TEORI KEAGENAN AN !ANA"E!EN #A$A Ole%& 'unarto (akultas Ekono)i *nisbank 'e)aran+ Abstract The aim of this is to paper explained management motive in reporting earning based on agency theory. There are two motives underlying management in reporting earning. If the motive fully reflect how to meet principles maximum wealth, called signaling motive. By opportunistic motives, management conducting earning management in reporting earning. While, by signaling motive management effort to apply accounting method that result earning more persistence. Keywords agency theory, earnings management, opportunistic and signaling. PENA,*#*AN Teori keagenan menyatakan bahwa perusahaan yang memisahkan fungsi pengelolaan dan kepemilikan akan rentan terhadap konflik keagenan (Jensen and Mackling, 197!. "ada model keagenan dirancang sebuah sistem yang melibatkan kedua belah pihak yaitu mana#emen dan pemilik. $elan#utnya, mana#emen dan pemilik melakukan kesepakatan (kontrak! ker#a untuk mencapai manfaat (utilitas! yang diharapkan. %ambert (&''1! menyatakan bahwa dalam kesepakatan tersebut diharapkan dapat memaksimumkan utilitas pemilik (principal!, dan dapat memuaskan serta men#amin mana#emen (agent! untuk menerima reward. Manfaat yang diterima oleh kedua belah pihak didasarkan pada kiner#a perusahaan. "ada umumnya, kiner#a perusahaan diukur dari profitabilitas ("enman, &''(!. )esarnya profitabilitas, selan#utnya diinformasikan oleh mana#emen kepada pihak pemilik melalui penya#ian laporan keuangan. "enya#ian laporan keuangan merupakan produk akhir dari akuntansi keuangan. *al penting dalam akuntansi keuangan adalah penilaian+ pengukuran (valuation!measurement! melalui pendekatan neraca (balance sheet! atau pendekatan laba,rugi (income statement!. "ada pendekatan pertama (pendekatan neraca!, accounting rule menentukan nilai yang terbawa dalam neraca, dan perubahan nilai ini mengarah pada pengukuran revenue dan expenses. "ada pendekatan kedua (pendekatan laba,rugi! adalah menentukan secara langsung revenue dan expenses, dan hal ini akan bermanfaat untuk meng,update nilai balance sheet periode sebelumnya (-hlson, &''!. "ernyataan $tandar .kuntansi /euangan ("$./! 0o. 1 menyatakan bahwa tu#uan laporan keuangan adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kiner#a dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan,keputusan ekonomi serta menun#ukkan pertanggung#awaban mana#emen atas penggunaan sumber, sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. 1alam rangka mencapai tu#uan tersebut, suatu laporan keuangan menya#ikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi2 akti3a, kewa#iban, ekuitas, pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, dan arus kas (paragraf '4!. 1- 'unarto Kajian Akuntansi $elan#utnya, dinyatakan bahwa perusahaan harus menyusun laporan keuangan atas dasar akrual, kecuali laporan arus kas (paragraf 19!. $esuai dengan agency theory, moti3asi mana#emen akrual dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori2 opportunistic dan signaling ()ea3er, &''&!. "ada moti3asi opportunistic, mana#emen melalui kebi#akan aggressive accounting menghasilkan angka laba lebih tinggi daripada laba yang sesungguhnya. .pabila laporan laba tidak dapat menggambarkan laba yang sesungguhnya, maka laporan laba mengarah pada overstate earnings. %aba yang mengarah pada overstate earnings mengakibatkan laba men#adi kabur (opa"ue!. Moti3asi opportunistic yang dilakukan oleh mana#emen berhubungan dengan kompensasi berdasarkan kontrak yang disepakati dengan pihak pemilik. "ada moti3asi signaling, mana#emen menya#ikan informasi keuangan (khususnya laba! diharapkan dapat memberikan sinyal kemakmuran kepada para pemegang saham. %aporan laba yang dapat memberikan sinyal kemakmuran adalah laba yang relatif tumbuh dan stabil (sustainable!. "enman dan 5hang (&''&! menyatakan bahwa sustainable earnings adalah laba yang mempunyai kualitas tinggi dan sebagai indikator future earnings6 dan selan#utnya disebut sebagai persistensi laba ($loan, 1996 1echow dan 1iche3, &''&6 7rancis, %a7ond, -lsson dan $chipper, &''8!. )erdasarkan "$./ 0o. 1 dan pernyataan )ea3er (&''&! dapat dinyatakan bahwa mana#emen laba yang dilakukan oleh mana#emen lebih banyak didasarkan pada mana#emen akrual, dan lebih khusus lagi akrual diskresi. /ebi#akan akrual diskresi yang dilakukan oleh mana#emen membawa dua konsekuensi. #ertama, #ika kebi#akan tersebut membawa keinformasian laba, maka kebi#akan tersebut akan meningkatkan kualitas laba, sehingga laba semakin persisten. Kedua, #ika kebi#akan tersebut tidak membawa keinformasian laba (uninformative earnings!, maka kebi#akan tersebut akan menurunkan kualitas laba, sehingga laba men#adi kabur (opa"ue!. .rtikel ini bermanfaat untuk memberikan arah secara konseptual mengenai hubungan antara teori keagenan dan mana#emen laba. "ada teori keagenan, mana#emen menya#ikan laporan keuangan dapat dimoti3asi oleh dua moti3asi2 opportunistic dan signaling. Moti3asi tersebut mendorong mana#emen melakukan mana#emen laba (earnings management!. "ada moti3asi opportunistic, mana#emen cenderung manya#ikan laba lebih tinggi daripada yang sesungguhnya, karena berhubungan dengan kompensasi. $ementara pada moti3asi signaling, mana#emen cenderung menya#ikan laba yang mempunyai kualitas, karena berhubungan dengan e3aluasi kiner#a dan selan#utnya digunakan sebagai sinyal kepada para pemegang saham. PE!$A,A'AN "ada pembahasan ini disa#ikan beberapa konsep meliputi2 agency theory, earnings management, earnings persistence, dan earnings opacity. $ecara rinci konsep,konsep tersebut disa#ikan berikut. Teori Kea+enan .Agency Theory/ Teori keagenan menyatakan bahwa antara mana#emen dan pemilik mempunyai kepentingan yang berbeda (Jensen dan Meckling, 197!. "erusahaan yang memisahkan fungsi pengelolaan dan kepemilikan akan rentan terhadap konflik keagenan (%ambert, &''1!. 1alam model keagenan 10 Vol. 1 No. 1, Pebruari 2009 Kajian Akuntansi dirancang sebuah sistem yang melibatkan kedua belah pihak, sehingga diperlukan kontrak ker#a antara pemilik (principal! dan mana#emen (agent!. 