LAPORAN KASUS Identitas Pasien Nama : Tn. Paryoto Usia : 61 Tahun Alamat : jalan masjid Pekerjaan : Petani Tanggal masuk RS : 21 Agustus 2014
Anamnesis 23 Agustus 2014 di bangsal Keluhan Utama :nyeri perut kanan atas
Riwayat Penyakit Sekarang Seorang perempuan berusia 61 tahun datang ke intalasi gawat darurat (IGD) RSUD Setjonegoro pada tanggal 21 Agustus 2014pukul 14.00, dengan keluhan badan terasa lemas dan bdan berwarna kuning 2 bulan. Pasien menyangkal adanya mual (-), muntah (-), demam (-), badan gatal seluruh tubuh, Buang air kecil seperti teh dan buang air besar seperti dempul 1 bulan.
Riwayat mondok sebelumnya dengan liver. Riwayat Penyakit Dahulu : pasien memiliki riwayat penyakit liver, riwayat DM (-), asma (-), hipertensi (-), kelainan jantung (-), penyakit paru (-). Riwayat Penyakit Keluarga : Riwayat penyakit berat lainnya tidak ada pada keluarganya. Riwayat Alergi : tidak mempunyai alergi terhadap obat-obatan, makanan, dll.
Status Generalis Keadaan umum : tampak sakit lemah badan terlihat kuning Kesadaran : compos mentis Tanda Vital TD : 100/70 mmHg N : 66 x/menit RR : 24 x/menit T : 36,6 C Kepala : normocephal, rambut hitam dan terdapat uban, tidak mudah dicabut Mata : pupil bulat isokor, CA -/-, SI +/+ THT : sekret tidak ada, mukosa tidak hiperemis Leher : perabaan kelenjar tiroid tidak teraba membesar, perabaan kelenjar getah bening tidak membesar Thorax : Cor : S1 S2 tunggal, regular, murmur (-), gallop (-) Pulmo : vesikuler +/+, ronki -/-, wheezing (-/-) Abdomen : BU (+), hepatomegali, nyeti tekan (- ) Ekstremitas : hangat (+), edema (-/-)
Darah Rutin & Kimia Klinik (21/08/14) pukul 16.02
Jenis Pemeriksaan Hasil (satuan) Nilai Rujukan Interprestasi Hemoglobin 12,2 11.7 15.5 g/dL Normal Leukosit 10,7 3.6 11 10^3/ul Normal Eosinofil 2,80 2 4 % Turun Basofil 0,20 0 1 % Normal Netrofil 64,40 50 70 % Normal Limfosit 23,30 25 40 % Turun Monosit 9,30 2 8 % Naik Hematokrit 35 40 52 % Turun Eritrosit 4,1 3.8 5.2 10^6/ul Turun Trombosit 248 150 400 10^3/ul Normal MCV 84 80 100 fL Normal MCH 30 26 34 Pg Normal MCHC 35 32 36 q/dL Normal Ureum 27,8 <50 mg/dL Normal Kreatinin 0.86 0.4 1.1 mg/dL Normal Asam urat 3,5 2.0 7.0 mg/dL Normal Cholesterol total 215 <220 mg/dL Normal Trigliserid 411 70 140 mg/dL Naik SGOT 85,0 0 35 U/L Normal SGPT 90.0 0 35 U/L Normal HBsAg Negatif Negatif Normal Bilirubin Direk 17,89 0-0,4 Naik Bilirubin Indirek 17,89 Bilirubin Total 21,02 0,1-1,0 Naik
USG Abdomen (14/09/2013) Pendahuluan Kolesistitis adalah inflamasi akut atau kronis dari kandung empedu, biasanya berhubungan dengan batu empedu yang tersangkut pada duktus sistikus dan menyebabkan distensi kandung empedu. Etiologi Infeksi bakteri menyebabkan terjadinya peradangan. Kolesisititis akut tanpa batu merupakan penyakit yang serius dan cenderung timbul setelah terjadinya - luka bakar yang serius -pembedahan -sepsis 95% penderita kolesistitis memiliki batu empedu Adenokarsinoma kandung empedu Diabeties mellitus Torsi kandung empedu Patofisiologi Peradangan mekanis akibat tekanan intralumen dan renggangan yang menimbulkan iskemia mukosa dan dinding kandung empedu Peradangan kimiawi akibat pelepasan lisolesitin (akibat kerja fosfolipase pada lesitin dalam empedu) dan faktor jaingan lokalnya Peradangan bakteri yang mungkin berperan 50-85% pada pasien kolesistitis akut.
