0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
596 tayangan18 halaman
1. Pasien mengalami depresi berat tanpa gejala psikotik yang ditandai dengan keluhan utama rasa khawatir yang dialaminya selama 3 bulan terakhir.
2. Rasa khawatir pasien muncul saat sholat Jumat dan dipicu oleh masalah hutang piutang serta kehidupan masa lalu yang kelam.
3. Pasien mengalami gangguan tidur, nafsu makan, serta berat badan akibat depresi yang dialaminya.
1. Pasien mengalami depresi berat tanpa gejala psikotik yang ditandai dengan keluhan utama rasa khawatir yang dialaminya selama 3 bulan terakhir.
2. Rasa khawatir pasien muncul saat sholat Jumat dan dipicu oleh masalah hutang piutang serta kehidupan masa lalu yang kelam.
3. Pasien mengalami gangguan tidur, nafsu makan, serta berat badan akibat depresi yang dialaminya.
1. Pasien mengalami depresi berat tanpa gejala psikotik yang ditandai dengan keluhan utama rasa khawatir yang dialaminya selama 3 bulan terakhir.
2. Rasa khawatir pasien muncul saat sholat Jumat dan dipicu oleh masalah hutang piutang serta kehidupan masa lalu yang kelam.
3. Pasien mengalami gangguan tidur, nafsu makan, serta berat badan akibat depresi yang dialaminya.
IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. TN Jenis kelamin : Laki-Laki Umur : 42 tahun Agama : Islam Status pernikahan : Sudah Menikah Pendidikan : SMA Pekerjaan : Wiraswasta Alamat : Jl. Gladiol No. 15 NTI Makassar Masuk Poli Jiwa RS IBSI : Selasa, 25 Februari 2013
LAPORAN PSIKIATRIK I. RIWAYAT PSIKIATRI Diperoleh dari alloanamnesis dari : Nama : Tn. M Agama : Islam Pekerjaan : Pensiunan Pendidikan : SMA Alamat : Maros Hubungan dengan pasien : Ayah Kandung Pasien
Nama : Ny. S Agama : Islam Pekerjaan : IRT Pendidikan : SMA Alamat : BTP Hubungan dengan pasien : Adik Kandung Pasien 2
II. RIWAYAT PENYAKIT A. Keluhan Utama : rasa khawatir
B. Riwayat Gangguan Sekarang 1. Keluhan dan Gejala Pasien pertama kali datang ke Poliklinik Jiwa Rumah Sakit Ibnu Sina dengan keluhan khawatir. Pasien pertama kali mengalami rasa khawatir sejak 3 bulan yang lalu saat sholat Jumat di masjid. Pasien merasakan tangan dan kakinya tiba-tiba gemetar, badan terasa dingin, dan merasa ingin jatuh saat sholat karena tiba-tiba mengingat masalah hutang piutang yang harus dibayarnya. Dalam sholatnya, pasien melamunkan bahwa ujian yang sekarang dialaminya merupakan hukuman dari Tuhan atas segala dosa-dosa yang dilakukan sewaktu masih muda. Kemudian ia sadar dari lamunannya bahwa sekarang ia sedang sholat dan berfikir setan telah mengganggu sholatnya. Rasa khawatir yang dialaminya terkadang hilang dengan melakukan sholat, baca surah Yasin dan bertemu dengan ustadz untuk meminta nasehat mengenai masalah hidup yang dialaminya. Rasa khawatir yang dialami tidak tentu waktu datangnya dan sifatnya tidak terus menerus. Pasien juga mengaku bahwa saat rasa khawatir datang, ia berpikir bagaimana masa depan anaknya kelak, bagaimana cara ia membiayai sekolah anaknya dengan hutangnya yang sangat banyak. Pasien mengaku tidak mengalami jantung berdebar-debar, hanya merasa kepalanya berat dan takut mengalami serangan stroke karena yang dipahaminya adalah orang yang stress akan berlanjut menjadi depresi dan berakhir dengan stroke. Pasien tidak ingin terkena penyakit stroke yang pada akhirnya ia tidak bisa melakukan apa-apa dan berfikir bagaimana nasib anak dan isterinya jika ia sakit. Selain stroke, pasien juga takut mengidap penyakit gangguan jiwa. Saat tidak melakukan pekerjaan, kadang pasien tiba-tiba merenungkan dosa- dosa yang telah dilakukan dimasa lalu, beranggapan bahwa setiap ia melakukan suatu usaha, selalu saja ada masalah. Jadi, ia menganggap bahwa nasib tidak berpihak kepadanya. Pasien adalah seorang pengusaha jual-beli mobil pada perusahannya sendiri dan mengaku tidak mengalami perkembangan, serta sering ke veteran untuk berbincang-bincang dan bercanda dengan temannya. Saat 3
melamun, pasien merokok dan minum kopi. Pasien juga mengaku bahwa dirinya menjadi lebih sensitif terhadap orang lain, mudah tersinggung namun tidak marah ataupun mengamuk, malas mengurus diri, dan sering berkonsultasi dengan ayahnya yang berada di Maros sehingga ia sering pulang pergi Maros-Makassar. Pasien mengaku menjadi malas makan, hanya 2 x sehari, sehingga ia mengalami penurunan berat badan dan sulit tidur. Di luar rumah, pasien sering bercanda dengan temannya sehingga ia bisa sedikit melupakan masalahnya, dan merasa tidak ingin pulang ke rumah karena langsung teringat akan masalah yang dialaminya. Pasien mengaku bahwa sang isteri acuh tak acuh, tidak perduli dengan masalah yang dihadapinya sehingga ia lebih suka berada diluar rumah dari pada di rumah.
2. Hendaya / Disfungsi Hendaya Sosial : (-) Hendaya Pekerjaan : (+) Hendaya Penggunaan Waktu Senggang : (+)
3. Hubungan stressor dan psikososial : Hutang piutang yang dialaminya dan kehidupan masa lalunya yang kelam sering muncul dalam pikirannya.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya 1. Gangguan Psikiatrik Pasien mengaku pertama kali mengalami rasa cemas pada tahun 2005 dengan pemicu yang sama yakni hutang piutang yang dialaminya. Namun saat itu, ia bisa atasi karena permasalahan jumlah hutangnya tidak sebesar jumlah hutang sekarang. Pasien menghilangkan rasa stressnya dengan rajin beribadah di rumah maupun ke masjid, membaca alquran terutam surah Yasin, dan bertemu dengan ulama-ulama.
4
2. Gangguan Medik Pasien pernah mengalami kecelakaan yang menyebabkan pasien harus dirawat di rumah sakit selama 3 hari saat kelas 3 SD dan tidak ada riwayat penurunan kesadaran. Pasien tidak ada riwayat kejang. Riwayat DM, hipertensi, sakit ginjal maupun sakit liver sebelumnya tidak diketahui.
3. Gangguan Zat Psikoaktif Pasien mengaku pernah menggunakan ectasy pada tahun 1996 1997, tidak tiap hari, 3 x seminggu, dan berhenti atas kemauan sendiri.
D. Riwayat Kehidupan Pribadi Riwayat Prenatal dan Perinatal ( 0-1 tahun ) Pasien lahir spontan, cukup bulan dan ditolong oleh bidan. Selama masa kehamilan, ibu pasien dalam keadaan sehat. Pasien tumbuh dan berkembang dengan baik. Masa Kanak Awal ( 1-3 tahun ) Pasien termasuk anak yang sehat dengan proses tumbuh kembang dan tingkah laku normal seperti anak seusianya. Pasien tidak pernah kejang, tidak pernah kecelakaan saat usia 3 tahun. Masa Kanak Pertengahan ( 4-11 tahun ) Pasien pernah TK dan SD pada salah satu sekolah di Maros. Semasa sekolah pasien dapat mengikuti pelajaran dengan baik. Pasien termasuk anak yang sehat dengan proses tumbuh kembang dan tingkah laku normal seperti anak seusianya. Masa Kanak Akhir ( 12-17 tahun ) Pasien melanjutkan SMA pada salah satu sekolah di Maros dan menyelesaikan sekolahnya SLTA dengan prestasi belajar yang cukup dan tidak pernah tinggal kelas. Riwayat Pekerjaan Pasien seorang pengusaha jual beli mobil semenjak tahun 2000 sampai sekarang dan mengalami kemunduran. 5
Riwayat Kehidupan Beragama Pasien beragama islam. Pasien merupakan seorang yang rajin beribadah dan semenjak tahun 2005 sering ke masjid untuk sholat dan meminta nasehat pada ustadz.
