Anda di halaman 1dari 16

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Definisi
The Joint National Community on Preventation, Detection evaluation and treatment of
High Blood Preassure dari Amerika Serikat dan badan dunia WHO dengan International Society
of Hypertension membuat definisi hipertensi yaitu apabila tekanan darah seseorang tekanan
sistoliknya 140 mmHg atau lebih atau tekanan diastoliknya 90 mmHg atau lebih atau sedang
memakai obat anti hipertensi.
Pada anakanak! definisi hipertensi yaitu apabila tekanan darah lebih dari 9" persentil
dilihat dari umur! #enis kelamin! dan tinggi badan yang diukur sekurangkurangnya tiga kali pada
pengukuran yang terpisah. The sith !eport of The "oint national Committee on Prevention,
detection, #valuation and Treatment of High Blood Presure $%&' ()* mengklasifikasikan
tekanan darah untuk orang de+asa men#adi enam kelompok yang terlihat seperti pada tabel 1
diba+ah.
Tabel I. Klasifikasi tekanan darah untuk orang dewasa ang berusia 1! tahun atau lebih.
Klasifikasi Tekanan
Darah
TDS "##$g% TDD "##$g%
Nor#al , 1-0 & !'
Pre hi(ertensi 1-0 . 1/9 !' ) !*
Stage 1 $i(ertensi 140 . 1"9 *' ) **
Stage + $i(ertensi , 1-' , 1''
1.+ .(ide#iologi
Hipertensi adalah masalah kesehatan masyarakat. Hipertensi yang tidak terkontrol dapat
memi0u timbulnya penyakit degeneratif! seperti gagal #antung kongestif! gagal gin#al! dan
penyakit 1askuler. Hipertensi disebut $silent %iller& karena sifatnya asimptomatik dan setelah
beberapa tahun menimbulkan stroke yang fatal atau penyakit #antung. 2eskipun tidak dapat
diobati! pen0egahan dan penatalaksanaan dapat menurunkan ke#adian hipertensi dan penyakit
yang menyertainya. 3erdasarkan 4iset 5esehatan 6asar $4iskesdas* -007! diketahui hampir
seperempat $-4!"8* penduduk )ndonesia usia di atas 10 tahun mengkonsumsi makanan asin
setiap hari! satu kali atau lebih. Sementara pre1alensi hipertensi di )ndonesia men0apai /1!78
1
dari populasi pada usia 19 tahun ke atas. 6ari #umlah itu! :08 penderita hipertensi berakhir pada
stroke. Sedangkan sisanya pada #antung! gagal gin#al! dan kebutaan. Pada orang de+asa!
peningkatan tekanan darah sistolik sebesar -0 mmHg menyebabkan peningkatan :08 risiko
kematian akibat penyakit kardio1askuler.
3erdasarkan Ameri0an Heart Asso0iation $AHA! -001*! ter#adi peningkatan ratarata
kematian akibat hipertensi sebesar -18 dari tahun 1999 sampai tahun 1999. Se0ara keseluruhan
kematian akibat hipertensi mengalami peningkatan sebesar 4:8. 6ata 4iskesdas menyebutkan
hipertensi sebagai penyebab kematian nomor / setelah stroke dan tuberkulosis! #umlahnya
men0apai :!98 dari proporsi penyebab kematian pada semua umur di )ndonesia.
Hipertensi perlu di+aspadai karena merupakan bahaya diamdiam. ;idak ada ge#ala atau
tanda khas untuk peringatan dini bagi penderita hipertensi. Selain itu! banyak orang merasa sehat
dan energik +alaupun memiliki hipertensi. 3erdasarkan hasil 4iset 5esehatan 6asar $4iskesdas*
-007! sebagian besar kasus hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis.
1./ .tiologi
3erdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi men#adi - golongan! yaitu< hipertensi
esensial atau hipertensi primer dan hipertensi sekunder atau hipertensi renal.
1* Hipertensi esensial
Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya! disebut
#uga hipertensi idiopatik. ;erdapat sekitar 9"8 kasus. 3anyak faktor yang mempengaruhinya
seperti genetik! lingkungan! hiperaktifitas sistem saraf simpatis! sistem renin angiotensin!
defek dalam ekskresi &a! peningkatan &a dan 'a intraseluler dan faktorfaktor yang
meningkatkan resiko seperti obesitas! alkohol! merokok! serta polisitemia. Hipertensi primer
biasanya timbul pada usia /0 . "0 tahun.
-* Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder atau hipertensi renal terdapat sekitar "8 kasus. Penyebab spesifik
diketahui! seperti penggunaan estrogen! penyakit gin#al! hipertensi 1askular renal!
hiperaldosteronisme primer! dan sindrom 0ushing! feokromositoma! koarktasio aorta!
hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan! dan lain . lain.
1.0 1aktor 2isiko $i(ertensi
-
Sampai saat ini penyebab hipertensi se0ara pasti belum dapat diketahui dengan #elas.
Se0ara umum! faktor risiko ter#adinya hipertensi yang teridentifikasi antara lain <
a. Keturunan
6ari hasil penelitian diungkapkan bah+a #ika seseorang mempunyai orang tua atau
salah satunya menderita hipertensi maka orang tersebut mempunyai risiko lebih besar untuk
terkena hipertensi daripada orang yang kedua orang tuanya normal $tidak menderita
hipertensi*. Adanya ri+ayat keluarga terhadap hipertensi dan penyakit #antung se0ara
signifikan akan meningkatkan risiko ter#adinya hipertensi pada perempuan diba+ah :" tahun
dan laki . laki diba+ah "" tahun.
b. Usia
3eberapa penelitian yang dilakukan! ternyata terbukti bah+a semakin tinggi usia
seseorang maka semakin tinggi tekanan darahnya.. Hal ini disebabkan elastisitas dinding
pembuluh darah semakin menurun dengan bertambahnya usia. Sebagian besar hipertensi
ter#adi pada usia lebih dari :" tahun. Sebelum usia "" tahun tekanan darah pada laki . laki
lebih tinggi daripada perempuan. Setelah usia :" tekanan darah pada perempuan lebih tinggi
daripada lakilaki. 6engan demikian! risiko hipertensi bertambah dengan semakin
bertambahnya usia.
3. Jenis kela#in
%enis kelamin mempunyai pengaruh penting dalam regulasi tekanan darah. Se#umlah
fakta menyatakan hormon se= mempengaruhi sistem rennin angiotensin. Se0ara umum
tekanan darah pada laki . laki lebih tinggi daripada perempuan. Pada perempuan risiko
hipertensi akan meningkat setelah masa menopause yang munun#ukkan adanya pengaruh
hormon.
d. 4erokok
2erokok dapat meningkatkan beban ker#a #antung dan menaikkan tekanan darah.
2enurut penelitian! diungkapkan bah+a merokok dapat meningkatkan tekanan darah. &ikotin
yang terdapat dalam rokok sangat membahayakan kesehatan! karena nikotin dapat
meningkatkan penggumpalan darah dalam pembuluh darah dan dapat menyebabkan
pengapuran pada dinding pembuluh darah. &ikotin bersifat toksik terhadap #aringan saraf
yang menyebabkan peningkatan tekanan darah baik sistolik maupun diastolik! denyut #antung
/
bertambah! kontraksi otot #antung seperti dipaksa! pemakaian O- bertambah! aliran darah
pada koroner meningkat dan 1asokontriksi pada pembuluh darah perifer.
e. 5besitas
5elebihan lemak tubuh! khususnya lemak abdominal erat kaitannya dengan hipertensi.
;ingginya peningkatan tekanan darah tergantung pada besarnya penambahan berat badan.
