Anda di halaman 1dari 29

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BAYU (ANGIN)

Diajukan untuk memenuhi tugas Kapita Selekta semester ganjil Jurusan Teknik
Elektro Institut Teknologi Nasional Bandung


Oleh :
R. Gerha Terimananda
11-2011-003





JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
BANDUNG
2014
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di Bumi ini mempunyai alam yang sangat bermanfaat bagi makhluk hidup yang
menempatinya. Sumber daya alam yang tersedia dapat dimanfaatkan oleh manusia
untuk kelangsungan hidupnya. Sebagai contoh, sumber daya alam yang terdapat di
Bumi ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber pembagkit listrik seperti
angin, air dan panas bumi.
Di beberapa belahan dunia mempunyai struktur geologi yang memungkin untuk
membangun suatu pembangkit listrik menggunakan tenaga angin. Seperti Jerman,
Amerika Serikat dll telah membangun pembangkit listrik tenaga bayu (angin).
Turbin yang digunakan PLTB berbeda bentuk dibanding dengan pembangkit
lainnya. Bentuknya seperti kincir angina dan membutuhkan kecepatan angina yang
pas diketinggian 10 m diatas bumi.
Sebagai mahasiswa elektro kita harus mampu mengetahui tentang berbagai
macam pembangkit, salah satunya adalah PLTB.

1.2 Maksud dan Tujuan
Tujuan penulisan adalah:
1. Untuk menyelesaikan salah tugas Kapita Selekta pada semester ganjil 2014
2. Untuk mengetahui tentang Pembangkit Listrik Tenaga Bayu

1.3 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang diajukan adalah bagaimana Pembangkit Listrik Tenaga Bayu
(PLTB)

1.4 Metode dan Teknik Penulisan
1.4.1 Metode
Metode yang digunakan adalah analitik deskriptif, karena penulisan ini bertujuan
untuk mendeskripsikan data yang diperoleh baik dari berbagai rujuan kemudian
ditarik kesimpulan.

1.4.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah studi kepustakaan

1.5 Sistematika Penulisan
Penulisan tugas kali ini terbagi atas empatbab. Dimulai dengan pendahuluan
sebagai bab pertama memuat latar belakang, maksud dan tujuan, rumusan masalah,
metode dan teknik pengumpulan data serta sistematika penulisan.
Selanjutnya, pada bab dua dijabarkan tentang Pembangkit Listrik Tenaga Bayu
(PLTB) menyangkut definisi PLTB, sejarah PLTB, energi angin, komponen PLTB,
proses PLTB, sistem kelistrikan PLTB.
Pada bab tiga akan dijabarkan tentang pengaruh PLTP seperti kelebihan dan
kukurangan PLTB serta dampat dari PLTB.
Bab empat yang berisi tentang analisis dan kesimpulan yang didapat.









BAB II
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BAYU (PLTB)

2.1 Definisi PLTB
Secara prinsip mesin pembangkit listrik tenaga angin (PLTB) adalah sebuah
generator untuk mengubah energi mekanik menjadi energi listrik, dimana tenaga
mekanik ini dihasilkan oleh angin yang akan memutar baling-baling yang berbentuk
sudu-sudu blade dan porosnya dikopel dengan mesin generator pembangkit. Mesin
pembangkit listrik di sini dilengkapi beberapa komponen utama seperti baling-baling
penera angin yang biasa disebut blades, hub untuk penghubung baling-baling yang
berdiameter besar dengan poros utama (main shaft), transmisi gearbox untuk
mempercepat putaran mesin, suatu pengarah penyimpangan untuk memutar pencarian
arah kecepatan angin pada menara, tower penyanggauntuk kedudukan mesin
generator dan perlengkapannya, poros kecepatan tinggi (high speed shaft), lalu
komponen yang terpenting yaitu mesin generator sebagai pembangkit listrik.
Pada tahun-tahun belakangan ini, biaya tenaga listrik dihasilkan-angin telah turun
banyak, dan kini lebih rendah dari biaya listrik dihasilkan-bahan bakar. Sejak 2004,
tenaga angin telah menjadi bentuk penghasilan tenaga baru yang paling murah

