PEMANTAUAN TERAPI OBAT PASIEN ESRD Disusun Ole ! Sus"n#i Nur$"%"n#i &'()**+* Pe$,i$,in- ! Rin" .in"rni/ S.si./ A0# PRO1RAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKO2AH FARMASI BAB I TINJAUAN PUSTAKA CHRONIC KIDNEY DISEASE (3KD) I.I De4inisi CKD yang juga disebut chronic renal insufficiency, progressive kidney disease, atau nefropati didefinisikan dengan adanya kerusakan ginjal atau penurunan laju filtrasi glomerulus (GFR) selama tiga bulan atau lebih. e!ara umum, CKD adalah penurunan progresif fungsi ginjal (penurunan sejumlah fungsi nefron) yang terjadi lebih dari beberapa bulan sampai beberapa tahun. "enurunan fungsi ginjal pada CKD seringkali ire#ersibel. $leh karena itu, terapi pada CKD ditujukan untuk memperlambat end-stage renal disease (%RD) (!honder, &''(). I.II E#i5l5-i %tiologi dari CKD dikelompokkan menjadi tiga yaitu ()oy et al., &''(* !honder, &''() + a. Faktor susceptibility, terkait dengan peningkatan risiko CKD akan tetapi tidak terbukti se!ara langsung menjadi penyebab dari CKD, meliputi usia yang makin bertambah, tingkat pendapatan atau pendidikan yang masih rendah, ras,etnis, dan ri-ayat keluarga dengan CKD. b. Faktor inisiasi, dapat se!ara langsung menyebabkan CKD, meliputi diabetes mellitus, hipertensi, penyakit autoimun, polycystic kidney disease, infeksi sistemik, infeksi saluran urin, batu ginjal, kerusakan saluran urin, glomerulonefritis, dan toksisitas obat. !. Faktor progression, dapat mengakibatkan !epatnya penurunan fungsi ginjal dan memperburuk CKD, meliputi proteinuria, hipertensi, diabetes mellitus, merokok, hiperlipidemia, dan obesitas. I.III P"#54isi5l5-i Kun!i utama dari jalur perjalanan penyakit ginjal adalah kehilangan massa ginjal, hipertensi kapiler glomerular, dan proteinuria ()oy dkk, &''(). I.I6 Kl"si4i7"si 3KD Klasifikasi CKD menurut .KF/D$01 adalah sebagai berikut ()oy et al., &''() + S#"-e 1l5$erul"r Fil#r"#i5n R"#e ($28$eni#8)/(* $ 9 ) 2 3ebih dari atau sama dengan 4' a & 5'/(4 6 6'/74 8 27/&4 7 Kurang dari 27 (termasuk pasien dengan dialisis) 1"$,"r * 9ekanisme perjalanan penyakit ginjal ()oy et al., &''() 9esangial e:pansion %ndothelial injury "roteinuria 9i!rothrombi o!!luding glomerular !apillaries Glomerulos!lerosi s 9i!roaneurysm formation %pithelial injury Fo!al deta!hment of epithelial foot pro!esses Glomerular hyaline deposition Glomerular hypertrophy Diabetes mellitus Formation of ad#an!ed gly!ation end/produ!ts "rogression of renal disease 9esangial injury ;rterios!lerosis <yperlipidemia ystemi! hypertension 1n!reased glomerular !apillary pressure 1n!reased glomerular blood flo- ;dapti#e hemodynami! !hanges Redu!ed filtration area Glomerular injury 1nitial pathogeni! injury I.6I K5$0li7"si 3KD "ada pasien chronic kidney disease dapat terjadi berbagai ma!am komplikasi yaitu+ (2) Gangguan !airan, elektrolit dan asam/basa yang meliputi homeostasis natrium dan #olume, hiperkalemia, asidosis metabolik, hipokalsemia, hiperurisemia dan hipermagnesia. "ada pasien chronic kidney disease yang stabil, kandungan air dan ion .a = total dalam tubuh sedikit meningkat meskipun perluasan #olume !airan ekstraseluler tidak terlihat jelas. <ipernatremi relatif tidak sering ditemukan pada chronic kidney disease (>renner and 3a?arus, 2447). <ipokalsemia dan hiperfosfatemia akan merangsang peningkatan produksi hormon paratiroid. "ada pasien chronic kidney disease, keseimbangan kalium diatur dengan peningkatan sekresi tubulus distal agar konsentrasi kalium serum normal hingga terjadi hiperkalemia pada pasien chronic kidney disease stadium lima (<udson and Chaudhary, &''7). ;sidosis metabolik disebabkan oleh menurunnya ekskresi asam oleh ginjal. elain itu, dapat terjadi hipokalsemia pada chronic kidney disease yang disebabkan karena penurunan sintesis 2,&7/ dihidroksi#itamin D yang merupakan metabolit #itamin D yang aktif. Kadar metabolit yang rendah ini menyebabkan absorpsi kalsium dalam usus terganggu. Retensi asam urat adalah !iri umum gambaran chronic kidney disease tetapi jarang menyebabkan pirai yang simtomatik. "ada chronic kidney disease , kadar magnesium serum !enderung meningkat. (&) Kelainan kardio#askular dan paru, dimana hipertensi merupakan komplikasi paling umum dari tahap akhir penyakit ginjal. elain itu, dapat timbul perikarditis yang disebabkan oleh adanya infeksi #irus pada pasien yang didialisis dengan baik. (6) Kelainan hematologik ditunjukkan dengan menurunnya eritropoiesis (anemia) akibat efek toksin pada sumsum tulang yang tertahan maupun akibat biosintesis eritropoitin yang berkurang dari ginjal atau karena adanya inhibitor eritropoitin. elain itu, fungsi leukosit pada pasien chronic kidney disease terganggu disebabkan oleh asidosis yang terjadi bersamaan hiperkalemia, malnutrisi kalori/ protein, juga hiperosmolaritas jaringan dan serum (disebabkan karena a?otemia). (8) Kelainan neuromuskuler