan ggl balik (E
1
) dan tegangan output (V
2
) sama
besarnya dengan ggl induksi (E
2
) untuk keadaan ideal.


V
1
dan V
2
berbeda fasa sebesar 180
0
jika sebuah tahanan R
2
dihubungkan pada
terminal belitan arus sebesar I
2
akan mengalir.
Dengan hukum ohm:

I
2
=
) 14 . 2 . ........(. .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... ..........
2
1
2
1
N
N
V
V

.) 15 . 2 ..(.. .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... ..........
2
2
R
V
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
xl

Arus ini mengalir pada belitan sekunder dan menghasilkan fluks magnetik
yang menentang fluks primer dan menyebabkan penurunan ggl lawan primer.
Keseimbangan pada rangkaian primer akan terganggu dan arus pertama akan
mengalir untuk mengembalikan ggl lawan primer.

I
1
. N
1
=I
2
.N
2
.(2.16)




Karena I
1
sefasa dengan V
1
dan I
2
sefasa dengan V
2
maka I
1
dan I
2
berbeda frasa
sebesar 180
0








Gambar 2.23 Trafo ideal pada keadaan terbeban
b. belitan primer
c. belitan sekunder
Sifat dasar trafo dapat diringkas sebagai berikut:
1. perbandingan tegangan sama dengan perbandingan lilitan
2. perbandingan arus berbanding terbalik dengan perbandingan lilitan.
3. Arus primer dan arus sekunder berbeda fasa sebesar 180
0
.
) 17 . 2 ..(. .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... ..........
1
2
2
1
N
N
I
I

Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
xli
2.10 Potodioda

Potodioda adalah dioda yang tahanan reserve-nya berubah-ubah jika cahaya yang
menyinari dioda itu berubah intensitasnya. Yang menyebabkan tahanan reserve
Potodioda itu berubah-ubah adalah karena energi cahaya, maka untuk merangkainya
dapat disusun dengan reserve bias seperti pada gambar dibawah ini :




Gambar 2.24 Cara permberian reserve bias pada Potodioda

Seperti pada gambar diatas dalam keadaan gelap tahanan reserve pada dioda
sangat besar sehingga arus tidak ada yang mengalir. Akan tetapi bila cahaya yang
jatuh pada dioda makin kuat, maka tahanan reservenya makin menurun dan arus
reserve-nya akan sangat bertambah besar. Perubahan nilai arus reserve ini pada
umumnya sangat kecil, hanya beberapa mikro ampere, namun hal itu cukup dapat
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan terutama dalam saklar-saklar elektronik yang
bekerja pada intensitas cahaya yang disebut dengan istilah sakelar photoelektrik.
Perubahan tegangan reserve tidak berpengaruh terhadap besarnya arus reserve sebab
arus reserve hanya bergatung pada besarnya intensitas cahaya yang jatuh pada
potodioda itu. Oleh karenan itu potodioda dalam reserve bias dapat dianggap sebagai
sumber arus yang besarnya diatur oleh intensitas cahaya yang menyinarinya.

Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
xlii
Sebagai sumber cahaya digunakan sebuah pemancar infra merah, sebuah
rangkaian penerima sinyal infra merah. Rangkaian pemancar infra merah tampak
seperti gambar di bawah ini,









Gambar2.25 Rangkaian Pemancar infra merah
Pada rangkaian di atas digunakan sebuah LED infra merah yang diserikan
dengan sebuah resistor 18 ohm. Resistor ini berfungsi untuk membatasi arus yang
masuk ke LED infra merah agar LED infra merah tidak rusak. Resistor yang
digunakan adalah 18 ohm sehingga arus yang mengalir pada LED infra merah adalah
sebesar:

5
0,277 277
18
V
i A atau mA
R

Dengan besarnya arus yang mengalir ke LED infra merah, maka intensitas pancaran
infra merah akan semakin kuat, yang menyebabkan jarak pancarannya akan semakin
jauh.

VCC
5V
Infra Merah
18
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
xliii
Fotodioda memiliki hambatan sekitar 15 s/d 20 Mohm jika tidak terkena sinar
infra merah, dan hambatannya akan berubah menjadi sekitar 80 s/d 300 Kohm jika
terkena sinar infra merah tergantung dari besarnya intensitas yang mengenainya.
Semakin besar intensitasnya, maka hambatannya semakin kecil.

