Anda di halaman 1dari 10

SISTEM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DAN PERILAKU SEHAT

Guswan Wiwaha
Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran
Universitas Padjadjaran
Pendahuluan
Dalam upaya mencapai derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya, sebagaimana
tujuan pembangunan kesehatan, maka Pemerintah Indonesia sejak tanggal 1 Januari 2014
akan menerapkan Jaminan esehatan !asional bagi seluruh rakyatnya secara bertahap hingga
1 Januari 201"# Jaminan kesehatan ini merupakan pola pembiayaan yang bersi$at %ajib,
artinya pada tanggal 1 Januari 2001" seluruh masyarakat Indonesia &tanpa terkecuali' harus
telah menjadi peserta# (elalui penerapan Jaminan esehatan !asional ini, diharapkan tidak
ada lagi masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat miskin yang tidak berobat ke $asilitas
pelayanan kesehatan di kala sakit karena tidak memiliki biaya#
)anyak pihak menyambut baik inisiati$ pemerintah tersebut, mengingat penerapan
Jaminan esehatan !asional merupakan upaya pemerintah dalam melaksanakan *ndang-
undang Dasar 1"4+, khususnya mengenai pemenuhan hak atas kesehatan bagi %arganya#
!amun di sisi lain, ada juga pihak yang merasa kha%atir akan ,runtuhnya- para digma sehat
yang sudah dibangun selama ini akibat penerapan pola pembiayaan tersebut#
Dikha%atirkan kepedulian masyarakat terhadap kesehatan menjadi ,luntur-#
ebiasaan-kebiasaan seperti makan makanan bergi.i, berolah raga, tidak merokok, imunisasi,
penimbangan bayi/balita, dan sebagainya kemudian ditinggalkan# ekha%atiran tersebut
sangat mungkin terjadi, karena perilaku manusia merupakan kondisi yang bersi$at dinamis,
dapat saja berubah akibat pengaruh berbagai macam $aktor baik yang berasal dari diri sendiri
maupun lingkungan sekitarnya#
(akalah ini disusun untuk mengkaji melalui studi kepustakaan teori mengenai
perilaku sehat seorang manusia# 0asil kajian diharapkan dapat membantu memahami
bagaimana menjaga bahkan meningkatkan perilaku sehat dalam konteks pengembangan
jaminan kesehatan#
1
Landasan Teoreis
Jaminan kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta
memperoleh man$aat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan
dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya
dibayar oleh pemerintah# Jaminan ini disebut Jaminan esehatan !asional karena semua
penduduk Indonesia %ajib menjadi peserta jaminan kesehatan yang dikelola oleh )PJ1
termasuk orang asing yang telah bekerja paling singkat enam bulan di Indonesia dan telah
membayar iuran#&ementerian esehatan 2I, 2013'
Jaminan esehatan !asional merupakan pola pembiayaan pra-upaya, artinya
pembiayaan kesehatan yang dikeluarkan sebelum atau tidak dalam kondisi sakit# Pola
pembiayaan pra-upaya menganut hukum jumlah besar dan perangkuman risiko# 1upaya risiko
dapat disebarkan secara luas dan direduksi secara e$ekti$, maka pola pembiayaan ini
membutuhkan jumlah besar peserta# 4leh karena itu, pada pelaksanaannya, Jaminan
esehatan !asional me%ajibkan seluruh penduduk Indonesia menjadi peserta agar hukum
jumlah besar tersebut dapat dipenuhi# Perangkuman risiko terjadi ketika sejumlah indi5idu
yang berisiko sepakat untuk menghimpun risiko kerugian dengan tujuan mengurangi beban
&termasuk biaya kerugiam/klaim' yang harus ditanggung masing-masing indi5idu#&6.%ar,
1""78 (urti, 2000'
Peserta Jaminan esehatan !asional dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu 9 &1'
penerima bantuan iuran, yang meliputi $akir miskin dan orang tidak mampu8 dan &2' bukan
penerima bantuan iuran, yang meliputi pekerja $ormal dan in$ormal beserta keluarganya#
Iuran jaminan kesehatan adalah sejumlah uang yang dibayarkan secara teratur oleh peserta,
pemberi kerja dan/ atau pemerintah untuk program jaminan kesehatan# 6tas dasar iuran yang
