Anda di halaman 1dari 24

1

IDENTIFIKASI KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

No.CM : 01.43.11.37
Nama : Ny. D
Usia : 32 tahun
Alamat : Leles
Agama : Islam
Pendidikan : Aliyah
Pekerjaan : IRT
Masuk RS : 4 September 2011 (pukul 12.16)
Ruangan : VK
Keluar RS : 8 September 2011

Nama Suami : Tn. M
Usia Suami : 38 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta

II. ANAMNESA
A. Keluhan utama :
Nyeri perut kanan bawah

B. Anamnesa Khusus
Ibu P2A0 mengeluhkan nyeri perut kanan bawah sejak 1 hari SMRS. Nyeri
perut dirasakan seperti ditusuk-tusuk dan terus-menerus. Keluhan nyeri perut
disertai dengan mual muntah dan panas badan. Keluhan keluar darah dari jalan lahir
disangkal. BAB masih dalam batas normal. Keluhan sulit BAK diakui ibu. Riwayat
nyeri saat menstruasi diakui ibu. Nyeri saat berhubungan suami istri disangkal ibu.
2


C. Riwayat Obstetri
I. Rumah, Paraji, spontan, 8 bulan, 4200 gr, , 8 tahun, hidup
II. Rumah, Paraji, spontan, 8 bulan, 3700 gr, , 5 tahun, hidup

D. Riwayat perkawinan
Status : menikah, pertama kali
Usia saat menikah : 20 tahun
Usia suami saat menikah : 25 tahun

E. Haid
H.P.H.T : 6 Agustus 2011
Siklus haid : Teratur
Lama haid : 10 hari
Banyaknya : banyak
Nyeri : +
Menarche usia : 15 tahun

F. Riwayat Kontrasepsi
Pil
Akseptor KB sejak tahun 2007
Alasan berhenti karena tidak cocok

G. Riwayat penyakit dahulu
Hipertensi

III. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Baik
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 101 x/menit
Respirasi : 24 x/menit
3

Suhu : 37,8 C
Konjungtiva : Tidak anemis
Sklera : Tidak ikterik
Tiroid : tidak ada kelainan
KGB : tidak ada kelainan
Cor : BJ I-II murni Reguler, gallop (-) , murmur (-)
Pulmo : VBS ki/ka, Rh -/-, Wh -/-
Abdomen : Datar lembut, nyeri tekan +, nyeri lepas +, DM -, PS/PP
-/-
Hepar : Dalam batas normal
Lien : Dalam batas normal
Ekstremitas : Edeme -/-, Varises -/-
Status lokalis : Obturator sign +, Psoas sign +, Rovsing sign +

IV. STATUS GINEKOLOGIK
Pemeriksaan luar
Inspeksi : Abdomen datar lembut
Palpasi : Fundus uteri tidak teraba
Inspekulo : Tidak dilakukan
Pemeriksaan forniks : Tidak dilakukan
Pemeriksaan Dalam : Tidak dilakukan

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
4 September 2011
Pukul 12.16
HEMATOLOGI
Hasil Flag Unit Nilai Normal
Masa Perdarahan/ BT 2 menit 1-3
Masa Pembekuan/ CT 8 menit 5-11

Darah Rutin
4

Hasil Flag Unit Nilai Normal
Hemaglobin 14.1 g/dl 12,0-16,0
Hematokrit 41 % 35-47
Leukosit 13.400 /mm 3.800-10.500
Trombosit 241.000 /mm 150rb-440rb
Eritrosit 5.00 juta/mm 3.6-5.8

KIMIA KLINIK
Hasil Flag Unit Nilai Normal
AST/SGOT 41 U/L s/d 21
ALT/SGPT 13 U/L s/d 31
Ureum 16 mg/dL 15-50
Kreatinin 0.80 mg/dL 0.5-0.9
Glukosa Darah
Sewaktu
103 mg/dL <140

URINE
Urin Rutin
Kimia Urine
Hasil Flag Unit Nilai Normal
Berat Jenis Urine 1.010 1.002-1.030
pH Urine 6.0 4.6-7.5
Nitrit Urine Negatif Negatif
Protein Urine Negatif mg/dL Negatif
Glukosa Urine Negatif mg/dL Negatif
Keton Urine Negatif mg/dL Negatif
Urobilinogen
Urine
NORMAL mg/dL 0.2-1.0
Bilirubin Urine Negatif Negatif


5

Mikroskopis Urine
Eritrosit 2-3 /lpb < 1
Lekosit 10-20 /lpb < 6
Sel Epitel 2-5 /lpk
Bakteri Negatif /lpk Negatif
Kristal Negatif /lpk Negatif
Silinder Negatif /lpk Negatif

DIAGNOSIS BAGIAN BEDAH :
Observasi nyeri perut kanan bawah e.c suspek appendicitis akut
DD: - Adneksitis Dextra