E. Riwayat Kehidupan Keluarga Pasien merupakan anak kedua dari empat bersaudara ( , , , ). Ayah pasien mengaku bahwa ada keluarga yang memiliki gangguan jiwa gila (dalam istilah kedokteran Skizofrenia) yakni keturunan dari neneknya.
F. Situasi Sekarang Pasien telah menikah pada tahun 2000 dan telah dikaruniai 3 orang anak (, , ). Tinggal bersama dengan istri dan ketiga orang anaknya di rumah pribadi yang ditinggalinya di daerah NTI, sedangkan bapak dan ibunya tinggal di Maros.
G. Persepsi (tanggapan) Pasien tentang diri dan kehidupannya Pasien mengaku bahwa ia sadar saat ini dirinya mengalami stres dan bisa menjadi depresi. Dari depresi selanjutnya ia bisa menjadi stroke. Dan penyakit stroke itulah yang menakut-nakuti dirinya, bahwa suatu saat ia akan terkena stroke. Selain itu juga, pasien takut dan menangis dianggap dirinya mengalami penyakit gangguan jiwa seperti penyakit gila yang dalam istilah kedokteran disebut Skizofrenia.
AUTOANAMNESIS Tanggal : 26 Februari 2013 Pukul : 12.00 14.40 WITA Tempat : Ruang Poli Jiwa RS Ibnu Sina
DM : Assalamu Alaikum, Pak. P : Waalaikum salam dok. DM : Perkenalkan Pak, saya dokter muda Muthmainnah yang bertugas hari ini, nama bapak siapa ? Ket : DM (Dokter Muda) P (Pasien)
6
P : Pak TN dok. DM : Berapa umur Bapak sekarang ? P : Saya lahir 13 Juni 1970, jadi sekarang sudah hampir 43 tahun. ( daya ingat jangka panjang baik) DM : Apa pekerjaan Bapak ? P : Wiraswasta, dok. DM : Bapak tinggal di mana ? P : Jalan Nangka No. 48 Maros, dok. DM : Kalo boleh tahu Pak, apa yang membuat bapak datang ke sini ? P : Ini dok, saya selalu merasa khawatir. DM : Tolong bapak jelaskan, perasaan khawatir seperti apa yang bapak maksudkan ? P : Perasaan khawatir, was-was, ada-ada saja yang selalu saya pikirkan. Pikiran saya itu selalu macam-macam, bahkan teman saya biasa bilang kalo saya itu orang parno, dok. DM : Sejak kapan bapak mulai merasa khawatir ? P : Sejak 3 bulan yang lalu. Begini dok, awalnya itu pada saat saya sedang sholat Jumat. Tiba-tiba badan saya gemetar, tangan dan kaki saya gemetar, badan serasa dingin dan saya seperti mau jatuh, tapi Alhamdulillah Tuhan masih memberi saya kekuatan menyelesaikan sholat Jumat. DM : Apa sebenarnya yang bapak pikirkan saat itu ? P : Serasa ada setan yang sedang bisiki saya, berbicara buruk tentang kehidupan saya, mau mengganggu sholat saya kepada Tuhan. Saya saat ini dok selalu mendengarkan nasihat, ketemu dengan ulama masjid, sehingga saya tahu bahwa setan sedang mengganggu saya dalam sholat. Dalam hati saya berkata Sialan kau setan, kau mau ganggu lagi saya sekarang! (pasien sempat berbicara dengan kata tidak senonoh dalam hatinya). Nah, pada saat itu saya tersadar, apa yang telah saya lakukan ini, saya sudah menghina-hina Allah. Tiba- tiba tangan dan kaki saya gemetar. Saya sangat takut dok.(dengan ekspresi wajah yang sedih dan memelas). ( produktifitas logorhea) DM : Maaf bapak, bisa dijelaskan lebih lanjut apakah bapak mendengar suara bisikan setan ditelinga bapak yang orang lain tidak bisa dengar? P : Saya tidak dengar suara dok, sulit saya jelaskan dok (sambil memikirkan maksud penyampaian sebelumnya). Begini, saya sedang sholat dan saya melamunkan hutang-hutang saya, dosa-dosa saya kenapa saya jadi begini, kemudian saya tersadar bahwa saya tidak khusyuk dalam sholat dan berfikir bahwa setan sedang mengganggu 7