2.11 Bahasa Program
Bahasa yang digunakan untuk memprogram IC mikrokontroler AT89S51 adalah
bahasa assembly untuk MCS-51. Angka 51 merupakan jumlah instruksi pada bahasa
ini hanya ada 51 instruksi. Dari 51 instruksi, yang sering digunakan orang hanya 10
instruksi. Instruksi instruksi tersebut antara lain :

1. Instruksi MOV
Perintah ini merupakan perintah untuk mengisikan nilai ke alamat atau register
tertentu. Pengisian nilai dapat secara langsung atau tidak langsung.
Contoh pengisian nilai secara langsung
MOV R0,#20h
Perintah di atas berarti : isikan nilai 20 Heksadesimal ke register 0 (R0).
Tanda #sebelum bilangan menunjukkan bahwa bilangan tersebut adalah nilai.
Contoh pengisian nilai secara tidak langsung
MOV 20h,#80h
...........
............
MOV R0,20h
Perintah di atas berarti : isikan nilai yang terdapat pada alamat 20
Heksadesimal ke register 0 (R0).
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
xliv
Tanpa tanda #sebelum bilangan menunjukkan bahwa bilangan tersebut adalah
alamat.

2. Instruksi DJNZ
Decreament Jump If Not Zero (DJNZ) ini merupakan perintah untuk
mengurangi nilai register tertentu dengan 1 dan lompat jika hasil
pengurangannya belum nol. Contoh ,
MOV R0,#80h
Loop: ...........
............
DJNZ R0,Loop
............
R0 -1, jika belum 0 lompat ke loop, jika R0 = 0 maka program akan
meneruskan ke perintah pada baris berikutnya.



3. Instruksi ACALL
Instruksi ini berfungsi untuk memanggil suatu rutin tertentu. Contoh :
.............
ACALL TUNDA
.............
TUNDA:
.................

4. Instruksi RET
Instruksi RETURN (RET) ini merupakan perintah untuk kembali ke rutin
pemanggil setelah instruksi ACALL dilaksanakan. Contoh,
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
xlv
ACALL TUNDA
.............
TUNDA:
.................
RET
5. Instruksi JMP (Jump)
Instruksi ini merupakan perintah untuk lompat ke alamat tertentu. Contoh,
Loop:
.................
..............
JMP Loop
6. Instruksi JB (Jump if bit)
Instruksi ini merupakan perintah untuk lompat ke alamat tertentu, jika pin yang
dimaksud berlogika high (1). Contoh,
Loop:
JB P1.0,Loop
.................

7. Instruksi JNB (Jump if Not bit)
Instruksi ini merupakan perintah untuk lompat ke alamat tertentu, jika pin yang
dimaksud berlogika Low (0). Contoh,
Loop:
JNB P1.0,Loop
.................

8. Instruksi CJNZ (Compare Jump If Not Equal)
Instruksi ini berfungsi untuk membandingkan nilai dalam suatu register
dengan suatu nilai tertentu. Contoh,
Loop:
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
xlvi
................
CJNE R0,#20h,Loop
................
J ika nilai R0 tidak sama dengan 20h, maka program akan lompat ke rutin
Loop. Jika nilai R0 sama dengan 20h,maka program akan melanjutkan
instruksi selanjutnya..

9. Instruksi DEC (Decreament)
Instruksi ini merupakan perintah untuk mengurangi nilai register yang
dimaksud dengan 1. Contoh,
MOV R0,#20h R0 =20h
................
DEC R0 R0 =R0 1
.............

10. Instruksi INC (Increament)
Instruksi ini merupakan perintah untuk menambahkan nilai register yang
dimaksud dengan 1. Contoh,
MOV R0,#20h R0 =20h
................
INC R0 R0 =R0 +1
.............







Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
xlvii

BAB III

PEMBUATAN DAN RANGKAIAN PROYEK

3.1 Proses Pembuatan Rangkaian

3.1.1 Pembuatan modul rangkaian.

Langkah-langkah dalam pembuatan modul rangkaian dapat dijelaskan melalui
diagram blok berikut ini:















Pemotongan PCB
Pembersihan PCB
Penggambaran Layout
Pelarutan PCB
Pembersihan PCB
Pengeboran PCB
Penyolderan Komponen
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
xlviii

Gambar 3.1 Diagram Proses Pembuatan Papan PCB (Printed Circuit Board )

Pada proses pembuatan PCB , bahan dan peralatan yang digunakan adalah:
1) Papan PCB
2) Tinta / spidol permanen
3) Larutan Fe
2
Cl
3
alkohol 96 %
4) Kertas pasir
5) Wadah yang terbuat dari plastik
6) Bor dengan mata satu mm

Adapun langkah - langkah dalam pembuatan papan PCB adalah sebaga berikut :
Papan PCB dipotong sesuai dengan ukuran yang diperlukan, kemudian
permukaan yang berlapis tembaga dibersihkan dengan menggunakan kertas pasir
sampai permukaan tembaga benar benar mengkilap. Tujuan dari pembersihan ini
adalah untuk menghilangkan lemak atau kotoran kotoran yang menempel pada
permukaan tembaga. Selanjutnya papan PCB dicuci / dibasahi dengan air yang
mengalir untuk menghilangkan serbuk serbuk sisa bekas penggosokan. Kemudian
papan PCB dijemur atau diangin anginkan hingga permukaan tembaga benar benar
kering.