Peningkatan risiko semakin bertambah parahnya hipertensi ter#adi pada penambahan berat
badan tingkat sedang. ;etapi tidak semua obesitas dapat terkena hipertensi. ;ergantung pada
masing . masing indi1idu. Peningkatan tekanan darah di atas nilai optimal yaitu > 1-0 ? 90
mmHg akan meningkatkan risiko ter#adinya penyakit kardio1askuler. Penurunan berat badan
efektif untuk menurunkan hipertensi! Penurunan berat badan sekitar " kg dapat menurunkan
tekanan darah se0ara signifikan.
f. Stress
Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalaui saraf simpatis yang dapat
meningkatkan tekanan darah se0ara intermiten. Apabila stres berlangsung lama dapat
mengakibatkan peninggian tekanan darah yang menetap. Pada binatang per0obaan dibuktikan
bah+a pa#anan terhadap stress menyebabkan binatang tersebut men#adi hipertensi.
g. Aktifitas 1isik
Orang dengan tekanan darah yang tinggi dan kurang aktifitas! besar kemungkinan
aktifitas fisik efektif menurunkan tekanan darah. Aktifitas fisik membantu dengan mengontrol
berat badan. Aerobik yang 0ukup seperti /0 . 4" menit ber#alan 0epat setiap hari membantu
menurunkan tekanan darah se0ara langsung. Olahraga se0ara teratur dapat menurunkan
tekanan darah pada semua kelompok! baik hipertensi maupun normotensi.
h. Asu(an
1% Asu(an Natriu#
&atrium adalah kation utama dalam 0airan e=traseluler konsentrasi serum normal
adalah 1/: sampai 14" m@g ? A! &atrium berfungsi men#aga keseimbangan 0airan dalam
kompartemen tersebut dan keseimbangan asam basa tubuh serta berperan dalam transfusi
saraf dan kontraksi otot. Perpindahan air diantara 0airan ekstraseluler dan intraseluler
ditentukan oleh kekuatan osmotik. Osmosis adalah perpindahan air menembus membran
semipermiabel ke arah yang mempunyai konsentrasi partikel tak berdifusinya lebih tinggi.
&atrium klorida pada 0airan ekstraseluler dan kalium dengan Bat . Bat organik pada 0airan
4
intraseluler! adalah Bat . Bat terlarut yang tidak dapat menembus dan sangat berperan
dalam menentukan konsentrasi air pada kedua sisi membran. Hampir seluruh natrium yang
dikonsumsi $/7 gram sehari* diabsorpsi terutama di usus halus.
2ekanisme pengaturan keseimbangan 1olume pertama . tama tergantung pada
perubahan 1olume sirkulasi efektif. (olume sirkulasi efektif adalah bagian dari 1olume
0airan ekstraseluler pada ruang 1askular yang melakukan perfusi aktif pada #aringan. Pada
orang sehat 1olume 0airan ekstraseluler umumnya berubah . ubah sesuai dengan sirkulasi
efektifnya dan berbanding se0ara proporsional dengan natrium tubuh total.
&atrium diabsorpsi se0ara aktif setelah itu diba+a oleh aliran darah ke gin#al! disini
natrium disaring dan dikembalikan ke aliran darah dalam #umlah yang 0ukup untuk
mempertahankan taraf natrium dalam darah. 5elebihan &a yang #umlahnya men0apai 90
99 8 dari yang dikonsumsi! dikeluarkan melalui urin. Pengeluaran urin ini diatur oleh
hormon aldosteron yng dikeluarkan kelen#ar adrenal bila kadar &a darah menurun.
Aldosteron merangsang gin#al untuk mengasorpsi &a kembali. %umlah &a dalam urin
tinggi bila konsumsi tinggi dan rendah bila konsumsi rendah.
Caram dapat memperburuk hipertensi pada orang se0ara genetik sensitif terhadap
natrium! misalnya seperti< orang AfrikaAmerika! lansia! dan orang hipertensi atau
diabetes. Asosiasi #antung Amerika mengan#urkan setiap orang untuk membatasi asupan
garam tidak lebih dari : gram per hari.-/ Pada populasi dengan asupan natrium lebih dari :
gram per hari! tekanan darahnya meningkat lebih 0epat dengan meningkatnya usia! serta
ke#adian hipertensi lebih sering ditemukan.