RENCANA PENGELOLAAN
Dari Bagian Bedah :
Infus, cross match, sedia darah
Rencana laparatomi eksplorasi atas indikasi suspek appendicitis akut
Informed consent
Konsul anestesiologi
Infus RL : 6 jam pertama 70 gtt, 18 jam kedua 50 gtt/menit
Ceftriakson 1x2 gr iv
Ranitidin 2x1 amp
Observasi kesadaran umum, tanda vital
Konsul bagian obgyn

JAWABAN KONSUL DARI BAGIAN OBGYN
Hasil USG Tanggal 5 Agustus 2011 (10:53 WIB) operator dr. Rizki Safaat, Sp.OG
USG :
o Uterus berukuran 6,37 x 4,37 cm
o Tampak gambaran hiperekoik dengan diameter 3,69 x 4,6 cm, tampak
cairan retro uteri
o Tampak balon kateter
6

o Kesan : kista ovari fungsional (kelainan di bidang bedah belum dapat
disingkirkan)
o Diagnosis : observasi nyeri perut kanan bawah e.c suspek appendicitis
akut + kista ovarium fungsional

DIAGNOSA KLINIS ( Assesment )
Observasi nyeri perut kanan bawah e.c suspek appendicitis akut + kista ovarium fungsional


RENCANA PENGELOLAAN
Dari Bagian Obgyn :
- Test kehamilan : Hasil negatif
- Apabila terdapat kelainan di bagian obgyn selama durante operasi, dilakukan
operasi bersama

LAPORAN OPERASI BAGIAN BEDAH
TANGGAL 5 SEPTEMBER 2011
Pukul 16.00 WIB s/d 17.15 WIB
Jenis Operasi : Laparatomi eksplorasi
Durante Operasi (DO) :
1. Ditemukan kista di ovarium kanan ukuran, 8 cm yang sudah pecah dengan perdarahan
yang mengisi cavum Douglas 150 cc dan stoelsel 100 cc
2. Operasi dilanjutkan oleh bidang obgyn

LAPORAN OPERASI BAGIAN OBGYN
TANGGAL 5 SEPTEMBER 2011
Pukul 17.15 WIB s/d 18.30 WIB
Jenis Operasi : Kistektomi
DO :
- Pasien dikonsulkan teman sejawat bedah intraop
7

- Pada eksplorasi selanjutnya, tampak massa putih kecoklatan ukuran 8 x 6 x 4 cm dengan
permukaan rata, tampak robekkan compang-camping 3 x 0,5 cm yang aktif
mengeluarkan cairan kecoklatan bercampur darah
- Massa berasal dari ovarium kanan, uterus dan adneksa kiri dalam batas normal.
Kesan : ruptur kista coklat ovarium kanan
- Diputuskan dilakukan kistektomi
- Jaringan sehat diidentifikasi dan dilakukan evakuasi kantung kista
- Dilakukan penjahitan dan perawatan perdarahan
- Rongga abdomen dibersihkan dari sisa darah dan bekuan darah
- Luka operasi dijahit lapis demi lapis
- Fascia dijahit
- Kulit dijahit subkutikuler
- Perdarahan 500 cc
- Diuresis 100 cc/jam

Diagnosis : Post kistektomi atas indikasi ruptur kista coklat kanan

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
6 September 2011
Pukul 19.35 WIB

HEMATOLOGI
Darah Rutin
Hasil Flag Unit Nilai Normal
Hemoglobin 13.5 g/dL 12.0-16.0
Hematokrit 39 % 35-47
Lekosit 19.500 /mm3 3.800-10.600
Trombosit 210.000 /mm3 150.000-440.000
Eritrosit 4.57 juta/mm3 3.6-5.8


8

FOLLOW UP :
Tanggal 6 September 2011 POD I (06.00 WIB)
T = 130/80 mmHg
N = 84 x / menit
R = 24 x / menit
S = 36,5 C
Keluhan : tidak ada
Keadaan umum : CM
Konjungtiva anemis : (-/-)
Sklera ikterik : (-/-)
Abdomen : datar lembut
Luka operasi : tertutup verban
NT : ( - ) DM ( - )
Pekak Pindah (PP) : ( - ) , Pekak Samping (PS) : (-), BU (+)
BAK/ BAB : (+/-) diuresis : 400 cc/8 jam
D/ Post kistektomi atas indikasi ruptur kista coklat kanan

Rencana pengelolaan :
Mobilisasi dini
Aff catheter
Test feeding, bila bising usus +, boleh minum 1 sendok/jam
Cefotaxime 2x1 gr iv
Metronidazole 3x500 mg iv
Kaltrofen sup 2 x 1
Observasi kesadaran umum, tanda vital

