Anggap tahanan belitan dapat diabaikan, pada tegangan input primer (V
1
) sama
besar tetapi berlawanan arah dengan ggl balik (E
1
) dan tegangan output (V
2
) sama
besarnya dengan ggl induksi (E
2
) untuk keadaan ideal.
V
1
dan V
2
berbeda fasa sebesar 180
0
jika sebuah tahanan R
2
dihubungkan pada
terminal belitan arus sebesar I
2
akan mengalir.
Dengan hukum ohm:
I
2
=
) 14 . 2 . ........(. .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... ..........
2
1
2
1
N
N
V
V
.) 15 . 2 ..(.. .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... ..........
2
2
R
V
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
xl
Arus ini mengalir pada belitan sekunder dan menghasilkan fluks magnetik
yang menentang fluks primer dan menyebabkan penurunan ggl lawan primer.
Keseimbangan pada rangkaian primer akan terganggu dan arus pertama akan
mengalir untuk mengembalikan ggl lawan primer.
I
1
. N
1
=I
2
.N
2
.(2.16)
Karena I
1
sefasa dengan V
1
dan I
2
sefasa dengan V
2
maka I
1
dan I
2
berbeda frasa
sebesar 180
0
Gambar 2.23 Trafo ideal pada keadaan terbeban
b. belitan primer
c. belitan sekunder
Sifat dasar trafo dapat diringkas sebagai berikut:
1. perbandingan tegangan sama dengan perbandingan lilitan
2. perbandingan arus berbanding terbalik dengan perbandingan lilitan.
3. Arus primer dan arus sekunder berbeda fasa sebesar 180
0
.
) 17 . 2 ..(. .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... ..........
1
2
2
1
N
N
I
I
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
xli
2.10 Potodioda
Potodioda adalah dioda yang tahanan reserve-nya berubah-ubah jika cahaya yang
menyinari dioda itu berubah intensitasnya. Yang menyebabkan tahanan reserve
Potodioda itu berubah-ubah adalah karena energi cahaya, maka untuk merangkainya
dapat disusun dengan reserve bias seperti pada gambar dibawah ini :
Gambar 2.24 Cara permberian reserve bias pada Potodioda
Seperti pada gambar diatas dalam keadaan gelap tahanan reserve pada dioda
sangat besar sehingga arus tidak ada yang mengalir. Akan tetapi bila cahaya yang
jatuh pada dioda makin kuat, maka tahanan reservenya makin menurun dan arus
reserve-nya akan sangat bertambah besar. Perubahan nilai arus reserve ini pada
umumnya sangat kecil, hanya beberapa mikro ampere, namun hal itu cukup dapat
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan terutama dalam saklar-saklar elektronik yang
bekerja pada intensitas cahaya yang disebut dengan istilah sakelar photoelektrik.
Perubahan tegangan reserve tidak berpengaruh terhadap besarnya arus reserve sebab
arus reserve hanya bergatung pada besarnya intensitas cahaya yang jatuh pada
potodioda itu. Oleh karenan itu potodioda dalam reserve bias dapat dianggap sebagai
sumber arus yang besarnya diatur oleh intensitas cahaya yang menyinarinya.
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
xlii
Sebagai sumber cahaya digunakan sebuah pemancar infra merah, sebuah
rangkaian penerima sinyal infra merah. Rangkaian pemancar infra merah tampak
seperti gambar di bawah ini,
Gambar2.25 Rangkaian Pemancar infra merah
Pada rangkaian di atas digunakan sebuah LED infra merah yang diserikan
dengan sebuah resistor 18 ohm. Resistor ini berfungsi untuk membatasi arus yang
masuk ke LED infra merah agar LED infra merah tidak rusak. Resistor yang
digunakan adalah 18 ohm sehingga arus yang mengalir pada LED infra merah adalah
sebesar:
5
0,277 277
18
V
i A atau mA
R
Dengan besarnya arus yang mengalir ke LED infra merah, maka intensitas pancaran
infra merah akan semakin kuat, yang menyebabkan jarak pancarannya akan semakin
jauh.
VCC
5V
Infra Merah
18
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
xliii
Fotodioda memiliki hambatan sekitar 15 s/d 20 Mohm jika tidak terkena sinar
infra merah, dan hambatannya akan berubah menjadi sekitar 80 s/d 300 Kohm jika
terkena sinar infra merah tergantung dari besarnya intensitas yang mengenainya.
Semakin besar intensitasnya, maka hambatannya semakin kecil.