2.2 Sejarah PLTB
Ada ribuan turbin angin yang beroperasi, dengan kapasitas total 58.982 MW yang
69% berada di Eropa (2005). Merupakan cara alternatif penghasilan listrik yang
paling tumbuh cepat dan menyediakan tambahan yang berharga bagi stasiun tenaga
berskala besar yang berbeban besar. Penghasilan kapasitas listrik diproduksi-angin
berlipat empat antara tahun 1999 dan 2005. 90% dari instalasi tenaga angin berada di
AS dan Eropa. Pada tahun 2010, Asosiasi Tenaga Angin Dunia mengharapkan
120.000 MW akan terpasang di dunia.
Jerman, Spanyol, Amerika Serikat, India dan Denmark telah membuat invesatasi
terbesar dalam penghasilan listrik dari angin. Denmark terkenal dalam pemroduksian
dan penggunaan turbin angin, dengan sebuah komitmen yang dibuat pada tahun
1970-an untuk menghasilkan setengah dari tenaga negara tersebut dengan angin.
Denmark menghasil lebih dari 20% listriknya dengan turbin angin, persentase
terbesar dan ke-lima terbesar dari penghasilan tenaga angin. Denmark dan Jerman
merupakan eksportir terbesar dari turbin besar.
Penggunaan tenaga angin hanya 1% dari total produksi listrik dunia (2005).
Jerman merupakan produsen terbesar tenaga angin dengan 32% dari total kapasitas
dunia pada tahun 2005. Targetnya pada 2010, energi terbarui akan memenuhi 12,5%
kebutuhan listrik Jerman. Jerman memiliki 16.000 turbin angin, kebanyakan terletak
di utara negara tersebut termasuk tiga terbesar dunia, dibuat oleh perusahaan Enercon
(4,5 MW), Multibrid (5 MW) dan Repower (5 MW). Provinsi Schleswig-
Holstein Jerman menghasilkan 25% listriknya dari turbin angin.
Saat ini, London Array adalah ladang angin lepas pantai terbesar di dunia dengan
kapasitas mencapai 1000 MW. Diresmikan oleh perdana menteri Inggris David
Cameron pada tanggal 4 Juli 2013.

2.3 Energi Angin
2.3.1 Definisi Energi Angin
Angin merupakan udara yang bergerak atau udara yang berpindah tempat,
mengalir dari tempat yang dingin ke tempat yang panas dan dari tempat yang panas
mengalir ke tempat yang dingin, demikian terus-menerus. Angin timbul akibat
sirkulasi di atmosfer yang dipengaruhi oleh aktivitas matahari dalam menyinari bumi
yang berotasi.
Angin adalah proses alam yang berlaku secara skala kecil dan skala besar, secara
lingkup daerah dan dunia. Di lapisan atmosfir bawah udara dingin mengalir dari
daerah kutub menuju daerah khatulistiwa dan di lapisan atmosfir atas udara hangat
mengalir dari khatuistiwa menuju daerah kutub.
Angin merupakan suatu energi alam yang berlimpah adanya di bumi yang juga
merupakan energi yang murah serta tak pernah habis. Energi angin telah lama dikenal
dan dimanfaatkan oleh manusia. Adapun pemanfaatannya adalah antara lain:
Pemompaan air untuk keperluan rumah tangga dan pertanian.
Melaksanakan kegiatan pertanian, seperti menggiling jagung, menggiling tepung,
tebu.
Mengalirkan air laut untuk pembuatan garam.
Membangkitkan tenaga listrik khususnya untuk Pembangkit Listrik Tenaga Angin
terutama untuk daerah yang belum terjangkau oleh PLN.

Tenaga angin banyak jumlahnya tidak akan habis, tersebar luas, bersih dan
merendahkan efek rumah kaca.

2.3.2 Pemanfaatan Energi Angin
Tenaga angin menunjuk kepada pengumpulan energi yang berguna dari angin.
Pada tahun 2005, kapasitas generator tenaga angin adalah 58.982 MW. Hasil tersebut
kurang dari 1% penggunaan listrik dunia. Kebanyakan tenaga angin modern
dihasilkan dalam bentuk listrik dengan mengubah rotasi dari pisau turbin menjadi
arus listrik dengan menggunakan generator listrik.
Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLT Angin) merupakan pembangkit listrik
yang sangat ramah lingkungan. Penerapannya bisa dalam bentuk wind farm ataupun
stand alone, baik yang terhubung ke dalam grid maupun tidak. PLT Angin sangat
cocok diterapkan pada lokasi terpencil maupun yang telah mempunyai grid.
Keberadaan dan kelangsungan suatu PLT Angin ditentukan oleh pemilihan lokasi
(sitting) yang tepat berdasarkan data angin yang akurat dan berlaku sepanjang waktu
guna (service life) mesin turbin angin. Oleh sebab itu studi potensi angin sepanjang
tahun pada lokasi yang mempunyai potensi merupakan sesuatu yang mutlak
dilakukan sebelum diputuskan untuk membangun PLT Angin.
Untuk itu kegiatan Pengukuran Potensi Energi Angin bertujuan untuk
memperoleh suatu lokasi yang secara teknis dan ekonomi layak dibangun pembangkit
listrik tenaga angin (PLT Angin) terutama di daerah yang belum terjangkau
Pembangkit Listrik yang berasal dari energi fosil maupun energi baru terbarukan lain.

