Anda di halaman 1dari 4

FUNGSI ARUS SEARAH PADA PENGEREMAN MOTOR INDUKSI

(Yunus Tjandi)

29
FUNGSI ARUS SEARAH PADA PENGEREMAN MOTOR INDUKSI


Yunus Tjandi
Dosen Jurusan Teknik Elektro FT UNM



Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas pengaruh besarnya arus searah terhadap
pengereman motor Induksi 3 phasa, dan memperlihatkan cara kerja rangkaian sistem pengereman arus searah
pada motor induksi 3 phasa dengan menggunakan thyristor. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data
adalah metode experimen dalam bentuk pengukuran. Hasil penelitian mengungkapkan : (1) Besar tegangan dan
arus searah yang diinjeksikan ke motor dapat diatur, sehingga motor tidak behenti secara mendadak, (2) Besar
momen pengereman motor dapat diatur, (3) Pada saat tegangan DC 93V, maka dibutuhkan sudut pemicu sebesar
15
o
untuk memberhentikan motor dalam waktu 0,5 dt, (4) Pada saat tegangan DC 64V, maka dibutuhkan sudut
pemicusebesar 75
o
untuk memberhentikan motor dalam waktu 1 dt, (5) Pada saat tegangan DC 32V, maka
dibutuhkan sudut pemicusebesar 105
o
untuk memberhentikan motor dalam waktu 1,9 dt, (6) Pada saat tegangan
DC 0,2V, maka dibutuhkan sudut pemicusebesar 175
o
untuk memberhentikan motor dalam waktu 4,1 dt, (7)
Tanpa melakukan pengereman waktu yang dibuthkan oleh motor Induksi sampai berhenti adalah 5 dt.


Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi menuntut semakin besar peranan ilmu
kelistrikan utamanya dalam bidang elektronika daya
dan penggunaan motor-motor listrik di industri.
Motor induksi merupakan suatu motor yang
dicatu arus bolak-balik pada statornya secara
langsung, dan pada rotornya dengan imbas atau
induksi dari stator. Jadi pada dasarnya motor induksi
dapat dipandang sebagai transformator biasa, dimana
pada motor induksi daya listrik dialihkan diantara
rotor dan stator bersama-samadengan perubahan
frekuensi dan aliran daya mekanis.
Karena kesederhanaannya, konstruksinya
yang kuat dan karakteristik kerjanya yang baik, motor
induksi merupakan motor AC yang paling banyak
digunakan sebagai motor penggerak mesin-mesin
produksi pada suatu industri.
Pada dasarnya motor induksi terdiri atas dua
bagian yaitu : stator atau bagian yang diam, dan
Rotor atau bagian yang berputar. Terdapat dua jenis
belitan rotor yang biasa digunakan pada motor induksi
yaitu : (1). Rotor lilit (wound rotor ), dan (2) Rotor
sangkar (squirrel-cage rotor).
Prinsip Kerja Motor Induksi Tiga Fasa.
Prinsip kerja dari suatu motor induksi, dapat
dijelaskan secara sederhana seperti pada gambar 1.
berikut (Abdul Kadir, 1986).


Gambar 1. Prinsip Dasar Motor Induksi

Cakram dianggap sebagai suatu
konduktor/penghantar yang menentang fluks
maknetik diantara kutub-kutub maknet sehingga
menimbulkan tegangan pada tiap bagian pada cakram
yang selanjutnya menimbulkan arus yang disebut arus
eddy. Gaya elektromagnetik yang dihasilkan oleh arus
ini, menyebabkan cakram berputar searah dengan
gerakan maknit. Prinsip ini sesuai dengan kaidah



FUNGSI ARUS SEARAH PADA PENGEREMAN MOTOR INDUKSI
(Yunus Tjandi)

30
tangan kanan Fleming (Fitzgerald, 1990) dan dapat
dilihat pada Gambar 2. berikut.
Pada motor induksi tiga fasa, gerakan maknit
merupakan gerakan maknit putar yang dihasilkan oleh
arus tiga fasa melalui belitan pada stator. Medan
maknetik putar tersebut menginduksikan tegangan
pada rotor, karena rotor terhubung singkat maka
timbul arus induksi. Arus induksi inilah yang
menyebabkan timbulnya tenaga gerak pada rotor.
Hubungan antara arus pada rotor dan medan
maknetik putar pada stator dijelaskan oleh aturan
tangan kiri Fleming ( Fitzgerald, 1990), hal ini dapat
dilihat pada gambar 3. berikut.

Gbr 2. Kaidah Tangan Kanan Fleming


Gbr 3. Kaidah Tangan Kiri Fleming
Sesuai dengan fungsinya maka sistem
pengereman motor perlu mendapat perhatian terutama
untuk keperluan di industri, karena menyangkut
penggunaan daya, pengoperasian yang kontinu dan
juga pemeliharaan.
Terdapat beberapa teknik pengereman yang
ada dewasa ini yaitu sistem pengereman secara
mekanik dan sistem pengereman secara elektrik. Pada
sistem pengereman secara mekanik timbul rugi-rugi
yang cukup besar, yakni pada saat motor tersebut
direm, yang dikenal dengan rugi-rugi gesek dan rugi-
rugi daya yang cukup besar (D.A.Bradly, 1987).
Dengan semakin berkembangnya bidang
elektronika daya, maka sistim pengereman motor-
motor listrik tiga fasa pada industri-industri dapat
lebih diarahkan ke sistim pengereman elektrik,
mengingat rugi-rugi yang ditimbulkannya relatif lebih
kecil.
Mengingat pentingnya sistim pengereman
elektrik (dengan arus searah)tersebut, maka perlu
diteliti lebih dalm sehingga lebih jelas fungsinya.