dibayarkan setiap peserta berhak memperoleh man$aat jaminan kesehatan yang bersi$at
pelayanan kesehatan perorangan, mencakup pelayanan promoti$, pre5enti$, kurati$, dan
rehabilitati$ termasuk pelayanan obat dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan
medis yang diperlukan# &ementerian esehatan 2I, 2013'
Perilaku manusia merupakan respons/reaksi seorang indi5idu terhadap stimulus yang
berasal dari dalam maupun dari luar dirinya# )erdasarkan bentuk respons tersebut 1kinner
membedakannya menjadi 9
2
&1' Respondent response atau reflexive, yaitu respons yang ditimbulkan oleh rangsangan-
rangsangan &stimulus' tertentu# 1timulus semacam ini disebut elicitin stimulation karena
menimbulkan respons-respons yang relati$ tetap#
&2' !perant response atau instrumental response, yaitu respons yang timbul dan berkembang
kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu yang disebut reinforcin stimulus#
&!otoatmodjo, 200:'
;erkait dengan perilaku manusia dalam bidang kesehatan, )ecker membuat klasi$ikasi
sebagai berikut 9
&1' Perilaku sehat &health "ehavior', yaitu perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya
atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehataanya#
(isalnya olah raga teratur, tidak merokok, istirahat yang cukup, dan sebagainya#
&2' Perilaku sakit &illness "ehavior', yaitu segala bentuk tindakan yang dilakukan indi5idu
yang sedang sakit agar memperoleh kesembuhan# (isalnya dengan mendatangi $asilitas
pelayanan kesehatan
&3' Perilaku peran sakit &the sick "ehavior', yaitu berbagai tindakan yang dilakukan berkaitan
dengan peran sosial indi5idu yang sedang sakit# Perilaku ini meliputi 9
i# tindakan untuk memperoleh kesembuhan
ii# mengenal/ mengetahui $asilitas atau sarana pelayanan/ penyembuhan penyakit yang
layak
iii# mengetahui hak orang sakit &misalnya memperoleh pelayanan kesehatan' dan
melaksanakan ke%ajiban &misalnya memberitahukan penyakitnya pada petugas
kesehatan'
1ebagian besar perilaku manusia merupakan operant atau instrumental response, artinya
sebagian besar perilaku manusia berkembang dan bisa berubah melalui stimulus tertentu#
Demikian pula halnya dengan perilaku manusia dalam bidang kesehatan, berbagai macam
stimulus dikembangkan oleh petugas kesehatan agar manusia berperilaku yang mendukung
tercapainya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya#&!otoatmodjo, 200:'
6da berbagai macam model/ teori yang mencoba menerangkan hal-hal yang
mempengaruhi atau hal-hal yang dialami seseorang sebelum melakukan suatu tindakan yang
berakitan dengan kesehatan, diantaranya health "elief model8 teori planned "ehavior8 teori
3
kogniti$ sosial8 hingga model ekologi# !amun untuk perilaku sehat banyak kepustakaan yang
mengaitkannya dengan health "elief model &0)('#&<dberg, 200:8 1ar%ono, 200:8
!otoatmodjo, 200:8 (u.aham, 1""+8 1unarto, 2002'
#ealth "elief model dikembangkan pada tahun 1"+0-an melalui penelitian dalam
bidang psikologi sosial dari United $tate Pu"lic #ealth $ervice, yaitu =od$rey 0ocbaum,
Ir%in 2osenstock, dan 1tephen egeles# (odel ini merumuskan bah%a perilaku sehat seorang
indi5idu dimoti5asi oleh $aktor-$aktor berikut 9
&1' Persepsi kerentanan &perceived suscepti"le', yakni derajat risiko yang dirasakan seseorang
terhadap masalah kesehatan
&2' Persepsi keparahan &perceived seriousness', yakni tingkat kepercayaan seseorang bah%a
konsekuensi masalah kesehatan yang akan menjadi semakin parah
&3' Persepsi man$aat &perceived "enefits', yakni hasil positi$ yang dipercaya seseorang
sebagai hasil dari suatu tindakan
&4' Persepsi hambatan &perceived "arriers', yakni hasil negati$ yang dipercaya seseorang
sebagai hasil dari suatu tindakan
