Dengan:
Q
r
= debit rata-rata selama selang waktu t (m
3
/dt)
= faktor kedap air/koefisien pengaliran (run off coeffient, %)
R = tinggi curah hujan (m)
S = luas daerah tangkapan hujan (m
2
)
t = selang waktu pengukuran (dt)
V = volume air yang mengalir (m
3
)
2. Langsung
Ada 3 cara langsung pengukuran debit, yaitu:
a. Cara pelampung dan stop watch untuk sungai dengan saluran yang
bentuk penampangnya tidak berubah-ubah dalam jarak yang cukup
panjang, dengan rumus sebagai berikut:
Dengan:
v
t
= kecepatan pelampung selama selang waktu tertentu (m/dt)
s = jarak yang ditempuh suatu pelampung dalam saluran selama
selang waktu tertentu (m)
t = selang waktu yang ditunjukkan stop watch sejak pelampung
melalui titik awal sampai titik akhir pengukuran (dt)
A = luas penampang basah aliran sungai (m
2
)
b. Cara alat ukur kecepatan (velocity meter)
Pada hakekatnya sama dengan rumus pelampung dan stopwatch, hanya
saja disini pengukuran kecepatan vt dilakukan menggunakan alat ukur
kecepatan. Karena velocity meter dapat dicemplugkan ke dalam air,
maka dapat diperoleh data kecepatan air pada berbagai kedalaman. Hal
ini mengingat bahwa kecepatan air pada permukaan cenderung lebih
besar daripada kecepatan pada dasar sungai akibat adanya sifat kohesif
(melekat) air terhadap zat lain (dasar sungai).
Ada beberapa metode sederhana untuk menghitung kecepatan rata-rata
dengan velocity meter, antara lain:
D4. Debit Andalan
Debit andalan adalah debit yang dipakai untuk menentukan kapasitas
perencanaan PLTA. Debit yang secara teknis akan memberikan efisiensi pada
investasi pembangunan prasarana secara optimum, antara dimensi bangunan air
dan mesin elektromekanik dengan sumber daya energi atau volume air seimbang.
Juga debit yang secara ekonomis akan memberikan perbandingan antara manfaat
terhadap biaya (Benefit Cost Ratio) yang paling besar (B/C, max).
Karena manfaat sebanding dengan energi listrik yang dihasilkan dan biaya
sebanding dengan daya yang terpasang maka ini berarti debit ini akan
menghasilkan perbandingan antara energi terhadap daya terpasang yang terbesar
(E/P, max). Daya yang dihasilkan oleh debit andalan dinamakan daya andalan,
dan dapat diperoleh dengan cara optimasi.
Optimasi artinya, mencoba berbagai debit sampai diperoleh perbandingan
antara manfaat terhadap biaya yang terbesar (B/C, max). Biasanya menggunakan
simulasi dengan bantuan komputer untuk mendapatkan debit andalan.
Turbin air
Turbin air reaksi
Prinsip kerja :
Air menekan sudu-sudu kincir hampir tanpa merubah energi potensial yang
dikandungnya menjadi energi kinetik untuk menghasilkan energi listrik (tidak
memukul). Turbin reaksi dibuat sedemikian rupa sehingga rotor turbin berputar
karena tekanan aliran air berdasarkan adanya tinggi terjun air (energi potensial
air). Yang termasuk turbin reaksi berdasarkan arah aliran airnya ada 2 jenis, yaitu:
1. Turbin radial arah aliran air yang menekan sudu-sudu kincir bentuknya
melingkar. Arah aliran air berlawanan dengan arah gerakan sudu jalan.
Contoh : turbin Francis
2. Turbin aksial arah aliran air sejajar poros kincir. Contoh : turbin Kaplan
Pengatur Kecepatan Turbin (Governor)
Apabila beban naik, maka turbin akan berputar lebih lambat, dan
sebaliknya apabila beban turun maka turbin akan berputar lebih cepat. Hal ini
akan berpengaruh pada frekuensi maupun tegangan yang dibangkitkan generator,
karena baik frekuensi maupun tegangan tergantung kepada kecepatan putar poros
generator yang dikopel pada poros turbin berdasarkan persamaan:
.
