Anda di halaman 1dari 66

1

1


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan Sosial adalah (IPS) adalah salah satu pelajaran yang
memberikan wawasan pengetahuan luas tentang masyarakat setempat maupun
masyarakat global agar bisa hidup bersama-sama dengan masyarakat lainnya.
Dan untuk mencapai tujuan tersebut, dari pihak sekolah dasar maupun
Madrasah Ibtidaiyah yang berperan sebagai lembaga formal dapat melatih
peserta didik yang mampu melahirkan generasi yang baik bagi masyarakat,
baik dibidang akademik maupun dalam aspek moralnya
1
.
Pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sendiri guru harus
membelajarkan siswa dengan berbagai model pembelajaran atau media
pembelajaran yang sesuai pada karakteristik anak MI, guru juga harus bisa
mengelola dengan baik, agar siswamudah memahami materi yang
disampaikan oleh guru.

1
Lihat: http://file.up.edu/Direktori/JURNAL/PENDIDIKAN_DASAR/Nomor_10-, (diakses pada tanggal
6 September 2014).

2

2

Dari beberapa hasil wawancara di sekolah MI Wahid Hasyim Bakung
Udanawu Blitar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas IV.
Ditemukan bahwa hasil belajar siswa tidak sesuai dengan tuntutan daya
serapnya. Peneliti menyimpulkan bahwa dari 17 siswa yang terdiri dari 11
siswa perempuan dan 6 siswa laki-laki , hanya ada 7 siswa (41%) yang bisa
mencapai KKM 75 sedangkan 10 siswa (59% ) siswa belum tuntas. Maka
pendidik menggolongkan para siswa tersebut sebagai siswa dengan hasil
belajar rendah.
Setelah tanya jawab dengan guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS), maka rendahnya hasil belajar siswa MI Wahid Hasyim Bakung
Udanawu Blitar dikarenakan kurang mampu dan terampil dalam menguasai
strategi, media, maupun dalam segi pemberian metode yang bervariasi, guru
juga kurang menguasainya. Pengelolaan kelas kurang baik. Hal ini juga
berpengaruh pada minat peserta didik yang cukup rendah dan kurangnya
perhatian siswa terhadap materi pelajaran.
2

Untuk meningkatkan hasil belajar siswa MI Wahid Hasyim Bakung
Udanawu Blitar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas IV
penulis menganggap perlu memakai strategi yang lebih membantusiswa
menghasilkan pembelajaran yang bermakna dalam kelas yaitu engan memakai
strategi Strategi Pembelajaran kooperatif.

2
Hasil wawancara degan Ibu Kholifah Guru IPS kelas IV, pada tanggal 1 Marel 2014.
3

3

Strategi pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa tipe salah satu
dari tipe strategi tersebut yaitu strategi pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation, merupakan strategi pembelajaran yang menitik beratkan pada
kegiatan bekerjasama dalam proses pembelajaran. Dalam penerapan strategi
ini, guru memberikan stimulus kepada siswa sesuai dengan materi yang akan
diajarkan , walaupun pada dasarnya guru telah mempersiapkan apa yang harus
dibahas, namun siswa diharap terlibat dalam pelaksanaan dengan melakukan
investigasi.
3

Ditinjau dari uraian diatas, penulis ingin meneliti bagaimana pelaksanaan
strategi pembelajaran kooperatif tipe Group Investogation sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV MI Wahid Hasyim Bakung Udanawu
Blitar, penulis merasa perlu untuk mengangkat menjadi sebuah judul penelitian:
Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Strategi Pembelajaran kooperatif
tipe Group I nvestigation Pada Siswa Kelas IV MI Wahid Hasyim Bakung
Udanawu Blitar
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini
sebagai berikut:

3
Husniyatus salamah. Teori dan praktik dalam pembelajaran pendidikan agama islam.(Surabaya:
Putra Media Nusantara 2010). Hlm 117
4

4

1. Bagaimana penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV MI Wahid
Hasyim Bakung Udanawu Blitar?
2. Bagaimana peningkatan hasil belajar IPS di MI Wahid Hasyim dengan
menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation?

C. Tindakan yang dipilih
Tindakan yang dipilih untuk pemecahan masalah yang dihadapi dalam
pembelajaran ini yaitu strategi pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation.
Dengan strategi ini diharapkan bisa membantu peningkatan hasil belajar siswa.
Strategi pembelajaran kooperatif tipe group investigation memberikan variasi
baru pada proses pembelajaran siswa, dalam pelaksanaan strategi tersebut siswa
diharap bisa berpartisipasi aktif sehingga dapat memberikan peningkatan hasil
belajar sesuai dengan yang di inginkan.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarakan rumusan masalah yang kami buat, maka tujuan dari
penelitian adalah:
1. Dapat mengetahui penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation dalam peningkatan hasil belajar siswa kelas IV MI Wahid
Hasyim Bakung Udanawu Blitar.
5

5

2. Dapat mengetahui peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
pada siswa kelas IV MI Wahid Hasyim Bakung Udanawu Blitar setelah
menggunakan strategi pembelajran koopertif tipe Group Investigation.

E. Lingkup Penelitian
Supaya penelitian ini bisa fokus dengan objek, maka permasalahan
tersebut akan kami batasi pada hal hal tersebut dibawah ini:
1. Penelitian ini membahas mengenai peningkatan hasil belajar IPS di
kelas IV MI Wahid Hasyim Bakung Udanawu Blitar.
2. Subjek penelitian adalah pada siswa kelas IV MI Wahi Hasyim
Bakung Udanawu Blitar Semester genap tahun ajaran 2013 2014.
3. Implementasi (pelaksanaan) tindakan dalam penelitian ini dengan
menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation untuk meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) Kelas IV MI Wahid Hasyim Bakung Udanawu Blitar.
4. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kegiatan ekonomi
masyarakat yang berkaitan dengan sumber daya alam.

F. Signifikansi Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka manfaat penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagi Guru
6

6

a. Guru dapat mengetahui suatu pendekatan atau model pembelajaran yang
dapat meningkatkan sistem pembelajaran di kelas.
b. Guru mengetahui kelemahan dan kelebihan sistem pengajarannya sehingga
dapat dijadikan bahan perbaikan.
c. Guru mengetahui kendala - kendala yang dihadapi saat penelitian sangat
membantu untuk meningkatkan pembelajaran selanjutnya.
2. Bagi Siswa
a. Menanamkan sikap kritis melalui investigasi, keaktifan siswa dalam
bekerjasama dan komitmen dalam belajar bekerjasama untuk menyelesaikan
problem.
b. Siswa lebih termotivasi dalam mengikuti pembelajaran materi
perekonomian masyarakat.
c. Melatih ketrampilan mental berbicara didepan teman temannya.
d. Hasil belajar siswa dapat mengalami peningkatan.
3. Bagi Sekolah
a. Memberikan sumbangan yang bermanfaat dalm rangka perbaikan
pembelajaran serta profesionalisme guru yang bersangkutan
b. Meningkatkan kualitas sekolah

7

7

BAB II
KAJIAN TEORI
A. Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar sering kali digunakan sebagai ukuran mengetahui
seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang diajarkan. Hasil belajar
berasal dari dua kata yaitu hasil dan belajar. Hasil (product)
merupakan suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses
yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional.
4
Sedangkan
belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif
menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang
melibatkan proses kognitif.
5
Perubahan tingkah laku dalam hal ini seperti
tingkah laku yang diakibatkan oleh proses kematangan fisik, keadaan
mabuk, lelah, dan jenuh tidak dipandang sebagai proses belajar. Sebelum
ditarik kesimpulan tentang pengertian hasil belajar, terlebih dahulu
dipaparkan beberapa pengertian belajar dari beberapa ahli, diantaranya:
a. Menurut Ernest R. Hilgard, belajar merupakan proses perbuatan yang
dilakukan dengan disengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan
yang keadaanya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya.