&+' Petunjuk untuk bertindak &cues to action', yakni peristi%a eksternal untuk memoti5asi
seseorang untuk bertindak
&7' <$ikasi diri &self%efficacy', yakni kepercayaan seseorang akan kemampuannya dalam
melakukan tindakan#&<dberg, 200:'
Hasil Ka!ian
1edikit sekali kepustakaan yang membahas mengenai perilaku sehat seorang indi5idu,
berbeda tentang pembahasan mengenai perilaku sakit# 0al ini dapat dipahami karena perilaku
sehat merupakan kondisi yang diharapkan dalam pencapaian derajat kesehatan masyarakat#
ementerian esehatan sendiri baru meluncurkan Program Perilaku 0idup )ersih dan
1ehat &P0)1' pada tahun 1""7# Program ini diluncurkan sebagai upaya untuk menumbuhkan
perilaku sehat, yaitu perilaku proakti$ memelihara dan meningkatkan kesehatan# mencegah
risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi akti$
dalam upaya kesehatan# Dalam pelaksanaannya program ini menjangkau + tatanan &tempat
dimana sekumpulan orang hidup, bekerja, bermain, berinteraksi dan lain-lain' yaitu 2umah
4
;angga, 1ekolah, ;empat erja, 1arana esehatan dan ;empat-tempat *mum#&ementerian
esehatan 2I, 2010'
Program P0)1 pada tatanan rumah tangga merupakan sekumpulan tindakan yang
mencerminkan perilaku sehat yang diharapkan pada masyarakat umumnya# 2agam tindakan
tersebut meliputi &ementerian esehatan 2I 2010'9
&1' ;idak merokok
&2' Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
&3' Imunisasi
&4' Penimbangan balita
&+' =i.i eluarga/sarapan
&7' epesertaan 6skes/JP(
&:' (encuci tangan pakai sabun
&>' (enggosok gigi sebelum tidur
&"' 4lah 2aga teratur
Dalam buku pedoman badan penyelenggara jaminan sosial telah dijelaskan bah%a
man$aat yang akan diperoleh peserta Jaminan esehatan !asional adalah man$aat promoti$-
pre5enti$, dimana salah satu pelayanannya adalah penyuluhan kesehatan perorangan
mengenai &paling tidak' pengelolaan $aktor risiko penyakit dan perilaku hidup bersih dan
sehat#
)erdasarkan $akta tersebut, dapat diasumsikan bah%a penerapan Jaminan esehatan
!asional telah mempertimbangkan mengenai pengembangan perilaku sehat dalam
mendukung keberhasilan upaya penerapan tersebut# (enumbuhkan perilaku sehat menjadi
bagian penting dalam keberhasilan penyelenggaraan jaminan kesehatan nasional, mengingat
bah%a jaminan kesehatan nasional merupakan bentuk pembiayaan kesehatan pra-upaya,
dimana hukum jumlah besar dan perangkuman risiko harus selalu dijaga# 0al ini rele5an
dengan hasil studi yang menunjukkan penerapan pola pembiayaan pra-upaya melalui jaminan
kesehatan daerah dimana biaya pelayanan kesehatan tertentu ditanggung pemerintah &yang
sering diartikan ,pengobatan gratis- oleh masyarakatnya'8 seringkali diikuti oleh
meningkatnya angka kunjungan ra%at jalan di $asilitas kesehatan#&(ukti, (oertjahjo, 200>,
!urman, (artiani, 200>'
5
(emang belum ada bukti bah%a peningkatan tersebut merupakan dampak dari
perilaku tidak sehat, namun mengacu pada pendapat )lum yang menyatakan bah%a
determinan perilaku memiliki proporsi yang lebih besar terhadap derajat kesehatan
dibandingkan dengan determinan ketersediaan pelayanan kesehatan dan keturunan, maka
semestinya menumbuhkembangkan perilaku sehat dalam penyelenggaraan jaminan kesehatan
semestinya dapat menurunkan angka kunjungan ra%at jalan di $asilitas kesehatan#
Penerapan Jaminan esehatan !asional dapat mempengaruhi perilaku sehat peserta
jaminan, 6danya iuran seringkali dipersepsikan salah oleh peserta jaminan8 mereka akan
merasa rugi apabila telah membayar iuran namun tidak bisa meman$aatkannya karena tidak
menderita suatu penyakit# Peserta akan sulit sekali diajak untuk menjalankan perilaku sehat
dalam rumah tangganya#
Dengan demikian, menumbuhkembangkan perilaku sehat dalam konteks
penyelenggaraan jaminan kesehatan merupakan keharusan untuk dilaksanakan secara