2.11 Bahasa Program
Bahasa yang digunakan untuk memprogram IC mikrokontroler AT89S51 adalah
bahasa assembly untuk MCS-51. Angka 51 merupakan jumlah instruksi pada bahasa
ini hanya ada 51 instruksi. Dari 51 instruksi, yang sering digunakan orang hanya 10
instruksi. Instruksi instruksi tersebut antara lain :
1. Instruksi MOV
Perintah ini merupakan perintah untuk mengisikan nilai ke alamat atau register
tertentu. Pengisian nilai dapat secara langsung atau tidak langsung.
Contoh pengisian nilai secara langsung
MOV R0,#20h
Perintah di atas berarti : isikan nilai 20 Heksadesimal ke register 0 (R0).
Tanda #sebelum bilangan menunjukkan bahwa bilangan tersebut adalah nilai.
Contoh pengisian nilai secara tidak langsung
MOV 20h,#80h
...........
............
MOV R0,20h
Perintah di atas berarti : isikan nilai yang terdapat pada alamat 20
Heksadesimal ke register 0 (R0).
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
xliv
Tanpa tanda #sebelum bilangan menunjukkan bahwa bilangan tersebut adalah
alamat.
2. Instruksi DJNZ
Decreament Jump If Not Zero (DJNZ) ini merupakan perintah untuk
mengurangi nilai register tertentu dengan 1 dan lompat jika hasil
pengurangannya belum nol. Contoh ,
MOV R0,#80h
Loop: ...........
............
DJNZ R0,Loop
............
R0 -1, jika belum 0 lompat ke loop, jika R0 = 0 maka program akan
meneruskan ke perintah pada baris berikutnya.
3. Instruksi ACALL
Instruksi ini berfungsi untuk memanggil suatu rutin tertentu. Contoh :
.............
ACALL TUNDA
.............
TUNDA:
.................
4. Instruksi RET
Instruksi RETURN (RET) ini merupakan perintah untuk kembali ke rutin
pemanggil setelah instruksi ACALL dilaksanakan. Contoh,
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
xlv
ACALL TUNDA
.............
TUNDA:
.................
RET
5. Instruksi JMP (Jump)
Instruksi ini merupakan perintah untuk lompat ke alamat tertentu. Contoh,
Loop:
.................
..............
JMP Loop
6. Instruksi JB (Jump if bit)
Instruksi ini merupakan perintah untuk lompat ke alamat tertentu, jika pin yang
dimaksud berlogika high (1). Contoh,
Loop:
JB P1.0,Loop
.................
7. Instruksi JNB (Jump if Not bit)
Instruksi ini merupakan perintah untuk lompat ke alamat tertentu, jika pin yang
dimaksud berlogika Low (0). Contoh,
Loop:
JNB P1.0,Loop
.................
8. Instruksi CJNZ (Compare Jump If Not Equal)
Instruksi ini berfungsi untuk membandingkan nilai dalam suatu register
dengan suatu nilai tertentu. Contoh,
Loop:
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
xlvi
................
CJNE R0,#20h,Loop
................
J ika nilai R0 tidak sama dengan 20h, maka program akan lompat ke rutin
Loop. Jika nilai R0 sama dengan 20h,maka program akan melanjutkan
instruksi selanjutnya..
9. Instruksi DEC (Decreament)
Instruksi ini merupakan perintah untuk mengurangi nilai register yang
dimaksud dengan 1. Contoh,
MOV R0,#20h R0 =20h
................
DEC R0 R0 =R0 1
.............
10. Instruksi INC (Increament)
Instruksi ini merupakan perintah untuk menambahkan nilai register yang
dimaksud dengan 1. Contoh,
MOV R0,#20h R0 =20h
................
INC R0 R0 =R0 +1
.............
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
xlvii
BAB III
PEMBUATAN DAN RANGKAIAN PROYEK
3.1 Proses Pembuatan Rangkaian
3.1.1 Pembuatan modul rangkaian.
Langkah-langkah dalam pembuatan modul rangkaian dapat dijelaskan melalui
diagram blok berikut ini:
Pemotongan PCB
Pembersihan PCB
Penggambaran Layout
Pelarutan PCB
Pembersihan PCB
Pengeboran PCB
Penyolderan Komponen
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
xlviii
Gambar 3.1 Diagram Proses Pembuatan Papan PCB (Printed Circuit Board )
Pada proses pembuatan PCB , bahan dan peralatan yang digunakan adalah:
1) Papan PCB
2) Tinta / spidol permanen
3) Larutan Fe
2
Cl
3
alkohol 96 %
4) Kertas pasir
5) Wadah yang terbuat dari plastik
6) Bor dengan mata satu mm
Adapun langkah - langkah dalam pembuatan papan PCB adalah sebaga berikut :
Papan PCB dipotong sesuai dengan ukuran yang diperlukan, kemudian
permukaan yang berlapis tembaga dibersihkan dengan menggunakan kertas pasir
sampai permukaan tembaga benar benar mengkilap. Tujuan dari pembersihan ini
adalah untuk menghilangkan lemak atau kotoran kotoran yang menempel pada
permukaan tembaga. Selanjutnya papan PCB dicuci / dibasahi dengan air yang
mengalir untuk menghilangkan serbuk serbuk sisa bekas penggosokan. Kemudian
papan PCB dijemur atau diangin anginkan hingga permukaan tembaga benar benar
kering.
