Anda di halaman 1dari 28

Mobilitas dan Aksesibilitas

Edited by: nany yuliastuti


MK PERKOT MEI 2014
Mobilitas perkotaan berarti
pergerakan manusia dan barang di
daerah perkotaan
Aksesibilitas berarti kemudahan dalam
pencapaian ke sarana perkotaan
Tujuannya adalah menciptakan sistem mobilitas
perkotaan yang sangat efisien, fleksibel,
memperhatikan kepentingan pengguna jalan,
aman dan terjangkau, dengan jumlah lalu lintas,
perjalanan dan upaya sesedikit mungkin sambil
tetap menjaga kelestarian lingkungan
Memprioritaskan angkutan umum,
pejalan kaki, kendaraan tidak bermotor,
dan kendaraan pengangkut barang.
Ini berarti menyediakan layanan angkutan
umum yang menarik dan efisien serta
mengurangi kebutuhan berkendara, baik
dengan mobil maupun sepeda motor
Peningkatan mobilitas hanya sedikit terkait
dengan hal teknik dan lebih banyak terkait
dengan perubahan perilaku. Itu sebabnya hal
ini memiliki dimensi sosial yang sangat penting
dan melibatkan banyak pemangku
kepentingan yang umumnya tidak bersedia
bekerja sama untuk mengurangi kemacetan
yang dianggap sebagai masalah khusus dalam
bidang transportasi. Peningkatan mobilitas
diawali dengan peran serta masyarakat,
konsultasi, Diskusi Kelompok Terfokus (FGD),
pengembangan konsensus dan kerja sama di
antara berbagai pemangku kepentingan.
Kebanyakan kota yang telah melaksanakan rencana dan
langkah langkah mobilitas perkotaan yang
berkesinambungan melaporkan hasil-hasil sebagai
berikut:
1. Berkurangnya kemacetan lalu lintas yang bersifat
sementara dan kemacetan yang sangat parah
2. Berkurangnya kebisingan, pencemaran udara, kontribusi
pada efek rumah kaca dan kecelakaan
3. Konsumsi energi yang lebih rendah
4. Pengurangan waktu perjalanan rata-rata
5. Peningkatan layanan angkutan umum
6. Tersedianya lebih banyak ruang publik
1. Peningkatan umum pada aksesibilitas,
termasuk untuk para penyandang cacat
2. Berkurangnya biaya eksternal
3. Meningkatnya kesehatan penduduk
karena berkurangnya polusi dan
bertambahnya pengendara sepeda dan
pejalan kaki
4. Meningkatnya kualitas lingkungan kota
dan kualitas hidup masyarakat
Berbagai kota di Eropa, Brasil, Colombia dan
India kini tengah mengembangkan strategi
mobilitas dan melaksanakan langkah
langkah yang didesain untuk
mengembangkan mobilitas bagi semua
warga, tidak hanya pengguna mobil pribadi
FOTO....

KASUS JAKARTA
Antara tahun 1985 dan 1993, jumlah mereka
yang pulang-pergi antaraJakarta dan wilayah
sekitarnya (commuters ) meningkat empat kali
lipat, dari 68 ribu menjadi 280 ribu. Tiap
tahunnya, rata-rata peningkatannya adalah 22
persen. Dengan mengasumsikan tiadanya
perbaikan, kebutuhan mobilitas diJakarta yang
dilayani oleh mobil pribadi diperkirakan akan
bertambah sekitar 56 persen pada tahun 2010,
meningkat dari sekitar 50 persen pada tahun
1995.

Meningkatnya kebutuhan atas mobilitas ini memang
menuntut kemusykilan jumlah investasi untuk
prasarana jalan.
Dari segi kuantitas dan kualitas jalan-jalan di Jakarta
masih ketinggalan dibandingkan dengan kota-kota lain
di dunia. Jakarta hanya memiliki 0,5 meter jalan untuk
tiap warganya, dibandingkan dengan Bangkok yang 0,6
meter per warga, atau Kuala Lumpur yang 1,5 meter
per warga. Kota-kota utama di Eropa dan Amerika rata-
rata memiliki panjang jalan 2,4 meter dan 2,5 meter
per warga
Total panjang jalan di Jakarta meningkat rata-rata
hingga 6 persen pertahun, tetapi jumlah
kendaraan justru bertambah dengan kecepatan 9
persen per tahun antara 1989 dan 1994. Jumlah
ini belum termasuk jumlah sepedamotor. Seperti
mengisi sumur tanpa dasar, pertambahan
kapasitas jalan rayatidak pernah bisa memenuhi
pertambahan kendaraan yang justru lebih
cepatlagi. Tidak heran kemacetan semakin lama
semakin tidak tertahankan lagi
Angkutan masal yang digunakan sebagian
besar pelaku perjalanan di kota ini, baik
angkutan jalan raya (bus) maupun
angkutan jalan rel (Kereta Rel Listrik, KRL),
kondisinya sangat menyedihkan.
Sebagiannya disebabkan karena kebijakan
pemerintah yang salah, 90 persen dari
kebutuhan akan mobilitas di Jakarta
dipenuhi oleh transportasi jalan raya,
hanya 10 persen yang dipenuhi oleh KRL
AKSESIBILITAS
Aksesibilitas
Bahwa yang perlu disediakan adalah
bagaimana menciptakan aksesibilitas
khususnya terhadap aksesibilitas terhadap
penggunaan angkutan umum, bukan
terhadap pengguna angkutan pribadi.
Dengan demikian akan mendorong
pengguna kendaraan pribadi untuk
menggunakan angkutan umum dengan
langkah-langkah membatasi akses
terhadap parkir kendaraan pribadi.