terstruktur dan berkesinambungan# *ntuk menumbuhkembangkan perilaku sehat secara
terstruktur dan berkesinambungan, pengelola jaminan kesehatan nasional dapat
meman$aatkan 7 komponen moti5asi dari pendekatan health "elief model#
omponen pertama adalah bagaimana memunculkan persepsi kerentanan pada peserta
dengan menumbuhkan pemahaman dan keyakinan bah%a perilaku tidak sehat akan
menghasilkan derajat risiko yang besar sekalipun biaya pengobatan sudah dijamin# (isalnya
dengan memberikan ilustrasi mengenai besarnya kehilangan pendapatan akibat proses
penyembuhan#
omponen kedua adalah bagaimana memunculkan persepsi keparahan pada peserta
dengan menumbuhkan tingkat kepercayaan yang tinggi bah%a perilaku tidak sehat
berhubungan dengan derajat keparahan penyakit# (isalnya dengan memberikan ilustrasi
mengenai pentingnya imunisasi#
omponen ketiga dan keempat adalah bagaimana memunculkan persepsi man$aat dan
meniadakan persepsi hambatan pada peserta dengan menunjukkan hasil-hasil positi$ apabila
peserta menjalankan perilaku sehat dan sebaliknya menunjukkan hasil-hasil negati$ apabila
peserta tidak menjalankan perilaku sehat# (isalnya dengan perilaku sehat dapat meningkatkan
konsentrasi pada anak sehingga dapat meningkatkan prestasi belajarnya, sebaliknya apabila
6
anak tidak menjalankan perilaku sehat maka jika sakit berarti sang anak tidak bisa mengikuti
pelajaran sehingga prestasi belajar bisa terhambat#
omponen kelima adalah bagaimana menyusun petunjuk bagi peserta melalui suatu
peristi%a eksternal yang dapat memoti5asinya untuk bertindak# )eberapa kegiatan bisa
dirancang untuk tahapan ini, misalnya melalui lomba rumah sehat, balita sehat, dan lain
sebagainya#
omponen keenam adalah bagaimana membangkitkan e$ikasi diri pada peserta untuk
meyakinkan bah%a dirinya mampu menjalankan perilaku sehat# Perubahan perilaku tentunya
tidak bisa terjadi sekaligus namun bertahap, oleh karena itu penting untuk memberi
kesempatan pada peserta untuk melaksanakan perilaku hidup sehat sesuai kemampuannya#
Penyediaan lembar in$ormasi brosur/ buklet akan sangat membantu pada tahapan ini#
Penyesuaian tentunya harus senantiasa dilakukan, penerapan health "elief model
dalam pelaksanaan perilaku sehat mungkin perlu dilakukan pentahapan tergantung situasi
kondisi yang dihadapi# (isalnya tahap yang menjadi target tahap pertama adalah mencuci
tangan dengan sabun, kemudian menggosok gigi sebelum tidur dan seterusnya#
<5aluasi perlu dilakukan bukan hanya pada berapa banyak perilaku sehat yang sudah
dilaksanakan ataupun berapa banyak keluarga yang telah menjalankan perilaku sehat8 namun
juga dampaknya pada kejadian sakit &kunjungan ra%at jalan'#
Permasalahan yang sering dihadapi berkaitan dengan perilaku sehat dan sakit adalah
konsep indi5idu tentang sehat dan sakit itu sendiri# 1akit merupakan penilaian subyekti$
seseorang terhadap pengalaman menderita sakit sehingga sering dijumpai indi5idu yang
secara obyekti$ terserang penyakit/ adanya organ tubuh yang mengalami gangguan $ungsi
namun dia tidak merasa sakit dan melakukan akti$itas sehari-hari#
Persepsi subyekti$ ini sering kali menyebabkan rendahnya kesadaran seseorang untuk
menjalankan perilaku sehat# 1eorang perokok akan sulit &bahkan enggan' menghentikan
kebiasaan merokoknya apabila tidak mengalami gangguan batuk yang menghalangi akti$itas
sehari-harinya# eadaan menjadi rumit apabila persepsi ini diberlakukan sama terhadap orang
lain, seperti seorang suami yang merokok di dalam rumah, atau merokok di tempat umum#
ondisi-kondisi tersebut dapat mengancam kegagalan upaya pelaksanaan perilaku sehat#
1eorang perokok biasanya akan menghentikan kebiasaannya ketika sudah mengalami
7
gangguan berat pada saluran perna$asannya &misalnya kanker paru-paru', tentunya keputusan