Setelah papan PCB benar benar kering, selanjutnya dilakukan proses
perencanaan peletakan komponen komponen diatas permukan papan. Setelah itu
dilakukan penggambaran layout pada permukaan papan yang berlapis tembaga.
Penggambaran layout ini menggunakan tinta / spidol permanen. Tujuan dari
penggunaan tinta ini adalah untuk melindungi lapisan tembaga yang merupakan
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
xlix
tempat penyolderan dan jalur jalur penghantar yang menghubungkan komponen
komponen yang sesuai dengan gambar diagram rangkaian agar tidak turut larut saat
dilakukan proses pelarutan tembaga yang tidak digunakan.

Setelah proses penggambaran layout selesai, selanjutnya dilakukan proses
pelarutan papan PCB dengan menggunakan larutan Fe
2
Cl
3
.

Proses ini bertujuan untuk
menghilangkan sisa sisa tembaga yang tidak digunakan. Pada proses ini Fe
2
Cl
3
yang
masih berbentuk serbuk dilarutkan dengan menggunakan air hangat secukupnya pada
wadah yang terbuat dari bahan plastik / fiber. Kemudian papan PCB direndam
kedalam larutan dan untuk mempercepan proses pelarutan, wadah tempat pelarutan
digoyang goyang agar larutan Fe
2
Cl
3
lebih cepat mengikis lapisan tembaga yang
tidak digunakan. Setelah lapisan tembaga yang tidak digunakan terkikis dengan
bersih, maka selanjutnya dilakukan pembersihan lapisan tinta yang menutupi lapisan
tembaga yang digunakan.

Pembersihan lapisan tinta permanen dilakukan dengan menggunakan thiner
yang diteteskan kepermukaan PCB yang hendak dibersihkan, kemudian permukaan
tembaga yang dilapisi dengan tinta digosok dengan menggunakn kain lap lalu
dibersikan dengan menggunakn air yang mengalir. Selanjutnya dilakukan pengeboran
pada PCB dengan menggunakan mata bor yang berdiameter 1 mm.




Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
l
3.1.2 Penyolderan Komponen

Penyolderan dilakukan dengan menggunakan solder berdaya 30 Watt dengan mata
solder yang agak runcing. Untuk memudahkan dalam proses penyolderan, komponen
komponen seperti resistor (yang ukurannya lebih rendah ) disolder lebih dahulu.
Kemudian dilanjutkan ke komponen komponen yang lainnya. Untuk menghindari
IC dari kerusakan , digunakan socket khusus IC. Setelah komponen selesai disolder,
selanjutnya dilakukan pengujian rangkaian.


3.2 Rangkaian Power Suplay

Rangkaian PSA yang dibuat dengan keluaran sebesar 5 volt. Dimana keluaran 5 volt
digunakan untuk menghidupkan seluruh rangkaian. Rangkaian tampak seperti gambar
di bawah ini,






Gambar 3.2 Rangkaian Power Supplay (PSA)

Trafo CT merupakan trafo stepdown yang berfungsi untuk menurunkan
tegangan dari 220 volt AC menjadi 12 volt AC. Kemudian 12 volt AC akan
disearahkan dengan menggunakan empat buah dioda, selanjutnya 12 volt DC akan
Vreg
LM7805CT
IN OUT
TIP32C
100
1 uF
2200 uF
220 V AC
0 V
5 Vol t DC
0 Vol t
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
li
P1.0
P1.1
P1.2
P1.3
P1.4
P1.5
P1.6
P1.7
RST
P3.0/RX0
P3.1/TX0
P3.2/INT0
P3.3/INT1
P3.4/T0
P3.5/T1
P3.6/WR
P3.7/RD
XTAL2
XTAL1
GND P2.7/A16
P2.6/A14
P2.5/A13
P2.4/A12
P2.3/A11
P2.2/A10
P2.1/A9
P2.0/A8
PSEN
ALE/PROG
EA/VPP
P0.7/AD7
P0.6/AD6
P0.5/AD5
P0.4/AD4
P0.3/AD3
P0.2/AD2
P0.1/AD1
P0.0/AD0
VCC
AT89S51
40
39
38
37
36
35
34
33
32
31
30
29
28
27
26
25
24
23
22
21 20
19
18
17
16
15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2 1
Xtal 12 MHz
10kohm
10uF
4.7kohm
5V
VCC
33pF
33pF
diratakan oleh kapasitor 2200 F. Regulator tegangan 5 volt (LM7805CT) digunakan
agar keluaran yang dihasilkan tetap 5 volt walaupun terjadi perubahan pada tegangan
masukannya. LED hanya sebagai indikator apabila PSA dinyalakan. Transistor PNP
TIP 32 disini berfungsi untuk mensupplai arus apabila terjadi kekurangan arus pada
rangkaian, sehingga regulator tegangan (LM7805CT) tidak akan panas ketika
rangkaian butuh arus yang cukup besar. Tegangan 12 volt DC langsung diambil dari
keluaran empat buah dioda.