1alam kesepakatan tersebut diharapkan dapat memaksimumkan utilitas principal, dan dapat memuaskan serta men#amin agen untuk menerima reward dari hasil akti3itas pengelolaan perusahaan. "erbedaan kepentingan antara pemilik dan mana#emen terletak pada maksimalisasi manfaat (utility! pemilik (principal! dengan kendala (constraint! manfaat (utility! dan insentif yang akan diterima oleh mana#emen (agent!. /arena kepentingan yang berbeda sering muncul konflik kepentingan antara pemegang saham+ pemilik (principal! dengan mana#emen (agent!. "ada dasarnya agency theory merupakan model yang digunakan untuk memformulasikan permasalahan (conflict! antara mana#emen (agent! dengan pemilik (principal!. Model principal$agent dapat digambarkan dalam gambar,1 sebagai berikut (%ambert, &''1!2 Ga)bar11 !o2el Principal-Agent |99|9|9| :ontract s%x,y& Agent selects #erformance measures Agent is paid s(x,y! Agreed 'pon action %a& %x,y,etc.& observed #rincipal (eeps x$s(x,y! "ada gambar tersebut ;s< merupakan fungsi kompensasi yang akan di#adikan dasar dan bentuk fungsi yang menghubungkan pengukuran kiner#a dengan kompensasi agen6 ;y< menun#ukkan vector pengukuran kiner#a berdasarkan kontrak. )erdasarkan kontrak tersebut agen akan menyeleksi dan atau melakukan akti3itas (action ;a<! yang meliputi kebi#akan operasional (operation decisions!, kebi#akan pendanaan (financing decision!, dan kebi#akan in3estasi (investment decisions!. $edangkan ;x< menun#ukkan ;outcome< atau hasil yang diperoleh perusahaan, dan selan#utnya digunakan sebagai dasar pengukuran kiner#a dan kompensasi agen. /iner#a perusahaan yang telah dicapai oleh pihak mana#emen diinformasikan kepada pihak pemilik (principal! dalam bentuk laporan keuangan. 1alam sistem desentralisasi, mana#emen mempunyai informasi yang superior dibandingkan dengan pemilik, karena mana#emen telah menerima pendelegasian untuk pengambilan keputusan+ kebi#akan perusahaan. /etika pemilik tidak dapat memonitor secara sempurna akti3itas mana#emen, maka secara potensial mana#emen dapat menentukan kebi#akan yang mengarah pada peningkatan level kompensasinya. "ada model hubungan principal$agent, seluruh tindakan (actions! telah didelegasikan oleh pemilik (principal! kepada mana#er (agent!. =a#an dan $aouma (&''! menun#ukkan bahwa arus informasi hubungan antara principal$agent dapat digambarkan pada gambar,& berikut. 13 'unarto Kajian Akuntansi Ga)bar1 2 *rutan Arus In4or)asi 1 !o2el ,ubun+an Principal-Agent Ti)e #ine 0 1 2 - ||..|99.....|..|9.| s contract contract efforts ) compensation revealed menu offered selected chosen reali*ed made by owner by manager )erdasarkan gambar &.& tersebut, maka urutan arus informasi dapat di#elaskan berikut. #ertama, pada periode nol (time +! mana#er menerima sinyal, s dan pada periode satu (time ,! pemilik menawarkan kepada mana#er satu menu kontrak. Jika mana#er setu#u, maka mana#er mengkomunikasikan pilihan kontraknya kepada pemilik6 sebaliknya #ika mana#er menolak, maka hubungan berakhir. Kedua, pada periode dua (time -!, mana#er memilih le3el akti3itas (effort! dan konsekuensinya dengan profit yang dihasilkan ()!. Ketiga, pada periode tiga (time .!, pemilik membayar kompensasi kepada mana#er berdasarkan kontrak yang telah disepakati. Model hubungan principal$agent diharapkan dapat memaksimumkan utilitas principal, dan dapat memuaskan serta men#amin agen untuk menerima reward dari hasil akti3itas pengelolaan perusahaan. /etika pemilik tidak dapat memonitor secara sempurna akti3itas mana#emen, maka secara potensial mana#emen dapat menentukan kebi#akan yang mengarah pada peningkatan level kompensasinya. =a#an dan $aouma (&''! menyatakan bahwa besarnya kompensasi yang diterima oleh pihak mana#emen (agent! tergantung pada besarnya laba+ profit ()! yang dihasilkan sesuai dengan kontrak yang telah disepakati dengan pihak pemilik (owner!. )esarnya laba yang diinformasikan melalui laporan keuangan, tidak terlepas dari kebi#akan akuntansi yang dibuat oleh mana#emen. )erdasarkan uraian tersebut, dapat dinyatakan bahwa besarnya kompensasi yang diterima oleh pihak mana#emen (agent! tergantung pada besarnya laba+ profit ()! yang dihasilkan sesuai dengan kontrak yang telah disepakati dengan pihak pemilik. !anaje)en #aba .Earnings Management/ $cott (&'''! menyatakan bahwa /earnings management is the choice by a manager of accounting policies so as to achive some specific ob0ective1. )erdasarkan pernyataan tersebut menun#ukkan bahwa mana#emen laba merupakan pilihan kebi#akan akuntansi oleh mana#er untuk berbagai tu#uan spesifik. /ebi#akan akuntansi dikelompokkan ke dalam dua kategori. #ertama, pilihan kebi#akan akuntansi itu sendiri, seperti straight$line versus declining$balance amorti*ation, atau kebi#akan untuk pengukuran revenue6 dan (edua akrual diskresi, seperti pro3isi kerugian kredit, biaya #aminan, nilai persediaan, waktu dan #umlah pos luar biasa. .da dua cara untuk melihat perilaku mana#emen laba. #ertama, perilaku opportunistic mana#emen untuk memaksimumkan utilitas mereka mengenai kompensasi, debt contract, dan political cost6 dan (edua, mana#emen laba dari perspektif efficient contracting. *ealy (19>4! menyatakan bahwa ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mendeteksi perilaku mana#emen me,manage laba. #ertama, mengontrol #enis akrual, dimana akrual secara luas didefinisikan sebagai porsi 15 Vol. 1 No. 1, Pebruari 2009 Kajian Akuntansi item penerimaan dan pengeluaran (revenue and expenses! pada laporan laba,rugi yang tidak direpresentasikan oleh arus kas6 dan (edua, perubahan kebi#akan akuntansi. $elan#utnya, *ealy menyatakan bahwa akrual diskresi digunakan sebagai proxy total akrual. .sumsi yang digunakan adalah akrual non,diskresi relatif kecil terhadap akrual diskresi, sehingga total akrual tinggi mengandung akrual diskresi tinggi. Total akrual dapat dihitung dengan dua cara. #ertama, menghitung perubahan setiap akun neraca yang merupakan subyek akrual6 dan (edua, menghitung perbedaan antara net income dan cash flow. Mana#emen melakukan peningkatan laba melalui kebi#akan akrual dapat dideteksi dari empat items akrual yaitu2 biaya amortisasi, peningkatan net accounts receivable, peningkatan in3entory, dan penurunan accounts payble and accrual liabilities. )iaya amortisasi merupakan akrual non, diskresi, diasumsikan bahwa kebi#akan mengenai amortisasi adalah given. "eningkatan piutang dagang diasumsikan berasal dari penurunan penyisihan piutang (allowance for doubtful account! yang merupakan hasil dari estimasi yang kurang konser3atif. *al ini merupakan akrual diskresi, karena mana#emen secara fleksibel dapat mengendalikan #umlah penyisihan piutang tersebut6 atau karena kebi#akan kredit dan pencatatan saldo piutang pada awal dan akhir periode. 