FOLLOW UP :
Tanggal 7 September 2011 POD II (06.00 WIB)
T = 110/80 mmHg
N = 80 x / menit
R = 20 x / menit
9

S = 36,3 C
Keluhan : tidak ada
Keadaan umum : CM
Konjungtiva anemis : (-/-)
Sklera ikterik : (-/-)
Abdomen : datar lembut
Luka operasi : kering terawat
NT : ( + ) DM ( - )
PP : ( - ) PS ( - )
BAK/ BAB : (+/-)
D/ post kistektomi atas indikasi Ruptur kista coklat kanan

Rencana pegelolaan :
Mobilisasi dini
Aff infus
Cefadroxil 2x500 mg per oral
Asam mefenamat 3x500 mg per oral
Metronidazole 3x500 mg per oral
GV ( ganti verban)
Observasi kesadaran umum, tanda vital, perdarahan

Tanggal 8 September 2011 POD III (06.00)
T = 100/70 mmHg
N = 78 x / menit
R = 20 x / menit
S = 36,5 C
Keluhan : mual dan pusing
Keadaan umum : CM
Konjungtiva anemis : (-/-)
Sklera ikterik : (-/-)
Abdomen : datar lembut
10

Luka operasi : kering terawat
NT : ( + ) DM ( - )
PP : ( - ) PS ( - )
BAK/ BAB : (+/+)
D/ Post kistektomi atas indikasi rupture kista coklat kanan

Rencana pegelolaan :
Cefadroxil 2x500 mg per oral
Asam mefenamat 3x500 mg per oral
Metronidazol 3 x 500 mg per oral
Boleh pulang

V. PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam



PEMBAHASAN KASUS

1. Apakah diagnosis pada kasus ini sudah benar ?

Kista Ovarium

Kista ovarium adalah kantung berisi cairan kecil yang berkembang pada ovarium seorang
wanita. Kebanyakan kista tidak berbahaya, tetapi beberapa dapat menyebabkan masalah seperti
pecah, perdarahan, atau sakit.

Kista ovarium mempengaruhi perempuan dari segala usia. Sebagian besar kista ovarium
dianggap fungsional (atau fisiologis). Ini berarti mereka terjadi normal dan bukan merupakan
bagian dari proses penyakit. Sebagian besar kista ovarium jinak, yang berarti mereka tidak
kanker, dan banyak menghilang sendiri dalam hitungan minggu tanpa pengobatan. Sementara
kista dapat ditemukan pada kanker ovarium , kista ovarium biasanya merupakan kondisi (jinak)
tidak berbahaya atau proses normal. Kista ovarium terjadi paling sering selama tahun wanita
melahirkan anak.

11

Dalam USG gambar, kista ovarium menyerupai gelembung. Kista hanya berisi cairan dan
dikelilingi oleh dinding yang sangat tipis. Jenis kista juga disebut kista fungsional atau kista
sederhana. Jika folikel gagal untuk pecah dan melepaskan telur, cairan tetap dan dapat
membentuk kista di ovarium. Kista kecil (lebih kecil dari satu setengah inci) dapat hadir dalam
ovarium yang normal saat folikel sedang terbentuk.


Klasifikasi Kista Ovarium
Jenis yang paling umum dari kista ovarium fungsional adalah sebagai berikut:

Follicular kista: Folikel sebagai penyimpan sel telur akan mengeluarkan sel telur pada
saat ovulasi bilamana ada rangsangan LH (Luteinizing Hormon). Pengeluaran hormon
diatur oleh kelenjar hipofisis di otak. Bilamana semuanya berjalan lancar sel telur akan
dilepaskan dan mulai perjalanannya ke saluran telur untuk dibuahi. Kista folikuler
terbentuk jika lonjakkan LH tidak terjadi dan reaksi rantai ovulasi tidak dimulai, sehingga
folikel tidak pecah atau melepaskan sel telur dan bahkan folikel tumbuh terus hingga
menjadi sebuah kista. Kista folikuler biasanya tidak berbahaya, jarang menimbulkan
nyeri dan sering hilang dengan sendirinya antara 2-3 siklus menstruasi.
Kista Corpus luteum: Jenis kista ovarium fungsional terjadi setelah telur telah
dilepaskan dari folikel. Setelah ini terjadi, folikel menjadi apa yang dikenal sebagai
korpus luteum. Jika kehamilan tidak terjadi, korpus luteum biasanya rusak dan hilang.
Namun, isi dengan cairan atau darah dan bertahan pada ovarium. Biasanya, kista ini
ditemukan hanya pada satu sisi dan tidak menghasilkan gejala.
Kista Dengue: ini jenis kista fungsional terjadi ketika perdarahan terjadi di dalam kista.
Gejala seperti sakit perut pada satu sisi tubuh mungkin hadir dengan jenis kista.
Kista dermoid: Ini adalah jenis tumor jinak kadang-kadang disebut sebagai dewasa
teratoma kistik. Ini adalah kista abnormal yang biasanya mempengaruhi wanita muda dan
dapat tumbuh sampai 6 inci diameter. Sebuah kista dermoid dapat berisi jenis lain
pertumbuhan jaringan tubuh seperti lemak dan kadang-kadang tulang, rambut, dan tulang
rawan.
o Gambar ultrasound dari jenis kista dapat bervariasi karena spektrum isi, tapi CT
scan dan Magnetic Resonance Imaging (MRI) dapat menunjukkan adanya
kalsifikasi dan padat lemak.
12