saya dalam sholat saya kepada Tuhan. ( persepsi : tidak ada halusinasi) DM : Ok, bapak. Bisa bapak jelaskan lebih lanjut apa yang bapak pikirkan saat itu ? P : Saya memikirkan hutang saya dok. Hutang saya itu sangat banyak dok. ( stressor psikososial) DM : Maaf bapak saya bertanya seperti ini, dimana saja bapak berhutang ? dan bisa dirincikan hutang-hutang bapak ? P : Begini dok, saya itu punya hutang di Bank, di orang lain, cicilan mobil, cicilan motor. (Pasien berbicara sambil merincikan semua hutang-hutangnya di kertas) Itu semua saya pikirkan, dan saya tidak tahu bagaimana melunasi semuanya. Saya sudah berusaha untuk bekerja, buka usaha tapi ada-ada saja kendalanya. Ketika saya buka usaha ini ada kendalanya, beralih ke usaha lain ada lagi kendalanya, sehingga saya merasa bahwa ini adalah hukuman dari Allah SWT. Saya waktu muda terkenal suka berbuat dosa, pernah pakai ectasy, suka minum minuman alkohol, misalnya suka main perempuan. Banyaklah dok perbuatan dosa yang telah saya lakukan. Sehingga saya selalu berpikir bahwa ini merupakan akibat dosa-dosa saya dulu. Kenapa saya seperti ini. (menunduk dan bertumpu pada tangan kedua tangannya). ( afek labil) DM : Apakah anda pernah merasa bahwa jantung bapak berdebar-debar ? Pusing ? sakit kepala ? atau jarang tidur ? P : Tidak pernah ji dok kalo jantung berdebar-debar atau sakit kepala. Cuman ini kepalaku terasa berat, terasa diikat dan tidur saya biasa terganggu kalo tiba-tiba saya pikirkan lagi hutang-hutangku. Ini juga dok, berat badan saya turun karena malas makan. Saya juga jadi jarang mengurus diri, pakaian saya berantakan, padahal saya orangnya rapi. (sambil menunjukkan penampilannya, bahwa dulu dia tidak seperti sekarang) (perilaku dan aktifitas psikomotor normoaktif). DM : Bapak pernah mengalami rasa khawatir sebelum 3 bulan ini ? P : Iya dok pernah, tahun 2005. DM : Jadi apa yang bapak lakukan jika bapak tiba-tiba merasa khawatir ? P : Saya langsung baca surah Yasin dok dan seketika rasa cemas saya hilang. Namun, yang sekarang ini sudah berat saya rasa dok. Saya sudah parno, sering bertanya-tanya, apakah saya sudah gila ini, makanya saya datang ke sini untuk periksa dok. DM : Rasa khawatir yang sekarang bapak rasakan selama 3 bulan terakhir, bagaimana cara bapak mengatasinya ? 8
P : (pasien langsung mengangkat wajahnya setelah diberi pertanyaan) Saya langsung baca Alquran, surah Yasin. Setelah baca, saya merasa tenang. Rasa was-was saya hilang. DM : Apa yang bapak lakukan sehari-hari ? P : Saya jalankan usaha ku dok, usaha jual beli mobil. Kadang saya duduk diam, langsung tiba-tiba saya pikirkan hutang-hutangku, masa laluku, masa depannya anak-anakku, kenapa saya bisa jadi begini. Jadi, saya lebih suka keluar rumah, pergi ke daerah X untuk jalan- jalan, bertemu dan berbincang-bincang dengan teman. Karena saya itu dok, terkenal orangnya humoris, suka bercanda kalo lagi berkumpul sama teman. ( hendaya sosial (-), hendaya pekerjaan (+)) DM : Jadi, apa yang bapak lakukan jika berada di rumah? P : Itu dok, lebih banyak diam, termenung kalo di rumah. Rasanya kalo keluar rumah, saya malas pulang. Karena saya pasti pikirkan lagi hutang-hutangku. Saya juga sering mengunjungi rumahnya bapak di Maros, meminta nasehat kepada beliau. ( hendaya waktu senggang (+)) DM : Selain rasa khawatir, apa lagi bapak rasakan ? P : Sebenarnya juga dok, saya takut. DM : Bisa dijelaskan perasaan takut apa yang bapak maksudkan dan kenapa bapak merasa takut ? P : Perasaan khawatir saya ini bikin saya takut, apakah saya termasuk orang stress, nah orang yang stres itu bisa jadi depresi, dan orang yang depresi itu bisa jadi stroke. Saya takut terkena stroke, karena bagaimana masa depan anak-anak dan isteri saya nantinya, siapa yang melunasi hutang-hutang saya. (pasien sambil menulis di kertas urutan penyakitnya , stress depresi stroke. Pasien juga meneteskan air mata). ( taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan sesuai, mood sedih, afek labil, preokupasi khawatir terkan stroke) DM : Apakah bapak pernah berniat melakukan bunuh diri ? P : Kalo bunuh diri dok, saya tidak pernah berniat bunuh diri. Tapi terkadang muncul suara hati untuk menyuruh bunuh diri dan langsung saya mengatakan bahwa itu bisikan setan. Saya sadar betul bahwa bunuh diri itu sangat dibenci oleh Allah SWT. DM : Bapak pernah mendengar suara-suara yang sumber suaranya tidak ada? dan melihat sesuatu yang sebenarnya tidak dapat dilihat oleh orang lain? P : Tidak pernah dok. Dok, apakah saya ini sudah tergolong orang gila ? (berkata sambil menangis) ( gangguan persepsi (-)) 9
DM : Bapak, untuk saat ini memang bapak betul mengalami gangguan jiwa. Tapi untuk kategori penyakit gila, bapak tidak menderita penyakit tersebut. Tidak mungkin orang seperti anda bisa menuliskan secara detail mengenai hutang-hutang bapak. P : Jadi, dok. Apa yang sebenarnya ini saya alami ? DM : Bapak, saat ini bapak mengalami gangguan depresi. Jadi, nanti bapak akan saya berikan obat. Saya sarankan bapak menginap beberapa hari saja di Maros jika memang harus berbincang dengan bapaknya. Bapak usahakan isi hari-hari bapak dengan hal-hal yang positif, usahakan bapak jangan terlalu sering menyendiri. Hari Sabtu, bapak silahkan datang kembali untuk kontrol. Usahakan ajak isteri bapak, sehingga beliau bisa mendengarkan keluhan bapak. P : Iya dok. Terima kasih banyak dok. Insya Allah, hari Sabtu saya akan ke sini lagi, sekalian saya ajak juga isteri dok. Assalamualaikum Dok. DM : Wa Alaikumsalam, Pak.
III. STATUS MENTAL A. Deskripsi umum 1. Penampilan : Seorang pria berpenampilan sesuai umur. Berkulit sawo matang, rambut pendek berwarna hitam. Saat wawancara, pasien memakai kemeja berwarna abu-abu dan celana panjang berwarna cokelat muda, tidak ada bau badan, menggunakan sendal, kuku tangan dan kaki tampak bersih dan tidak panjang. 2. Kesadaran : Baik 3. Perilaku dan aktivitas psikomotor : Normoaktif 4. Pembicaraan : Pasien berbicara spontan, lancar dan bicara cukup banyak, menjawab sesuai dengan pertanyaan. Gangguan bicara tidak ada. 5. Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif
B. Keadaan afektif (mood), perasaan, empati, dan perhatian 1. Mood : sedih 2. Afek : labil (pasien berubah-ubah saat mengutarakan keluhannya, kadang tiba-tiba menangis, aktif bicara, dan berintonasi kecil) 10
3. Empati : dapat dirabarasakan
C. Fungsi intelektual (kognitif) 1. Taraf Pendididkan, Pengetahuan Umum Dan Kecerdasan : Sesuai 2. Daya konsentrasi : baik 3. Orientasi (Waktu, Tempat, dan Orang) Daya Orientasi Waktu : baik Daya Orientasi Tempat : baik Daya Orientasi Personal : baik 4. Daya ingat Daya Ingat Jangka Panjang : baik Daya Ingat Jangka Pendek : baik Daya Ingat Jangka Segera : baik 5. Pikiran abstrak : baik 6. Bakat kreatif : tidak ada 7. Kemampuan menolong diri sendiri : baik
D. Gangguan persepsi 1. Halusinasi : tidak ada 2. Ilusi : tidak ada 3. Depersonalisasi : tidak ada 4. Derealisasi : tidak ada
E. Proses berfikir 1. Arus pikiran a. Produktivitas : logorhea b. Kontinuitas : relevan dan koheren c. Hendaya berbahasa : tidak ada
11
2. I si pikiran a. Preokupasi : khawatir tentang gejala yang dialaminya dan berkeinginan untuk melunasi semua hutang-hutangnya serta bisa bersikap wajar menghadapinya (bisa bersikap enjoy). b. Gangguan isi pikiran : tidak ada
F. Pengendalian impuls : baik
G. Daya nilai 1. Normo sosial : baik 2. Uji daya nilai : baik 3. Penilaian Realitas : baik
H. Tilikan (insight) : tilikan 6 (pasien merasa sakit dan membutuhkan pengobatan)
I. Taraf dapat dipercaya : dapat dipercaya
IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT A. Status Internus Keadaan umum : Baik Kesadaran : Compos mentis Tanda vital > Tekanan Darah : 120/80 mmHg > Pernapasan : 24 x/mnt
B. Status Neurologik 1. GCS : E 4 V 5 M 6
2. Rangsang Meningeal : tidak dilakukan 3. Tanda ekstrapiramidal - tremor tangan : - 12
- cara berjalan : normal - keseimbangan : baik 4. Motorik : normal 5. Sensorik : normal 6. Kesan : normal
V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA Pasien Tn. TG datang ke poliklinik RS Ibnu Sina dengan keluhan khawatir dialami sejak 3 bulan yang lalu, merasa gemetar tangan dan kakinya saat sedang sholat Jumat dimasjid karena memikirkan masalah hutang piutang yang dialaminya, juga pasien kadang gelisah tidur. Pasien juga mengeluh malas makan, kepala terasa berat dan terasa seperti terikat keras, tidak ada riwayat jantung berdebar-debar. Pasien juga merasa lemas, kurang bergairah untuk memulai aktifitas. Pasien sangat cemas memikirkan hutang piutangnya dan penyakit stress yang dapat berlanjut menjadi depresi dan ujung-ujungnya dapat menjadi stroke serta ia takut bahwa suatu saat ia menjadi gila. Pasien ada riwayat kecelakaan saat kelas 3 SD dan mendapat perawatan selama 3 hari di Rumah Sakit. Setelah kecelakaan, pasien sadar dan merasa baik setelah muntah dan tetap sadarkan diri. Pasien ada riwayat penggunaan ectasy pada tahun 1996-1997, tidak terus-menerus, 3 x seminggu dan berhenti atas kemauan sendiri. Dari status mental didapatkan seorang pria berusia 42 tahun berpenampilan sesuai umur. Berkulit sawo matang, rambut pendek berwarna hitam. Saat wawancara, pasien memakai kemeja berwarna abu-abu dan celana panjang berwarna cokelat muda, tidak ada bau badan, menggunakan sendal, kuku tangan dan kaki tampak bersih dan tidak panjang. Pasien duduk tenang dengan ekspresi wajah sedih, kontak mata dengan pemeriksa baik. Sikap pasien tenang dan kooperatif dalam menjawab pertanyaan. Kesadaran baik, perilaku dan aktivitas psikomotor tenang, pembicaraan lancar, spontan, sikap terhadap pemeriksa kooperatif. Keadaan mood sedih, afek labil dan empati dapat dirabarasakan. Pada 13
fungsi Intelektual (Kognitif) taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan sesuai dengan pendidikan, daya konsentrasi baik. Orientasi (waktu, tempat dan orang) baik. Daya ingat (Jangka panjang, jangka sedang dan jangka pendek) baik. Pikiran abstrak baik, bakat kreatif tidak ada, kemampuan menolong diri sendiri baik. Gangguan persepsi tidak ada. Arus pikiran: produktivitas logorhea, kontiniuitas relevan dan koheren dan hendaya berbahasa tidak ditemukan. Isi pikiran: preokupasi khawatir tentang hutang piutang, kemungkinan terkena stroke dan gangguan gila, gangguan isi pikiran tidak ada. Pengendalian Impuls baik. Daya nilai baik. Tilikan (Insight) Tilikan 6 (Pasien merasa sakit dan membutuhkan pengobatan). Taraf dapat dipercaya dapat dipercaya.
VI. EVALUASI MULTI AKSIAL 1. Aksis I Episode Depresi Berat Tanpa Gejala Psikotik (F32.2) Dari autoanamnesis didapatkan adanya gejala klinis yang bermakna yaitu, rasa cemas, mengeluh lemah dan kurang bergairah memulai aktifitas, kepala terasa berat dan seperti terikat, kadang merenung terutama saat sendiri, kepercayaan diri untuk memulai usaha berkurang, perasaan tidak berguna dan rasa bersalah, pesimis, tidur terganggu, dan nafsu makan berkurang. Keadaan ini menimbulkan penderitaan (distress), terdapat hendaya pekerjaan, dan disabilitas ringan sehingga dapat disimpulkan sebagai gangguan jiwa. Pada pemeriksaan status mental tidak ditemukan hendaya berat dalam menilai realita, sehingga digolongkan dalam gangguan jiwa non psikotik. Pada pemeriksaan status internus dan status neurologis tidak ditemukan adanya kelainan yang mengindikasikan gangguan medis umum yang menimbulkan gangguan otak, sehingga penyebab organik dapat disingkirkan, sehingga pasien di diagnosis sebagai gangguan jiwa non psikotik non-organik. Dari autoanamnesis serta pemeriksaan status mental didapatkan bahwa pasien mengalami rasa cemas, kepala terasa berat dan seperti terikat, mengeluh lemah dan kurang bergairah memulai aktifitas, kadang merenung terutama saat sendiri, kepercayaan diri untuk memulai usaha berkurang, perasaan tidak berguna 14
dan rasa bersalah, pesimis, tidur terganggu, dan nafsu makan berkurang. Gejala tersebut menunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat sehingga pasien digolongkan dalam Gangguan Episode Depresi Berat tanpa Gejala Psikotik (F32.2).
2. Aksis II Ciri kepribadian tidak khas.
3. Aksis III Tidak ada (none)
4. Aksis IV Stressor psikososial yakni masalah ekonomi yang berhubungan dengan kesulitan pasien dalam melunasi hutang-hutangnya.
5. Aksis V GAF Scale 80 71 : gejala sementara & dapat diatasi, disabilitas ringan dalam pekerjaan, penggunaan waktu senggang.
VII. DAFTAR PROBLEM 1. Organobiologik Status internus dan neurologis tidak didapatkan adanya kelainan.
2. Psikologik Perilaku dan aktivitas psikomotor normoaktif, afek labil, ekspresi afektif sedih, empati dapat dirabarasakan, daya ingat jangka panjang tidak terganggu, intelegensia dan pengetahuan umum sesuai dengan pendidikan dan usia, halusinasi tidak ada, waham tidak ada, tilikan derajat enam.
3. Keluarga Gangguan jiwa yang dialami pasien bermula dari masalah hutang yang 15
sangat besar nominalnya tidak sebanding dengan pendapatan yang diperolehnya dalam sebulan.
VIII. PROGNOSIS 1. Faktor yang mendukung kearah prognosis baik Dukungan dari keluarga Sudah menikah dan memiliki anak 2. Faktor yang mendukung kearah prognosis buruk Riwayat keluarga mengalami gangguan jiwa gila (Skizofrenia) yakni sepupu dua kali dari nenek pasien.
