Anda di halaman 1dari 16

Vol. 1 No.

1, Pebruari 2009 Kajian Akuntansi


TEORI KEAGENAN AN !ANA"E!EN #A$A
Ole%& 'unarto
(akultas Ekono)i *nisbank 'e)aran+
Abstract
The aim of this is to paper explained management motive in reporting earning
based on agency theory. There are two motives underlying management in reporting
earning. If the motive fully reflect how to meet principles maximum wealth, called
signaling motive.
By opportunistic motives, management conducting earning management in
reporting earning. While, by signaling motive management effort to apply
accounting method that result earning more persistence.
Keywords agency theory, earnings management, opportunistic and signaling.
PENA,*#*AN
Teori keagenan menyatakan bahwa
perusahaan yang memisahkan fungsi
pengelolaan dan kepemilikan akan
rentan terhadap konflik keagenan
(Jensen and Mackling, 197!. "ada
model keagenan dirancang sebuah
sistem yang melibatkan kedua belah
pihak yaitu mana#emen dan pemilik.
$elan#utnya, mana#emen dan pemilik
melakukan kesepakatan (kontrak! ker#a
untuk mencapai manfaat (utilitas! yang
diharapkan. %ambert (&''1! menyatakan
bahwa dalam kesepakatan tersebut
diharapkan dapat memaksimumkan
utilitas pemilik (principal!, dan dapat
memuaskan serta men#amin mana#emen
(agent! untuk menerima reward.
Manfaat yang diterima oleh kedua belah
pihak didasarkan pada kiner#a
perusahaan. "ada umumnya, kiner#a
perusahaan diukur dari profitabilitas
("enman, &''(!. )esarnya profitabilitas,
selan#utnya diinformasikan oleh
mana#emen kepada pihak pemilik
melalui penya#ian laporan keuangan.
"enya#ian laporan keuangan
merupakan produk akhir dari akuntansi
keuangan. *al penting dalam akuntansi
keuangan adalah penilaian+ pengukuran
(valuation!measurement! melalui
pendekatan neraca (balance sheet! atau
pendekatan laba,rugi (income
statement!. "ada pendekatan pertama
(pendekatan neraca!, accounting rule
menentukan nilai yang terbawa dalam
neraca, dan perubahan nilai ini mengarah
pada pengukuran revenue dan expenses.
"ada pendekatan kedua (pendekatan
laba,rugi! adalah menentukan secara
langsung revenue dan expenses, dan hal
ini akan bermanfaat untuk meng,update
nilai balance sheet periode sebelumnya
(-hlson, &''!.
"ernyataan $tandar .kuntansi
/euangan ("$./! 0o. 1 menyatakan
bahwa tu#uan laporan keuangan adalah
memberikan informasi tentang posisi
keuangan, kiner#a dan arus kas
perusahaan yang bermanfaat bagi
sebagian besar kalangan pengguna
laporan dalam rangka membuat
keputusan,keputusan ekonomi serta
menun#ukkan pertanggung#awaban
mana#emen atas penggunaan sumber,
sumber daya yang dipercayakan kepada
mereka. 1alam rangka mencapai tu#uan
tersebut, suatu laporan keuangan
menya#ikan informasi mengenai
perusahaan yang meliputi2 akti3a,
kewa#iban, ekuitas, pendapatan dan
beban termasuk keuntungan dan
kerugian, dan arus kas (paragraf '4!.
1-
'unarto Kajian Akuntansi
$elan#utnya, dinyatakan bahwa
perusahaan harus menyusun laporan
keuangan atas dasar akrual, kecuali
laporan arus kas (paragraf 19!.
$esuai dengan agency theory,
moti3asi mana#emen akrual dapat
dikelompokkan ke dalam dua kategori2
opportunistic dan signaling ()ea3er,
&''&!. "ada moti3asi opportunistic,
mana#emen melalui kebi#akan
aggressive accounting menghasilkan
angka laba lebih tinggi daripada laba
yang sesungguhnya. .pabila laporan
laba tidak dapat menggambarkan laba
yang sesungguhnya, maka laporan laba
mengarah pada overstate earnings. %aba
yang mengarah pada overstate earnings
mengakibatkan laba men#adi kabur
(opa"ue!. Moti3asi opportunistic yang
dilakukan oleh mana#emen berhubungan
dengan kompensasi berdasarkan kontrak
yang disepakati dengan pihak pemilik.
"ada moti3asi signaling,
mana#emen menya#ikan informasi
keuangan (khususnya laba! diharapkan
dapat memberikan sinyal kemakmuran
kepada para pemegang saham. %aporan
laba yang dapat memberikan sinyal
kemakmuran adalah laba yang relatif
tumbuh dan stabil (sustainable!. "enman
dan 5hang (&''&! menyatakan bahwa
sustainable earnings adalah laba yang
mempunyai kualitas tinggi dan sebagai
indikator future earnings6 dan
selan#utnya disebut sebagai persistensi
laba ($loan, 1996 1echow dan 1iche3,
&''&6 7rancis, %a7ond, -lsson dan
$chipper, &''8!.
)erdasarkan "$./ 0o. 1 dan
pernyataan )ea3er (&''&! dapat
dinyatakan bahwa mana#emen laba yang
dilakukan oleh mana#emen lebih banyak
didasarkan pada mana#emen akrual, dan
lebih khusus lagi akrual diskresi.
/ebi#akan akrual diskresi yang
dilakukan oleh mana#emen membawa
dua konsekuensi. #ertama, #ika
kebi#akan tersebut membawa
keinformasian laba, maka kebi#akan
tersebut akan meningkatkan kualitas
laba, sehingga laba semakin persisten.
Kedua, #ika kebi#akan tersebut tidak
membawa keinformasian laba
(uninformative earnings!, maka
kebi#akan tersebut akan menurunkan
kualitas laba, sehingga laba men#adi
kabur (opa"ue!.
.rtikel ini bermanfaat untuk
memberikan arah secara konseptual
mengenai hubungan antara teori
keagenan dan mana#emen laba. "ada
teori keagenan, mana#emen menya#ikan
laporan keuangan dapat dimoti3asi oleh
dua moti3asi2 opportunistic dan
signaling. Moti3asi tersebut mendorong
mana#emen melakukan mana#emen laba
(earnings management!. "ada moti3asi
opportunistic, mana#emen cenderung
manya#ikan laba lebih tinggi daripada
yang sesungguhnya, karena
berhubungan dengan kompensasi.
$ementara pada moti3asi signaling,
mana#emen cenderung menya#ikan laba
yang mempunyai kualitas, karena
berhubungan dengan e3aluasi kiner#a
dan selan#utnya digunakan sebagai
sinyal kepada para pemegang saham.
PE!$A,A'AN
"ada pembahasan ini disa#ikan
beberapa konsep meliputi2 agency
theory, earnings management, earnings
persistence, dan earnings opacity.
$ecara rinci konsep,konsep tersebut
disa#ikan berikut.
Teori Kea+enan .Agency Theory/
Teori keagenan menyatakan bahwa
antara mana#emen dan pemilik
mempunyai kepentingan yang berbeda
(Jensen dan Meckling, 197!.
"erusahaan yang memisahkan fungsi
pengelolaan dan kepemilikan akan
rentan terhadap konflik keagenan
(%ambert, &''1!. 1alam model keagenan
10
Vol. 1 No. 1, Pebruari 2009 Kajian Akuntansi
dirancang sebuah sistem yang
melibatkan kedua belah pihak, sehingga
diperlukan kontrak ker#a antara pemilik
(principal! dan mana#emen (agent!.