3.3 Rangkaian mikrokontroler

Rangkaian minimum mikrokontroller AT89S51 ditunjukkan pada gambar berikut ini :












Gambar 3.3 Rangkaian AT89S51
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
lii
AT 89S51 adalah mikrokontroler 40 Pin, dimana Pin 29 merupakan PSEN
(Program Store Enable) dan pin 30 sebagai Address Latch Enable (ALE)/PROG
dihubungkan ke ground (diset low), sedangkan Pin 31 External Access Enable (EA)
diset high (H). Ini dilakukan karena mikrokontroller AT89S51 tidak menggunakan
memori eskternal. Pin 18 dan 19 dihubungkan ke XTAL 12 MHz dan capasitor 33
pF. XTAL ini akan mempengaruhi kecepatan mikrokontroller AT89S51 dalam
mengeksekusi setiap perintah dalam program. Pin 9 merupakan masukan reset (aktif
tinggi). Pulsa transisi dari rendah ke tinggi akan me-reset mikrokontroller ini. Pin 32
sampai 39 adalah Port 0 yang merupakan saluran/bus I/O 8 bit open collector dapat
juga digunakan sebagai multipleks bus alamat rendah dan bus data selama adanya
akses ke memori program eksternal. Karena fungsi tersebut maka Port 0 dihubungkan
dengan resistor array. Pin 20 merupakan ground dihubungkan dengan ground pada
power supplay. Pin 40 merupakan sumber tegangan positif dihubungkan dengan +5
volt dari power supplay.


3.4 Rangkaian 7-segment

Keadaan yang terdeteksi oleh potodioda diolah mikrokontroler AT89S51
untuk selanjutnya ditampilkan pada 5 digit 7-segmen. Rangkaian display seven
segmen tampak seperti gambar di bawah ini :




Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
liii








Gambar 3.4 Rangkaian Display Seven Segmen

Display ini menggunakan 5 buah seven segmen yang dihubungkan ke IC 4094
yang merupakan IC serial to paralel. IC ini akan merubah 8 bit data serial yang masuk
menjadi keluaran 8 bit data paralel. Rangkaian ini dihubungkan dengan P3.0 dan P3.1
AT89S51. P3.0 merupakan fasilitas khusus pengiriman data serial yang disediakan
oleh mikrokontroler AT89S51. Sedangkan P3.1 merupakan sinyal clock untuk
pengiriman data serial.

Dengan menghubungkan P3.0 dengan IC serial to paralel (IC 4094), maka
data serial yang dikirim akan diubah menjadi data paralel. Kemudian IC 4094 ini
dihubungkan dengan 7-segment agar data tersebut dapat ditampilkan dalam bentuk
angka. 7-segment yang digunakan adalah aktif low, ini berarti 7-segment akan hidup
jika diberi data low (0) dan 7-segment akan mati jika diberi data high (1).



5V
VCC
SEVEN_SEG_DISPLAY
AB CDE FG
I
n
C
l
o
c
k
O
u
t
D
6
D
5
D
4
D
3
D
2
D
1
D
0
4094
D
7
2
3 1
0
1
4
1
3
1
2
1
1
7 6 5 4
SEVEN_SEG_DISPLAY
AB CDE FG
I
n
C
l
o
c
k
O
u
t
D
6
D
5
D
4
D
3
D
2
D
1
D
0
4094
D
7
2
3 1
0
1
4
1
3
1
2
1
1
7 6 5 4
AB CDE F G
I
n
C
l
o
c
k
O
u
t
D
6
D
5
D
4
D
3
D
2
D
1
D
0
4094
D
7
2
3 1
0
1
4
1
3
1
2
1
1
7 6 5 4
SEVEN_SEG_DISPLAY
AB CDE FG
I
n
C
l
o
c
k
O
u
t
D
6
D
5
D
4
D
3
D
2
D
1
D
0
4094
D
7
2
3 1
0
1
4
1
3
1
2
1
1
7 6 5 4
SEVEN_SEG_DISPLAY
AB CDE FG
I
n
C
l
o
c
k
O
u
t
D
6
D
5
D
4
D
3
D
2
D
1
D
0
4094
D
7
2
3 1
0
1
4
1
3
1
2
1
1
7 6 5 4
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
liv