METODE
Metode yang digunakan dalam pengumpulan
data pada penelitian ini adalah metode eksperimen
yaitu mengadakan pengukuran tegangan arus searah
yang diinjeksikan ke motor induksi tiga fasa untuk
selang waktu o,5 detik sampai dengan 4,1 detik.

Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan antara
lain adalah :
1. Switch Control, 1 buah
2. Thyristor 600V/10A, type TIC 206 M, 1
buah
3. Pembangkit pulsa, 1 unit
4. Motor induksi rotor sangkar tiga fasa , 1,5
HP, 380/220V, 2,7/4,7A, 2830 Rpm, 1 buah

Prosedur Penyelenggaraan Penelitian
Prosedur yang digunakan dalam
penyelenggaraan penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Mempersiapkan peralatan dalam bahan yang
akan digunakan
2. Mengkalibrasi instrumen yang akan
digunakan dengan instrumen standard
3. Merangkai unit instrumen seperti gambar 4.
berikut.



FUNGSI ARUS SEARAH PADA PENGEREMAN MOTOR INDUKSI
(Yunus Tjandi)

31

Gbr. 4. Blok Diagram Sistem Pengereman Dengan
menggunakan Arus searah (DC)


Tabel 1. Data hasil Pengujian/pengukuran dari
Rangkaian Instrumen yang digunakan



PEMBAHASAN

Hasil pengolahan data dan pengujian
peralatan menunjukkan bahwa Alat kontrol pemicu
sudut pengereman yang dibuat telah berfungsi dengan
baik dimana apabila menggunakan peralatan tersebut
motor induksi tiga fasa tersebut dapat dihentikan
paling lama 4,1 detik, sedangkan jika tidak
menggunakan peralatan tersebut, motor akan berhenti
dalam waktu 5 detik.
Hasil Analisis data mengungkapkan antara
lain : Pada saat tegangan DC 93 Volt, maka
dibutuhkan sudut pemicu sebesar 15

untuk
menghentikan motor dalam waktu 0,5 detik. Pada saat
tegangan DC 90 Volt, maka dibutuhkan sudut pemicu
sebesar 30

untuk menghentikan motor dalam waktu


0,8 detik. Pada saat tegangan DC 86 Volt, maka
dibutuhkan sudut pemicu sebesar 45

untuk
menghentikan motor dalam waktu 0,8 detik. Pada saat
tegangan DC 78 Volt, maka dibutuhkan sudut pemicu
sebesar 60

untuk menghentikan motor dalam waktu


0,9 detik.
Pada saat tegangan DC 64 Volt, maka dibutuhkan
sudut pemicu sebesar 75

untuk menghentikan motor


dalam waktu 1 detik. Pada saat tegangan DC 45 Volt,
maka dibutuhkan sudut pemicu sebesar 90

untuk
menghentikan motor dalam waktu 1,3 detik.
Pada saat tegangan DC 32 Volt, maka dibutuhkan
sudut pemicu sebesar 105

untuk menghentikan motor


dalam waktu 1,9 detik. Pada saat tegangan DC 14
Volt, maka dibutuhkan sudut pemicu sebesar
120

untuk menghentikan motor dalam waktu 4 detik.


Pada saat tegangan DC 0,2 Volt, maka dibutuhkan
sudut pemicu sebesar 175

untuk menghentikan motor


dalam waktu 4,1 detik

KESIMPULAN

Dari penelitian di dapat bahwa (1) Besar
tegangan, arus searah dan momen pengereman yang
diinjeksikan ke motor dapat diatur sehingga motor
tidak berhenti secara mendadak, (2) pada saat
tegangan DC 93 V, maka dibutuhkan sudut pemicu
sebesar 15
o
untuk menghentikan motor selama 0,5
detik, (3) pada saat tegangan DC 64 V, maka
dibutuhkan sudut pemicu sebesar 75
o
untuk
menghentikan motor dalam waktu 1 dt, (4) pada saat
tegangan DC 32 V, maka dibutuhkan sudut pemicu
sebesar 105
o
untuk menghentikan motor selama 1,9
dt, (5) pada saat tegangan DC 0,2 V, maka dibutuhkan
sudut pemicu sebesar 175
o
untuk menghentikan
motor dalam waktu 4,1 detik.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kadir. 1986. Mesin Takserempak. Jakarta :
Jambatan

Sumanto. 1989. Motor Arus Bolak- Balik .
Yogyakarta : Andi Off set.
Control
Switch
Motor SCR Rangkaian
Pemicu


FUNGSI ARUS SEARAH PADA PENGEREMAN MOTOR INDUKSI
(Yunus Tjandi)

32

Fitzgerald, Charles, Kingsley Jr. Mesin-mesin alistrik.
J akarta : Erlangga.

Vedam Subrahmansyam. 1988. Thyristor Control of
Electric Drives. McGraw-Hill.

Walter N.Alerich. 1965. Electric Motor Control
Theory and Applications. D.B. Taraporevals
Sons & Co.

D.A. Bradley. 1987. Power Electronics. Van
Nostrand Reinhold.

Lampiran. Rangkaian kontrol motor, rangkaian
kontrol alat pemicu dan gambar alat
percobaan

Anda mungkin juga menyukai