Transportasi orang bukan kendaraan pribadi

Salah satu prinsip penting yang perlu didorong adalah
bagaimana kebijakan harus diarahkan untuk menciptakan
keberpihakan terhadap pelayanan angkutan orang yang
menggunakan angkutan umum dan kebijakan yang tidak
mendukung penggunaan kendaraan pribadi dan menyulitkan
masyarakat untuk menggunakan kendaraan pribadi. selain itu
efisiensi dan effektifitas penggunaan waktu perjalanan yang
lebih cepat saat ini juga menjadi isu penting untuk menjadikan
public transportation (trasportasi publik) menjadi alasan
pokok dalam menjadikan angkutan publik sebagai moda
transportasi utama. sebagaimana yang sudah diterapkan di
Jepang. kereta api menjadi transportasi utama




Manfaatkan lahan untuk kepentingan
umum


Lahan perkotaan sebaiknya digunakan seluas-
luasnya untuk kepentingan masyarakat bukan
untuk jalan bagi kendaraan pribadi, ataupun
untuk tempat parkir, tetapi lebih banyak
digunakan untuk tempat berjalan kaki,
membangun kawasan pejalan kaki, bersepeda
ataupun tempat bermain untuk anak-anak
yang lebih ramah terhadap lingkungan serta
bisa menurunkan angka kecelakaan secara
nyata
Hentikan subsidi untuk kendaraan pribadi
Subsidi untuk kendaraan pribadi sangatlah besar,
khususnya subsidi yang diberikan pemerintah untuk
bahan bakar, untuk pembangunan infrastruktur jalan,
membangun tempat parkir maupun prasarana lain
untuk mendukung penggunaan kendaraan pribadi
yang tidak efisien.
Subsidi ini sebaiknya malah dialokasikan untuk
membangun angkutan umum dan mendukung
operasional angkutan umum yang lebih efisien dalam
penggunaan ruang, penggunaan bahan bakar dan
sumber daya lainnya

STRATEGI PENERAPAN TRANSPORTASI
BERKELANJUTAN
Mengurangi kemacetan
dapat ditempuh dengan:
1. Informasi transportasi dan manajement
2. Managemen mobilitas
3. Pembatasan akses
4. Promosi angkutan umum
5. Distribusi barang dan logistic
6. Manajemen parkir
7. Road pricing

Menurunkan penggunaan enerji dan emisi gas buang

dapat ditempuh dengan:

1. Manajemen mobilitas
2. Promosi penggunaan sepeda dan kendaraan tidak bermotor
3. Kekantor bareng yang di negara-negara maju dikenal sebagai Car
pooling,
4. Bahan bakar yang bersih dan berwawasan lingkungan seperti
penggunaan bahan bakar nabati, bahan bakar gas, kendaraan listrik
serta kendaraan yg bersih lainnya seperti hibrida.
5. Promosi angkutan umum yang lebih gencar agar pemakai kendaraan
pribadi mau beralih ke angkutan umum.
6. Penerapan retribusi pengendalian lalu lintas serta berbagai kebijakan
tarif dan fiskal lainnya
Penurunan emisi local dan peningkatan kualitas hidup
dipusat kota
dapat ditempuh dengan:

1. Pembatasan akses
2. Distribusi barang dan logistic
3. Manajemen parkir

Peningkatan efisiensi transportasi

dapat ditempuh dengan:

1. Integrasi angkutan multi modal
2. Manajemen mobilitas
3. Promosi penggunaan sepeda
4. Bareng kekantor
5. Pembatasan akses
6. Promosi penggunaan angkutan umum
7. Road pricing



Meningkatan daya saing angkutan umum terhadap
kendaraan pribadi

dapat ditempuh dengan:

1. Sistem informasi transportasi
2. Integrasi angkutan multi moda
3. Manajemen mobilitas
4. Bareng kekantor
5. Pembatasan akses
6. Promosi penggunaan angkutan umum
7. Road pricing



Mengurangi tekanan parkir


dapat ditempuh dengan:

1. Dorong penggunaan sepeda
2. Bareng kekantor
3. Manajemen mobilitas
4. Manajemen parkir
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai