Penyakit akibat kelebihan dan kekurangan mineral. diantaranya:
1. Akibat kekurangan natrium adalah sebagai berikut: - Menyebabkan kejang, apatis dan kehilangan nafsu makan - Dapat terjadi setelah muntah, diare, keringat berlebihan, dan diet rendah natrium - Akibat kelebihan natrium dapat menimbulkan keracunan yang dalam keadaan akut menyebabkan edema dan hipertensi. 2. Akibat Kekurangan dan Kelebihan Chlor sebagai berikut: - Kekurangan klor terjadi pada muntah-muntah, diare kronis, dan keringat berlebihan. - Dan jika kelebihan juga bisa membuat muntah. 3. Kelebihan dan Kekurangan Kalsium sebagai berikut: - Kekurangan kalsium pada masa pertumbuhan menyebabkan gangguan pertumbuhan, tulang kurang kuat, mudah bengkok dan rapuh. . - Akibat kelebihan kalsium menimbulkan batu ginjal atau gangguan ginjal, gangguan absorpsi mineral lain serta konstipasi. 4. Dampak Kelebihan dan Kekurangan fosfor sebagai berikut: - Kekurangan fosfor mengakibatkan kerusakan tulang dengan gejala lelah, kurang nafsu makan dan kerusakan tulang. - Bila kadar fosfor darah terlalu tinggi, ion fosfat akan mengikat kalsium sehingga dapat menimbulkan kejang. 5. Dampak Kelebihan dan Kekurangan Magnesium sebagai berikut: - Penyakit yang menyebabkan muntah-muntah, diare, penggunaan diuretika (perangsang pengeluaran urin), juga dapat menyebabkan kekurangan magnesium. - Kekurangan magnesium berat akan menyebabkan kurang nafsu makan, gangguan pertumbuhan, mudah tersinggung, gugup, kejang/tetanus, gangguan system saraf pusat, halusinasi, koma dan gagal jantung. 6 Dampak Kelebihan dan Kekurangan Sukfur sebagai berikut: - Dampak kekurangan sulfur bisa terjadi jika kekurangan protein. - Kelebihan sulfur bisa terjadi jika konsumsi asam amino berlebih yang akan menghambat pertumbuhan. a. Rachitis Rachitis adalah pelunakan dan melemahnya tulang pada anak-anak, biasanya karena kekurangan vitamin D yang ekstrim dan berkepanjangan. Vitamin D sangat penting dalam penyerapan kalsium dan fosfor dari saluran pencernaan, yang dibutuhkan anak untuk membangun tulang yang kuat. Kekurangan vitamin D membuat sulit untuk mempertahankan dengan tepat tingkat kalsium dan fosfor pada tulang. Jika vitamin D atau kekurangan kalsium menyebabkan rakhitis, menambahkan vitamin D atau kalsium untuk diet yang dihasilkan umumnya memperbaiki masalah tulang bagi anak. Vitamin D berfungsi sebagai hormon untuk mengatur kadar kalsium dan fosfor dalam tulang. Jika seseorangkekurangan vitamin D, tubuh tidak akan menyerap kalsium dan fosfor dengan benar. Ketika tubuh Anda merasakan ketidakseimbangan kalsium dan fosfor dalam aliran darah, bereaksi dengan mengambil kalsium dan fosfor dari tulang untuk meningkatkan kadar darah yang diperlukan tubuh. Hal ini lantas melemahkan struktur tulang, yang dapat menyebabkan cacat kerangka, seperti bowlegs atau salah kelengkungan tulang belakang.
b. Anemia (dalam bahasa Yunani: anaimia, artinya kekurangan darah, from - an-, "tidak ada" + haima, "darah" ) adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah normal. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka mengangkut oksigen dari paru-paru, dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh. Anemia adalah penyakit darah yang sering ditemukan. Beberapa anemia memiliki penyakit dasarnya. Anemia bisa diklasifikasikan berdasarkan bentuk atau morfologi sel darah merah, etiologi yang mendasari, dan penampakan klinis. Penyebab anemia yang paling sering adalah perdarahan yang berlebihan, rusaknya sel darah merah secara berlebihan hemolisis atau kekurangan pembentukan sel darah merah ( hematopoiesis yang tidak efektif). Seorang pasien dikatakan anemia bila konsentrasi hemoglobin (Hb) nya kurang dari 13,5 g/dL atau hematokrit (Hct) kurang dari 41% pada laki-laki, dan konsentrasi Hb kurang dari 11,5 g/dL atau Hct kurang dari 36% pada perempuan.
c. Sindrom Cushing adalah sindrom yang disebabkan berbagai hal [1] seperti obesitas, impaired glucose tolerance, hipertensi, diabetes mellitus dan disfungsi gonadal yang berakibat pada berlebihnya rasio serum hormon kortisol. Nama penyakit ini diambil dari Harvey Cushing, seorang ahli bedah yang pertama kali mengidentifikasikan penyakit ini pada tahun 1912. Penyakit ini timbul ketika kelenjar adrenal pada tubuh terlalu banyak memproduksi hormon kortisol, yang dikenal sebagai simtoma hiperkortisolisme. Hal ini dapat disebabkan oleh konsumsi obat yang mengandung kortikosteroid seperti medroksiprogesteron asetat [2][3] yang biasa digunakan untuk berbagai pengobatan penyakit akut, atau konsumsi bahan kontrasepsi yang mengandung estrogen seperti mestranol, [4] atau menjalani adrenalektomi [5] yang biasanya mengakibatkan terjadinya adenoma pada kelenjar hipofisis. [6] Simtoma ini juga dapat dipicu oleh ketidakseimbangan metabolisme yang dikenal sebagai simtoma hiperadrenokortisisme, yaitu berlebihnya sekresi hormon ACTH akibat stimulasi berlebih hormon CRH dan VP yang disekresi. [1]
Gejala sindrom Cushing antara lain: berat badan naik, terutama di sekitar perut dan punggung bagian atas; kelelahan yang berlebihan; otot terasa lemah, terutama pada daerah di sekitar bahu dan pinggul, gejala ini disebut miopati proksimal; [7]
muka membundar (moon face); edema (pembengkakan) kaki; tanda merah/pink pada kulit bagian paha, pantat, dan perut; depresi; periode menstruasi pada wanita yang tidak teratur; d. Karies denties adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi. [1] Penyakit ini menyebabkan gigi berlubang. Jika tidak ditangani, penyakit ini dapat menyebabkan nyeri, penanggalan gigi, infeksi, berbagai kasus berbahaya, dan bahkan kematian. Penyakit ini telah dikenal sejak masa lalu, berbagai bukti telah menunjukkan bahwa penyakit ini telah dikenal sejak zaman perunggu, zaman besi, dan zaman pertengahan. [2] Peningkatan prevalensi karies banyak dipengaruhi perubahan dari pola makan. [2][3] Kini, karies gigi telah menjadi penyakit yang tersebar di seluruh dunia. Ada beberapa cara untuk mengelompokkan karies gigi. [4] Walaupun apa yang terlihat dapat berbeda, faktor-faktor risiko dan perkembangan karies hampir serupa. Mula-mula, lokasi terjadinya karies dapat tampak seperti daerah berkapur namun berkembang menjad lubang coklat. Walaupun karies mungkin dapat saja dilihat dengan mata telanjang, kadang-kadang diperlukan bantuan radiografi untuk mengamati daerah-daerah pada gigi dan menetapkan seberapa jauh penyakit itu merusak gigi. Lubang gigi disebabkan oleh beberapa tipe dari bakteri penghasil asam yang dapat merusak karena reaksi fermentasi karbohidrat termasuk sukrosa, fruktosa, dan glukosa. [5][6][7] Asam yang diproduksi tersebut memengaruhi mineral gigi sehingga menjadi sensitif pada pH rendah. Sebuah gigi akan mengalami demineralisasi dan remineralisasi. Ketika pH turun menjadi di bawah 5,5, proses demineralisasi menjadi lebih cepat dari remineralisasi. Hal ini menyebabkan lebih banyak mineral gigi yang luluh dan membuat lubang pada gigi. Bergantung pada seberapa besarnya tingkat kerusakan gigi, sebuah perawatan dapat dilakukan. Perawatan dapat berupa penyembuhan gigi untuk mengembalikan bentuk, fungsi, dan estetika. Walaupun demikian, belum diketahui cara untuk meregenerasi secara besar-besaran struktur gigi, sehingga organisasi kesehatan gigi terus menjalankan penyuluhan untuk mencegah kerusakan gigi, misalnya dengan menjaga kesehatan gigi dan makanan. [8]
Ada empat hal utama yang berpengaruh pada karies: permukaan gigi, bakteri kariogenik (penyebab karies), karbohidrat yang difermentasikan, dan waktu. [30]
e. Osteomalasia adalah kelainan pada tulang yang menyebabkan tulang menjadi lunak dan rapuh sehingga tulang mudah mengalami patah tulang. [1] Kerapuhan tulang merupakan akibat dari penurunan asupan vitamin D atau efek samping gagal ginjal. [2][3] Osteomalasia memiliki kemiripan dengan osteoporosis dalam hal menyebabkan tulang rapuh, namun keduanya dapat dibedakan berdasarkan penyebab dan ciri-ciri penderitanya. [1][2] Penyebab utama terjadinya osteomalasia adalah kurangnya asupan vitamin D, fosfat, dan kalsium. [1][3] Ketiga mineral merupakan zat utama yang mendukung kepadatan tulang. [3]
Keurangan vitamin D sendiri memiliki beberapa faktor yang mempengaruhi, di antaranya kurangnya konsumsi makanan yang mengandung vitamin D, kurangnya paparan sinar matahari yang berfungsi membantu pengolahan vitamin D di dalam tubuh, dan malabsorpsi atau ketidakmampuan tubuh untuk menyerap vitamin D. [2]
f. Tetani yang juga dikenal dengan lockjaw, merupakan penyakit yang disebakan oleh tetanospasmin, yaitu sejenis neurotoksin yang diproduksi oleh Clostridium tetani yang menginfeksi sistem urat saraf dan otot sehingga saraf dan otot menjadi kaku (rigid). Kitasato merupakan orang pertama yang berhasil mengisolasi organisme dari korban manusia yang terkena tetanus dan juga melaporkan bahwa toksinnya dapat dinetralisasi dengan antibodi yang spesifik. [1] Kata tetanus diambil dari bahasa Yunani yaitu tetanos dari teinein yang berarti menegang. [2] Penyakit ini adalah penyakit infeksi di saat spasme otot tonik dan hiperrefleksia menyebabkan trismus (lockjaw), spasme otot umum, melengkungnya punggung (opistotonus), spasme glotal, kejang, dan paralisis pernapasan. [3] Tetanus disebabkan neurotoksin (tetanospasmin) dari bakteri Gram positif anaerob, Clostridium tetani, dengan mula-mula 1 hingga 2 minggu setelah inokulasi bentuk spora ke dalam darah tubuh yang mengalami cedera (periode inkubasi). [4][7] Penyakit ini merupakan 1 dari 4 penyakit penting yang manifestasi klinis utamanya adalah hasil dari pengaruh kekuatan eksotoksin (tetanus, gas ganggren, dipteri, botulisme). [2] Tempat masuknya kuman penyakit ini bisa berupa luka yang dalam yang berhubungan dengan kerusakan jaringan lokal, tertanamnya benda asing atau sepsis dengan kontaminasi tanah, lecet yang dangkal dan kecil atau luka geser yang terkontaminasi tanah, trauma pada jari tangan atau jari kaki yang berhubungan dengan patah tulang jari dan luka pada pembedahan. [5]
Pada keadaan anaerobik, spora bakteri ini akan bergerminasi menjadi sel vegetatif. [3]
Selanjutnya, toksin akan diproduksi dan menyebar ke seluruh bagian tubuh melalui peredaran darah dan sistem limpa. [3] Toksin tersebut akan beraktivitas pada tempat-tempat tertentu seperti pusat sistem saraf termasuk otak. [3] Gejala kronis yang ditimbulkan dari toksin tersebut adalah dengan memblok pelepasan dari neurotransmiter sehingga terjadi kontraksi otot yang tidak terkontrol. [3] Akibat dari tetanus adalah rigid paralysis (kehilangan kemampuan untuk bergerak) pada voluntary muscles (otot yang geraknya dapat dikontrol), sering disebut lockjaw karena biasanya pertama kali muncul pada otot rahang dan wajah. [8] Kematian biasanya disebabkan oleh kegagalan pernapasan dan rasio kematian sangatlah tinggi. [3]