yang sudah sangat terlambat#
)ercermin pada permasalahan tersebut di atas maka penerapan health "elief model
dalam mendukung terbentuknya perilaku sehat, harus dilakukan secara akti$# Pelayanan
promoti$-pre5enti$ Jaminan esehatan !asional harus diberikan pada setiap peserta tanpa
menunggu penderita datang ke $asilitas pelayanan kesehatan di kala mereka sakit# )adan
Penyelenggara Jaminan 1osial harus dapat memastikan bah%a kunjungan rumah juga
dilakukan &misalnya dengan bekerja sama dengan Puskesmas setempat', untuk memastikan
setiap peserta telah &senantiasa' menjalankan perilaku sehatnya#
)adan Penyelenggara Jaminan 1osial juga harus memastikan bah%a kegiatan
penyuluhan perorangan harus dilakukan oleh setiap pemberi pelayanan &provider' yang
sedapat mungkin melibatkan kepala keluarga sehingga perilaku sehat tidak diterapkan secara
indi5idu namun secara bersama-sama dalam suatu rumah tangga &sebagaimana yang ditempuh
oleh program perilaku hidup bersih dan sehat#
)adan Penyelenggara Jaminan 1osial juga harus mengidenti$ikasi program-program/
kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang pelaksanaan perilaku sehat pada peserta Jaminan
esehatan !asional &seperti Program Perilaku )ersih dan 1ehat, Program Pera%atan
esehatan (asyarakat, Posyandu, Posbindu, dan lain sebagainya'# (elalui kegiatan
identi$ikasi tersebut dapat dilakukan sinergi pelayanan promoti$-pre5enti$ sehingga akan lebih
mudah dalam mencapai terlaksananya perilaku sehat pada peserta Jaminan esehatan
!asional#
Si"#ulan
&1' Perilaku manusia senantiasa berkembang dan berubah tergantung seberapa besar $aktor-
$aktor baik yang berasal dari dalam maupun dari luar indi5idu mempengaruhinya#
Demikian pula halnya dengan perilaku sehat, kesadaran seseorang untuk menjalankan
perilaku sehat dapat terganggu dengan penerapan Jaminan esehatan !asional terutama
terkait pembayaran iuran#
8
&2' Perilaku sehat harus diupayakan sedemikian rupa agar dijalankan di setiap rumah tangga
peserta jaminan sehingga hukum jumlah besar dan perangkuman risiko yang menjadi
landasan pola pembiayaan Jaminan esehatan !asional dapat terjaga#
&3' #ealth &elief Model dapat dipertimbangkan sebagai salah satu pendekatan untuk
menumbuhkembangkan perilaku sehat diantara peserta jaminan
Re$o"endasi
Perlu dirancang penelitian-penelitian yang terkait 9
&1' pelaksanaan perilaku sehat pad peserta jaminan kesehatan baik sebelum ataupun setelah
penerapan Jaminan esehatan !asional
&2' model-model pendekatan yang dapat menumbuhkembangkan perilaku sehat bagi peserta
jaminan
9
Da%ar Pusa$a
6.%ar, 6.rul, Pengantar 6dministrasi esehatan, )inarupa 6ksara, Jakarta 1""7#
<dberg (#, )uku 6jar esehatan (asyarakat 9 ;eori 1osial dan Perilaku, Penerbit )uku
edokteran <=?, Jakarta 200:#
ementerian esehatan 2I, )uku 1aku @6 )PJ1 esehatan, 1ekretariat Jenderal, Jakarta
2013#
ementerian esehatan 2I, Panduan (anajemen Perilaku 0idup )ersih dan 1ehat (enuju
abupaten/ ota 1ehat, Direktorat Jenderal )inkesmas, Jakarta 2010#
(ukti 6#=#, (oertjahjo, 1istem Jaminan esehatan 9 onsep Desentralisasi ;erintegrasi, P;
0(, Aogyakarta 200>#
(urti )#, Dasar-Dasar 6suransi esehatan, Penerbit anisius, Aogyakarta 2000#
1ar%ono 1#, 1osiologi esehatan9 )eberapa onsep )eserta 6plikasinya, =adjah (ada
*ni5ersity Press, Aogyakarta 200:#
(u.aham @#, (emperkenalkan 1osiologi esehatan, Penerbit *ni5ersitas Indonesia, Jakarta
200:#
!otoatmodjo 1#, Promosi esehatan dan Ilmu Perilaku, Penerbit 2ineka ?ipta, Jakarta 200:#
!urman, 6#, (artini, 6#, (erumuskan 1kema Penyediaan Jaminan Pelayanan esehatan yang
1esuai untuk Daerah, Perkumpulan Inisiati$, )andung 200>
1unarto #, )uku (ateri Pokok 9 1osiologi esehatan, Pusat Penerbitan *ni5ersitas ;erbuka,
Jakarta 2002#
10

Anda mungkin juga menyukai