1alam kesepakatan tersebut diharapkan
dapat memaksimumkan utilitas
principal, dan dapat memuaskan serta
men#amin agen untuk menerima reward
dari hasil akti3itas pengelolaan
perusahaan. "erbedaan kepentingan
antara pemilik dan mana#emen terletak
pada maksimalisasi manfaat (utility!
pemilik (principal! dengan kendala
(constraint! manfaat (utility! dan insentif
yang akan diterima oleh mana#emen
(agent!. /arena kepentingan yang
berbeda sering muncul konflik
kepentingan antara pemegang saham+
pemilik (principal! dengan mana#emen
(agent!.
"ada dasarnya agency theory
merupakan model yang digunakan untuk
memformulasikan permasalahan
(conflict! antara mana#emen (agent!
dengan pemilik (principal!. Model
principal$agent dapat digambarkan
dalam gambar,1 sebagai berikut
(%ambert, &''1!2
Ga)bar11
!o2el Principal-Agent
|99|9|9|
:ontract s%x,y& Agent selects #erformance measures Agent is paid s(x,y!
Agreed 'pon action %a& %x,y,etc.& observed #rincipal (eeps x$s(x,y!
"ada gambar tersebut ;s<
merupakan fungsi kompensasi yang
akan di#adikan dasar dan bentuk fungsi
yang menghubungkan pengukuran
kiner#a dengan kompensasi agen6 ;y<
menun#ukkan vector pengukuran kiner#a
berdasarkan kontrak. )erdasarkan
kontrak tersebut agen akan menyeleksi
dan atau melakukan akti3itas (action
;a<! yang meliputi kebi#akan
operasional (operation decisions!,
kebi#akan pendanaan (financing
decision!, dan kebi#akan in3estasi
(investment decisions!. $edangkan ;x<
menun#ukkan ;outcome< atau hasil yang
diperoleh perusahaan, dan selan#utnya
digunakan sebagai dasar pengukuran
kiner#a dan kompensasi agen.
/iner#a perusahaan yang telah
dicapai oleh pihak mana#emen
diinformasikan kepada pihak pemilik
(principal! dalam bentuk laporan
keuangan. 1alam sistem desentralisasi,
mana#emen mempunyai informasi yang
superior dibandingkan dengan pemilik,
karena mana#emen telah menerima
pendelegasian untuk pengambilan
keputusan+ kebi#akan perusahaan. /etika
pemilik tidak dapat memonitor secara
sempurna akti3itas mana#emen, maka
secara potensial mana#emen dapat
menentukan kebi#akan yang mengarah
pada peningkatan level kompensasinya.
"ada model hubungan principal$agent,
seluruh tindakan (actions! telah
didelegasikan oleh pemilik (principal!
kepada mana#er (agent!. =a#an dan
$aouma (&''! menun#ukkan bahwa
arus informasi hubungan antara
principal$agent dapat digambarkan pada
gambar,& berikut.
13
'unarto Kajian Akuntansi
Ga)bar1 2
*rutan Arus In4or)asi 1 !o2el ,ubun+an Principal-Agent
Ti)e #ine
0 1 2 -
||..|99.....|..|9.|
s contract contract efforts ) compensation
revealed menu offered selected chosen reali*ed made
by owner by manager
)erdasarkan gambar &.& tersebut,
maka urutan arus informasi dapat
di#elaskan berikut. #ertama, pada
periode nol (time +! mana#er menerima
sinyal, s dan pada periode satu (time ,!
pemilik menawarkan kepada mana#er
satu menu kontrak. Jika mana#er setu#u,
maka mana#er mengkomunikasikan
pilihan kontraknya kepada pemilik6
sebaliknya #ika mana#er menolak, maka
hubungan berakhir. Kedua, pada periode
dua (time -!, mana#er memilih le3el
akti3itas (effort! dan konsekuensinya
dengan profit yang dihasilkan ()!.
Ketiga, pada periode tiga (time .!,
pemilik membayar kompensasi kepada
mana#er berdasarkan kontrak yang telah
disepakati.
Model hubungan principal$agent
diharapkan dapat memaksimumkan
utilitas principal, dan dapat memuaskan
serta men#amin agen untuk menerima
reward dari hasil akti3itas pengelolaan
perusahaan. /etika pemilik tidak dapat
memonitor secara sempurna akti3itas
mana#emen, maka secara potensial
mana#emen dapat menentukan kebi#akan
yang mengarah pada peningkatan level
kompensasinya. =a#an dan $aouma
(&''! menyatakan bahwa besarnya
kompensasi yang diterima oleh pihak
mana#emen (agent! tergantung pada
besarnya laba+ profit ()! yang dihasilkan
sesuai dengan kontrak yang telah
disepakati dengan pihak pemilik
(owner!. )esarnya laba yang
diinformasikan melalui laporan
keuangan, tidak terlepas dari kebi#akan
akuntansi yang dibuat oleh mana#emen.
)erdasarkan uraian tersebut, dapat
dinyatakan bahwa besarnya kompensasi
yang diterima oleh pihak mana#emen
(agent! tergantung pada besarnya laba+
profit ()! yang dihasilkan sesuai dengan
kontrak yang telah disepakati dengan
pihak pemilik.
!anaje)en #aba .Earnings
Management/
$cott (&'''! menyatakan bahwa
/earnings management is the choice by
a manager of accounting policies so as
to achive some specific ob0ective1.
)erdasarkan pernyataan tersebut
menun#ukkan bahwa mana#emen laba
merupakan pilihan kebi#akan akuntansi
oleh mana#er untuk berbagai tu#uan
spesifik. /ebi#akan akuntansi
dikelompokkan ke dalam dua kategori.
#ertama, pilihan kebi#akan akuntansi itu
sendiri, seperti straight$line versus
declining$balance amorti*ation, atau
kebi#akan untuk pengukuran revenue6
dan (edua akrual diskresi, seperti pro3isi
kerugian kredit, biaya #aminan, nilai
persediaan, waktu dan #umlah pos luar
biasa. .da dua cara untuk melihat
perilaku mana#emen laba. #ertama,
perilaku opportunistic mana#emen untuk
memaksimumkan utilitas mereka
mengenai kompensasi, debt contract,
dan political cost6 dan (edua,
mana#emen laba dari perspektif efficient
contracting.
*ealy (19>4! menyatakan bahwa
ada dua pendekatan yang dapat
digunakan untuk mendeteksi perilaku
mana#emen me,manage laba. #ertama,
mengontrol #enis akrual, dimana akrual
secara luas didefinisikan sebagai porsi
15
Vol. 1 No. 1, Pebruari 2009 Kajian Akuntansi
item penerimaan dan pengeluaran
(revenue and expenses! pada laporan
laba,rugi yang tidak direpresentasikan
oleh arus kas6 dan (edua, perubahan
kebi#akan akuntansi. $elan#utnya, *ealy
menyatakan bahwa akrual diskresi
digunakan sebagai proxy total akrual.
.sumsi yang digunakan adalah akrual
non,diskresi relatif kecil terhadap akrual
diskresi, sehingga total akrual tinggi
mengandung akrual diskresi tinggi. Total
akrual dapat dihitung dengan dua cara.
#ertama, menghitung perubahan setiap
akun neraca yang merupakan subyek
akrual6 dan (edua, menghitung
perbedaan antara net income dan cash
flow.
Mana#emen melakukan
peningkatan laba melalui kebi#akan
akrual dapat dideteksi dari empat items
akrual yaitu2 biaya amortisasi,
peningkatan net accounts receivable,
peningkatan in3entory, dan penurunan
accounts payble and accrual liabilities.
)iaya amortisasi merupakan akrual non,
diskresi, diasumsikan bahwa kebi#akan
mengenai amortisasi adalah given.
"eningkatan piutang dagang
diasumsikan berasal dari penurunan
penyisihan piutang (allowance for
doubtful account! yang merupakan hasil
dari estimasi yang kurang konser3atif.
