Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Siklus ini dapat dioptimalkan
dengan cara menurukan tekanan pada
kondensor. Secara ideal tekanan
kondenseryang terendah adalah tekanan
jenuh sesuai suhu terendah dari air
pendingin atau udara yang dipakai
sebgai penerima.
2.4 Pengaturan Beban Aktif dan Reaktif
Daya aktif mempunyai hubungan
erat dengan nilai frekuensi dalam
sistem, namun baik daya aktif maupun
daya reaktif dalam beban sistem selalu
berubah-ubah. Maka untuk
mempertahankan frekuensi tetap dalam
ambang batas yang dijinkan akibat dari
perubahan beban perlu
penyediaan/pembangkitan daya reaktif
dalam sistem sesuai dengan kebutuhan
pelanggan. Langkah yang dapat
dilakukan untuk penyesuaian daya aktif
dengan mengatur kopel penggerak
generator. Untuk menambah kopel pada
generator dibutuhkan bahan bakar
tambahan dan juga air untuk
menghasilkan uap pada PLTU. Menurut
hukumm Newton ada hubungan antara
kopel mekanis penggerak generator
dengan perputaran generator yaitu :
(
) =
Keterangan :
=
=
=
Untuk frekuensi yang dihasilkan
generator adalah :
=
2
Hal ini membuktikan bahwa pengaturan
frekuensi pada sistem dapat juga berarti
pengaturan kopel penggerak generator
yang juga mengatur daya aktif dari
generator.
III. PEMBAHASAN
3.1 Perubahan Frekuensi karena
Pembebanan Lebih
Penurunan frekuensi pada sistem
dapat diakibatkan oleh penambahan
beban secara mendadak serta keluarnya
salah satu pembangkit dari sistem. Jika
diasumsikan daya yang dihasilkan
setiap pembangkit adalah Ps kedalam
sistem maka saat unit pembangkit
keluar dari sistem secara teori sistem
akan kehilangan daya sebesar Ps
kekurangan daya secara otomatis
membuat beban menjadi berlebih dan
mengakibatkan frekuensi menjadi
turun. Dapat ditulis dengan persamaan :
=
0
2
0
Nilai
untuk nilai
0
tertentu
sesaat setelah terjadi gangguan. Tanda
negative menunjukkan terjadinya
penurunan frekuensi akibat dari
gangguan akibat keluarnya salah satu
unit pembangkit dari sistem maupun
penambahan beban berlebih. Untuk nilai
H digunakan besaran-besaran per-unit
seperti :
=
0
2
0
Cara yang lebih mudah untuk
perhitungan bagaiamana frekuensi turun
sebgai fungsi waktu dapat dilakukan
dengan cara berikut:
a. Data dengan selang waktu yang
cukup kecil 0,1 detik dianggap
nilai dari
adalah konstan.
b. Pada akhir data selang waktu
pertama dimana merupakan data
awal untuk selang waktu kedua,
yaitu saat t1 nilai frekuensi yang
dimiliki adalah:
1
=
0
+(
)
01
(
1
0
)
Dengan (
)
01
adalah nilai dari
=
1
= (
Dengan P1 merupakan daya yang
dibangkitkan pada saat t1 yang dalam hal
ini dianggap sama dengan Po PSO disini
diasumsikan bahwa governor belum
bekerja untuk menambah daya.
Denan cara yang sama seperti ketika
menghitung nilai (
)
01
, maka:
(
)
12
=
2
2
(
Begitu seterusnya berunglang-ulang
dengan data selang waktu berikutnya.
3.2 Prinsip Kerja Govenour
Umumnya setiap turbin uap
dilengkapi dengan frequency kontrol
dan merupakan peralatan pengaturan
kontrol valve. Saat frekuensi turun
akibat pembebanan berlebih secara
otomatis kontrol valve akan membuka
untuk menambah kapasitas uap dan
bahan bakar dan sebaliknya saat
frekuensi meningkat atau berlebih maka
kontrol valve akan menutup untuk
mengurangi uap dan bahan bakar pada
steam drum. Situasi ini lebih dikenal
dengan speed governor. Ada beberapa
tipe untuk governor antara lain MHC
(Mechanic Hydraulic Kontrol) dan EHC
(Electric Hydrolic Kontrol).