2.3.3 Kelebihan Energi Angin
Ramah lingkungan, keuntungan terpenting dari tenaga angin adalah berkurangnya
level emisi karbon dioksida penyebab perubahan ikilm. Tenaga ini juga bebas dari
polusi yang sering diasosiasikan dengan pembangkit listrik berbahan bakar fosil dan
nuklir.
Penyeimbang energi yang sangat baik emisi karbon dioksida berhubungan dengan
proses produksi. Pemasangan dan penggunaan turbin angin selama rata-rata 20
tahun siklus hidup 'membayar kembali' terjadinya emisi setelah 3-6 bulan pertama-
yang berarti lebih dari 19 tahun produksi energi tanpa ongkos lingkungan.
Cepat menyebar-pembangunan ladang angin (wind farm) dapat diselesaikan
dalam waktu seminggu. Menara turbin, badan dan bilahan besi di pasang di atas
permukaan beton bertulang dengan menggunakan alat pemindah besar.
Sumber energi terbarukan dan dapat diandalkan, angin yang menjalankan turbin
selalu gratis dan tidak terkena dampak harga bahan bakar fosil yang fluktuatif.
Tenaga ini juga tidak butuh untuk ditambang, digali atau dipindahkan ke pembangkit
listrik. Seiring meningkatnya harga bahan bakar fosil, nilai tenaga angin juga
meningkat dan biaya keseluruhan pembangkit akan menurun.
Selanjutnya, dalam proyek besar yang menggunakan turbin ukuran medium yang
sudah disetujui, tenaga angin mampu beroperasi hingga 98% secara konstan. Artinya
hanya dua persen waktu turun mesin untuk perbaikan catatan yang jauh lebih baik
dari yang bisa diharapkan dari pembangkit listrik konvensional.
2.4 Komponen PLTB
2.4.1 Bagian Kincir Angin


Gambar 2.1 Bagian Kincir Angin PLTB

1. Blades
Kebanyakan turbin baik dua atau tiga pisau. Angin bertiup di atas
menyebabkan pisau pisau untuk mengangkat dan berputar.

2. Rotor
Pisau dan terhubung bersama-sama disebut rotor




3. Pitch
Blades yang berbalik, atau nada, dari angin untuk mengontrol
kecepatan rotor dan menjaga rotor berputar dalam angin yang terlalu tinggi
atau terlalu rendah untuk menghasilkan listrik.

4. Brake
Digunakan untuk menjaga putaran pada poros setelah gearbox agar
bekerja pada titik aman saat terdapat angin yang besar. Alat ini perlu dipasang
karena generator memiliki titik kerja aman dalam pengoperasiannya.
Generator ini akan menghasilkan energi listrik maksimal pada saat bekerja
pada titik kerja yang telah ditentukan. Kehadiran angin diluar diguaan akan
menyebabkan putaran yang cukup cepat pada poros generator, sehingga jika
tidak diatasi maka putaran ini dapat merusak generator. Dampak dari
kerusakan akibat putaran berlebih diantaranya overheat, rotor breakdown,
kawat pada generator putus karena tidak dapat menahan arus yang cukup
besar.