Setelah papan PCB benar benar kering, selanjutnya dilakukan proses
perencanaan peletakan komponen komponen diatas permukan papan. Setelah itu
dilakukan penggambaran layout pada permukaan papan yang berlapis tembaga.
Penggambaran layout ini menggunakan tinta / spidol permanen. Tujuan dari
penggunaan tinta ini adalah untuk melindungi lapisan tembaga yang merupakan
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
xlix
tempat penyolderan dan jalur jalur penghantar yang menghubungkan komponen
komponen yang sesuai dengan gambar diagram rangkaian agar tidak turut larut saat
dilakukan proses pelarutan tembaga yang tidak digunakan.
Setelah proses penggambaran layout selesai, selanjutnya dilakukan proses
pelarutan papan PCB dengan menggunakan larutan Fe
2
Cl
3
.
Proses ini bertujuan untuk
menghilangkan sisa sisa tembaga yang tidak digunakan. Pada proses ini Fe
2
Cl
3
yang
masih berbentuk serbuk dilarutkan dengan menggunakan air hangat secukupnya pada
wadah yang terbuat dari bahan plastik / fiber. Kemudian papan PCB direndam
kedalam larutan dan untuk mempercepan proses pelarutan, wadah tempat pelarutan
digoyang goyang agar larutan Fe
2
Cl
3
lebih cepat mengikis lapisan tembaga yang
tidak digunakan. Setelah lapisan tembaga yang tidak digunakan terkikis dengan
bersih, maka selanjutnya dilakukan pembersihan lapisan tinta yang menutupi lapisan
tembaga yang digunakan.
Pembersihan lapisan tinta permanen dilakukan dengan menggunakan thiner
yang diteteskan kepermukaan PCB yang hendak dibersihkan, kemudian permukaan
tembaga yang dilapisi dengan tinta digosok dengan menggunakn kain lap lalu
dibersikan dengan menggunakn air yang mengalir. Selanjutnya dilakukan pengeboran
pada PCB dengan menggunakan mata bor yang berdiameter 1 mm.
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
l
3.1.2 Penyolderan Komponen
Penyolderan dilakukan dengan menggunakan solder berdaya 30 Watt dengan mata
solder yang agak runcing. Untuk memudahkan dalam proses penyolderan, komponen
komponen seperti resistor (yang ukurannya lebih rendah ) disolder lebih dahulu.
Kemudian dilanjutkan ke komponen komponen yang lainnya. Untuk menghindari
IC dari kerusakan , digunakan socket khusus IC. Setelah komponen selesai disolder,
selanjutnya dilakukan pengujian rangkaian.
3.2 Rangkaian Power Suplay
Rangkaian PSA yang dibuat dengan keluaran sebesar 5 volt. Dimana keluaran 5 volt
digunakan untuk menghidupkan seluruh rangkaian. Rangkaian tampak seperti gambar
di bawah ini,
Gambar 3.2 Rangkaian Power Supplay (PSA)
Trafo CT merupakan trafo stepdown yang berfungsi untuk menurunkan
tegangan dari 220 volt AC menjadi 12 volt AC. Kemudian 12 volt AC akan
disearahkan dengan menggunakan empat buah dioda, selanjutnya 12 volt DC akan
Vreg
LM7805CT
IN OUT
TIP32C
100
1 uF
2200 uF
220 V AC
0 V
5 Vol t DC
0 Vol t
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
li
P1.0
P1.1
P1.2
P1.3
P1.4
P1.5
P1.6
P1.7
RST
P3.0/RX0
P3.1/TX0
P3.2/INT0
P3.3/INT1
P3.4/T0
P3.5/T1
P3.6/WR
P3.7/RD
XTAL2
XTAL1
GND P2.7/A16
P2.6/A14
P2.5/A13
P2.4/A12
P2.3/A11
P2.2/A10
P2.1/A9
P2.0/A8
PSEN
ALE/PROG
EA/VPP
P0.7/AD7
P0.6/AD6
P0.5/AD5
P0.4/AD4
P0.3/AD3
P0.2/AD2
P0.1/AD1
P0.0/AD0
VCC
AT89S51
40
39
38
37
36
35
34
33
32
31
30
29
28
27
26
25
24
23
22
21 20
19
18
17
16
15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2 1
Xtal 12 MHz
10kohm
10uF
4.7kohm
5V
VCC
33pF
33pF
diratakan oleh kapasitor 2200 F. Regulator tegangan 5 volt (LM7805CT) digunakan
agar keluaran yang dihasilkan tetap 5 volt walaupun terjadi perubahan pada tegangan
masukannya. LED hanya sebagai indikator apabila PSA dinyalakan. Transistor PNP
TIP 32 disini berfungsi untuk mensupplai arus apabila terjadi kekurangan arus pada
rangkaian, sehingga regulator tegangan (LM7805CT) tidak akan panas ketika
rangkaian butuh arus yang cukup besar. Tegangan 12 volt DC langsung diambil dari
keluaran empat buah dioda.