Hubungan antara retriksi garam dan pen0egahan hipertensi masih belum #elas.
&amun berdasarkan studi epidemiologi diketahui ter#adi kenaikan tekanan darah ketika
asupan garam ditambah.
+% Asu(an Kaliu#
5alium merupakan ion utama dalam 0airan intraseluler! 0ara ker#a kalium adalah
kebalikan dari &a. konsumsi kalium yang banyak akanmeningkatkan konsentrasinya di
dalam 0airan intraseluler! sehingga0enderung menarik 0airan dari bagian ekstraseluler dan
menurunkan tekanan darah.
"
Sekresi kalium pada nefron gin#al dikendalikan oleh aldosteron. Peningkatan
sekresi aldosteron menyebabkan reabsorbsi natrium dan air #uga ekskresi kalium.
Sebaliknya penurunan sekresi aldosteron menyebabkan ekskresi natrium dan air #uga
penyimpanan kalium. 4angsangan utama bagi sekresi aldosteron adalah penurunan 1olume
sirkulasi efektif atau penurunan kalium serum. @kskresi kalium #uga dipengaruhi oleh
keadaan asam basa dan ke0epatan aliran di tubulus distal.
Penelitian epidemiologi menun#ukkan bah+a asupan rendah kalium akan
mengakibatkan peningkatan tekanan darah dan renal vascular remodeling yang
mengindikasikan ter#adinya resistansi pembuluh darah pada gin#al. Pada populasi dengan
asupan tinggi kalium tekanan darah dan pre1alensi hipertensi lebih rendah dibanding
dengan populasi yang mengkonsumsi rendah kalium.
/% Asu(an 4agnesiu#
2agnesium merupakan inhibitor yang kuat terhadap kontraksi 1askuler otot halus
dan diduga berperan sebagai 1asodilator dalam regulasi tekanan darah. The Joint national
Committee on Prevention, detection, #valuation and Treatment of High Blood Presure
$%&'* melaporkan bah+a terdapat hubungan timbal balik antara magnesium dan tekanan
darah. Sebagian besar penelitian klinis menyebutkan! suplementasi magnesium tidak
efektif untuk mengubah tekanan darah. Hal ini dimungkinkan karena adanya efek
pengganggu dari obat anti hipertensi. 2eskipun demikian! suplementasi magnesium
direkomendasikan untuk men0egah ke#adian hipertensi.
0% Kalsiu#
Se#umlah penelitian menyebutkan bah+a tidak ada hubungan yang signifikan
antara diet kalsium dengan pre1alensi hipertensi. Hubungan diet kalsiun dengan hipertensi
tampak pada perempuan ras Afrika Amerika. Peningkatan konsumsi per hari $untuk total
asupan kalsium 1"00 mg per hari* tidak memberikan pengaruh terhadap tekanan darah
pada lakilaki. 6engan demikian! peran suplementasi kalsium untuk men0egah hipertensi
tidak terbukti. &amun! %&' () merekomendasikan peningkatan asupan kalium!
magnesium dan kalsium untuk pen0egahan dan pengelolaan hipertensi. Asupan kalsium
yang direkomendasikan sebesar 1000 sampai -000 mg per hari.
1.6 Patogenesis
:
;ekanan darah terutama dikontrol oleh sistem saraf simpatik $0ontrol #angka pendek* dan
gin#al $kontrol #angka pan#ang*. 2ekanisme yang berhubungan dengan penyebab hipertensi
melibatkan perubahan . perubahan pada 0urah #antung dan resistensi 1askular perifer. Pada tahap
a+al hipertensi primer 0urah #antung meninggi sedangkan tahanan perifer normal. 5eadaan ini
disebabkan peningkatan akti1itas simpatik. Saraf simpatik mengeluarkan norepinefrin! sebuah
1asokonstriktor yang mempengaruhi pembuluh arteri dan arteriol sehingga resistensi perifer
meningkat.