Manifestasi Klinik
- kolik perut kanan atas samping epigastrium dan nyeri tekan bila dipalpasi, - Kenaiakan suhu tubuh dan takikardi - Anoreksia - mualdan Muntah - murphy sign - Ikterus
PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. LABORATORIUM - Leukositosis - Peningkatan SGPT dan SGOT - Peningkatan kadar Bilirubi b. USG - terdapat cairan perikolisti, penebalan dinding kantdung empedu lebih dari 4mm dan tanda murphy. Adanya batu empedu membantu menegakkan diagnosis c. Ct-Scan dan MRI ditemukan cairan perikolestik, penebalan dinding kandung empedu lebih dari 4mm, edema subserosa tanpa adanya asites, gas intramular dan lapisan mukosa yang terlepa.
- Demam tinggi, menggigil, leukositosis, ileus - Serangan yang disertai jaundice menunjukkan saluran empedu tersumbat sebagian oleh batu empedu atau oleh peradangan - Jika terdapat peningkatan enzime amilase menunjukan terjadi peradangan pada pankreas yang disebabkan adnya penyumbatan pada duktus pankreatikus.
Prognosis Penyembuhan spontan pada 85% kasus sekalipun kandung empedu masih tebal, fibrotik, penuh dengan batu dan tidak berfungsi lagi. Tindakan bedah pada pasien usia >75 tahun memiliki prognosis buruk.
TINJAUAN KHUSUS RADIOLOGI USG abdomen (abdominal Ultrasound) adalah prosedur yang digunakan untuk memeriksa organ-organ dalam perut menggunakan sebuah transduser USG (probe) yang ditempelkan erat pada kulit perut. Gelombang suara energi tinggi dari transduser memantul pada jaringan dan membuat gema. Gema ini dikirim ke komputer, yang membuat citra / gambar yang disebut sonogram. Juga disebut USG transabdominal.
Manfaat pemeriksaan USG Perut/Abdomen mengetahui kelainan di organ :
Gambaran Kolesistitis PEMBAHASAN Kolesistitis atau radang kandung empedu adalah inflamasi akut atau kronis dari kandung empedu, biasanya berhubungan dengan batu empedu yang tersangkut pada duktus sistikus dan menyebabkan distensi kandung empedu. keluhan nyeri perut kanan atas,nyeri tekan dan demam. .
Diagnosis cholesistitis ditegakkan berdasarka gejala yang timbul , pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang ada. Gejala-gejalanya antara lain keluhan nyeri perut bagian kanan atas badan terasa lemas dan bdan berwarna kuning 2 bulan. Pasien menyangkal adanya mual (+), muntah (-), demam (-), badan gatal seluruh tubuh, Buang air kecil seperti teh dan buang air besar seperti dempul 1 bulan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan terdapat nyeri tekan pada perut atas kanan bawah. Sedangkan pada pemeriksaan darah rutin didapatkan kenaikan pada bilirubin direk 17,89 mgdl, bilirubin indirek 17,89mg dan bilirubin total 21,02 mgdl.
Pemeriksaan penunjang menggunakan USG pada pasien ini didapatkan gambaran pada Hepar ukuran normal, struktur echo parenchym kasar homogen System biliare tampak melebar kesan kolesistitis. Dapat ditarik kesimpulan diagnosis pasien tersebut adalah kolesistitis melalui hasil anamsesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang dilakukan. Pada anamnesis yang menunjang diagnosis kolesistitis adalah terdapat nyeri pada perut kanan atas, jaundice. Dan dari pemeriksaan laboratoium didapatkan peningkatan pada bilirubin. Pada pencitraan dengan USG semakin memperkuat diagnosis kolesistitis. Penatalaksanaan pasien ini dilakukan terapi konservatif DAFTAR PUSTAKA Price SA, Wilson LM. Patofisiologi: Konsep Klinis Dasar-Dasar Penyakit EGC. Jakarta 2006. Sudoyo W. Aru, Setyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiasi S. Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1Edisi IV. EGC. Jakarta. 2009. Kumar V, Cotran RS, Robbins SL. Buku Ajar Patologi Edisi 7. Jakarta: EGC. 2009 Chiu HH, Chen CM, Mo LR. Emphysematous cholecystitis. Am J Surg. Sep2009;188(3):325- 6 Cox MR, Wilson TG, Luck AJ, et al. Laparoscopic cholecystectomy for acute inflammation of the gallbladder. Ann Surg Isselbacher, KJ, Braunwald E, Martin JB, Fauci AS, Kasper DL. Harrison:Prinsip Harrison. Prinsip Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Editor BahasaIndonesia: Prof. Dr. H. Ahmad H. Asdie. Edisi 13. EGC. Jakarta. 2009. Towfigh S, McFadden DW, Cortina GR, et al. Porcelain gallbladder is notassociated with gallbladder carcinoma. Am Surg Jan 2010;67(1):7-10.19.Wilson E, Gurusamy K, Gluud C, Davidson BR. Cost-utility and value of information analysis of early versus delayed laparoscopic cholecystectomy for acute cholecystitis. Br J Surg Yates MR, Baron TH. Biliary tract disease in pregnancy. Clin Liver Dis.2009;3:131-147