meliputi !egukan, kejang, fasikulasi serta kedutan otot. elain itu, manifestasi sistem saraf pusat pada uremia meliputi ketidakmampuan berkonsentrasi, mengantuk, insomnia. )ika pasien tidak diobati maka neuropati perifer dapat menyebabkan restless legs syndrome. (7) Kelainan gastrointestinal meliputi anoreksia, !egukan, mual dan muntah. Kebanyakan gejala gastrointestinal ke!uali gejala yang berhubungan dengan penyakit ulkus peptikum akan membaik dengan dialisis. (5) Gangguan endokrin/metabolik meliputi hiperparatiroid, rendahnya kadar estrogen, amenore, impotensi, oligospermi, juga ketidaknormalan kadar kortisol, aldosteron dan hormon pertumbuhan. (@) Kelainan dermatologi seperti pu!at (akibat anemia), ekimosis dan hematom (akibat hemostasis yang kurang baik), pruritus dan ekskoriasi (akibat endapan kalsium dan hiperparatiroidisme sekunder), turgor kulit yang jelek dan membran mukosa yang kering (akibat dehidrasi) (>renner and 3a?arus, 2447).
BAB II PEMANTAUAN TERAPI OBAT DAN ANA2ISIS SOAP 9.) Pr54il Pen-5,"#"n P"sien (P*) 9.).) D"#" P"sien Aabel &.2 Data "asien Iden#i#"s 0enderi#" ! .ama + An. B (3) Csia + 62 tahun ;lamat+ K" "asantren RA '2 RD '6 Kontraktor Ruang ra-at+ Fresia & (2'.2) ub >agian+ "D .o. Rekam 9edik+ '''26(::: Agl. 9asuk + 27 ;gustus &'28 Agl. Keluar + tatus "ulang + Dokter + dr. E D"#" Klinis A:"l Kesadaran + !ompos mentis Aekanan Darah + 25',(' .adi + 2'' Respirasi + &2 uhu + 65 Gi?i + .ormal Ainggi >adan + 2@& !m >erat >adan + 7@ kg Ri:"%"# K5nsu$si O,"#+ Deksametason, obat batuk berdahak, obat herbal bekatul, dan obat herbal ra!un lebah. Aler-i+ Daging kambing (pasien merah/merah, gatal) Pe$eri7s""n Penun;"n- A:"l ! D"r" 2en-7"0! <b+ 2',& <t+ &4 3+ 2@@'' Ar+ &57''' 9CF+ (2,& 9C<+ &(,& 9C<C+ 68,@ DC+ ',',2,(8,(,@, Cr+272 Cr+ 5,(& GD+ 286 .a+ 282 K+ 6,7 Al"s"n M"su7 RS8Kelu"n U#"$" esak nafas An"$nesis ! esak napas 6 hari, batuk, mual (=), dan bengkak tungkai (=) Ri:"%"# Pen%"7i# D"ulu + Aerdapat tekanan darah tinggi dari pasien kelas 2 9" Ri:"%"# Pen%"7i# Kelu"r-"87er","# + <ipertensi dan penyakit ginjal keluarga. Di"-n5sis Ker;"! ;K1 superimposed on CKD e! hipertensi dengan edema paru Pen-5,"#"n ! >edrest $& 6 3,menit Diet rendah garam 27'' kkal,hari ;mlodipin 2: 2' mg po >i!nat 6:2 po Calos 6:2 po ;sam folat 2:7 mg po ementara furosemide 2:8' i# lihat respon diuresisbila urin G 2 !!,kg>>,jam drip furosemide mulai 7 mg,jam sampai dosis 6' mg,jam $mepra?ole &:&' mg 9.).9 Ter"0i Pen-5,"#"n A. Pen-"$"#"n Su,;e7#i4 d"n O,;e7#i4 P"sien Aabel &.2 "erkembangan Aerapi "engobatan <arian "asien T"n--"l Su,;e7#i4 O,;e7#i4 AD .adi RR uhu 27/(/&'28 esak berkurang, sakit sedang, !ompos mentis 25',(' 2'' &2 normal 25/(/&'28 esak berkurang, sakit sedang, !ompos mentis 25',(' 2'' 24 2@/(/&'28 esak, sakit sedang, !ompos mentis 25',(' 4' &8 2(/(/&'28 esak bertambah, sakit sedang, !ompos mentis 2(',2'' 4' &8 24/(/&'28 esak, nyeri di penis bekas kateter, sakit sedang, !ompos mentis, panas badan 2(',2&' 4' &2 &'/(/&'28 esak napas bertambah, penurunan kesadaran 2 hari yang lalu, !ompos mentis, kontak tidak adekuat, sakit berat 2@',2'' 4' &2 64 &2/(/&'28 esak napas, gelisah, !ompos mentis, kontak tidak adekuat, sakit berat 24',2'' 2'' &8 64 &&/(/&'28 esak napas berkurang, panas badan, !ompos mentis, kontak kurang adekuat 25',2'' 2'' &2 64 D"#" 2",5r"#5riu$ P"sien Aabel &.6 Data <asil "emeriksaan 3aboratorium DATA 2ABORATORIUM NI2AI NORMA2 T"n--"l A2ASAN )(8+ Ki$i" Klini7 ! >erdasarkan data pasien, pasien mengalami hipokalsium. Gangguan elektrolit tersebut berkaitan dengan bengkak dikaki yang dirasakan pasien. .a = 267 / 287 m%H,3 282 K = 6,5 I 7,7 m%H,3 6,7 (J) Crea 272 D"r" 2en-7"0 ! >erdasarkan data klinik darah lengkap pasien mengalami anemia (penurunan <b, R>C, trombosit dan <!t ) dikarenakan berkurangnya produksi hormon eritropoietin oleh medula ginjal yang penting dalam eritropoiesis di sumsum tulang (1ne!k dkk, &''(). .ilai 9CF dapat menunjukkan jenis anemia karena defisiensi asam folat dan >2& (9CF, makrositik) atau defisiensi besi (9CF, mikrositik) (1ne!k, &''() dan dalam hal ini 9CF pasien normal. <b 26,7 I 2@,7 g,d3 2',& (J) <ematokrit 8'/7& K &4 (J) Arombosit 27''''/87'''' ,mm 6 &57''' Inde7s Eri#r5si# 9CF (',' / 2'',' fl (2,& 9C< &5,' / 68,' pg &(,& 9C<C 6&,' / 65,' K 68,@ 3eukosit 2@@'' 9.9 Asses$en# &.&.2 Re7"0i#ul"si Pe$eri7s""n Fisi7 P"sien Aabel 6.8 Rekapitulasi "emeriksaan Fisik "asien DATA K2INIK NI2AI NORMA2 T"n--"l )<8+ )=8+ )(8+ )+8+ )&8+ 9'8+ 9)8+ 998+ Aekanan Darah "asien CKD G 26',(' mm<g 25',(' 25',(' 25',(' 2(',2'' 2(',2&' 2@',2'' 24',2'' 25',2'' .adi (' I 2'' :, menit 2'' 2'' 4' 4' 4' 4' 2'' 2'' uhu 6@ L ',7 ' C normal 64 64 64 RR &' : ,menit &2 24 &8 &8 &2 &2 &8 &2 esak .egatif > > > > > > > > .yeri .egatif > > > > > > > > 9.