3.3 Rangkaian mikrokontroler
Rangkaian minimum mikrokontroller AT89S51 ditunjukkan pada gambar berikut ini :
Gambar 3.3 Rangkaian AT89S51
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
lii
AT 89S51 adalah mikrokontroler 40 Pin, dimana Pin 29 merupakan PSEN
(Program Store Enable) dan pin 30 sebagai Address Latch Enable (ALE)/PROG
dihubungkan ke ground (diset low), sedangkan Pin 31 External Access Enable (EA)
diset high (H). Ini dilakukan karena mikrokontroller AT89S51 tidak menggunakan
memori eskternal. Pin 18 dan 19 dihubungkan ke XTAL 12 MHz dan capasitor 33
pF. XTAL ini akan mempengaruhi kecepatan mikrokontroller AT89S51 dalam
mengeksekusi setiap perintah dalam program. Pin 9 merupakan masukan reset (aktif
tinggi). Pulsa transisi dari rendah ke tinggi akan me-reset mikrokontroller ini. Pin 32
sampai 39 adalah Port 0 yang merupakan saluran/bus I/O 8 bit open collector dapat
juga digunakan sebagai multipleks bus alamat rendah dan bus data selama adanya
akses ke memori program eksternal. Karena fungsi tersebut maka Port 0 dihubungkan
dengan resistor array. Pin 20 merupakan ground dihubungkan dengan ground pada
power supplay. Pin 40 merupakan sumber tegangan positif dihubungkan dengan +5
volt dari power supplay.
3.4 Rangkaian 7-segment
Keadaan yang terdeteksi oleh potodioda diolah mikrokontroler AT89S51
untuk selanjutnya ditampilkan pada 5 digit 7-segmen. Rangkaian display seven
segmen tampak seperti gambar di bawah ini :
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
liii
Gambar 3.4 Rangkaian Display Seven Segmen
Display ini menggunakan 5 buah seven segmen yang dihubungkan ke IC 4094
yang merupakan IC serial to paralel. IC ini akan merubah 8 bit data serial yang masuk
menjadi keluaran 8 bit data paralel. Rangkaian ini dihubungkan dengan P3.0 dan P3.1
AT89S51. P3.0 merupakan fasilitas khusus pengiriman data serial yang disediakan
oleh mikrokontroler AT89S51. Sedangkan P3.1 merupakan sinyal clock untuk
pengiriman data serial.
Dengan menghubungkan P3.0 dengan IC serial to paralel (IC 4094), maka
data serial yang dikirim akan diubah menjadi data paralel. Kemudian IC 4094 ini
dihubungkan dengan 7-segment agar data tersebut dapat ditampilkan dalam bentuk
angka. 7-segment yang digunakan adalah aktif low, ini berarti 7-segment akan hidup
jika diberi data low (0) dan 7-segment akan mati jika diberi data high (1).
