Anda di halaman 1dari 23

MANAJEMEN PERAWATAN

Aditya Kurnawan
Pengertian

Suatu konsepsi dari semua aktivitas yang
diperlukan untuk menjaga atau
mempertahankan kualitas peralatan agar tetap
dapat berfungsi dengan baik seperti kondisi
awal.

Bertujuan agar supaya mesin-mesin produksi,
bangunan maupun perlatan pendukung industri
lainnya selalu dalam keadaan siap pakai secara
optimal.
Dalam pelaksanaannya maintenance management
ini meliputi hal-hal sebagai berikut:

Perencanaan
Pelaksanaan
Pengendalian
Penyempurnaan


Tiga Dasar Utama
1. Cleaning
Proses pembersihan dilakukan menyesuaikan dengan
kondisi di lapangan dan jenis-jenis pengotoran yang
terjadi, dan akan lebih baik jika dilakukan secara periodik,
dan terjadwal.
Membersihkan berarti lebih dari sekedar membuat barang
jadi bersih. Hal ini merupakan sebuah komitmen untuk
bertanggung jawab atas segala aspek peralatan produksi
yang ada untuk selalu dalam keadaan prima.





2. Inspection
Pemeriksaan terhadap unit instalasi peralatan produksi perlu dilakukan
secara teratur mengikuti suatu pola jadwal yang sudah diatur. Jadwal ini
dibuat atas dasar pertimbangan-pertimbangan yang cukup mendalam antara
lain :
1. Berdasarkan pengalaman yang lalu dalam suatu jenis pekerjaan yang
sama diperoleh informasi mengenai selang waktu atau frekuensi untuk
melaksanakan pemeriksaan seminimal mungkin dan seekonomis
mungkin tanpa menimbulkan resiko yang berupa kerusakan pada unit
instalasi yang bersangkutan.
2. Berdasarkan sifat operasinya yang dapat menimbulkan kerusakan setelah
unit instalasi peralatan produksi beroperasi dalam selang waktu tertentu.
3. Berdasarkan rekomendasi dari pabrik (manual book) unit instalasi
peralatan produksi yang bersangkutan.

3. Repair
Perbaikan dilakukan bila terdapat kerusakan-kerusakan pada
bagian unit instalasi peralatan produksi sedemikian rupa
sehingga kondisi unit instalasi tersebut dapat mencapai
standard semula dengan usaha, waktu dan biaya yang wajar.
Dengan meningkatnya persaingan yang cukup ketat dalam
bidang industri, jelas perhatian ditujukan kepada hal-hal yang
menyangkut usaha-usaha untuk dapat meningkatkan
produktivitas, meningkatkan kualitas dan menurunkan biaya
operasi produksi, dengan segala cara yang memungkinkan.
Klasifikasi Maintenance
a. Planned maintenance
- Preventive maintenance
- Corrective maintenance
- Predictive maintenance

b. Unplanned maintenance
Emergency maintanance yang bersifat darurat.

Preventive Maintenance
Preventive maintenance (PM) adalah suatu pengamatan
secara sistematik disertai analisis teknis-ekonomis untuk
menjamin berfungsinya suatu peralatan produksi dan
memperpanjang umur peralatan yang bersangkutan.
Tujuan preventive maintenance adalah untuk dapat
mencapai suatu tingkat pemeliharaan terhadap semua
peralatan produksi agar diperoleh suatu kualitas produk
yang optimum.
Preventive Maintenance meliputi:
1. Inspeksi, adalah kegiatan pemeliharaan periodik
untuk memeriksa kondisi komponen peralatan
peralatan produksi dan area sekitar peralatan
produksi.
2. Pemeliharaan berjalan (running maintenance),
adalah kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan
tanpa menghentikan kerja peralatan.
3. Penggantian komponen kecil (small repair),
adalah kegiatan pemeliharaan yang berupa
penggantian komponen kecil
4. Pemeliharaan berhenti (shutdown maintenance),
adalah pemeliharaan yang dapat dilakukan hanya
pada saat peralatan produksi berhenti.


Dalam perkembangan industri, biaya perbaikan,
perawatan dan harga mesin-mesin semakin
meningkat. Sehingga perlu diadakan program-
program maintenance yang lebih terencana.

Hal ini dapat dilaksanakan dengan memusatkan
perhatian pada unit-unit yang dianggap rawan
atau kritis.