*al ini merupakan akrual diskresi,
karena mana#emen secara fleksibel dapat
mengendalikan #umlah penyisihan
piutang tersebut6 atau karena kebi#akan
kredit dan pencatatan saldo piutang pada
awal dan akhir periode. 0amun, #ika
peningkatan piutang disebabkan oleh
peningkatan 3olume bisnis, maka akrual
tersebut merupakan akrual non,diskresi.
1emikian pula peningkatan in3entory
yang tidak disebabkan oleh perubahan
3olume merupakan akrual diskresi.
"enurunan utang dagang dan kewa#iban
akrual #uga merupakan akrual diskresi,
dengan asumsi bahwa penurunan ini
berasal dari mana#emen yang lebih
optimistic men#amin klaim terhadap
produknya.
/ebi#akan mana#emen yang
didasari oleh moti3asi opportunistic
cenderung melakukan manipulasi laba
melalui berbagai macam dimensi, seperti
dimensi,dimensi earning opacity2
earnings aggressiveness, loss avoidance,
dan earnings smoothing ()hattacharya
et al., &''(!. 2arnings aggressiveness
adalah output dari kebi#akan aggressive
accounting dan merupakan cara terbaik
yang digunakan oleh mana#emen dalam
memanipulasi laba, terutama dengan
cara meningkatkan laba secara temporer
("enman, &''(!. /othari (&''1!
menyatakan bahwa dampak dari
perusahaan yang melakukan aggressive
accounting adalah nilai buku sekarang
(current boo( value! akti3a dan laba
lebih tinggi daripada nilai yang
sesungguhnya.
)ea3er (&''&! #uga menun#ukkan
bahwa dalam mana#emen akrual,
perusahaan dapat melakukan mana#emen
laba melalui beberapa karakteriksik
perusahaan (seperti2 overstate earnings,
loss avoidance, dan income smoothing!.
Moti3asi mana#emen akrual
dikelompokkan ke dalam moti3asi
opportunistic dan signaling. Moti3asi
opportunistic mendorong mana#emen
menya#ikan laporan keuangan
(khususnya laporan laba! lebih tinggi
daripada yang sesungguhnya ("enman,
&''(!. $edangkan pada moti3asi
signaling, mana#emen cenderung me,
manage akrual yang mengarah pada
persistensi laba ($loan, 1996 1echow
dan 1iche3, &''&!. *al ini dapat
dilakukan dengan cara memperbaiki
kualitas laporan keuangan melalui
angka,angka akuntansi yang mengarah
pada kualitas laba.
Moti3asi opportunistic mendorong
perilaku mana#emen untuk menya#ikan
laporan laba secara smooth. Mana#emen
melakukan smoothing laba mempunyai
16
'unarto Kajian Akuntansi
harapan bahwa kompensasi (reward!
yang diterima dapat memuaskan dan
adanya #aminan kompensasi dalam
#angka pan#ang. $esuai dengan literatur
income smoothing, mana#emen lebih
banyak menggunakan metode akuntansi
untuk mengurangi fluktuasi laba
daripada memaksimalkan atau
meminimalkan laba (Moses, 19>7!.
Tindakan ini dilakukan untuk men#aga
stabilitas laporan laba dari waktu ke
waktu dengan harapan kiner#a
perusahaan dipandang sustainable.
Moti3asi opportunistic dapat dilakukan
oleh mana#emen melalui kebi#akan
aggressive accounting yang mengarah
pada overstate earnings (earnings
aggressiveness! dan earnings smoothing.
)hattacharya et al. (&''(! menyatakan
bahwa earnings aggressiveness dan
earnings smoothing akan menciptakan
earnings opacity.
"ada moti3asi signaling,
mana#emen melakukan kebi#akan akrual
yang mengarah pada persistensi laba.
Moti3asi signaling mendorong
mana#emen menya#ikan laporan laba
yang dapat mencerminkan laba
sesungguhnya. )eberapa literatur
menyatakan bahwa signaling theory
merupakan effect yang timbul dari
pengumuman laporan keuangan yang
ditangkap oleh para pemakai laporan
keuangan (terutama in3estor!. 3ignaling
effect dihasilkan oleh informasi baru,
dan bukan oleh issue yang ter#adi
("enman, &''(!. .tas dasar moti3asi
signaling, mana#emen terdorong untuk
menya#ikan laporan laba yang mengarah
pada persistensi laba.
)erdasarkan uraian tersebut
menun#ukkan bahwa perilaku
mana#emen (khususnya mana#emen
laba! dimoti3asi oleh moti3asi
opportunistic dan signaling. "ada teori
keagenan, mana#emen berkewa#iban
meningkatkan kemakmuran pemegang
saham (principals!6 dan pada sisi lain,
mana#emen #uga mempunyai harapan
untuk meningkatkan utilitas dan insentif
yang akan diterima oleh mana#emen
melalui kompensasi. "ada moti3asi
signaling, mana#emen melakukan
mana#emen laba dalam rangka
memberikan sinyal kemakmuran
pemegang saham. "ada moti3asi
signaling ini, mana#emen harus dapat
menya#ikan laporan yang mempunyai
kualitas tinggi (persisten!. "ersistensi
laba mengandung makna bahwa laba
saat ini dapat digunakan sebagai
indikator laba periode berikutnya.
)erbagai konsep tersebut disa#ikan
secara mendalam berikut.
Persistensi #aba .Earnings
Persistence/
"ersistensi laba merupakan laba
yang dapat digunakan sebagai indikator
future earnings. "ersistensi laba yang
sustainable dinyatakan sebagai laba
yang mempunyai kualitas tinggi6
sebaliknya #ika laba unusual dinyatakan
sebagai laba yang mempunyai kualitas
#elek ("enman dan 5hang, &''&!.
"enman (&''(! membedakan laba ke
dalam dua kelompok2 sustainable
earnings (earnings persistent atau core
earnings!, dan unusual earnings atau
transitory earnings. "ersistensi laba
merupakan laba yang mempunyai
kemampuan sebagai indikator laba
periode mendatang (future earnings!
yang dihasilkan oleh perusahaan secara
berulang,ulang (repetitive! dalam #angka
pan#ang (sustainable!. $edangkan
unusual earnings atau transitory
earnings merupakan laba yang
dihasilkan secara temporer dan tidak
dapat dihasilkan secara berulang,ulang
(non$repeating!, sehingga tidak dapat
digunakan sebagai indikator laba periode
mendatang.
/etika para pemakai laporan
keuangan (terutama in3estor!
memandang laba perusahaan
17
Vol. 1 No. 1, Pebruari 2009 Kajian Akuntansi
sustainable, maka expected dividend
yield tumbuh secara stasioner (7ama dan
7rench, &''&!. "ersistensi laba
didefinisikan sebagai laba yang dapat
digunakan sebagai pengukur laba itu
sendiri. .rtinya, laba saat ini dapat
digunakan sebagai indikator laba periode
mendatang (future earnings!. %aba yang
semakin persisten menun#ukkan laba
semakin informatif6 sebaliknya #ika laba
kurang persisten, maka laba men#adi
kurang informatif (Tucker dan 5arowin,
&''!. "ersistensi laba sebagai salah satu
pengukuran kualitas laba diukur dari
slope coefficient regresi current
earnings pada lagged earnings.
1isamping persistensi laba, kualitas laba
#uga dapat diukur dari kualitas akrual
dan smoothness (1echow dan 1iche3,
&''&6 7rancis et al., &''8!. 7rancis
menyatakan bahwa atribut,atribut laba
berbasis akuntansi dapat digunakan
sebagai pengukur kualitas laba.
$edikitnya ada tiga atribut laba yang
mempunyai pengaruh kuat memberikan
sinyal positif yaitu accruals "uality,
earnings persistence, dan smoothness.