o Kista ini dapat menjadi meradang. Mereka juga bisa berputar (kondisi yang
dikenal sebagai torsi ovarium), mengorbankan suplai darah dan menyebabkan
sakit perut yang parah.
Kista Coklat atau Endometrioma atau kista endometrioid: Bagian dari kondisi yang
dikenal sebagai endometriosis , kista jenis ini terbentuk ketika jaringan endometrium
(jaringan lapisan rahim) hadir pada ovarium. Ini mempengaruhi perempuan selama
tahun-tahun reproduksi dan dapat menyebabkan nyeri panggul kronis yang berhubungan
dengan menstruasi.
o Endometriosis adalah adanya kelenjar endometrium dan jaringan di luar rahim.
o Wanita dengan endometriosis mungkin mengalami masalah dengan kesuburan .
o Endometrioid kista, seringkali diisi dengan gelap, darah coklat kemerahan,
mungkin berbagai ukuran 0,75-8 inci.
Polikistik ovarium: Ovarium berisi banyak kista yang terbentuk dari bangunan kista
folikel yang menyebabkan ovarium menebal. Ini berhubungan dengan penyakit sindrom
polikistik ovarium yang disebabkan oleh gangguan hormonal. Terutama hormon
androgen yang berlebihan. Kista ini membuat ovarium membesar dan menciptakan
lapisan luar yang tebal yang dapat menghalangi terjadinya ovulasi, sehingga
menimbulkan masalah fertilitas. USG digunakan untuk melihat ovarium dalam
mendiagnosa kondisi ini.
o Ovarium polikistik-muncul berbeda dari sindrom ovarium polikistik (PCOS),
yang termasuk gejala lainnya dan kelainan fisiologis di samping adanya kista
ovarium. sindrom ovarium polikistik melibatkan dan kardiovaskular risiko
metabolik terkait dengan resistensi insulin. Ini termasuk resiko peningkatan
toleransi glukosa, diabetes tipe 2, dan tekanan darah tinggi .
sindrom ovarium polikistik dikaitkan dengan ketidaksuburan, perdarahan
abnormal, peningkatan insiden keguguran, dan komplikasi yang
berhubungan dengan kehamilan.
sindrom ovarium polikistik sangat umum dan diperkirakan terjadi pada
4% -7% dari wanita usia reproduksi dan berhubungan dengan peningkatan
risiko kanker endometrium .
13

Tes selain USG saja yang diperlukan untuk mendiagnosa sindrom ovarium
polikistik.
Cystadenoma: Cystadenoma adalah jenis tumor jinak yang berkembang dari jaringan
ovarium. Mereka mungkin diisi dengan jenis cairan bahan-lendir. Cystadenomas dapat
menjadi sangat besar dan dapat mengukur 12 inci atau lebih dengan diameter.

Manifestasi Klinis
Kebanyakan kista ovari adalah kecil dan tidak menunjukkan gejala. Sampai ukuran
tertentu bisa menyebabkan kista torsi (terpuntir), perdarahan ataupun pecah. Ketiga gejala ini
akan menimbulkan gejala nyeri perut yang hebat (Acute Abdomen). Gejala lain yang bias muncul
adalah merasa tekanan pada perut bawah atau pelvis. Nyeri pada kista ovari ini terasa tajam,
kadang-kadang (intermittent) dan pada onset tiba-tiba.
Nyeri ini bisa disebabkan oleh:
Pembesaran kista yang cepat menyebabkan tekanan pada ovari. Tekanan ini
menyebabkan nyeri.
Kista ruptur. Kista yang besar ini biasanya disertai dengan nyeri yang sederhana,
tajam dan terus berterusan dan makin meningkat dengan pembesaran kista.
Kista yang terputar dengan pembuluh darahnya. Kista yang terputar ini bisa
menjadi sangat nyeri kerana suplai darah ke ovari berkurang.
Manifestasi lain termasuk;
Distensi abdominal
Nyeri dull pada bagian bawah belakang dan paha
Nyeri saat senggama
Nyeri pelvis saat berjalan
Menstruasi yang tidak regular dan nyeri (perpanjangan, memendek atau tidak
ada menstruasi)
Penambahan berat badan
Nausea
Payudara terasa sakit (tenderness)
Masalah untuk membuang air kemih dengan komplit
14