5. Low-Speed Shaft
Mengubah poros rotor kecepatan rendah sekitar 30-60 rotasi per menit.

6. Gear Box
Gears menghubungkan poros kecepatan tinggi di poros kecepatan
rendah dan meningkatkan kecepatan sekitar 30-60 rotasi per menit (rpm),
sekitar 1000-1800 rpm, kecepatan rotasi yang diperlukan oleh sebagian besar
generator untuk menghasilkan listrik. gearbox adalah bagian mahal (dan
berat) dari turbin angin dan insinyur generator mengeksplorasi direct-drive
yang beroperasi pada kecepatan rotasi yang lebih rendah dan tidak perlu kotak
gigi.
7. Generator
Berfungsi mengkonversi energi putar menjadi energi listrik. Ada
berbagai jenis generator yang dapat digunakan dalam sistem turbin angin,
antara lain generator serempak (synchronous generator), generator tak-
serempak (unsynchronous generator), rotor sangkar maupun rotor belitan
ataupun generator magnet permanen.
Penggunaan generator serempak memudahkan kita untuk mengatur
tegangan dan frekuensi keluaran generator dengan cara mengatur-atur arus
medan dari generator. Sayangnya penggunaan generator serempak jarang
diaplikasikan karena biayanya yang mahal, membutuhkan arus penguat dan
membutuhkan sistem kontrol yang rumit.
Generator tak-serempak sering digunakan untuk sistem turbin angin
dan sistem mikrohidro, baik untuk sistem fixed-speed maupun sistem variable
speed.

8. Controller
Pengontrol mesin mulai dengan kecepatan angin sekitar 8-16 mil per
jam (mph) dan menutup mesin turbin sekitar 55 mph. tidak beroperasi pada
kecepatan angin sekitar 55 mph di atas, karena dapat rusak karena angin yang
kencang.

9. Anemometer
Mengukur kecepatan angin dan mengirimkan data kecepatan angin ke
pengontrol.

10. Wind Vane
Mengubah arah angin dan berkomunikasi dengan yaw drive untuk
menggerakkan turbin dengan koneksi yang benar dengan angin.
11. Nacelle
Nacelle berada di atas menara dan berisi gear box, poros kecepatan
rendah dan tinggi, generator, kontrol dan rem.

12. High-Speed Shaft
Drive generator. Poros yang berhubungan langsung dengan rotor
generator.

13. Yaw Drive
Digunakan untuk menjaga rotor menghadap ke arah angin sebagai
perubahan arah angin.

14. Yaw Motor
Kekuatan dari yaw drive.

15. Tower
Menara yang terbuat dari baja tabung, beton atau kisi baja. Karena
kecepatan angin meningkat dengan tinggi, menara tinggi memungkinkan
turbin untuk menangkap lebih banyak energi dan menghasilkan listrik lebih
banyak. Tower PLTB dapat dibedakan menjadi 3 jenis seperti gambar
dibawah ini. Setiap jenis tower memiliki karakteristik masing-masing dalam
hal biaya, perawatan, efisiensinya, ataupun dari segi kesusahan dalam
pembuatannya.


Gambar 2.2 Guyed (kiri), Lattice (tengah), Mono-Structure (Kanan)

Penyimpan Energi (Battery)
Karena keterbatasan ketersediaan akan energi angin (tidak sepanjang
hari angin akan selalu tersedia), maka ketersediaan listrik juga tidak menentu.
Oleh karena itu digunakan alat penyimpan energi yang berfungsi sebagai
back-up energi listrik. Ketika beban penggunaan daya listrik masyarakat
meningkat atau ketika kecepatan angin suatu daerah sedang menurun, maka
kebutuhan permintaan akan daya listrik tidak dapat terpenuhi. Oleh karena itu
kita perlu menyimpan sebagian energi yang dihasilkan ketika terjadi
kelebihan daya pada saat turbin angin berputar kencang atau saat penggunaan
daya pada masyarakat menurun. Contoh sederhana yang dapat dijadikan
referensi sebagai alat penyimpan energi listrik adalah aki mobil. Aki 12 volt,
65 Ah dapat dipakai untuk mencatu rumah tangga selama 0.5 jam pada daya
780 watt.

Gambar 2.3 Skema kincir angin

2.4.2 Jenis Turbin (Kincir Angin)
1. Turbin Angin Sumbu Horizontal (TASH)
TASH adalah jenis turbin angin yang paling banyak digunakan. Turbin
ini terdiri dari sebuah menara yang di puncaknya terdapat sebuah baling-
baling yang berfungsi sebagai rotor dan menghadap atau membelakangi arah
angin.
Kebanyakan turbin angin jenis ini mempunyai dua atau tiga bilah
baling-baling.

