Tgs Polimer PDF
Tgs Polimer PDF
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 POLIMER
Polimer (poly = banyak; mer = bagian) adalah suatu molekul raksasa
(makromolekul) yang terbentuk dari susunan ulang molekul kecil yang terikat
melalui ikatan kimia. Suatu polimer akan terbentuk bila seratus atau seribu unit
molekul yang kecil yang disebut monomer, saling berikatan dalam suatu rantai
(Azizah, U. 2004).
Polimer umumnya diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok antara lain
atas dasar jenis monomer, asal monomer, sifat termal dan reaksi pembentuknya.
2.1.1 Polimer Berdasarkan Asalnya
Berdasarkan asalnya, polimer dibedakan atas polimer alam dan polimer
buatan (Azizah, U. 2004). Polimer alam yang telah kita kenal antara lain :
selulosa, protein, karet alam dan sejenisnya. Pada mulanya manusia menggunakan
polimer alam hanya untuk membuat perkakas dan senjata, tetapi keadaan ini
hanya bertahan hingga akhir abad 19 dan selanjutnya manusia mulai
memodifikasi polimer menjadi plastik. Polimer buatan dapat berupa polimer
regenerasi dan polimer sintetis.
Polimer regenerasi adalah polimer alam yang dimodifikasi. Contohnya
rayon, yaitu serat sintetis yang dibuat dari kayu (selulosa). Polimer sintetis adalah
polimer yang dibuat dari molekul sederhana (monomer) dalam pabrik. Beberapa
contoh polimer yang dibuat oleh pabrik adalah nylon dan poliester, kantong
plastik dan botol, pita karet, dll. Plastik yang pertama kali dibuat secara komersial
adalah nitroselulosa. Material plastik telah berkembang pesat dan sekarang
mempunyai peranan yang sangat penting dibidang elektronika, pertanian, tekstil,
Universitas Sumatera Utara
transportasi, furniture, konstruksi, kemasan kosmetik, mainan anak anak dan
produk produk industri lainnya.
2.1.2 Polimer Berdasarkan Sifat Thermalnya
Sifat-sifat polimer ditentukan oleh empat hal, yaitu : panjangnya rantai,
gaya antar molekul, percabangan dan ikatan silang antar rantai polimer. Kekuatan
dan titik leleh polimer naik dengan bertambah panjangnya rantai polimer.
Bila gaya antar molekul pada rantai polimer besar, maka polimer menjadi kuat
dan sukar meleleh. Rantai polimer yang bercabang banyak daya regangnya rendah
dan lebih mudah meleleh. Ikatan silang antar rantai menyebabkan terjadinya
jaringan yang kaku dan membentuk bahan yang keras.
Makin banyak ikatan silang makin kaku polimer dan mudah patah.
Polimer yang mempunyai ikatan silang bersifat termoset artinya hanya dapat
dipanaskan satu kali yaitu pada saat pembuatannya, selanjutnya apabila pecah tak
dapat disambungkan lagi dengan pemanasan , karena susunan molekul-
molekulnya pada ikatan silang antar rantai akan rusak apabila dipanaskan lagi.
Yang termasuk plastik thermoset adalah : PU (Poly Urethene), UF (Urea
Formaldehyde), MF (Melamine Formaldehyde), polyester, epoksi dll.
Sebaliknya polimer yang tidak mempunyai ikatan silang bersifat
termoplastik artinya dapat dipanaskan berulang-ulang. Ketika dipanaskan, Polimer
yang bersifat termoplastik meleleh dan kembali mengeras ketika didinginkan. Jadi
apabila pecah polimer termoplastik dapat disambungkan kembali denan cara
dipanaskan atau dapat dicetak ulang dengan cara dipanaskan. Yang termasuk
plastik thermoplast antara lain : PE, PP(Polypropilene), PS(Polystirene),
ABS(acrylonitrile butadiene styrene), SAN, nylon, PET, BPT, Polyacetal (POM),
PC, dll.
Untuk membuat barang-barang plastik agar mempunyai sifat-sifat seperti
yang dikehendaki, maka dalam proses pembuatannya selain bahan baku utama
diperlukan juga bahan tambahan atau aditif.