0ichols dan ?ahlen (&''8!
menyatakan bahwa teori tentang angka
laba akuntansi yang mengarah pada
persistensi laba tergantung pada tiga
asumsi. #ertama, teori mengasumsikan
bahwa laba (atau lebih luas lagi laporan
keuangan! memberikan informasi
kepada para pemegang saham tentang
profitabilitas saat ini dan ekspektasi
periode mendatang. Kedua, teori
mengasumsikan bahwa profitabilitas saat
ini dan periode mendatang memberikan
informasi kepada para pemegang saham
tentang di3iden saat ini dan periode
mendatang. Ketiga, teori
mengasumsikan bahwa harga saham
sama dengan nilai sekarang (present
value! dari ekspektasi di3iden periode
mendatang. $ementara, Tucker dan
5arowin (&''! menyatakan bahwa
keinformasian laba (earnings
informativeness! dipengaruhi oleh
interaksi antara income smoothing (I3!
dan accrual "uality (A44!. "erusahaan
yang melaporkan laba lebih smooth akan
memberikan informasi yang lebih
kepada para pemegang saham. @nteraksi
antara I3 dan A44 memberikan
keinformasian laba yang lebih besar
daripada interaksi I3 dan 456.
"enman (&''(! menyatakan bahwa
core operating income diperoleh dari
core operating income from sales plus
core other operating income. 4ore
operating income from sales diperoleh
dari core operating income from sales
before tax minus tax on core operating
income from sales. 4ore operating
income from sales before tax diperoleh
dari core gross margin minus core
operating expenses. 4ore gross margin
diperoleh dari core sales revenue minus
core cost of sales.
4ore operating income (:-@!
merupakan komponen,komponen
pembentuk persistensi laba, secara
matematis dapat dirumuskan berikut
("enman, &''(!.
:-@ A :-@ from sales B :ore other -@
(:-@ from sales before taC D taC on :-@
from sales! B :ore other -@
(:ore EM D :-FCp D taC on :-@ from
sales! B :ore other -@
(:ore $=D:ore :$ D :-FCp D taC on
:-@ from sales! B :ore other -@
:ore other -@ A FGuity income in subsidiaries B
Farnings on pension assets B
-ther income not from sales
EM 2 Eross Margin6
:-FCp 2 :ore -perating FCpenses6
$= 2 $ales re3enue6
:$ 2 :ost of $ales.
/onsep tersebut #uga diterapkan di
@ndonesia sebagaimana diatur dalam
"$./ 0o. 1 sebagai laba atau rugi dari
akti3itas normal perusahaan. $ecara
rinci, "$./ 0o. 1 (paragraf 4!
menyatakan bahwa laporan laba rugi
19
'unarto Kajian Akuntansi
perusahaan disa#ikan sedemikian rupa
yang menon#olkan berbagai unsur
kiner#a keuangan yang diperlukan bagi
penya#ian secara wa#ar. %aporan laba
rugi minimal mencakup pos,pos berikut2
(a! pendapatan6 (b! laba rugi usaha6 (c!
beban pin#aman6 (d! bagian dari laba
atau rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi
yang diperlakukan menggunakan metode
ekuitas6 (e! beban pa#ak6 (f! laba atau
ru+i 2ari akti8itas nor)al
9erusa%aan6 (g! pos luar biasa6 (h! hak
minoritas6 dan (i! laba atau rugi bersih
untuk periode ber#alan.
Mengacu konsep dan "$./
tersebut, maka pengukuran persistensi
laba dapat didasarkan pada konsep core
operating income (:-@! atau laporan
laba rugi khususnya pos laba atau rugi
dari akti3itas normal perusahaan H"$./
0o. 1 paragraf 4 ayat (f!I. 1engan kata
lain, persistensi laba diukur dari laba
bersih sebelum pos luar biasa (net
income before extraordinary items,
0@)F!. "ara peneliti terdahulu
mengukur persistensi laba (earnings
persistence! dengan proxy yang berbeda,
beda. Misalnya, $loan (199! mengacu
pada 7reeman et al. (19>&!
menun#ukkan bahwa persistensi laba
merupakan hubungan antara current
earnings performance dan future
earnings performance. 2arnings
didefinisikan sebagai laba operasi dibagi
total assets. $edangkan 7rancis et al.
(&''8! mengukur persistensi laba dari
slope koefisien hasil regresi current
earnings pada lagged earnings.
2arnings didefinisikan sebagai laba dari
akti3itas normal (net income before
extraordinary items, 7IB2!. $ementara,
Tucker dan 5arowin (&''! dan Fcker et
al. (&''! mengukur persistensi laba dari
parameter hasil regresi current earnings
per share pada lagged earnings per
share. Tucker dan 5arowin (&''!
mengembangkan analisisnya dengan
melakukan estimasi hubungan antara
current dan future earnings berdasarkan
interaksi antara earnings per share dan
income smoothing. Jika income
smoothing memperbaiki keinformasian
laba, maka hubungan antara current dan
future earnings semakin kuat (laba
semakin persisten!. $edangkan, 1echow
dan 1iche3 (&''&! mengukur persistensi
laba berdasarkan kualitas akrual.
/ualitas akrual didefinisikan sebagai
estimasi error dari hasil regresi modal
ker#a akrual.
)erdasarkan konsep dan proxy
persistensi laba yang telah digunakan
oleh para peneliti terdahulu, maka
konsep persistensi laba dapat diukur
berdasarkan laba dari akti3itas normal
perusahaan (net income before
extraordinary items, 0@)F!6 dan
persistensi laba berbasis kualitas akrual.
"ersistensi laba berbasis 0@)F
didasarkan pada argumentasi bahwa laba
dari akti3itas normal merupakan hasil
yang didapat oleh perusahaan selama
perusahaan beroperasi secara
berkelan#utan. 0@)F yang dicapai oleh
perusahaan saat ini sangat tergantung
dari total assets yang digunakan oleh
perusahaan (total asset periode
sebelumnya dan saat ini!. 1engan kata
lain, 0@)F yang dihasilkan saat ini
adalah hasil akti3itas dari total assets
periode sebelumnya (T.
t,1
! dan total
assets saat ini (T.
t
!. 1engan demikian
persistensi laba berbasis 0@)F dapat
diukur sebagai berikut (7rancis et al.,
&''8!2 0@)F
t
+ T.
t
A J B K 0@)F
t
+ T.
t$,
B L. .sumsi yang digunakan bahwa
0@)F dinyatakan sebagai laba yang
persisten, apabila regresi menghasilkan
standar de3iasi error (ML! kecil (N ','4!.
$ebaliknya, #ika menghasilkan standar
de3iasi error (ML! O ','4 dinyatakan
0@)F tidak dapat digunakan sebagai
pengukur persistensi laba.
"endekatan lain dalam mengukur
persistensi laba adalah kualitas akrual.
1echow dan 1iche3 (&''&! menyatakan
20
Vol. 1 No. 1, Pebruari 2009 Kajian Akuntansi
bahwa kualitas akrual (terutama modal
ker#a! merupakan salah satu pengukur
kualitas laba yang berhubungan dengan
persistensi laba. /ualitas akrual diukur
dengan meregres arus kas tahun
sebelumnya, arus kas tahun sekarang,
dan arus kas tahun berikutnya6 dimana
arus kas merupakan selisih antara laba
dan akrual.
"ersistensi laba berbasis kualitas
akrual diformulasikan berikut (1echow
dan 1echie3, &''&6 7rancis et al., &''8!.
T:.t A ((P:.+ .ssett! D (P:%+ .ssett! D
(P:ash+ .ssett! B (P$T1+ .ssett!!