IX. PEMBAHASAN & DISKUSI Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan psikiatri, menunjukkan bahwa pasien mengalami depresi akibat masalah hutang-piutangnya yang sangat banyak. Pasien juga merasa sering melamun, putus asa, tidak bersemangat dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Pasien juga sempat melihat baangan-bayangan sebelumnya. Pasien merasa putus asa, tidak bersemangat dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Pesimis untuk memulai usaha lain demi melunasi hutang-hutangnya. Pasien sering melamun dan tidak ada keinginan untuk melakukan apa-apa. Keluhan susah tidur dirasakan bila timbul rasa khawatir Sesuai dengan gejala yang dialami pasien, menurut PPDGJ III, diagnosis aksis I yang sesuai untuk pasien ini adalah Episode depresif berat tanpa gejala psikotik (F32.3). Gejala utama dari episode depresif adalah afek depresif, kehilangan minat dan kegembiraan, dan berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas 1 . Gejala lainnya adalah konsentrasi dan perhatian berkurang, harga diri dan kepercayaan diri berkurang, gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna, 16
pandangan masa depan yang suram dan pesimistis, gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri, tidur terganggu dan nafsu makan berkurang 1 . Pasien juga dapat dikategorikan sebagai gangguan anxietas dengan melihat kekhawatiran yang berlebih terhadap hutang-hutangnya. Namun berdasarkan PPDGJ III, menyatakan bahwa, bila ditemukan sindrom depresi dan anxietas yang cukup berat untuk menegakkan masing-masing diagnosis, maka kedua diagnosis tersebut harus dikemukakan, dan diagnosis gangguan campuran tidak dapat digunakan. Jika karena sesuatu hal hanya dapat dikemukakan satu diagnosis maka gangguan depresif harus diutamakan. Sehingga gangguan yang dialami oleh pasien ini dimasukkan dalam kategori gangguan Episode Depresif Berat Tanpa Gejala Psikotik (F32.2) Menurut PPDGJ III, diagnosis Episode depresif berat tanpa gejala psikotik (F32.2) memiliki kriteria 1 : Semua 3 gejala utama depresi harus ada Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya, dan beberapa di antaranya harus berintensitas berat. Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi psikomotor) yang mencolok, maka pasien mungkin tidak mau atau tidak mampu untuk melaporkan banyak gejalanya secara rinci. Dalam hal demikian, penilaian secara menyeluruh terhadap episode depresif berat masih dapat dibenarkan. Episode depresif biasanya harus berlangsung sekurang-kurangnya dua minggu, akan tetapi jika gejala amat berat dan beronset sangat cepat, maka masih dibenarkan untuk menegakkan diagnosis dalam kurun waktu kurang dari 2 minggu. Sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan atau urusan rumah tangga, kecuali pada taraf yang sangat terbatas. Dari riwayat psikososial dan lingkungan (aksis IV), pasien memiliki masalah ekonomi. Pasien juga mengalami kendala dalam melunasi seluruh hutang-hutangnya sehingga ia sering melamunkan cara melunasinya, masa depan anak dan istri-istrinya. 17
Dilihat dari penilaian fungsi secara global, gangguan yang dialami pasien tergolong dalam skala GAF scale GAF 80-71, yaitu beberapa disabilitas gejala sementara & dapat diatasi, disabilitas ringan dalam pekerjaan, penggunaan waktu senggang. Penderita ini dianjurkan untuk mendapat terapi psikofarmaka dengan Kalxetin 2 x 10 mg yang mengandung fluoxetine yaitu obat antidepresi yang menghambat re-uptake aminergic neurotransmitter dan menghambat penghancuran oleh enzim monoamine oxidase sehingga terjadi peningkatan jumlah aminergic neurotransmitter pada celah sinaps neuron tersebut yang dapat meningkatkan aktivitas reseptor serotonin 2 . Selain terapi psikofarmaka dilakukan psikoterapi berupa ventilasi (memberikan kesempatan kepada pasien untuk menceritakan masalahnya) dan konseling (meyakinkan pasien dapat mengatasi masalahnya). Penting juga dilakukan sosioterai yang melibatkan peran keluarga pasien agar dapat memahami keadaan pasien sekarang ini dan mampu mengerti kebutuhan pasien serta terus dapat menjaga hubungan dengan pasien.
X. DIAGNOSA BANDING Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi (F41.2)
2. Psikoterapi : Ventilasi : Memberikan kesempatan kepada pasien untuk menceritakan masalahnya dan meyakinkan pasien dapat mengatasi masalahnya. Konseling : Memotivasi pasien agar selalu berpikir positif agar pasien memahami kondisi dirinya dan memahami cara menghadapinya, serta memotivasi pasien agar tetap minum obat secara teratur.
18
3. Sosioterapi Memberikan pengertian kepada keluarga pasien agar dapat memahami keadaan pasien sekarang ini dan mampu mengerti kebutuhan pasien serta terus dapat menjaga hubungan dengan pasien.
XII. FOLLOW UP Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakitnya serta efektivitas terapi dan efek samping dari obat.