*.9 Re7"0i#ul"si Pr54il Pen-5,"#"n PROFI2 PEN1OBATAN K5$en#"r d"n "l"s"n Jenis O,"# Ru#e D5sis Fre7 Indi7"si 5,"# 0"d" 0"sien $& masker 6 3,menit 2 : 2 $ksigenasi $ksigen dapat meningkatkan tekanan al#eolar oksigen dan mengurangi sesak (9artin et. al., &''5). Furosemid 1F drip 2:8' mg / ebagai diuretik untuk mengatasi hipertensi / 9engatasi udema "asien mengalami edema. $leh karena itu perlu diberikan terapi furosemid karena obat tersebut dapat menghambat reabsorbsi natrium pada loop of henle sehingga retensi !airan yang terjadi pada pasien dapat berkurang. Dosis untuk i.# adalah &'/7' mg, bisa ditingkatkan &' mg setiap & jam jika perlu (>.F 75, &''() ;sam folat p.o 7 mg 2 : 2 9en!egah defisiensi asam folat atau anemia ;sam folat digunakan untuk mengatasi peningkatan homosistein yang terjadi pada CKD. <omosistein yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya penyakit #askular ()amison et al., &''@). . Calos (Calsium !arbonat) p.o / 6 : 2 9engatasi hipokalsemia dan hiperphospatemia ;gen pengikat fosfat (<udson, &''() CaC$6 digunakan untuk mengatasi hipokalsemia dan hiperphospatemia yang dapat memi!u renal osteo distrofi (<udson et al., &''7). pasien dianjurkan !ek kadar kalsium dan fosfat ;mlodipin p.o 2' mg 2/'/' 9enurunkan tekanan darah ;mlodipin merupakan anti hipertensi golongan Calcium Chanel Blockers (CC>) yang bekerja se!ara langsung pada otot polos pembuluh darah sehingga terjadi #asodilatasi arterial perifer yang dapat menurunkan resistensi pembuluh darah perifer dan tekanan darah (3a!y et al., &''4). >i!nat p.o 6 : 2 9engatasi asidosis "asien dengan CKD biasanya mengalami asidosis metaboli!, pasien dianjurkan !ek kadar C$& $mepra?ole po &' mg &:2 9engatasi masalah G1
BAB III PEMBAHASAN "ada tanggal 2@ ;pril &'28 pasien masuk rumah sakit dengan keluhan bengkak ditangan. & minggu 9R pasien merasakan bengkak ditangan kiri terasa nyeri dan ber-arna kehitaman. "asien datang ke R< dengan tujuan pemasangan ;F shunt (repair ;F shunt), tetapi karena takikardi (M27' :,mnt) pasien dirujukan ke 1"D. "asien aadalah penderita %RD dengan <D terjad-al di R ubang. <asil pemeriksaan fisik yang dilakukan 9R adalah keadaan sakit sedang, !m, tekanan darah 28',2'' mm<g, nadi 2'':,mnt, RR &&:,mnt, suhu 65,( ' C, as!ites, hematomegali dan nyeri. >erdasarkan pemeriksaan yang dilakukan pasien didiagnosa mengalami %RD on <D terjad-al, dengan diagnosis tambahan yaitu pseudoaneurisma a,r ektrimitas superior sinistra =selulitis, <<D dilated 3;, RF, "<, mild/moderate AK, parra:ymal, DC ki/ka f! 11/111. >erdasarkan hasil laboratorium dari R C>;.G, pasien mengalami %RD on <D terjad-al dengan anemia dan trombositopenia. "enggunaan obat pada pasien ini untuk mengatasi hipertensi, asidosis metabolik, hiperkalemia, gangguan gastrointestinal, anemia, kondisi uremia, nyeri dan demam pasien. "ada pasien CKD terjadi anemia (penurunan <b, R>C, dan <!t) dikarenakan berkurangnya produksi hormon eritropoietin oleh medula ginjal yang penting dalam eritropoiesis di sumsum tulang (1ne!k dkk, &''(). ;nemia mulai terjadi apabila GFR menurun diba-ah 7' ml,menit dan kosentrasi hematokrit men!apai 6'K saat GFR men!apai &'/6' ml,menit (Dells et al, &''&). "enyebab utama pasien mengalami anemia adalah karena ketidak!ukupan produksi eritropoietin (%"$) dikarenakan penyakit ginjal, penurunan ekskresi kalium, peningkatan permeabilitas kapiler glomerulus, uremia dan lainnya (>rener and 3a?arus, &''7). elain itu, anemia pada CKD juga disebabkan oleh berkurangnya -aktu hidup sel darah merah akibat uremia. "asien CKD stage F umur sel darah merahnya hanya 5' hari dari umur normalnya yang 2&' hari (<udson, &''(). .ilai 9CF dapat menunjukkan jenis anemia karena defisiensi asam folat dan > 2& (9CF, makrositik) atau defisiensi besi (9CF, mikrositik) (1ne!k, &''() dan dalam hal ini 9CF pasien normal. >erdasarkan morfologi eritrosit, pasien mengalami anemia normokrom normositer yang ditandai dengan nilai 9CF, 9C<, dan 9C<C normal (Dipiro et al., &''(). Cntuk mengatasi anemia, terapi yang diterima pasien adalah asam folat. Kondisi CKD yang dialami pasien dan apabila pasien mengalami defisiensi asam folat dapat menyebabkan peningkatan kadar homosistein (1ne!k dkk, &''() dimana peningkatan ini dapat meningkatkan resiko penyakit kardio#askular pada pasien CKD (Chau#eau dkk, 2445* "agana dan "agana, &''&). ebenarnya manajemen terapi anemia pada CKD adalah menggunakan erythropoietic-stimulating agent (%;) (epoetin alfa i.