Gambar 2.4 Turbin Angin Sumbu Horizontal

Kelebihan TASH adalah asar menara yang tinggi membolehkan akses
ke angin yang lebih kuat di tempat-tempat yang memiliki geseran angin
Kelemahan TASH:
a. Menara yang tinggi serta bilah yang panjangnya bisa mencapai 90 meter
sulit diangkut dan dipasang. Diperkirakan besar biaya transportasi bisa
mencapai 20% dari seluruh biaya peralatan turbin angin.
b. Konstruksi menara yang besar dibutuhkan untuk menyangga bilah-bilah
yang berat, gearbox, dan generator.
c. Ukurannya yang tinggi merintangi jangkauan pandangan dan mengganggu
penampilan lansekap.
d. Berbagai varian downwind menderita kerusakan struktur yang disebabkan
oleh turbulensi.
e. TASH membutuhkan mekanisme kontrol yaw tambahan untuk
membelokkan kincir ke arah angin.

2. Turbin Angin Sumbu Vertikal (TASV)
Turbin sumbu vertikal dibagi menjadi dua jenis yaitu:
a. Turbin Darrieus
Turbin Darrieus mula-mula diperkenalkan di Perancis pada sekitar
tahun 1920-an. Turbin angin sumbu vertikal ini mempunyai bilah-bilah
tegak yang berputar kedalam dan keluar dari arah angin.


Gambar 2.5 Turbin Darrieus

b. Turbin Savonius
Turbin Savonius diciptakan pertama kali di negara Finlandia dan
berbentuk S apabila dilihat dari atas. Turbin jenis ini secara umumnya
bergerak lebih perlahan dibandingkan jenis turbin angin sumbu horizontal,
tetapi menghasilkan torsi yang besar.

Gambar 2.6 Turbin Savionus

Kelebihan TASV:
a. Tidak membutuhkan struktur menara yang besar.
b. Karena bilah-bilah rotornya vertikal, tidak dibutuhkan mekanisme yaw.
c. Sebuah TASV bisa diletakkan lebih dekat ke tanah, membuat
pemeliharaan bagian-bagiannya yang bergerak jadi lebih mudah.
d. TASV memiliki sudut airfoil (bentuk bilah sebuah baling-baling yang
terlihat secara melintang) yang lebih tinggi, memberikan keaerodinamisan
yang tinggi sembari mengurangi drag pada tekanan yang rendah dan
tinggi.
e. TASV memiliki kecepatan awal angin yang lebih rendah daripada TASH.
Biasanya TASV mulai menghasilkan listrik pada 10 km/jam (6 m.p.h.)
f. TASV yang ditempatkan di dekat tanah bisa mengambil keuntungan dari
berbagai lokasi yang menyalurkan angin serta meningkatkan laju angin
(seperti gunung atau bukit yang puncaknya datar dan puncak bukit),
g. TASV tidak harus diubah posisinya jika arah angin berubah.
h. Kincir pada TASV mudah dilihat dan dihindari burung.



Kekurangan TASV:
a. Kebanyakan TASV memproduksi energi hanya 50% dari efisiensi TASH
karena drag tambahan yang dimilikinya saat kincir berputar.
b. TASV tidak mengambil keuntungan dari angin yang melaju lebih kencang
di elevasi yang lebih tinggi.
c. Kebanyakan TASV mempunyai torsi awal yang rendah, dan
membutuhkan energi untuk mulai berputar.

2.5 Proses PLTB
2.4.1 Siklus PLTB

Gambar 2.7 Siklus PLTP

Suatu pembangkit listrik dari energi angin merupakan hasil dari penggabungan
dari beberapa turbin angin sehingga akhirnya dapat menghasilkan listrik. Cara kerja
dari pembangkitan listrik tenaga angin ini yaitu awalnya energi angin memutar turbin
angin. Turbin angin bekerja berkebalikan dengan kipas angin (bukan menggunakan
listrik untuk menghasilkan listrik, namun menggunakan angin untuk menghasilkan
listrik). Kemudian angin akan memutar sudu-sudu turbin, lalu diteruskan untuk
memutar rotor pada generator letaknya di bagian belakang turbin angin. Generator
mengubah energi putar rotor menjadi energi listrik dengan prinsip hukum Faraday,
yaitu bila terdapat penghantar didalam suatu medan magnet, maka pada kedua ujung
penghantar tersebut akan dihasilkan beda potensial.