4
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009),44.
5
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2007),64.
8

8

b. Menurut Vernon S. Gerlach & Donal P. Ely dalam bukunya Teaching &
Media A Systematic Approach mengemukakan bahwa belajar adalah
perubahan perilaku, sedangkan perilaku itu adalah tindakan yang dapat
diamati. Dengan kata lain adalah tindakan yang dapat diamati atau hasil
yang diakibatkan oleh tindakan atau beberapa tindakan yang dapat
diamati.
c. menurut Gagne, belajar di definisikan sebagai suatu proses dimana
suatu organisme berubah perilakunya akibat suatu pengalaman. Slamet
menyatakan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya.
Berdasarkan pendapat diatas maka belajar merupakan sebuah
perubahan tingkah laku melalui proses untuk memperoleh sesuatu
perubahan yang relatif dalam kegiatan belajar disekolah. Perubahan yang
terjadi dalam proses pendidikan dipengaruhi oleh pengalaman atau
kegiatan yang telah dilaksanakan oleh peserta didik. Orang yang
mengalami perubahan dan mempunyai ilmu pengetahuan, Allah akan
mengangkat derajatnya. Dan hal tersebut sudah dijelaskan di dalam Al
Quran.
9

9

Maka hasil belajar dapat disimpulkan sebagai out put yang dihasikan
dari proses yang ditempuh selama kegiatan pembelajaran. Perubahan yang
tampak setelah melaksanakan proses tersebut dapat dilihat dari tingkah
laku siswa, pola fikir siswa dan hasil belajar siswa.
2. Bentuk-Bentuk Hasil Belajar.
Menurut Bloom (Kamdi, 2010: 6) menyatakan bahwa, tujuan belajar
siswa diarahkan untuk mencapai ketiga ranah. Ketiga ranah tersebut adalah
ranah kognitif, efektif dan psikomotorik. Dalam proses kegiatan belajar
mengajar, maka melalui ketiga ranah ini pula akan terlihat tingkat
keberhasilan siswa dalam menerima hasil pembelajaran atau ketercapaian
siswa dalam penerimaan pembelajaran. Dengan kata lain, prestasi belajar
akan terukur melalui ketercapaian siswa dalam penguasaan ketiga ranah
tersebut. Tiga ranah tersebut diuraikan sebagai berikut:
1) Hasil Belajar Kognitif
Hasil belajar ini meliputi beberapa aspek sebagai berikut :
a. Hasil Belajar Pengetahuan Hafalan (Knowledge). Pengetahuan
hafalan, sebagai terjemahan dari knowledge. Cakupan
pengetahuan hafalan termasuk pula pengetahuan yang sifatnya
faktual, disamping pengetahuan yang mengenai hal-hal yang
perlu diingat kembali. Seperti: batasan, peristilahan, pasal,
10

10

hukum, bab, ayat, rumus dan sebagainya. Dari sudut respon
belajar siswa pengetahuan itu dihafal, diingat agar dapat dikuasai
dengan baik. Ada beberapa cara untuk menguasai atau menghafal
misalnya bicara berulang-ulang, menggunakan teknik mengingat.
Hal ini dapat dilakukan dengan pembuatan ringkasan dan
sebagainya.
b. Hasil Belajar Pemahaman (Comprehention). Tipe hasil belajar
pemahaman lebih tinggi satu tingkat dari tipe prestasi belajar
pengetahuan hafalan. Pemahaman memerlukan kemampuan
menangkap makna atau arti dari sesuatu konsep, untuk itu maka
diperlukan adanya hubungan atau pertautan antara konsep dengan
makna yang ada dalam konsep yang dipelajari.Ada tiga macam
pemahaman yang berlaku umum: pertama, pemahaman
terjemahan, yakni kesanggupan memahami sesuatu makna yang
terkandung di dalamnya. Misalnya memahami kalimat dari
bahasa yang satu ke bahasa yang lain, mengartikan lambang
negara dan sebagainya. Kedua, pemahaman penafsiran, misalnya
memahami grafik, menghubungkan dua konsep yang berbeda,
membedakan yang pokok dan yang bukan pokok. Sedangkan
yang ketiga adalah pemahaman ekstrapolasi yakni kesanggupan
11

11

melihat di balik yang tertulis, tersirat dan tersurat, meramalkan
sesuatu atau memperluas wawasan.
c. Belajar Penerapan (Aplikasi). Aplikasi adalah kesanggupan
menerapkan dan mengabstraksi sesuatu konsep, ide, rumus,
hukum dalam situasi yang baru. Misalnya memecahkan persoalan
dengan menggunakan rumus tertentu, menerapkan suatu dalil
atau hukum dalam suatu persoalan dan sebagainya
d. Hasil Belajar Analisis. Analisis adalah kesanggupan memecah,
mengurai sesuatu integritas (kesatuan yang utuh), menjadi unsur-
unsur atau bagian-bagian yang mempunyai arti. Analisis
merupakan tipe prestasi belajar sebelumnya, yakni pengetahuan
dan pemahaman aplikasi. Kemampuan menalar pada hakikatnya
merupakan unsur analisis, yang dapat memberikan kemampuan
pada siswa untuk mengkreasi sesuatu yang baru, seperti:
memecahkan, menguraikan, membuat diagram, memisahkan,
membuat garis dan sebagainya.
e. Hasil Belajar Sintesis. Sintesis adalah tipe hasil belajar, yang
menekankan pada unsur kesanggupan menguraikan sesuatu
integritas menjadi bagian yang bermakna, pada sintesis adalah
kesanggupan menyatukan unsur atau bagian menjadi satu
12

12

integritas. Beberapa bentuk tingkah laku yang operasional
biasanya tercermin dalam kata-kata: mengkategorikan,
menggabungkan, menghimpun, menyusun, mencipta, merancang,
mengkonstruksi, mengorganisasi kembali, merevisi,
menyimpulkan, menghubungkan, mensistematisasi, dan lain-lain.
f. Hasil Belajar Evaluasi. Evaluasi adalah kesanggupan
memberikan keputusan tentang nilai sesuatu berdasarkan judment
yang dimilikinya. Tipe prestasi belajar ini dikategorikan paling
tinggi dan terkandung semua tipe prestasi belajar yang telah
dijelaskan sebelumnya. Dalam tipe prestasi hasil belajar evaluasi,
tekanannya pada pertimbangan mengenai nilai, mengenai baik
tidaknya, tepat tidaknya menggunakan kriteria tertentu. Dalam
proses ini diperlukan kemampuan yang mendahuluinya, yakni
pengetahuan, pemahaman aplikasi, analisis dan sintesis. Tingkah
laku yang operasional dilukiskan pada kata-kata menilai,
membandingkan, mengkritik, menyimpulkan, mendukung,
memberikan pendapat dan lain-lain.
2) Hasil Belajar Afektif
Bidang afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Sikap seseorang
dapat diramalkan perubahannya, bila orang yang bersangkutan telah
13

13

menguasai bidang kognitif tingkat tinggi. Hasil belajar bidang, kurang
mendapat perhatian dari guru, dan biasanya dititik beratkan pada bidang
kognitif semata-mata. Tipe hasil belajar yang afektif tampak pada siswa
dalam berbagai tingkah laku, seperti : atensi, perhatian terhadap
pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas,
kebiasaan belajar dan lain-lain. Ada beberapa tingkatan bidang afektif,
sebagai tujuan hasil belajar antara lain adalah sebagai berikut :
a. Receiving/attending. yakni semacam kepekatan dalam menerima
rangsangan (stimulus) dari luar yang datang di dalam diri siswa
baik dalam bentuk masalah situasi gejala dan lain-lain. Dalam
tipe ini termasuk kesadaran, keinginan yang ada dari luar.
b. Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan kepada
seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. Dalam hal ini
termasuk : ketetapan reaksi, perasaan, kepuasan dapat menjawab
stimulasi yang berasal dari luar.
c. Evaluing (penilaian). yakni berkenaan dengan nilai dan
kepercayaan terhadap gejala atau stimulasi tadi. Dalam evaluasi
ini termasuk di dalamnya kesediaan menerima nilai, latar
belakang atau pengambilan pengamalan untuk menerima nilai
dan kesepakatan terhadap nilai yang diterimanya.
14

14

d. Organisasi, yakni pengembangan nilai ke dalam satu sistem
organisasi, termasuk menentukan hubungan satu nilai dengan
nilai yang lain, kemantapan serta prioritas nilai yang dimilikinya.
Yang termasuk dalam organisasi ini adalah konsep tentang nilai,
organisasi dari pada sistem nilai.
e. Karakteristik nilai atau internalisasi nilai. hal ini merupakan
keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang,
yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah laku.
3) Tipe Hasil Belajar Psikomotor.
Hasil belajar psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan
(skill), kemampuan bertindak individu (seseorang). Ada 6 tingkatan
keterampilan yang antara lain adalah :a) Gerakan refleks (keterampilan
pada gerakan yang tidak sadar. b) Keterampilan pada gerakan-gerakan
dasar. c) Kemampuan konseptual, termasuk di dalamnya membedakan
visual, membedakan auditif motorik dan lain-lain. d) Kemampuan di
bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan dan ketepatan. e)
Gerakan-gerakan skill, hal ini mulai dari keterampilan sederhana sampai
pada keterampilan yang sangat kompleks. f) Kemampuan yang
15