# atau s.! 27'/6'' unit,kg,minggu dalam dosis terbagi) (<udson, &''(). %"$ digunakan apabila hematokrit sebesar 6'/65K sedangkan menurut .KF/D$01 merekomendasikan penggunaan %"$ pada pasien dialisis dengan hematokrit sebesar 66/65K. >erdasarkan hasil laboratorium hematokrit pasien sebesar &( K. %"$ biasanya diberikan sebagai injeksi sub kutan tiga kali seminggu tetapi komplikasi utama pemberian %"$ adalah hipertensi. Aerapi lain yang diberikan adalah transfusi "RC dan suplemen asam folat. elain itu "RC dapat mempertahankan keseimbangan transport $& jaringan sehingga menurunkan sesak pada pasien (Dilson, &''7). Kondisi pasien saat masuk rumah sakit tekanan darah pasien tinggi oleh karena itu diberikan obat antihipertensi. <ipertensi kemungkinan merupakan salah satu manifestasi CKD. CKD dapat menyebabkan hipertensi melalui peningkatan #olume !airan ekstraseluler, akti#itas sistemik renin, klasifikasi metastatik, dislipidemia, hormon paratiroid dan endothelin/2 yang selanjutnya dapat berpeluang !ukup besar menuju CFD (cardiovascular disease) (<udson and Chaudary, &''7* Kestenbaum et al., &''&). Capaian tekanan darah untuk pasien CKD yaitu N 26',(' mm<g, pasien CKD dengan proteinuria yaitu 2&7,@7 mm<g dan untuk pasien yang menjalani <D memiliki target tekanan darah 27',(7 mm<g ()oy et al, &''7). 6'K/87K pasien CKD yang men!apai stage 7 telah memiliki komplikasi kardio#askular. "engaturan tekanan darah pada pasien CKD sangat berpengaruh dalam menghambat progresi#itas penyakit. <al ini berhubungan dengan patofisiologi CKD yang salah satunya dipengaruhi oleh peningkatan aliran darah dan besarnya tekanan kapiler pada glomerulus ()oy dkk, &''(). 9enurut rekomendasi dari ).C @, antihipertensi pada pasien CKD adalah ;C%1 (Angiotensi Converting Enzyme Inhibitor) atau ;R>Os (Angiotensin II eceptor Blocker) sebagai kombinasi diuretik, jika perlu CC>s dan P/blo!ker. %#aluasi tekanan darah perlu dilakukan se!ara rutin untuk memantau efekti#itas antihipertensi. ;ntihipertensi yang diberikan kepada pasien adalah amlodipin. ;mlodipin merupakan obat antihipertensi golongan Calcium Chanel Blockers (CC>) yang bekerja se!ara langsung pada otot polos pembuluh darah sehingga terjadi #asodilatasi arterial perifer yang dapat menurunkan resistensi pembuluh darah perifer dan tekanan darah (3a!y et al., &''4). "enggunaan Ca-Channel blocker golongan dihidropirirn aman bila digunakan bersama ;C% inhibitor , ;R> (.KF/KD$01, &''@). Calcium Chanel Bloker mampu menghambat se!ara selektif pemasukan ion kalsium luar sel ke dalam membran sel miokardial, melalui saluran membran. 1on kalsium memiliki peranan penting dalam memelihara fungsi jantung dan jaringan otot polos #askular. "engurangan kadar kalsium dalam sel jantung dan sel otot polos #askular koroner akan menyebabkan #asodilatasi jaringan tersebut. ;kibatnya terjadi penurunan ke!epatan denyut jantung, penurunan kontrakasi miokardial dan melambatnya konduksi atri#entrikular (is-andono, &'''). >erdasarkan penelitian Kestenbaum, et al. CC> dapat menurunkan tekanan darah juga dapat menurunkan resiko CFD pada pasien End !tage enal "isease (%RD). 9ekanisme CC>s dalam menurunkan resiko CFD pada pasien %RD ini bekerja dengan mengantagonis hormon paratiroid se!ara langsung, dimana hormon ini meningkat pada pasien CKD, sehingga terjadi hambatan stimulasi influks Ca &= yang akhirnya kalsium intraseluler menurun pada platelet, endotelial dan cardiac myocyte (Kestenbaum et al., &''&). elain amlodipin, juga diberikan furosemid untuk mengontrol tekanan darah pada pasien nondiabetic CKD (.KF K,D$01 Guidelines, &''8* <udson, &''(). Furosemid adalah loop diuretik yang se!ara aktif disekresi melalui sistem transpor asam organik tidak spesifik ke dalam lumen #enle$s loop sehingga menurunkan reabsorpsi .a melalui kompetisi dengan Cl pada cotransporter .a = /K = /&Cl / (;nderson dkk, &''&). Diuretik menurunkan #olum intrasel dan !urah jantung. "enggunaan diuretik jangka panjang dapat menurunkan AD karena terjadi penurunan tahanan perifer #askular. Diuretik tidak berefek langsung pada otot #askular dan mekanisme efek pada tahanan #askular berhubungan dengan penurunan persisten garamnya. "enurunan kadar garam di otot #askular dapat menurunkan kadar kalsium intrasel sehingga membuat sel otot lebih tahan terhadap stimulus kontraktil dan hormon #asokonstriktor (Frishman dan onnenbli!k, 244(). %$ yang potensial dari furosemide adalah ketidakseimbangan !airan dan elektrolit seperti hiponatremia, hipokalemia, hipokloremia, dan hipokalsemia (-eetman, &''@) sehingga diperlukan monitoring %$ berupa data laboratorium elektrolit serum. Furosemid juga digunakan untuk mengurangi edema dan sesak Kondisi hiperfosfatemia berat (fosfat serum M @,' mg,d3) umum dijumpai pada pasien CKD, khususnya pasien dengan GFR G 27 m3,menit,2,@6 m & dikarenakan penurunan ekskresi fosfat urin oleh ginjal. Retensi fosfat akan menurunkan sintesis #itamin D dan menginduksi hipokalsemia sehingga meningkatkan hormon paratiroid ("ai dkk, &''(). Cpaya pen!egahan hiperfosfatemia antara lain melalui pemberian CaC$ 6 yang berfungsi sebagai phosphate-binding bersama makanan untuk menurunkan absorpsi fosfat dari makanan. Komponen kalsium ini merupakan terapi lini pertama untuk mengontrol kadar fosfat dan kalsium serum (<udson, &''(). "ada pasien dilakukan restriksi intake makanan yaitu dengan diet tinggi karbohidrat, rendah protein, rendah garam. "ada nefropati, protein dapat memperburuk kerusakan ginjal. edangkan natrium akan dapat meningkatkan tekanan darah pasien dengan retensi natrium dan air, padahal tekanan darah pada nefropati harus terkontrol untuk mengurangi penurunan laju GFR (u?uki and aruta, &''8). "asien yang menjalani hemodialisa mengalami peningkatan resiko infeksi akibat adanya hambatan dalam pengeluaran bakteri dari dalam tubuh baik karena menurunnya klirens maupun karena adanya obstruksi pada saluran kemih (>rophy, &''8). 