Universitas Sumatera Utara
Penggunaan bahan tambahan ini beraneka ragam tergantung pada bahan baku
yang digunakan dan mutu produk yang akan dihasilkan. Berdasarkan fungsinya ,
maka bahan tambahan atau bahan pembantu proses dapat dikelompokkan menjadi
: bahan pelunak (plasticizer), bahan penstabil (stabilizer), bahan pelumas
(lubricant), bahan pengisi (filler), pewarna (colorant), antistatic agent, blowing
agent, flame retardant dan sebagainya. (Mujiarto, I. 2005)
2.1.3 Polimer Berdasarkan Reaksi Pembentuknya
Dua jenis utama dari reaksi polimerisasi adalah polimerisasi adisi dan
polimerisasi kondensasi.
a. Polimer Adisi
Reaksi pembentukan teflon dari monomer-monomernya tetrafluoroetilen,
disebut reaksi adisi. Perhatikan Gambar 2.1 yang menunjukkan bahwa monomer
etilena mengandung ikatan rangkap dua, sedangkan di dalam polietilena tidak
terdapat ikatan rangkap dua.
Gambar 2.1. Struktur Molekul Monomer dan Polietilen
Monomer etilena mengalami reaksi adisi membentuk polietilena yang
digunakan sebagai tas plastik, pembungkus makanan, dan botol. Pasangan
elektron ekstra dari ikatan rangkap dua pada tiap monomer etilena digunakan
untuk membentuk suatu ikatan baru menjadi monomer yang lain.
Menurut jenis reaksi adisi ini, monomer-monomer yang mengandung ikatan
rangkap dua saling bergabung, satu monomer masuk ke monomer yang lain,
membentuk rantai panjang.
Universitas Sumatera Utara
Produk yang dihasilkan dari reaksi polimerisasi adisi mengandung semua atom
dari monomer awal. Berdasarkan Gambar 2.1, yang dimaksud polimerisasi adisi
adalah polimer yang terbentuk dari reaksi polimerisasi disertai dengan pemutusan
ikatan rangkap diikuti oleh adisi dari monomermonomernya yang membentuk
ikatan tunggal. Dalam reaksi ini tidak disertai terbentuknya molekul-molekul kecil
seperti H
2
O atau NH
3
.
b. Polimer Kondensasi
Polimer kondensasi terjadi dari reaksi antara gugus fungsi pada monomer
yang sama atau monomer yang berbeda. Dalam polimerisasi kondensasi kadang-
kadang disertai dengan terbentuknya molekul kecil seperti H
2
O, NH
3
, atau HCl.
Di dalam jenis reaksi polimerisasi yang kedua ini, monomer-monomer bereaksi
secara adisi untuk membentuk rantai. Namun demikian, setiap ikatan baru yang
dibentuk akan bersamaan dengan dihasilkannya suatu molekul kecil (biasanya air)
dari atom-atom monomer. Pada reaksi semacam ini, tiap monomer harus
mempunyai dua gugus fungsional sehingga dapat menambahkan pada tiap ujung
ke unit lainnya dari rantai tersebut. Jenis reaksi polimerisasi ini disebut reaksi
kondensasi.
Dalam polimerisasi kondensasi, suatu atom hidrogen dari satu ujung
monomer bergabung dengan gugusOH dari ujung monomer yang lainnya untuk
membentuk air. Reaksi kondensasi yang digunakan untuk membuat satu jenis
nilon ditunjukkan pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2. Reaksi Kondensasi Nylon
Kondensasi terhadap dua monomer yang berbeda yaitu 1,6 diaminoheksana dan
asam adipat yang umum digunakan untuk membuat jenis nylon.
Universitas Sumatera Utara
Nylon diberi nama menurut jumlah atom karbon pada setiap unit monomer. Dari
gambar diatas terdapat enam atom karbon di setiap monomer sehingga jenis nylon
ini disebut nylon 66.
Contoh lain dari reaksi polimerisasi kondensasi adalah bakelit yang bersifat keras,
dan dracon, yang digunakan sebagai serat pakaian dan karpet, pendukung pada
tape audio dan tape video, dan kantong plastik. (Azizah, U. 2004).
2.2 RESIN POLYESTER
Unsaturated Polyester Resin (UPR) merupakan jenis resin termoset atau
lebih populernya sering disebut polyester saja. UPR berupa resin cair dengan
viskositas yang cukup rendah, mengeras pada suhu kamar dengan penggunaan
katalis tanpa menghasilkan gas sewaktu pengesetan seperti banyak resin termoset
lainnya.
Unsaturated Polyester Resin (UPR) yang digunakan dalam penelitian ini
adalah seri Yukalac 157