T:.t 2 Total :urrent .ccrual periode t6
.ssett 2 Total .sset periode t6
P:. 2 "erubahan :urrent .ssets (:urrent
.ssett D :urrent .ssett,1!6
P:% 2 "erubahan :urrent %iabilities (:%t D
:%t,1!6
P:ash 2 "erubahan :ash (:asht D :asht,1!6
P$T1 2 "erubahan $hort Term 1ebt ($T1t D
$T1t,1!
T:.t + .ssett,1 A J B K1:7-t + .ssett,1 B K&:7-t +
.ssett B L
:7- A 0@)F D Total .krual
"ersistensi laba A standar de3iasi residual (M L!
=esidual dari regresi menun#ukkan
bahwa akrual tidak berhubungan dengan
realisasi cash flow, dan standar de3iasi
dari residual merupakan ukuran kualitas
akrual. 1iasumsikan bahwa standar
de3iasi residual tinggi (besar!
menun#ukkan kualitas laba rendah,
sehingga persistensi laba #uga rendah.
$ebaliknya, #ika standar de3iasi residual
rendah (kecil! menun#ukkan kualitas
laba tinggi, dan persistensi laba #uga
tinggi. "engukuran persistensi laba
berbasis kualitas akrual tersebut #uga
digunakan oleh peneliti lain, misalnya
Fcker et al. (&''! menggunakan
persistensi laba sebagai salah satu faktor
penentu kualitas laba.
$ementara, Tucker dan 5arowin
(&''! mengukur persistensi laba
menggunakan pendekatan earnings per
share. Fstimasi hubungan antara current
dan future earnings menggunakan
interaksi antara earnings per share dan
income smoothing. Jika income
smoothing memperbaiki keinformasian
laba, maka hubungan antara current dan
future earnings kuat (persisten!. "ada
pendekatan berikutnya, persistensi laba
diukur atas dasar estimasi hubungan
antara earnings response coefficient
(F=:! dan future earnings response
coefficient (7F=:!.
)erdasarkan konsep dan hasil,hasil
penelitian terdahulu, maka perlu
dilakukan pengu#ian lebih lan#ut
mengenai pengukuran persistensi laba.
Mengacu pada uraian tersebut, maka
dalam melakukan pengu#ian lebih lan#ut
mengenai pengukuran persistensi laba
perlu dipertimbangkan beberapa hal
berikut. #ertama, perlu
mempertimbangkan konsep persistensi
laba yang dinyatakan bahwa laba yang
persisten (persistence of earnings!
adalah laba saat ini dapat digunakan
sebagai indikator laba periode
mendatang, dan items laba yang ter#adi
secara berulang,ulang (repetitive!.
Kedua, hasil prediksi secara statitstik
harus menghasilkan error terkecil
(misalnya Q ','4!. Ketiga, laba yang
persisten harus mampu menurunkan
kekaburan laba yang disebabkan oleh
kebi#akan opportunistic mana#emen.
Kekaburan #aba .Earnings Opacity/
)hattacharya et al. (&''(!
memberikan definisi earnings opacity
sebagai berikut2
;earnings opacity of a country as the
extent to which the distribution of
reported earnings of firms in that
country fails to provide information
about the distribution of the true, but
unobservable, economic earnings of
firms in that country. As reported
earnings of a particular firm in a
country e"uals unobservable
economic earnings plus a noise
21
'unarto Kajian Akuntansi
term, earnings opacity of a country
is simply the average lac( of
informativeness of reported earnings
in that country.1
)erdasarkan definisi tersebut,
dapat dinyatakan bahwa earnings
opacity merupakan distribusi laporan
laba perusahaan gagal memberikan
informasi mengenai distribusi laba
ekonomi yang benar, tetapi tidak terukur.
%aporan laba perusahaan (pada le3el
negara! sama dengan laba ekonomi yang
tak terukur ditambah noise term8
earnings opacity (pada le3el negara!
merupakan rata,rata sederhana dari lac(
keinformasian laporan laba.
1efinisi tersebut mengacu pada
kerangka konseptual yang dinyatakan
oleh )ushman dan $mith (&''1!.
@nformasi akuntansi keuangan dapat
diidentifikasi melalui tiga hal yaitu2 (1!
informasi akuntansi keuangan membantu
in3estor untuk membedakan antara
in3estasi baik dan buruk6 (&! informasi
akuntansi keuangan membantu in3estor
membedakan mana#er yang baik dan
buruk, menurunkan agency cost, dan
menurunkan biaya modal perusahaan6
dan ((! informasi akuntansi yang
berkualitas (accounting "uality! dapat
menurunkan asimetri informasi yang
disebabkan oleh earnings opacity.
$ecara khusus, )hattacharya et al.
(&''(! menggunakan tiga pengukuran
angka laba yang mengarah earnings
opacity yaitu2 earnings aggressiveness,
earnings smoothing, dan loss avoidance.
Masing,masing dimensi earnings
opacity disa#ikan berikut.
2arnings aggressiveness
didefinisikan sebagai tindakan
mana#emen yang mengarah pada
kecenderungan menunda pengakuan rugi
dan mempercepat pangakuan laba, dan
selan#utnya berdampak pada penurunan
kualitas laba (.ltamuro et al., &''4!.
2arnings aggressiveness merupakan
tindakan mana#emen yang berhubungan
dengan manipulasi laba ()edard dan
Johnstone, &''8!. Manipulasi laba dapat
dilakukan dengan cara menaikkan nilai
komponen akrual (seperti in3entory! dan
pada saat yang sama menurunkan biaya,
sehingga laporan laba lebih tinggi
daripada laba sesungguhnya (:han et
al., &''1!. Jika perusahaan melakukan
aggressive accounting, maka nilai buku
sekarang dan laba lebih tinggi, tetapi
forecast laba men#adi rendah dan biaya
modal (dan atau laba normal! meningkat
(/othari, &''1!. /ebi#akan aggressive
accounting antara lain dilakukan melalui
kebi#akan akrual. Moti3asi mana#emen
akrual yang didasari oleh perilaku
opportunistic berhubungan dengan
kompensasi ()ea3er, &''&!.
)eberapa literatur menun#ukkan
bahwa earnings aggressive diukur dari
level atau total akrual (1echow et al.,
19946 )arth et al., &''16 )hattacharya et
al., &''(!. $ecara khusus, )hattacharya
menentukan earnings aggressiveness
diukur berdasarkan total accruals yang
diperoleh dari perubahan total current
assets dikurangi perubahan total current
liabilities, perubahan kas, depresiasi+
amortisasi, ditambah perubahan hutang
#angka pan#ang #atuh tempo saat ini dan
perubahan hutang pa#ak. $emua
komponen akrual dibagi total assets
tahun sebelumnya.
"engukuran akrual dapat
dibedakan ke dalam dua kelompok yaitu
kualitas akrual dan level akrual. /ualitas
akrual merupakan estimasi dari arus kas
operasi periode sebelumnya, saat ini, dan
periode yang akan datang pada
perubahan modal ker#a. =esidual dari
estimasi tersebut merefleksikan akrual
yang tidak berhubungan dengan realiasi
cash flow6 dan standar de3iasi dari
residual tersebut merupakan kualitas
akrual pada level perusahaan, dimana
standar de3iasi tinggi menun#ukkan
kualitas akrual rendah. $elan#utnya,
22
Vol. 1 No. 1, Pebruari 2009 Kajian Akuntansi
kualitas akrual digunakan sebagai
pengukur kualitas laba ($loan, 1996
1echow dan 1iche3, &''&6 7rancis,
&''8!.
$edangkan le3el akrual didasarkan
pada perubahan modal ker#a yang
dihitung dari perubahan account
receivable ditambah perubahan
in3entory dan assets lain, dikurangi
perubahan account payble dan
perubahan taxes payble. )ea3er (&''&!
menyatakan bahwa total (aggregate!
akrual tidak dapat menangkap
pertumbuhan laba #angka pan#ang dan
secara potensial misspecified. 1engan
kata lain, total (aggregate! akrual
mengarah pada earnings opacity
()hattacharya et al., &''(!.