2.4.2 Pembangkitan Listrik pada PLTP


Gambar 2.8 Komponen pembangkitan listrik PLTB

Cara kerja dari pembangkitan listrik tenaga angin ini yaitu awalnya energi angin
memutar turbin angin. Turbin angin bekerja berkebalikan dengan kipas angin (bukan
menggunakan listrik untuk menghasilkan listrik, namun menggunakan angin untuk
menghasilkan listrik). Kemudian angin akan memutar sudut turbin, lalu diteruskan
untuk memutar rotor pada generator di bagian belakang turbin angin.
Generator mengubah energi gerak menjadi energi listrik dengan teori medan
elektromagnetik, yaitu poros pada generator dipasang dengan material ferromagnetik
permanen.
Setelah itu di sekeliling poros terdapat stator yang bentuk fisisnya adalah
kumparan-kumparan kawat yang membentuk loop. Ketika poros generator mulai
berputar maka akan terjadi perubahan fluks pada stator yang akhirnya karena terjadi
perubahan fluks ini akan dihasilkan tegangan dan arus listrik tertentu. Tegangan dan
arus listrik yang dihasilkan ini disalurkan melalui kabel jaringan listrik untuk
akhirnya digunakan oleh masyarakat.
Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan oleh generator ini berupa AC dengan
bentuk gelombang kurang lebih sinusoidal. Energi Listrik ini biasanya akan disimpan
kedalam baterai sebelum dapat dimanfaatkan.


Gambar 2.9 Blok diagram PLTB

Pada Gambar 2.3 generator diberi controller agar putaran turbin dapat diatur
tergantung nilai drop teganganya.

2.6 Sistem Kelistrikan PLTB
Secara umum sistem kelistrikan dari PLTB dapat dibagi menjadi 2 yaitu
kecepatan konstan dan kecepatan berubah. Keuntungan dari sistem kecepatan konstan
(fixed-speed) adalah murah, sistemnya sederhana dan kokoh (robust). Sistem ini
beroperasi pada kecepatan putar turbin yang konstan dan menghasilkan daya
maksimum pada satu nilai kecepatan angin. Sistem ini biasanya menggunakan
generator tak-serempak (unsynchronous generator), dan cocok diterapkan pada
daerah yang memiliki potensi kecepatan angin yang besar. Kelemahan dari sistem ini
adalah generator memerlukan daya reaktif untuk bisa menghasilkan listrik sehingga
harus dipasang kapasitor bank atau dihubungkan dengan grid. Sistem ini rentan
terhadap pulsating power menuju grid dan rentan terhadap perubahan mekanis secara
tiba-tiba. Gambar berikut menunjukkan diagram skematik dari sistem ini.


Gambar 2.10 Sistem PLTB Kecepatan konstan (fixed-speed)

Selain kecepatan konstan, ada juga sistem turbin angin yang menggunakan
sistem kecepatan berubah (variable speed), artinya sistem didesain agar dapat
mengekstrak daya maksimum pada berbagai macam kecepatan. Sistem variable speed
dapat menghilangkan pulsating torque yang umumnya timbul pada sistem fixed
speed.
Secara umum sistem variable speed mengaplikasikan elektronika daya untuk
mengkondisikan daya, seperti penyearah (rectifier), konverter DC-DC, ataupun
inverter. Gambar 2.11 sampai Gambar 2.14 adalah jenis-jenis sistem PLTB kecepatan
berubah.
Pada sistem variable speed (Gambar 2.11) menggunakan generator induksi
rotor belitan. Karakteristik kerja generator induksi diatur dengan mengubah-ubah
nilai resistansi rotor, sehingga torsi maksimum selalu didapatkan pada kecepatan
putar turbin berapa pun. Sistem ini lebih aman terhadap perubahan beban mekanis
secara tiba-tiba, terjadi reduksi pulsating power menuju grid dan memungkinkan
memperoleh daya maksimum pada beberapa kecepatan angin yang berbeda.
Sayangnya jangkauan kecepatan yang bisa dikendalikan masih terbatas.

Gambar 2.11 Sistem PLTB kecepatan berubah/Variable Speed (rotor belitan)

Pada sistem variable speed (Gambar 2-12) menggunakan rangkaian elektronika
daya untuk mengatur nilai resistansi rotor. Sistem ini memungkinkan memperbaiki
jangkauan kecepatan yang bisa dikendalikan sistem pertama.


Gambar 2.12 Sistem PLTB Kecepatan Berubah / Variable Speed (Back To Back Converter)

Sistem variable speed (Gambar 2.13) dan (Gambar 2.14) adalah sistem PLTB
yang dibedakan berdasarkan jenis generator yang digunakan.