15

berkenaan dengan non decursivo komunikasi, seperti gerakan
interpretatif dan sebagainya.
6

3. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Munadi
antara lain meliputi faktor internal dan faktor eksternal.
1. Faktor Internal
a. Faktor Fisiologis. secara umum kondisi fisiologis, seperti kebiasaan
yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam
keadaan cacat jasmani dan sebagainya. Hal tersebut dapat
mempengaruhi peserta didik dalam menerima materi pelajaran.
b. Faktor Psikologis. Setiap individu dalam hal ini peserta didik pada
dasarnya memiliki kondisi yang berbeda-beda, tentunya hal ini turut
mempengaruhi hasil belajarnya. Beberapa faktor psikologis
meliputi intelegensi (IQ), perhatian, bakat, motivasi, kognitif, dan
daya nalar peserta didik.
2. Faktor Eksternal
Faktor lingkungan. Faktor lingkungan dapat mempengaruhi hasil
belajar. Faktor lignkungan ini meliputi lingkungan fisik dan lingkungan

6
http://makalahpendidikan-sudirman.blogspot.com/2011/11/4.html ( 30 maret 2014: 11.30)

16

16

sosial. Lingkungan alam misalnya suhu, kelembaban dan lain lain.
Belajar pada tengah hari di ruangan yang kurang akan sirkulasi udara
akan sangat berpengaruh dan akan sangat berbeda pada pembelajaran
pada pagi hari yang kondisinya masih segar dan dengan ruangan yang
cukup untuk bernafas lega.
7

B. Karakteristik IPS
1. Pengertian IPS
Pada dasarnya Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah ilmu-ilmu
sosial yang disederhanakan bertujuan untuk pendidikan dan sebagai
pengajaran di sekolah dasar maupun menengah.
Menurut Moeljono Cokrodikardjo IPS adalah perwujudan dari
suatu pendekatan interdisipliner dari ilmu sosial. Yang merupakan
integrasi dari beberapa cabang ilmu sosial, Ekonomi, Ilmu Politik,
Ilmu Hukum dan ilmu-ilmu sosial lainnya, yang bertujuan untuk
mempermudah mempelajarinya.
8

Menurut S. Nasution bahwa IPS sebagai pelajaran yang
merupakan fungsi atau panduan sejumlah mata pelajaran sosial.
Dinyatakan bahwa IPS merupakan bagian kurikulum sekolah yang

7
TIM LAPIS, penelitian tindakan kelas, (surabaya: IAIN Press, 2007) hal 18-20
8
LAPIS-PGMI, Ilmu Pengetahuan Sosial 1, (Surabaya: Aprianta, 2009), 11
17

17

berhubungan dengan peran manusia dalam masyarakat yang terdiri
atas berbagai subjek sejarah, ekonomi, geografi, sosiologi,
antropologi, dan psikologi sosial.
Sedangkan menurut Numan Soemantri bahwa IPS merupakan
pelajara ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk pendidikan
tingkat SD, MI, SLTP, dan SLTA. Penyederhanaan antara lain
mengandung arti memadukan bahan aneka cabang ilmu-ilmu sosial
dan kehidupan masyarakat sehingga menjadi pelajaran yang mudah
untuk dipahami.
9

Dari uraian-uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa IPS
adalah suatu mata pelajaran yang dirangkum dari beberapa cabang
ilmu sosial antara lain Geografi, Sosiologi, Antropologi, Psikologi
Sosial, Ekonomi, Ilmu Politik, Ilmu Hukum dan ilmu-ilmu sosial
lainnya.

2. Ruang lingkup kajian IPS
Ruang lingkup kajian IPS meliputi:

9
LAPIS- PGMI< Ilmu Pengetahuan Sosial 1, 10
18

18

a. Substansi materi ilmu-ilmu sosial yang bersentuhan dengan
mesyarakat
b. Gejala, masalah, dan peristiwa sosial tentang kehidupan
masyarakat
Kedua lingkup pengajaran IPS ini harus diajarkan secara
terpadu karena pengajaran IPS tidak hanya menyajikan materi-
materi yangg akan memenuhi ingatan peserta didik tetapi juga
untuk memenuhi kebutuhan sendiri sesuai dengan kebutuhan dan
tuntutan masyarakat. Oleh karena itu, pengajaran IPS harus
menggali materi-materi yang bersumber pada masyarakat. Dengan
kata lain, pengajaran IPS yang melupakan masyarakat atau
berpijak pada kenyataan di dalam masyarakat tidak akkan
mencapai tujuannya.
10

Adapun beberapa tujuan IPS diantaranya adalah:
a. Memiliki kesadaran dn kepedulian terhadap masyarakat atau
lingkungannya, melalui pemahaman tehadap nilai-nilai sejarah
dan kebudayaan masyarakat.

10
Ibid, 11
19

19

b. Mampu menggunakan model-model dan proses berfikir serta
membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang
berkembang di masyarakat
c. Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu
menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang
kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah
sosial.
d. Memotivasi seseorang untuk bertindak berdasarkan moral
e. Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik dalam
kehidupannya.
f. Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu
membangun diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung
jawab membangun masyarakat
g. Fasilitator di dalam suatu lingkungan yang terbuka
h. Menekankan perasaan, emosi, dan derajat penerimaan atau
penolakan siswa terhadap materi pembelajaran IPS
20

20

i. Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial,
serta mampu membuat analisis yang krisis, selanjutnya mampu
mengambil tindakan yang tepat.
11

3. Materi IPS Ekonomi yang Berkaitan dengan Sumber Daya Alam
a. Kegiatan Ekonomi yang Berkaitan dengan Sumber Daya Alam
Setiap orang melakukan kegiatan untuk memenuhi
kebutuhannya. Ekonomi merupakan kegiatan manusia yang
berhubungan dengan produksi, distribusi, dan konsumen.
Kegiatan produksi adalah kegiatan mengolah sumber daya
alam yang ada menjadi barang siap pakai. Kegiatan distribusi
adalah kegiatan menyalurkan barang-barang hasil produksi
ke pasar atau pengguna. Sedangkan kegiatan konsumen
adalah kegiatan menggunakan barang-barang hasil produksi.
Sumber daya alam dapat mempengaruhi kegiatan
ekonomi masyarakat setempat. Misalnya ada masyarakat
yang memanfaatkan sumber daya alam tanah, sumber daya
alam air. Semua itu kegiatan ekonomi yang sering dilakukan
oleh masyarakat pedesaan, masyarakat perkotaan sudah
jarang memanfaatkan sumber daya alam tersebut.

11
Triatno, Model Pembelajaran Terpadu, 176
21

21

Kegiatan ekonomi masyarakat yang berhubungan
dengan sumber daya alam di wilayah dapat dikelompokkan
sebagai berikut:
a. Kegiatan ekonomi di bidang perkebunan
Kegiatan ekonomi di bidang perkebunan banyak
dilakukan oleh masyarakat yang tinggal di dataran tinggi
dan sedang. Jenis tanamannya adalah kopi, tembakau,
cokelat, teh, cengkeh, karet dan kelapa sawit.
b. Kegiatan ekonomi di bidang pertanian
Negara indonesia disebut sebagai negara agraris
karena sebagian besar rakyat Indonesia bermata
pencaharian petani. Hasil pertanian yang bisa didapati di
Indonesia yaitu padi, kacang kedelai, jagung, kacang
hijau, dan sayur-sayuran. Wilayah-wilayah Indonesia
yang termasuk kaya akan hasil pertanian adalah
Karawang, Madura, Cianjur, (Jawa Barat), Jombang
(Jawa Timur), dan Provinsi Bali.
c. Kegiatan ekonomi di bidang peternakan
22

22

Sumber daya alam fauna juga dapat di manfaatkan
sebagai penghasilan ekonomi. Hewan ternak yang sering
dibudayakan diantaranya adalah sapi, kerbau, kambing.
Hewan ternak ini dimanfaatkan dagingnya, susu dan
kulitnya. Sedangkan hewan unggas diantaranya ayam,
bebek, dan burung dipelihara untuk diambil dagingnya,
telur maupun bulunya. Selain dimanfaatkan sendiri hasil
ternak dapat dijual. Daerah-daerah indonesia yang
menghasilkan hewan ternak, misalnya Sukabumi,
Tasikmalaya (jawa barat), Donggala (sulawesi tengah),
dan lain-lain.
d. Kegiatan ekonomi di biang perikanan
Kegiatan ekonomi di bidang peikanan dapat
dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu:
1. Perikanan air tawar
Perikanan air tawar membudi dayakan ikan lele,
gurami, nila, dan lain-lain. Dan biasanya para pembudi
daya membuat kolam-kolam air tawar dengan tujuan
untuk membudi dayakan ikannya kemudian di jual.
2. Perikanan air payau
23

23

Perikanan air payau di usahakan dengan cara
membudidayakan ikan pada campuran antara air tawar
dan air laut. Ikan yang di budidayakan di air payau
antara lain: ikan bandeng, ikan mujair, dan udang.
3. Perikanan laut
Perikanan laut adalah perikanan yang sudah di
sediakan di laut, para nelayan mecari ikan di laut. Ikan
di laut tida di budidayakan namu sudah tersedia dengan
sendirinya. Semua jenis ikan tersebut kemudian di jual di
pasar ikan (temapat pelelangan ikan) dan pasar
tradisional.
e. Kegiatan ekonomi di bidang pertambangan
Sumber daya alam yang berupa hasil tambang di
indonesia sangantlah berlimpah. Emas dan perak bisa di
peroleh di daerah Meulaboh (nangroe aceh darussalam),
papua, begkulu, gunung pongkor (jawa barat).
Minyak bumi dapat di temukan di daerah lhok
seumawe (nangroe aceh darussalam), cepu (jawa tengah),
dumai (riau), tarakan (kalimantan timur) dan lain-lain.
24

24

Hasil tambang yang berupa timah di indonesia
dapat di temukan di daerah-daerah seperti sungai liat
(bangka), bangkinang (riau). Dan batu bara juga banyak
terdapat di daerah seperti tanjung enim (sumatra
selatan), sawahlunto (sumatrra barat).
f. Kegiatan ekonomi di bidang perindustrian
Bahan-bahan mentah yang berasal dari sumber
daya alam dapat dibuat berbagai barang yang bisa
dibutuhkan manusia sehari-hari. Contohnya industri
pengelolahan barang tambang untuk peralatan rumah
tangga, seperti panci, wajan, ember dari aluminium, pisau,
cangkul, dan lain-lain. Contoh yang lain adalah industri
pengelolahan getah karet menghasilkan karet, ban, dan
keperluan rumah tangga yang lainnya. Selain itu, berbagai
bahan makanan, pakaian, dan obat-obatan di ambil dari
sumber daya alam flora atau tumbuhan yanga digunakan
untuk kebutuhan manusia.
C. Strategi Pembelajaran Kooperatif
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
25

25

Strategi pembelajaran kooperatif (SPK) adalah rangkaian kegiatan
belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok kelompok untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Ada tiga pilar penting
dalam dalam SPK, yaitu: (1) adanya peserta dalam kelompok (2) adanya
aturan kelompok (3) adanya upaya sebagai peserta didik, maupun siswa
sebagai anggota kelompok. Misalnya aturan tentang pembagian tugas setiap
anggota kelompok, waktu dan tempat pelaksanaan, dan lain sebagainya.
12

Dalam kelas pada implementasi strategi pembelajaran kooperatif siswa
belajar bersama dalam kelompok kelompok kecil yang terdiri dari 4 6
siswa yang sederajat tetapi heterogen, kemampuan, jenis kelamin, suku/ ras,
dan satu sama lain saling membantu. Tujuan dibentuknya kelompok tersebut
adalah untuk memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk dapat
terlibat secara aktif dalam proses belajar, berfikir dan kegiatan belajar. Selama
bekerja dalam kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai
peningkatan hasil belajar. Dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif siswa
saling membantu kelompoknya untuk mencapai ketuntasan belajar atau hasil
belajar.
13

Pada dasarnya pembelajaran kooperatif (cooperatif learning)
mengandung pengertian suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau

12
Husniyatus salamah zainiyah, model dan strategi pembelajaran aktif teori dan praktik dalam
pembelajaran pendidikan agama islam, (Surabaya: Media nusantara surabaya dan IAIN PRESS Sunan
Ampel PMN Anggota IKAPI Jatim, 127)
13
Trianto. Mendesain Pembelajaran Inovatif Progresif (Jakarta: Prenada Media Group, 2009). 56
26

26

membantu diantara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam
kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih dimana keberhasilan kerja
sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri.
Cooopertif learning juga dapat diartikan sebagai suatu struktur tugas bersama
dalam suasana kebersamaan di antara sesama anggota kelompok.
14

2. Prosedur Strategi Pembelajaran Kooperatif
Menurut Ditnaga Dikti, pada dasarnya, kegiatan pembelajaran
kooperatif dipilihkan menjadi empat langkah, yaitu: orientasi, bekerja
kelompok, kuis, pemberian penghargaan. untuk setiap langkah yang
digunakan lebih lanjut oleh para guru dan tetap berpegang teguh pada langkah
sebagai berikut:
a. Orientasi
Pada tahap orientasi menjelaskan tentang tujuan, materi, waktu,
langkah langkah serta hasil akhir, pada tahap ini guru menggali
pengetahuan siswa dengan memberikan pertanyaan serta
memberikan gambaran materi yang akan dipelajari.
b. Kerja kelompok

14
Solihatin, E, dan Rahardjo, ,Taniredja Tukiran, efi miftah faridi dkk, model model pembelajaran
inovatif, (Bandung: CV Alfa Beta, 2007) 56
27

27

Pada tahap kerja kelompok siswa berkumpul dengan kelompoknya
dengan bekerjasama tentang materi yang mulai dipelajari. Dengan
mengikuti tahap inti pembelajaran eksplorasi, elaborasi dan
konfirmasi.
c. Tes/ Kuis
Peda akhir kegiatan belajar siswa diharap memahami materi yang
telah dipelajari, maka guru memberikan post tes kepada siswa
dengan memberikan pertanyaan atau berupa kuis kepada peserta
didik tentang materi yang telah dipelajari.
d. Penghargaan kelompok
Tahap pemberian reward atau penghargaan kelompok, guru berhak
memberikan penghargaan kepada peserta didik berupa apresiasi
nilai atau hadiah tertentu yang ditentukan oleh guru. 15
3. Strategi pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI )
Strategi koperatif tipe GI dengan sintaks: Pengarahan, buat
kelompok heterogen dengan orientasi tugas, rencanakan pelaksanaan
investigasi, tiap kelompok menginvestigasi proyek tertentu (bisa di luar
kelas, misal mengukur tinggi pohon, mendata banyak dan jenis kendaraan

15
Model pembelajaran inovatif,..... 62- 63
28

28

di dalam sekolah, jenis dagangan dan keuntungan di kantin sekolah,
banyak guru dan staf sekolah), pengolahan data penyajian data hasil
investigasi, presentasi, kuis individual, buat skor perkembangan siswa,
umumkan hasil kuis dan berikan reward.
16

Dalam implementasi tipe group investigation, guru membagi siswa
menjadi beberapa kelompok dengan anggota 5 6 siswa yang heterogen.
Kelompok ini dapat dibentuk dengan pertimbangan keakraban
persahabatan atau minat yang sama dalam topik tertentu. Selanjutnya
siswa memilih topik untuk diselidiki atau diinvestigasi secara mendalam
tentang topik yang dipilih. Selanjutnya ia menyiapkan dan
mempresentasikan laporan di depan kelas.
17

4. Langkah langkah strategi kooperatif tipe Group I nvestigation
Dalam konsep group investigation Thelen menyatakan bahwa kelas
hendaknya merupakan miniatur demokrasi yang bertujuan mengkaji
masalah-masalah sosial antar pribadi. sebagaimana yang dikutip oleh
Trianto strategi pembelajaran tipe group investigation memiliki enam
langkah pembelajaran,
18
yaitu :

16
http://pusat-data.pgpaud.ac.id/?data=dokumen/teknik+probing+prompting
17
Trianto... 76
18
Hamruni, Strategi dan Model-model Pembelajaran Menyenangkan, (Yogyakarta: UIN Sunan
Kalijaga, 2009), hlm, 225.
29

29



Tahap 1 : Pengelompokan (Grouping)
a. Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari
topik-topik yang telah mereka pilih.
b. Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus
bersifat heterogen.
c. Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitas
pengaturan.
19

Tahap 2 : Perencanaan (Planning)
Para siswa merencakan bersama kelompoknya mengenai apa yang
akan dipelajari? bagaimana kita mempelajarinya? Siapa melakukan apa?
(pembagian tugas), untuk tujuan dan kepentingan apa kita menginvestigasi
topik ini.
Tahap 3 : Investigasi (Investigation)
a. Para siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan
membuat kesimpulan.
b. Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang
dilakukan kelompoknya.

19
Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, (Bandung: Nusa Media, 2005),
hlm. 218.
30

30

c. Para siswa saling bertukar fikiran, berdiskusi, mengklarifikasi, dan
mensintesis semua gagasan.
20

Tahap 4 : Mengorganisir (Organizing)
a. Anggota kelompok menentukan hasil investigasi
b. Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka
laporkan, dan bagaimana mereka akan membuat presentasi
mereka.
c. Wakil-wakil kelompok mengkoordinasikan rencana rencana
presentasi.
Tahap 5 : Presentasi (Presenting)
a. Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam
bentuk.
b. Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan siswa yang
aktif.
c. Siswa tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh
seluruh anggota kelas.
Tahap 6 : Tes atau Evaluasi (Evaluating)

20
Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, (Bandung: Nusa Media, 2005),
hlm. 219.
31

31

a. Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik
tersebut.
Guru dan siswa berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran
siswa.
b. Penilaian atas pembelajaran.
21

Sistem sosial yang dikembangkan adalah arahan guru yang minim,
demokratis, guru dan siswa memiliki status yang sama yaitu menghadapi
interaksi dilandasi oleh kesepakatan. Prinsip reaksi yang dikembangkan
adalah guru lebih berperan sebagai fasilitator, konsultan, sumber kritik
yang konstruktif.

5. Manfaat Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation
a. Menumbuhkan rasa setia kawan sosial karena keputusan atau
kesimpulan diambil berdasarkan musyawarah untuk mencapai
mufakat
b. Membina rasa tanggung jawab yang dibebankan kepadanya atas
tugas yang dibebankan
c. Membina kerjasama yang positif dan kreatif
d. Menghubungkan pelajaran dengan kehidupan nyata

21
Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, (Bandung: Nusa Media, 2005),
hlm. 219.
32

32

e. Memberi kesempatan kepada siswa untuk partisipasi untuk bicara
dan mengajukan pendapat sesuai kemampuannya
f. Mempertinggi rasa tanggung jawab untuk melaksanakan
keputusan hasil musyawarah
g. Membina sikap toleransi terhadap pendirian orang lain
h. Membina sikap hati hati terhadap pendiriannya sendiri.
22














22
Moh Uzer Usman Dan Lilis Setiawati, Upaya Optimal Kegiatan Belajar Mengajar, (Bandung:
1993),130
33

33





BAB III
PROSEDUR PENELITIAN TINDAAKAN KELAS
A. Metode Penelitian
Penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research)
memiliki peranan yang sangat penting dan strategis untuk meningkatkan
mutu pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan benar.
Diimplementasikan dengan baik dan benar artinya pihak yang terlibat
dalam PTK (guru) mencoba dengan sabar untuk mengembangkan
kemampuan dalam memecahkan masalah masalah yang terjadi dalam
pembelajaran di kelas melalui tindakan yang bermakna yang
diperhitungkan dalam memecahkan masalah atau memperbaiki situasi dan
kemudian secara cermat mengamati pelaksanaannya untuk mengukur
tingkat keberhasilannya.
23


23
Kunandar, Langkah Muda Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru,
(jakarta: raja grafindo persada, 2008)41
34

34

Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan ini merupakan upaya
untuk meningkatkan hasil belajar dengan memberi obat atau treatmant
yang dilaksanakan guru pada proses belajar untuk diaplikasikan pada
pembelajaran. Dalam kegiatan tersebut guru sebagai pendamping, dengan
maksud untuk memperbaiki atau meningkatkan hasil belajar.
24

Dalam penelitian tindakan kelas ini Suharsimi dalam Supardi,
menjelaskan bahwa Penelitian Tindakan Kelas terdiri dari tiga unsur yakni
sebagai berikut:
1. Penelitian adalah aktifitas mencermati suatu objek tertentu melalui
metodologi ilmiah dengan mengumpulkan data data dan dianalisis
untuk menyelesaikan suatu masalah.
2. Tindakan adalah aktifitas yang sengaja dilakukan dengan tujuan
tertentu yang berbentuk siklus kegiatan dengan tujuan untuk
memperbaiki atau meningkatkan mutu atau kualitas proses belajar.
3. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama
menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.
25

Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dengan cara penelitian
berkolaborasi dengan Guru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas

24
Mulyasa h.e. Praktik Penelitian Tindakan Kelas (Bandung:PT.Rosdakarya.2009), 11.
25
Mulyasa, Praktik Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), 10
35

35

melalui strategi pembelajaran kooperatif tipe group investogation sebagai
bentuk upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial materi perekonomian masyarakat di pasar pada siswa
kelas IV SD Darul Ulum Bungurasih.
Model yang digunakan dalam melakukan penelitian tindakan kelas
ini adalah model kemmis and teggart. Dimana dalam satu siklus atau
putaran terdiri dari empat komponen: perencanaan (planning), tindakan
(action), pengamatan (observation), refleksi (reflection), karena model
Kemmis dan Mc. Teggat ini mempunyai kelebihan adanya perencanaan
ulang jika sudah mencapai refleksi dan melakukan revisi terhadap
implementasi siklus sebelumnya .






Gambar.1
Refleksi
Tindakan dan
observasi
Rencana
Refleksi

Tindakan dan
observasi

Rencana
Perbaikan
36

36

Penelitian tindakan kelas model kemmis dan Mc.Teggat.
26

Sebelum melaksanakan siklus I, peneliti melakukan tindakan
identifikasi terhadap masalah yang akan diteliti. Peneliti menyusun
rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan yang akan
dilaksanakan termasuk instrumen penilaian dan perangkat pembelajaran.
Kemudian dalam pelaksanaan kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan
yang dialakukan oleh peneliti sebagai upaya peningkatan hasil belajar
siswa dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe group
investigation, selanjutnya refleksi, peneliti mengkaji, melihat menganalisis
tindakan yang telah dilakukan. Hasil dari refleksi tersebut disusun rencana
berikutnya. Rencana yang direvisi berdasarkan hasil refleksi untuk
dilaksanakan pada siklus berikutnya.
Berdasarkan jenis data yang diperoleh dari lapangan, penelitian ini
lebih dikenal dengan mixed method. Mencampur dari dua data yaitu data
kuantitatif dan data kualitatif. Disebut data kuantitatif karena data
penelitian berupa angka angka dan analisis menggunakan statistik.
27

Sedangkan data kualitatif yaitu data yang terkumpul dan analisisnya lebih
bersifat kualitatif deskriptif.
28



26
Rosma Hartini, Model PTK, (Yogjakarta: Sukses Ofest, 2010), 65
27
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan penelitian R dan D, (Bandung: Alfabeta,
2009)7
28
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2009), 8
37

37

B. Setting dan Subjek Penelitian
1. Setting Penelitian
a) Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di MI Wahid Hasyim Bakung Udanawu
Blitar. Sekolah yang tempatnya strategis dan mudah dijangkau
untuk dilakukan penelitian dan mencari data.
b) Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semeter genap tahun
pembelajaran 2013 / 2014, yaitu bulan Maret-April 2014.
c) Siklus PTK
PTK ini dilaksanakan melalui dua siklus untuk melihat peningkatan
hasil belajar pada materi ekonomi masyarakat yang berkaitan
dengan sumber daya alam melalui strategi pembelajaran kooperatif
tipe Group Investigation pada siswa kelas IV MI Wahid Hasyim
Bakung Udanawu Blitar dalam mengikuti pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS).
2. Subjek Penelitian
38

38

Siswa kelas IV MI Wahid Hasyim Bakung Udanawu Blitar,
dengan jumlah 17 siswa yang terdiri dari 6 laki laki dan 11 perempuan.
Peneliti memilih kelas IV sebagai subjek penelitian karena pembelajaran
di kelas tersebut dikatakan masih belum menguasai materi ekonomi
masyarakat yang berkaitan dengan Sumber Daya Alam dengan baik dan
benar.