3.5 Rangkaian sensor

Untuk mendeteksi adanya barang yang lewat digunakan sebuah sensor. Sensor
dilengkapi dengan sebuah pemancar infra merah, sebuah potodioda dan sebuah
rangkaian penerima sinyal infra merah. Rangkaian pemancar infra merah tampak
seperti gambar di bawah ini:












Gambar 3.5. Rangkaian Pemancar infra merah

Pada rangkaian di atas digunakan sebuah LED infra merah yang diserikan
dengan sebuah resistor 18 ohm. Resistor ini berfungsi untuk membatasi arus yang
masuk ke LED infra merah agar LED infra merah tidak rusak. Resistor yang
digunakan adalah 18 ohm sehingga arus yang mengalir pada LED infra merah adalah
sebesar:

5
0,277 277
18
V
i A atau mA
R

VCC
5V
Infr a Mer ah
18
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
lv
Dengan besarnya arus yang mengalir ke LED infra merah, maka intensitas pancaran
infra merah akan semakin kuat, yang menyebabkan jarak pancarannya akan semakin
jauh.
Pancaran dari sinar infra merah akan diterima oleh potodioda, kemudian akan
diolah oleh rangkaian penerima agar menghasilkan data biner, dimana jika potodioda
menerima pancaran sinar infra merah maka output dari rangkaian penerima ini akan
mengeluarkan logika high (1), namun jika potodioda tidak menerima pantulan sinar
infra merah, maka output dari rangkaian penerima akan mengeluarkan logika low (0).
Rangkaian penerima infra merah seperti gambar di bawah ini:









Gambar 3.6 Rangkaian Penerima sinar infra merah


Potodioda memiliki hambatan sekitar 15 s/d 20 Mohm jika tidak terkena sinar
infra merah, dan hambatannya akan berubah menjadi sekitar 80 s/d 300 Kohm jika
terkena sinar infra merah tergantung dari besarnya intensitas yang mengenainya.
Semakin besar intensitasnya, maka hambatannya semakin kecil.

VCC
5V
330k
Poto dioda
4.7k
C828
10k
1.0k
Q2
2SA733
10k
2SC945
4.7k
1.0k
1.0k
Q4
2SA733
10k
330
LED1
AT89S51
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
lvi
Pada rangkaian di atas, output dari potodioda diumpankan ke basis dari
transistor tipa NPN C828, ini berari untuk membuat transistor tersebut aktip maka
tegangan yang keluar dari potodioda harus lebih besar dari 0,7 volt. Syarat ini akan
terpenuhi jika potodioda mendapatkan sinar infra merah. Analisanya sebagai berikut:

J ika ada sinar infra merah yang mengenai potodioda, maka hambatan pada
potodioda 300 Kohm, sehingga:

2 330.000
5 2,619
1 2 300.000 330.000
R
Vo xVcc x Volt
R R



Vout akan diumpankan ke basis dari transistor C828, karena tegangannya lebih besar
dari 0,7 volt yaitu 2,619 Volt maka transistor akan aktif.

Aktifnya transistor C828 akan menyebabkan colektornya terhubung ke emitor,
sehingga colektor mandapat tegangan 0 volt dari ground, tegangan ini diumpankan ke
basis dari transistor ke-2 tipe PNP A733, sehingga transistor ini juga aktif. Seterusnya
aktipnya transistor A733 akan menyebabkan colektornya terhubung ke emitor,
sehingga kolektor mandapat tegangan 5 volt dari Vcc. Kolektor dari transistor A733
dihubungkan ke mikrokontroler AT89S51 sehingga jika transistor ini aktif, maka
kolektor akan mendapatkan tegangan 5 volt dari Vcc. Tegangan 5 volt inilah yang
merupakan sinyal high (1) yang diumpankan ke mikrokontroler AT89S51, sehingga
mikrokontroler dapat mengetahui bahwa sensor ini mengirimkan sinyal high (1), yang
berarti bahwa tidak ada barang yang menghalangi sensor. Tegangan ini juga
diumpankan ke basis dari transistor ke-3 tipe NPN C945, sehingga transistor ini juga
aktif.

Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
lvii
Transistor ke-4 tipe PNP A733 berfungsi untuk menyalakan LED sebagai
indikator bahwa sensor ini menerima pantulan sinar infra merah dari pemancar. LED
ini akan menyala jika sensor menerima sinar infra merah, dan akan mati jika sensor
tidak menerima sinar infra merah.