Ini berarti perhatian terhadap preventive
maintenance harus diarahkan secara menyeluruh
dan terperinci pada unit-unit yang dianggap kritis
saja
Suatu kualifikasi terhadap unit rawan didasarkan
pada :
1. Kerusakan pada unit tersebut dapat
membahayakan keselamatan dan kesehatan
pekerja.
2. Kerusakan dapat mempengaruhi kualitas
produksi.
3. Kerusakan dapat menyebabkan proses
produksi terhenti.
4. Modal yang tertanam pada unit tersebut dinilai
cukup tinggi.
Usaha-usaha Pemeliharaan
Pemeliharaan rutin
Inspeksi rutin
Pengetesan rutin
Pemeliharaan (perbaikan)yang sifatnya kecil/
medium
Perbaikan ringan pada gejala-gejala kerusakan
yang ditemukan pada pemeliharaan rutin.
Bongkar keseluruhan (overhaul)
Biasanya dilakukan secara periodik dan sangat
teratur serta mempunyai konsentrasi dan
perhatian yang lebih dibanding pemeriksaan rutin
dan pemeliharaan kecil
Historical Record of PM
Tujuan pencatatan riwayat secara umum :
Preventive maintenance dengan historical record yang baik akan
menghasilkan kerja yang lebih efektif karena kondisi peralatan produksi
dapat termonitor.
Bila menggunakan metode inspeksi dengan program-program yang ketat
akan mengasilkan hasil yang baik dengan biaya relative cukup murah
dibandingkan dengan nilai perbaikan dari sebuah kerusakan yang terjadi.
Siklus Overhaul peralatan produksi dapat diprakirakan dengan baik bila
data historical record diperoleh dengan lengkap.
Usaha untuk memperpanjang siklus overhaul akan berhasil bila data dari
historical record lebih ketat.
Makin akurat penentuan diagnosis kerusakan pada peralatan produksi
maka biaya preventive maintenance semakin ekonomis.

Keuntungan dari Preventive Maintenance :
1. Meningkatkan safety condition
2. Menurukan down time
3. Meningkatkan umur peralatan
4. Kerugian waktu produksi dapat diperkecil
5. Biaya perbaikan yang mahal dapat ditekan
6. Interupsi terhadap jadwal yang telah
direncanakan dalam waktu produksi ataupun
maintenance dapat dihilangkan atau dikurangi
Kerugiannya adala dapat terjadi pemborosan suku
cadang bila penggantian dilakukan sebelum suku
cadang rusak.
Preventive maintenance dapat dilaksanakan
dengan petimbangan kegiatan ini lebih
menghemat biaya dibanding dengan random
maintanance atau program maintenance yang
lainnya.

Biaya preventive maintenance harus lebih rendah
dari pada biaya dari akibat terhentinya mesin,
biaya perbaikan atau biaya penggantian dengan
mesin baru.
Corrective Maintenance
Tidak hanya berarti memperbaiki tetapi juga
mempelajari sebab-sebab terjadinya kerusakan
serta cara-cara mengatasinya dengan cepat dan
benar sehingga tercegah terulangnya kerusakan
serupa.

Oleh karenanya laporan terperinci tentang suatu
kerusakan peralatan adalah sangat penting untuk
dianalisa sehingga dapat diambil tindakan-
tindakan yang tepat untuk mengatasinya atau
mencari alternatif penyelesaian.


Tindakan-tindakan berikut ini dapat dilakukan
sebagai pilihan atau alternatif :
Merubah proses produksi sehingga semua
proses produksi berubah.

Mengganti design/ konstruksi/ material dari
komponen yang mengalami kerusakan.

Mengganti komponen yang rusak dengan
design/konstruksi/material yang lebih baik.

Seluruh peralatan produksi diganti baru.


Memperbaiki prosedur Preventive maintenance,
misalnya memperbaiki jadwal maintenance.

Mempertimbangkan / mengganti prosedur
operasi misalnya dengan dilakukan pelatihan-
pelatihan terhadap operator peralatan produksi
produksi.

Merubah/mengurangi beban pada unit

Aliran Informasi
Adanya kerusakan atau gangguan dalam instalasi
pabrik perlu segera dikonfirmasikan dengan
semua bagian terkait agar masalah ini dapat
ditanggulangi secara baik dan benar.
Pada gambar dibawah ini memperlihatkan contoh
blok diagram aliran informasi dalam corrective
maintenance.
Adapun pada kenyataannya aliran informasi
seperti ini bergantung pada kebijaksanaan
perusahaan-perusahaan masing-masing untuk
mencapai corrective maintenance yang handal.
Predictive Maintenance
Predictive maintenance adalah merupakan bentuk
baru dari Planned Maintenance dimana
penggantian komponen/suku cadang dilakukan
lebih awal dari waktu terjadinya kerusakan.
Untuk membantu melaksanakan predictive
maintenance terdapat suatu diagram analisa
predictive yang sering digunakan yang mengacu
pada kondisi peralatan produksi besangkutan.
Diagram analisa ini sering dikenal dengan istilah
Bath Tube Curve karena grafik yang dihasilkan
yang menyerupai bak mandi.
Ada 3 life time dari sebuah peralatan produksi, yaitu :

1. Fase I (early failure); pada fase ini peralatan produksi
dalam kondisi running in/masih baru (penyesuaian)
dan pertama kali dioperasikan maka permukaan kerja
(working surface) dari peralatan produksi masih
kasar.
2. Fase II (useful-life period); Pada periode inilah yang
akan menentukan umur peralatan produksi
sebenarnya. Karena permukaan bidang kerja
mempunyai lapisan kekerasan dengan ketebalan yang
terbatas maka bila lapisan keras ini sudah habis
terkikis maka laju keausan/kerusakan akan meningkat
kembali
3. Fase III (wearing out period); periode keausan cepat.



Metode-metode Monitoring
Dalam predictive maintenance terdapat beberapa
metode dalam monitoring kondisi dari suatu
peralatan produksi, antara lain :

Monitoring minyak pelumas
Monitoring Visual
Monitoring Kinerja
Monitoring Geometris
Monitoring Getaran

Anda mungkin juga menyukai