C. Variabel Yang Diteliti
Dalam penelitian tindakan kelas ini, variabel-variabel sebagai berikut:
a. Veriabel input : siswa kelas IV MI Wahid Hasyim Bakung Udanawu
Blitar
b. Variabel proses : strategi pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation
c. Variabel output : peningkatan hasil belajar.

D. Rencana Tindakan
Penelitian ini menggunakan tahap tahap penelitian tindakan kelas
yaitu meliputui: (1) tahap perencanaa (2) tahap pelaksanaan (3) tahap
pengamatan (4) tahap refleksi. Tahap tahap tersebut disebut dengan
39

39

siklus. Penelitian ini dimulai dengan siklus pertama atau siklus I, adapun
rencana tindakan pada setiap siklus duiraikan sebagai berikut:
Siklus I
1. Rencana tindakan
Merupakan persiapan yang akan dilakukan dan dipersiapkan untuk
melaksanakan PTK sebagai berikut:
a. Menentukan waktu untuk pelaksanaan perbaikan, siklus I
dilakukan pada tanggal 21 Maret 2014
b. Menentukan strategi yang akan digunakan untuk menyelesaikan
masalah. Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat
menyelesaikan pembelajaran perbaikan dengan menggunakan
strategi pembelajaran kooperatif tipe group investigation.
c. Menyiapkan rencana perbaikan pembelajaran yang sesuai
dengan standart kompetensi dan kompetensi dasar untuk mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dan mengembangkan RPP
menggunakan strategi kooperatif tipe group investigation.
d. Menentukan pokok materi yang akan diajarkan
e. Mempersiapkan alat dan sumber pembelajaran, alat atau media
yang membantu strategi ini adalah media amplop komunikatif
40

40

dan sumber belajar menggunakan buku paket IPS kelas 4 yang
diterbitkan oleh Widya Utama dan BSE .
f. Menggunakan tes evaluasi ekonomi masyarakat yang berkaitan
dengan Sumber Daya Alam.
g. Peneliti menentukan keberhasilan, Berdasarkan kreteria, peneliti
ingin mengetahui apakah penelitian yang dilaksanakan sudah
sesuai harapan atau belum. Apabila sudah sesuai maka siklus
dihentikan jika belum sesuai harapan maka siklus selanjutnya
akan di rencanakan. Kreteria keberhasilan dalam penelitian ini
adalah:
1) Minimal 90% siswa memenuhi KKM yang telah tentukan
2) Rata rata skor siswa minimal 70
3) Guru dapat melaksanakan pembelajaran sesuai RPP yang
telah dikembangkan sebelumnya 80% dan
4) Minimal 70% siswa dapat mencapai peningkatan hasil
belajar.
29

2. Pelaksanaan tindakan

29
Wawancara dengan Ibu Kholifah. guru kelas 4 tanggal 05 April 2014
41

41

Merupakan gambaran terhadap kegiatan yang akan
dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas sebagai berikut:
a. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang kegiatan
ekonomi yang ada disekitarnya
b. Siswa diarahkan untuk bisa memahami tentang ekonomi
masyarakat yang berkaitan dengan sumber daya alam
c. Siswa siswi dikelompokkan menjadi tiga kelompok heterogen
d. Guru memberikan lembar kegiatan pada siswa siswi
mendiskusikan bersama kelompoknya dengan strategi
pembelajaran kooperatif tipe Group Invesgation
e. Mengorganisir persiapan presentasi
f. Perwakilan siswa mempresentasikan hasil diskusi dengan
kelompok.
g. Guru bersama siswa membahas kegiatan ekonomi masyarakat.
h. Guru memberikan evaluasi berupa tes evaluasi individu
3. Observasi
Merupakan prosedur penelitian dengan mengamati objek yang diteliti
serta memperhatikan instrumen penilaian.
42

42

a. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran
yang dibuat
b. Aktivitas siswa dalam menganalisis kegiatan ekonomi masyarakat
yang terkait dengan sumber daya alam.
c. Aktivitas guru selama pembelajaran perbaikan. Data ini diperoleh
dari hasil pengamatan pengamatan menggunakan lembar
observasi pengamatan guru. Data ini digunakan untuk mengetahui
ketercapaian kreteria keberhasilan atau peningkatan.
4. Refleksi
Berupa uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil pemantauan
serta rencana bagi tindakan siklus berikutnya.
a. Kegiatan merefleksikan proses pembelajaran yang telah terlaksana
b. Mencatatat kendala terhadap hal - hal yang masih dianggap sulit
oleh siswa untuk diperbaiki pada siklus berikutnya

43

43

Siklus II:
1. Rencana Tindakan
Membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada
siklus pertama menuju siklus yang kedua. Merupakan persiapan
yang akan dilakukan dan dipersiapkan untuk melaksanakan PTK
sebagai berikut:
a. Menentukan waktu untuk pelaksanaan perbaikan, siklus II
dilakukan pada tanggal 28 Maret 2014
b. Menentukan strategi yang akan digunakan untuk
menyelesaikan masalah. Berdasarkan latar belakang masalah
maka dapat menyelesaikan pembelajaran perbaikan dengan
menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe group
investigation.
c. Menyiapkan rencana perbaikan pembelajaran yang sesuai
dengan standart kompetensi dan kompetensi dasar untuk mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dan mengembangkan RPP
menggunakan strategi kooperatif tipe group investigation.
d. Menentukan pokok materi yang akan diajarkan
e. Mempersiapkan alat dan sumber pembelajaran, alat atau
media yang membantu strategi ini adalah media amplop
44

44

komunikatif dan sumber belajar menggunakan buku paket 4
materi ekonomi masyarakat
f. Menggunakan tes evaluasi ekonomi masyarakat .
g. Peneliti menentukan keberhasilan, Berdasarkan kreteria,
peneliti ingin mengetahui apakah penelitian yang
dilaksanakan sudah sesuai harapan atau belum. Apabila sudah
sesuai maka siklus dihentikan jika belum sesuai harapan maka
siklus selanjutnya akan di rencanakan. Kreteria keberhasilan
dalam penelitian ini adalah:
1. Minimal 90% siswa memenuhi KKM yang telah tentukan
2. Rata rata skor siswa minimal 70
3. Guru dapat melaksanakan pembelajaran sesuai RPP yang
telah dikembangkan sebelumnya 80% dan
4. Minimal 70% siswa dapat mencapai peningkatan hasil
belajar.
2. Pelaksanaan Tindakan
Guru melaksanakan pembelajaran kegiatan ekonomi berdasarkan
rencana pembelajaran sebagaimana dari hasil siklus yang pertama. Pada
45

45

pelaksanaan siklus II guru menyiapkan soal tes evaluasi yang berbeda dari
siklus I. Untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa.
3. Observasi
Melakukan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru dan siswa.
4. Refleksi
Peneliti dan guru kolaboratif melakukan refleksi pelaksanaan
pembelajaran perekonomian masyarakat dengan menerapkan strategi
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dan hasil belajar siswa
pada pembelajaran IPS kelas IV MI Wahid Hasyim Bakung Udanawu
Blitar. Dari hasil belajar yang didapatkan pada siklus II apabila dinyatakan
sudah meningkat maka siklus akan di hentikan. Jika dinyatakan dari hasil
rekapitulasi tes evaluasi yang kedua tidak sesuai dengan harapan. Maka
akan dilanjutkan siklus selanjutnya.
E. Data dan Cara Pengumpulannya
1. Data
Data adalah suatu informasi yang diperoleh dilapangan ketika
melakukan penelitian yang belum diolah. Data menurut jenisnya dibagi
atas data kualitatif dan data kuantitatif. Dalam pelaksanaan Penelitian
Tindakan Kelas, ada dua jenis data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti,
yakni : Data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) dan Data kualitatif yaitu
berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang
46

46

ekspresi siswa dalam pembelajaran.
30
Menurut jenisnya data dibagi
menjadi dua, sebagai berikut:
1. Data Kualitatif
Data yang disajikan dalam bentuk verbal, bukan dalam bentuk
angka. Yang termasuk data kualitatif adalah sebagai berikut:
a. Gambaran umum MI Wahid Hasyim
b. Pelaksanaan pembelajaran strategi kooperatif tipe group
investigation. Yang meliputi kegiatan siswa dan kegiatan guru.
2. Data kuatitatif
Data yang berbentuk angka, data ini merupakan komponen yang
meliputi komponen dalam penelitian ini, yang termasuk data kuantitatif
adalah sebagai berikut:
1. Data jumlah siswa kelas IV
2. Data observasi pelaksanaan pembelajaran
3. Data hasil belajar siswa MI Wahid Hasyim


