Kehidupan di kota tua Ampenan sangat unik. Di sini, kita bisa menemukan banyak kampung berbagai suku bangsa Indonesia. Kota tua Ampenan Bangunan-bangunan kuno banyak dijumpai di sepanjang jalan di kota Ampenan. Foto: Ricky Martin Ada kampung Bali, kampung Bugis, kampung Arab, kampung Melayu, kampung Tionghoa, dan lainnya. Sungguh Bhineka Tunggal Ika. Sayangnya, bangunan-bangunan kuno di kota tua ini banyak yang rusak karena cuaca dan usia. Padahal bangunan kuno adalah saksi sejarah yang sebaiknya dijaga dan dipelihara. Pelabuhan Tua Pelabuhan tua Ampenan, kini diisi oleh perahu nelayan. Ampenan sendiri pernah menjadi pusat kota Pulau Lombok dan kini menjadi kecamatan kota Mataram. Selat Lombok yang menghubungkan Pulau Lombok dan Pulau Bali ada di sebelah baratnya. Pelabuhan Ampenan dibangun sekitar tahun 1924, pada masa kolonial Belanda. Pelabuhan Ampenan Lama Pelabuhan Ampenan Lama masih utuh. Foto: Ricky Martin Sekitar tahun 1948-1950, Ampenan menjadi pusat perdagangan terbesar di Nusa Tenggara Barat. Dari pelabbuhan ini, dikirim hasil bumi dan ternak ke berbagai daerah. Palawija, tembakau, kerbau, sapi, hasil sawah dan kebun adalah sebagian yang diperdagangkan. Namun, gelombang Selat Lombok yang cukup besar tidak memungkinkan Ampenan menjadi pelabuhan besar. Pada 1970, pelabuhan Ampenan ditutup. Semua aktivitas pelabuhan dialihkan ke Pelabuhan Lembar di Kabupaten Lombok Barat, sekitar 26 km dari Mataram . Yuk, berkunjung ke kota tua Ampenan.