)erdasarkan konsep tersebut, maka
earnings aggressiveness diukur atas
dasar total (aggregate! akrual, dan
diformulasikan sebagai berikut
()hattacharya et al., &''(!.
F.=0..E=$t A (:.t D :%t D
:.$*t B $T1t D
1F"t B T"t!+ T.t D 1
F.=0..E=$t 2 Farnings .ggressi3eness
periode t6
P:.t 2 "erubahan :urrent .ssets
(:urrent .ssett D :urrent .ssett,
1!6
P:%t 2 "erubahan :urrent %iabilities
(:%t D :%t,1!6
P:asht 2 "erubahan :ash (:asht D :asht,1!6
P$T1t 2 "erubahan $hort Term 1ebt
($T1t D $T1t,1!6
1F"t 2 1epresiasi dan .mortisasi
periode t6
PT"t 2 "erubahan TaC "ayble (T"t D T"t,
1!6
T.t,1 2 Total .ssets periode t,1.
1imensi kedua yang mengarah
pada kekaburan laba adalah earnings
smoothing. 2arnings smoothing
merupakan tindakan mana#emen laba
dengan cara melaporkan laba secara
smooth sepan#ang waktu. Jika laba
akuntansi secara artificial smooth, maka
angka laba tersebut gagal
menggambarkan secara benar kiner#a
ekonomi, sehingga menurunkan
keinformasian laporan laba, dan
mengarah pada earnings opacity.
"ada literatur sebelumnya,
misalnya @mhoff (1977! mencoba
memisahkan perilaku artificial
smoothing dari pengaruh tindakan real
smoothing atau naturally smoothing.
@mhoff menyatakan bahwa sales revenue
merupakan hasil dari real economic
perusahaan, dimana real economic
adalah hasil dari akti3itas real
smoothing. /eberadaan perilaku
artificial smoothing diukur dengan
membandingkan antara 3arian ordinary
income dan 3arian pen#ualan. Fckel
(19>1! menyatakan bahwa income
smoothing dibedakan dalam dua
streams2 naturally smooth dan
intentionally smoothed by management.
"ada stream pertama, dinyatakan bahwa
income smoothing ter#adi secara alami
(naturally!, dan merupakan proses yang
secara melekat (inherently!
menghasilkan smooth income stream6
sedangkan pada stream kedua, income
smoothing ter#adi karena mana#emen
menggunakan teknik real smoothing
atau artificial smoothing. 9eal
smoothing ter#adi ketika mana#emen
mengambil tindakan (actions! pada saat
struktur ekonomi (revenue generating!
menghasilkan income smoothing.
$edangkan artificial smoothing ter#adi
ketika mana#emen memanipulasi timing
akuntansi untuk menghasilkan income
smoothing.
.lbrecht dan =ichardson (199'!
mencoba mengukur laba (income!
diprediksikan men#adi obyek smoothing
antara lain2 laba operasi (operating
income, 6I!, laba dari operasi (income
from operations, I6!, laba sebelum pos
luar biasa (income before extraordinary
items, I2!, dan laba bersih (net income,
7I!. 6perating income (6I!
didefinisikan sebagai pen#ualan
dikurangi harga pokok pen#ualan dan
2-
'unarto Kajian Akuntansi
biaya operasi selain depresiasi dan
amortisasi6 I6 didefinisikan sebagai 6I
dikurangi depresiasi dan amortisasi.
"ada perkembangan selan#utnya,
tindakan mana#emen yang mengarah
pada earnings smoothing dapat dideteksi
melalui komponen,komponen akrual
(Jones, 19916 1echow et al. 19946
)hattacharya et al., &''(!, dan analisis
terhadap perubahan return on net
operating asset ("enman, &''(!.
"enman menyatakan bahwa semakin
tinggi current operating income yang
dimanipulasi mana#emen, semakin
menurunkan return on net operating
asset (=0-.! periode mendatang.
2arnings smoothing dapat diukur
dengan berbagai pendekatan. Misalnya,
Fckel (19>1! membedakan perusahaan
diklasifikasikan ke dalam smoother dan
non$smoother atas dasar koefisien
3ariasi laba (income! terhadap pen#ualan,
dihitung dengan rumus2 (4:
;I
! 4:
;3
!6
dimana 4:, koefisien 3ariasi6 ;I,
perubahan laba (income!6 dan ;3,
perubahan pen#ualan. "erusahaan
diklasifikasikan sebagai smoother
apabila koefisien 3ariasi kurang dari satu
(Q 1!, dan sebagai non$smoother #ika
koefisien 3ariasi sama dengan atau lebih
dari satu (R 1!. Model pengukuran ini
#uga digunakan oleh .lbrecht dan
=ichardson (199'!6 dan Michelson et al.
(1994!. $ementara, Moses (19>7!
mengukur perilaku smoothing dihitung
dengan membanding,kan antara
prechange earnings dan expected
reported earnings.
)hattacharya et al. (&''(!
menentukan earnings smoothing dari
korelasi antara perubahan akrual dan
perubahan arus kas dibagi lagged total
assets. $esuai dengan sifat beberapa
proses akuntansi akrual, korelasi
diharapkan negatif. .ngka korelasi yang
semakin besar mengindikasikan
earnings smoothing semakin besar pula,
sehingga mengakibatkan earnings
opacity #uga semakin besar.
7rancis et al. (&''8! mengukur
smoothness dari rasio antara 3ariabilitas
laba dan 3ariabilitas arus kas.
"engukuran ini didasarkan pada
argumentasi atribut laba diturunkan dari
pandangan bahwa mana#emen
menggunakan informasi pri3atnya
mengenai future income untuk
/merata(an1 (smooth! fluktuasi yang
ter#adi, sehingga laporan laba lebih
representati3e dan lebih berguna. Model
pengukuran ini #uga digunakan oleh
Fcker et al. (&''!.
Tucker dan 5arowin (&''!
mengukur income smoothing dengan
korelasi negatif antara perubahan proxy
akrual diskresi dan perubahan pre$
discretionary income. "engukuran ini
mengasumsikan bahwa ada seri laba
yang di,manage pada awal periode (pre$
managed income! dan mana#er
menggunakan akrual diskresi untuk seri
laba smooth. /orelasi negatif yang
semakin besar menun#ukkan income
smoothing semakin besar. %aba yang
semakin smooth (korelasi negatif yang
semakin kecil! menun#ukkan laba
semakin informatif, dan memberikan
sinyal positif kepada in3estor.
)erdasarkan literatur,literatur
tersebut dapat disimpulkan bahwa sesuai
dengan konsep artificial smoothing,
dimana mana#emen dapat melakukan
manipulasi timing akuntansi untuk
menghasilkan income atau earnings
smoothing6 maka mana#emen melakukan
smoothing melalui pos,pos laporan
keuangan. @tems atau pos,pos laporan
keuangan yang sering men#adi obyek
smoothing adalah laba dan akrual. %aba
yang di#adikan obyek smoothing antara
lain2 laba operasi (operating income,
6I!, laba sebelum pos luar biasa (net
income before extraordinary items,
7IB2!, dan laba bersih (net income, 7I!.
$edangkan akrual yang sering men#adi
20
Vol. 1 No. 1, Pebruari 2009 Kajian Akuntansi
obyek smoothing adalah akrual modal
ker#a dan total akrual.