J ika ada barang yang melewati sensor, maka pancaran infra merah yang
mengenai potodioda akan terhalang sesaat. Hal ini menyebabkan hambatan pada
potodioda berubah dari 300 Kohm menjadi 15 Mohm, sehingga:

2 330.000
5 0,107
1 2 15.000.000 330.000
R
Vo xVcc x Volt
R R



Vout akan diumpankan be basis dari transistor C828, karena tegangannya hanya 0,107
Volt maka transistor tidak aktip.

Tidak aktipnya transistor C828 akan menyebabkan kolektornya tidak
terhubung ke emitor, sehingga kolektor mandapat tegangan 5 volt dari Vcc, tegangan
ini diumpankan ke basis dari transistor ke-2 tipe PNP A733, sehingga transistor ini
juga tidak aktif. Seterusnya tidak aktifnya transistor A733 akan menyebabkan
kolektornya tidak terhubung ke emitor, sehingga kolektor mandapat tegangan 0 volt
dari ground. Kolektor dari transistor A733 dihubungkan ke mikrokontroler AT89S51
sehingga jika transistor ini tidak aktif, maka kolektor akan mendapatkan tegangan 0
volt dari ground. Tegangan 0 volt inilah yang merupakan sinyal low (0) yang
diumpankan ke mikrokontroler AT89S51, sehingga mikrokontroler dapat mengetahui
bahwa sensor ini mengirimkan sinyal low (0), yang berarti bahwa ada barang yang
menghalangi sensor ini (ada barang yang melewati sensor). Tegangan ini juga
diumpankan ke basis dari transistor ke-3 tipe NPN C945, sehingga transistor ini juga
tidak aktif, sehingga LED tidak nyala.
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
lviii

Untuk mendeteksi adanya sinyal yang dikirimkan oleh sensor, maka
mikrokontroler harus diprogram untuk untuk dapat mengecek sinyal apa yang
dikirimkan oleh sensor. J ika sinyal yang dikirimkan adalah sinyal high (1), berarti
tidak ada barang yang lewat, namun jika sinyal yang dikirimkan adalah sinyal low,
maka ini berarti ada barang yang lewat.



















Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
lix
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Program Rangkaian

Pada mikrokontroler AT89S51 dimasukkan program yang menjadi prinsip kerja dari
mikrokontroller.


bil0 equ 20h
bil1 equ 0ech
bil2 equ 18h
bil3 equ 88h
bil4 equ 0c4h
bil5 equ 82h
bil6 equ 2h
bil7 equ 0e8h
bil8 equ 0h
bil9 equ 80h
bilkosong equ 0ffh

utama:
mov 70h,#0h
mov 71h,#0h
mov 72h,#0h
mov 60h,#0h
mov 61h,#0h
mov r3,#0

loop:
Jb P0.0,terus
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
lx
Jnb P0.0,$
acall delay
kosong:
mov 73h,#bilkosong
mov 74h,#bilkosong
mov 75h,#bilkosong
mov 62h,#bilkosong
mov 63h,#bilkosong
acall tampil
Jb P0.1,kosong
Jnb P0.1,$
acall delay
terus:
mov r0,70h
acall transfer
mov 73h,r1
mov r0,71h
acall transfer
mov 74h,r1
mov r0,72h
acall transfer
mov 75h,r1
mov r0,60h
acall transfer
mov 62h,r1
mov r0,61h
acall transfer
mov 63h,r1
acall tampil
Jnb P2.7,loop
Jb P2.7,$
inc r3
cjne r3,#24,terus1
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
lxi
mov r3,#0
inc 60h
mov r2,60h
cjne r2,#0ah,terus1
mov 60h,#0h
inc 61h
terus1:
acall delay
inc 70h
mov r2,70h
cjne r2,#0ah,loop
mov 70h,#0h
inc 71h
mov r2,71h
cjne r2,#0ah,loop
mov 71h,#0h
inc 72h
mov r2,72h
cjne r2,#0ah,loop
ljmp utama

transfer:
cjne r0,#0h,satu
mov r1,#bil0
ret
satu:
cjne r0,#01h,dua
mov r1,#bil1
ret
dua:
cjne r0,#02h,tiga
mov r1,#bil2
ret
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
lxii
tiga:
cjne r0,#03h,empat
mov r1,#bil3
ret
empat:
cjne r0,#04h,lima
mov r1,#bil4
ret
lima:
cjne r0,#05h,enam
mov r1,#bil5
ret
enam:
cjne r0,#06h,tujuh
mov r1,#bil6
ret
tujuh:
cjne r0,#07h,delapan
mov r1,#bil7
ret
delapan:
cjne r0,#08h,sembilan
mov r1,#bil8
ret
sembilan:
cjne r0,#09h,transfer
mov r1,#bil9
ret