Pada tahap selan#utnya 0urah #antung kembali ke normal sedangkan tahanan perifer
meningkat yang disebabkan oleh refleks autoregulasi. Dang dimaksud dengan refle= autoregulasi
adalah mekanisme tubuh untuk mempertahankan keadaan hemodinamik yang normal. Oleh
karena 0urah #antung yang meningkat ter#adi konstriksi sfingter prekapiler yang mengakibatkan
penurunan 0urah #antung dan peninggian tahanan perifer. Pada stadium a+al sebagian besar
pasien hipertensi menun#ukkan 0urah #antung yang meningkat dan kemudian diikuti dengan
kenaikan tahanan perifer yang mengakibatkan kenaikan tekanan darah yang menetap.
1.- 7e8ala Klinis
Peninggian tekanan darah kadangkadang merupakan satusatunya ge#ala pada hipertensi
esensial dan tergantung dari tinggi rendahnya tekanan darah! ge#ala yang timbul dapat berbeda
beda. 5adangkadang hipertensi esensial ber#alan tanpa ge#ala! dan baru timbul ge#ala setelah
ter#adi komplikasi pada organ target seperti pada gin#al! mata! otak dan #antung. Per#alanan
penyakit hipertensi sangat berlahan. Penderita hipertensi mungkin tidak menun#ukkan ge#ala
selama bertahun . tahun. 2asa laten ini menyelubungi perkembangan penyakit sampai ter#adi
kerusakan organ yang bermakna. ;erdapat ge#ala biasanya hanya bersifat spesifik! misalnya sakit
kepala atau pusing. Ce#ala lain yang sering ditemukan adalah epistaksis! mudah marah! telinga
berdengung! rasa berat di tungkuk! sukar tidur! dan mata berkunangkunang. Apabila hipertensi
tidak diketahui dan dira+at dapat mengakibatkan kematian karena payah #antung! infark
miokardium! stroke atau gagal gin#al. &amun deteksi dini dan para+atan hipertensi dapat
menurunkan #umlah morbiditas dan mortalitas.
1.9 Penatalaksanaan hi(ertensi
P.N75BATAN
7
Tu8uan
;u#uan utama terapi antihipertensi adalah untuk mengurangi mortalitas dan morbiditas
akibat daripada kelainan kardio1askular dan gin#al. Oleh karena kebanyakan pasien
dengan hipertensi terutama yang diatas umur "0 tahun akan men0apai target tekanan
darah diastolik setelah tekanan darah sistolik men0apai target! oleh yang demikian fokus
utama adalah untuk men0apai tekanan darah sistolik yang normal. Pengobatan tekanan
darah sistolik dan diastolik bagi men0apai target 140 ? 90 mmHg dapat mengurangi
komplikasi akibat daripada penyakit kardio1askular. Pasien yang dira+at dengan
hipertensi dan penyakit renal tekanan darah target adalah kurang 1/0 ? 90 mmHg.
4odifikasi gaa hidu(
2erobah perilaku hidup sehat oleh semua pasien merupakan hal yang penting dalam
men0egah tekanan darah tinggi dan merupakan bagian daripada mana#emen pasien
dengan tekanan darah tinggi. Perobahan gaya hidup yang signifikan menun#ukan
penurunan tekanan darah termasuk pengurangan berat badan pada pasien dengan berat
badan lebih atau obese. Adopsi pola makan menurut 6ASH $ dietary approach to stop
hypertension * berupa diet yang kaya dengan potassium dan kalsium! pengurangan diet
sodium! akti1itas fisik dan konsumsi alkohol yang rendah. 2odifikasi gaya hidup
mengurangi tekanan darah! meningkatkan efekti1itas obat antihipertensi dan mengurangi
resiko kardio1askular. Sebagai 0ontoh efek pengurangan intake sodium 1:00gram
menurut 6ASH mempunyai efek yang sama dengan dosis terapi obat tunggal. 5ombinasi
dua atau lebih modifikasi gaya hidup akan memberikan hasil yang lebih bagus.