Gambar 2.13 Sistem PLTB Kecepatan Berubah / Variable Speed (Rotor Sangkar)


Gambar 2.14 Sistem PLTB Kecepatan Berubah / Variable Speed (Rotor Magnet Permanen)

2.7 Syarat Angin untuk PLTB
Tidak semua jenis angin dapat digunakan untuk memutar turbin pembangkit
listrik tenaga bayu / angin. Untuk itu berikut akan dijelaskan klasifikasi dan kondisi
angin yang dapat digunakan untuk menghasilkan energi listrik.




Angin kelas 3 adalah batas minimum dan angin kelas 8 adalah batas
maksimum energi angin yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik.

BAB III
PENGARUH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BAYU

3.1 Kelebihan dan Kelemahan PLTB
3.1.1 Kelebihan PLTB
Keuntungan utama dari penggunaan pembangkit listrik tenaga angin secara
prinsipnya adalah disebabkan karena sifatnya yang terbarukan. Hal ini berarti
eksploitasi sumber energi ini tidak akan membuat sumber daya angin yang berkurang
seperti halnya penggunaan bahan bakar fosil. Oleh karenanya tenaga angin dapat
berkontribusi dalam ketahanan energi dunia di masa depan. Tenaga angin juga
merupakan sumber energi yang ramah lingkungan, dimana penggunaannya tidak
mengakibatkan emisi gas buang atau polusi yang berarti ke lingkungan.
Keuntungan lain dari tenaga angin adalah fakta bahwa setiap orang bisa
membangun atau membeli turbin angin untuk memanfaatkan energi angin dan
memenuhi kebutuhan energi di rumah sendiri. Turbin angin tidak perlu banyak
perawatan dan seseorang tidak perlu menjadi jenius untuk meng-handlenya. Tentu
saja memiliki turbin angin sendiri juga berarti menghindari terjadinya pemadaman
listrik bila terjadi kerusakan jaring PLN. Juga, listrik tenaga angin akan menjadi lebih
hemat biaya seiring dengan adanya banyak penelitian yang dilakukan untuk
memotong biaya instalasi, meningkatkan efisiensi dan untuk memastikan agar energi
angin menjadi lebih dapat diandalkan.

3.1.2 Kelemahan PLTB
Kelemahan pertama yang harus disebutkan adalah ketersediaan angin. Di
beberapa tempat angin kencang sering ditemui yang membuat pemanfaatan energi
angin menjadi sangat mudah, sementara di beberapa tempat angin tidak cukup kuat
untuk menciptakan listrik yang memadai.
Biaya instalasi tenaga angin yang masih relatif tinggi merupakan kelemahan lain
dari energi angin. Secara kasar, dibutuhkan sekitar 10 tahun untuk mengembalikan
biaya instalasi energi angin. Memang, ini bukan waktu yang sangat panjang, namun
biaya instalasinya yang besar masih menjadi penghalang bagi banyak orang untuk
memanfaatkan energi angin.
Kelemahan lainnya dari tenaga angin adalah bangunan pembangkit listrik tenaga
angin dapat mempengaruhi estetika lanskap. Fasilitas listrik tenaga angin juga perlu
direncanakan dengan hati-hati, lokasi dan pengoperasiannya harus meminimalkan
dampak negatif pada populasi burung dan satwa liar.