2. Tehnik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian
tindakan kelas, sebagai berikut:
1. Wawancara

30
Kunandar, Langkah Mudah, 128
47

47

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
31

Metode ini merupakan teknik pengumpulan data melalui proses tanya
jawab, dimana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik.
32

Metode ini kami lakukan dengan sistematis sesuai dengan prosedur
penelitian.
Dalam tahap wawancara ini peneliti harapkan dapat menggali
data tentang kegiatan belajar dan mengajar siswa dalam pembelajaran
dalam kelas. Wawancara yang digunakan dalam usaha menggali data
dengan menggunakan pedoman wawancara yaitu wawancara
terstruktur. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul
data menggunakan pedoman wawancara berupa pertanyaan
pertanyaan tertulis. Peneliti juga menambahkan pedoman wawancara
non terstruktur untuk menggali informasi dari patner atau guru
kolaborator.
33

2. Observasi
Observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan
pengamatannya melalui hasil hasil kerja penca indra mata serta
dibantu panca indra yang lainnya.
34
Observasi dilaksanakan pada
proses pembelajaran sedang berlangsung.

31
Husniyatus salamah zainiyati .. Penelitian Tindakan Kelas, 119
32
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 1987), Jilid 2, 193

33
Sugiono.. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif, 138
34
Bungin burhan.. penelitian kualitatif... 116
48

48

Observasi ini peneliti lakukan untuk mendapat data tentang
aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran. Dengan menggunakan
lembar observasi yang memuat beberapa pengukuran yang ditetapkan.
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen, rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.
35
Dalam
penelitian ini data dokumentasi merupakan data data yang
dibutuhkan oleh peneliti meliputi: data data yang ada didalam
lembaga sekolah serta data data yang dihasilkan oleh peneliti setelah
penelitian.
4. Tes
Tes adalah seperangkat tugas yang harus dikerjakan atau
sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik untuk
mengukur tingkat pemahaman dan penguasaan cukupan materi yang
dipersyaratkan dan sesuai dengan pengajaran tertentu.
36

Salah satu yang diukur dalam penelitian tindakan kelas adalah
hasil belajar siswa yang diperoleh dari instrumen berupa tes atau hasil
evaluasi. Peneliti ingin mengetahui tentang peningkatan hasil belajar.

35
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Asdi
Mahasatya,2006), 23

36
Hamzah B. Uno, Assesment Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara,2012),107
49

49

Tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan Tes
digunakan untuk mengumpulkan data sebagai berikut:
1) Hasil belajar sebelum siklus (pra siklus)
2) Hasil belajar siklus I
3) Hasil belajar siklus II

3. Tehnik Analisis Data
Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas, maka digunakan
analisis deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang menggambarkan
kenyataan atau fakta sesuai data yang diperoleh dengan tujuan
mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa juga mengetahui respon
belajar siswa terhadap aktifitas proses belajar berlangsung.
37

a. Data Kualitatif
Data yang disajikan berbentuk verbal, bukan dalam bentuk
angka. Dalam penelitian ini data kuantitatif termasuk pelengkap,
yang termasuk data kuantitatif adalah:
Gambar umum MI Wahid Hasyim Bakung Udanawu
Blitar

37
Zainal aqib dkk, PTK untuk guru SD SLB TK (Bandung: Cv Rama Wijaya, 2009) 40
50

50

Pelaksanaan pembelajaran melalui Strategi Pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation di MI Wahid
Hasyim Bakung Udanawu Blitar. Misalnya data hasil
pengamatan tentang aktivitas guru dalam mengajar dan
aktivitas siswa dalam belajar. Dianalisis dengan
memberikan skala penilaian pada tabel hasil observasi.
Untuk memberikan makna terhadap angka prosentasi, maka
digunakan ketetapan penilaian terhadap aktivitas guru dan siswa
sebagai berikut
38
:
76% - 100% = Baik sekali
51% - 75% = Baik
26% - 50% = Cukup
<26% = Kurang
b. Data Kuantitatif
Data kuantitatif (nilai hasil belajar yang berbentuk angka) dapat
dianalisis secara kuantitatif, hasil pengukuran variabel yang
dioperasionalkan dengan menggunakan instrumen.
39
Dalam hal ini peneliti
menggunakan analisis statistik deskriptif. Misalnya: mencari nilai rata

38
Titik Indarti, Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Ilmiah, (Surabaya: FBS Unesa,2008),
39
Sugiono, Metode Penelitian... 15
51

51

rata, prosentase keberhasilan belajar siswa kelas IVB SD Darul Ulum
bungurasih dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation.
Menurut sudjana, bahwa menghitung prosentasi menggunakan
rumusan sebagai berikut:
40

P = Fx 100
N
Keterangan: P = presentase ketuntasan
F = frekuwensi ( banyaknya siswa yang tuntas)
N = jumlah siswa keseluruhan
Pedoman pengambilan nilai rata rata (mean)
Nilai rata rata yang diperoleh = Jumlah nilai keseluruhan
Jumlah siswa
Pengambilan tingkat prosentase lembar observasi:
P = Jumlah Skor yang diperoleh X100
Jumlah skor maksimum
Hasil penilaian yang diperolah tersebut diklasifikasikan menjadi
penyekoran nilai siswa dengan menggunakan kreteria standart penilaian
MI Wahid Hasyim Bakung Udanawu Blitar sebagai berikut:
90 100: sangat baik

40
Sudjana, Evaluasi Hasil Belajar, (Bandung: Pustaka Matrina, 1988), 131
52

52

70 89 : baik
50 69 : cukup
0 49 : kurang.
41
.
F. Indikator Kinerja
Indikator kinerja adalah suatu kreteria yang digunakan untuk melatih
tingkat keberhasilan dari kegiatan PTK dalam peningkatan atau
memperbaiki mutu PMB dikelas. Indikator kinerja harus relistik dan dapat
di ukur (jelas cara pengukurannya).
42

Indikator merupakan acuan yang digunakan untuk mengukur
keberhasilan siswa dalam menguasai kompetensi, untuk mendapatkan
informasi atau data maka peneliti melakukan penilaian saat proses
pembelajran berlangsung atau setelahnya. Peneliti menganalisi data
dengan menentukan kreteria ketuntasan minimum (KKM) pada mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas IV MI Wahid Hasyim Bakung
Udanawu Blitar. Melihat latar belakang permasalahan dan untuk
meningkatkan hasil belajar dalam materi ekonomi masyarakat , maka
menggunakan indikator sebagai berikut:
1. Siswa

41
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994), 40 -41
42
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai pengembangan Profesi Guru,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), 127
53

53

a. Tes : Rata rata nilai tes siswa
b. Observasi : Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.
2. Guru
a. Observasi : aktivitas guru dalam proses pembelajaran.
Adapun kreteria dalam penelitian disesuaikan indikator kinerja
yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:
a. Minimal 90% siswa memenuhi KKM yang telah tentukan
b. Rata rata skor siswa minimal 70
c. Guru dapat melaksanakan pembelajaran sesuai RPP yang telah
dikembangkan sebelumnya 80% dan
d. Minimal 70% siswa dapat mencapai peningkatan hasil belajar.
43

G. Tim Peneliti dan Tugasnya
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan kolaborasi. Antara guru
seorang mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosoal, beliau sebagi guru
kolaborator bersama peneliti dikelas sekaligus sebagai observator selama
kegiatan penelitian tindakan kelas.