Pasien yang mempunyai keluhan seperti di bawah harus mendapatkan rawatan
segera yaitu pembedahan (emergensi) karena ia menandakan kemungkinan besar gawat
darurat:
Nyeri perut yang teramat
Demam
Muntah-muntah
Pernapasan yang cepat
Kelelahan
Kulit yang dingin

Komplikasi dari kista ovarium :
- Torsi
Komplikasi ini paling sering terjadi terutama pada tumor dengan ukuran sedang.
Faktor yang menyebabkan torsi : Faktor dari tumor dan gerakan peristaltik dari
usus. Putaran searah jarum jam sehingga menyebabkan gangguan peredaran darah
oleh torsi yang mengakibatkan penyumbatan, kista warnanya menjadi biru
sehingga kehitaman. Akibat torsi yang berlebihan, kista dapat pula terlepas sama
sekali. Hal ini disertai rasa nyeri yang hebat dan terus-menerus. Bila torsi terjadi
pada ovarium kanan gejala-gejala dapat menyerupai appendisitis akut, nyeri perut
kanan bawah, muntah-muntah, tanda-tanda akut abdomen, nadi cepat, dan suhu
badan naik. Hal ini ditunjang dengan ditemukan leukositosis. Jika tidak dilakukan
tindakan operasi, dapat terjadi infeksi sekunder dari peritoneum disertai
perlengketan dengan sekitarnya, supurasi atau peritonitis.

- Ruptur dari kista
Hal ini dapat terjadi secara spontan atau oleh karena trauma, disertai gejala sakit,
muntah-muntah, tanda akut abdomen dan bisa terjadi syok. Ruptur dari kista yang
kecil kadang-kadang tidak bergejala. Namun, bila pecahnya isi kista, seperti
penyebaran isi kista dalam ruang abdomen dapat memberikan bahaya. Apabila hal
ini terjadi akan terlihat perubahan pada appendiks yang disebut mucocele, dimana
15

appendiks tampak membesar, ditutup zat-zat gelatinus yang kemudian dapat
melekat ke organ sekitar.

- Supurasi dari kista
Terjadi setelah torsi dari kista.

- Perubahan keganasan
Dari suatu tumor kistik benigna dapat teradi keganasan akibat perubahan
histologis.

Diagnosis Banding
Ada beberapa diagnosis banding kista ovari terutama ruptur kista. Antaranya:
1. Appendisitis: Adalah inflamasi akut pada appendicitis vermiformis. Penyebabnya adalah
dari fekalis/massa keras dari feses, tumor, hiperplasi folikel limfoid dan benda asing.
Tanda dan gejalanya adalah nyeri kuadran kanan bawah, demam ringan, mual muntah,
anoreksia, malaise, nyeri tekan local pada titik mc burney dan spasme otot. Diagnosis
ditegakkan dari sel darah putih yang meningkat, tanda rovsing, obturator dan psoas
positif.
2. Kehamilan Ektopik Terganggu (KET): Kehamilan yang hasil konsepsi berimplantasi di
luar kavum uteri dan berakhir dengan abortus/rupture tuba. Faktor resiko seperti
endometriosis, PID, multiple sexual partner dan riwayat infeksi. Trias gejala KET adalah
spotting, nyeri perut yang hebat dan amenorrhea.
3. Pelvic Inflammatory Disease (PID): Suatu peradangan pada tuba fallopii. Terutama
terjadi pada wanita yang sexual aktif. Infeksi bias menyebar ke perut hingga
menyebabkan peritonitis. Penyebab disebakan infeksi bakteri yang masuk lewat vagina.
Gejala pada PID adalah nyeri perut pada bagian bawah disertai mual-muntah. Gejala lain
antaranya demam, spotting, perdarahan saat berhubungan dan nyeri ketika berkemih.
4. Torsio ovarium adalah putaran tangkai yang dapat terjadi pada kista yang berukuran
diameter 5 cm. Putaran tangkai menyebabkan gangguan sirkulasi darah, tetapi jarang
bersifat total.
16

5. Abses tuboovarium adalah radang bernanah yang terjadi pada tuba ovarium atau tuba
fallopi pada satu sisi atau kedua sisi adneksa yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Paling
sering adalah bakteri gonococcus. Infeksi dapat terjadi akibat seksual aktif. Gejala-
gejalanya adalah demam tinggi disertai menggigil, nyeri kiri dan kanan di perut bagian
bawah, mual muntah, tenesmus ani. Dari pemeriksaan dalam ditemukan nyeri goyang
porsio dan nyeri kiri dan kanan uterus.
6. Divertikulum uretra dan Meckel merupakan penyakit kongenital akibat kegagalan atau
ketidaksempurnaan obliterasi duktus vetelinus atau duktus omphalomesenterikus.