0amun, #ika peningkatan piutang disebabkan oleh peningkatan 3olume bisnis, maka akrual tersebut merupakan akrual non,diskresi. 1emikian pula peningkatan in3entory yang tidak disebabkan oleh perubahan 3olume merupakan akrual diskresi. "enurunan utang dagang dan kewa#iban akrual #uga merupakan akrual diskresi, dengan asumsi bahwa penurunan ini berasal dari mana#emen yang lebih optimistic men#amin klaim terhadap produknya. /ebi#akan mana#emen yang didasari oleh moti3asi opportunistic cenderung melakukan manipulasi laba melalui berbagai macam dimensi, seperti dimensi,dimensi earning opacity2 earnings aggressiveness, loss avoidance, dan earnings smoothing ()hattacharya et al., &''(!. 2arnings aggressiveness adalah output dari kebi#akan aggressive accounting dan merupakan cara terbaik yang digunakan oleh mana#emen dalam memanipulasi laba, terutama dengan cara meningkatkan laba secara temporer ("enman, &''(!. /othari (&''1! menyatakan bahwa dampak dari perusahaan yang melakukan aggressive accounting adalah nilai buku sekarang (current boo( value! akti3a dan laba lebih tinggi daripada nilai yang sesungguhnya. )ea3er (&''&! #uga menun#ukkan bahwa dalam mana#emen akrual, perusahaan dapat melakukan mana#emen laba melalui beberapa karakteriksik perusahaan (seperti2 overstate earnings, loss avoidance, dan income smoothing!. Moti3asi mana#emen akrual dikelompokkan ke dalam moti3asi opportunistic dan signaling. Moti3asi opportunistic mendorong mana#emen menya#ikan laporan keuangan (khususnya laporan laba! lebih tinggi daripada yang sesungguhnya ("enman, &''(!. $edangkan pada moti3asi signaling, mana#emen cenderung me, manage akrual yang mengarah pada persistensi laba ($loan, 1996 1echow dan 1iche3, &''&!. *al ini dapat dilakukan dengan cara memperbaiki kualitas laporan keuangan melalui angka,angka akuntansi yang mengarah pada kualitas laba. Moti3asi opportunistic mendorong perilaku mana#emen untuk menya#ikan laporan laba secara smooth. Mana#emen melakukan smoothing laba mempunyai 16 'unarto Kajian Akuntansi harapan bahwa kompensasi (reward! yang diterima dapat memuaskan dan adanya #aminan kompensasi dalam #angka pan#ang. $esuai dengan literatur income smoothing, mana#emen lebih banyak menggunakan metode akuntansi untuk mengurangi fluktuasi laba daripada memaksimalkan atau meminimalkan laba (Moses, 19>7!. Tindakan ini dilakukan untuk men#aga stabilitas laporan laba dari waktu ke waktu dengan harapan kiner#a perusahaan dipandang sustainable. Moti3asi opportunistic dapat dilakukan oleh mana#emen melalui kebi#akan aggressive accounting yang mengarah pada overstate earnings (earnings aggressiveness! dan earnings smoothing. )hattacharya et al. (&''(! menyatakan bahwa earnings aggressiveness dan earnings smoothing akan menciptakan earnings opacity. "ada moti3asi signaling, mana#emen melakukan kebi#akan akrual yang mengarah pada persistensi laba. Moti3asi signaling mendorong mana#emen menya#ikan laporan laba yang dapat mencerminkan laba sesungguhnya. )eberapa literatur menyatakan bahwa signaling theory merupakan effect yang timbul dari pengumuman laporan keuangan yang ditangkap oleh para pemakai laporan keuangan (terutama in3estor!. 3ignaling effect dihasilkan oleh informasi baru, dan bukan oleh issue yang ter#adi ("enman, &''(!. .tas dasar moti3asi signaling, mana#emen terdorong untuk menya#ikan laporan laba yang mengarah pada persistensi laba. )erdasarkan uraian tersebut menun#ukkan bahwa perilaku mana#emen (khususnya mana#emen laba! dimoti3asi oleh moti3asi opportunistic dan signaling. "ada teori keagenan, mana#emen berkewa#iban meningkatkan kemakmuran pemegang saham (principals!6 dan pada sisi lain, mana#emen #uga mempunyai harapan untuk meningkatkan utilitas dan insentif yang akan diterima oleh mana#emen melalui kompensasi. "ada moti3asi signaling, mana#emen melakukan mana#emen laba dalam rangka memberikan sinyal kemakmuran pemegang saham. "ada moti3asi signaling ini, mana#emen harus dapat menya#ikan laporan yang mempunyai kualitas tinggi (persisten!. "ersistensi laba mengandung makna bahwa laba saat ini dapat digunakan sebagai indikator laba periode berikutnya. )erbagai konsep tersebut disa#ikan secara mendalam berikut. Persistensi #aba .Earnings Persistence/ "ersistensi laba merupakan laba yang dapat digunakan sebagai indikator future earnings. "ersistensi laba yang sustainable dinyatakan sebagai laba yang mempunyai kualitas tinggi6 sebaliknya #ika laba unusual dinyatakan sebagai laba yang mempunyai kualitas #elek ("enman dan 5hang, &''&!. "enman (&''(! membedakan laba ke dalam dua kelompok2 sustainable earnings (earnings persistent atau core earnings!, dan unusual earnings atau transitory earnings. "ersistensi laba merupakan laba yang mempunyai kemampuan sebagai indikator laba periode mendatang (future earnings! yang dihasilkan oleh perusahaan secara berulang,ulang (repetitive! dalam #angka pan#ang (sustainable!. $edangkan unusual earnings atau transitory earnings merupakan laba yang dihasilkan secara temporer dan tidak dapat dihasilkan secara berulang,ulang (non$repeating!, sehingga tidak dapat digunakan sebagai indikator laba periode mendatang. /etika para pemakai laporan keuangan (terutama in3estor! memandang laba perusahaan 17 Vol. 1 No. 1, Pebruari 2009 Kajian Akuntansi sustainable, maka expected dividend yield tumbuh secara stasioner (7ama dan 7rench, &''&!. "ersistensi laba didefinisikan sebagai laba yang dapat digunakan sebagai pengukur laba itu sendiri. .rtinya, laba saat ini dapat digunakan sebagai indikator laba periode mendatang (future earnings!. %aba yang semakin persisten menun#ukkan laba semakin informatif6 sebaliknya #ika laba kurang persisten, maka laba men#adi kurang informatif (Tucker dan 5arowin, &''!. "ersistensi laba sebagai salah satu pengukuran kualitas laba diukur dari slope coefficient regresi current earnings pada lagged earnings. 1isamping persistensi laba, kualitas laba #uga dapat diukur dari kualitas akrual dan smoothness (1echow dan 1iche3, &''&6 7rancis et al., &''8!. 