43
Wawancara dengan Ibu . Guru kelas Kholifah 4, pada tanggal 05 April 2014
54

54

Peneliti dan kolaborator bertugas penuh dalam pelaksanaan penelitian
baik dalam kegiatan awal perencanaa, tindakan dan observasi dan refleksi
dalam tiap tiap pelaksanaan kolaborasi peneliti dan kolaborator. Agar
memenuhi hasil yang diinginkan dalam sebuah proses penelitian tindakan
kelas.
PANDUAN WAWANCARA
UNTUK GURU

Nama Sekolah : MI Wahid Hasyim
Tahun Pelajaran : 2013/2014
Kelas/Semester : IV / II
1. Apa materi yang menurut anda sulit untuk dipahami siswa
selama anda mengajar mata pelajaran IPS kelas IV?
Materi yang dianggap sulit untuk siswa salah satunya
adalah materi kegiatan ekonomi masyarakat yang
berkaitan dengan sumber daya alam dan masih banyak
lagi materi yang dianggap sulit untuk dipahami siswa.
55

55

2. Apa yang biasanya anda lakukan ketika siswa mengalami
kesulitan dalam memahami materi tersebut?
Berusaha untuk memahamkan siswa dengan
semaksimal mungkin atau dengan menggunakan media
seadanya.
3. Apa metode dan media yang anda gunakan saat pembelajaran
tersebut?
Metode ceramah dan tanya jawab
Kertas volio terkadang juga kertas karton
Obsercasi Guru Siklus I
Berilah tanda cek list () pada kolom berikut ini:
Keterangan : 1= kurang 2= cukup 3= baik 4= sangat baik

No. Aspek yang diamati Skor
1 2 3 4
1. Apersepsi
2 Menyampaikan tujuan
3 Pemberian pertanyaan kepada siswa
56

56

4 Penjelasan materi
5 Penjelasan pembelajaran strategi kooperatif
tipe grup investigation

6 Penguasaan kelas
7 Mengorganisasikan siswa dalam kelompok
8 Menjelaskan cara mengerjakan tugas
kelompok

9 Memberikan penghargaan individu dan
kelompok

10 Membimbing dan mengarahkan siswa yang
mengalami kesulitan

11 Memberikan penguatan kepada siswa
12 Menyimpulkan materi pembelajaran
13 Menyampaikan rencana pembelajaran pada
pertemuan berikutnya

14 Memberikan motivasi kepada siswa agar
rajin belajar

15 Menutup pembelajaran
Jumlah
Rata-rata
Prosentase (%)
57

57















Obsercasi Guru Siklus II
Berilah tanda cek list () pada kolom berikut ini:
58

58

Keterangan : 1= kurang 2= cukup 3= baik 4= sangat baik

No. Aspek yang diamati Skor
1 2 3 4
1. Apersepsi
2 Menyampaikan tujuan
3 Pemberian pertanyaan kepada siswa
4 Penjelasan materi
5 Penjelasan pembelajaran strategi kooperatif
tipe grup investigation

6 Penguasaan kelas
7 Mengorganisasikan siswa dalam kelompok
8 Menjelaskan cara mengerjakan tugas kelompok
9 Memberikan penghargaan individu dan
kelompok

10 Membimbing dan mengarahkan siswa yang
mengalami kesulitan

11 Memberikan penguatan kepada siswa
12 Menyimpulkan materi pembelajaran
13 Menyampaikan rencana pembelajaran pada
59

59

pertemuan berikutnya
14 Memberikan motivasi kepada siswa agar rajin
belajar

15 Menutup pembelajaran
Jumlah
Rata-rata
Prosentase (%)











60

60





Obsercasi Siswa Siklus I
Berilah tanda cek list () pada kolom berikut ini:
Keterangan : 1= kurang 2= cukup 3= baik 4= sangat baik
No. Aspek yang diamati Skor
1 2 3 4
1. Menyiapkan buku dan alat tulis
2 Siswa menempati tempat duduknya masing-
masing

3 Siswa menjawab salam dari guru
4 Siswa antusias dalam menjawab dan
menanggapi pertanyaan apersepsi

5 Mendengar dan memperhatikan penjelasan
guru

6 Siswa bergerak mengelompok sesuai intruksi
61

61

guru
7 Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh
guru

8 Siswa berdiskusi dengan kelompoknya
9 Siswa mempresentasikn hasil kerja kelompok
10 Siswa bertanya hal-hal yang belum dipahami
11 Siswa termotivasi dalam pembelajaran
12 Aktif membuat kesimpulan yang telah
diberikan oleh guru

Jumlah
Rata-rata
Prosentase (%)


Obsercasi Siswa Siklus II
Berilah tanda cek list () pada kolom berikut ini:
Keterangan : 1= kurang 2= cukup 3= baik 4= sangat baik
No. Aspek yang diamati Skor
1 2 3 4
62

62

1. Menyiapkan buku dan alat tulis
2 Siswa menempati tempat duduknya masing-
masing

3 Siswa menjawab salam dari guru
4 Siswa antusias dalam menjawab dan
menanggapi pertanyaan apersepsi

5 Mendengar dan memperhatikan penjelasan guru
6 Siswa bergerak mengelompok sesuai intruksi
guru

7 Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh
guru

8 Siswa berdiskusi dengan kelompoknya
9 Siswa mempresentasikn hasil kerja kelompok
10 Siswa bertanya hal-hal yang belum dipahami
11 Siswa termotivasi dalam pembelajaran
12 Aktif membuat kesimpulan yang telah diberikan
oleh guru

Jumlah
Rata-rata
Prosentase (%)

63

63



DAFTAR PUSTAKA

Http://file.up.edu/Direktori/JURNAL/PENDIDIKAN_DASAR/Nomor
_10-
Husniyatus salamah. Teori dan praktik dalam pembelajaran
pendidikan agama islam.(Surabaya: Putra Media Nusantara 2010). Hlm 117
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2009),44.
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo,
2007),64.
http://makalahpendidikan-sudirman.blogspot.com/2011/11/4.html ( 30
maret 2014: 11.30)
TIM LAPIS, penelitian tindakan kelas, (surabaya: IAIN Press, 2007)
hal 18-20
LAPIS-PGMI, Ilmu Pengetahuan Sosial 1, (Surabaya: Aprianta,
2009), 11
LAPIS- PGMI< Ilmu Pengetahuan Sosial 1, 10
Triatno, Model Pembelajaran Terpadu, 176
Husniyatus salamah zainiyah, model dan strategi pembelajaran aktif
teori dan praktik dalam pembelajaran pendidikan agama islam, (Surabaya:
64

64

Media nusantara surabaya dan IAIN PRESS Sunan Ampel PMN Anggota
IKAPI Jatim, 127)
Trianto. Mendesain Pembelajaran Inovatif Progresif (Jakarta:
Prenada Media Group, 2009). 56
Solihatin, E, dan Rahardjo, ,Taniredja Tukiran, efi miftah faridi dkk,
model model pembelajaran inovatif, (Bandung: CV Alfa Beta, 2007) 56
Model pembelajaran inovatif,..... 62- 63
http://pusat-
data.pgpaud.ac.id/?data=dokumen/teknik+probing+prompting
Trianto... 76
Hamruni, Strategi dan Model-model Pembelajaran Menyenangkan,
(Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2009), hlm, 225.
Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik,
(Bandung: Nusa Media, 2005), hlm. 218.
Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik,
(Bandung: Nusa Media, 2005), hlm. 219.
Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik,
(Bandung: Nusa Media, 2005), hlm. 219.

Moh Uzer Usman Dan Lilis Setiawati, Upaya Optimal Kegiatan
Belajar Mengajar, (Bandung: 1993),130
Kunandar, Langkah Muda Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru, (jakarta: raja grafindo persada, 2008)41
Mulyasa h.e. Praktik Penelitian Tindakan Kelas
(Bandung:PT.Rosdakarya.2009), 11.
65

65

Mulyasa, Praktik Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009), 10
Rosma Hartini, Model PTK, (Yogjakarta: Sukses Ofest, 2010), 65
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan penelitian R
dan D, (Bandung: Alfabeta, 2009)7
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D,
(Bandung: Alfabeta, 2009), 8
Kunandar, Langkah Mudah, 128
Husniyatus salamah zainiyati .. Penelitian Tindakan Kelas, 119
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 1987),
Jilid 2, 193
Sugiono.. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif, 138
Bungin burhan.. penelitian kualitatif... 116
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
(Jakarta: PT Asdi Mahasatya,2006), 23
Hamzah B. Uno, Assesment Pembelajaran (Jakarta: Bumi
Aksara,2012),107
Zainal aqib dkk, PTK untuk guru SD SLB TK (Bandung: Cv Rama
Wijaya, 2009) 40
Titik Indarti, Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Ilmiah,
(Surabaya: FBS Unesa,2008),
Sugiono, Metode Penelitian... 15
Sudjana, Evaluasi Hasil Belajar, (Bandung: Pustaka Matrina, 1988),
131
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 1994), 40 -41
66

66

Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai
pengembangan Profesi Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), 127

Anda mungkin juga menyukai