Tera(i far#akologi
;erdapat data yang kuat hasil dari penelitian klinis yang membuktikan penurunan tekanan
darah dengan menggunakan beberapa golongan dari obat antihipertensi termasuk
Angiotensin 0on1erting enByme inhibitor $A'@)s*! angiotensin re0eptor blo0ker $A43s*!
beta bloker $33s*! 0al0ium 0hannel blo0kers $''3s* dan diuretik tipe thiaBidedapat
mengurangi komplikasi daripada hipertensi. 6iuretik tipe thiaBide merupakan obat utama
dalam terapi antihipertensi berdasarkan hasil dari kebanyakan penelitian. Pada penelitian
tersebut termasuk penelitian terbaru yang dipublikasikan oleh 'ntihypertensive and (ipid
9
(o)ering treatment to prevent heart attact trial $AAAHA;* menun#ukan thiaBide se0ara
praktis tidak berkesan dalam men0egah komplikasi kardio1askular pada pasien denga
hipertensi. Penge0ualian pada Se0ond Australian &ational 3lood Pressure trial yang
melaporkan sedikit hasil yang lebih baik pada laki laki berkulit putih dengan regimen
a+al menggunakan A'@) dibandingkan pada penggunaan yang dimulakan dengan
diuretik. 6iuretik meningkatkan efekti1itas obat pada penggunaan multiregimen! dapat
menurunkan tekanan darah hingga terkontrol dan lebih ter#angkau dibandingkan obat
antihipertensi lainnya. 2eskipun dengan penemuan ini penggunaan diuretik masih tetap
sedikit. ;ipe diutretik thiaBide harus digunakan sebagai terapi inisial pada kebanyakan
pasien hipertensi samada se0ara tunggal ataupun se0ara kombinasi dengan obat
antihipertensi lainnya $A'@)s! A43s! 33s! ''3s * memberikan hasil yang
menguntungkan pada penelitian terkontrol se0ara random.

4onitoring dan follow up
9
Pasien harus kembali untuk follo) up dan kemungkinan perobahan pada pengobatan
dilakukan dengan #arak perbulan sehingga target tekanan darah ter0apai. 5un#ungan
kembali lebih sering mungkin pada pasien dengan hipertensi dera#at )) atau pada kondisi
hipertensi yang disertai dengan komorbiditas lainnya. Pemeriksaan serum potassium dan
kreatinin harus dimonitor paling tidak 1 . - kali per tahun. Setelah tekanan darah
terkontrol dan stabil follo+ up ulang bisa dilakukan dengan inter1al / . : bulan.
5omorbiditas seperti gagal #antung! penyakit lain seperti diabetes mellitus dan kebutuhan
pemeriksaan laboratorium lainnya mempengaruhi frekuensi daripada kun#ungan. 4esiko
resiko kardio1askular lainnya harus diobati sesuai dengan target masing . masing dan
promosi menghindari penggunaan rokok harus dilakukan. ;erapi aspirin dosis rendah
harus dipertimbangkan apabila tekanan darah sudah terkontrol karena resiko ter#adinya
strok hemoragik meningkat pada pasien dengan tekanan darah tidak terkontrol.
Perti#bangan khusus
Pasien dengan hipertensi dan komorbiditas memerlukan perhatian khusus dan follo+ up
oleh klinisi. Pemilihan obat obatan antihipertensi berdasarkan penelitian klinis dan hasil
yang ditemukan.
10
11
UNI:.2SITAS ANDA;AS
1AKU;TAS K.D5KT.2AN
K.PANIT.2AAN K;INIK 25TASI TA$AP II
S;A;ES PAS)@&
1. )dentitas Pasien
a. &ama?5elamin?Emur < Firdaus ? Pria? :" tahun
b. Peker#aan?pendidikan < Pedagang
0. Alamat < 3atang 5abung no./1
-. Aatar 3elakang sosialekonomidemografilingkungan keluarga
a. Status Perka+inan < 2enikah
b. %umlah Anak < - orang
0. Status @konomi 5eluarga < 'ukup
d. 5ondisi 4umah <
4umah permanen! perkarangan 0ukup luas
Aistrik ada
Sumber air < air sumur
%amban ada 1 buah! di dalam rumah
Sampah dibakar
%umlah penghuni " orang! pasien! istri! 1 orang anak! menantu dan 0u0u
5esan < higine dan sanitasi baik
e. 5ondisi Aingkungan 5eluarga
Pasien tinggal di lingkungan yang 0ukup padat penduduk
/. Aspek Psikologis di keluarga
Hubungan dengan keluarga baik
Faktor stress dalam keluarga $*
4. 4i+ayat Penyakit dahulu ? Penyakit 5eluarga
4i+ayat hipertensi pada orang tua $lakilaki*.