7rancis menyatakan bahwa atribut,atribut laba berbasis akuntansi dapat digunakan sebagai pengukur kualitas laba. $edikitnya ada tiga atribut laba yang mempunyai pengaruh kuat memberikan sinyal positif yaitu accruals "uality, earnings persistence, dan smoothness. 0ichols dan ?ahlen (&''8! menyatakan bahwa teori tentang angka laba akuntansi yang mengarah pada persistensi laba tergantung pada tiga asumsi. #ertama, teori mengasumsikan bahwa laba (atau lebih luas lagi laporan keuangan! memberikan informasi kepada para pemegang saham tentang profitabilitas saat ini dan ekspektasi periode mendatang. Kedua, teori mengasumsikan bahwa profitabilitas saat ini dan periode mendatang memberikan informasi kepada para pemegang saham tentang di3iden saat ini dan periode mendatang. Ketiga, teori mengasumsikan bahwa harga saham sama dengan nilai sekarang (present value! dari ekspektasi di3iden periode mendatang. $ementara, Tucker dan 5arowin (&''! menyatakan bahwa keinformasian laba (earnings informativeness! dipengaruhi oleh interaksi antara income smoothing (I3! dan accrual "uality (A44!. "erusahaan yang melaporkan laba lebih smooth akan memberikan informasi yang lebih kepada para pemegang saham. @nteraksi antara I3 dan A44 memberikan keinformasian laba yang lebih besar daripada interaksi I3 dan 456. "enman (&''(! menyatakan bahwa core operating income diperoleh dari core operating income from sales plus core other operating income. 4ore operating income from sales diperoleh dari core operating income from sales before tax minus tax on core operating income from sales. 4ore operating income from sales before tax diperoleh dari core gross margin minus core operating expenses. 4ore gross margin diperoleh dari core sales revenue minus core cost of sales. 4ore operating income (:-@! merupakan komponen,komponen pembentuk persistensi laba, secara matematis dapat dirumuskan berikut ("enman, &''(!. :-@ A :-@ from sales B :ore other -@ (:-@ from sales before taC D taC on :-@ from sales! B :ore other -@ (:ore EM D :-FCp D taC on :-@ from sales! B :ore other -@ (:ore $=D:ore :$ D :-FCp D taC on :-@ from sales! B :ore other -@ :ore other -@ A FGuity income in subsidiaries B Farnings on pension assets B -ther income not from sales EM 2 Eross Margin6 :-FCp 2 :ore -perating FCpenses6 $= 2 $ales re3enue6 :$ 2 :ost of $ales. /onsep tersebut #uga diterapkan di @ndonesia sebagaimana diatur dalam "$./ 0o. 1 sebagai laba atau rugi dari akti3itas normal perusahaan. $ecara rinci, "$./ 0o. 1 (paragraf 4! menyatakan bahwa laporan laba rugi 19 'unarto Kajian Akuntansi perusahaan disa#ikan sedemikian rupa yang menon#olkan berbagai unsur kiner#a keuangan yang diperlukan bagi penya#ian secara wa#ar. %aporan laba rugi minimal mencakup pos,pos berikut2 (a! pendapatan6 (b! laba rugi usaha6 (c! beban pin#aman6 (d! bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi yang diperlakukan menggunakan metode ekuitas6 (e! beban pa#ak6 (f! laba atau ru+i 2ari akti8itas nor)al 9erusa%aan6 (g! pos luar biasa6 (h! hak minoritas6 dan (i! laba atau rugi bersih untuk periode ber#alan. Mengacu konsep dan "$./ tersebut, maka pengukuran persistensi laba dapat didasarkan pada konsep core operating income (:-@! atau laporan laba rugi khususnya pos laba atau rugi dari akti3itas normal perusahaan H"$./ 0o. 1 paragraf 4 ayat (f!I. 1engan kata lain, persistensi laba diukur dari laba bersih sebelum pos luar biasa (net income before extraordinary items, 0@)F!. "ara peneliti terdahulu mengukur persistensi laba (earnings persistence! dengan proxy yang berbeda, beda. Misalnya, $loan (199! mengacu pada 7reeman et al. (19>&! menun#ukkan bahwa persistensi laba merupakan hubungan antara current earnings performance dan future earnings performance. 2arnings didefinisikan sebagai laba operasi dibagi total assets. $edangkan 7rancis et al. (&''8! mengukur persistensi laba dari slope koefisien hasil regresi current earnings pada lagged earnings. 2arnings didefinisikan sebagai laba dari akti3itas normal (net income before extraordinary items, 7IB2!. $ementara, Tucker dan 5arowin (&''! dan Fcker et al. (&''! mengukur persistensi laba dari parameter hasil regresi current earnings per share pada lagged earnings per share. Tucker dan 5arowin (&''! mengembangkan analisisnya dengan melakukan estimasi hubungan antara current dan future earnings berdasarkan interaksi antara earnings per share dan income smoothing. Jika income smoothing memperbaiki keinformasian laba, maka hubungan antara current dan future earnings semakin kuat (laba semakin persisten!. $edangkan, 1echow dan 1iche3 (&''&! mengukur persistensi laba berdasarkan kualitas akrual. /ualitas akrual didefinisikan sebagai estimasi error dari hasil regresi modal ker#a akrual. )erdasarkan konsep dan proxy persistensi laba yang telah digunakan oleh para peneliti terdahulu, maka konsep persistensi laba dapat diukur berdasarkan laba dari akti3itas normal perusahaan (net income before extraordinary items, 0@)F!6 dan persistensi laba berbasis kualitas akrual. "ersistensi laba berbasis 0@)F didasarkan pada argumentasi bahwa laba dari akti3itas normal merupakan hasil yang didapat oleh perusahaan selama perusahaan beroperasi secara berkelan#utan. 0@)F yang dicapai oleh perusahaan saat ini sangat tergantung dari total assets yang digunakan oleh perusahaan (total asset periode sebelumnya dan saat ini!. 1engan kata lain, 0@)F yang dihasilkan saat ini adalah hasil akti3itas dari total assets periode sebelumnya (T. t,1 ! dan total assets saat ini (T. t !. 1engan demikian persistensi laba berbasis 0@)F dapat diukur sebagai berikut (7rancis et al., &''8!2 0@)F t + T. t A J B K 0@)F t + T. t$, B L. .sumsi yang digunakan bahwa 0@)F dinyatakan sebagai laba yang persisten, apabila regresi menghasilkan standar de3iasi error (ML! kecil (N ','4!. $ebaliknya, #ika menghasilkan standar de3iasi error (ML! O ','4 dinyatakan 0@)F tidak dapat digunakan sebagai pengukur persistensi laba. "endekatan lain dalam mengukur persistensi laba adalah kualitas akrual. 