1nfeksi adalah faktor terbesar penyebab morbiditas dan peringkat kedua penyebab terjadinya mortalitas pada pasien hemodialisis (;teshkadi and )ohnson, 2447). ;danya infeksi bakteri ditandai dengan data laboratorium urin pasien mengandung bakteri. Aerapi antibiotika digunakan untuk mengatasi infeksi. ;ntibotika yang digunakan adalah ampisilin. ;mpisilin adalah antibiotika golongan beta laktamase yang mekanisme kerjanya menghambat sintesis protein pada didinding sel bakteri. ;mpisilin digunakan untuk indikasi infeksi bakteri nonbetalaktamase, profilaksis endokarditis, infeksi bakteri !treptococus sp, %neumococcus sp, &eningiococcus sp, #. Infulenza, !almonella sp, !higella, E. Coli, Enterobacter sp, dan Klebsiella (3e:i, hal 8(6). "asien mendapatkan pera-atan berupa bedrest, $Q 6 3,menit yang berguna meningkatkan tekanan al#eolar oksigen dan mengurangi sesak (9artin et. al., &''5). Aindakan yang dilakukan selama dirumah sakit adalah e!ho!ardiografi, CG Doppler ekstriminitas superior sinistra, R$ thora: ";, Ro antebra!i sinistra. >erdasarkan hasil -a-an!ara yang dilakukan pasien mengalami perubahan berat badan sejak 5 bulan yang lalu sebesar ',&6 K namun tidak ada perubahan dalam ukuran baju,!elana, ada perubahan jenis diet,bentuk makanan padat suboptimal, ada perubahan gastrointenstinal anoreksia. ehingga status gi?i pasien dapat disimpulkan pasien mengalami status gi?i baik dan malnutrisi sedang. Cntuk mengatasi permasalahan ini diperlukan assemen gi?i lebih lanjut "asien mendapatkan terapi diet tinggi karbohidrat dan rendah protein , garam. ;supan protein dibatasi ',5/',( g,kg>>,hari. Rata/rata kebutuhan protein sehari pada penderita CKD adalah &'/8' g, kebutuhan kalori minimal 67 k!al,kg>>,hari. Diet rendah protein tinggi kalori akan memperbaiki keluhan mual, menurunkan >C. dan akan memperbaiki gejala. elain itu, diet rendah protein akan menghambat progresi#itas penurunan faal ginjal. ;supan garam tergantung e#aluasi elektrolit, umumnya dibatasi 8'/ 2&' m%H (4&'/&.@5' mg), diet normal mengandung rata/rata 27' m%H (oe-anto, dkk., &''(). elama dira-at di R< pasien pernah mengeluh sesak. esak nafas pada pasien di !urigai karena terjadinya peningkatan ureum plasma pada pasien. Dari hasil laboratorium yang dilakukan di R C>;.G menunjukkan kadar ureum dan kreatinin yang tinggi. Dari data tersebut menunjukkan pasien mengalami uremia, tingginya kadar uremia dapat menimbulkan sesak nafas. esak nafas adalah salah satu manifestasi yang mun!ul dari asidosis metaboli!. "enurunan kadar C$& menyebabkan tubuh melakukan kompensasi dengan pernafasan !epat untuk mengeluarkan C$ & ("ale#sky, &''&). ;danya akumulasi toksin/toksin yang diakibatkan karena penurunann klirens kreatinin merupakan salah satu kriteria yang mendasari dilakukannya tindakan hemodialisa (igh, &'''). <emodialisa dilakukan pada pasien CKD dengan klirens kreatinin yang menurun hingga antara 7/2' ml,menit atau pada pasien yang tidak memberikan respon yang baik terhadap terapi konser#atif yang diberikan (Green, &''(). <emodialisa diharapkan mampu mengganti fungsi ekskresi ginjal meskipun tidak mampu menggantikan fungsi endokrin ginjal seperti fungsi pengaturan tekanan darah (Green, &''(). "ada tanggal &2 april &'28 pasien manjalani hemodialisa. "ada tanggal && ;pril &'28 pasien menjalani operasi dengan indikasi operasi adalah hemodialisa, diagnosa pra/beedah, pseudoaneurysma a,n antebra!hii sin, %RD, anemia kronik, lymphederma, dan hipertensi, jenis operasi adalah tutup ;F/fisula sin, ;F/fistla d:, Cephali!a kiri. etelah melakukan pembedahan, diagnosa pra/bedah dengan pas!a bedah sesuai. Aabel berikut adalah data interaksi obat yang diberikan kepada pasien selama dirumah sakit. Aabel 2. Data 1nteraksi $bat "asien elama Di Rumah akit O,"# A$l5di0in )? )' $- 05 Bi@n"# *?) 05 As"$ 45l"# )?< $- 05 Fur5se$ide )?A' $- 05 3"l5s *?) 05 A$0isilin A?) - iB A$in5r"l 9?) 05 Bis50r5l5l )/9< $- ?) 05 A$l5di0in )? )' $- 05 / / / R / / R Bi@n"# *?) 05 / / / / / / / As"$ 45l"# )?< $- 05 / / / / / / / Fur5se$ide )?A' $- 05 / / / / / / / 3"l5s *?) 05 R / / / / / R A$0isilin A?) - iB / / / / / / / A$in5r"l 9?) 05 / / / / / / / Bis50r5l5l )/9< $- ?) 