5V
VCC
SEVEN_SEG_DISPLAY
AB CDE FG
I
n
C
l
o
c
k
O
u
t
D
6
D
5
D
4
D
3
D
2
D
1
D
0
4094
D
7
2
3 1
0
1
4
1
3
1
2
1
1
7 6 5 4
SEVEN_SEG_DISPLAY
AB CDE FG
I
n
C
l
o
c
k
O
u
t
D
6
D
5
D
4
D
3
D
2
D
1
D
0
4094
D
7
2
3 1
0
1
4
1
3
1
2
1
1
7 6 5 4
AB CDE F G
I
n
C
l
o
c
k
O
u
t
D
6
D
5
D
4
D
3
D
2
D
1
D
0
4094
D
7
2
3 1
0
1
4
1
3
1
2
1
1
7 6 5 4
SEVEN_SEG_DISPLAY
AB CDE FG
I
n
C
l
o
c
k
O
u
t
D
6
D
5
D
4
D
3
D
2
D
1
D
0
4094
D
7
2
3 1
0
1
4
1
3
1
2
1
1
7 6 5 4
SEVEN_SEG_DISPLAY
AB CDE FG
I
n
C
l
o
c
k
O
u
t
D
6
D
5
D
4
D
3
D
2
D
1
D
0
4094
D
7
2
3 1
0
1
4
1
3
1
2
1
1
7 6 5 4
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
liv
3.5 Rangkaian sensor
Untuk mendeteksi adanya barang yang lewat digunakan sebuah sensor. Sensor
dilengkapi dengan sebuah pemancar infra merah, sebuah potodioda dan sebuah
rangkaian penerima sinyal infra merah. Rangkaian pemancar infra merah tampak
seperti gambar di bawah ini:
Gambar 3.5. Rangkaian Pemancar infra merah
Pada rangkaian di atas digunakan sebuah LED infra merah yang diserikan
dengan sebuah resistor 18 ohm. Resistor ini berfungsi untuk membatasi arus yang
masuk ke LED infra merah agar LED infra merah tidak rusak. Resistor yang
digunakan adalah 18 ohm sehingga arus yang mengalir pada LED infra merah adalah
sebesar:
5
0,277 277
18
V
i A atau mA
R
VCC
5V
Infr a Mer ah
18
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
lv
Dengan besarnya arus yang mengalir ke LED infra merah, maka intensitas pancaran
infra merah akan semakin kuat, yang menyebabkan jarak pancarannya akan semakin
jauh.
Pancaran dari sinar infra merah akan diterima oleh potodioda, kemudian akan
diolah oleh rangkaian penerima agar menghasilkan data biner, dimana jika potodioda
menerima pancaran sinar infra merah maka output dari rangkaian penerima ini akan
mengeluarkan logika high (1), namun jika potodioda tidak menerima pantulan sinar
infra merah, maka output dari rangkaian penerima akan mengeluarkan logika low (0).
Rangkaian penerima infra merah seperti gambar di bawah ini:
Gambar 3.6 Rangkaian Penerima sinar infra merah
Potodioda memiliki hambatan sekitar 15 s/d 20 Mohm jika tidak terkena sinar
infra merah, dan hambatannya akan berubah menjadi sekitar 80 s/d 300 Kohm jika
terkena sinar infra merah tergantung dari besarnya intensitas yang mengenainya.
Semakin besar intensitasnya, maka hambatannya semakin kecil.
VCC
5V
330k
Poto dioda
4.7k
C828
10k
1.0k
Q2
2SA733
10k
2SC945
4.7k
1.0k
1.0k
Q4
2SA733
10k
330
LED1
AT89S51
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
lvi
Pada rangkaian di atas, output dari potodioda diumpankan ke basis dari
transistor tipa NPN C828, ini berari untuk membuat transistor tersebut aktip maka
tegangan yang keluar dari potodioda harus lebih besar dari 0,7 volt. Syarat ini akan
terpenuhi jika potodioda mendapatkan sinar infra merah. Analisanya sebagai berikut:
J ika ada sinar infra merah yang mengenai potodioda, maka hambatan pada
potodioda 300 Kohm, sehingga:
2 330.000
5 2,619
1 2 300.000 330.000
R
Vo xVcc x Volt
R R
Vout akan diumpankan ke basis dari transistor C828, karena tegangannya lebih besar
dari 0,7 volt yaitu 2,619 Volt maka transistor akan aktif.
Aktifnya transistor C828 akan menyebabkan colektornya terhubung ke emitor,
sehingga colektor mandapat tegangan 0 volt dari ground, tegangan ini diumpankan ke
basis dari transistor ke-2 tipe PNP A733, sehingga transistor ini juga aktif. Seterusnya
aktipnya transistor A733 akan menyebabkan colektornya terhubung ke emitor,
sehingga kolektor mandapat tegangan 5 volt dari Vcc. Kolektor dari transistor A733
dihubungkan ke mikrokontroler AT89S51 sehingga jika transistor ini aktif, maka
kolektor akan mendapatkan tegangan 5 volt dari Vcc. Tegangan 5 volt inilah yang
merupakan sinyal high (1) yang diumpankan ke mikrokontroler AT89S51, sehingga
mikrokontroler dapat mengetahui bahwa sensor ini mengirimkan sinyal high (1), yang
berarti bahwa tidak ada barang yang menghalangi sensor. Tegangan ini juga
diumpankan ke basis dari transistor ke-3 tipe NPN C945, sehingga transistor ini juga
aktif.
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
lvii
Transistor ke-4 tipe PNP A733 berfungsi untuk menyalakan LED sebagai
indikator bahwa sensor ini menerima pantulan sinar infra merah dari pemancar. LED
ini akan menyala jika sensor menerima sinar infra merah, dan akan mati jika sensor
tidak menerima sinar infra merah.