1echow dan 1iche3 (&''&! menyatakan 20 Vol. 1 No. 1, Pebruari 2009 Kajian Akuntansi bahwa kualitas akrual (terutama modal ker#a! merupakan salah satu pengukur kualitas laba yang berhubungan dengan persistensi laba. /ualitas akrual diukur dengan meregres arus kas tahun sebelumnya, arus kas tahun sekarang, dan arus kas tahun berikutnya6 dimana arus kas merupakan selisih antara laba dan akrual. "ersistensi laba berbasis kualitas akrual diformulasikan berikut (1echow dan 1echie3, &''&6 7rancis et al., &''8!. T:.t A ((P:.+ .ssett! D (P:%+ .ssett! D (P:ash+ .ssett! B (P$T1+ .ssett!! T:.t 2 Total :urrent .ccrual periode t6 .ssett 2 Total .sset periode t6 P:. 2 "erubahan :urrent .ssets (:urrent .ssett D :urrent .ssett,1!6 P:% 2 "erubahan :urrent %iabilities (:%t D :%t,1!6 P:ash 2 "erubahan :ash (:asht D :asht,1!6 P$T1 2 "erubahan $hort Term 1ebt ($T1t D $T1t,1! T:.t + .ssett,1 A J B K1:7-t + .ssett,1 B K&:7-t + .ssett B L :7- A 0@)F D Total .krual "ersistensi laba A standar de3iasi residual (M L! =esidual dari regresi menun#ukkan bahwa akrual tidak berhubungan dengan realisasi cash flow, dan standar de3iasi dari residual merupakan ukuran kualitas akrual. 1iasumsikan bahwa standar de3iasi residual tinggi (besar! menun#ukkan kualitas laba rendah, sehingga persistensi laba #uga rendah. $ebaliknya, #ika standar de3iasi residual rendah (kecil! menun#ukkan kualitas laba tinggi, dan persistensi laba #uga tinggi. "engukuran persistensi laba berbasis kualitas akrual tersebut #uga digunakan oleh peneliti lain, misalnya Fcker et al. (&''! menggunakan persistensi laba sebagai salah satu faktor penentu kualitas laba. $ementara, Tucker dan 5arowin (&''! mengukur persistensi laba menggunakan pendekatan earnings per share. Fstimasi hubungan antara current dan future earnings menggunakan interaksi antara earnings per share dan income smoothing. Jika income smoothing memperbaiki keinformasian laba, maka hubungan antara current dan future earnings kuat (persisten!. "ada pendekatan berikutnya, persistensi laba diukur atas dasar estimasi hubungan antara earnings response coefficient (F=:! dan future earnings response coefficient (7F=:!. )erdasarkan konsep dan hasil,hasil penelitian terdahulu, maka perlu dilakukan pengu#ian lebih lan#ut mengenai pengukuran persistensi laba. Mengacu pada uraian tersebut, maka dalam melakukan pengu#ian lebih lan#ut mengenai pengukuran persistensi laba perlu dipertimbangkan beberapa hal berikut. #ertama, perlu mempertimbangkan konsep persistensi laba yang dinyatakan bahwa laba yang persisten (persistence of earnings! adalah laba saat ini dapat digunakan sebagai indikator laba periode mendatang, dan items laba yang ter#adi secara berulang,ulang (repetitive!. Kedua, hasil prediksi secara statitstik harus menghasilkan error terkecil (misalnya Q ','4!. Ketiga, laba yang persisten harus mampu menurunkan kekaburan laba yang disebabkan oleh kebi#akan opportunistic mana#emen. Kekaburan #aba .Earnings Opacity/ )hattacharya et al. (&''(! memberikan definisi earnings opacity sebagai berikut2 ;earnings opacity of a country as the extent to which the distribution of reported earnings of firms in that country fails to provide information about the distribution of the true, but unobservable, economic earnings of firms in that country. As reported earnings of a particular firm in a country e"uals unobservable economic earnings plus a noise 21 'unarto Kajian Akuntansi term, earnings opacity of a country is simply the average lac( of informativeness of reported earnings in that country.1 )erdasarkan definisi tersebut, dapat dinyatakan bahwa earnings opacity merupakan distribusi laporan laba perusahaan gagal memberikan informasi mengenai distribusi laba ekonomi yang benar, tetapi tidak terukur. %aporan laba perusahaan (pada le3el negara! sama dengan laba ekonomi yang tak terukur ditambah noise term8 earnings opacity (pada le3el negara! merupakan rata,rata sederhana dari lac( keinformasian laporan laba. 1efinisi tersebut mengacu pada kerangka konseptual yang dinyatakan oleh )ushman dan $mith (&''1!. @nformasi akuntansi keuangan dapat diidentifikasi melalui tiga hal yaitu2 (1! informasi akuntansi keuangan membantu in3estor untuk membedakan antara in3estasi baik dan buruk6 (&! informasi akuntansi keuangan membantu in3estor membedakan mana#er yang baik dan buruk, menurunkan agency cost, dan menurunkan biaya modal perusahaan6 dan ((! informasi akuntansi yang berkualitas (accounting "uality! dapat menurunkan asimetri informasi yang disebabkan oleh earnings opacity. $ecara khusus, )hattacharya et al. (&''(! menggunakan tiga pengukuran angka laba yang mengarah earnings opacity yaitu2 earnings aggressiveness, earnings smoothing, dan loss avoidance. Masing,masing dimensi earnings opacity disa#ikan berikut. 2arnings aggressiveness didefinisikan sebagai tindakan mana#emen yang mengarah pada kecenderungan menunda pengakuan rugi dan mempercepat pangakuan laba, dan selan#utnya berdampak pada penurunan kualitas laba (.ltamuro et al., &''4!. 2arnings aggressiveness merupakan tindakan mana#emen yang berhubungan dengan manipulasi laba ()edard dan Johnstone, &''8!. Manipulasi laba dapat dilakukan dengan cara menaikkan nilai komponen akrual (seperti in3entory! dan pada saat yang sama menurunkan biaya, sehingga laporan laba lebih tinggi daripada laba sesungguhnya (:han et al., &''1!. Jika perusahaan melakukan aggressive accounting, maka nilai buku sekarang dan laba lebih tinggi, tetapi forecast laba men#adi rendah dan biaya modal (dan atau laba normal! meningkat (/othari, &''1!. /ebi#akan aggressive accounting antara lain dilakukan melalui kebi#akan akrual. Moti3asi mana#emen akrual yang didasari oleh perilaku opportunistic berhubungan dengan kompensasi ()ea3er, &''&!. )eberapa literatur menun#ukkan bahwa earnings aggressive diukur dari level atau total akrual (1echow et al., 19946 )arth et al., &''16 )hattacharya et al., &''(!. $ecara khusus, )hattacharya menentukan earnings aggressiveness diukur berdasarkan total accruals yang diperoleh dari perubahan total current assets dikurangi perubahan total current liabilities, perubahan kas, depresiasi+ amortisasi, ditambah perubahan hutang #angka pan#ang #atuh tempo saat ini dan perubahan hutang pa#ak. $emua komponen akrual dibagi total assets tahun sebelumnya. "engukuran akrual dapat dibedakan ke dalam dua kelompok yaitu kualitas akrual dan level akrual. /ualitas akrual merupakan estimasi dari arus kas operasi periode sebelumnya, saat ini, dan periode yang akan datang pada perubahan modal ker#a. =esidual dari estimasi tersebut merefleksikan akrual yang tidak berhubungan dengan realiasi cash flow6 dan standar de3iasi dari residual tersebut merupakan kualitas akrual pada level perusahaan, dimana standar de3iasi tinggi menun#ukkan kualitas akrual rendah. $elan#utnya, 22 Vol. 1 No. 1, Pebruari 2009 Kajian Akuntansi kualitas akrual digunakan sebagai pengukur kualitas laba ($loan, 1996 1echow dan 1iche3, &''&6 7rancis, &''8!. $edangkan le3el akrual didasarkan pada perubahan modal ker#a yang dihitung dari perubahan account receivable ditambah perubahan in3entory dan assets lain, dikurangi perubahan account payble dan perubahan taxes payble. )ea3er (&''&! menyatakan bahwa total (aggregate! akrual tidak dapat menangkap pertumbuhan laba #angka pan#ang dan secara potensial misspecified. 