3.2 Dampak PLTB
Emisi karbon ke lingkungan dalam sumber listrik tenaga angin diperoleh dari
proses manufaktur komponen serta proses pengerjaannya di tempat yang akan
didirikan pembangkit listrik tenaga angin. Di samping karbon dioksida, pembangkit
listrik tenaga angin menghasilkan sulfur dioksida, nitrogen oksida, polutan atmosfir
yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan pembangkit listrik dengan menggunakan
batubara ataupun gas. Namun begitu, pembangkit listrik tenaga angin ini tidak
sepenuhnya ramah lingkungan, terdapat beberapa masalah yang terjadi akibat
penggunaan sumber energi angin sebagai pembangkit listrik, diantaranya adalah
dampak visual, derau suara, beberapa masalah ekologi, dan keindahan.
Efek lain akibat penggunaan turbin angin adalah terjadinya derau frekuensi
rendah. Putaran dari sudu-sudu turbin angin dengan frekuensi konstan lebih
mengganggu daripada suara angin pada ranting pohon. Selain derau dari sudu-sudu
turbin, penggunaan gearbox serta generator dapat menyebabkan derau suara mekanis
dan juga derau suara listrik. Derau mekanik yang terjadi disebabkan oleh operasi
mekanis elemen-elemen yang berada dalam nacelle atau rumah pembangkit listrik
tenaga angin. Dalam keadaan tertentu turbin angin dapat juga menyebabkan
interferensi elektromagnetik, mengganggu penerimaan sinyal televisi atau transmisi
gelombang mikro untuk perkomunikasian.
Ladang angin lepas pantai memiliki masalah tersendiri yang dapat
mengganggu pelaut dan kapal-kapal yang berlayar. Konstruksi tiang pembangkit
listrik tenaga angin dapat mengganggu permukaan dasar laut. Hal lain yang terjadi
dengan konstruksi di lepas pantai adalah terganggunya kehidupan bawah laut.
Dalam operasinya, pembangkit listrik tenaga angin bukan tanpa kegagalan
dan kecelakaan. Kegagalan operasi sudu-sudu dan juga jatuhnya es akibat perputaran
telah menyebabkan beberapa kecalakaan dan kematian. Kematian juga terjadi kepada
beberapa penerjun dan pesawat terbang kecil yang melewati turbin angin. Reruntuhan
puing-puing berat yang dapat terjadi merupakan bahaya yang perlu diwaspadai,
terutama di daerah padat penduduk dan jalan raya. Kebakaran pada turbin angin dapat
terjadi dan akan sangat sulit untuk dipadamkan akibat tingginya posisi api sehingga
dibiarkan begitu saja hingga terbakar habis. Hal ini dapat menyebarkan asap beracun
dan juga dapat menyebabkan kebakaran berantai yang membakar habis
ratusan acrelahan pertanian.
Kebocoran minyak pelumas juga dapat teradi dan dapat menyebabkan
terjadinya polusi daerah setempat, dalam beberapa kasus dapat mengkontaminasi air
minum. Penggunaan energi angin dalam kelistrikan telah turut serta dalam
mengurangi emisi gas buang.








BAB IV
ANALISIS DAN KESIMPULAN

4.1 Analisis
Pada PLTB, penggunaan gear box dimaksudkan untuk menambah putaran rotor
generator yang terkopel dengan rotor turbin. Hal ini dikarenakan kecepatan angin
yang kurang cepat untuk mendapatkan putaran yang cukup untuk membangkitkan
tegangan.
Pemakaian batere di PLTB dimaksudkan agar pasokan tegangan yang dipakai
selalu tersedia. Hal ini dikarenakan untuk mengantisipasi hilangnya kecepatan angina
yang terjadi.
Sistem kelistrikan dibagi menjadi dua jenis, yaitu sistem PLTB kecepatan konstan
dan berubah. Hal ini dimaksudkan untuk melihat hasil survey lapangan angina yang
dibutuhkan.
Kelebihan dari PLTP adalah menggunakan sumber daya yang terbarukan tetapi
membutuhkan lahan yang pas untuk pembangunannya. Hal ini dilihat dari sifat angin
dan letak geografisnya.
Dampak dari PLTB dilihat dari emisi yang dikeluarkan dan dari derau mekanik.
Hal ini dilihat dari sifat pembangunan pembangkit dan besarnya ukuran turbin yang
dibuat.

4.2 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari penulisan ini adalah:
1. Sumber energi yang digunakan oleh PLTB adalah angin dengan kecepeatan yang
ditentukan
2. Kelebihan dari PLTB menggunakan sumber energi yang terbarukan
3. Dua jenis turbin yang digunakan adalah turbin angin sumbu horizontal dan turbin
angin sumbu vertikal
4. Dua jenis sistem kelistrika PLTB adalah sistem PLTB kecepatan konstan dan
sistem PLTB kecepatan berubah.
5. Dampak dari PLTP adanya emisi dan derau yang teradi dll.

























DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Tenaga_angin
http://www.litbang.esdm.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=78:
plt-angin&catid=80:ketenagalistrikan-dan-ebtke&Itemid=93
http://www.greenpeace.org/seasia/id/campaigns/perubahan-iklim-global/Energi-
Bersih/tenaga_angin/
http://brainly.co.id/tugas/156086
http://jendeladenngabei.blogspot.com/2012/11/pembangkit-listrik-tenaga-bayu-
angin.html
http://www.indoenergi.com/2012/04/keunggulan-dan-kelemahan-energi-angin.html
http://konversi.wordpress.com/2009/03/01/dampak-lingkungan-pembangkit-listrik-
tenaga-angin/

Anda mungkin juga menyukai