J ika ada barang yang melewati sensor, maka pancaran infra merah yang
mengenai potodioda akan terhalang sesaat. Hal ini menyebabkan hambatan pada
potodioda berubah dari 300 Kohm menjadi 15 Mohm, sehingga:
2 330.000
5 0,107
1 2 15.000.000 330.000
R
Vo xVcc x Volt
R R
Vout akan diumpankan be basis dari transistor C828, karena tegangannya hanya 0,107
Volt maka transistor tidak aktip.
Tidak aktipnya transistor C828 akan menyebabkan kolektornya tidak
terhubung ke emitor, sehingga kolektor mandapat tegangan 5 volt dari Vcc, tegangan
ini diumpankan ke basis dari transistor ke-2 tipe PNP A733, sehingga transistor ini
juga tidak aktif. Seterusnya tidak aktifnya transistor A733 akan menyebabkan
kolektornya tidak terhubung ke emitor, sehingga kolektor mandapat tegangan 0 volt
dari ground. Kolektor dari transistor A733 dihubungkan ke mikrokontroler AT89S51
sehingga jika transistor ini tidak aktif, maka kolektor akan mendapatkan tegangan 0
volt dari ground. Tegangan 0 volt inilah yang merupakan sinyal low (0) yang
diumpankan ke mikrokontroler AT89S51, sehingga mikrokontroler dapat mengetahui
bahwa sensor ini mengirimkan sinyal low (0), yang berarti bahwa ada barang yang
menghalangi sensor ini (ada barang yang melewati sensor). Tegangan ini juga
diumpankan ke basis dari transistor ke-3 tipe NPN C945, sehingga transistor ini juga
tidak aktif, sehingga LED tidak nyala.
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
lviii
Untuk mendeteksi adanya sinyal yang dikirimkan oleh sensor, maka
mikrokontroler harus diprogram untuk untuk dapat mengecek sinyal apa yang
dikirimkan oleh sensor. J ika sinyal yang dikirimkan adalah sinyal high (1), berarti
tidak ada barang yang lewat, namun jika sinyal yang dikirimkan adalah sinyal low,
maka ini berarti ada barang yang lewat.
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
lix
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Program Rangkaian
Pada mikrokontroler AT89S51 dimasukkan program yang menjadi prinsip kerja dari
mikrokontroller.
bil0 equ 20h
bil1 equ 0ech
bil2 equ 18h
bil3 equ 88h
bil4 equ 0c4h
bil5 equ 82h
bil6 equ 2h
bil7 equ 0e8h
bil8 equ 0h
bil9 equ 80h
bilkosong equ 0ffh
utama:
mov 70h,#0h
mov 71h,#0h
mov 72h,#0h
mov 60h,#0h
mov 61h,#0h
mov r3,#0
loop:
Jb P0.0,terus
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
lx
Jnb P0.0,$
acall delay
kosong:
mov 73h,#bilkosong
mov 74h,#bilkosong
mov 75h,#bilkosong
mov 62h,#bilkosong
mov 63h,#bilkosong
acall tampil
Jb P0.1,kosong
Jnb P0.1,$
acall delay
terus:
mov r0,70h
acall transfer
mov 73h,r1
mov r0,71h
acall transfer
mov 74h,r1
mov r0,72h
acall transfer
mov 75h,r1
mov r0,60h
acall transfer
mov 62h,r1
mov r0,61h
acall transfer
mov 63h,r1
acall tampil
Jnb P2.7,loop
Jb P2.7,$
inc r3
cjne r3,#24,terus1
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
lxi
mov r3,#0
inc 60h
mov r2,60h
cjne r2,#0ah,terus1
mov 60h,#0h
inc 61h
terus1:
acall delay
inc 70h
mov r2,70h
cjne r2,#0ah,loop
mov 70h,#0h
inc 71h
mov r2,71h
cjne r2,#0ah,loop
mov 71h,#0h
inc 72h
mov r2,72h
cjne r2,#0ah,loop
ljmp utama
transfer:
cjne r0,#0h,satu
mov r1,#bil0
ret
satu:
cjne r0,#01h,dua
mov r1,#bil1
ret
dua:
cjne r0,#02h,tiga
mov r1,#bil2
ret
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
lxii
tiga:
cjne r0,#03h,empat
mov r1,#bil3
ret
empat:
cjne r0,#04h,lima
mov r1,#bil4
ret
lima:
cjne r0,#05h,enam
mov r1,#bil5
ret
enam:
cjne r0,#06h,tujuh
mov r1,#bil6
ret
tujuh:
cjne r0,#07h,delapan
mov r1,#bil7
ret
delapan:
cjne r0,#08h,sembilan
mov r1,#bil8
ret
sembilan:
cjne r0,#09h,transfer
mov r1,#bil9
ret
tampil:
mov sbuf,62h
jnb ti,$
clr ti
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
lxiii
mov sbuf,63h
jnb ti,$
clr ti
mov sbuf,73h
jnb ti,$
clr ti
mov sbuf,74h
jnb ti,$
clr ti
mov sbuf,75h
jnb ti,$
clr ti
acall delay
ret
delay:
mov r7,#255
dly:
mov r6,#255
djnz r6,$
djnz r7,dly
ret
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
lxiv
4.2 Prinsip Kerja Rangkaian
Sebagai sumber infra merah digunakan sebuah LED infra merah yang diserikan
dengan sebuah resistor 18 ohm. Resistor ini berfungsi untuk membatasi arus yang
masuk ke LED infra merah agar LED infra merah tidak rusak. Semakin besar arus
yang mengalir ke LED infra merah, maka intensitas pancaran infra merah akan
semakin kuat, yang menyebabkan jarak pancarannya akan semakin jauh.