1engan kata lain, total (aggregate! akrual mengarah pada earnings opacity ()hattacharya et al., &''(!. )erdasarkan konsep tersebut, maka earnings aggressiveness diukur atas dasar total (aggregate! akrual, dan diformulasikan sebagai berikut ()hattacharya et al., &''(!. F.=0..E=$t A (:.t D :%t D :.$*t B $T1t D 1F"t B T"t!+ T.t D 1 F.=0..E=$t 2 Farnings .ggressi3eness periode t6 P:.t 2 "erubahan :urrent .ssets (:urrent .ssett D :urrent .ssett, 1!6 P:%t 2 "erubahan :urrent %iabilities (:%t D :%t,1!6 P:asht 2 "erubahan :ash (:asht D :asht,1!6 P$T1t 2 "erubahan $hort Term 1ebt ($T1t D $T1t,1!6 1F"t 2 1epresiasi dan .mortisasi periode t6 PT"t 2 "erubahan TaC "ayble (T"t D T"t, 1!6 T.t,1 2 Total .ssets periode t,1. 1imensi kedua yang mengarah pada kekaburan laba adalah earnings smoothing. 2arnings smoothing merupakan tindakan mana#emen laba dengan cara melaporkan laba secara smooth sepan#ang waktu. Jika laba akuntansi secara artificial smooth, maka angka laba tersebut gagal menggambarkan secara benar kiner#a ekonomi, sehingga menurunkan keinformasian laporan laba, dan mengarah pada earnings opacity. "ada literatur sebelumnya, misalnya @mhoff (1977! mencoba memisahkan perilaku artificial smoothing dari pengaruh tindakan real smoothing atau naturally smoothing. @mhoff menyatakan bahwa sales revenue merupakan hasil dari real economic perusahaan, dimana real economic adalah hasil dari akti3itas real smoothing. /eberadaan perilaku artificial smoothing diukur dengan membandingkan antara 3arian ordinary income dan 3arian pen#ualan. Fckel (19>1! menyatakan bahwa income smoothing dibedakan dalam dua streams2 naturally smooth dan intentionally smoothed by management. "ada stream pertama, dinyatakan bahwa income smoothing ter#adi secara alami (naturally!, dan merupakan proses yang secara melekat (inherently! menghasilkan smooth income stream6 sedangkan pada stream kedua, income smoothing ter#adi karena mana#emen menggunakan teknik real smoothing atau artificial smoothing. 9eal smoothing ter#adi ketika mana#emen mengambil tindakan (actions! pada saat struktur ekonomi (revenue generating! menghasilkan income smoothing. $edangkan artificial smoothing ter#adi ketika mana#emen memanipulasi timing akuntansi untuk menghasilkan income smoothing. .lbrecht dan =ichardson (199'! mencoba mengukur laba (income! diprediksikan men#adi obyek smoothing antara lain2 laba operasi (operating income, 6I!, laba dari operasi (income from operations, I6!, laba sebelum pos luar biasa (income before extraordinary items, I2!, dan laba bersih (net income, 7I!. 6perating income (6I! didefinisikan sebagai pen#ualan dikurangi harga pokok pen#ualan dan 2- 'unarto Kajian Akuntansi biaya operasi selain depresiasi dan amortisasi6 I6 didefinisikan sebagai 6I dikurangi depresiasi dan amortisasi. "ada perkembangan selan#utnya, tindakan mana#emen yang mengarah pada earnings smoothing dapat dideteksi melalui komponen,komponen akrual (Jones, 19916 1echow et al. 19946 )hattacharya et al., &''(!, dan analisis terhadap perubahan return on net operating asset ("enman, &''(!. "enman menyatakan bahwa semakin tinggi current operating income yang dimanipulasi mana#emen, semakin menurunkan return on net operating asset (=0-.! periode mendatang. 2arnings smoothing dapat diukur dengan berbagai pendekatan. Misalnya, Fckel (19>1! membedakan perusahaan diklasifikasikan ke dalam smoother dan non$smoother atas dasar koefisien 3ariasi laba (income! terhadap pen#ualan, dihitung dengan rumus2 (4: ;I ! 4: ;3 !6 dimana 4:, koefisien 3ariasi6 ;I, perubahan laba (income!6 dan ;3, perubahan pen#ualan. "erusahaan diklasifikasikan sebagai smoother apabila koefisien 3ariasi kurang dari satu (Q 1!, dan sebagai non$smoother #ika koefisien 3ariasi sama dengan atau lebih dari satu (R 1!. Model pengukuran ini #uga digunakan oleh .lbrecht dan =ichardson (199'!6 dan Michelson et al. (1994!. $ementara, Moses (19>7! mengukur perilaku smoothing dihitung dengan membanding,kan antara prechange earnings dan expected reported earnings. )hattacharya et al. (&''(! menentukan earnings smoothing dari korelasi antara perubahan akrual dan perubahan arus kas dibagi lagged total assets. $esuai dengan sifat beberapa proses akuntansi akrual, korelasi diharapkan negatif. .ngka korelasi yang semakin besar mengindikasikan earnings smoothing semakin besar pula, sehingga mengakibatkan earnings opacity #uga semakin besar. 7rancis et al. (&''8! mengukur smoothness dari rasio antara 3ariabilitas laba dan 3ariabilitas arus kas. "engukuran ini didasarkan pada argumentasi atribut laba diturunkan dari pandangan bahwa mana#emen menggunakan informasi pri3atnya mengenai future income untuk /merata(an1 (smooth! fluktuasi yang ter#adi, sehingga laporan laba lebih representati3e dan lebih berguna. Model pengukuran ini #uga digunakan oleh Fcker et al. (&''!. Tucker dan 5arowin (&''! mengukur income smoothing dengan korelasi negatif antara perubahan proxy akrual diskresi dan perubahan pre$ discretionary income. "engukuran ini mengasumsikan bahwa ada seri laba yang di,manage pada awal periode (pre$ managed income! dan mana#er menggunakan akrual diskresi untuk seri laba smooth. /orelasi negatif yang semakin besar menun#ukkan income smoothing semakin besar. %aba yang semakin smooth (korelasi negatif yang semakin kecil! menun#ukkan laba semakin informatif, dan memberikan sinyal positif kepada