Mengacu pada konsep dan
literatur,literatur tersebut, maka
earnings smooting dapat dari rasio
antara standar de3iasi 0@)F terhadap
standar de3iasi :7-6 keduanya dibagi
total asset
t,1
(modifikasi .lbrecht dan
=ichardson,199' dan 7rancis et al.,
&''8!. "engukuran ini didasarkan pada
argumentasi bahwa 0@)F dihasilkan
selama perusahaan beroperasi pada
akti3itas normal, sehingga mana#emen
dengan menggunakan informasi
pri3atnya dapat melakukan /perataan1
(smooth! atas fluktuasi laba yang akan
ter#adi.
"engukuran earnings smoothing
(smoothness! diformulasikan berikut
(7rancis et al., &''8!2 Farnings
$moothing (smoothness! A M
(0@)F+.sset
t,1
!+ M (:7-+.sset
t,1
!.
$emakin kecil rasio tersebut
menun#ukkan laba semakin smooth,
sehingga dipandang laba semakin
sustainable. 1engan kata lain, semakin
smooth berarti semakin tinggi kualitas
laba. $ebaliknya, #ika rasio tersebut
semakin besar menun#ukkan laba
semakin fluktuatif, berarti semakin
rendah kualitas laba, dan dipandang
sebagai earnings opacity.
1imensi earnings opacity yang
ketiga yaitu loss avoidance merupakan
tindakan mana#emen laba dengan cara
menghindari laporan laba negatif. $ecara
konseptual, loss avoidance didefinisikan
sebagai perilaku earnings management
yang memfokuskan pada laporan laba
dengan cara menghindari laba negatif
(rugi!, menghindari penurunan laba
()urgstahler dan 1iche3, 19976
)urgstahler dan Fames, &''(6 "hilips et
al., &''(!, menghindari kegagalan para
analis dalam memforecast laba ("hilips
et al., &''(!, dan menghindari biaya
kegagalan kontrak hutang seperti debt
covenants (:hao et al., &''8!. "erilaku
loss avoidance #uga merupakan
hubungan antara laba dan kiner#a
ekonomi, sehingga berdampak
meningkatkan earnings opacity
()hattacharya et al., &''(!.
)erdasarkan konsep tersebut, maka
loss avoidance yang dilakukan oleh
mana#emen dalam earnings
management dapat menghasilkan dua
kemungkinan, yaitu loss avoid dan
earnings decrease. /etika perusahaan
hanya memperoleh laba yang relatif
kecil (turun!, mana#emen terdorong
untuk melaporkan laba dengan cara
menghindari kerugian (loss avoid!.
$ebaliknya, #ika laba perusahaan relatif
besar (meningkat!, mana#emen
terdorong untuk melaporkan laba dengan
cara menurunkan laba (earnings
decrease! ()urgstahler dan Fames,
&''(!. $emakin tinggi mana#emen
menghindari laba negatif (higher loss
avoidance! semakin tinggi pula ter#adi
kekaburan laba (earnings opacity!.
1engan demikian perilaku loss
avoidance akan mengarah pada
kekaburan laba (earnings opacity!, dan
earnings opacity akan berdampak pada
kiner#a saham yang semakin menurun.
)hattacharya et al. (&''(!
mengukur loss avoidance atas dasar
rasio antara earnings positif terkecil
minus earnings negatif terkecil dibagi
dengan #umlah keduanya. $ecara
matematis dapat dirumuskan sebagai
berikut2
($"F D $0F!
<oss avoidance A
($"FB$0F!
$"F A 3mall positive earnings yang
didapat dari net income
dibagi total assets, dimana
hasilnya antara ' sampai
dengan 16 dan
$0F A 3mall negative earnings yang
didapat dari net income
negatif %loss& dibagi total
23
'unarto Kajian Akuntansi
assets6 dimana hasilnya
antara D 1 sampai dengan Q '.
$ementara )urgstahler dan Fames
(&''(! mencoba mendeteksi earnings
management melalui analisis loss avoid
dan earnings decrease. "ada analisis ini,
earnings management merupakan fungsi
dari premanaged earnings dan threshold
level 1asar pemikirannya bahwa
forecast error merupakan kombinasi dari
premanaged earnings, F
i
#92
dan
trheshold, T
i
. /etika F
i
#92
positif atau
lebih besar daripada batas kerugian, T
i
maka earnings management adalah nol,
M(F
i
#92
, T
i
.!6 dan ketika F
i
#92
negatif
atau lebih kecil daripada T
i
maka
earnings management positif, M(F
i
#92
,
T
i
.! A D F
i
#92
. *asil analisis
menun#ukkan bahwa tidak ada
perbedaan yang signifikan antara
proporsi small negative earnings
forecast (atau small negative changes!
dengan realisasi small negative earnings.
*asil analisis #uga menun#ukkan bahwa
earnings management untuk
menghindari kerugian kecil (avoid small
losses! dan earnings management untuk
menghindari penurunan laba (avoid
earnings decreasees! tidak terbukti.
'I!P*#AN
)erdasarkan uraian tersebut, maka
hubungan antara agency theory dan
mana#emen laba (earnings management!
dapat disimpulkan sebagai berikut.
#ertama, atas dasar agency theory maka
laporan keuangan yang disa#ikan oleh
mana#emen mengandung kebi#akan yang
mengarah pada mana#emen laba.
Mana#emen dimoti3asi oleh perilaku
opportunistic dan signaling. "ada
moti3asi opportunistic, mana#emen
cenderung menya#ikan laba lebih tinggi
daripada laba yang sesungguhnya
sehingga mengarah pada kekaburan laba
(earnings opacity!. "ada moti3asi
signaling, mana#emen cenderung
menya#ikan laporan laba yang
mengandung persistensi laba sehingga
laba lebih informatif. Moti3asi
opportunistic berhubungan dengan
kompensasi yang akan diterima oleh
pihak mana#emen6 sedangkan moti3asi
signaling berhubungan dengan
kemakmuran para pemegang saham
(principals!.
Kedua, problem pengukuran
persistensi laba untuk tu#uan studi
empiris masih berbeda,beda. 0amun
demikian pengukuran persistensi laba
perlu mempertimbangkan konsep dan
asumsi yang mendasari. )erdasarkan
uraian di muka, disarankan bahwa
konsep dan pengukuran persistensi laba
didasarkan pada tiga hal berikut2 (1! laba
yang dapat digunakan sebagai indikator
laba periode mendatang dan merupakan
laba yang didapat secara berulang,ulang
(repetitive! serta memenuhi konsep
sustainable of earnings6 (&! hasil
prediksi secara statitstik harus
menghasilkan error terkecil6 dan ((! laba
yang persisten harus mampu
menurunkan kekaburan laba yang
disebabkan oleh kebi#akan opportunistic
mana#emen. "embuktian konsep dan
pengukuran tersebut dapat diu#i melalui
studi empiris.
Ketiga, kekaburan laba (earnings
opacity! yang diciptakan oleh perilaku
opportunistic mana#emen dapat dideteksi
melalui tiga dimensi pengukuran laba
yang meliputi keagresifan laba (earnings
aggressiveness!, perataan laba (earnings
smoothing!, dan loss avoidance.
1imensi,dimensi tersebut perlu diu#i
melalui bukti empiris, misalnya
menghubungkan antara earnings opacity
dengan pertumbuhan kiner#a perusahaan
dan reaksi pasar.

RE(EREN'I
.lbrecht, ?.1. and 7.M. =ichardson. 199'.
;@ncome $moothing by Fconomy
$ector.< Journal of Business Finance
25
Vol. 1 No. 1, Pebruari 2009 Kajian Akuntansi
& Accounting, 17 (4!, ?inter, '(',
>S2 71( D 7('.
.ltamuro, J.6 ..%. )eatty6 and J. ?eber.
&''4. ;The Fffects of .ccelerated
=e3enue =ecognation on Farnings
Management and Farnings
@nformati3eness2 F3idence from $F:
$taff .ccounting )ulletin 0o. 1'1.<
The Accounting Revie, Tol. >', 0o.