tampil:
mov sbuf,62h
jnb ti,$
clr ti
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
lxiii
mov sbuf,63h
jnb ti,$
clr ti
mov sbuf,73h
jnb ti,$
clr ti
mov sbuf,74h
jnb ti,$
clr ti
mov sbuf,75h
jnb ti,$
clr ti
acall delay
ret

delay:
mov r7,#255
dly:
mov r6,#255
djnz r6,$
djnz r7,dly
ret











Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
lxiv
4.2 Prinsip Kerja Rangkaian

Sebagai sumber infra merah digunakan sebuah LED infra merah yang diserikan
dengan sebuah resistor 18 ohm. Resistor ini berfungsi untuk membatasi arus yang
masuk ke LED infra merah agar LED infra merah tidak rusak. Semakin besar arus
yang mengalir ke LED infra merah, maka intensitas pancaran infra merah akan
semakin kuat, yang menyebabkan jarak pancarannya akan semakin jauh.

Pancaran dari sinar infra merah akan diterima oleh potodioda, kemudian akan
diolah oleh rangkaian penerima agar menghasilkan data biner, dimana jika potodioda
menerima pancaran sinar infra merah maka output dari rangkaian penerima ini akan
mengeluarkan logika high (1), namun jika potodioda tidak menerima pantulan sinar
infra merah, maka output dari rangkaian penerima akan mengeluarkan logika low (0).
Potodioda memiliki hambatan sekitar 15 s/d 20 Mohm jika tidak terkena sinar infra
merah, dan hambatannya akan berubah menjadi sekitar 80 s/d 300 Kohm jika terkena
sinar infra merah. Besarnya tahanan tergantung dari besarnya intensitas yang
mengenainya. Semakin besar intensitasnya, maka hambatannya semakin kecil.

Bila tidak ada produk yang lewat akan menyebabkan tegangan yang diterima
rangkaian penerima sekitar 5 volt. Tegangan 5 volt inilah yang merupakan sinyal high
(1) yang diumpankan ke mikrokontroler AT89S51, sehingga mikrokontroler dapat
mengetahui bahwa sensor ini mengirimkan sinyal high (1), yang berarti bahwa tidak
ada produk yang menghalangi sensor ini (tidak ada barang yang lewat).

Bila ada produk yang lewat akan menyebabkan tegangan yang diterima
rangkaian penerima menjadi 0 volt. Tegangan 0 volt ini merupakan sinyal low yang
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
lxv
akan diumpankan kemikrokontroller AT89S51, sehingga mikrokontroller ini dapat
mengetahui bahwa ada produk yang lewat.

Kondisi low yang diterima mikrokontroller akan diproses sesuai program yang
dimasukkan. Hasil proses diterjemahkan sebagai penambahan jumlah yang akan
ditampilkan pada seven segment A. Semakin banyak produk yang lewat akan
menyebabkan nilai pada tiga 7-segmen A akan terus bertambah. Sesuai dengan
program yang dimasukkan bahwa bila produk yang lewat telah mencapai angka yang
ditentukan yaitu 24 maka 7-segment B akan menghitung angka 1. Sehingga setiap 7-
segment A menunjukkan kelipatan nilai 24 maka 7-segment akan bertambah 1.

Rangkaian mikrokontroler dapat dinon-aktifkan untuk sementara dengan
menenkan tombol kontrol 1. Sehingga rangkaian berhenti bekerja (pause). Hal ini
tidak menyebabkan nilai yang tertera pada 7-segment akan hilang. Tapi akan disimpan
pada memori mikrokontroller. Nilai ini dapat ditampilkan dengan menekan tombol
kontrol 2. Untuk mereset nilai pada seven segment kembali ke nol dilakukan dengan
menekan tombol dari mikro.


4.3 Pengujian Rangkaian

Pengujian keberhasilan rangkaian dilakukan dengan melewatkan barang antara
sumber infra merah dengan penerima. Sehingga pancaran infra merah dari sumber ke
penerima terputus. Setelah barang dilewatkan, pada seven segment A akan
menunjukkan angka 1. Setiap kali barang dilewatkan, angka pada seven segmen A
akan bertambah sesuai dengan jumlah barang yang lewat. Bila jumlah pada 7-segment
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
lxvi
A menunjukkan angka 24, pada 7-segment B tertera angka 1. Angka pada 7-segment
B bertambah untuk setiap nilai kelipatan 24 pada 7-segment A. Pertambahan nilai
pada 7-segment B untuk setiap kenaikan nilai 24 pada 7-segment A sesuai dengan
program yang dimasukkan pada mikro. Bila ingin mengubah nilai tersebut maka
program pada mikro harus diubah dengan program baru.