in3estor. )erdasarkan literatur,literatur tersebut dapat disimpulkan bahwa sesuai dengan konsep artificial smoothing, dimana mana#emen dapat melakukan manipulasi timing akuntansi untuk menghasilkan income atau earnings smoothing6 maka mana#emen melakukan smoothing melalui pos,pos laporan keuangan. @tems atau pos,pos laporan keuangan yang sering men#adi obyek smoothing adalah laba dan akrual. %aba yang di#adikan obyek smoothing antara lain2 laba operasi (operating income, 6I!, laba sebelum pos luar biasa (net income before extraordinary items, 7IB2!, dan laba bersih (net income, 7I!. $edangkan akrual yang sering men#adi 20 Vol. 1 No. 1, Pebruari 2009 Kajian Akuntansi obyek smoothing adalah akrual modal ker#a dan total akrual. Mengacu pada konsep dan literatur,literatur tersebut, maka earnings smooting dapat dari rasio antara standar de3iasi 0@)F terhadap standar de3iasi :7-6 keduanya dibagi total asset t,1 (modifikasi .lbrecht dan =ichardson,199' dan 7rancis et al., &''8!. "engukuran ini didasarkan pada argumentasi bahwa 0@)F dihasilkan selama perusahaan beroperasi pada akti3itas normal, sehingga mana#emen dengan menggunakan informasi pri3atnya dapat melakukan /perataan1 (smooth! atas fluktuasi laba yang akan ter#adi. "engukuran earnings smoothing (smoothness! diformulasikan berikut (7rancis et al., &''8!2 Farnings $moothing (smoothness! A M (0@)F+.sset t,1 !+ M (:7-+.sset t,1 !. $emakin kecil rasio tersebut menun#ukkan laba semakin smooth, sehingga dipandang laba semakin sustainable. 1engan kata lain, semakin smooth berarti semakin tinggi kualitas laba. $ebaliknya, #ika rasio tersebut semakin besar menun#ukkan laba semakin fluktuatif, berarti semakin rendah kualitas laba, dan dipandang sebagai earnings opacity. 1imensi earnings opacity yang ketiga yaitu loss avoidance merupakan tindakan mana#emen laba dengan cara menghindari laporan laba negatif. $ecara konseptual, loss avoidance didefinisikan sebagai perilaku earnings management yang memfokuskan pada laporan laba dengan cara menghindari laba negatif (rugi!, menghindari penurunan laba ()urgstahler dan 1iche3, 19976 )urgstahler dan Fames, &''(6 "hilips et al., &''(!, menghindari kegagalan para analis dalam memforecast laba ("hilips et al., &''(!, dan menghindari biaya kegagalan kontrak hutang seperti debt covenants (:hao et al., &''8!. "erilaku loss avoidance #uga merupakan hubungan antara laba dan kiner#a ekonomi, sehingga berdampak meningkatkan earnings opacity ()hattacharya et al., &''(!. )erdasarkan konsep tersebut, maka loss avoidance yang dilakukan oleh mana#emen dalam earnings management dapat menghasilkan dua kemungkinan, yaitu loss avoid dan earnings decrease. /etika perusahaan hanya memperoleh laba yang relatif kecil (turun!, mana#emen terdorong untuk melaporkan laba dengan cara menghindari kerugian (loss avoid!. $ebaliknya, #ika laba perusahaan relatif besar (meningkat!, mana#emen terdorong untuk melaporkan laba dengan cara menurunkan laba (earnings decrease! ()urgstahler dan Fames, &''(!. $emakin tinggi mana#emen menghindari laba negatif (higher loss avoidance! semakin tinggi pula ter#adi kekaburan laba (earnings opacity!. 1engan demikian perilaku loss avoidance akan mengarah pada kekaburan laba (earnings opacity!, dan earnings opacity akan berdampak pada kiner#a saham yang semakin menurun. )hattacharya et al. (&''(! mengukur loss avoidance atas dasar rasio antara earnings positif terkecil minus earnings negatif terkecil dibagi dengan #umlah keduanya. $ecara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut2 ($"F D $0F! <oss avoidance A ($"FB$0F! $"F A 3mall positive earnings yang didapat dari net income dibagi total assets, dimana hasilnya antara ' sampai dengan 16 dan $0F A 3mall negative earnings yang didapat dari net income negatif %loss& dibagi total 23 'unarto Kajian Akuntansi assets6 dimana hasilnya antara D 1 sampai dengan Q '. $ementara )urgstahler dan Fames (&''(! mencoba mendeteksi earnings management melalui analisis loss avoid dan earnings decrease. "ada analisis ini, earnings management merupakan fungsi dari premanaged earnings dan threshold level 1asar pemikirannya bahwa forecast error merupakan kombinasi dari premanaged earnings, F i #92 dan trheshold, T i . /etika F i #92 positif atau lebih besar daripada batas kerugian, T i maka earnings management adalah nol, M(F i #92 , T i .!6 dan ketika F i #92 negatif atau lebih kecil daripada T i maka earnings management positif, M(F i #92 , T i .! A D F i #92 . *asil analisis menun#ukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara proporsi small negative earnings forecast (atau small negative changes! dengan realisasi small negative earnings. *asil analisis #uga menun#ukkan bahwa earnings management untuk menghindari kerugian kecil (avoid small losses! dan earnings management untuk menghindari penurunan laba (avoid earnings decreasees! tidak terbukti. 'I!P*#AN )erdasarkan uraian tersebut, maka hubungan antara agency theory dan mana#emen laba (earnings management! dapat disimpulkan sebagai berikut. #ertama, atas dasar agency theory maka laporan keuangan yang disa#ikan oleh mana#emen mengandung kebi#akan yang mengarah pada mana#emen laba. Mana#emen dimoti3asi oleh perilaku opportunistic dan signaling. "ada moti3asi opportunistic, mana#emen cenderung menya#ikan laba lebih tinggi daripada laba yang sesungguhnya sehingga mengarah pada kekaburan laba (earnings opacity!. "ada moti3asi signaling, mana#emen cenderung menya#ikan laporan laba yang mengandung persistensi laba sehingga laba lebih informatif. Moti3asi opportunistic berhubungan dengan kompensasi yang akan diterima oleh pihak mana#emen6 sedangkan moti3asi signaling berhubungan dengan kemakmuran para pemegang saham (principals!. Kedua, problem pengukuran persistensi laba untuk tu#uan studi empiris masih berbeda,beda. 0amun demikian pengukuran persistensi laba perlu mempertimbangkan konsep dan asumsi yang mendasari. )erdasarkan uraian di muka, disarankan bahwa konsep dan pengukuran persistensi laba didasarkan pada tiga hal berikut2 (1! laba yang dapat digunakan sebagai indikator laba periode mendatang dan merupakan laba yang didapat secara berulang,ulang (repetitive! serta memenuhi konsep sustainable of earnings6 (&! hasil prediksi secara statitstik harus menghasilkan error terkecil6 dan ((! laba yang persisten harus mampu menurunkan kekaburan laba yang disebabkan oleh kebi#akan opportunistic mana#emen. "embuktian konsep dan pengukuran tersebut dapat diu#i melalui studi empiris. Ketiga, kekaburan laba (earnings opacity! yang diciptakan oleh perilaku opportunistic mana#emen dapat dideteksi melalui tiga dimensi pengukuran laba yang meliputi keagresifan laba (earnings aggressiveness!, perataan laba (earnings smoothing!, dan loss avoidance. 1imensi,dimensi tersebut perlu diu#i melalui bukti empiris, misalnya menghubungkan antara earnings opacity dengan pertumbuhan kiner#a perusahaan dan reaksi pasar.