&, .pril2 (7( D 8'1.
)arth, M.F.6 ?.*. )ea3er6 and ?.=.
%andsman. &''1. ;The =ele3ance of
the Talue =ele3ance 7or 7inancial
.ccounting $tandard $etting2 .nother
Tiew.< !or"ing Paper, $tanford
Uni3ersity, January2 1 D 81.
fbea3erVleland.stanford.edu.
)ea3er, ?.*. &''&. ;"erspecti3es on =ecent
:apital Market =esearch.< The
Accounting Revie, Tol. 77, 0o. &,
.pril2 84( D 878.
)edard, J.:. and /.M. Johnstone. &''8.
;Farnings Manipulation =isk,
:orporate Eo3ernance =isk, and
.uditorsW "lanning and "ricing
1ecisions.< The Accounting Revie,
Tol. 79, 0o. &, .pril2 &77 D ('8.
)hattacharya, U6 *. 1aouk6 and M. ?elker.
&''(. ;The ?orld "rice of Farnings
-pacity.< The Accounting Revie,
Tol. 7>, 0o. (, July2 81 D 7>.
)urgstahler, 1.:. and @.1. 1iche3. 1997.
;Farnings Management to .3oid
Farnings 1ecreases and %osses.<
Journal of Accounting & Economics,
(&8!2 99 D 1&.
,,,,,,, and M.J. Fames. &''(. ;Farnings
Management to .3oid %osses and
Farnings 1ecreases2 .re .nalysts
7ooledX< #ontemporary Accounting
Research, Tol. &', 0o. &, $ummer2
&4( D &98.
)ushman, =.M. and $mith. &''1. ;7inancial
.ccounting @nformation and :orporate
Eo3ernance.< Journal of Accounting
& Economics, ((&!2 &(7D (((.
:han, /6 %./.:. :han6 0. Jekadeesh6 and J.
%akonishok. &''1. ;Farnings Yuality
and $tock =eturns.< !or"ing Paper
$eries, 0ational )ureau of Fconomic
=esearch (0)F=!, May2 1 D &(.
:hao, :.6 =.%. /elsey6 $. *orng6 and :.
:hiu. &''8. ;F3idence of Farnings
Management from the Measurement of
the 1eferred TaC .llowance .ccount.<
The Engineering Economist, (89!2 (
D 9(.
1echow, ".M.6 =.E. $loan6 and ..".
$weeney. 1994. ;1etecting Farnings
Management.< The Accounting
Revie, Tol. 7', .pril2 19( D &&4.
,,,,,,, and @.1. 1iche3. &''&. ;The Yuality
of .ccruals and Farnings2 The =ole of
.ccrual Fstimation Frrors.< The
Accounting Revie, Tol. 77,
$upplement2 (4 D 49.
Fames, M.J. and $.M. Elo3er. &''(.
;Farnings "redictability and the
1irection of .nalystsW Farnings
7orecast Frrors.< The Accounting
Revie, Tol. 7>, 0o. (, July2 7'7 D
7&8.
Fckel, 0. 19>1. ;The @ncome $moothing
*ypotheses =e3isited.< A%acus, June2
&> D 8'.
Fcker, 7.6 J. 7rancis6 @. /im6 ".M. -lsson6
and /. $chipper. &''. ;. =eturn,
)ased =epresentation of Farnings
Yuality.< The Accounting Revie,
Tol. >1, 0o. 8, July2 789 D 7>'.
7ama, F.7. and /.=. 7rench. &''&. ;The
FGuity "remium.< The Journal of
Finance, Tol. %T@@, 0o. &, .pril2 (7
D 49.
7rancis, J.6 =. %a7ond6 ".M. -lsson6 and /.
$chipper. &''8. ;:osts of FGuity and
Farnings .ttributes.< The Accounting
26
'unarto Kajian Akuntansi
Revie, Tol. 79, 0o. 8, -ktober2 97 D
1'1'.
7reeman, =.6 J. -hlson6 and $. "enman.
19>&. ;)ook =ate,of,=eturn and
"rediction of Farnings :hanges2 .n
Fmpirical @n3estigation.< Journal of
Accounting Research, Tol. &',
.utumn2 ( D 8&.
*ealy, ".M. 19>4. ;The Fffect of )onus
$chemes on .ccounting 1ecisions.<
Journal of Accounting & Economics,
.pril2 >4 D 1'7.
@mhoff, F..., Jr. 1977. ;@ncome $moothing
D . :ase for 1oubt.< Accounting
Journal, $pring2 >4 D 1''.
Jensen, M. and ?. Meckling. 197. ;Theory
of the 7irm2 Managerial )eha3ior,
.gency :ost and -wnership
$tructure.< Journal of Financial
Economics, ((!2 ('4 D ('.
Jones, J.J. 1991. ;Farnings Management
during @mport =elief @n3estigations.<
Journal of Accounting Research, Tol.
&9, 0o. &, .utumn2 19( D &&>.
/othari, $.". &''1. ;:apital Market
=esearch in .ccounting.< Journal of
Accounting & Economics, ((1!2 1'4 D
&(1.
%ambert, =... &''1. ;:ontracting Theory
and .ccounting.< Journal of
Accounting & Economics, ((&!2 ( D
>7.
Michelson, $.F.6 J.J. ?agner and :.?.
?ootton. 1994. ;. Market,)ased
.nalysis of @ncome $moothing.<
Journal of Business & Accounting,
Tol. &&, 0o. >, 1ecember, '(',>S2
1179 D 119(.
Moses, -.1. 19>7. ;@ncome $moothing and
@ncenti3e2 Fmpirical Tests Using
.ccounting :hanges.< The
Accounting Revie, Tol. %S@@, 0o. &,
.pril2 (4> D (77.
0ichols, 1.:. and J.M. ?ahlen. &''8. ;*ow
1o Farnings 0umbers =elate to $tock
=eturnX . =e3iew of :lassic
.ccounting =esearch with Updated
F3idence.< Accounting &ori'ons, Tol.
1>, 0o. 8, 1ecember2 &( D &>.
-hlson, J... &''. ;. "ractical Model of
Farnings Measurement.< The
Accounting Revie, Tol. >1, 0o. 1,
January2 &71 D &79.
"enman, $.*. &''(. Financial $tatement
Analysis an( $ecurity )aluation.
$econd Fditon2 McEraw *ill.
,,,,,, and S.J. 5hang. &''&. ;.ccounting
:onser3atism, the Yuality of Farnings,
and $tock =eturn.< The Accounting
Revie, Tol. 77, 0o. &, .pril2 &(7 D
&8.
"hillips, J.6 M. "incus and $.-. =ego. &''(.
;Farnings Management2 0ew
F3idence )ased on 1eferred TaC
FCpense.< The Accounting Revie,
Tol. 7>, 0o. &, .pril2 891 D 4&1.
=a#an, M.T. and =.F. $aouma. &''.
;-ptimal @nformation .symmetry.<
The Accounting Revie, Tol. >1, 0o.
(, May2 77 D 71&.
$cott, ?.=. &'''. Financial Accounting
Theory. $econd Fdition2 "rentice *all,
:anada @nc.
$loan, =.E. 199. ;1o $tock "rices 7ully
=eflect @nformation in .ccruals and
:ash 7low about 7uture FarningsX<
The Accounting Revie, Tol. 71, 0o.
(, July2 &>9 D (14.
Tucker, J.?. and "... 5arowin. &''. ;1oes
@ncome $moothing @mpro3e Farnings
@nformati3enessX< The Accounting
Revie, Tol. >1, 0o. 1, January2 &41 D
&7'.
27

Anda mungkin juga menyukai