05 R / / / R / / >erdasarkan tabel tersebut terdapat interaksi antara !alos dengan amlodipin karena CC>, apabila diberikan se!ara bersamaan dapat menurunkan efek terapi CC> (Katerogori C) (3e:i, hal 22'2). >isoprolol berinteraksi dengan amlodipin jika digunakan bersamaan maka akan meningkatkan efek hipotensi amlodipin ( kategori C , dimana kategori C adalah kemungkinan ke!il terjadi dan diperlukan monitoring terapi) (3e:i, hal (((). "ada tanggal &6 ;pril &'28 pasien pulang atas i?in dokter dengan kondisi adalah perbaikan, dengan prognosis dubia ad bonam membaik. 1ntruksi pera-atan lanjutan saat pulang adalah kontrol ke poli kardio tanggal &( ;pril &'28, bedah #askular &4 april &'28, dan pemberian -alfarin </2 ('/'/5 mg), </& ('/'/7 mg), </6 s,d kontrol ('/'/8 mg). "ada saat pulang, pasien ,mendapatkan obat yang diba-a pulang. Cntuk obat yang diba-a pulang sebagai berikut+ O,"# A$l5di0in )' $- 3"0#50ril )9/< $- Bis50r5l5l 9/< $- Fur5se$id A' $- 3"l5s Bi@n"# As"$ F5l"# < $- 3lind"$%@in *''$- ."r4"rin 9$- A$l5di0in )' $- / R / R / / / 3"0#50ril )9/< $- / / R R / / / / Bis50r5l5l 9/< $- R / / / / / / Fur5se$id A' $- / R / / / / / / 3"l5s R R / / / / / Bi@n"# / / / / / / / As"$ F5l"# < $- / / / / / / / / 3lind"$%@i n *''$- / / / / / / / / ."r4"rin 9$- / / / / / / / / / Aabel &. Data 1nteraksi $bat "asien aat "ulang Cntuk terapi hipertensi pasien mendapatkan obat yang diba-a pulang yaitu amlodipin, !aptopril, bisoprolol, dan furosemid. "ada obat yang diba-a pulang pasien mendapatkan tambahan obat antihpertensi .9enurut aseen 9a!laughlin, &''( antihipertensi yang dapat ditambahkan jika target terapi tidak ter!apai adalah antihipertensi golongan diuretik, beta bloker, dan CC>. ;mlodipin adalah obat antihipertensi golongan CC>. CC> menyebabkan relaksasi otot jantung dan otot polos dengan memblok kanal kalsium yang sensitif terhadap listrik sehingga bisa menurunkan masuknya kalsium ekstraseluler ke dalam sel. Relaksasi otot polos #askular menyebabkan #asodilatasi dan terjadi penurunan tekanan darah (aseen and Carter, &''7). Captopril adalah obat antihipertensi golongan ;C%1. ;C%1 diberikan karena mempunyai manfaat nefroprotektif sehingga dapat memperlambat proses penurunan fungsi ginjal. <al ini terjadi le-at mekanisme kerjanya sebagai antihipertensi dan antiproteinuria yaitu dengan mendilatasi arteri aferen sehingga menurunkan tekanan intrakapiler glomerulus dan juga bekerja dengan menghambat perubahan angiotensin 1 menjadi angiotensin 11, selain itu ;C%/1 juga memblok degradasi bradikinin dan menstimulasi pembentukan prostaglandin %& dan prostasiklin. "eningkatan bradikinin ini dapat meningkatkan efek penurunan tekanan darah, namun dalam pemakaiannya harus diperhatikan efek samping yang ditimbulkan terutama pada CKD stadium akhir yaitu hiperkalemia (aseen and Carter, &''7* u-itra, &''5). >isoprolol adalah obat antihipertensi golongan beta bloker yang bekerja dengan mekanisme yang melibatkan inhibisi pelepasan renin di ginjal (%lin, dkk, &''4). Furosemid adalah obat antihipertensi golongan loop diuretics yang bekerja dengan !ara menghambat reabsorpsi natrium dan klor pada tubulus distal dan lengkung henle sehingga penghambatan reabsorpsi ini memberikan efek yang !ukup berarti untuk men!egah terjadinya retensi natrium dan air dengan harapan dapat di!apai penurunan tekanan darah yang berarti dan dapat mengurangi odem akibat retensi natrium dan air yang biasanya terjadi pada pasien CKD. Furosemid dapat digunakan di semua stadium CKD karena furosemid dapat meningkatkan aliran darah ginjal dan mengakibatkan redistribusi aliran darah di dalam korteks ginjal (Kat?ung, &''2). edangkan menurut Caplan (&''4), furosemid dapat men!egah komplikasi seperti gagal jantung dan edema otak. elain itu pasien mendapatkan antibiotika yaitu !lindamy!in. Clindamy!in adalah antibiotika golongan lin!osamide yang digunakan infeksi bakteri anaerob, streptococci, pneumococci, staphylococci, bacterial vaginal (3e:i, hal 2554). Dosis yang digunakan sesuai dimana untuk dosis oral adalah 27'/87' mg,5/( jam (maksimum dosis 2,( g,hari) (3e:i, hal 2554). $bat pulang lainnya adalah -alfarin. Dalfarin digunakan sebagai antikoagulan yang digunakan untuk profilaksis dan terapi thrombosis #ena, embolism pulmonari dan disorder thromboembolik, atrial fibrilasi dengan risiko embolism. Dosis de-asa a-al &/7 mg untuk & hari atau 7/2' mg sehari unutuk 2/& hari (;nsel &''( dalal 3e:i , hal @&(2) dosis pemeliharaan &/2' mg sehari. 