RE(EREN'I .lbrecht, ?.1. and 7.M. =ichardson. 199'. ;@ncome $moothing by Fconomy $ector.< Journal of Business Finance 25 Vol. 1 No. 1, Pebruari 2009 Kajian Akuntansi & Accounting, 17 (4!, ?inter, '(', >S2 71( D 7('. .ltamuro, J.6 ..%. )eatty6 and J. ?eber. &''4. ;The Fffects of .ccelerated =e3enue =ecognation on Farnings Management and Farnings @nformati3eness2 F3idence from $F: $taff .ccounting )ulletin 0o. 1'1.< The Accounting Revie, Tol. >', 0o. &, .pril2 (7( D 8'1. )arth, M.F.6 ?.*. )ea3er6 and ?.=. %andsman. &''1. ;The =ele3ance of the Talue =ele3ance 7or 7inancial .ccounting $tandard $etting2 .nother Tiew.< !or"ing Paper, $tanford Uni3ersity, January2 1 D 81. fbea3erVleland.stanford.edu. )ea3er, ?.*. &''&. ;"erspecti3es on =ecent :apital Market =esearch.< The Accounting Revie, Tol. 77, 0o. &, .pril2 84( D 878. )edard, J.:. and /.M. Johnstone. &''8. ;Farnings Manipulation =isk, :orporate Eo3ernance =isk, and .uditorsW "lanning and "ricing 1ecisions.< The Accounting Revie, Tol. 79, 0o. &, .pril2 &77 D ('8. )hattacharya, U6 *. 1aouk6 and M. ?elker. &''(. ;The ?orld "rice of Farnings -pacity.< The Accounting Revie, Tol. 7>, 0o. (, July2 81 D 7>. )urgstahler, 1.:. and @.1. 1iche3. 1997. ;Farnings Management to .3oid Farnings 1ecreases and %osses.< Journal of Accounting & Economics, (&8!2 99 D 1&. ,,,,,,, and M.J. Fames. &''(. ;Farnings Management to .3oid %osses and Farnings 1ecreases2 .re .nalysts 7ooledX< #ontemporary Accounting Research, Tol. &', 0o. &, $ummer2 &4( D &98. )ushman, =.M. and $mith. &''1. ;7inancial .ccounting @nformation and :orporate Eo3ernance.< Journal of Accounting & Economics, ((&!2 &(7D (((. :han, /6 %./.:. :han6 0. Jekadeesh6 and J. %akonishok. &''1. ;Farnings Yuality and $tock =eturns.< !or"ing Paper $eries, 0ational )ureau of Fconomic =esearch (0)F=!, May2 1 D &(. :hao, :.6 =.%. /elsey6 $. *orng6 and :. :hiu. &''8. ;F3idence of Farnings Management from the Measurement of the 1eferred TaC .llowance .ccount.< The Engineering Economist, (89!2 ( D 9(. 1echow, ".M.6 =.E. $loan6 and ..". $weeney. 1994. ;1etecting Farnings Management.< The Accounting Revie, Tol. 7', .pril2 19( D &&4. ,,,,,,, and @.1. 1iche3. &''&. ;The Yuality of .ccruals and Farnings2 The =ole of .ccrual Fstimation Frrors.< The Accounting Revie, Tol. 77, $upplement2 (4 D 49. Fames, M.J. and $.M. Elo3er. &''(. ;Farnings "redictability and the 1irection of .nalystsW Farnings 7orecast Frrors.< The Accounting Revie, Tol. 7>, 0o. (, July2 7'7 D 7&8. Fckel, 0. 19>1. ;The @ncome $moothing *ypotheses =e3isited.< A%acus, June2 &> D 8'. Fcker, 7.6 J. 7rancis6 @. /im6 ".M. -lsson6 and /. $chipper. &''. ;. =eturn, )ased =epresentation of Farnings Yuality.< The Accounting Revie, Tol. >1, 0o. 8, July2 789 D 7>'. 7ama, F.7. and /.=. 7rench. &''&. ;The FGuity "remium.< The Journal of Finance, Tol. %T@@, 0o. &, .pril2 (7 D 49. 7rancis, J.6 =. %a7ond6 ".M. -lsson6 and /. $chipper. &''8. ;:osts of FGuity and Farnings .ttributes.< The Accounting 26 'unarto Kajian Akuntansi Revie, Tol. 79, 0o. 8, -ktober2 97 D 1'1'. 7reeman, =.6 J. -hlson6 and $. "enman. 19>&. ;)ook =ate,of,=eturn and "rediction of Farnings :hanges2 .n Fmpirical @n3estigation.< Journal of Accounting Research, Tol. &', .utumn2 ( D 8&. *ealy, ".M. 19>4. ;The Fffect of )onus $chemes on .ccounting 1ecisions.< Journal of Accounting & Economics, .pril2 >4 D 1'7. @mhoff, F..., Jr. 1977. ;@ncome $moothing D . :ase for 1oubt.< Accounting Journal, $pring2 >4 D 1''. Jensen, M. and ?. Meckling. 197. ;Theory of the 7irm2 Managerial )eha3ior, .gency :ost and -wnership $tructure.< Journal of Financial Economics, ((!2 ('4 D ('. Jones, J.J. 1991. ;Farnings Management during @mport =elief @n3estigations.< Journal of Accounting Research, Tol. &9, 0o. &, .utumn2 19( D &&>. /othari, $.". &''1. ;:apital Market =esearch in .ccounting.< Journal of Accounting & Economics, ((1!2 1'4 D &(1. %ambert, =... &''1. ;:ontracting Theory and .ccounting.< Journal of Accounting & Economics, ((&!2 ( D >7. Michelson, $.F.6 J.J. ?agner and :.?. ?ootton. 1994. ;. Market,)ased .nalysis of @ncome $moothing.< Journal of Business & Accounting, Tol. &&, 0o. >, 1ecember, '(',>S2 1179 D 119(. Moses, -.1. 19>7. ;@ncome $moothing and @ncenti3e2 Fmpirical Tests Using .ccounting :hanges.< The Accounting Revie, Tol. %S@@, 0o. &, .pril2 (4> D (77. 0ichols, 1.:. and J.M. ?ahlen. &''8. ;*ow 1o Farnings 0umbers =elate to $tock =eturnX . =e3iew of :lassic .ccounting =esearch with Updated F3idence.< Accounting &ori'ons, Tol. 1>, 0o. 8, 1ecember2 &( D &>. -hlson, J... &''. ;. "ractical Model of Farnings Measurement.< The Accounting Revie, Tol. >1, 0o. 1, January2 &71 D &79. "enman, $.*. &''(. Financial $tatement Analysis an( $ecurity )aluation. $econd Fditon2 McEraw *ill. ,,,,,, and S.J. 5hang. &''&. ;.ccounting :onser3atism, the Yuality of Farnings, and $tock =eturn.< The Accounting Revie, Tol. 77, 0o. &, .pril2 &(7 D &8. "hillips, J.6 M. "incus and $.-. =ego. &''(. ;Farnings Management2 0ew F3idence )ased on 1eferred TaC FCpense.< The Accounting Revie, Tol. 7>, 0o. &, .pril2 891 D 4&1. =a#an, M.T. and =.F. $aouma. &''. ;-ptimal @nformation .symmetry.< The Accounting Revie, Tol. >1, 0o. (, May2 77 D 71&. $cott, ?.=. &'''. Financial Accounting Theory. $econd Fdition2 "rentice *all, :anada @nc. $loan, =.E. 199. ;1o $tock "rices 7ully =eflect @nformation in .ccruals and :ash 7low about 7uture FarningsX< The Accounting Revie, Tol. 71, 0o. (, July2 &>9 D (14. Tucker, J.?. and "... 5arowin. &''. ;1oes @ncome $moothing @mpro3e Farnings @nformati3enessX< The Accounting Revie, Tol. >1, 0o. 1, January2 &41 D &7'. 27