Pancaran dari sinar infra merah akan diterima oleh potodioda, kemudian akan
diolah oleh rangkaian penerima agar menghasilkan data biner, dimana jika potodioda
menerima pancaran sinar infra merah maka output dari rangkaian penerima ini akan
mengeluarkan logika high (1), namun jika potodioda tidak menerima pantulan sinar
infra merah, maka output dari rangkaian penerima akan mengeluarkan logika low (0).
Potodioda memiliki hambatan sekitar 15 s/d 20 Mohm jika tidak terkena sinar infra
merah, dan hambatannya akan berubah menjadi sekitar 80 s/d 300 Kohm jika terkena
sinar infra merah. Besarnya tahanan tergantung dari besarnya intensitas yang
mengenainya. Semakin besar intensitasnya, maka hambatannya semakin kecil.
Bila tidak ada produk yang lewat akan menyebabkan tegangan yang diterima
rangkaian penerima sekitar 5 volt. Tegangan 5 volt inilah yang merupakan sinyal high
(1) yang diumpankan ke mikrokontroler AT89S51, sehingga mikrokontroler dapat
mengetahui bahwa sensor ini mengirimkan sinyal high (1), yang berarti bahwa tidak
ada produk yang menghalangi sensor ini (tidak ada barang yang lewat).
Bila ada produk yang lewat akan menyebabkan tegangan yang diterima
rangkaian penerima menjadi 0 volt. Tegangan 0 volt ini merupakan sinyal low yang
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
lxv
akan diumpankan kemikrokontroller AT89S51, sehingga mikrokontroller ini dapat
mengetahui bahwa ada produk yang lewat.
Kondisi low yang diterima mikrokontroller akan diproses sesuai program yang
dimasukkan. Hasil proses diterjemahkan sebagai penambahan jumlah yang akan
ditampilkan pada seven segment A. Semakin banyak produk yang lewat akan
menyebabkan nilai pada tiga 7-segmen A akan terus bertambah. Sesuai dengan
program yang dimasukkan bahwa bila produk yang lewat telah mencapai angka yang
ditentukan yaitu 24 maka 7-segment B akan menghitung angka 1. Sehingga setiap 7-
segment A menunjukkan kelipatan nilai 24 maka 7-segment akan bertambah 1.
Rangkaian mikrokontroler dapat dinon-aktifkan untuk sementara dengan
menenkan tombol kontrol 1. Sehingga rangkaian berhenti bekerja (pause). Hal ini
tidak menyebabkan nilai yang tertera pada 7-segment akan hilang. Tapi akan disimpan
pada memori mikrokontroller. Nilai ini dapat ditampilkan dengan menekan tombol
kontrol 2. Untuk mereset nilai pada seven segment kembali ke nol dilakukan dengan
menekan tombol dari mikro.
4.3 Pengujian Rangkaian
Pengujian keberhasilan rangkaian dilakukan dengan melewatkan barang antara
sumber infra merah dengan penerima. Sehingga pancaran infra merah dari sumber ke
penerima terputus. Setelah barang dilewatkan, pada seven segment A akan
menunjukkan angka 1. Setiap kali barang dilewatkan, angka pada seven segmen A
akan bertambah sesuai dengan jumlah barang yang lewat. Bila jumlah pada 7-segment
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
lxvi
A menunjukkan angka 24, pada 7-segment B tertera angka 1. Angka pada 7-segment
B bertambah untuk setiap nilai kelipatan 24 pada 7-segment A. Pertambahan nilai
pada 7-segment B untuk setiap kenaikan nilai 24 pada 7-segment A sesuai dengan
program yang dimasukkan pada mikro. Bila ingin mengubah nilai tersebut maka
program pada mikro harus diubah dengan program baru.