9ekanisme aksi mempengaruhi sintesis faktor koagulasi yang tergantung #itamin K (11, F11, 1B, B) di hati. 1nformasi yang perlu disampaikan dalam penggunaan -alfarin adalah obat ini untuk men!egah pembekuan darah. , harus sesuai dengan petunjuk dokter, jangan dipakai berlebihan tanpa petunjuk dokter karena akan terjadi perdarahan, dan segera ke dokter bila terjadi diare, pendarahan baik dari mulut, hidung ataupun anggota tubuh lainya. ;pabila pasien ingin menggunakan obat lain, maka disarankan dengan persetujuan dokter terlebih dahulu. $bat yang diba-a pulang lainnya adalah !alos, bi!nat, dan asam folat. Calos digunakan sebagai suplemen kalsium dan mengikat kelebihan fosfat,diminum tiga kali sehari ,penggunaannya dengan !ara dikunyah, dapat diberikan bersama dengan makanan. ;sam folat digunakan sebagai suplemen untuk menurunkan hiperhomosistein yang dapat menyebabkan thrombus pada pembuluh darah dan terapi anemia. "asien CKD mengalami anemia karena kegagalan produksi hormon eritopoetin (berfungsi untuk kematngan eritrosit di sumsum tulang belakang) sehingga diperlukan asupan eritrosit eksogen dan asam folat digunakan untuk pembentukan eritrosit. ;sam folat diminum satu kali sehari di -aktu pagi penggunaannya dengan !ara ditelan langsung, tanpa dikuyah. edangkan bi!nat digunakan untuk terapi metabolik asidosis S hiperkalemia pada pasien CKD. "ada obat yang diba-a pulang terdapat interaksi yaitu Furosemid dengan !aptopril karena apabila digunakan bersamaan maka dapat meningkatkan efek hiperkalemia S efek hipotensi(Katerogori C) (G.K.m!e#oy, ;<F Drug 1nformation &'22) ( (3e:i, hal 22@2). Calos dengan !aptopril, apabila digunakan se!ara bersamaan dapat J konsentrasi serum ;C% (Katerogori C)( (3e:i, hal 22'2). Calos dengan amlodipin karena CC>, apabila diberikan se!ara bersamaan dapat menurunkan efek terapi CC> (Katerogori C)(3e:i, hal 22'2). ;mlodipin dengan bisoprolol ,jika digunakan bersamaan maka akan meningkatkan efek hipotensi amlodipin ( kategori C) (3e:i, hal (((). Cntuk mengatasi interaksi diperlukan monitoring terapi karena interaksi yang terjadi tergolong kategori C. Kategori C dalam Drug 1nformation <andbook diperlukan monitoring terapi, karena kategori C adalah kategori dimana efek dari interaksi kemungkinan ke!il terjadi. BAB I6 KESIMPU2AN DAN SARAN I6.I KESIMPU2AN Dari hasil pemantauan terapi obat pasien, dapat diambil kesimpulan yaitu+ "enggunaan obat antihipertensi kurang tepat karena untuk pasien dengan penurunan fungsi ginjal terapi hipertensi merekomendasikan ;C%1 atau ;R> sebagai terapi lini pertama untuk mengontrol tekanan darah dan menjaga fungsi ginjal pada CKD Aetapi karena pasien mengeluh sesak maka tidak dianjurkan penggunaan ;C%1 karena salah satu efek samping ;C%1 adalah batuk kering, sehingga pilihan lain adalah ;R>. .amun karena status pasien >"), pasien tidak menggunakan ;R>. I6.II SARAN aran yang dapat diberikan terkait pemantaun terapi obat untuk pasien yaitu + Dianjurkan diet tinggi kalori, rendah protein dan rendah gula. <al ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan kalori pasien, namun tidak memperburuk kondisi CKD dan hiperkalemia pasien. 9emberitahukan kepada pera-at, dokter, apoteker, dan paramedis lain, jika mengalami kelemahan otot, denyut jantung melambat atau kejang otot, otot berkedut ,rasa tidak enak seperti pusing, keringat dingin, jantung berdebar (hipotensi) demam, menggigil, atau gatal/gatal setelah mendapat obat. DAFTAR PUSTAKA >renner, >.9., and 3a?arus, ).9., 2447. Gagal ginjal kronik. In' ;sdie, ;.<., Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam, %d. 26 h , )akarta+ %GC, p. 286@/288&. >ritish 9edi!al ;sso!iation, &''(. British National ormulary !". 3ondon+ "harma!euti!al "ress. Caplan, 3.R., &''4. 3"0l"nCs S#r57e A 3lini@"l A00r5"@ A # Edi#i5n. "hiladelphia + aunders %lse#ier Ahe "ublisher. Chobanian, ;.F., >akris, G.3., >la!k, <.R., Cushman, D.C., Green, 3.;., 1??o, ).3., )ones, D.D., 9aterson, >.)., $paril, ., Dright, ).A., and Ro!ella, %.)., &''8. Te SeBen# Re05r# 54 Te J5in# N"#i5n"l 35$$i#ee 5n PreBen#i5n/ De#e@#i5n/ EB"lu"#i5n/ "nd Tre"#$en# 54 Hi- Bl55d Pressure (JN3D6II). C + Department of <ealth and <uman er#i!es Crit!hley, ).;.).<., Chan, A.E.K., and Cumming, ;.D., 244@. Renal Disease, 1n + peight, A.9., and <ol#ord, ..<.G., ABer%Cs Dru- Tre"#$en# A # edi#i5n, .e- Qealand + ;D1 "ress Da#id, . Aatro.,et al. &''6. A T5 E Dru- F"@#s. Dipiro, C. F., &''(. N"use" "nd 65$i#in-. 1n + Dipiro, ). A., Aalbert, R. 3., Eee, G.C., 9at?ke, G. R., Dells, >. G., "osey, 3. 9., P"r$"@5#er"0% ! A P"#50%si5l5-i@ A00r5"@, %disi ke/@, .e- Eork + Ahe 9!Gra-/<ill Companies, 1n!. Fau!i, ;nthony ., Kasper, Dennis 3., 3ongo, Dan 3., >raun-ald, %ugene., <auser, tephen 3., 3os!al?o, )oseph., and )ameson, ). 3arry, &''(, H"rris5nCs Prin@i0les 54 In#ern"l Medi@ine, 2@ th ed., C;+ Ahe 9! Gra- <ill Company, 1n!. Frishman, D. <. dan onnenbli!k, %. <., 244(. 3"rdi5B"s@ul"r P"r$"@5#er"0eu#i@s 35$0"ni5n H"nd,557/ .e- Eork + 9! Gra-/<ill. George R. >ailie, et al. &''8. Med4"@#s P5@7e# 1uide O4 Dru- In#er"@#i5ns. .ephrology "harma!y ;sso!iates, 1n!. (.";) Greene, Russel ). &''(. P"#5l5-% "nd Ter"0eu#i@s 45r P"r$"@is#s Tird edi#i5n. CK+ "harma!euti!al "ress. <al 464/48& <udson, ). 0., &''(. 3r5ni@ Kidne% Dise"se ! M"n"-e$en# 54 35$0li@"#i5ns. 1n + Dipiro, ). A., Aalbert, R. 3., Eee, G. C., 9at?ke, G. R., Dells, >. G., "osey, 3. 