". 5eluhan Etama
Sakit kepala se#ak 1 hari yang lalu.
:. 4i+ayat Penyakit Sekarang
Sakit kepala se#ak 1 hari yang lalu! sakit dirasakan hilang timbul! berkurang
dengan istirahat. Sakit dirasakan terutama pada bagian belakang kepala.
Sesak nafas $*! nyeri dada $*
2ual $*! muntah $*
2ata kabur disangkal.
4asa berat di tengkuk $G*
1-
2udah lelah $*! 0epat marah $*! sulit tidur $G*
3A3 dan 3A5 biasa
4i+ayat makan makanan yang tinggi garam dan berlemak ada.
4i+ayat kebiasaan merokok ada se#ak -0 tahun yang lalu! H1 bungkus sehari.
Sekarang pasien telah berhenti merokok.
5ebiasaan minum kopi ada se#ak -0 tahun yang lalu.
5ebiasaan minum alkohol tidak ada.
&afsu makan kurang se#ak / hari yang lalu
4i+ayat kebiasaan berolah raga tidak ada.
;iga minggu sebelumnya pasien #uga mengeluhkan rasa berat di tengkuk! pasien
berobat ke Posyandu Aansia. Pada pemeriksaan yang lalu! tekanan darah pasien
170?90 mmHg. Pasien mendapat obat antihipertensi yaitu 0aptopril. 5eluhan
berkurang setelah makan obat.
4i+ayat mengkomsumsi obat obatan lain disangkal.
7. Pemeriksaan Fisik
Status Ceneralis
5eadaan Emum < 3aik
5esadaran < '2'
&adi < 99=? menit
&afas < 19=?menit
;6 < 1:0?90 mmHg
Suhu < /7
0
'
33 < ": 5g
;3 < 1:0 0m 32) < -1!97" $normo+eight*
2ata < 5on#ungti1a tidak anemis! sklera tidak ikterik
5ulit < ;urgor kulit baik
Aeher < %(P " . - 0mH-0
;horak
Paru
)nspeksi < Simetris ki I ka
Palpasi < Fremitus ki I ka
Perkusi < Sonor
Auskultasi < (esikuler! +heeBing $*! ronkhi $*
%antung
)nspeksi < )ktus tidak terlihat
Palpasi < )ktus teraba 1 #ari medial A2'S 4)' (
1/
Perkusi <
5iri < 1 #ari medial A2'S 4)' (
5anan < AS6
Atas < 4)' ))
Auskultasi < 3unyi #antung murni! irama teratur! bising $*
Abdomen
)nspeksi < Perut tidak tampak membun0it
Palpasi < Hati dan lien tidak teraba! nyeri tekan $ *
Perkusi < ;impani
Auskultasi < 3ising Esus $G* &ormal
Anggota gerak < 4efle= fisiologis G?G! refle= patologis ?! Oedem tungkai ?
9. Aaboratorium An#uran < darah lengkap! fungsi gin#al! profil lipid! glukosa darah! serum
elektrolit! elektrokardiografi dan funduskopi.
9. 6iagnosis 5er#a< Hipertensi Crade ) e0 suspek @ssensial
10. 6iagnosis 3anding < Hipertensi Crade ) e0 sekunder
11. 2ana#emen
a. Pre1entif <
2enghindari makan makanan yang banyak mengandung garam dan lemak.
Olahraga teratur minimal / kali seminggu selama /0 menit.
)stirahat yang 0ukup.