Untuk menon-aktifkan rangkaian dilakukan dengan menekan tombol kontrol 1.
sedangkan untuk meng-aktifkan kembali dilakukan dengan menekan tombol kontrol 2.
selama proses non-aktif nilai yang sudah terhitung sebelum dinonaktifkan akan
disimpan. Saat rangkaian dihidupkan nilai tersebut akan kembali ditampilkan.
4.4 Aplikasi Rangkaian
Perkembangan teknologi saat ini sudah sangat canggih. Berbagai alat, cara dan teknik
baru ditemukan. Sebagian besar pekerjaan manusia sudah dapat dikerjakan oleh alat
temuan manusia sendiri. Sehingga pekerjaan manusia sudah lebih mudah. Penulis
mencoba membuat alat yang dapat diaplikasikan untuk kehidupan manusia.
Alat ini cocok digunakan untuk industri pada bagian keluaran atau
pengemasan. Sebagai penghitung jumlah barang yang sudah keluar. Apalagi pada
pabrik yang produk akhirnya dikeluarkan dengan menggunakan ban berjalan atau
conveyor. Seperti pada perusahaan minuman botol. Sistem pengemasan botol
minuman dengan menggunakan krat. Sejumlah 24 untuk setiap krat. Penghitungan
jumlah botol yang sudah dikeluarkan tidak perlu secara manual. Sehingga dapat
mengurangi tenaga kerja.
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
lxvii
Rangkaian sensor dipasang sejajar dengan conveyor yang membawa botol.
Sumber cahaya infra merah dan rangkaian penerima ditempatkan diantara conveyor.
Saat conveyor membawa botol untuk dimasukkan ke dalam krat, sensor akan
menghitung setiap botol yang lewat. Botol yang lewat selanjutnya akan dimasukkan
kedalam krat secara manual dengan jumlah setiap krat adalah 24. 7-segment B akan
bertambah 1 untuk setiap kelipatan 24 pada 7-segment A. sehingga kita tahu jumlah
krat yang sudah dikemas.
Keungggulan lain dari alat ini adalah adanya tombol kontrol untuk menon-
aktifkan mikro. Nilai yang sudah dihitung akan disimpan mikro. Dan dapat
ditampilkan kembali saat mikro diaktifkan. Keunggulan ini saat besar manfaatnya.
Seperti saat pekerja perlu istirahat, tidak harus berkerja terus menerus. Selain itu
pekerja tidak perlu lagi menghitung dari awal jumlah botol yang sudah dikemas, saat
dia mulai bekerja.
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
lxviii
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V. 1. Kesimpulan
1. Mikrokontroller AT89S51 digunakan sebagai pengontrol dan pemproses pada
rangkaian.
2. Mikroprosesor AT89S51 merupakan mikroprosesor yang dapat bekerja dalam
berbagai keadaan. Sesuai dengan program yang dimasukkan kedalam
mikroprosesor tersebut.
3. Sensor, Transistor, dan merupakan sumber clock yang hanya membangkitkan
satu pulsa jika ada suatu benda yang menghalangi sinar led pada receiver.
4. Bila sinar potodioda diterima sensor, maka tegangan yang diterima sensor
adalah 5 volt dan dibaca mikroprosesor sebagai kondisi higt yang berarti tidak
ada barang yang lewat.
5. Selama ada barang yang menghalangi sinar menuju receiver maka tegangan
yang diterima sensor adalah 0 volt dan ini akan dihitung mikroprosesor
sebagai kondisi low dan dihitung satu. Jadi panjang dan waktu suatu barang
tidak mempengaruhi perhitungan.
6. LED yang digunakan pada seven segment adalah led commond diode yang
akan menyala bila kondisi yang diterimadalam keadaan low.
7. Sensor potodioda memiliki sensitivitas yang lebih baik dari LDR dengan
sumber cahaya laser.
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008
lxix
V. 2. Saran
1. Untuk berbagai aplikasi rangkaian dapat dilakukan dengan mengubah
progream yang dimasukkan pada mikroprosesor.
2. Alat ini sangat cocok digunakan sebagai penghitung produk akhir pada suatu
industri.
3. Diharapkan adik junior maupun prmbaca yang berminat untuk dapat
menyempurnakan rancangan proyek ini.
4. Belajar program asembly sangat perlu untuk membuat berbagai perintah
program pada mikroprosesor.
Johan Christian Siahaan : Perancangan Counter Digital Sebagai Penghitung Produk Akhir Berbasis Microcontroller, 2008
USU Repository 2008