9., P"r$"@5#er"0% ! A P"#50isi5l5-i@ A00r5"@, %disi ke/@, .e- Eork + Ahe 9!Gra-/<ill Companies, 1n!. <udson, ).0. &''7. 3r5ni@ 7idne% dise"se! #er"0eu#i@ "00r5"@ 45r #e $"n"-e$en# 54 @5$0li@"#i5ns. Di"iro, ).A., Aalbert, 3., Eee, G.C., 9at?ke, G.R., Dells, >.G., "osey, 3.9. "harma!otherapy+ a pathophysiologi! approa!h 5 th ed. Cnited tates of ;meri!a+ Ahe 9!Gra-/<ill Companies, 1n!. 1ne!k, >., 9ason, >. )., dan 3yons, D., &''(. Ane$i"s. 1n + Dipiro, ). A., Aalbert, R. 3., Eee, G. C., 9at?ke, G. R., Dells, >. G., "osey, 3. 9., P"r$"@5#er"0% ! A P"#50isi5l5-i@ A00r5"@, %disi ke/@, .e- Eork + Ahe 9!Gra-/<ill Companies, 1n!. )oa!him, <. &''5. Ren"l Dise"se. 9!"hee, .)., Ganong, D.F. "athophysiology of Disease+ ;n 1ntrodu!tion to Clini!al 9edi!ine 7 th %dition. Ahe 9!Gra-/<ill Companies, 1n!. )oy, 9. ., Kshirsagar, ;., Fran!es!hini, .. &''7. 3r5ni@ 7idne% dise"se. Di"iro, ).A., Aalbert, 3., Eee, G.C., 9at?ke, G.R., Dells, >.G., "osey, 3.9. "harma!otherapy+ a pathophysiologi! approa!h 5 th ed. Cnited tates of ;meri!a+ Ahe 9!Gra-/<ill Companies, 1n!. 3a!y, C. F., ;mstrong, 3. 3., Goldman, 9. "., dan 3an!e, 3. 3., &''4/&'2'. Dru- In45r$"#i5n H"nd,557/ %disi ke/2(, 3e:i/Comp. 1n!. 3a!y, F.C. &''@. 2e?iD@5$0Fs Dru- In45r$"#i5n H"nd,557 )(# Edi#i5n. ;meri!a "harma!ist ;sso!iation. ;meri!a 9artin, )ohn., )ordan, >ryony., 9a!Farlane, Colin R., Ryan, Ra!hel .9., Dagle, hama 9.., &''5, Bri#is N"#i5n"l F5r$ul"r%/ <9 # %d., 3ondon + >9) Group and R" "ublishing Group. 9!e#oy, Gerald.K., et al. &'22. AHFS Dru- In45r$"#i5n Essen#i"ls. ;meri!an o!iety $f <ealth/system "harma!ists.>ethesda ,9aryland. .ational Kidney Foundation,Kidney Disease + $ut!omes 0uality 1niati#e, &''8. K8DOGI 3lini@"l Pr"@#i@e 1uidelines 5n H%0er#ensi5n "nd An#i%0er#ensiBe A-en#s in 3r5ni@ Kidne% Dise"se. "agana, K. dan "agana, A., &''&. M5s,%Cs M"nu"l 54 Di"-n5s#i@ "nd 2",5r"#5r% Tes#s/ %disi ke/&, C; + 9osby 1n!. "ale#sky, ".9 ., 9at?ke, G.R. &''&. ;!id >ase Disorder. In' Dipiro, ).A., (%ds.). P"r$"@5#er"0% A 0"#50%si5l5-i@ A00r5"@/ 7 th %dition, t 3ouis+ 9! Gra-/ <ill Companies. "ri!e, . F, and Dilson, 3. 9., &''5, P"#54isi5l5-is ! K5nse0 Klinis Pr5sesDPr5ses Pen%"7i#. Edisi =. 65l 9. )akarta + "enerbit buku kedokteran %CG. aseen, ).)., Carter, >.3. &''7. H%0er#ensi5n. Dipiro, ).A., Aalbert, R.3., Eee, G.C., 9at?ke, G.R., Dells, >.G., "osey, 3.9. "harma!otherapy ; "athophysiologi! ;pproa!h 5 th ed, .e- Eork+ 9!Gra-/<ill Companies, 1n!. is-andono dan >ambang oekardjo.&'''. Ki$i" Medisin"l ;ilid 9. urabaya+ ;irlangga Cni#ersity "ress. <al 66@/66(. u?uki, <., aruta,A., &''8. Kidne% "nd Bl55d Pressure Re-ul"#i5n. Aokyo+ Karger. Ahe G1%. Group (Gruppo 1taliano di tudi %pidemiologi!i in .efrologia), 244@. Randomised pla!ebo/!ontrolled trial of effe!t of ramipil on de!line in glomerular filtration rate and risk of terminal renal failure in proteinuri!, non/diabeti! nephropathy, 2"n@e#/ *A& ! 2(7@/56. Ajokropra-iro, ;., etia-an, >."., antoso, D., oegianto, G. &''@. Bu7u A;"r Il$u Pen%"7i# D"l"$. Cetakan pertama, urabaya+ ;irlangga Cni#ersity "ress. Dells.>.), Dipiro.).A, !h-inghammer, A.3, and <amilton. C.D,. &''&. P"r$"@5#er"0% H"nd,557/ 7 th %dition. .e- Eork+ 9!Gra-/<ill Companies, 1n!. Dilson, 3.9., &''7. ;natomi dan Fisiologi Ginjal dan aluran Kemih* Gagal Ginjal Kronik, 1n + "ri!e, .;. and Dilson, 3.9., P"#54isi5l5-i ! K5nse0 Klinis Pr5sesDPr5ses Pen%"7i# Edisi = 65l.9, )akarta+ %GC Dright, ). A., )r., >akris, G., Greene, A., ;godoa, 3. E., ;ppel, 3. )., Charleston, )., &''&. %ffe!t of blood pressure lo-ering and antihypertensi#e drug !lass on progression of hypertensi#e kidney disease + Results from the ;;K trial. JAMA/ 9++ ! &8&2/62 T",el 9. 9 Pr54il Pen-5,"#"n O,"# Ru#e D5sis Fre7. T"n--"l 0e$,eri"n 5,"# )(8A )+8A )&8A 9'8A ;mlodipin po 2' mg 2 : 2 ( 2 ( ( '( '( Calos po 2 tab 6 : 2 ( 2 6 2 ( ( 2 6 '( 26 2( '( 2 6 2( >i!nat po 2 tab 6 :2 ( 2 6 2 ( ( 2 6 2 ( '( 26 2( '( 2 6 2( ;sam Folat p.o 7 mg 2 : 2 ( 2 ( ( 2 ( '( '( Furosemid p.o 8' mg 2 : 2 ( 2 ( ( '( '( ;minoral po / & : 2 ( 2 ( ( & ' '( &' '( &' ;mpisilin i# 2 g 8 :2 2' 2 5 & & & 8 2 ' 2 5 & & '8 2' 25 && ' 8 2 ' 25 && O,"# Ru#e D5sis Fre7. T"n--"l 0e$,eri"n 5,"# 9)8A 998A ;mlodipin po 2' mg 2 : 2 ( ( && Calos po 2 tab 6 : 2 ( 26 2( ( 26 2( >i!nat po 2 tab 6 :2 ( 26 2( ( 26 2( ;sam Folat p.o 7 mg 2 : 2 ( ( Furosemid p.o 8' mg 2 : 2 ( ( ;minoral po / & : 2 ( 2( ( 2( ;mpisilin i# 2 g 8 :2 2' 25 && &8 2' 25 && '8 )(DA0r )+DA0r )&DA0r 9'DA0r 9)DA0r 99DA0r 9*DA0r TD ($$H-) 28' 25' 25' 25' 25' 25' 27' 22' 2&' 2&' 2(' 26' 26' 27' 27' 2@' 25' 25' 28' 287 28' 25' 25' 25' NADI (?8$eni#) 28( (' (8 28' 27' 28' (& (5 (( (8 (8 2&7 (2 4& 2'' 2'8 (& (( (( (( 4' (' (( 22( RR(? 8$eni#) &8 2& 2& &' &8 &' &' &' &' &' &' &' &8 &8 &' &' &' &' &' &' &8 &' &' && SUHU (3) 65,( 65,( 65,@ () 65,4 () 65,4 6@,8 64 65,( 64 64 6@,5 () 65,& 65,& () () () () 65,@ () () 65,8 HR (?8$eni#) 45 2'8 2&' H"sil M5ni#5rin- TNRS