Untuk menon-aktifkan rangkaian dilakukan dengan menekan tombol kontrol 1.
sedangkan untuk meng-aktifkan kembali dilakukan dengan menekan tombol kontrol 2.
selama proses non-aktif nilai yang sudah terhitung sebelum dinonaktifkan akan
disimpan. Saat rangkaian dihidupkan nilai tersebut akan kembali ditampilkan.


4.4 Aplikasi Rangkaian

Perkembangan teknologi saat ini sudah sangat canggih. Berbagai alat, cara dan teknik
baru ditemukan. Sebagian besar pekerjaan manusia sudah dapat dikerjakan oleh alat
temuan manusia sendiri. Sehingga pekerjaan manusia sudah lebih mudah. Penulis
mencoba membuat alat yang dapat diaplikasikan untuk kehidupan manusia.

Alat ini cocok digunakan untuk industri pada bagian keluaran atau
pengemasan. Sebagai penghitung jumlah barang yang sudah keluar. Apalagi pada
pabrik yang produk akhirnya dikeluarkan dengan menggunakan ban berjalan atau
conveyor. Seperti pada perusahaan minuman botol. Sistem pengemasan botol
minuman dengan menggunakan krat. Sejumlah 24 untuk setiap krat. Penghitungan
jumlah botol yang sudah dikeluarkan tidak perlu secara manual. Sehingga dapat
mengurangi tenaga kerja.
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
lxvii

Rangkaian sensor dipasang sejajar dengan conveyor yang membawa botol.
Sumber cahaya infra merah dan rangkaian penerima ditempatkan diantara conveyor.
Saat conveyor membawa botol untuk dimasukkan ke dalam krat, sensor akan
menghitung setiap botol yang lewat. Botol yang lewat selanjutnya akan dimasukkan
kedalam krat secara manual dengan jumlah setiap krat adalah 24. 7-segment B akan
bertambah 1 untuk setiap kelipatan 24 pada 7-segment A. sehingga kita tahu jumlah
krat yang sudah dikemas.

Keungggulan lain dari alat ini adalah adanya tombol kontrol untuk menon-
aktifkan mikro. Nilai yang sudah dihitung akan disimpan mikro. Dan dapat
ditampilkan kembali saat mikro diaktifkan. Keunggulan ini saat besar manfaatnya.
Seperti saat pekerja perlu istirahat, tidak harus berkerja terus menerus. Selain itu
pekerja tidak perlu lagi menghitung dari awal jumlah botol yang sudah dikemas, saat
dia mulai bekerja.








Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
lxviii


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


V. 1. Kesimpulan
1. Mikrokontroller AT89S51 digunakan sebagai pengontrol dan pemproses pada
rangkaian.
2. Mikroprosesor AT89S51 merupakan mikroprosesor yang dapat bekerja dalam
berbagai keadaan. Sesuai dengan program yang dimasukkan kedalam
mikroprosesor tersebut.
3. Sensor, Transistor, dan merupakan sumber clock yang hanya membangkitkan
satu pulsa jika ada suatu benda yang menghalangi sinar led pada receiver.
4. Bila sinar potodioda diterima sensor, maka tegangan yang diterima sensor
adalah 5 volt dan dibaca mikroprosesor sebagai kondisi higt yang berarti tidak
ada barang yang lewat.
5. Selama ada barang yang menghalangi sinar menuju receiver maka tegangan
yang diterima sensor adalah 0 volt dan ini akan dihitung mikroprosesor
sebagai kondisi low dan dihitung satu. Jadi panjang dan waktu suatu barang
tidak mempengaruhi perhitungan.
6. LED yang digunakan pada seven segment adalah led commond diode yang
akan menyala bila kondisi yang diterimadalam keadaan low.
7. Sensor potodioda memiliki sensitivitas yang lebih baik dari LDR dengan
sumber cahaya laser.
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
lxix
V. 2. Saran
1. Untuk berbagai aplikasi rangkaian dapat dilakukan dengan mengubah
progream yang dimasukkan pada mikroprosesor.
2. Alat ini sangat cocok digunakan sebagai penghitung produk akhir pada suatu
industri.
3. Diharapkan adik junior maupun prmbaca yang berminat untuk dapat
menyempurnakan rancangan proyek ini.
4. Belajar program asembly sangat perlu untuk membuat berbagai perintah
program pada mikroprosesor.








Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008

Anda mungkin juga menyukai