Gambar 3.1 Respon Governor
Pada gambar diatas terlihat nilai
frekuensi mengalami penurunan akibat
penambahan beban dari f0 ke f1 saat t =
t0. Penurunan frekuansi dikarenakan
nilai TB menjadi lebih besar dari
sebelumnya sehingga (
) =
< 0 maka dapat ditulis :
< 0
Dimana
adalah merupakan
percepatan sudut karena frekuensi =
2
,
saat terjadi penambahan beban secara
perlahan frekuensi pada pembangkit
akan mengalami penurunan dari f0 ke f1
hal ini langsung dideteksi oleh governor
dan governor segera menindak lanjuti
untuk mengembalikan frekuensi pada f0.
3.3 Pelepasan Beban
Situasi penambahan beban yang
berlebih dapat mengakibatkan
perubahana frekuensi secara signifikan,
dimana penurunan frekuensi ini dapat
ditanggulangi dengan perencanaan
pelepasan beban. Tujuannya jelas untuk
mengembalikan frekuensi pada kondisi
semula. Under Frekuensi Relay adalah
salah satu alat yang dapat digunakan
untuk mendeteksi keadaan frekuensi
atau perubahan frekuensi pada sistem.
Pada alat ini kita dapat mengatur berapa
batas frekuensi yang dikehendaki antara
45 sampai dengan 49,5 Hz pada sistem
50 Hz.
Gambar 3.2 Perubahan Frekuensi Akibat
Pelepasan Beban
Dari gambar diatas terlihat
penurunan frekuensi akibat penambahan
beban dan mengembalikan frekuensi
seperti semula dengan pelepasan beban.
Pada kenyataannya proses pelepasan
beban dilakukan dengan pemasangan
UFR pada berbagai feeder distribusi
yang dipilih menurut kondisi setempat.
IV. SIMPULAN
1. Unit PLTU membutuhkan lahan
yang sangat luas dalam
pengadaannya hal ini dikarenakan
proses konversi energi kimia
menjadi energi listrik sangat
panjang telebih lagi tenaga listrik
yang dibangkitkan memiliki
kapasitas yang cukup besar.
2. Setiap unit PLTU memiliki 4
komponen utama yang berperan
penting untuk membangkitkan
energi listrik yang akan
ditransmisikan dan didistribusikan
nanti seperti kompresor, ruang
bakar, turbin uap dan generator
listrik semuanya terangkai dalam
suatu sistem.
3. Setiap unit PLTU memiliki daerah-
daerah pelanggan dengan beban
yang bervariasi, dimana beban ini
dapat berubah sewaktu-waktu sesuai
dengan kebutuhan pelanggan.
Perubahan ini juga mengakibatkan
turunnya nilai frekuensi yang
dihasilkan oleh pembangkit.
4. Masalah penurunan nilai frekuensi
ini mempengaruhi efiseinsi dari
PLTU itu sendiri serta penggunaan
bahan bakar untuk menghasilkan
uap.
5. Ada beberapa alat yang dapat
dipasang pada sistem unit PLTU
untuk mendeteksi penurunan baik
itu akibat penambahan beban
maupun keluarnya salah satu
pembangkit dari sistem, yaitu
Governor dan Under Frekuensi
Relay yang cara kerja dari masing-
masing alat ini berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
1. M. Suyitno. 2011, PEMBANGKIT
ENERGI LISTRIK. PT RINEKA
CIPTA. Jakarta
2. Diakses pada Jumat, 26 september
2014 http://repository.usu.ac.id
3. Diakses pada Jumat, 26 september
2014 http://digilib.its.ac.id
4. Diakses pada Jumat, 26 september
2014 http://puslit2.petra.ac.id