- Bila putaran terlalu cepat, maka akibat gaya sentrifugal pentograf akan naik
dan bila terlalu lambat maka akan turun.
- Melalui mekanisme mekanik tertentu (servomotor) gerakan naik/turun
pentograf ini akan diikuti dengan atau dipakai untuk menutup/membuka
sudu-sudu hantar.
- Turbin akan cepat merespon naik turunnya beban sehingga frekuensi dan
tegangan yang dihasilkan generator relatif stabil.
Gejala-Gejala Pada PLTA
1. Gejala Kavitasi (Cavitation)
Permukaan air di sebelah hilir PLTA terletak cukup jauh di bawah garis
ketinggian turbin, akibatnya pada pipa lepas di bawah kincir turbin terjadi
besar tekanan udara yang negatif (jadi ruang hampa). Sesuai dengan sifat
termodinamika air, pada tekanan 1 Atmosfir air akan mendidih pada suhu
100
o
C, namun pada tekanan yang lebih rendah dari 1 Atmosfir, air akan
mendidih di bawah temperatur 100
o
C. Akibatnya pada kondisi tekanan dan
temperatur tertentu akan timbul gelembung-gelembung uap pada permukaan
air di dalam pipa lepas. Gelembung-gelembung ini akan naik ke atas dan
pecah pada bagian atas pipa lepas atau pada bagian bawah sudu-sudu turbin
karena disini tekanan lebih tinggi (sudah 1 Atm). Gelembung-gelembung
yang pecah ini dapat menimbulkan abrasi (pengikisan) pada logam yang
dikenainya (sudu-sudu turbin) disertai bunyi seperti kerikil jatuh pada logam,
yang apabila berlanjut dapat mengakibatkan robeknya sudu-sudu turbin.
Gejala ini paling mencolok pada saat beban rendah karena muka air hilir akan
rendah, sehingga tekanan pada pipa lepas akan semakin negatif (titik didih
semakin rendah).
Cara yang paling umum digunakan untuk mengatasi gejala kavitasi ini adalah
dengan menggunakan peralatan tambahan yang biasa disebut sebagai air
breather (cerobong penyadap udara) untuk menyalurkan uap-uap air tersebut
agar tidak pecah pada sudu-sudu turbin tetapi disalurkan dari pipa lepas
menuju ke udara bebas di luar turbin.
2. Gejala Pukulan Air (Water Hammer)
Bila air mengalir pada suatu pipa, umpama pipa air PAM lalu mendadak
kran/katup ditutup, maka akibat kelembaban air, aliran air tidak dapat
berhenti dengan seketika.
- Akibat menumpuknya air dalam waktu yang singkat, maka tumpukan
massa air akan menyebabkan tekanan pada pipa akan naik.
- Kemudian air tersebut akan terdorong kembali ke belakang dan tekanan
akan menurun.
- Massa air yang terdorong ke belakang ini akan bertemu dengan aliran air
yang baru datang (yang akibat kelembabannya yang berjalan terus),
akibatnya tekanan air naik kembali, kemudian air baru tadi terdorong
balik dan demikian seterusnya sehingga menimbulkan gelembung
berjalan pada pipa.
- Dengan demikian tekanan air akan naik turun secara berkala sampai
akhirnya normal kembali.
- Secara fisik peristiwa ini akan menghasilkan bunyi pukulan air yang
dapat didengar, sehingga peristiwa ini disebut menghasilkan gejala
pukulan air (water hammer).
- Pada pipa yang panjang gejala pukulan air ini dapat tinggi sekali
tekanannya sehingga mampu memecahkan pipa.
- Untuk mencegah kejadian ini terjadi pada saluran pipa atas PLTA saat
beban naik atau turun (kran tutup/buka), maka antara pipa saluran atas
(head race) dan pipa pesat (penstock) diberi tangki pendatar yang
berfungsi untuk : a) melepaskan tekanan yang berlebihan saat beban naik
(kecepatan turbin menurun) atau sama dengan kran tutup; b) mencegah
penurunan tekanan yang berlebihan saat beban turun (kecepatan turbin
naik) atau sama dengan kran buka.