Metode Diagnosis
Karena kista ovari tidak menimbulkan gejala yang jelas, biasanya terdeteksi saat
melakukan pemeriksaan rutin ginekologi atau sudah mencapai ukuran tertentu hingga
menimbulkan gejala.


Anamnesis :
Timbul benjolan di perut dalam waktu yang relatif lama.
Kadang-kadang disertai gangguan haid, gangguan buang air kecil atau buang air besar
Nyeri perut bila terinfeksi, terpuntir, pecah.
Untuk kasus endometrioma kecurigaan harus ditegakkan bilamana adanya gejala
dismenorea, dispareuni, nyeri panggul serta infertilitas.

Pemeriksaan Fisik :
Ditemukan tumor di rongga perut bagian bawah, di samping uterus dengan ukuran >5cm.
Pada pemeriksaan dalam letak tumor di sebelah kiri atau kanan uterus atau mengisi kavum
Douglas.
Konsistensi seringnya kistik dan mobil

Pemeriksaan penunjang :
Leukosit dan laju endap darah
Tes kehamilan - pada preparat darah atau urin untuk memastikan tidak ada
kehamilan. Kadar hormone ( seperti LH, FSH, estradiol dan
17

testosterone) juga dinilai Bila terdapat kenaikan atau
penurunan.
Ultrasonografi (USG) - dilakukan secara abdominal atau transvaginal. Dengan USG,
dokter dapat melihat bentuk, ukuran dan lokasi kista dan adakah ia
terisi air, solid atau campuran.
Tes CA-125 - adalah tes darah untuk memastikan jika kista jinak atau ganas
dengan mengukur protein yang dinamakan CA-125. Level normal
CA-125 adalah kurang dari 35. Jumlah protein ini bisa meningkat
pada wanita yang mempunyai kanker ovarium. Namun, tes ini
tidak selalu akurat untuk menentukan Bila wanita tersebut
mempunyai kanker ovarium. Ini karena setengah kanker ovarium
tidak menghasilkan jumlah CA-125 yang banyak. Dan juga ada
penyakit bukan kanker seperti endometriosis dan fibroid uterus
yang menghasilkan banyak CA-125. Tes ini hanya
direkomendasikan pada wanita yang berumur 35 tahun ke atas
memiliki resiko tinggi terjadinya kanker dan mempunyai yang
separuh solid. Karena tes ini tidak selalu akurat, ia tidak sebagai
tes skrinning buat kanker ovari.
Laparoskopi : disebut juga peritoneoskopi atau selioskopi, adalah visualisasi kavum
peritoneum secara endoskopi melalui dinding perut depan, setelah dibuat
pneumoperitoneum. Dengan ditemukannya teknik ini, dalam keadaan tertentu laparotomi
dapat dikurangi.



Analisis

Pada kasus ini pasien didiagnosis sebagai observasi nyeri perut kanan bawah e.c suspek
appendicitis akut dengan kista ovarium fungsional. Pasien telah didiagnosis dengan observasi
nyeri perut kanan bawah e.c suspek appendicitis akut dari bagian bedah karena dari anamnesis,
ibu datang dengan keluhan utama nyeri perut kanan bawah sejak 1 hari SMRS. Nyeri perut
dirasakan seperti ditusuk-tusuk dan terus-menerus. Keluhan nyeri perut disertai dengan mual
muntah dan panas badan. Keluhan keluar darah dari jalan lahir disangkal. BAB masih dalam
18

batas normal. Keluhan sulit BAK diakui ibu. Riwayat nyeri saat menstruasi diakui ibu. Pada
pemeriksaan fisik juga didapatkan status lokalis berupa obturator sign +, psoas sign +, rovsing
sign +.
Pasien ini juga didiagnosis dengan kista ovarium fungsional dari hasil USG yang telah
dilakukan di bagian obgyn atas permintaan dari bagian bedah. Ternyata setelah dilakukan operasi
pasien didiagnosis rupture kista coklat kanan


2. Apakah penyebab pasien kasus ini ?

Sampai sekarang ini penyebab dari kista ovarium belum sepenuhnya dimengerti, tetapi
beberapa teori menyebutkan adanya gangguan dalam pembentukkan estrogen dan dalam
mekanisme umpan balik ovarium-hipotalamus. Beberapa dari literatur menyebutkan bahwa
penyebab terbentuknya kista pada ovarium adalah gagalnya sel telur (folikel) untuk berovulasi.
Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormon dan kegagalan pembentukkan
salah satu hormon tersebut bias mempengaruhi fungsi ovarium. Ovarium tidak akan berfungsi
secara normal jika tubuh wanita tidak menghasilkan hormone hipofisa dalam jumlah yang tepat.
Fungsi ovarium yang abnormal kadang menyebabkan penimbunan folikel yang berbentuk secara
tidak sempurna di dalam ovarium. Folikel tersebut gagal mengalami pematangan dan gagal
melepaskan sel telur, karena itu terbentuk kista di dalam ovarium.