Hindari stres
b. Promotif <
2emberi edukasi kepada pasien tentang penyakitnya serta komplikasikomplikasi
yang bias ter#adi.
2en#elaskan kepada pasien bah+a penyakitnya tidak dapat disembuhkan! akan
tetapi dapat dikontrol dengan membiasakan dengan pola hidup sehat dan berobat
teratur.
2eningkatkan konsumsi makanan bergiBi seperti buah buahan dan sayuran.
0. 5uratif <
'aptopril 1=1-!" mg
(it 3 : /=1 tab
d. 4ehabilitatif <
14
5ontrol teratur ke Puskesmas untuk memeriksa tekanan darah dan efek
pengobatan antihipertensi serta untuk memastikan tekanan darah dalam batas
terkontrol.
1"
Dinas Kesehatan Kodya Padang
Puskesmas Kuranji
Dokter :
Tanggal : 30 November 2011
R !a"to"ril tab 12#$ mg No% &&&
'1 dd tab & (
R )it *+ tab No% ,
'3 dd tab 1 (
Pro : Tn% -mir
.mur : /0 tahun
-lamat : Durian 3 *atang! Padang
DISKUSI
Seorang pasien lakilaki beumur 70 tahun datang ke Puskesmas Pembantu ;aruko
5uran#i! Padang dengan sakit kepala se#ak 1 hari yang lalu! sakit dirasakan hilang timbul!
berkurang dengan istirahat. Sakit dirasakan terutama pada bagian depan kedua sisi kepala. 4asa
berat di tengkuk $G*. 4i+ayat makan makanan yang tinggi garam dan berlemak ada. 4i+ayat
kebiasaan merokok ada se#ak /0 tahun yang lalu! 1 bungkus sehari! sekarang pasien sudah
berhenti merokok. Pasien mempunyai kebiasaan minum kopi. Pasien berobat ke puskesmas
pembantu ketika mengalami keluhan seperti ini 1 minggu yang lalu! ;ekanan darah saat
diperiksa 1"0?90mmHg dan pasien diberi obat antihipertensi yaitu 0aptopril. 5eluhan
berkurang setelah makan obat! dan keluhan kembali mun0ul / hari setelah pasien tidak makan
obat.
6ari pemeriksaan fisik ditemukan 32) nya adalah 19!7" $normo+eight* dan tekanan
darah adalah 1"0?90mmHg. 6ari anamnesis dan pemeriksaan fisik! diagnosis ker#a pada pasien
ini adalah hipertensi grade 1 e0 suspek essensial. Entuk memastikan diagnosis dian#urkan
dilakukan pemeriksaan darah lengkap! fungsi gin#al! profil lipid! glukosa darah! serum elektrolit!
elektrokardiografi dan funduskopi. Pemeriksaan #uga dilakukan untuk deteksi dini #ika ter#adi
komplikasi dari hipertensi pada pasien. Penatalaksanaannya adalah dengan tindakan pre1entif!
promotif! kuratif dan rehabilitati1e.
;indakan pre1entifnya adalah menghindari makan makanan yang banyak mengandung
garam dan lemak. Olahraga teratur minimal / kali seminggu selama /0 menit! istirahat yang
0ukup.
Epaya promotifnya adalah memberi edukasi kepada pasien tentang penyakitnya serta
komplikasikomplikasi yang bias ter#adi. 2en#elaskan kepada pasien bah+a penyakitnya dapat
dikontrol dengan membiasakan dengan pola hidup sehat dan mengkomsumsi obat se0ara
teratur.2eningkatkan konsumsi makanan bergiBi seperti buah buahan dan sayuran.
Epaya kuratifnya adalah 0aptopril 1 = 1-!"mg sebagai pilihan pertama untuk hipertensi.
4ehabilitatifnya adalah 5ontrol teratur ke Puskesmas untuk memeriksa tekanan darah
dan efek pengobatan antihipertensi serta dapat memastikan tekanan darah pasien dalam batas
terkontrol.
1:

Anda mungkin juga menyukai