Faktor yang menyebabkan gejala kista meliputi :
1. Gaya hidup tidak sehat, diantaranya :
a. Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat
b. Zat tambahan pada makanan
c. Kurang olahraga
d. Merokok dan konsumsi alcohol
e. Terpapar dengan polusi dan agen infeksius
f. Sering stress


19

2. Faktor genetik
Dalam tubuh kita terdapat gen-gen yang berpotensi memicu kanker, yaitu yang disebut
protoonkogen, karena suatu sebab tertentu, misalnya karena makanan yang bersifat
karsinogen, polusi atau terpapar zat kimia tertentu atau karena radiasi, protoonkogen ini
dapat berubah menjadi onkogen, yaitu gen pemicu kanker.
3. Meningkatnya usia
4. White race
5. Infertilitas
6. Nullipara

Analisis

Pada kasus ini penyebab timbulnya kista ovari mungkin disebabkan karena gaya hidup
yang tidak sehat, meningkatnya usia dan juga faktor genetik.
Penyebab ruptur kista coklat kanan mungkin bisa terjadi secara spontan bisa juga
disebabkan karena trauma. Jadi sebaiknya pasien ini diusulkan untuk pemeriksaan USG.


3. Apakah prosedur penanganan pasien pada kasus ini sudah benar ?


Penatalaksanaan
Kebanyakkan pasien dengan kista ovarium simple berdasarkan hasil pemeriksaan USG tidak
dibutuhkan pengobatan.

Pendekatan
Jika wanita usia reproduksi yang masih ingin hamil, berovulasi teratur dan tanpa gejala dan hasil
USG menunjukkan kista berisi cairan, dokter tidak memberikan pengobatan apapun dan
menyarankan untuk pemeriksaan USG ulangan secara periodic untuk melihat apakah ukuran
kista membesar. Pendekatan ini juga menjadi pilihan bagi wanita pascamenopouse jika kista
berisi cairan dan diameternya kurang dari 5 cm.

20

Pil Kontrasepsi
Jika terdapat kista fungsional, pil kontrasepsi yang digunakan untuk mengecilkan ukuran kista.
Pemakaian pil kontrasepsi juga mengurangi peluang pertumbuhan kista.

Pembedahan
Jika kista tidak menghilang setelah beberapa episode menstruasi, semakin besar, lakukan
pemeriksaan ultrasound, nyeri, pada masa post menopause, dokter harus segera mengangkatnya.
Ada 2 tindakan bedah yang utama, yaitu Laparaskopi dan Laparatomy.

Prehospital Care:

- Amankan ABC dan evaluasi tanda tanda syok hemorhagik
- Buat akses intravena, beri oksigen, dan monitor semua pasien tidak stabil

Emergency Department Care:

- ABC tetap kepentingan utama. Monitor dan resusitasi pasien dengan tanda syok
- Cek lab dan langkah untuk membantu diagnosis dan konsulkan ke spesialis bila
memungkinkan

Consultations:

- konsul ke dokter bedah di UGD untuk saat presentasi klinis indikasi proses intraperitoneal
yang bukan obstetrik atau ginekologis
- konsul spesialis obstetri/ginekologi saat menyangkut ovarium, uterus, atau hamil.

Pengobatan:
Tujuan pengobatan untuk mengurangi morbiditas dan mencegah komplikasi.
3
1. Analgesik
Untuk meredakan sakit dari moderat ke parah.
Agen: morphine sulfate (0.1 mg/kg IV/IM/SC), oxycodone (5 mg PO q6h prn)
2. NSAID
Untuk meredakan sakit ringan ke moderat
Agen: ibuprofen (200-400 mg PO), ketorolac (30-60 mg IM, diikuti 15-30 mg PO)
21

3. Terapi surgikal
Semua pasien dengan massa adnexa >10cm membutuhkan eksplorasi surgical, karena
kista fungsional jarang melebihi 7-8cm. Wanita usia reproduktif dengan massa adnexa
<10cm diobservasi 1-2bulan, dengan harapan resolusi dari kista fungsional. Jika
membesar, evaluasi operasi.
4
Wanita post-menopause massa adnexa >5cm membutuhkan pendekatan operasi karena
risiko keganasan. USG membantu membedakan jinak dan ganas dapat membantu
indikasi operasi.
Kistektomi : bila masih ada jaringan ovarium yang sehat
Ovarektomi / Salfingovorektomi unilateral : bila sudah tidak ada jaringan ovarium yang
sehat.
Histerektomi totalis dan salfingovorektomi bilateral : pada tumor di usia 50 tahun atau
sudah menaupose. Pada usia muda uterus dapat ditinggalkan dengan rencana subtitusi
hormon.

Laparotomi Ekspolorasi

Merupakan tindakan operasi pada daerah abdomen yang dapat dilakukan pada bedah digestif dan
kandungan.

Adapun tindakan bedah digestif yang sering dilakukan dengan teknik sayatan arah
laparotomi yaitu Herniotomi, Gasterektomi, Kolesistoduodenostomi, Hepateroktomi,
Splenorafi/Splenotomi, apendektomi, kolostomi, hemoroidektomi, dan fistulotomi atau
fistulektomi.

Tindakan bedah kandungan yang sering dilakukan dengan teknik sayatan arah laparotomi
adalah berbagai jenis operasi uterus, operasi pada tuba fallopi dan operasi ovarium. Selain
tindakan bedah dengan teknik sayatan laparotomy pada bedah digestif dan kandungan, teknik ini
juga sering dilakukan pada pembedahan organ lain, menurut Spencer antara lain ginjal dan
kandung kemih. Ada 4 cara yaitu :
1. Midline incision
2. Paramedian, yaitu : panjang (12,5 cm) sedikit ke tepi dari garis tengah
22

3. Transverse upper abdomen incision, yaitu : sisi di bagian atas, misalnya pembedahan
colesistotomy dan splenektomy.
4. Transverse lower abdomen incision, yaitu : 4 cm di atas anterior spinal iliaka, insisi
melintang di bagian bawah misalnya pada operasi appendectomy

Indikasi Laparatomi
- Trauma abdomen (tumpul/tajam) / Ruptur hepar
- Peritonitis
- Perdarahan saluran pencernaan (Internal Blooding)
- Sumbatan pada usus halus dan usus besar
- Massa pada abdomen

Komplikasi
- Ventilasi paru tidak adekuat
- Gangguan kardiovaskuler : hipertensi, aritmia jantung
- Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
- Gangguan rasa nyaman dan kecelakaan

Post Laparatomi
Perawatan post laparatomi adalah bentuk pelayanan perawatan yang diberikan kepada pasien-
pasien yang telah menjalani operasi pembedahan perut.

Tujuan Perawatan Post Laparatomi
- Mengurangi komplikasi akibat pembedahan
- Mempercepat penyembuhan
- Mengembalikan fungsi pasien semaksimal mungkin seperti sebelum operasi
- Mempertahankan konsep diri pasien
- Mempersiapkan pasien pulang



23

Komplikasi Post Laparatomi
- Tromboplebitis
Post operasi biasanya timbul 7-14 hari setelah operasi. Bahaya besar tromboplebitis
timbul bila darah tersebut lepas lepas dari dinding pembuluh darah vena dan ikut aliran
darah sebagai emboli ke paru-paru, hati dan otak. Pencegahannya dengan latihan kaki
post operasi, ambulatif dini, dan kaos kaki TED yang dipakai klien sebelum mencoba
ambulatif.
- Infeksi
Sering muncul pada 36-46 jam setelah operasi. Organisme yang sering menimbulkan
infeksi adalah stapilokokus aureus, organisme gram positif. Stapilokokus mengakibatkan
pernanahan. Untuk menghindari infeksi luka yang paling penting adalah perawatan luka
dengan mempertahankan aseptik dan antiseptic.
- Dehisensi luka atau eviserasi
Merupakan terbukanya tepi-tepi luka. Eviserasi luka adalah keluarnya organ-organ dalam
melalui insisi. Faktor penyebab adalah infeksi luka, kesalahan menutup waktu
pembedahan, ketegangan yang berat pada dinding abdomen sebagai akibat dari batuk dan
muntah.
- Proses penyembuhan luka


Analisis

4. Bagaimana Prognosis pasien pada kasus ini ?

Prognosis pada kista ovari adalah baik. Namun semua kista bisa terjadi kembali pada
jaringan ovari residua atau pada ovari kontralateral. Angka mortalitas yang berhubungan
dengan kanker ovari berhubungan dengan tingkat pertama kali diagnosis ditegakkan. Total
angka 5 tahun survival rates pada kista ovari dan kanker ovari adalah sebanyak 41.6 %.
Analisis

a. Untuk ad vitam prognosanya adalah ad bonam dikarenakan :
24

o Os pada saat pulang dalam keadaan compos mentis
o Os tidak ada keluhan komplikasi pasca operasi seperti syok, perdarahan dan
gangguan saluran kemih
b. Untuk ad functionam prognosanya adalah ad bonam :
o Fungsi reproduksi, fungsi menstruasi dan fungsi seksual masih berlangsung
dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai